You are on page 1of 7

Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis


Kelamin, Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Pencabutan
Gigi Di RSGM FKG Universitas Jember
(The Differences Patients Anxiety Level Based on Age, Sex,
Education level and Tooth Extraction Experience at Dental
Hospital, Faculty of Dentistry, University of Jember)
Syamsul Bachri, Zainul Cholid, Abdul Rochim
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
email: barysenju@gmail.com
Abstract
Tooth extraction is a surgery treatment which involves bone tissue dan soft-tissue structure
of oral cavity. The procedure of the tooth extraction causes the highest dental anxiety. Among the
factors to affect one’s anxiety level are age, sex, education level, as well as the experience of taking
tooth extraction. The objective of this research is to find out the variance of the degree of patient’s
anxiety level based on age, sex, education level and tooth extraction experience at Dental Hospital,
Faculty of Dentistry, University of Jember. This research used analytical survey design with
retrospective approach. The subject of this research is the entire patients who visit the Oral Surgery
section toperform tooth extraction during the period of January to March 2016. This research
employed consecutive sampling as its sampling collection technique. As many as 86 respondents
are taken as the sample of this research. Sample is measured using questionnaire regarding the
anxiety level prior the extraction. Results of this research reveal that 49 patients experience anxiety
prior to the tooth extraction treatment. Analysis is performed using Mann-Whitney statistics,
resulting in the value of 0,903 and 0,334 (p>0,05), while the Kruskall Wallis testing demonstrates
the value of 0,004 and 0,001 (p<0,005). The conclusion of this research states that the variance
among the patients’ anxiety level based on age and education level exist. Meanwhile, regarding
similar level of anxiety, sex and the experience of tooth extraction at the Dental Hospital University
of Jember do not exist, respectively.
Keywords: Tooth extraction, dental anxiety

Abstrak
Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan pembedahan yang melibatkan jaringan tulang
dan jaringan lunak dari rongga mulut. Prosedur pencabutan gigi merupakan penyebab kecemasan
dental paling tinggi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan seseorang
adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, serta pengalaman pernah dan tidak pernah dilakukan
pencabutan gigi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan
pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di
RSGM FKG Universitas Jember. Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan
pendekatan retrospektif. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dating kebagian
Bedah Mulut untuk melakukan pencabutan gigi pada januari sampai maret 2016. Teknik
pengambilan sampel adalah consecutive sampling. Jumlah sampel adalah 86 responden. Sampel
diukur dengan kuisioner tingkat kecemasan sebelum dilakukan pencabutan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat 49 Pasien yang mengalami kecemasan saat akan dilakukan
pencabutan gigi. Analisis berdasarkan statistic Mann-Whitney didapatkan hasil 0,903 dan 0,334
(p>0,05) dan uji Kruskall Wallis menunjukan hasil 0,004 dan 0,001 (p<0,005). Kesimpulannya, ada
perbedaan antara tingkat kecemasan pasien berdasarkan usia dan tingkat pendidikan sedangkan
untuk jenis kelamin dan yang sudah pernah atau belum pernah dilakukan pencabutan gigi di RSGM
Universitas Jember tidak terdapat perbedaan dalam tingkat kecemasan pasien
Kata Kunci: pencabutan gigi, kecemasan dental

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 138


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

Pendahuluan negara seperti di Australia, Inggris, Fiji, Republik


Kiribati, dan India Barat tentang kecemasan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan pasien dewasa dalam tindakan perawatan gigi
salah satu faktor yang melatarbelakangi status khususnya pencabutan gigi, dapat dilakukan
kesehatan masyarakat. Berdasarkan laporan dengan suatu alat ukur. Ada beberapa alat ukur
hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
Nasional tahun 2013, dari hasil wawancara kecemasan orang dewasa terhadap perawatan
sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai gigi yang akan dilakukan, salah satunya adalah
masalah gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Alat
(potential demand). Di antara mereka, terdapat ukur ini sangat berguna untuk mengetahui
31,1% yang menerima perawatan dan seberapa besar kecemasan pasien dewasa
pengobatan dari tenaga medis gigi (perawat dalam bidang perawatan gigi [7]. Kecemasan
gigi, dokter gigi atau dokter gigi spesialis), dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
sementara 68,9% lainnya tidak dilakukan jenis kelamin, usia, pengalaman, tingkat
perawatan [1]. Salah satu tindakan perawatan pendidikan dan lain-lain.
dalam bidang kedokteran gigi adalah Ketersediaan data tentang kecemasan
pencabutan gigi. pasien mengenai berbagai tindakan perawatan
Pencabutan gigi merupakan hal yang gigi masih jarang ditemukan di RSGM FKG
sering dilakukan oleh seorang dokter gigi. Universitas Jember. Jika dokter gigi menyadari
Pencabutan gigi merupakan suatu tindakan tingkat kecemasan pasien, diharapkan dapat
pembedahan yang melibatkan jaringan tulang mengantisipasi perilaku pasien untuk membantu
dan jaringan lunak dari rongga mulut. menghindarkan rasa cemas tersebut sehingga
Pencabutan gigi paling banyak dilakukan karena perencanaan perawatan akan berhasil. Oleh
karies, selain itu oleh karena penyakit karena itu peneliti ingin mengetahui tentang
periodontal, gigi impaksi dan gigi yang sudah Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien
tidak dapat lagi dilakukan perawatan Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Tingkat
endodontik. Tindakan pencabutan gigi juga Pendidikan, Pernah dan Belum Pernah
dilakukan pada gigi sehat untuk tujuan Dilakukan Pencabutan Gigi di RSGM FKG
memperbaiki maloklusi, untuk alasan estetik, Universitas Jember.
dan juga kepentingan perawatan ortodontik atau
prostodontik [2]. Prosedur pencabutan gigi
merupakan penyebab kecemasan dental paling Metode Penelitian
tinggi [3]. Penelitian ini menggunakan desain
Kecemasan pasien memberikan efek survei analitik dengan metode retrospektif.
negatif terhadap prosedur perawatan gigi yang Subyek penelitian ini adalah seluruh pasien
akan dilakukan. Saat pasien merasa cemas yang datang ke bagian Bedah Mulut untuk
terjadi stimulasi sistem saraf simpatis yang melakukan pencabutan gigi pada bulan Januari
dapat mengakibatkan peningkatkan curah sampai maret tahun 2016. Teknik sampel yang
jantung dan vasokonstriksi arteriol, sehingga digunakan adalah consecutive sampling yang
terdiri dari 86 responden. Analisa data pada
meningkatkan tekanan darah [4]. Hal ini juga
penelitian ini menggunakan uji Mann Whitney,
merupakan penyebab dari 75% kegagalan dan Kruskall Wallis. Data dari penelitian ini
perawatan rutin yang dilakukan dokter gigi. diperoleh dengan teknik pengisian kuesioner
Kecemasan yang dialami pasien perlu Pengisian kuesioner dilakukan didampingi
mendapatkan perhatian karena mempengaruhi peneliti dengan memperhatikan etika penelitian,
kinerja dokter dan keberhasilan tindakan meliputi Informed Consent, kerahasiaan, asas
pencabutan gigi [5]. Prevalensi kecemasan akan kemanfaatan, keadilan, dan kejujuran.
perawatan gigi telah dilaporkan berkisar dari 5%
Hasil Penelitian
– 20% di berbagai negara [6].
Penelitian perbedaan tingkat kecemasan
Penelitian yang dilakukan di berbagai pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 139


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

pendidikan dan pengalaman pencabutan gigi di Tabel 2. Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan
RSGM FKG Universitas Jember mendapatkan pasien yang pernah dan belum pernah
hasil sebagai berikut ini. dilakukan pencabutan gigi

Uji Mann-Whitney N Sig. Keterangan


Karakteristik Responden
Kecemasan 86 0,903 Tidak ada
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden pasien yang perbedaan yang
yang pernah dan belum pernah dilakukan pernah dan signifikan
pencabutan gigi di RSGM Universitas belum pernah
Jember pada bulan Januari-Maret 2016 dilakukan
pencabutan
Karakteristik Pernah Belum pernah gigi
responden dilakukan dilakukan
pencabutan gigi pencabutan gigi
Frekuensi % Frekuensi % Uji Mann Withney menunjukkan nilai signifikansi
Usia sebesar 0,903 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak
Remaja 0 0,0 2 4,7
Dewasa awal 12 27,9 22 51,
ada perbedaan yang signifikan antara tingkat
Dewasa 23 53,5 16 2 kecemasan pasien yang pernah dilakukan
tengah 8 18,6 3 37, pencabutan dan pasien yang belum pernah
Lanjut usia 2 dilakukan pencabutan di RSGM FKG
7
Universitas Jember.
Total 43 100 43 100
Jenis Kelamin
Perempuan 16 37,2 20 46, Tabel 3. Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan
Laki-laki 27 62,8 23 5 pasien berdasarkan jenis kelamin
53,
5 Uji Mann-Whitney N Sig. Keterangan
Total 43 100 43 100 Kecemasan Laki-laki 86 0,334 Tidak ada
Pendidikan dan Perempuan perbedaan
Tidak 3 7 5 11, yang
sekolah 25 58,1 23 6 signifikan
Pendidikan 8 18,6 6 53.
dasar 5
Pendidikan 14
Tabel 3 Uji Mann Withney menunjukkan
menengah 7 16,3 9 nilai signifikansi sebesar 0,334 (p>0,05) yang
Pendidikan berarti bahwa tidak ada perbedaan yang
tinggi 20, signifikan antara tingkat kecemasan pasien
9
dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan
Total 43 100 43 100
yang dilakukan pencabutan gigi di RSGM FKG
Universitas Jember.
Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari
setengah responden pada kelompok yang Tabel 4. Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan
pernah dilakukan pencabutan gigi berada pada pasien berdasarkan usia
usia dewasa tengah, yaitu sebanyak 23
responden (53,5%). Sedangkan pada kelompok Uji Kruskall Wallis N Sig. Keterangan
yang belum pernah dilakukan pencabutan gigi Kecemasan 86 0,004 Terdapat
lebih dari setengah responden berada pada berdasarkan Usia perbedaan
kelompok usia dewasa awal yaitu sebanyak 22 pasien yang
signifikan
responden (51,2%). Pada table 1 dapat
diketahui bahwa responden dalam penlitian ini
sebagian besar berjenis kelamin laki-laki, baik Uji Kruskall Wallis menunjukkan nilai
pada kelompok responden yang penah maupun signifikansi sebesar 0,004 (p<0,05) yang berarti
belum pernah dilakukan pencabutan gigi yaitu bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
sebanyak 50 responden (58,13%). Tingkat antara tingkat kecemasan pasien dengan usia
pendidikan responden dalam penelitian ini baik remaja (10-19 tahun), dewasa awal (20-39
dari kelompok yang pernah maupun belum tahun), dewasa tengah (40-59 tahun) dan lanjut
pernah dilakukan pencabutan gigi merupakan usia (>59 tahun) yang dilakukan pencabutan gigi
lulusan pendidikan dasar yaitu sebanyak 25 di RSGM FKG Universitas Jember.
responden (58,1%) pada kelompok yang penah
dilakukan pencabutan gigi dan 23 responden
(53,5%).

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 140


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

dianggap mengancam bagi dirinya dibandingkan


Tabel 5. Hasil uji perbedaan tingkat kecemasan perempuan [9]. Hasil ini didukung oleh penelitian
pasien berdasarkan tingkat pendidikan di RSGMP Kandea Makasar tahun 2014 yang
juga menunjukkan hasil dimana laki-laki memiliki
Uji Kruskall Wallis N Sig. Keterangan tingkat kecemasan yang lebih rendah
Kecemasan 86 0,001 Terdapat
dibandingkan pada perempuan. Selain itu
berdasarkan Tingkat perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Harfika di
Pendidikan pasien yang Puskesmas Bahu Kecamatan Malayang Kota
signifikan Manado tentang gambaran pasien dewasa
terhadap tindakan pencabutan gigi juga
menunjukkan hasil yang sama bahwa pasien
Uji Kruskall Wallis menunjukkan nilai
perempuan lebih banyak mengalami kecemasan
signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) yang berarti
dibandingkan dengan pasien laki-laki. Hal
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
tersebut dikarenakan secara fisik perempuan
antara tingkat kecemasan pasien yang tidak
lebih lemah dibandingkan laki-laki, sifat tersebut
berpendidikan, berpendidikan dasar,
membuat perempuan memberikan respon lebih
berpendidikan menengah, dan berpendidikan
terhadap sesuatu hal yang dianggap berbahaya
tinggi di RSGM FKG Universitas Jember.
[10].
Pembahasan Tingkat kecemasan pasien di Klinik
Bedah Mulut RSGM Universitas Jember dilihat
Kecemasan merupakan suatu keadaan
dari segi usia diketahui bahwa pasien usia
fisiologis dari tubuh dalam meghadapi situasi
remaja memiliki tingkat kecemasan rata-rata
tertentu, tetapi kecemasan juga dapat berubah
14,00, dewasa awal 12,97, demasa tengah
menjadi gangguan apabila berlebihan dan tidak
10,51, dan lansia sebesar 9,45. Maka dapat
sebanding dengan situasi. Kecemasan pasien
diketahui bahwa semakin bertambah usia
saat akan dilakukan tindakan pencabutan gigi
pasien, maka semakin rendah tingkat
dapat memberikan dampak negatif dalam
kecemasannya. Usia sangat berpengaruh
prosedur perawatan gigi [5]. Dampak negatif
terhadap tingkat kecemasan pasien sebelum
tersebut antara lain dapat mengakibatkan
pencabutan gigi, sesuai dengan hasil uji statistik
peningkatan tekanan darah, peningkatan
menggunakan Uji Kruskall Wallis yang
tekanan darah pada tindakan pencabutan gigi
menunjukan hasil 0,004 (p<0,005) bahwa
dapat beresiko menimbulkan perdarahan [4].
terdapat perbedaan yang bermakna tingkat
Selain itu kecemasan dan rasa takut terhadap
kecemasan pasien sebelum pencabutan gigi
prosedur pencabutan gigi dapat menyebabkan
antara 4 kelompok usia dalam penelitian ini. Hal
pasien cenderung menghindari atau menunda
ini dikarenakan usia berhubungan dengan
perawatan gigi sehingga hal tersebut dapat
pengalaman dan pandangan terhadap sesuatu,
mempengaruhi kinerja dan keberhasilan
semakin bertambah usia seseorang maka
tindakan pencabutan gigi [5]. Pada penelitian ini
semakin matang proses berifikir dan bertindak
diketahui bahwa terdapat 86 pasien yang
dalam menghadapi sesuatu. Hal ini sesuai
dilakukan pencabutan gigi dari bulan Januari
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh
sampai Maret 2016 di RSGM Universitas
Lukman (2009) yang menyatakan bahwa
Jember. Sebanyak 49 (56,98%) pasien tersebut
kematangan dalam proses berfikir pada individu
mengalami kecemasan baik ringan, sedang,
yang berumur dewasa lebih memungkinkannya
maupun berat. Banyak faktor yang
untuk menggunakan mekanisme koping yang
mempengaruhi tingkat kecemasan pasien saat
baik dibandingkan kelompok umur anak-anak
dilakukan pencabutan gigi antara lain, usia,
[11]. Mekanisme koping merupakan bentuk
pendidikan, jenis kelamin, dan pengalaman
pengendalian diri individu terhadap perubahan
pencabutan gigi [8].
yang dihadapi atau diterima oleh tubuh.
Pada penelitian ini diketahui tingkat Penelitian di Departemen Bedah Mulut RSGMP
kecemasan rata-rata pasien laki-laki lebih FKG USU Medan juga menunjukkan hasil
rendah dibandingkan tingkat kecemasan pada bahwa tingkat kecemasan berbanding terbalik
perempuan. Hal ini sesuai dengan teori yang dengan usia pasien, yaitu semakin bertambah
disampaikan oleh Sunaryo (2004) bahwa pada usia pasien semakin berkurang tingkat
umumnya seorang laki-laki dewasa mempunyai kecemasannya.
mental yang kuat terhadap sesuatu yang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 141


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

Kematangan dalam proses berfikir juga dalam perawatan. Pasien yang belum pernah
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seseorang. menjalani tindakan bedah mulut, misalnya
Tingkat pendidikan yang cukup akan lebih pencabutan gigi, pasti akan merasa lebih cemas
mudah dalam mengidentifikasi tekanan dalam dari pada orang yang sudah pernah. Kurangnya
diri sendiri maupun dari luar dirinya. Hasil uji informasi yang cukup mengenai perawatan gigi
Kruskall Wallis menunjukan bahwa terdapat sehingga mereka menganggap hal tersebut
perbedaan yang signifikan antara tingkat adalah sesuatu yang menakutkan [15].
kecemasan pasien yang berpendidikan tinggi, Meskipun diketahui bahwa tingkat kecemasan
berpendidikan menengah, berpendidikan dasar pasien yang belum pernah dilakukan
dan tidak berpendidikan. Hal ini menunjukan pencabutan gigi lebih tinggi dibandingkan pasien
bahwa status pendidikan seseorang yang sudah pernah dilakukan pencabutan gigi,
berpengaruh terhadap tingkat kecemasan yang tetapi berdasarkan uji signifikansi perbadaan
dialami sebelum pencabutan gigi. Tingkat tingkat kecemasan pasien yang belum dilakukan
pendidikan juga mempengaruhi kesadaran dan pencabutan gigi dengan pasien yang pernah
pemahaman terhadap stimulus [12]. Semakin dilakukan pencabutan gigi mendapatkan hasil
tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula nilai signifikansi sebesar 0,903 (p>0,05). Hal
kesadaran dan pemahaman terhadap stimulus, tersebut menunjukan bahwa tidak ada
namun pada kenyataannya pada penelitian ini perbedaan yang signifikan antara tingkat
diketahui bahwa pasien yang bependidikan kecemasan pasien yang sudah pernah
tinggi malah mempunyai rata-rata tingkat dilakukan pencabutan gigi dengan pasien yang
kecemasan lebih tinggi daripada pasien yang belum pernah dilakukan pencabutan gigi.
tidak berpendidikan. Notoatmodjo (2010)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan Kecemasan dalam perawatan
merupakan salah satu faktor yang pencabutan gigi dipengaruhi oleh berbagai
mempengaruhi harapan dan persepsi pasien macam faktor. Komunikasi yang baik antara
terhadap pelayanan kesehatan [13]. Siagian operator dengan pasien dapat membangun rasa
(2000), menyatakan bahwa semakin tinggi kepercayaan serta menurunkan tingkat
tingkat pendidikan seseorang semakin besar kecemasan pasien terhadap prosedur
pula keinginan dan harapannya, sehingga pencabutan gigi. Sebelum, selama dan setelah
pasien yang berpendidikan tinggi kebanyakan perawatan pasien harus selalu memiliki
lebih peka dan kritis terhadap situasi dalam kemungkinan berkomunikasi dengan dokter gigi,
perawatan gigi. Apabila dokter gigi terkesan contohnya: pasien dapat mengajukan
gugup atau tidak siap dalam melakukan pertanyaan terbuka, membiarkan pasien aktif
perawatan maka hal tersebut dapat dalam memilih perawatan yang terbaik untuk
menimbulkan ketidakpercayaan pasien terhadap dirinya sendiri. Sikap dokter gigi juga
dokter gigi yang dapat meningkatkan tingkat mempengaruhi kecemasan pasien terhadap
kecemasan pasien selama pencabutan gigi [14]. perawatan. Dokter gigi harus memiliki sikap
Berbeda dengan pasien yang tidak yang tenang, percaya diri, dan komunikatif.
berpendidikan atau berpendidikan rendah, yang Dokter gigi muda tidak boleh terlihat gugup saat
pada umumnya lebih pasrah dalam menjalani menghadapi pasien, apabila dokter gigi terlihat
perawatan yang dilakukan. gugup maka dapat mengakibatkan pasien ragu
terhadap perawatan yang akan dilakukan.
Hasil penelitian ini juga menunjukan Dokter gigi muda juga tidak boleh berdiskusi
bahwa pada umumnya pasien yang belum dengan teman tentang perawatan dihadapan
pernah dilakukan pencabutan gigi memiliki pasien, karena mungkin dapat mengakibatkan
tingkat kecemasan yang lebih tinggi pasien ragu terhadap kompetensi dokter
dibandingkan pasien yang pernah dilakukan sehingga dikhawatirkan timbul rasa kurang
pencabutan gigi. Data penelitian ini menunjukan percaya terhadap dokter dan menyebabkan
bahwa tingkat kecemasan rata-rata pasien yang kecemasan sebelum perawatan pencabutan
belum pernah dilakukan pencabutan gigi (11,74) gigi.
lebih tinggi dibandingkan pasien yang sudah
pernah dilakukan pencabutan gigi (11,12). Hal
ini dikarenakan pasien yang sudah pernah Dokter gigi selain perlu memperhatikan
dilakukan pencabutan gigi memiliki pengetahuan faktor-faktor yang dapat mengakibatkan
tentang prosedur perawatan gigi sehingga kecemasan pasien, mungkin perlu juga
pasien cenderung lebih tenang dan kooperatif dilakukan beberapa metode yang dapat

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 142


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

menurunkan tingkat kecemasan pasien sebelum Ucapan Terima Kasih


pencabutan gigi seperti menggunakan terapi
musik dan relaksasi. Terapi musik dapat Penulis mengucapkan terima kasih
diberikan dengan berbagai cara, misalnya kepada Responden penelitian dan RSGM
seperti memutar musik klasik di tempat ruang Universitas Jember.
tunggu sebelum dilakukan pencabutan. Selain
itu dapat juga digunakan bor gigi dengan musik, Daftar pustaka
dimana pasien dapat memilih sendiri lagu yang [1] Riskesdas. Badan penelitian dan
dimainkan sehingga diharapkan pasien dapat pengembangan kesehatan RI. Jakarta;
rileks dan tidak cemas saat dilakukan perawatan 2013.
gigi dan mulut. Musik yang sesuai dengan
[2] Ngangi RS, Mariati NW, Hutagalung B.
selera pasien mempengaruhi sistem limbik dan
Gambaran pencabutan gigi di balai
saraf otonom, menciptakan suasana rileks,
pengobatan rumah sakit gigi dan mulut
aman dan menyenangkan sehingga
Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-
merangsang pelepasan substrat kimia (gamma
Gigi [Internet]. 2012 [diambil tanggal 17
amino butyric acid (GABA), enkephalin, dan
Mei 2016]; dari: http://goo.gl/Td9jpv.
beta endorphin) yang akan mengeliminasi
[3] Jason M. How do we measure dental
neurotransmitter rasa nyeri maupun kecemasan
fear and what are we measuring ?. Oral
sehingga menciptakan ketenangan dan
Health Prev Dent; 2010. p. 107-115.
memperbaiki suasana hati (mood) pasien [16].
[4] Berman A, Snyder S, Kozier B, Erb G.
Hal ini sesuai dengan penelitian di RSGM
PSPDG-FK Unsrat menunjukan bahwa terapi Buku ajar praktik keperawatan klinis
musik klasik dapat menurunkan tingkat edisi kelima. Jakarta: EGC; 2009.
kecemasan pasien dalam menjalani prosedur [5] Bakar A. Kedokteran gigi klinis.
pencabutan gigi. Diharapkan dengan memahami Yogyakarta: Quantum; 2012.
faktor-faktor yang dapat menyebabkan [6] Ter-Horst G, Wit CA. Review of
kecemasan pada pasien dan dengan berbagai behavioral research in dentistry 1987-
metode untuk mengatasi kecemasan dokter gigi 1992 : dental anxiety, dentist-patient
dapat melakukan penanganan yang tepat relationship, compliance and
terhadap pasien yang cemas sebelum dilakukan attendance. Int. dent. J. Netherlands:
pencabutan gigi sehingga prosedur perawatan Academic centre for dentistry
gigi dan mulut dapat berjalan dengan lancar. Amsterdam; 1993.
[7] Zac M, Aleva FT. Dental anxiety in Fiji.
Simpulan dan Saran Pacific public health 2 no 1; 2004.
[8] Asmadi. Konsep dasar keperawatan.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara Jakarta: EGC; 2008.
tingkat kecemasan pasien usia remaja (10-19 [9] Sunaryo. Psikologi untuk keperawatan.
tahun), dewasa awal (20-39 tahun), dewasa Jakarta: EGC; 2004.
tengah (40-59 tahun) dan lanjut usia (>59 tahun) [10] Boky H, Mariati NW, Maryono J.
yang dilakukan pencabutan gigi di RSGM FKG Gambaran tingkat kecemasan pasien
Universitas Jember. Tidak ada perbedaan yang dewasa terhadap tindakan pencabutan
signifikan antara tingkat kecemasan pasien gigi di puskesmas Bahu Kecamatan
dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan Malayang Kota Manado [Internet]. 2013
yang dilakukan pencabutan gigi di RSGM FKG [diambil tanggal 19 April 2016]; dari:
Universitas Jember. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/egi
Terdapat perbedaan yang signifikan antara gi/article/view/3115.
tingkat kecemasan pasien yang tidak [11] Lukman. Asuhan keperawatan pada
berpendidikan, berpendidikan dasar, klien dengan gangguan system
berpendidikan menengah, dan berpendidikan musculoskeletal. Jakarta: Salemba
tinggi di RSGM FKG Universitas Jember. Tidak Medika; 2009.
ada perbedaan yang signifikan antara tingkat [12] Kaplan HI, Saddock BJ. Sinopsis
kecemasan pasien yang pernah dilakukan psikiatri ilmu pengetahuan perilaku
pencabutan dan pasien yang belum pernah psikiatri klinis jilid 1 edisi 10. Jakarta:
dilakukan pencabutan di RSGM FKG Bina Rupa Aksara; 2007.
Universitas Jember. [13] Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta;

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 143


Bachri, et al, Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin…

2010. approaches. 2009 [diambil tanggal 17


[14] Siagian SP. Manajemen sumber daya Mei 2016]; dari: http://goo.gl/Zc2NjV.
manusia. Jakarta: Bumi Aksara; 2000. [16] Alexander M. The charms of music:
[15] Hmud R, Walsh LJ. Dental anxiety : step-by-step prescription for patients.
causes, complications and management NCMJ; 2001.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 5 (no.1 ), Januari.2017 144

You might also like