4100 7406 1 SM PDF

You might also like

You are on page 1of 26

Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi...

Jumingan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTENSITAS PERENCANAAN


STRATEGIK DAN KINERJA FINANSIAL PADA BANK PERKREDITAN
RAKYAT DI JAWA TENGAH

JUMINGAN
STIE Atma Bhakti Surakarta

ABSTRACT

This study aimed to examine the effect of managerial factors, the environment of
the intensity of strategic planning; examine the influence of organizational factors on
the intensity of strategic planning; mnguji influence of organizational factors on the
financial performance; examine the effect of the intensity of strategic planning to
financial performance. To test this research used structural equation model (SEM)
whereas the use of the most fundamental measure of the overall fit is Likelhood ratio
chi-square (x2) using seven steps in this modeling. The population in this study is
the manager BPR Central Java, sample taken 182 respondents. Results of this study
show: first that the intensity level of strategic planning is not determined by the
skills, confidence and experience in developing strategic planning manager. Both
the intensity of strategic planning is also affected by organizational factors BPR
which include size, structural and centralization, meaning that the larger the size
businesses BPR with structural complexity are higher and the degree of
centralization of authority given to the manager, the lower the intensity did the
manager in preparing the strategic planning. Third the larger size BPR business with
higher structural complexity and the degree of centralization of authority given to
the manager, it will obtain the level of the higher financial performance shown by
the profits, the level of ROE and petumbuhan deposits.

Keywords: Managerial Factors, Environment. Organizational, intensity of Strategic


Planning, Financial Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor manajerial, lingkungan


terhadap intensitas perencanaan strategik; menguji pengaruh faktor organisasional
terhadap intensitas perencanaan strategik; mnguji pengaruh faktor organisasional
terhadap kinerja finansial; menguji pengaruh intensitas perencanaan strategik
terhadap kinerja finansial. Untuk menguji penelitian ini digunakan Model
persamaan struktural (SEM) sedangkan ukuran yang digunakan paling fundamental
dari fit keseluruhan adalah Likelhood ratio chi-square (x2) dengan menggunakan
tujuh langkah dalam pemodelan ini. Populasi dalam penelitian ini adalah para

23
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

manajer BPR Jawa Tengah, sampel yang diambil sebanyak 182 responden. Hasil
penelitian ini menunjukkan: pertama bahwa tingkat intensitas perencanaan strategik
tidak ditentukan oleh keahlian, keyakinan dan pengalaman manajer dalam
menyusun perencanaan strategik. Kedua intensitas perencanaan strategik juga
dipengaruhi oleh faktor organisasional BPR yang meliputi ukuran, struktural dan
sentralisasi, artinya semakin besar ukuran usaha BPR dengan kompleksitas
struktural yang semakin tinggi dan tingkat sentralisasi kewenangan yang diberikan
kepada manajer, maka semakin rendah intensitas pula manajer dalam menyusun
perencanaan strategik. Ketiga semakin besar ukuran usaha BPR dengan
kompleksitas struktural yang semakin tinggi dan tingkat sentralisasi kewenangan
yang diberikan kepada manajer, maka akan diperoleh tingkat kinerja finansial yang
semakin tinggi yang ditunjukkan dengan besarnya laba, tingkat ROE dan
petumbuhan simpanan.

Kata Kunci : Faktor Manajerial, Lingkungan. Organisasional, Intensitas


Perencanaan Strategik, Kinerja finansial

Lembaga keuangan Bank (LKB) memiliki manajemen strategik sehingga bank sangat
peranan dan fungsi yang sangat strategis responsif terhadap perencanaan strategik.
terhadap ekonomi sektor riil, didalamnya Kecenderungan ini dipandang sebagai
termasuk bank komersial, bank tabungan, langkah yang dibuat tidak hanya untuk
lembaga simpan pinjam dan lembaga kredit membantu bank menegosiasikan lingkungan
yang membentuk kelompok lembaga jasa secara lebih efektif, tetapi juga untuk
finansial yang secara bersama-sama meningkatkan kinerja finansial mereka
disebut lembaga perantara perbankan (Bettinger, 1986; Bird 1991).
(deposity intermedites). Kesamaan
Hasil penelitian yang tidak konsisten
produk/jasa yang ditawarkan oleh lembaga-
dari penelitian dengan bank tidak benar-
lembaga tersebut menyatukan mereka
benar memecahkan masalah apakah
dalam pengelompokan industri yang tunduk
perencanaan strategik mengakibatkan
pada pengaruh yang serupa dan semakin
peningkatan pada kinerja finansial bank.
kompetitif.
Pada suatu studi, misalnya dijumpai bank
Kondisi perbankan yang semakin yang secara formal terikat pada proses
kompetitif tersebut membutuhkan pikiran perencanaan strategik cenderung memiliki
tentang strategi apa yang terjadi. Oleh ROI yang lebih rendah dibandingkan bank
karena itu manajemen strategi diperlukan yang terikat pada proses secara informal
sebagai alat bantu utama bank agar mampu (Gup dan Whitehead 1989). Sebaliknya,
menguraikan ketidakpastian dan Clausen (1990) mengaitkan laba Bank
komleksitas bisnis (Suwarsono, 1994) yang dengan frofitabilitas kemitmen formal bank
meliputi komponen pokok analisis terhadap prosese perencanaan strategik.
lingkungan bisnis, analisis profil
Ketidakkonsistenan hasil dikaitkan
perusahaan, strategi untuk mencapai tujuan
dengan temuan yang belum pasti dari
dan misi perusahaan.
penelitian yang dihasilkan oleh para peneliti
Respon terhadap peningkatan yang terfokus pada penilaian kinerja yang
kompleksitas dan perubahan pada industri keliru dan tidak mempertimbangkan berapa
jasa finansial sebagai perwujudan dari lama bank terlibat dalam perencanaan

24
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

strategik formal (Fulner dan Rue, 1974), dan juga dihadapkan pada usaha jasa keuangan
tekanan lingkungan yang luar biasa serta dan perbankan lainnya. Oleh karena itu
faktor-faktornya antara lain yang unik bagi manajemen perlu memperhatikan dua faktor
bank (Bird 1991). Sementara hasil pokok yakni faktor internal dan faktor
penelitian Hopkins dan Hopkins (1997), eksternal (Suwarsono, 1994) Faktor internal
bahwa alasan utama mengapa hasil beragam meliputi faktor manajerial dan faktor
adalah bahwa para peneliti sebelumnya organisasional sedangkan faktor
mengabaikan untuk mempelajari aspek eksternalnya adalah faktor lingkungan.
penting dari hubungan antara perencanaan Faktor inilah yang menjadi pertimbangan
strategik dengan kinerja finansial di Bank. utama bagi manejer BPR akan pentingnya
Penelitian terdahulu telah mengabaikan perencanaan strategis. Di Jawa Tengah
eksploitasi pengaruh intensitas perencanaan tersebar sebanyak kurang lebih 598 BPR
strategik pada kinerja finansial. (Direktori BI, 2005), dari jumlah tersebut
57,65% yang dinyatakan sehat berdasarkan
Dalam hal ini intensitas dalam
audit BI sedangkan cukup sehat 22,95%
perencanaan strategik secara langsung
serta sisanya sebesar 7,65% tidak sehat. Hal
mempengaruhi kinerja finansial. Pengaruh
ini menunjukkan akan pentingnya
langsung ditunjukkan dalam literatur
perencanaan strategik yang tepat agar
perencanaan strategik berkaitan dengan
kuantitas maupun persentasi BPR sehat
perencanaan dan kinerja di perusahaan
semakin meningkat. Masing-masing
manufakturing (Steiner, 1979; Thomson dan
tentunya memiliki intensitas perencanaan
Strickland, 1987), juga dalam literatur
strategik yang bervariasi antara satu BPR
berkaitan dengan perencanaan dan kinerja
dengan BPR yang lainnya.
di bank (Hopkins dan Hopkins 1994).
Hal tersebut mendorong peneliti tertarik
Penelitian Hopkins dan Hopkins (1997)
untuk menguji kembali hubungan antara
juga mengajukan bahwa intensitas dalam
intensitas perencanaan strategik dengan
perencanaan strategik bergantung pada
kinerja finansial berikut faktor-faktor yang
faktor-faktor manajerial (misalnya keahlian
mempengaruhinya meliputi faktor
perencanaan strategik dan keyakinan akan
manajerial, faktor lingkungan dan faktor
hubungan perencanaan–kinerja), serta
organisasional sebagaimana implikasi
organisasional (misalnya ukuran dan
penelitian yang disarankan oleh Hopkins
kompleksitas struktur). Studi yang telah
dan Hopkins (1997).
menganalisis hubungan antara perencanaan
strategik dengan kinerja finansial di industri
perbankan cenderung terfokus pada TELAAH PUSTAKA
perbedaan pada kinerja antara bank-bank
dengan sistem perencanaan strategik formal
dan bank-bank dengan sistem perencanaan Pengertian Kinerja
strategik informal (Bettinger, 1986; Gup dan Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI,
Whitehead, 1983). 1996) Kinerja perusahaan dapat diukur
dengan menganalisa dan mengevaluasi
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) termasuk
laporan Keuangan informasi posisi keuangan
unit jasa keuangan yang tersebut di hampir
dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali
tingkat kecamatan dengan karakteristik
digunakan sebagai dasar untuk
usaha yang lebih banyak melayani golongan
memprediksi posisi keuangan dan kinerja
ekonomi menengah kebawah. Dalam
dimasa depan dan hal-hal lain yang
prakteknya mereka juga dihadapkan pada
langsung menarik perhatian pemakai seperti
lingkungan usaha yang cukup kompetitif
pembayaran dividen, upah pergerakan
yang selain bersaing diantara BPR itu sendiri
harga sekuritas dan kemampuan perusahaan

25
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh diartikan juga manajemen yang baik, atau
tempo. manajemen yang benar serta manajemen
Kinerja merupakan hal penting yang yang tidak keliru dalam hal ini berarti harus
harus dicapai oleh setiap perusahaan di belajar untuk membawa dan mengambil
manapun, karena kinerja merupakan keputusan yang akan membawa bisnis yang
cerminan dari kemampuan peruahaan dalam kita pimpin agar dapat memasuki suatu
mengelola dan mengalokasikan sumber medan yang berada pada jalur yang benar
dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian dan tidak keliru (Gitosudarmo, 2001).
kinerja adalah untuk memotivasi karyawan Sedangkan manajemen strategik dapat
dalam mencapai sasaran organisasi dan diartikan sebagai usaha manajerial
dalam mematuhi standar perilaku yang telah menumbuh kembangkan kekuatan
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan perusahaan untuk mengeksploitasi peluang
tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar bisnis yang muncul guna mencapai tujuan
perilaku dapat berupa kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan sesuai
manajemen atau rencana formal yang dengan misi yang telah ditentukan
dituangkan dalam anggaran. (Suwarsono, 1994). Komponen penting
proses manajemen strategik meliputi misi
Teori Kontinjensi dan tujuan, pilihan strategik (Strategic
Teori Kontinjensi mengatakan bahwa Choice), Strategi level fungsional, strategi
keselarasan antara strategi dengan level bisnis, strategi global dan “Corporate
lingkungan menentukan kelangsungan level Strategy” serta strategi implementasi.
hidup dan kinerja perusahaan (Kim & Lim Strategic Choice meliputi analisis internal
1998) Oleh karena itu manajemen selalu dan eksternal dalam bentuk SWOT analisis
diminta untuk siap menghadapi (Strenght, Weaknesses, Opportunities and
diskontinuitas dengan memiliki skenario threts), sedangkan strategi implementasi
banyak kontinjensi (Suwarsono, 1994). meliputi strategi designing control systems
dan designing organizational systems.
Perusahaan yang berhasil
Bank dalam menjalankan tugasnya
menyelaraskan strategi atau menjunjukkan
terkait dengan proses perencanaan strategik
tingkat adaptif dan fleksibelitas yang tinggi
seperti keahlian perencaan strategik dan
dengan lingkungan eksternalnya
keyakinan tentang hubungan perencanaan
menunjukkan tingkat kinerja yang lebih baik
dengan kinerja (faktor manajerial),
ketimbang perusahaan yang kurang berhasil
kompleksitas dan perubahan lingkungan
menyelaraskan strategi atau menunjukkan
(faktor lingkungan) ukuran bank dan
tingkat adaptif dan fleksibelitas yang rencah.
kompleksitas struktural (faktor
Dengan memahami situasi kontijensi dari
organisasional) dengan kinerja finansial
masing-masing organisasi kemungkinan
bank (Hopkins dan Hopkins 1997).
terjadinya perubahan-perubahan penting
Seperti ditunjukkan oleh temuan
akan mempengaruhi strategi ditetapkannya.
penelitian yang tidak konsisten, studi
Manajemen Strategik terdahulu salah menetukan hubungan antara
perencanaan strategik dengan kinerja
Strategi adalah suatu konsep
finansial di bank. Salah spesifikasi hubungan
multidemensional yang mencakup seluruh
ini mungkin dikaitkan dengan kurangnya
aktivitas kritis organisasi seperti penciptaan
perhatian studi sebelumnya terhadap
rasa kesatuan, aturan dan tujuan organsisasi
hubungan antara faktor-faktor manajerial,
serta memberi peluang terjadinya
lingkungan organisasional ini serta
perubahan-perubahan penting (Adli, 2001)
pengaruh potensialnya pada kinerja dan
lebih lanjut strategi adalah rencana tindakan
intensitas perencanaan (Hopkins dan
untuk mencapai tujuan dan sasaran, dapat

26
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Hopkins 1997). Pertimbangan faktor-faktor berlawanan dengan penelitian


tersebut sebagai masalah signifikan yang sebelumnya (misalnya cacat metodologi,
memiliki implikasi untuk penelitian metode statistik yang tidak kuat)
mendatang, demikian pula praktek memberikan dukungan tambahan untuk
perencanaan di bank dan lembaga finansial. kesimpulan mereka.
Seperti halnya BPR bahwa dalam Karena tidak ada hubungan positif
menjalankan fungsi usahanya tidak lepas dijumpai antara perencanaan strategik dan
dari kemampuan manajer dalam kinerja finansial dalam sampel perusahaan
menerjemahkan misi yang telah ditetapkan jasa, para peneliti menyimpulkan bahwa
oleh BPR, sehingga keahlian dan perusahaan belum memperoleh keuntungan
kemampuan manajer dalam menyusun dari upaya perencanaan strategiknya.
perencanaan strategik akan mempengaruhi Dalam studi mereka tentang industri
keberhasilan BPR mencapai tujuan dan perbankan, Gup dan Whitehead (1989)
sasaran tersebut. menguji pengertian bahwa perencanaan
strategik hanya terbayar setelah periode
Intensitas Perencanaan Strategik waktu tertentu. Mereka mendapati tidak ada
Berkaitan dengan strategi lainnya hubungan yang secara statistik signifikan
(Thomson dan Strickland, 2001) antara lamanya waktu bank terlibat dalam
menunjukkan bahwa perencanaan strategik proses perencanaan strategik dengan
tidak memiliki nilai dalam dirinya tetapi kinerja finansialnya.
berharga hanya bila orang yang
berkomitmen memberikan energi. Intensitas Perencanaan dan Kinerja
Kesimpulan kuat yang dapat ditarik dari Ada kesepakatan umum antara para
karya ini adalah bahwa perencanaan peneliti perencanaan strategik bahwa
strategik menghasilkan kinerja finansial proses perencanaan strategik terdiri dari
superior hanya bila manajer terlibat dalam tiga komponen utama (1) Perumusan, yang
proses dengan beberapa intensitas. termasuk pengembangan misi, penentuan
tujuan penilaian lingkungan eksternal dan
Komponen detail intensitas perencanaan
internal, dan mengevaluasi serta memilih
strategik (Amstrong, 1982) sebagai variabel
strategi alternatif. (2) Implementasi dan (3)
endogen dalam penelitian ini meliputi misi,
Kontrol. Fokus utama aktifitas perencanaan
tujuan analisis lingkungan external dan
strategi dalam organisasi ada pada
internal, alternatif strategi, implementasi
komponen tersebut. Dinyatakan bahwa hasil
strategi dan kontrol strategik. Amstrong
positif dari perencanaan strategi disadari
menggunakan rating kahlian untuk menilai
berkali-kali dibandingkan ketika manajer
hasil kinerja yang dipertimbangkannya
menempatkan tekanan yang relatif sama
dalam perencanaan strategik, dengan kata
pada setiap komponen proses perencanaan
lain intensitas diletakkan pada komponen
strategi.
tersebut sebagai faktor penentu utama
kinerja perusahaan. Hasil studi yang dilakukan oleh Hopkins
(1997) menunjukkan bahwa kineerja
Perencanaan Strategi dan Kinerja finansial cenderung lebih tiggi di
Finansial perusahaan dimana hanya ada perbedaan
kecil antara jumlah intensitas yang
Studi baru-baru ini (Miller dan Cardinal
diletakkan pada bermacam komponen
1994) memberikan bukti yang meyakinkan
perencanaan yang memiliki andil bagi
bahwa perencanaan strategik benar-benar
upaya perencanaan strategik total.
menghasilkan kinerja finansial
bagus/unggul (superior). Fakta bahwa studi
ini menghasilkan faktor-faktor yang

27
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Intensitas Perencanaan Dan Kinerja di a. Keahlian Perencanaan Strategik


Bank Dalam studi evaluasi perencanaan
strategik di perusahaan besar, bahwa
Berkaitan dengan perusahaan di Industri
meskipun ketertiban manajemen dalam
perbankan banyak perusahaan telah
perencanaan strategik dilakukan guna
berdiversifikasi dalam pasar baru akhir-
memastikan bahwa proses dilaksanakan
akhir ini mengakibatkan kenaikan tekanan
secara menyeluruh, sangat sedikit atau
bagi bank untuk menawarkan jada yang
tidak ada perhatian ditujukan pada
lebih baik dan baru bagi konsumennya,
apakah manajemen memiliki atau tidak
yang menuntut mereka untuk lebih fokus
memiliki keahlian untuk secara efektif
pada peran pasar juga kebijakan
melaksanakan proses tersebut.
finansialnya. Selain itu para manajer Bank
lebih terfokus secara intensif pada Steiner (1979) mencatat bahwa
lingkungan internal dan eksternal bank, kinerja finansial superior di perushaan
penempatan tekanan–tekanan lebih besar bukan merupakan hasil langsung
pada penentuan arah (penekanan misi dan perencanaan strategik, tetapi produk dari
visi) dan pengevaluasian alternatif strategi cakupan keseluruhan kemampuan
secara hati-hati. Aktivitas ini berkaitan manajerial di sebuah perusahaan.
secara tepat dengan komponen proses Kemampuan ini termasuk pengetahuan
perencanaan strategik (perumusan dan keahlian untuk secara berhasil terikat
implementasi dan strategi pengontrolan). pada proses perencanaan strategik.
Kompetensi dalam perencanaan strategik
Fakta bahwa manajer bank menjadi
mungkin menentukan sejauhmana
secara intensip terlibat dalam aktivitas ini
perusahaan terlibat dalam proses
menyiratkan bahwa mereka tahu (baik
perencanaan strategik. Steiner (1979)
secara sadar maupun tidak sadar) hubungan
juga menyatakan bahwa perusahaan tidak
antara intensitas perencanaan strategik
terikat pada perencanaan strategik
dengan kinerja finansial yang ditingkatkan.
karena manajerial tidak tahu apa yang
Bahkan studi baru-baru ini menguji
menjadikan proses berjalan.
hubungan ini dan menempati bahwa bank
yang merencanakan intensitas lebih besar,
tanpa memandang apakah proses b. Keyakinan Perencanaan
perencanaan strategik bersifat formal atau
Kinerja lebih baik di perusahaan
mengalahkan bank-bank yang
dimana manajer sangat terlibat dalam
berencanakan lebih sedikit intensitasnya
proses perencanaan strategik. Meskipun
(Hopkins dan Hopkins 1994).
temuan ini tidak membuktikan bahwa
perencanaan strategik menghasilkan
Faktor-faktor Manajerial kinerja finansial superior, temuan
mengindikasikan bahwa manajer yakin
Ada beberapa faktor penentu manajerial perencanaan strategik menghasilkan
dari intensitas perencanaan strategik, cukup keuntungan dalam perusahaan
apakah proses tersebut formal atau informal mereka untuk mencurahkan waktu
bergantung pada faktor-faktor manajerial mereka dalam proses dengan intensitas
tertentu. Faktor penentu utamanya meliputi yang lebih besar.
keahlian perencanaan strategik dan Hasil ini menyiratkan bahwa
keyakinan tentang hubungan perencanaan keyakinan manajemen yang lebih kuat
kinerja. tentang perencanaan strategik
menghasilkan kinerja finansial yang lebih
baik, semakin besar kemungkinannya

28
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

bahwa proses perencanaan strategik hal tersebut adalah bahwa perusahaan


akan terikat dengan intensitas yang lebih harus mempertimbangkan jumlah,
tinggi. Dalam evaluasinya the Bank keragaman dan distribusi elemen di
America Corporation, menyatakan bahwa lingkungan mereka ketika membuat
pencarian manajemen untuk menciptakan perumusan strategi. Selain itu dikatakan
nilai bagi stakeholder memperbarui bahwa persepsi kompleksitas lingkungan
komitmennya terhadap proses manajer memiliki hubungan terkuat
perencanaan strategik. Implementasinya dengan tingkat keterlibatan mereka
disini adalah bahwa komitmen yang dalam proses perencanaan strategi,
diperbaruhi dipengeruhi oleh keyakinan karena persepsi itulah ahli strategik
manajemen bahwa hubungan positif ada bertindak (Miller dan Friesen, 1984).
antara keterlibatan yang lebih besar
Bird (1991) menyatakan bahwa
dalam proses perencanaan strategik (atau
kompleksitas dan perubahan di
intensitas perencanaan strategik yang
lingkungan Bank mungkin mempengaruhi
lebih tinggi).
intensitas dalam melaksanakan proses
perencanaan strategik. Bird mengatakan
c. Pengalaman
bahwa pengangkatan jumlah Bank yang
Pekerjaan yang dilakukan secara
menerapkan sistem perencanaan
berulang cenderung meningkatkan
strategik menunjukkan bagaimana
keahlian individu tersebut dalam
lingkungan kompleks yang berubah
melakukan pekerjaan yang sama. Hillery
denga cepat mendorong perencanaan
dan Wexey (1974) dalam studi tentang
strategik yang lebih intesif.
penilaian kinerja menemukan bahwa
pengalaman meningkatkan kineerja dan
kepuasan kerja. Goodson Mc Gree dan b. Pengaruh Interaktif Lingkungan
Seers (1992) menguji umpan balik dan Secara logika seseorang mungkin
tampilan kinerja pada berbagai tingkatan berharap tingkat perencanaan strategik
manajer yang memprediksi bahwa yang tinggi ada di Bank dimana
informasi tambahan dan informasi yang lingkungan tempat Bank beroperasi
telah dimiliki akan mengurangi ketidak dirasakan sangat kompleks dan beragam,
pastian akan hasil kinerja mereka. dan tempat dimana keyakinan bahwa
perencanaan strategik menghasilkan
Faktor Lingkungan
kinerja finansial superior. Disamping
Hubungan antar kondisi lingkungan dan logika itu literatur berkaitan dengan
strategi menyatakan bahwa kondisi strategi menyatakan bahwa hubungan
lingkungan memiliki pengaruh pada antara faktor-faktor ini mungkin tidak
tindakan organisasional termasuk positif.
sejauhmana organisasi terlibat dalam
pembuatan strategi. Hal ini menunjukkan Mintzberg (1973) menyatakan bahwa
bahwa kompleksitas lingkungan dan persepsi lingkungan yang kompleks dan
perubahan mewakili kondisi itu dan berubah denga cepat mungkin
mungkin menjadi faktor penentu terkuat dari mengakibatkan penurunan pada tingkat
perencanaan strategik. keahlian di Bank untuk melakukan
perencanaan strategik dengan tepat.
a. Kompleksitas Perubahan
Pandangangan semacam ini mungkin
Kompleksitas lingkungan mengacu juga mempengaruhi keyakinan
pada hiterogenitas dan konsentrasi manajemen Bank tentang hubungan
elemen dalam lingkungan eksternal peerencanaan dan kinerja.
perusahaan. Makna yang tersirat dalam

29
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

c. Daya dukung Lingkungan (hostility) kesulitan yang terlibat dalam pengaturan


Daya Dukung lingkungan mengacu kompleksitas dan ukuran yang meningkat
pada jumlah sumber daya yang menuntut manajer bank untuk menjadi
disediakan oleh lingkungan dalam lebih terlibat dalam perencanaan untuk
mendukung pertumbuhan organisasi. keberhasilan operasi.
Organisasi apapun senantiasa mencari
lingkungan yang mendukung
pertumbuhan dan stabilitas, dimana b. Ukuran Bank
pertumbuhan dan stabilitas Selain kompleksitas struktural
memungkinkan organisasi menciptakan menjadi faktor penentu yang diajukan
sumber daya yang lebih. Sumber daya dari intensitas perencanaan strategik
berlebih dapat dijadikan penyangga ukuran perusahaan yang dikatakan
sehingga memungkinkan organisasi memiliki pengaruh langsung pada kinerja
mengatasi berbagai tuntutan yang muncul finansial di organisasi melalui
serta mendukung perilaku strategik yang penghematan skala dan kekuatan
kreatif. Daya dukung lingkungan yang pasar (Shepherd 1975; Winn 1977) Skala
suportif memberikan kesempatan bagi ukuran Bank yang dimaksudkan dalam
manajer untuk efektif lebih kreatif. Dari penelitian ini diproksikan dengan
sini diproksikan bahwa daya dukung menggunakan besarnya assets yang
lingkungan dapat berpengaruh terhadap dimiliki oleh masing-masing bank.
kreatifitas manajer dalam menyusun
perencanaan strategik.
c. Sentralisasi Organisasi
Struktur dalam organisasi sebagai
Faktor-faktor Organisasional faktor organisasional adalah merupakan
struktur hirarki sentralisasi atau
Dalam Studi faktor non-finansial, Colon
didesentralisasi, yang menunjukkan
(1982) mendapati bahwa kompleksitas
tingkat wewenang pembuatan keputusan
struktural (disebabkan oleh peningkatan
para individu dalam suatu organisasi
diversifikasi) dan ukuran adalah faktor
(Gordon dan Narayan, 1984). Sentralisasi
penentu utama cara terlibat dalam
kewenangan sangat mempengaruhi
perencanaan strategik. Zenz (1981) juga
penyusunan perencanaan. Pengambilan
menyatakan bahwa kompleksitas struktural
resiko dan konsensus untuk
dapat mempengaruhi adapatasi strategik
mengembangkan kreativitas (Miller,
yang pada gilirannya mempengaruhi
2001) Struktur yang sentralisik cenderung
kineerja. Faktor-faktor organisasional juga
membatasi kreativitas manajer dalam
diajukan untuk menjadi faktor penentu
mengembangkan penyusunan strategi
sejauh mana Bank terlibat dalam proses
perusahaan, sebaliknya kewenangan
perencanaan startegis (Hopkins dan Hopkins
yang terdesentralisasi memberikan
1997).
tingkat kebebasan manajer untuk lebih
a. Kompleksitas Struktural kreatif dan intensif dalam penyusunan
Dalam studi industri perbankan perencanaan strategik sehingga dengan
misalnya didapati bahwa karena bank melihat skala kecenderungan dapat
memperluas ke pasar regional dan dalam diketahui apakah organsiasi tersebut
jalur usaha yang berbeda, mereka berada pada struktur yang sentralisik
tumbuh dalam ukuran dan kompleksitas atau disentralistik.
struktural (Gup dan Whitehead 1989;
Wood 1980) studi ini menyimpulkan

30
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Penelitian sebelumnya Sri Rokhlianasari (2002) dengan


menggunakan variabel yang sama dengan
Hopkins dan Hopkins (1994) menguji
Hopkins dan Hopkins (1997) tersebut di atas
diterminan intensitas perencanaan strategik
pada BPR Jabar. Hasilnya bahwa intensitas
(yang terdiri dari keyakinan akan
perencanaan strategik secara signifikan
perencanaan strategik menghasilkan kinerja
berpengaruh pada kinerja finansial, namun
finansial yang unggul, keahlian perencanaan
faktor organisasional tidak berpengaruh
strategik menghasilkan kinerja finansial
terhadap kinerja finansial. Faktor-faktor
yang unggul, keahlian perencanaan
manajerial, lingkungan dan organsasional
strategik dan kompleksitas lingkungan)
berengaruh terhadap intensitas
dengan intensitas perencanaan strategik.
perencanaan strategik.
Hasilnya terdapat hubungan yang signifikan
antar intensitas perencanaan strategik Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
dengan diterminan intensitas perencanaan tersebut, dilakukan penelitian kembali
strategik. (replikasi) dengan menggunakan variabel
yang digunakan oleh Hopkins dan Hopkins
Selanjutnya Hopkins dan Hopkins (1997)
(1997) Alasannya secara empiris hubungan
juga meneliti hubungan faktor manajerial
intensitas perencanaan strategik dengan
lingkungan, organisasional dan intensitas
kinerja finansial masih terbatas dan berbeda
perencanaan strategik dengan kinerja
antara satu dengan yang lainnya, sekaligus
finansial dengan responden CEO dari
menindak lanjuti penelitian Sri
sampel 112 bank di Colorado. Hasilnya
Rokhlianasari (2002) dengan obyek BPR
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang berbeda BPR di Jawa Tengah yang
antara intensitas perencanaan strategik
peneliti yakini bahwa masing-masing
dengan kinerja finansial. Kecuali faktor
memiliki karakteristik manajerial,
lingkungan, faktor manajerial dan faktor
lingkungan dan organisasional berbeda.
organisasional terdapat hubungan positif
Adapun alat analisisnya sama seperti alat
yang signifikan dengan intensitas
analisis yang dipakai oleh Hopkins dan
perencanaan strategik.
Hopkins (1997).

31
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Model Penelitian

Faktor Manajerial Intensitas Perencanaan


Keahlian
Keyakinan
Strategik.
Pengalaman

Misi, tujuan, Internal,

Faktor Lingkungan
Kompleksitas
Perubahan daya
dukung

Kinerja Finansial.

Faktor Organisasional Laba, ROE,

Ukuran, strutural
Sentralisasi

Gambar 1.
Model Hubungan Antara Faktor Manajerial, Lingkungan, Organisasi terhadap
Intensitas Perencanaan Strategik dan Kinerja finansial.

Berdasarkan penelaahan hasil penelitian terdahulu dapat disusun hipotesis penelitian


sebagai berikut.
H1.: Intensitas perencanaan strategik berpengaruh positif terhadap kinerja finansial BPR.
H2: Faktor manajerial berpengaruh positif terhadap intensitas perencanaan strategik.
H3: Faktor lingkungan berpengaruh positif terhadap intensitas perencanaan strategik
H4: Faktor organisasi berpengaruh positif terhadap intensitas perencanaan strategik.
H5: Faktor organisasional berpengaruh positif terhadap kinerja finansial.

METODE PENELITIAN penelitian. Sampel penelitian adalah para


manajer yang bekerja di BPR di Propinsi
Data dan Metode Pengumpulan data
jawa tengah yang berjumlah 598 BPR.
Data yang digunakan dalam penelitian
Populasi penelitian ini sebanyak 598 BPR
adalah data primer dan data sekunder yang
(Bank Prekreditan Rakat) yang berlokasi di
berhubungan dengan kinerja keuangan
Jawa Tengah sedangkan ukuran sampel
yang merupakan tanggapan para responden
sebanyak 5 kali observasi untuk setiap
terhadap 19 indikator pertanyaan kuesioner

32
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

estimasi parameter dan sampel diambil analisis yang diperlukan maka dalam jangka
secara purposive,dengan salah satu waktu tertentu setelah kuisioner disebar
kriterianya, bahwa telah bekerja minimal maka peneliti akan menanyakan dan
selama 1(satu) tahun di BPR tersebut. Data menjemput langsung pengembalian
dikumpulkan menggunakan survey. kuisioner tersebut.
Kuesioner diantar langsung ke responden
Obyek pengiriman kuesioner
atau didistribusikan melaui asosiasi BPR per
berdasarkan jumlah manajer BPR yang ada
wilayah di Jawa Tengah.
di Asosiasi BPR wilayah, yaitu wilayah
Dari koesioner yang disebar, hanya 182 Surakarta, Wilayah Semarang, Wilayah
yang kembali dan memenuhi syarat untuk Tegal, Wilayah Pati, Wilayah Purwokerta,
dianalisa, menghasilkan tanggapan (respon Wilayah Rembang, Wilayah Purwodadi,
rate) sebesar 49,46% dari 182 yang kembali Wilayah Blora, Wilayah Demak. Pemilihan
dapat diolah, yang lainnya tidak dapat sample berdasarkan kelompok dapat
dianalisis karena ketidak lengkapan dilakukan melalui satu tahap (one stage) atau
responden dalam memberikan beberapa tahap (multi stage) penentuan unit
tanggapannya dari 428 koesioner yang sampel.
dikirim. Kerahasiaan responden dijamin atas
data-data yang di berikannya. Responden
pada penelitian ini sebanyak 128 Jenis Penelitian
berkelamin pria dan 54 wanita. Responden Berdasarkan karakteristik masalahnya
yang berusia kurang dari 30 tahun sebanyak penelitian ini adalah penelitian korelasional
5,5% berusia 31– 35 tahun sebanyak 17,6% (Correlational Research). Tipe penelitian ini
berusia antara 36 – 40 tahun sebanyak menekankan pada penentuan tingkat
43,4%, berusia 41-45 tahun sebanyak 25,3%, hubungan yang dapat digunakan untuk
berusia 46-50 tahun sebanyak 8,2%. Dalam melakukan prediksi. Jika tingkat hubungan
penelitian terdapat 19 Indikator peneliti antar variabel relatif tinggi, kemungkinan
merujuk pada ukuran sampel tersebut diatas sifat hubungannya merupakan hubungan
diharapkan akan diperoleh sampel sebab akibat (Cusal – Efect).
penelitian 100- 200 (n = 100 – 200).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode Pengumpulan Data
Gambaran Umum Responden
Data penelitian dikumpulkan dengan
Berdasarkan survey lapangan, dapat
kontak person Asosiasi BPR di Jawa Tengah,
diketahui bahwa jumlah responden pada
untuk mengirimkan kuisioner melalui pos
penelitian ini sebanyak 128 berkelamin pria
ataupun secara langsung di antar ke alamat
dan 54 wanita. Responden yang berusia
seluruh BPR sesuai dengan BPR di Jawa
kurang dari 30 tahun sebanyak 5,5% berusia
Tengah yang terdaftar di direktori Bank
31– 35 tahun sebanyak 17,6% berusia antara
Indonesia. Agar responden yang diharapkan
36 – 40 tahun sebanyak 43,4%, berusia 41-45
terhadap jumlah kuisioner yang dikirim
tahun sebanyak 25,3%, berusia 46-50 tahun
dapat memenuhi syarat dari jumlah indikator
sebanyak 8,2%.

33
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Variabel Kisaran Kisaran Rata-rata Standar
Teoritis Sesungguhnya Deviasi
Intensitas perencanaan strategik 7 – 70 50 – 70 63,7625 3,58
Faktor Manajerial 3 – 30 18 – 30 27,3063 1,94
Faktor Lingkungan 3 – 30 20 – 34 29,0438 2,53
Faktor Organisasional 5,65 –12,19 8,4942 0,98
Kinerja Finansial : 11 – 37,19 25,9586 5,52
Sumber : Data diolah

Pengukuran variabel intensitas ditunjukkan oleh rata-rata nilai 29,0438 dan


perencanaan strategik mendekati kisaran standar deviasi 2,53 demikian halnya
teoritisnya yaitu dengan nilai rata-rata 63,76 dengan faktor organisasional yang
dan standar deviasi 3,58 artinya jawaban ditunjukkan oleh nilai rata-rata 8,49 dan
responden cenderung menyebar pada standar deviasi sebanyak 0,98. Artinya
intensitas perencanaan strategik relatif bahwa faktor lingkungan bagi BPR
tinggi yaitu ditunjukkan oleh nilai rata-rata menunjukkan jawaban yang cenderung
yang mendekati nilai maksimum kisaran komplek dengan kompleksitas struktural
yang sesungguhnya. yang cenderung tinggi. Untuk kinerja
Variabel faktor manajerial finansial yang ditunjukkan oleh tingkat ROE
menunjukkan nilai rata-rata 27,3063 dengan dan pertumbuhan simpanan menunjukkan
standar deviasi 1,94 artinya jawaban nilai rata-rata 25,96 dan standar deviasi 5,52
responden cenderung menyebar pada artinya kinerja finansial BPR cenderung
faktor manajerial yang cenderung tinggi. sedang yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata
Untuk variabel lingkungan memiliki ciri yang berada di tengah kisaran yang
jawaban yang hampir sama yaitu sesungguhnya.

34
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Hasil Analisis Data

1
x1 e1

1
x2 e2
1 1
e8 x8 Z1
1
1 1
x3 e3
e9 x9 Faktor Manajerial
1 1
1 x4 e4
e10 x10 Intensitas Perencanaan
Strategik
1
1 x5 e5
e11 x11
1
1 Faktor Lingkungan x6 e6
e12 x12
1
1 1
x7 e7
e13 x13

1 1
e14 x14 1 x17 e17

1 Kinerja Finansial 1
e15 x15 Faktor Organisasional
x18 e18
1
1
e16 x16 1 1
x19 e19
Z2

Gambar 2
Hubungan Faktor Manajerial, Faktor Lingkungan, Faktor Organisasional Dengan
Intensitas Perencanaan Strategik dan Kinerja Finansial

35
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Tabel 2. Spesifikasi Model Pengukuran


Model Pengukuran
Faktor Eksogen Faktor Endogen
X8 = λ 8 FM + e 8 X1 = λ 1 IPS + e 1
X9 = λ 9 FM + e 9 X2 = λ 2 IPS + e 2
X 10 = λ 10 FM + e 10 X3 = λ 3 IPS + e 3
X4 = λ 4 IPS + e 4
X 11 = λ 11 FL + e 11 X5 = λ 5 IPS + e 5
X 12 = λ 12 FL + e 12 X6 = λ 6 IPS + e 6
X 13 = λ 13 FL + e 12 X7 = λ 7 IPS + e 7
X 14 = λ 14 FO + e 14 X17 = λ 17 KF + e 17
X 15 = λ 15 FO + e 15 X18 = λ 18 KF + e 18
X 16 = λ 16 FO + e 16 X19 = λ 19 KF + e 19
Model Struktural
IPS = γ1 + FM + γ2 FL + γ3 FO + z 1
KF = β1 IPS + γ4 FO + z 2
Keterangan :
FM = Faktor Manajerial
FL = Faktor Lingkungan
FO = Faktor Organisasional
IPS = Intensitas Perencanaan Strategik
KF = Kinerja Finansial

Model Pengukuran (Measurenment Model)

Dalam penelitian ini, evaluasi terhadap model pengukuran dilakukan secara simultan
dengan membagi model pengukuran berdasarkan konstruk eksogen dan konstuk endogen.

36
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

.44
1
e8 x8 .98 .90
.34
1 1.05
e9 x9 Faktor Manaj eri al
.38 1.00
1
e10 x10
.41 1.08
1 1.35
e11 x11 .83
.35
1 .89
Faktor Li ngkungan
e12 x12
3.50 1.00 -.36
1
e13 x13
.27 -.41
1
e14 x14 .35 .26
.24
1 .02
e15 x15 Faktor Organi sasi onal
.14 1.00
1
e16 x16

U ji Hipotes a :
C hi-Square =40.452
Probability =.019
C MIN/DF =1.686
GFI =.954
TLI =.968
C FI =.979
R MSEA =.062
AGFI=.915

Gambar 3 Model Pengukuran Untuk Konstruk-konstruk Eksogen

Langkah pertama dalam melakukan model telah memenuhi ambang batas (cut off
analisis terhadap model pengukuran adalah value).
menguji kelayakan atau kesesuaian model Dalam gambar 3 nampak bahwa seluruh
yang dikembangkan dalam suatu penelitian indikator mempunyai loading di atas 0,50.
yakni dengan melihat kriteria-kriteria Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa
pengujian kelayakan model (goodness of fit unidimensionalitas dapat dicapai dalam
indices) (Hair et al., 1998). Dalam penelitian model pengukuran yang spesifikasi dalam
ini kriteria yang digunakan adalah Chi penelitian. Hasil analisis terhadap critical
square statistic (X2), X2/df ratio (CMIN/DF), value (C.R) atau t hitung untuk setiap factor
GFI, AGFI, RMSEA, TLI, dan CFI. loading menunjukkan bahwa secara
Model pengukuran simultan untuk keseluruhan berada di atas ambang batas
konstruk eksogen (combined measurenment 1,96 (pada taraf signifikansi 5%) maupun
model atau multidimensional measurement 2,58 (pada taraf signifikansi 1%). Sehingga
model) yang dikembangkan dalam dapat disimpulkan bahwa observed variables
penelitian ini secara keselurahan (overall tersebut secara signifikan merupakan
model fit assessment) dapat diterima karena dimensi-dimensi atau indikator-indikator
kriteria-kriteria untuk pengujian kelayakan dari konstruk laten yang digunakan dan
dianalisis dalam penelitian ini
.

37
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Tabel 5. Hasil Analisis Factor Loadings Konstruk-Konstruk Eksogen

Factor Loadingsα C.R.


(t hitung)
X8 ← Faktor Manajerial (FM) 0,813 13,151
X9 ← Faktor Manajerial (FM) 0,862 14,202
X10 ← Faktor Manajerial (FM) 0,838
X11 ← Faktor Lingkungan (FL) 0,831 7,389
X12 ← Faktor Lingkungan (FL) 0,868 7,469
X13 ← Faktor Lingkungan (FL) 0,628
X14 ← Faktor Organisasional (FO) 0,822 3,081
X15 ← Faktor Organisasional (FO) 0,823 2,551
X16 ← Faktor Organisasional (FO) 0,803
Sumber : Hasil estimasi dengan AMOS 4.01, 201
Keterangan : a = Pada AMOS, factor loading dinyatakan sebagai standarized regression weight

Tabel 6. Hasil Perhitungan Construct Reliability dan Variance Extracted Konstruk-


Konstruk Eksogen
Kostruk Laten (Eksogen) Construct Variance
Reliability Extracted
Faktor Manajerial
(3)b 0,81 0,81
Faktor Lingkungan
(3) 0,72 0,70
Faktor Organisasional
(3) 0,78 0,52
Sumber : Data penelitian yang diolah
Keterangan : b = Jumlah indikator

Secara keseluruhan, hasil dapat disimpulkan bahwa indikator-


perhitungan reliabilitas konstruk dan indikator tersebut tidak mengukur konstruk
variance extracted untuk-konstruk eksogen laten yang sama. Berdasarkan hasil estimasi
diatas menunjukkan kekuatan indikator- dengan AMOS 4.01 (lihat lampiran Model
indikator yang digunakan pada penelitian ini Pengukuran (CFA – Eksogen) – bagian
dalam merepresentasikan variabel atau sample correlations) nampak bahwa
konstruk latennya. koefisien korelasi antar indikator-indikator
Dalam penelitian ini, variabel dari konstruk laten yang berbeda berada
konstruk di uji melalui discriminant validity. dibawah ambang batas 0,85. Kondisi ini
Discriminan validity merupakan bagian dari merefleksikan keakuratan indikator-
validitas konstruk dan ditunjukkan dari indikator dalam mengukur variabel
rendahnya korelasi antar indikator-indikator latennya.
dari konstruk laten yang berbeda, sehingga

38
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

.74

x1 e1
.74

x2 e2
.86 .68
.86
x3 e3
.82 .68
.83 x4 e4
Intensitas Perencanaan .69
Strategik .83
x5 e5
.87 .76
.90
x6 e6
.81
x7 e7
-1.17

.23
.47 e17
x17
.01
Kinerja Finansial .09
x18 e18
-.43 .19

x19 e19

Uji Hipotesa :
Chi-Square =110.219
Probability =.000
CMIN/DF =3.242
GFI =.897
TLI =.923
CFI =.942
RMSEA =.111
AGFI=.833

Gambar 4
Model Pengukuran Konstruk Endogen

Secara keseluruhan, model pengukuran nampak bahwa factor loadings lebih besar
simultan untuk konstruk endogen yang dari 0,50 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dikembangkan dalam penelitian ini dapat asumsi unidimensionalitas telah terpenuhi.
diterima karena kriteria-kriteria untuk Analisis terhadap signifikansi factor
pengujian kelayakan model telah memenuhi loadings juga menunjukkan bahwa observed
ambang batas (cut off value). Lebih lanjut, variables tersebut secara signifikan

39
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

merupakan dimensi-dimensi atau indikator- digunakan dan dianalisis dalam penelitian


indikator dari konstruk laten yang ini.

Tabel 7. Hasil Analisis Factor Loadings Konstruk-Konstruk Endogen


Factor C.R.
Loadingsα (t hitung)
X1 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,861
X2 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,862 15,611
X3 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,824 14,340
X4 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,827 14,334
X5 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,833 14,661
X6 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,873 16,069
X7 ← Intensitas Perencanaan Strategik (IPS) 0,897 16,756
X17 ← Kinerja Finansial (KF) 0,775
X18 ← Kinerja Finansial (KF) 0,894 1,390
X19 ← Kinerja Finansial (KF) 0,634 5,406
Sumber : Hasil estimasi dengan AMOS 4.01

Kemudian dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas dimana untuk pengujian


reliabilitas menggunakan composite reliability dan variance extracted.

Tabel 8. Hasil Perhitungan Construct Reliability dan Variance Extracted Konstruk-


Konstruk Endogen
Kostruk Laten (Endogen) Construct Reliability Variance Extracted
Intensitas Perencanaan Strategik (7)b 0,83 0,82
Kinerja Finansial (3) 0,72 0,70
Sumber : Data penelitian yang diolah

Secara keseluruhan, hasil perhitungan sebagaimana konstruk eksogen, validitas


reliabilitas konstruk dan variance extracted konstruk endogen juga diuji melalui
untuk konstruk-konstruk endogen di atas discriminant validity. Berdasarkan hasil
mengindikasikan kekuatan indikator- estimasi dengan AMOS 4.01 nampak bahwa
indikator yang digunakan pada penelitian ini koefisien korelasi antar indikator-indikator
dalam merepresentasikan variabel atau dari konstruk laten yang berbeda berada di
konstruk latennya. bawah ambang batas 0,85. Kondisi ini
merefleksikan keakuratan indikator-
Selain pengujian terhadap reliabilitas,
indikator dalam mengukur variabel
dilakukan juga pengujian terhadap validitas
latennya.
konstruk-konstruk endogen. Dan

40
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Model Struktural (Structural Model)

.37
1
x1 e1
.36
.13 1
.45 x2 e2
1 1.00 .43
e8 x8 .98 .90 Z1
.34 1.02 1
1 1.06 x3 e3
1
e9 x9 Faktor Manajerial .93 .45
.38 1.00 -.56 1
1 .97 x4 e4
e10 x10 Intensitas Perencanaan .44
.42 1.07 Strategik .98 1
1 1.35
1.06
x5 e5
e11 x11 .83 .96 .31
.35 1
1 .90 1.07
x6 e6
e12 x12 Faktor Lingkungan
.28
3.51 -.36
1.00
1 -.12 1
-.56 x7 e7
e13 x13
.28 -.42 .09
1 1
e14 x14 .24 .37 1.00 x17 e17
.24 .01
1 -.01 .19 Kinerja Finansial .03 1
e15 x15 Faktor Organisasional
x18 e18
.03 1.00 -13.13
1 28.33
e16 x16 1 1
-.02 x19 e19
Z2

Uji Hipotesa :
Chi-Square =262.192
Probability =.000
CMIN/DF =1.821
GFI =.873
TLI =.941
CFI =.951
RMSEA =.067

Gambar 5.
Model Struktural Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Intensitas Perencanaan Strategik dan Kinerja Finansial
Sumber : Hasil Estimasi Dengan AMOS 4.01

Pengujian terhadap kriteria-kriteria kovarians berbeda dengan matriks


kelayakan model struktural secara kovarians yang diprekdiksi atau diestimasi
keselurahan menunjukkan bahwa model oleh model. Namun demikian, nilai GFI
yang dispesifikas dalam penelitian ini sesuai (=0,873) berada dibawah recommended
atau fit terhadap data yang di observasi, value for a good fit, yaitu 0,90. Hair et al.
sebagaimana nampak pada gambar diatas (1998) menjelaskan bahwa nilai GFI yang
dalam bagian goodness of fit indices. mendekati 0,90 dipandang sebagai refleksi
Midalnya, nilai Chi Square (X2), yang dari marginal fit dan kondisi ini masih dapat
merupakan absolute fit measure, sebesar diterima untuk melakukan analisis terhadap
262,192 dengan probabilitas = 0,000 parameter estimasi antar variabel laten.
mengidentifikasikan bahwa matriks Sementara AGFI (=0,832), meskipun lebih

41
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

kecil dari recommended value = 0,90, namun Cheng, 1997; Garson, 2001; Gefen, Straub,
bukan merupakan halangan bagi analisis dan Bourdreau, 2000) mengemukakan
parameter estimasi antar variabel laten bahwa nilai AGFI diatas 0,80 sebenarnya
kerena beberapa pakar SEM (misalnya, sudah menunjukkan a good model fit.

Tabel 9. Evaluasi Goodness of Fit Indices Model Struktural


Goodness of Fit Indices Recommended atau Hasil Estimasi Hasil Evaluasi
cut off value for good
fit model
2
Chi square (X ) 173,004 157,814 Kurang Baik
Significance Probabillity > 0,05 0,000 Kurang Baik
RMSEA ≤ 0,08 0,067 Baik
≥ 0,90 0,873 Marjinal
GFI ≥ 0,90 0,831 Marjinal
≤ 2,00 1,821 Baik
AGFI ≥0,95 0,941 Marginal
CMIN/DF ≥ 0,94 0,951 Baik
TLI
CPI
Sumber : Hasil evaluasi Goodness of fit indices AMOS 4.01

Berdasarkan tabel 9 disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kurang begitu baik atau data yang goodness of Fit.

Univariate Outliers
Hasil pengujian univariate outliers dengan kriteria hasil pengujian z-score diperoleh
hasil z-score yang lebih kecil dari 4,00, yang menunjukkan bahwa tidak ada univariate
outliers seperti dijelaskan pada tabel hasil pengujian univariate outliers pada tabel 10.

42
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Tabel 10. Hasil Pengujian Univariate Outliers


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Zscore(X1) 182 -3.04571 1.15368 3.73E-16 1.0000000
Zscore(X2) 182 -4.07193 .91299 -1.9E-15 1.0000000
Zscore(X3) 182 -3.29118 1.03057 2.55E-15 1.0000000
Zscore(X4) 182 -3.14733 1.03379 9.68E-16 1.0000000
Zscore(X5) 182 -4.08279 .90983 -6.1E-15 1.0000000
Zscore(X6) 182 -4.07119 1.23399 4.09E-16 1.0000000
Zscore(X7) 182 -4.04981 .88039 -1.8E-15 1.0000000
Zscore(X8) 182 -4.18542 1.06197 2.38E-15 1.0000000
Zscore(X9) 182 -3.30031 1.00856 4.08E-15 1.0000000
Zscore(X10) 182 -3.44411 .97017 -3.5E-15 1.0000000
Zscore(X11) 182 -4.05162 1.12914 4.86E-16 1.0000000
Zscore(X12) 182 -4.90946 .91967 -3.3E-15 1.0000000
Zscore(X13) 182 -4.29744 2.03929 3.94E-15 1.0000000
Zscore(X14) 182 -1.19742 2.43475 -1.4E-15 1.0000000
Zscore(X15) 182 -1.16454 .85399 -3.5E-16 1.0000000
Zscore(X16) 182 -2.85962 3.40967 1.16E-15 1.0000000
Zscore(X17) 182 -2.07479 3.85123 9.96E-15 1.0000000
Zscore(X18) 182 -3.03887 3.68607 1.71E-15 1.0000000
Zscore(X19) 182 -2.40766 2.03787 1.12E-15 1.0000000
Valid N (listwise) 182

Sumber : Hasil Estimasi dengan SPSS 10

Multivariate Outliers Pengujian Multicollinearity dan


Dalam penelitian ini ditemukan Singularity
beberapa multivariate outliers karena nilai Dalam penelitian ini, determinan dari
Mahal distance (Mahalanobis d-square pada matriks kovarians sampelnya (determinant of
output AMOS) yang lebih besar dari 30,144 sample covariance matrix) adalah sebesar
sebanyak 15 yang menggambarkan kondisi 1.3093e+001 atau 130,93. Angka ini jauh
riil jawaban. lebih besar daripada nol. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas atau singularitas dalam
data yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 11. Parameter Estimasi (Standarized Regression Weight) untuk Model Struktural
(SEM)
Std. Regression Weight C.R. Keputusan
IPS ← FM -0,516 -0,496 Tidak Signifikan
IPS ← FL 1,206 1,185 Tidak Signifikan
IPS ← FO -0,334 -2,004 Signifikan
KF ← IPS -0,677 -2,505 Signifikan
KF ← FO 0,619 1,726 Tidak Signifikan

43
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Sumber : Hasil estimasi dengan AMOS 4.01


Keterangan :
FM = Faktor Manajerial
FL = Faktor Lingkungan
FO = Faktor Organisasional
IPS = Intensitas Perencanaan Strategik
KF = Kinerja Finansial

Pengujian Hipotesis 1 Parameter estimasi antara faktor manajerial


dengan intensitas perencanaan strategik
Hipotesis 1 yang diajukan dalam
adalah negatif (-0,516) dan tidak signifikan
penelitian ini menyatakan adanya dugaan
karena nilai C.R = -0,496. Nilai C.R ini lebih
bahwa intensitas perencanaan strategik
kecil dari batas kritis ± 1,96 pada taraf
berpengaruh positif terhadap kinerja
signifikansi 5%. Dengan demikian hasil
finansial. Parameter estimasi (standarized
analisis ini menolak hipotesis 2.
regression weight) antara intensitas
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
perencanaan strategik dengan kinerja
tingkat intensitas perencanaan strategik
finansial menunjukkan hasil yang negative (-
tidak ditentukan oleh keahlian, keyakinan
0,677) dan signifikan karena nilai C.R
dan pengalaman manajer dalam menyusun
(Critical Rato) atau t hitung = -2,505. Nilai
perencanaan strategik.
tersebut lebih besar dari batas kritis ± 1,96
pada taraf signifikansi 5%.
Pengujian Hipotesis 3
Dari uji hipotesis tersebut diperoleh
Hipotesis 3 yang diajukan dalam
hasil bahwa terdapat hubungan negatif
penelitian ini menyatakan adanya dugaan
antara intensitas perencanaan strategik
bahwa faktor lingkungan berpengaruh
dengan kinerja finansial, hal ini
positif terhadap intensitas perencanaan
menunjukkan bahwa tingkat intensitas
strategik. Parameter estimasi antara faktor
manajer terhadap perencanaan strategik
lingkungan dengan intensitas perencanaan
yang semakin tinggi akah berpengaruh
strategik adalah positif (1,206) namun tidak
terhadap penurunan kinerja finansial,
signifikan karena nilai C.R = 1,185. Nilai C.R
artinya besar kecilnya tingkat kinerja
ini lebih kecil dari batas kritis ± 1,96 pada
finansial yang diperoleh BPR sangat
taraf signifikansi 5%. Dengan demikian
dipengaruhi oleh intens tidaknya manajer
hasil analisis ini menolak hipotesis 3.
dalam perencanaan strategik. Hal ini juga
dapat berarti bahwa jika intensitas manajer
Pengujian Hipotesis 4
terhadap perencanaan strategik yang
Hipotesis 4 yang diajukan dalam
terlampau tinggi dapat mengakibatkan
penelitian ini menyatakan adanya dugaan
penurunan kinerja finansial, karena
bahwa faktor organisasional berpengaruh
keterlibatan yang terlalu tinggi dapat
positif terhadap intensitas perencanaan
mengurangi aktivitas lainnya yang juga
strategik. Parameter estimasi antara faktor
berkaitan dengan kinerja finansial. Dengan
demikian hasil analisis ini mendukung organisasional dengan intensitas
hipotesis 1, namun pengaruhnya negatif. perencanaan strategik adalah negatif (-
0,334) dan signifikan karena nilai C.R = -
Pengujian Hipotesis 2 2,004. Nilai C.R ini lebih besar dari batas
kritis ± 1,96 pada taraf signifikansi 5%.
Hipotesis 2 yang diajukan dalam
Dengan demikian hasil analisis ini
penelitian ini menyatakan adanya dugaan
mendukung hipotesis 4.
bahwa faktor manajerial berpengaruh positif
terhadap intensitas perencanaan strategik.

44
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Hasil hipotesis keempat tersebut mengkonfirmasi penelitian sebelumnya


mempertegas hipotesis sebelumnya bahwa dengan hasil penelitian yang berbeda.
intensitas perencanaan strategik juga
dipengaruhi oleh faktor organisasional BPR
yang meliputi ukuran, struktural dan SIMPULAN
sentralisasi, artinya semakin besar ukuran
usaha BPR dengan kompleksitas struktural Simpulan
yang semakin tinggi dan tingkat sentralisasi 1. Dari uji hipotesis tersebut diperoleh hasil
kewenangan yang diberikan kepada bahwa terdapat hubungan negatif antara
manajer, maka semakin rendah intensitas intensitas perencanaan strategik dengan
pula manajer dalam menyusun perencanaan kinerja finansial, hal ini menunjukkan
strategik. Karena secara struktural bahwa tingkat intensitas manajer
keterlibatan staff lebih dominan dalam terhadap perencanaan strategik yang
melaksanakan tugas organisasinya. semakin tinggi akan berpengaruh
terhadap penurunan kinerja finansial,
Pengujian Hipotesis 5 artinya besar kecilnya tingkat kinerja
Hipotesis 5 yang diajukan dalam finansial yang diperoleh BPR sangat
penelitian ini menyatakan adanya dugaan dipengaruhi oleh intensitas tidaknya
bahwa faktor organisasional berpengaruh manajer dalam perencanaan strategik.
positif terhadap kinerja finansial. Parameter Hal ini juga dapat berarti bahwa jika
estimasi antara faktor organisasional dengan intensitas manajer terhadap perencanaan
kinerja finansial adalah positif (0,619) dan strategik yang terlampau tinggi dapat
signifikan karena nilai C.R = 1,726. Nilai C.R mengakibatkan penurunan kinerja
ini lebih kecil dari batas kritis ± 1,96 pada finansial, karena keterlibatan yang
taraf signifikansi 5%. Dengan demikian terlalu tinggi dapat mengurangi aktivitas
hasil analisis ini menolak hipotesis 5. lainnya, juga berkaitan dengan kinerja
Faktor organisasional selain finansial. Dengan demikian hasil analisis
berpengaruh positif pada intensitas ini mendukung hipotesis 1, namun
perencanaan strategik berpengaruh pula pengaruhnya negatif.
terhadap kinerja finansial, artinya semakin 2. Parameter estimasi antara faktor
besar ukuran usaha BPR dengan manajerial dengan intensitas
kompleksitas struktural yang semakin tinggi perencanaan strategik adalah negatif (-
dan tingkat sentralisasi kewenangan yang 0,516) dan tidak signifikan karena nilai
diberikan kepada manajer, maka akan C.R = -0,496. Nilai C.R ini lebih kecil dari
diperoleh tingkat kinerja finansial yang batas kritis ± 1,96 pada taraf signifikansi
semakin tinggi yang ditunjukkan dengan 5%. Dengan demikian hasil tersebut
besarnya laba, tingkat ROE dan petumbuhan menunjukkan bahwa tingkat intensitas
simpanan. perencanaan strategik tidak ditentukan
Secara keseluruhan hasil hipotesis tidak oleh keahlian, keyakinan dan
mendukung penelitian yang dilakukan oleh pengalaman manajer dalam menyusun
Hopkins dan Hopkins (1997) kecuali perencanaan strategik.
hipotesis 1 yaitu faktor intensitas 3. Parameter estimasi antara faktor
perencanaan strategik terhadap kinerja lingkungan dengan intensitas
finansial dan penelitian yang dilakukan oleh perencanaan strategik adalah positif
Sri Rokhlinasari (2002) kecuali hipotesis 4 (1,206) namun tidak signifikan karena
yaitu faktor organisasional terhadap nilai C.R = 1,185. Nilai C.R ini lebih kecil
intensitas perencanaan strategik. Dengan dari batas kritis ± 1,96 pada taraf
demikian peneilitian ini kurang berhasil signifikansi 5%. Dengan demikian hasil
analisis ini menolak hipotesis 3.

45
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

4. Dengan demikian hasil hipotesis beberapa implikasi dari penelitian ini. Hasil
keempat tersebut mempertegas penelitian mengungkapkan bahwa intensitas
hipotesis sebelumnya bahwa intensitas manajer terhadap perencanaan strategik
perencanaan strategik juga dipengaruhi yang terlampau tinggi dapat mengakibatkan
oleh faktor organisasional BPR yang penurunan kinerja finansial, karena
meliputi ukuran, struktural dan keterlibatan yang terlalu tinggi dapat
sentralisasi, artinya semakin besar mengurangi aktivitas lainnya, sehingga
ukuran usaha BPR dengan kompleksitas efektifitas kerja akan semakin tidak terarah.
struktural yang semakin tinggi dan Meskipun hasil penelitian ini tidak
tingkat sentralisasi kewenangan yang berhasil mendukung semua hipotesis yang
diberikan kepada manajer, maka diajukan, namun hasil penelitian ini
semakin rendah intensitas pula manajer diharapkan bermanfaat sebagai masukan
dalam menyusun perencanaan strategik. bagi institusi professional maupun praktisi,
Karena secara struktural keterlibatan diantaranya memberikan informasi langkah-
staff lebih dominan dalam melaksanakan langkah apa yang perlu ditempuh pihak
tugas organisasinya. manajemen untuk menciptakan perilaku
5. Dengan demikian faktor organisasional bagi para karyawan, khususnya tingkat
selain berpengaruh positif pada manajemen menengah. Selanjutnya hasil
intensitas perencanaan strategik temuan ini menyarankan bagi peneliti
berpengaruh pula terhadap kinerja selanjutnya untuk mengambil obyek yang
finansial, artinya semakin besar ukuran diteliti adalah perusahaan yang nirlaba
usaha BPR dengan kompleksitas sehingga ada hasil yang berbeda–beda
struktural yang semakin tinggi dan sebagai bahan pertimbangan untuk dapat
tingkat sentralisasi kewenangan yang dikembangkan dalam penelitian
diberikan kepada manajer, maka akan selanjutnya, juga untuk penelitian
diperoleh tingkat kinerja finansial yang selanjutnya dapat menggunakan variable
semakin tinggi yang ditunjukkan dengan yang lebih luas dengan item pertanyaan
besarnya laba, tingkat ROE dan yang sudah disederhanakan sehingga hasil
petumbuhan simpanan. penelitian yang diperoleh juga akan lebih
6. Secara keseluruhan hasil hipotesis tidak baik dan akurat.
mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Hopkins dan Hopkins (1997) kecuali Saran
hipotesis 1 yaitu faktor intensitas 1. Untuk para manajer BPR agar lebih
perencanaan strategik terhadap kinerja meningkatkan ukuran usaha,
finansial dan penelitian yang dilakukan tersentralisasi kewenangan yang
oleh Sri Rokhlinasari (2002) kecuali diberikan kepada manajer agar dapat
hipotesis 4 yaitu faktor organisasional mencapai efektifitas kerja manajer serta
terhadap intensitas perencanaan mampu menghasilkan laba yang
strategik. Dengan demikian peneilitian diharapkan.
ini kurang berhasil mengkonfirmasi 2. Untuk Bank Indonesia, pengawasan-
penelitian sebelumnya dengan hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bank
penelitian yang berbeda. Indonesia lebih ditingkatkan lagi agar
kinerja para manajer BPR lebih baik,
Implikasi Penelitian NPL BPR lebih rendah.
3. Untuk penelitian lebih lanjut guna
Bertolak dari kesimpulan penelitian menentukan factor-faktor lain yang
yang telah dikemukakan dan dibahas mungkin lebih dominan dari pada faktor
dimuka, maka berikut ini akan dipaparkan manajerial, factor Lingkungan, Faktor

46
Right Issue: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi... Jumingan

Organisasional, Intansitas Perencanaan Bettinger, 1986, Business Researc Methods,


Strategik dan Kinerja Finansial serta Fifth Edition Chicago: Richard D Irwin.
luasnya jangkauan penelitian ataupun
populasinya perlu diperluas agar
kemanfaatannya menjadi lebih besar. Bird,1991; Transformasional Leadership in the
Hal ini yang tidak kalah pentingnya Contenxt of Organizationonal Change,
adalah mengatur dan membakukan Journal of Organization Change
instrument yang dapat digunakan untuk Management, Vol. 12 No. 2.pp 80-88.
mengatur langsung dalam perancanaan
strategik BPR. Gordon dan Narayana, 1984. Management
Accounting System, Perceived
Keterbatasan Penelitian Environmental Uncertainty and
1. Penelitian ini dilakukan pada Organization Structure; an empirical
perusahaan yang tujuan utamanya analysis. Journal Accounting, Analysis
adalah profit oriented maka harus dilihat and Society.
dengan hati-hati terutama berkaitan
dengan hasil penelitian dan Gup, B.E dan D.D Whitehead. 1989. Strategic
interprestasinya. Planning In Bank: Does It Pay?, Long
2. Item pertanyaan yang digunakan dalam Range Planning, 22, p 124-130.
penelitian ini cukup banyak sehingga
Hopkins, 1991, Evaluation Ornecessary
menyebabkan kejenuhan dan
Combination, Production and Inventory
kebosanan yang mengakibatkan data
yang diperoleh kemungkinan memiliki Management Journal, second quarter,
bias sehingga jawaban menjadi pp. 7 – 11.
inkonsistensi yang berakibat pada Hopkins, W.E. And Hopkins S.A. 1997.
akurasi hasil penelitian. Strategic Planning-Finansial
3. Dengan luasnya populasi penelitian dan Performance Relationship In Bank : A
adanya perubahan biaya transportasi Causal Examination, Strategic
maka biaya untuk penelitian yang
Management Journal Pp. 635-652.
sangat minim itu menjadi kurang,
sehingga dalam pembuatan laporan H. R. Armstrong and E. R. Whitehead, 1968.
penilitian ini resiko peneliti. Field and analytical studies of
transmission line shielding, IEEE Trans.
Power App. Syst., vol. PAS-87, no. 1, pp.
DAFTAR PUSTAKA 270-281, Jan.
Martowijoyo, S. 2002. Dampak Pemberlakuan
Adli, 2001, Asosiasi Sistem Kompensasi Sistem Bank Perkreditan Rakyat
Insentif dan Motivasi Kerja Manajer terhadap Kinerja Lembaga pedesaan.
Dengan Misi Strategik Bulid Sebagai Journal Ekonomi Kerakyatan, Web-
Variabel Moderasi, Simposium Nasional master @Ekonomi Kerakyatan.
Akuntansi IV. Miller, R. dan Lessard, D. 2001a. The strategic
Amstrong, J.S. 1986. The Value of Formal management of large engineering
Planning For Strategic Decision: Replay. projects: shaping risks, institutions and
Strategic Management Journal 7(2) p governance. Cambridge, MA, USA: MIT
183-185. Press.

47
Jurnal Bisnis & Manajemen
Vol. 15, No. 2, 2015 : 23 - 48

Miller, R. dan Lessard, D. 2001b. comparative to competitive advantage,


Understanding and managing risks in International Journal of technology
large engineering projects. International Management,Vol. 14 Nos 21 – 34 pp.
Journal of Project Management .19: 309. 343.
437-443.
Mitzberg, H. 1994. The Fall and Rise of
Steiner, G.A. 1979. Strategic Planning, Free
Strategic Planning, Harvard Business
Press, New York.
Review, 72(1) p.107-114.
Prasad dan Eastman, 1984, Center for creatibe
Leadership in an Age ol Layofts, Journal Suwarsono, 1994, Manajemen Strategi,
of Management Development, Vol. 14 Yogyakarta, Akademi Manajemen Perusahaan,
No. 5. pp 27 – 38. YKPN.
Indriantoro, N dan Supomo B,1999;
Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE Thomson, A.,A., dan Strickland, A.J. 2001.
yogyakarta. Strategic Management, Concepts and
Sim K. L. 1986. An Empirical Examination or Cases, 12th Edition, McGraw-Hill,
successve increis evolving from Singapore

48

You might also like