Professional Documents
Culture Documents
(1)
Ucik Ika Fenti Styana, (2)Rosiana Indrawati, (3)Muhammad Sigit Cahyono
(1,2)
Prodi Teknik Energi Institut Teknologi Yogyakarta
(3)
Prodi Teknik Perminyakan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
(1)
Email: ucik_energi@ity.ac.id
Jl. Janti Yogyakarta
ABSTRACT
One of the abundant energy source in Indonesia is organic waste in the form of leafs and
branches which is widely avalilable in homeyard. It can be utilized as alternative energy source by
gasification process. The objective of the study was to know the influence of raw material and AFR to
the characteristic of organic waste gasification process. The raw material used were leafs and
branches of melinjo (gnetum gnemon) which obtained from homeyard of inhabitant in Sidomoyo
village, Godean sub-district, Sleman Regency, Indonesia. Before being gasified, it was prepared for
proximate analysis in laboratorium. The gasification begins by feeding the raw material to the reactor
with variation of 100% leaf, 100% branch, and 50%-50% leaf and branch. The gasification process
was occured in reactor for one hour, and syn gas which produced has been analized to know the
composition of it. Result shows that raw material have influenced the characteristic of gasification
process. The highest heating rate was occured for gasification process of 100% leaf and AFR 0.5,
which it gas has burned after 25 minuted process in oxidation temperature of 650 0C, reduction
temperature of 3500C, and pyrolysis temperature of 2400C.
Keywords: air-fuel ratio, organic waste, syn gas, updraft gasifier.
29
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
30
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Gasifikasi adalah proses konversi bahan mengandung sekitar 2,5 m3 bahan bakar
bakar padat menjadi gas mampu bakar gas. Dalam terminologi energi, efisiensi
(CO, CH4, H2) melalui proses pembakaran konversi pada proses gasifikasi biomassa
dengan suplai udara terbatas yaitu antara berkisar antara 60 ± 70% (McKendry,
20% hingga 40% udara stoikiometri. 2002b).
Selama proses gasifikasi, terbentuk daerah Reaktor tempat terjadinya proses
proses yang dinamakan menurut distribusi gasifikasi disebut gasifier. Beberapa jenis
suhu dalam reaktor gasifikasi. Daerah- gasifier yang berkembang antara lain
daerah tersebut adalah drying, pyrolisis, gasifier unggun tetap (fixed bed) dengan
reduktion dan combustion. Masing-masing sistem aliran ke atas (updraft) dan aliran
daerah terjadi pada rentang suhu antara ke bawah (downdraft), gasifier dengan
1000C hingga 3000C, 3000C hingga 9000C, pelumasan (fluidized bed) dengan sistem
4000C hingga 9000C, dan 9000C keatas. gelembung (bubbling) dan sirkulasi
(Bambang, dkk, 2009) (sirculating), dan gasifier aliran berjalan
McKendry (2002a) menyimpulkan (entrained flow). Fluidized bed dan
bahwa gasifikasi biomassa merupakan entrained flow gasifier lebih sesuai dan
proses pengkonversian biomassa menjadi dipakai untuk pembangkit energi atau
bahan bakar berbentuk gas karena adanya industri skala besar, sehingga dalam
proses oksidasi parsial (sedikit oksigen) penelitian ini hanya dikaji jenis fixed bed
dari biomassa tersebut pada suhu tinggi gasifier atau gasifier dengan unggun tetap.
antara 800- 900qC. Gas yang dihasilkan Gasifier dengan unggun tetap
antara lain terdiri dari unsur-unsur merupakan jenis gasifier yang banyak
hidrogen, karbon monoksida, metana, digunakan karena konstruksi yang lebih
karbon dioksida, uap air, senyawa sederhana. Pada gasifier unggun tetap jenis
hidrokarbon lain dalam jumlah yang kecil, aliran ke atas (updraft gasifier), bahan
serta bahan-bahan non-organik (Lim dan masuk melalui hopper yang dapat dikunci
Sims, 2003). Gas yang dihasilkan ini dan mengalir ke bawah berlawanan dengan
mempunyai nilai kalori yang rendah (1000 aliran pembakaran dan gas yang
- 1200 kCal/Nm3) tetapi dapat dibakar dihasilkan. Karena sistem aliran yang
dengan efisiensi yang tinggi dengan berlawanan tersebut tipe gasifier ini dapat
kontrol yang mudah dan tidak beroperasi untuk bahan yang mempunyai
menghasilkan emisi. Setiap kilogram kadar lengas yang tinggi. Namun demikian
biomassa kering-udara (kadar air ± 10%) gas yang dihasilkan tidak bersih sehingga
31
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
kurang sesuai untuk pemakaian pada gasifikasi. Selain itu, digunakan blower
pemanasan bahan olahan atau makanan. dan anemometer untuk mengukur
Beberapa penelitian telah dilakukan kecepatan udara yang masuk ke dalam
untuk mengembangkan gasifier aliran ke gasifier.
atas. Studi tentang kesetimbangan massa
pada updraft gasifier untuk serbuk gergaji
telah dilakukan oleh Payne dan Chandra
(1985). Dunlap dan Payne (1988)
melakukan studi penerapan kontrol dengan
mikro-komputer pada gasifier. Studi
terhadap gasifikasi biomassa juga Gambar 1. Peralatan Updraft Gasifier
dilakukan oleh Hoki dkk, dimana mereka
meneliti aspek kestimbangan panas dan 3.2.Bahan Penelitian
efisiensi gasifikasi (Hoki dkk, 1994), serta Bahan yang digunakan dalam penelitian
stabilitas laju produksi gas (Hoki dkk, ini adalah sampah organik berupa daun
1995). Studi tentang kontrol suhu pada dan ranting tanaman melinjo yang
gasifier juga telah dilakukan dengan didapatkan dari lahan pekarangan rumah
perlakuan kontrol aliran bahan baku (Hoki warga di Desa Sidomoyo, Kabupaten
dkk, 2002). Sleman.
32
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
33
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
keluaran gas, lalu dipantik hingga daripada kadar abu dan kadar karbon
menyalakan api yang stabil, kemudian ranting. Di sisi lain, kadar bahan mudah
sampel gas diambil menggunakan menguap (volatile matter) daun sebesar
syringe untuk dianalisa di laboratorium. 53,52% lebih kecil dibandingkan kadar
- Setelah percobaan selesai, char dan ash bahan mudah menguap ranting. Nilai ini
dikeluarkan lalu ditimbang. Blower hampir sebanding dengan referensi 2,
dimatikan dan semua peralatan dimana daun akan memiliki kadar abu dan
percobaan dirapikan kembali. kadar karbon yang lebih besar daripada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ranting serta kadar bahan mudah menguap
yang lebih kecil dibandingkan ranting.
4.1.Karakteristik Bahan Baku Akan tetapi, kadar abu daun dan ranting
Berdasarkan pengujian proximate bahan melinjo jauh lebih tinggi daripada kayu
baku sampah organik yang dilakukan di karet dan limbah padat industri, sedangkan
Laboratorium Chem-mix Pratama, bahan mudah menguapnya tidak
didapatkan karakteristik bahan baku menunjukkan perbedaan yang signifikan.
ranting dan daun melinjo dibandingkan Tingginya kadar karbon dan bahan mudah
dengan beberapa referensi seperti menguap akan membuat proses gasifikasi
ditunjukkan dalam tabel 1. berikut. menjadi lebih bagus, karena semakin
Tabel 1. Karakteristik bahan banyak bahan yang akan tereduksi menjadi
producer gas yang mudah terbakar. Akan
tetapi tingginya kadar abu akan
menyulitkan proses gasifikasi daun dan
ranting melinjo karena akan banyak
menyerap energi yang seharusnya untuk
proses reduksi dan pirolisis.
Data Primer : Hasil pengujian di 4.2.Karakteristik Proses Gasifikasi
Laboratorium Chem-mix Pratama, Bantul Pada percobaan gasifikasi dengan berbagai
Referensi 1 : Rinovianto, 2012
macam bahan baku ini, didapatkan hasil
Referensi 2 : Diputra, 2010
Referensi 3 : Styana, 2016 bahwa waktu pengeringan masing-masing
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa bahan berbeda, dimana bahan bakar daun
kadar air daun sebesar 10,01 %, lebih lebih cepat menghasilkan gas yang mudah
tinggi daripada ranting. Begitu juga kadar terbakar, hanya dalam waktu 10 menit.
abu daun sebesar 13,11 % dan juga kadar Sedangkan untuk bahan bakar campuran
karbon daun sebesar 48,41 %, lebih besar daun dan ranting 50%, maupun 100%
34
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
35
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
36
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
37
JURNAL ENGINE VOLUME 3 NO.1, MEI 2019 E-ISSN: 2579-7433
DITERBITKAN OLEH PRODI TEKNIK MESIN UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Technologies. Bioresource
Technology. Vol. 83:47-54.
McKendry, P. (2002b). Energy Production
from Biomass (Part 3):
Gasification Technologies.
Bioresource Technology. Vol.
83:55-63.
Payne, F.A., Chandra, P.K. (1985). Mass
Balance for Biomass Gasifier
Combustor. Transaction of the
ASAE 28(6):2037-2041
Radar Sulteng Online, 2009, ³Sampah
Indonesia 167 Ribu Ton Per Hari´.
Diakses melalui
http://www.radarsulteng.com/berita
/index.asp?Berita=Utama&id=489
59, 23 Februari 2009.
Rinovianto, 2012. Karakteristik Gasifikasi
pada Updraft Double Gas Outlet
Gasifier Menggunakan Bahan
Bakar Kayu Karet. Skripsi Fakultas
Teknik Universitas Indonesia,
Jakarta.
Sandra, dkk., 2013, Konversi Cangkang
Sawit menjadi Bio-oil
menggunakan Katalis
Ni.Mo/Lempung Cengar, Tugas
Akhir Program Studi Teknik Kimia
S1, Fakultas Teknik, Universitas
Riau.
Styana, Ucik Ika. 2016. Pengaruh
Kecepatan Udara terhadap Suhu
Reaktor dan Efisiensi Proses
Gasifikasi Limbah Padat Aren.
Jurnal Rekayasa Lingkungan,
November 2016.
38