You are on page 1of 10

Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No.

1, January 2020
Clinical description of dementia patients concerned by acetylcholinesterase
inhibitor and other drugs in Dr. Soeharto Heerdjan Psychiatry Hospital

Muhammad Fahmi Syah Putra1* and Nasruddin Noor2


1
Faculty of Medicine, Yarsi University, Jakarta Pusat 10510
2
Departement of Psychiatry, Faculty of Medicine, Yarsi University, Jakarta Pusat 10510
* Correspondence : pampamfami22@gmail.com

ABSTRACT

Background: Dementia is a syndrome of brain damage caused by cognitive changes due to brain trauma
or degenerative, while clinical symptoms in dementia have a variety of both cognitive impairments and
non cognitive disorders so that appropriate management in the form of pharmacological interventions is
needed.
Objective: To determine the clinical symptoms of dementia patients and use of drug Acetylcholinesterase
Inhibitor and other drugs as a treatment in the Dr. Suharto Heerdjan Psychiatric Hospital.
Methods: Quantitative non-experimental or analytical research, and the determination of samples by
consecutive sampling method, that is, all medical records that meet established inclusion and exclusion
criteria are included in the study until the number of samples is met.
Results: Obtained inclusion criteria of 96 medical records belonging to Dr. Soeharto Heerdjan Psychiatric
Hospital patients. with gender of female and male, age presenile dementia (<65 years) and senile
dementia (> 65 years) were found. The classification is found in dementia patients including not classified
dementia, Alzheimer's dementia, vascular dementia, ytt dementia, parkinson's dementia, and finally
dementia ydk, for acetylcholinesterase drugs were founded using donepezil, rivastigmine, and
galantamine. The symptoms are obtained with general symptoms of dementia, positive symptoms, and
negative symptoms. Comorbid diseases include hypertension, paranoid schizophrenia, residual
schizophrenia, tension type headache, anxiety disorders, recurrent depression, and depressive disorders.
And other drugs include antipsychotics, antiparkinsonians, mood stabilizers, antidepressants, anxiolytics,
anticonvulsants, analgesics, immunosuppressants, antihypertensive agents, vitamins, and N-Methyl-D-
Aspartate.
Conclusion: Dementia patients at Dr. Soeharto Heerdjan Psychiatric Hospital has the highest diagnosis of
Alzheimer's dementia with the most clinical symptoms in sundowner symptoms and delusional symptoms
with some of them having the most comorbid disease in the form of hypertension. As for management,
drug use in the acetylcholinesterase group in the form of donepezil and other drugs such as antipsychotic
drugs in the form of risperidone or olanzapin, and anti-hypertensive drugs in the form of captopril,
amlodipine, and beta blockers are drugs that are often used in patients.

Keywords: Dementia, Clinical Features, Acetylcholinesterase Inhibitors, Other drugs


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

ABSTRAK

Latar belakang: Demensia merupakan sindrom dari kerusakan otak yang disebabkan oleh perubahan
kognitif akibat trauma otak atau degenerative, adapun gejala klinis pada demensia mempunyai variasi
baik dari gangguan kognitif maupun gangguan non kognitif sehingga tatalaksana yang sesuai berupa
intervensi farmakologi diperlukan dalam mengatasi penyakit tersebut.

22
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran klinis pada pasien demensia serta penggunaan obat
Asetilkolinesterase Inhibitor dan obat lainnya sebagai tatalaksana di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan.
Metode: Penelitian kuantitatif non-eksperimental atau bersifat analitik, dan penetapan sampel dengan
metode consecutive sampling, yaitu semua rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
yang telah ditetapkan dimasukkan ke dalam penelitian hingga jumlah sampel terpenuhi.
Hasil: Didapatkan gambaran dari 96 rekam medis milik pasien Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
dengan jenis kelamin perempuan dan jenis kelamin laki-laki, usia didapatkan demensia presenilis (<65
tahun) dan demensia senilis (>65 tahun). Diagnosis didapatkan pada pasien demensia yang tidak
terklasifikasi , demensia alzheimer, demensia vaskuler, demensia ytt, demensia parkinson, dan yang
terakhir demensia ydk. Untuk obat asetilkolinesterase didapatkan donepezil, rivastigmin, dan galantamin.
Gejala yang didapat berupa gejala umum demensia, gejala positif, serta gejala negatif. Penyakit komorbid
berupa hipertensi, skizofrenia paranoid, skizofrenia residual, tension type headache, gangguan cemas,
gangguan depresi berulang, dan gangguan depresi. Untuk obat-obatan lain berupa antipsikotik,
antiparkinson , mood stabilizer, antidepresan, anxiolitic, antikonvulsan, analgesik, imunosupresan,
antihipertensi, vitamin, dan N-Methyl-D-Aspartate.
Kesimpulan: Pasien demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan mempunyai diagnosis
tertinggi pada demensia alzheimer dengan gejala klinis terbanyak pada gejala sundowner serta gejala
delusi dengan beberapa diantaranya memiliki penyakit komorbid terbanyak berupa hipertensi. Adapun
dalam penatalaksaannya, penggunaan obat pada golongan asetilkolinesterase berupa donepezil serta obat-
obatan lainnya seperti obat antipsikotik berupa risperidone atau olanzapin, dan obat anti hipertensi berupa
captopril, amlodipin, serta beta blocker merupakan obat yang sering dipakai pada pasien.

Kata Kunci: Demensia, Gambaran Klinis, Asetilkolinesterase Inhibitor, Obat lain


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PENDAHULUAN pulang perawat dari rumah sakit. Tingginya


Demensia merupakan sindrom yang prevalensi stroke juga bisa pada usia muda
ditandai oleh berbagai gangguan fungsi dan dari faktor risiko stroke seperti
kognitif tanpa gangguan kesadaran, yang hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskuler
dimana fungsi kognitif yang dapat yang dapat mendukung asumsi di atas
dipengaruhi pada demensia adalah (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
inteligensia umum, orientasi, persepsi, Indonesia, 2015).
perhatian, konsentrasi, pertimbangan, Komorbiditas di antara orang-orang
kemampuan sosial, serta kepribadian dengan demensia juga menyajikan tantangan
(Sadock & Kaplan, 2010). Belum ada data khusus untuk perawatan primer dan
penelitian nasional mengenai prevalensi sekunder yang di karenakan kondisi medis
demensia di Indonesia sampai saat ini. komorbid tertentu dan dapat memperburuk
Namun demikian, Indonesia dengan perkembangan demensia seperti penurunan
populasi lansia yang semakin meningkat, kognitif dapat dipercepat pada orang tua
akan ditemukan kasus demensia yang dengan diabetes tipe 2, sebaliknya dengan
banyak. Untuk Demensia tipe Alzheimer kehadiran demensia dapat mempengaruhi
memiliki prevalensi paling besar (50-60%), dan mempersulit perawatan klinis kondisi
yang disusul dengan Demensia Vaskular yang lain dan menjadi faktor kunci dalam
(20-30%) (KMK RI No. HK.02.02, 2015) bagaimana pasien memperlihatkan
yang dimana untuk demensia Vaskuler kebutuhan layanan antisipasi, spesialis dan
(DV), data dari Indonesia Stroke Registry darurat diperlukan sehingga juga dapat
2013 melaporkan bahwa 60,59 % pasien menentukan pasien dalam kemampuan
stroke mengalami gangguan kognisi saat untuk mengelola kondisi kronis secara diri
23
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020

sendiri dan terlibat dalam pemeliharaan (Memantine), serta kombinasi ke dua-nya


kesehatan (Bunn et al, 2014). Pengobatan serta dapat diberikan juga obat antipsikotik
secara intervensi farmakologi pada penderita dan antidepresan untuk mengatasi dan
demensia dapat diberikan dengan obat- mengendalikan perilaku agresif serta depresi
obatan golongan Inhibitor kolinesterase penderita demensia (KMK RI No.
(Donepezil, Rivastigmin, Galantamin) obat- HK.02.02, 2015).
obatan golongan N-methyl-D-aspartate

METODE PENELITIAN berjenis kelamin laki-laki berjumlah 46


Jenis penelitian ini merupakan pasien (48%) (Tabel 1). Dari hasil observasi
penelitian kuantitatif non-eksperimental atau rekam medis pasien didapatkan jenis
bersifat analitik, dengan rancangan kelamin perempuan lebih banyak dari jenis
penelitian yaitu cross sectional study. kelamin laki laki. Hal ini sejalan dengan
Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien penelitian lain menyatakan bahwa insidensi
dengan diagnosis demensia di instalasi rawat atau prevalensi demensia lebih beresiko
jalan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto pada perempuan daripada laki-laki
Heerdjan periode Januari 2009 – Desember (Wreksoatmodjo, 2014).
2013. Sampel yang diambil adalah yang Berdasarkan pembagian umur pada
memenuhi kriteria inklusi : Seluruh pasien 96 pasien demensia Rumah Sakit Jiwa Dr.
yang terdiagnosa menderita demensia oleh Soeharto Heerdjan oleh Prince (2014),
dokter pada periode bulan Januari 2009 – Harvey (2005), serta Sjahrir (1999), Maka
Desember 2013, Pasien penderita demensia didapatkan pada Tabel 2 dengan
yang mendapat terapi penggunaan obat penggolongan usia pada pasien demensia
golongan Asetilkolinesterase Inhibitor dan berupa demensia presenilis (<65 tahun)
obat lainnya. Kriteria eksklusi: Pasien dengan jumlah sebanyak 28 (29,2%) pasien
penderita demensia yang berobat di Rumah serta demensia senilis (>65 tahun) dengan
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan tetapi jumlah sebanyak 68 (70,8%) (Sjahrir 1999).
tidak memiliki medical record yang lengkap Sedangkan pada pembagiannya, usia
dan tidak mengambil pengobatan dengan demensia presenilis dapat dijabarkan
intervensi farmakologi. Cara penetapan menjadi usia >60 tahun yang mengenai
sampel pada penelitian ini adalah dengan sebanyak 18 (18,8%) pasien, serta usia 60 –
cara consecutive sampling. Cara 64 tahun sebanyak 10 (10,4%) pasien.
pengumpulan data adalah dengan melakukan Adapun pada usia demensia senilis dapat
observasi rekam medis (data sekunder). dijabarkan meniadi usia 65 – 69 tahun
dengan jumlah sebanyak 22 (23%) pasien,
HASIL DAN PEMBAHASAN usia 70-74 tahun sebanyak 17 (17,7%)
Pada penelitian ini didapatkan kriteria pasien, usia 75 – 79 tahun sebanyak 15
inklusi sebanyak 96 rekam medis milik (15,7%), usia 80 – 84 sebanyak 9 (9,3%)
pasien Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto pasien, usia 85 – 89 tahun sebanyak 2 (2%)
Heerdjan. pasien, serta usia 90 – 94 tahun sebanyak 3
(3,1%) pasien. Kelompok usia terbanyak
Karakteristik Pasien adalah >65 tahun yaitu sebanyak 68 (70,8%)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien dan yang paling sedikit pada
dari total 96 pasien demensia di Rumah kelompok usia <65 tahun yaitu sebanyak 28
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan, yang (29,2%) pasien sehingga hal tersebut juga
berjenis kelamin perempuan lebih dominan sesuai dengan penelitian bahwa pada
yaitu berjumlah 50 pasien (52%) dan yang
24
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
kelompok usia 65-69 tahun tersebut yang dengan 12 pasien (13%), demensia ytt
pada setiap tahunnya dapat meningkat dengan 6 pasien (6%), demensia parkinson
hampir secara eksponensial dengan dengan 4 pasien (4%), dan yang terakhir
bertambahnya usia hingga di atas usia 90 demensia ytd dengan 3 pasien (3%). Untuk
tahun (Flier et al, 2005). diagnosis terbanyak pada pasien demensia
Dengan menggunakan klasifikasi berupa demensia alzheimer sebanyak 26
PPDGJ III pada rekam medik, hasil Tabel 3 (27%) pasien yang pada dasarnya demensia
menunjukkan distribusi pasien demensia alzheimer adalah bentuk paling umum dari
berdasarkan klasifikasi demensia dari total demensia dan dapat berkontribusi pada 60-
96 pasien di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto 70% kasus (WHO, 2012), demensia (-)
Heerdjan bahwasanya demensia (-) tidak dapat dimasukan kedalam urutan
merupakan tipe demensia tersering dengan tertinggi dikarenakan tidak masuk kedalam
45 pasien (47%), demensia alzheimer klasifikasi demensia yang terdapat pada
dengan 26 pasien (27%), demensia vaskuler PPDGJ III.

Tabel 1. Distribusi Pasien Demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto


Heerdjan Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase
Perempuan 50 52%
Laki-laki 46 48%
Total 96 100%

Tabel 2. Tabel Distribusi Pasien Demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase
Pasien
<65 tahun (Demensia Presenilis)
>60 18 18,8%
60 – 64 10 10,4%
Subtotal 28 29,2%
>65 tahun (Demensia Senilis)
65 – 69 22 23%
70 – 74 17 17,7%
75 – 79 15 15,7%
80 – 84 9 9,3%
85 – 89 2 2%
90 – 94 3 3,1%
>95 0 0%
Subtotal 68 70,8%
Total 96 100%

25
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020

Tabel 3. Tabel Distribusi Pasien Demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
Heerdjan Berdasarkan Jenis Demensia
Klasifikasi Demensia Jumlah Pasien Persentase
Demensia 45 47%
Demensia Alzheimer 26 27%
Demensia Vaskuler 12 13%
Demensia YTT 6 6%
Demensia Parkinson 4 4%
Demensia YDK(non Parkinson) 3 3%

Total 96 100%

Penggunaan obat asetilkolinesterase (4%) paisen (Tabel 4). Penggunaan obat


inhibitor dan non-asetilkolinesterase asetilkolinesterase inhibitor, donepezil
inhibitor menjadi obat yang paling sering digunakan
Distribusi penggunaan obat terhadap pasien demensia. , hal yang paling
asetilkolinesterase inhibitor pada pasien mendasari bahwa donepezil menjadi varian
demensia berdasarkan varian di Rumah obat yang paling banyak dipilih oleh para
Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan dokter di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto
didapatkan 3 varian yang digunakan, yaitu Heerdjan dikarenakan donepezil adalah obat
donepezil, rivastigmin, dan galantamin. golongan asetilkolinesterase inhibitor yang
Dengan total 96 frekuensi pemberian obat termasuk kedalam Formularium Nasional
dari seluruh sampel, didapatkan donepezil dari Keputusan Menteri Kesehatan
sebagai varian obat asetilkolinesterase Indonesia sehingga pasien bisa mendapatkan
inhibitor yang paling sering digunakan yaitu obat tersebut melalui program Jaminan
sebanyak 84 (88%) pasien, kemudian Kesehatan Nasional (JKN) (KEMENKES
rivastigmin 8 (8%) pasien , dan galantamin 4 RI, 2015).

Tabel 4. Tabel Distribusi Penggunaan Obat Asetilkolinesterase Inhibitor Pada Pasien


demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Berdasarkan Varian
Asetilkolinesterase Inhibitor
Varian Asetilkolinesterase Jumlah Pasien Persentase
Inhibitor
Donepezil 84 88%
Rivastigmin 8 8%
Galantamin 4 4%
Total 96 100%

Gejala klinis pasien demensia di pada pasien demensia Rumah Sakit Jiwa Dr.
Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Soeharto Heerdjan berupa gejala umum
didapatkan dengan gejala klinis pasien berupa gejala sundowner (sulit tidur),
terbanyak berupa gejala sundowner gangguan daya ingat (suka lupa), perubahan
mengenai sebanyak 49 (51,4%) pasien, dan kepribadian (suka marah-marah, suka sedih,
yang paling sedikit berupa alogia sebanyak 1 mudah tersinggung), gangguan bahasa
(0,3%) pasien (Tabel 5). Untuk gejala klinis (bicara kacau, bicara tidak nyambung,
26
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020

asosiasi longgar), gangguan neurologis mondar-mandir, suka keluyuran dari rumah,


(kebal pada kulit, suka kesemutan, kepala suka BAK/BAB sembarangan, menganggu
suka sakit, kejang), reaksi katastropik (suka lingkungan sekitar, berbicara banyak, suka
teriak-teriak, emosi berlebihan), serta marah-marah, suka membanting banting/
gangguan orientasi (lupa jalan kerumah, memukul/ menyembunyikan barang)
lupa cara ke kamar mandi) (Sadock & (Sadock dan Kaplan, 2010, Lumbantobing,
Kaplan, 2010). Terdapat pula pada pasien 2004), serta gejala negatif yang dimiliki
memiliki gejala psikotik berupa gejala pasien berupa gangguan afek dan emosi
positif yaitu Delusi (gelisah, selalu curiga, (selalu menolak untuk minum obat, suka
paranoid, sukamengira-ngira), Halusinasi ( menyesal), alogia (Sulit berbicara), avolisi
halusinasi auditorik, halusinasi visual, (Sulit melakukan aktivitas sehari-hari seperti
berbicara sendiri), serta disorganized mandi/ganti pakaian, suka menyendiri,
speech/behaviour (bicara kacau, suka pendiam) (Lumbantobing, 2004).

Tabel 5. Tabel Distribusi Gejala Klinis Pasien Demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr.
Soeharto Heerdjan.
Gejala Klinis Jumlah Pasien Persentase
Gejala Umum
Gejala sundowner 49 51,4%
Gangguan daya ingat 46 47,9%
Perubahan kepribadian 27 28,1%
Gangguan bahasa 20 20,8%
Neurologis 6 6,25%
Reaksi katastropik 3 3,1%
Gejala Psikotik
Gejala Positif
Disorganize Speech/Behaviour 26 27,1%
Delusi 25 26%
Halusinasi 24 25%
Gejala Negatif
Avolisi 16 16,6%
Gangguan afek dan emosi 2 2%
Alogia 1 1%
Gejala Psikomotor 0 0%
Anhedonia 0 0%
Total 96 100%

Penyakit komorbid pada 96 pasien berulang sebanyak 1 (1%) pasien, dan


demensia demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. gangguan depresi sebanyak 1 (1%) pasien
Soeharto Heerdjan didapatkan 16 pasien (Tabel 6). Hipertensi merupakan penyakit
yang memiliki penyakit komorbid dengan komorbid tertinggi pada pasien demensia,
hipertensi paling tertinggi sebanyak 9 hal ini juga terdapat pada penelitian yang
(9,4%) pasien, kemudian disusul dengan mengatakan bahwa ada bukti yang
skizofrenia paranoid sebanyak 2 (2,1%) mendukung mengenai hubungan antara
pasien, skizofrenia residual sebanyak 2 demensia termasuk demensia alzheimer
(2,1%) pasien, tension type headache terhadap faktor risiko kardiovaskular, seperti
sebanyak 1 (1%) pasien, gangguan cemas hipertensi dan hipercholesterolaemia (Bunn,
sebanyak 1 (1%) pasien, gangguan depresi 2104).
27
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
Tabel 6. Tabel Distribusi Penyakit komorbid Pada Pasien Demensia di Rumah Sakit
Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
Penyakit komorbid Jumlah Pasien Persentase
Hipertensi 9 9,4%

F.20 (Skizofrenia Paranoid 2 2,1%


F.20 (Skizo frenia residual) 2 2,1%
Gangguan Cemas
1 1%
F.33 (Gangguan depresi
berulang) 1 1%
Gangguan depresi
1 1%
Tension Type Headache
1 1%
Total 16 17,6%

Penggunaan obat selain golongan penggunaan sebanyak 7 (7,3%) pasien,


asetilkolinesterase inhibitor pada pasien amlodipin sebanyak 3 (3,2%) pasien, beta
demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto blocker sebanyak 1 (1%) pasien, vitamin
Heerdjan (Tabel 7) didapatkan obat berupa mersibion dengan penggunaan
antipsikotik berupa risperidon dengan sebanyak 1 (1%) pasien , vitamin B12
penggunaan sebanyak 22 (22,9%) pasien, sebanyak 1 (1%) pasien, dan yang terakhir
olanzapine sebanyak 22 (22,9%) pasien, adalah n-methyl-d-aspartate berupa
chlorpromazine sebanyak 12 (12,5%) memantine dengan penggunaan sebanyak 1
pasien, haloperidol sebanyak 8 (8,3%) (1%) pasien. Terapi farmakologi yang
pasien, clozapine sebanyak (7,2%) pasien, diberikan kepada pasien demensia selain
aripriprazol sebanyak 6 (6,25%) pasien, dan obat golongan asetilkolinesterase inhibitor
quetiapine sebanyak 1 (1%) pasien, yaitu antipsikotik yang merupakan jenis
antiparkinson berupa Trihexyphenidyl obat paling sering digunakan pada pasien
dengan penggunaan sebanyak 21 (21,9%), demensia seperti risperidon atau olanzapine
Mood Stablizer berupa oxcarbazepine yang pemberiannya pada 22 (22,9 %)
dengan penggunaan sebanyak 1 (1%) pasien, pasien, adapun pasien juga diberikan
antidepresan berupa sertralin sebanyak 4 antiparkinson, mood stabilizer, antidepresan,
(4,2%) pasien, amitriptilin sebanyak 1 (1%) anxiolytic, antikonvulsan, analgesik,
pasien, anxiolytic berupa lorazepam dengan imunosupresan, antihipertensi, vitamin, serta
penggunaan sebanyak 19 (19,8%) pasien, N-Methyl-D-Aspartate juga diberikan
diazepam sebanyak 2 (2,1%) pasien, kepada pasien dikarenakan adanya penyakit
alprazolam sebanyak 1 (1%) pasien, komorbid yang menyertai serta gejala
antikonvulsan berupa Divalproex sodium tambahan selain penurunan kognisi dan
dengan penggunaan sebanyak 6 (6,3%) gelaja psikotik sehingga Sehingga, praktik
pasien, Phenobarbital sebanyak 6 (6,3%) ini sesuai dengan rekomendasi dari Panduan
pasien, analgesik berupa tramadol dengan Praktik Klinik Demensia oleh PERDOSSI
penggunaan sebanyak 1 (1%) pasien, 2015.
antihipertensi berupa captopril dengan
28
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020

KESIMPULAN golongan asetilkolinesterase inhibitor berupa


Dari penelusuran 96 rekam medis donepezil menjadi pilihan utama para dokter
pasien dengan diagnosis demensia, memiliki dengan penggunaan pada 84 (88%) pasien
diagnosis terbanyak pada demensia yang juga dikarenakan keterbatasan program
Alzheimer yang mengenai 26 (27%) pasien, pemerintah dalam pemilihan obat golongan
mempunyai gejala umum terbanyak pada asetilkolinesterase inhibitor untuk pasien
gejala sundown berupa sulit tidur yang yang menggunakan program tersebut,
mengenai sebanyak 49 (51%) pasien serta sedangkan terapi farmakologi dalam
gejala gejala psikotik berupa delusi yang mengatasi gejala non kognitif yang salah
juga mengenai sebanyak 43 (44,8%) pasien. satunya gejala terbesar berupa gelaja
Beberapa pasien juga memiliki penyakit psikotik menggunakan obat antipsikotik
komorbid dengan penyakit tersering berupa berupa risperidon dan olanzapin dengan
hipertensi mengenai 9 (9,4%) pasien, penggunaan sebanyak 22 (22,9%) pasien.
sehingga demensia merupakan penyakit Penyakit komorbid tersering pada pasien
yang berkaitan dengan biopsikososial dan berupa hipertensi, maka ada juga pemberian
spiritual sehingga memerlukan terapi antihipertensi berupa captopril dengan
penatalaksanaan yang komprehensif. penggunaan sebanyak 7 (7,3%) pasien,
Untuk terapi farmakologi dalam amlodipin sebanyak 3 (3,2%) pasien, serta
mengatasi gejala kognitif, penggunaan obat beta blocker sebanyak 1 (1%) pasien.

Tabel 7. Tabel Distribusi Penggunaan Obat selain golongan Asetilkolinesterase


Inhibitor Pada Pasien Demensia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan.
Jenis Terapi Jumlah Persentase
Pasien
Antipsikotik
Risperidon 22 22,9%
Olanzapine 22 22,9%
Chlorpromazine 12 12,5%
Haloperidol 8 8,3%
Clozapine 7 7,2%
Aripiprazol 6 6,25%
Quetiapine 1 1%
Antiparkinson
Trihexyphenidyl 21 21,9%
Mood Stabilizer
Oxcarbazepine 1 1%
Antidepresan
Sertralin 4 4,2%
Amitriptilin 1 1%
Anxiolytic
Lorazepam 19 19,8%
Diazepam 2 2,1%
Alprazolam 1 1%
Antikonvulsan
Divalproex sodium 6 6,3%
Phenobarbital 6 6,3%

29
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020
Analgesik
Tramadol 1 1%
Imunosupresan
Cellcept 1 1%
Antihipertensi
Captopril 7 7,3%
Amlodipin 3 3,12%
Beta Blocker 1 1%
Vitamin
Mersibion 1 1%
Vitamin B12 1 1%
N-Methyl-D-Aspartate
Memantine 1 1%
Total 96 100%

DAFTAR PUSTAKA ‘Donepezil Versus Rivastigmine in


Andriana, et al 2017,’ Menopause dan Patients with Alzheimer’s Disease:
Alzheimer Disease ‘, Vol. 13 nomor 2 Attention and Working Memory’, J
desember 2017 Alzheimers Neurodegener Dis 2: 002.
Aupperle, Peter, et al 2206,’ Management Hartono, Bambang 2000, ‘Demensia (Tinjauan
agression, agitation, and psychosis in Aspek Definisi, Etiologi, Dermografi,
dementa : Focus on atypical Epidemiologi, dan Faktor Resiko)’,
antipsychotics’, SAGE Journals 2006, Berkata NeuroSains vol. 2, No. 1:179-
Vol 21. 188 Oktober 2000
Bunn, Frances, et al 2014,’Comorbidity and Harvey, RJ, Robinson, MS, Rossor MN, 2003,’
dementia : a scoping review of the The prevalence and causes of dementia
literature’, BMC Medicine 2014, in people under the age of 65 years’, J
12:192 Neurol Neurosurg Psychiatry 2003;74
Christensen, Kockrow. (2006). Adult Health :1206–1209
Nursing Fifth Edition.Philadelphia : Jones, RW, Soininen, H, Hager, K, Aarsland,
Mosby Company D, Passmore, P, Murthy, A, Zhang, R,
Colovic, MB, Krstic, DZ, Lazarevic-Pasti, TD, Bahra, R 2004, ‘A multinational,
Bondzic, AM, Vasic, VM 2013, andomized, 12-week study comparing
‘Acetylcholinesterase Inhibitors: the effects of donepezil and
Pharmacology and Toxicology’, galantamine in patients with mild to
Current Neuropharmacology, vol. 11, moderate Alzheimer’s disease’, Int J
No. 3 Geriatr Psychiatry 2004;19:58–67
Ebert H., Nurcombe B. 2008, Current Kaplan I, Sadock J., et al. 2010, Kaplan &
Diagnosis & Treatment: Psychiatry, Sadock Sinopsis Psikiatri, Jilid I,
Second Edition. McGraw Hill edisi ke-7 EGC, Jakarta.
Companies Inc, New York. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Flier, W, et al 2005, ‘Epidemiology and Risk 2015, Pedoman nasional pelayanan
Factors of Dementia’, Neurol kedokteran jiwa, Keputusan Menteri
Neurosurg Psychiatry 2005;76(Suppl Kesehatan Republik
V):v2–v7. doi: Indonesia,HK.02.02/MENKES/73/20
10.1136/jnnp.2005.082867 15.
Foster, PS, Drago, V, Roosa, KM, Campbell, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
RM, Witt, JC, Hellman, KM 2016, 2015, Formularium Nasional,

30
Yarsi Journal of Pharmacology Vol 1, No. 1, January 2020

Keputusan Menteri Kesehatan Sadowsky, Carl H. 2005, ‘Switching from


Republik Donezepil to Rivastigmine Is Well
Indonesia,HK.02/02/MENKES/523/2 Tolerated: Results of an Open-Label
015. Safety and Tolerability Study’, Prim
Lumbantobing, SM. 2004. Neurogeriatri. Care Companion J Clin Psychiatry
Jakarta : Balai Penerbit FKUI 2005;7;43-48
Maslim, Rusdi 2001, Diagnosis Gangguan Sjahrir, H, Nasution, D., dan Rambe, H.
Jiwa (Rujukan Ringkas dari PPDGJ – H. 1999. Demensia. Medan: USU
III), Jakarta: FK-Unika Atmajaya Press
McKhann, GM, Knopman, David, SK, Shumaker, Sally A, et al 2003, ‘Estrogen Plus
Chertkow, H, Hyman, BT, Jack, CR, Progestin and the Incidence of
Kawas, CH, Klunk, WE, Koroshet, Dementia and Mild Cognitive
WJ, Manly, JJ, Mayeux, R, Mohs, Impairment in Postmenopausal
RC, Morris, JC, Rossor, MN, Women’, JAMA, May 28, 2003 – Vol
Scheltes, P, Carrillo, MC, Thies, B, 289, N0.20.
Weintraub, S, Phelps, CH 2011, ‘The Stahl, SM 2013, Stahl’s essential
diagnosis of dementia due to psychopharmacology: neuroscientific
Alzheimer’s disease: basis and practical aplications, 4th edn,
Recommendations from the National Cambridge University Press,
Institute on Aging-Alzheimer’s Cambridge.
Association workgroups on diagnostic Uddin Akter, SF, Abdul Rani, MF, Nordin, MS,
guidelines for Alzheimer’s disease’, Rahman, JA, Aznan, M, Rathor, MY,
Alzheimers Dement. 2011 May ; 7(3): Rashid, MA, ‘Dementia, Islamic
263–269 Indication and Scientific Evidence’ ,
Perhimpunan Dokter Spesialis Safar Indonesia International Journal of Applied Science
2015 .Panduan Praktik Klinik: and Technology, Vol. 1 No. 5;
Diagnosis dan Penatalaksanaan September 2011
Demensia. PB. PERDOSSI, Jakarta. Warrent, T D. 2009,’ Risk for depression and
Prince, M, Knapp, M et al 2014. Dementia UK: cognitive deterioration in older
Second edition – Overview. United individuals: The important role of past
Kingdom : Alzheimer’s Society and present environtmental
Tariot, PN, Farlow, MR, Grossberg, GT, influences’. The American Journal of
Graham, SM, McDonald, S, Gergel, I Psychiatry. Vol 166: 12 hal. 1312-1314
2005, ‘Memantine Trearment in Patiens Wreksoatmodjo, Budi Riyanto 2014, ‘Beberapa
with Moderate to Severe Alzheimer Kondisi Fisik dan Penyakit yang
Disease Already Receiving Donezepil’, Merupakan Faktor Risiko Gangguan
JAMA, January 21, 2004 – Vol 291, Fungsi Kognitif ’, CDK-212/ vol. 41
no. 3. no. 1, th. 2014

31

You might also like