You are on page 1of 8

Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015

8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PERGURUAN TINGGI
Erna Kusumawati
Prodi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri
Jl. Damai no. 8 Warung Jati Barat Jakarta Selatan
ernakusumawati19@gmail.com

ABSTRACT

The presence and the presence of HR management and the lecturers have an important role in determining
the smoothness and success of the college. Lecturers are required to have the ability, motivation, disipiin work,
work ethic, workplace culture, work ethic, and high morale so that the teachers can do their job properly and
effectively. Conception of HR management colleges provide an understanding that human resources lecturer
(SDMD) has a vital position in shaping the image quality of graduates and the quality of higher education in
general. This position is reinforced by the fact that the faculty has high authority in the academic process and
even higher than a similar profession in educational institutions under it. Training objectives and benefits can
not be separated from one another. Both support each other. The purpose and benefits of training can be
divided into the goals and benefits that meet the needs of internal and external. The purpose and benefits of
training to meet internal needs is training to human resources indovidu interests. The purpose and benefits of
training to meet the needs of external that is helpful for the progress and development of the institution. The
combination of the various opinions of experts concluded that in general the goal of developing a lecturer is to
improve and increase the knowledge, skills and attitudes to tasks or responsibilities to the organization in
order to achieve the goals of education and improving the quality of education, it will also provide a basis for
achieving the long-term goals in enhancing the career for him so that labor productivity in
achieving the objectives effectively and efficiently.

Keywords: Human Resource Development, College, SDM College

PENDAHULUAN Pada sekolah tinggi pimpinan tertingginya adalah


ketua dengan para pembantunya, pimpinan
Manajemen sumber daya manusia memiliki bawahnya adalah ketua program studi. Para
fungsi dan lingkup yang luas. Kedudukan SDM pimpinan tersebut adalah pejabat struktural yang
dalam penyelenggaraan fungsi MSDM bersifat berasal dari tenaga fungsional sebagai dosen.
strategis. Peran tersebut menunjukan bahwa SDM Para pejabat administratif yaitu kepala biro,
tidak hanya bersifat administrative akan tetapi SDM bagian, sub bagian dan seksi, adalah pejabat
dalam kedudukannya saat ini merupakan wujud dari struktural administratif. Para pejabat struktural
fungsi MSDM sebagai mitra strategis yang memiliki akademik dan dosen adalah para profesional (kepala
peran sebagai agen perubah lembaga. Tujuan dari biro dan bagian) sedangkan pejabat administrasi
pengembangan sumber daya manusia (dosen) adalah tingkat bawah (sub bagian dan seksi) serta anggota
pencapaian tujuan organisasi perguruan tinggi. atau karyawan adalah para tenaga trampil (skillfull).
Tujuan tersebut akan dapat dicapai secara optimal Pada saat sekarang gambaran seperti itu belum
apabila unsur pimpinan dan para pelaksananya yaitu merata pada semua perguruan tinggi. Dalam uraian
dosen memiliki kemampuan dan berkinerja sesuai selanjutnya pengertian sumber daya manusia
ketentuan (standar). Pimpinan perguruan tinggi dan dibatasi pad sumber daya manusia sebagai staf
para dosen berkemampuan dan berkinerja secara akademik yaitu dosen yang dalam konteks tertentu
standar sesuai dengan prinsip atau filsafat kadang-kadang juga disebut guru (guru besar).
manajemen sehingga memerlukan penyempurnaan Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai
atau peningkatan secara berkelanjutan. bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika.
Sumber daya pendidikan pada jenjang Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer
perguruan tinggi, meliputi unsur pimpinan pendidikan tinggi khususnya manajemen SDM
perguruan tinggi (puncak, menengah dan bawah) yakni menghadirkan profesi dosen profesional
dan anggota atau staf, baik staf akademik maupun dimana out-put akhirnya kampus mampu
administratif. Pada perguruan tinggi yang menghasilkan lulusan yang kompeten dalam
memegang pimpinan puncak adalah rektor dengan bidangnya masing-masing. Sekaligus eksistensi
para pembantunya, pimpinan menengah adalah dosen profesional menjadi kebutuhan untuk
dekan dengan para pembantunya, dan pimpinan mewujudkan visi dan misi perguruan tinggi tersebut.
bawah adalah ketua jurusan dan ketua program studi.
Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

Lalu muncul pertanyaan kritis, apa itu manajemen Dosen dan perguruan tingginya tidak akan
SDM perguruan tinggi? memiliki gairah sebagai suatu lembaga
Konsep manajemen SDM perguruan tinggi penyelenggara pendidikan profesional apabila salah
dapat didefenisikan sebagai usaha merencanakan, satu instrumen tridharma perguruan tinggi tersebut
mengorganisasikan, menggerakkan dan menilai diabaikan dosen, misalnya dosen dan perguruan
SDM perguruan tinggi sehingga mampu tinggi semata-mata menyelenggarakan fungsi
memberikan kontribusi sebesar-besarnya bagi pendidikan dan pengajaran secara rutin dan
pengembangan perguruan tinggi dan pencapaian mengabaikan fungsi lainnya pada gilirannya akan
program maupun rencana kerja. Kajian manajemen berdampak pada budaya kerja dosen dan perguruan
SDM perguruan tinggi merupakan bagian yang tidak tinggi yang rendah.
terpisahkan dari konteks manajemen sumber daya Manajemen SDM Perguruan Tinggi baik
manusia yang sudah berevolusi mengkhususkan pada pimpinan level puncak sampai level terendah
pengelolaan sumber daya manusia di perguruan maupun staf kepegawaian sebagai penunjang
tinggi. akademik harus mampu bekerja menghadirkan
Manajemen SDM perguruan tinggi menjadi dosen profesional dengan melayani all out,
sebuah konsep, fakta dan gagasan, suatu kelompok menginventaris kebutuhan dosen, berinovasi untuk
(genus), komunitas kampus maupun personal. mencari solusi, menjaga relationship. Manajemen
Manaje-men SDM perguruan tinggi lebih SDM perguruan tinggi juga bisa menjadi generator
menekankan bagian-bagian yang rumit dari sosok pembangkit semangat kerja dosen, mendampingi
seorang dosen sebagai manusia biasa maupun dosen untuk berani menghadapi dan mengisi
kelompok masyarakat intelektual (terpelajar) yang kehidupannya agar lebih bernilai dan bermakna baik
bisa dielaborasi dalam kajian ilmiah maupun untuk dirinya, orang-orang di sekitarnya dan
kultural. Sumber daya manusia (human resource) lingkungan tempatnya berada sehingga eksistensi
adalah the people who are ready willing, and able to dosen dimanapun berada tetap menjadi cahaya bagi
contribute to organizational goals. Sudah barang alam sekitarnya karena dosen dianggap masyarakat
tentu, yang dimaksud dengan organization goals sebagai profesi yang mulia, profesi maha guru,
disini bukan hanya untuk pengeloiaan sumber daya profesi berbasiskan keilmuwan, kecendikiawanan
manusia yang ada di dunia industri, politik, dan intelektualitas.
pemerintah, melainkan juga untuk perguruan tinggi,
baik secara scientific maupun cultural yang dikenal PEMBAHASAN
dengan konsep manajemen SDM perguruan tinggi.
Eksistensi manajemen SDM perguruan tinggi Human Resources Development atau
menjadi "challenge" sekaligus kebutuhan perguruan pengembangan sumber daya manusia didefinisikan
tinggi dan stakeholdernya. Manajemen SDM sebagai perangkat aktivitas yang sistematis dan
perguruan tinggi tentu lebih memfokuskan terencana yang dirancang dalam memfasilitasi para
pekerjaannya dalam hal mengelola segenap potensi pegawainya dengan kecakapan yang dibutuhkan
dosen maupun meminimalisirkan berbagai untuk memenuhi tuntutan pekerjaan, baik pada saat
kekurangan yang dimilikinya. Manajemen SDM ini maupun masa yang akan datang (Harrish dan
perguruan tinggi mampu menampilkan profil dosen Desimone, 1992, hlm.2).
profesional sesuai dengan amanah yang dipikulnya, Pengembangan sumber daya mandusia
mengemban Tri Dharma Perguruan tinggi. Dosen menurut Wherther & Davis seperti dikutip Kaswan
bukan saja sekedar pandai dalam menyampai-kan (2011, hlm.16) bahwa “the purpose of human
materi perkuliahan, namun mereka juga dituntut resource management is to improve the productive
untuk profesional melakukan penelitian-penelitian contribution of people to the organization in ways
(research) ilmiah dan cerdas dalam pengabdian that are strategically, ethically, and socially
kepada masyarakat. responsible. Wherther & Davis menjelaskan bahwa
Praktek-praktek pengembangan SDM manajemen SDM merupakan suatu studi dan praktek
terutama di perguruan tinggi belum sepenuhnya dari manajemen SDM yang juga dikenal dengan
sesuai dengan perkembangan ilmu yang ditelaah sebutan manajemen kepegawaian. Notoatmodjo
oleh lembaga itu sendiri. Pengetahuan dan (2003, hlm. 4) menjelaskan pengembangan sumber
pemahaman tentang konsep SDM di perguruan daya manusia sebagai proses perencanaan
tinggi tertinggal dengan praktek, artinya hanya pendidikan dan pelatihan dan pengelolaan tenaga
sebagian kecil lembaga pendidikan tinggi yang atau karyawan untuk mencapai hasil optimum. Hasil
mengaplikasikan pemahamannya tentang SDM pada ini dapat berupa jasa, benda atau uang.
praktek yang menjadi realitas dirinya. Praktek- Peningkatan tuntutan terhadap kinerja
praktek SDM di lingkungan perguruan tinggi seperti organisasi mendorong perbaikan pada praktek
kegiatan SDM tertinggal dibandingkan dengan pengembangan SDM termasuk perbaikan pada
praktek pengembangan SDM di organisasi profit konsep pengembangan SDM. Vince (2004, hlm. 12)
yang justru hanya menelaah teori SDM dan lebih menyatakan bahwa pengembangan sumber daya
fokus pada praktek. manusia merupakan upaya yang direncanakan

ISBN 978-602-72850-0-2 144


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

secara efektif dan efisien upaya untuk menunjukan bahwa intervensi manajemen termasuk
mengorganisasikan pembelajaran dan perubahan. kedalam bidang SDM merupakan wujud
Pandangan tersebut menunjukan bahwa konsep penempatan SDM sebagai isu strategis yang menjadi
pengembangan SDM berada dalam kerangka tata fokus perhatian lembaga. Kedudukan SDM serta
kelola yang disusun berdasarkan konsep sistem pengembangannya merupakan langkah strategis
Pada pengembangan SDM terdapat suatu proses yang dilakukan oleh lembaga.
integrasi kegiatan-kegiatan yang dikordinasikan Kondisi pengembangan SDM di lembaga
melalui struktur. Pengembangan merupakan wujud pendidikan tidak berbanding lurus dengan
dari suatu kesadaran terhadap realitas kedudukan pengembangan teori. Praktek di lembaga pendidikan
SDM yang memiliki peran strategis dimana SDM merupakan paradox yang menjadi fenomena umum
tersebut mengalami berubahn. Tata kelola yang di lembaga pendidikan tinggi. Konsep HRD seperti
menempatkan SDM seabagi unsur strategi dapat disampaikan oleh Swanson dan Holton (2008, hlm.
merubah ke arah lebih baik. Pada prakteknya, hanya 4) bahwa: “HRD is a process for developing and
sebagaian kecil pengem-bangan SDM yang unleashing human expertise through organization
ditempatkan dalam kedudukan strategis. development and personnel training and
Pengembangan SDM lebih banyak didasarkan pada development for the purpose of improving
paradigma yang menempatkan SDM pada level performance.” hanya menjadi kajian teoritis tanpa
administratif untuk melayani kepentingan aplikasi nyata . Pada saat melakukan pengembangan
operasional sehari-hari. SDM, pada dasarnya lembaga sedang
Pembelajaran dan perubahan baik pada mengoptimalkan fungsi-fungsi MSDM sebagai
kemampuan menciptakan nilai maupun pada mitra strategis lembaga. Kondisi tersebut seharusnya
kemampuan mengantisipasi dinamika persaingan menjadi existing condition di lembaga pendidikan
terutama pada lembaga profit. Gibb (2006, hlm. 5) tinggi.
menjelaskan bahwa pengembangan SDM dapat Pengembangan SDM yang dijelaskan
didefinisikan dalam beragam cara antara lain Noe,et.al(2011, hlm.532) menjelaskan bahwa
pendidikan pelatihan serta pengembangan dalam pengembangan SDM sebagai sebuah proses atau
konteks pekerjaan. Pengembangan itu sendiri kegiatan sistematis serta terencana adalah kegiatan
merupakan sebuah wujud pengakuan terdapat untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
adanya karakter bahwa realitas dunia memiliki perilaku yang meningkatkan kemampuan karyawan
perubahan terhadap waktu. SDM berkembang untuk memenuhi perubahan persyaratan kerja dan
berdasarkan potensinya serta didasareklan pada tuntutan klien.
realitas dirinya dalam suatu pekerjaan. Konsep pengembangan SDM yang lebih
Sambrook dan Stewart (2007, hlm. 16) komprehensif seiring dengan meningkatnya
menjelaskan bahwa teori PSDM terus berkembang persaingan termasuk di lembaga non profit, Meifert
seperti dinyatakan: “HRD theory is changing (2012, hlm. 2) mengemukakan konsep
rapidly. Recent advances in theory and practice, pengembangan SDM sebagai kegiatan yang
how we conceive of organizations and of the world dilakukan secara sistematis untuk meningkatkan
of knowledge, have led to the need to reinterpret the kualifikasi dan performance, seperti dinyatakan:
field”. Sambrook dan Stewart (2007, hlm. 410) Defines HR development as the sum of the activities
menyatakan bahwa pengembangan SDM secara that are conducted for an organization’s people
umum dapat dinyatakan sebagai kegiatan teknis under one single systematic umbrella. “Their object
guna mendukung pencapaian tujuan strategis is to change the qualifications and/or the
organsiasi. Pengembangan pengetahuan, performance of the individual people of an
keterampilan dan kompetensi para pegawai lembaga organization across many levels of hierarchy by
mencapai kinerja sesuai dengan tujuan organsiasi. means of training, career planning, or work
Pandangan tersebut menunjukan adanya restructuring.
penempatan SDM yang dikembangkan hanya untuk Paradigma performance dalam konsep
mendukung kegiatan strategis. Pada dasarnya pengembangan SDM memiliki wacana tinggi yang
pengembangan SDM tidak hanya memberikan diarahkan pada suatu pencapaian yang ingin
dukungan strategi namun sudah menjadi tujuan dipenuhi baik oleh lembaga melalui optimalisasi
strategis itu sendiri. Pengembangan SDM fungsi strategis SDMnya maupun oleh individu
merupakan salah satu isu strategis. dengan pengembangan bakat serta potensinya.
Pengembangan SDM yang dijelaskan Hill Performance individu ditujukan untuk performance
dan Stewart (2007, hlm. 40) adalah pengembangan lembaga.
SDM sebagai tindakan intervensi lembaga untuk Pengembangan SDM memiliki dua
meningkatkan kapabilitas strategis dan performance paradigma yaitu paradigma pembelajaran dan
organisasi seperti disampaikan: “Management paradigm kinerja serta paradigma yang memadukan
development interventions which are intended to kedua sudut pandang tersebut (pendekatan
enhance the strategic capability and corporate pragmatis). Swanson dan Holton (2008, hlm. 128)
performance of an organization”. Pendapat tersebut menyatakan ada dua pendekatan dalam

ISBN 978-602-72850-0-2 145


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

pengembangan SDM yaitu paradigma pembelajaran paradigm.” Lebih lanjut Swanson dan Holton (2008,
dan paradigm kinerja, seperti disampaikan bahwa: hlm.
“These two paradigmas will be discussed in this 129) menjelaskan kedua paradigma tersebut sebagai
chapter because they are the most clearly defined berikut:
and dominate most HRD thinking and practice
today. a. learning paradigma and b. performance
Tabel 1. Paradigma Pengembangan SDM

Learning Paradigma Performance Paradigma


Individual Performance Whole system Individual Whole system
learning based learning learning performance performance
improvement improvement
Outco me Enhancing Enhancing Enhancing Enhancing Enhancing
focus individual individual multiple levels Individual multiple, levels
learning performance of performance performance, of performance
through through
learning learning,
Interv entio n Individual Individual Individual team Non learning Nonlearning
fokus learning learning and individual multiple-level,
Organizational Organizational performancesystem performance
system to learning interventions,learni system,
support Organizational g if apropriate interventions,
system to Multiple-level
support learning if
multiple level appropriate
of learning
Repre sentat Adult learning,
Performance- Learning Human Performance
ive resea rch instructional based Organization Performance Improvement
strea m design instruction,tra Technology,
nsfer of
learning
Sumber: Swanson dan Holton (2008, hlm.129)

Kedua paradigma tersebut dapat dilihat dari penyediaan jalur karier yang didukung oleh
praktek-praktek pengembangan SDM. Paradigma fleksibilitas organisasi dalam mencapai tujuan
pembelajaran lebih fokus pada kegiatan-kegiatan organisasi.
yang dilandasi oleh pembelajaran termasuk
pembelajaran sepanjang hayat. Elliot dan Turnbull 1. Pentingnya Pengembangan Sumber Daya
(2005, hlm. 69) menyampaikan bahwa konsep Manusia
pengembangan SDM didasarkan pada pembelajaran
sepanjang hayat seperti dinyatakan: Pengembangan sumber daya manusia dalam
The terms ‘HRD’ and ‘lifelong learning’ can be organisasi merupakan kebutuhan karena tuntutan
argued to be becoming standard concepts in the dinamika lingkungan, perkembangan teknologi
lexicon of organisation and management, it is maupun persaingan bisnis yang terus berjalan.
equally arguable that there is little standardisation Hasibuan (2010, hlm.75) menyatakan bahwa
in definitions, understandings and meanings “pengembangan karyawan semakin penting
attached to the concepts. manfaatnya, karena tuntutan pekerjaan atau jabatan,
Berdasarkan pengertian di atas, dapat sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin
dikatakan bahwa pengembangan SDM adalah segala ketatnya persaingan di antara perusahaan yang
aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam sejenis.”
memfasilitasi pegawai agar memiliki pengetahuan, Pengembangan SDM tidak lepas dari
keahlian dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam pengembangan organisasi secara keseluruhan.
menangani pekerjaan saat ini atau yang akan datang. Pengembangan sumber daya manusia merencanakan
Aktivitas yang dimaksud tidak hanya pada aspek dan menyediakan bahan mentah dengan menerima
pendidikan dan pelatihan, tetapi juga menyangkut pegawai dan pelatihan dasar dan mengubahnya
aspek karier dan pengembangan organisasi. dengan cara program-program pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia berkaitan erat sesuai dengan kebutuhan organisasi saat sekarang
dengan upaya meningkatkan pengetahuan, kemam- dan pada masa yang akan datang.
puan, dan/atau sikap anggota organisasi serta

ISBN 978-602-72850-0-2 146


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

Proses pengembangan SDM dimulai dengan


perencanaan strategis perusahaan yang menetapkan 2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan SDM
tempat kegiatan usaha dan banyaknya sumber yang
dibutuhkan. Titik awal dari program sumber daya Tujuan dari pengembangan sumber daya
manusia terletak pada rencana strategi perusahaan manusia menurut Hasibuan (2010, hal.70-
yang dialihkan pada rencana sumber daya manusia 72)bertujuan untuk: a. meningkatkan
tentang berapa banyak dan jenis tenaga kerja yang produktivitas kerja, b. meningkatkan efisiensi, c.
dibutuhkan pada masa yang akan datang. Hal ini mengurangi kerusakan, d) mengurangi tingkat
berarti peran strategis pengembangan SDM yang kecelakaan karyawan, e. meningkatkan pelayanan
dimulai dengan analisis kompetensi SDM saat ini yang lebih baik, f. moral karyawan lebih baik, g.
lalu dibandingkan dengan kebutuhan. kesempatan untuk meningkatkan karier karyawan
Penentuan secara tepat kebutuhan semakin besar, h. technical skill, human skill, dan
pengembangan SDM diperlukan tiga analisis seperti managerial skill semakin baik, i. kepemimpinan
yang dikemukakan oleh Noe, et.al (2011) yaitu: seorang manajer akan semakin baik, j. balas jasa
analisis organisasi, analisis tugas dan analisis orang. meningkatkan prestasi kerja semakin besar, k.
a. Analisis Organisasi memberikan manfaat yang lebih baik bagi
Analisis organisasi adalah analisis yang masyarakat konsumen kerena mereka akan
dilakukan dengan tujuan menjawab pertanyaan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih
tentang bagaimana pengembangan organisasi? Cara bermutu.
yang dapat ditempuh adalah dengan mengadakan Pendapat yang lebih strategis dikemukakan
survei mengenai sikap pegawai terhadap kepuasan oleh Swanson dan Holton (2008, hal. 2) yang
kerja, persepsi pegawai, dan sikap pegawai dalam menegaskan bahwa tujuan pengembangan SDM
administrasi. Pemanfaatan turn over, absensi, kartu untuk meningkatkan keahlian dan pengembangan
pelatihan, daftar kemajuaun pegawai dan data organisasi yang bertujuan meningkatkan
perencanaan pegawai. performance seperti dinyatakan: “HRD is a process
for developing and unleashing human expertise
b. Analisis pelaksanaan Tugas through organization development and personnel
Analisis tugas adalah analisis yang dilakukan training and development for the purpose
dengan tujuan menjawab pertanyaan tentang apa ofimproving performance.”. Keahlian dan
yang harus dipelajari para pesarta agar dapat pengembangan organisasi, sebagai tujuan
melaksanakan tugas secara efektif. Analisis ini menunjukan bahwa kedudukan pengembangan
merupakan dasar bagi pengembangan program SDM didasarkan pada paradigma yang lebih
pelatihan kerja. menyeluruh dan strategis. Meifart (2012, hal. 2)
c. Analisis individu menjelaskan bahwa tujuan PSDM adalah perubahan
Analisis orang adalah analisis dengan tujuan kualifikasi atau peningkatan kinerja seperti
menjawab pertanyaan tentang siapa yang harus dinyatakan “Their object is to change the
dikembangkan. Peranan penilaian kinerja menjadi qualifications and/or the performance of the
dasar yang pokok bagi penentuan orang-orang yang individual people of an organization across many
harus dikembangkan oleh organisasi atau levels of hierarchy”.
perusahaan. Analisis individu difokuskan pada Perpaduan berbagai pendapat para ahli
identifikasi khusus kebutuhan training bagi menyimpulkan bahwa pada umumnya tujuan
pegawai. Kebutuhan training pegawai dapat pengembangan sumber daya manusia perguruan
dianalisis secara individual atau kelompok. tinggi adalah memperbaiki dan meningkatkan
Ketiga bentuk analisis tersebut merupakan pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap tugas-
satu kesatuan. Tugas-tugas yang dihadapi semakin tugas ataupun tanggung jawab terhadap organisasi
kompleks dan memerlukan dukungan SDM yang dalam rangka mencapai tujuan dan peningkatan
memadai. Lembaga memiliki tujuan strategis yang mutu pendidikan. Tujuan PSDM juga akan
diodalamnya ada SDM. Oleh karena itu memberikan dasar dalam pencapaian tujuan jangka
pengembangan SDM merupakan kegiatan strategis panjang dalam rangka peningkatan karier bagi diri
yang didasarkan pada hasil analisis yang dosen sehingga produktivitas kerja dalam mencapai
komprehensif. tujuan yang efektif dan efisien.
Pada prakteknya analisis tersebut sulit Manfaat pengembangan SDM menurut
dilakukan. Beberapa faktor yang menjadi hambatan Castetter dalam (Danim, 2002, hal.35), yaitu: a.
yaitu pemahaman yang rendah dari penyelenggara peningkatan performansi personel sesuai dengan
pengembangan SDM. Paradigma pengembangan itu posisi saat ini, b. pengembangan keterampilan
sendiri masih menggunakan paradigma lama yang personel untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang
menempatkan SDM sebagai operasional kegiatan bersifat reformasi dan c. memotivasi pertumbuhan
sehari-hari bukan strategis. Hal ini mempengaruhi diri personel bagi penciptaan kepuasan kerja secara
bagaimana kegiatan-kegiatan analisis untuk individual.
pengembangan SDM dilakukan secara menyeluruh.

ISBN 978-602-72850-0-2 147


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

Pengembangan personel dilihat dari segi motivasional, d. timbulnya dorongan pegawai untuk
organisasi, dapat memberikan manfaat seperti: a. terus meningkatkan kemampuan kerja, e.
meningkatkan produktivitas personel, b. peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi
menurunkan biaya pengeluaran, b. mengurangi turn stres, frustasi dan konflik yang memperbesar rasa
over personel (keusangan pegawai). Berdasarkan percaya pada diri sendiri, f. tersedianya informasi
hasil pengkajian terhadap sejumlah hasil penelitian, tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan
Siagian yang mengutip tulisan (Danim, 2002, hal.44) oleh pegawai dalam rangka pertumbuhan, g.
menyimpulkan manfaat pendidikan, pelatihan, meningkatkan kepuasan kerja, h. meningkatkan
pengembangan bagi pegawai, yaitu: a. membantu pengakuan atas kemampuan seseorang dan i.
pegawai membuat keputusan dengan lebih baik, b. mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru
meningkatkan kemampuan pegawai menyelesaikan pada masa depan. Manfaat pengembangan bagi
berbagai masalah yang dihadapinya, c. terjadinya kepentingan organisasi atau lembaga sangat
internalisasi dan operasional faktor-faktor dirasakan keberadaannya. Pendidikan, pelatihan,
motivasional, d. timbulnya dorongan pegawai untuk dan pengembangan sangat bermanfaat bagi
terus meningkatkan kemampuan kerja, e. keperluan organisasi dan pribadi.
peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi
stres, frustasi dan konflik yang memperbesar rasa 3. Jenis dan Jalur Pengembangan SDM
percaya pada diri sendiri, f. tersedianya informasi Pengembangan SDM sebagai kegiatan dalam
tentang berbagai program yang dapat dimanfaatkan fungsi SDM strategis memiliki jenis dan jalur
oleh pegawai dalam rangka pertumbuhan, g. pengembangan SDM. Hasibuan (2010, hlm. 72-73)
meningkatkan kepuasan kerja, h. meningkatkan membagi jenis pengembangan sumber daya manusia
pengakuan atas kemampuan seseorang dan i. menjadi dua bagian yaitu pengembangan informal
mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru dan formal. Pengembangan informal, yaitu personel
pada masa depan. Manfaat pengembangan bagi atau karyawan atas keinginan dan usahanya sendiri
kepentingan organisasi atau lembaga sangat melatih dan mengembangkan dirinya dengan
dirasakan keberadaannya. Pendidikan, pelatihan, mempelajari buku-buku literatur yang ada
dan pengembangan sangat bermanfaat bagi hubungannya dengan pekerjaan atau jabatannya.
keperluan organisasi dan pribadi. Pengembangan secara informal menunjukan bahwa
Manfaat pengembangan SDM antara lain: a. karwayan berkeinginan keras untuk maju dengan
peningkatan performansi personel sesuai dengan mengingkatkan kemampuan kerjanya. Hal ini
posisi saat ini, b. pengembangan keterampilan bermanfaat bagi lembaga atau organisasi karena
personel untuk mengantisipasi tugas-tugas baru yang prestasi kerja karyawan tersebut semakin besar,
bersifat reformasi, c. memotivasi pertumbuhan diri efisien dan produktivitasnya semakin baik. Adapun
personel bagi penciptaan kepuasan kerja secara kegiatan informal yang dilaksanakan dapat berupa
individual. d. membantu para personel untuk mengikuti seminar, lokakarya, pertemuan ilmiah
membuat keputusan yang lebih baik, e. lainnya dan program penelitian.
meningkatkan kemampuan personel, f. terjadinya Pengembangan formal, yaitu keryawan
internalisasi dan operasional faktor-faktor ditugaskan oleh instansi atau lembaga untuk
motivasional, g. timbulnya suatu dorongan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik yang
meningkatkan kemampuan, h. peningkatan dilakukan oleh perusahaan maupun yang
kemampuan personel dalam mengatasi stres, frustasi dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pendidikan
dan konflik, i. tersedianya informasi berbagai atau pelatihan. Pengembangan secara formal ini
program pengembangan, j. meningkatkan kepuasan dilakukan oleh perusahaan karena tuntutan
kerja dan k. semakin besarnya pengakuan atas pekerjaan saat ini ataupun masa yang akan datang
kemampuan seseorang, l. semakin besar bagi yang sifatnya nonkarier atau peningkatan karier
pegawai untuk bersikap mandiri dan m. mengurangi seseorang karyawan. Biasanya kegiatan formal ini
ketakutan dalam menghadapi tugas-tugas baru. dilakukan melalui program pendidikan sarjana,
Pengembangan personel dilihat dari segi magister, doktor ataupun sekolah lagi ke luar negeri.
organisasi, dapat memberikan manfaat seperti: a. Model pengembangan tenaga kependidikan
meningkatkan produktivitas personel, b. merupakan bagian integral dari kegiatan pengelolaan
menurunkan biaya pengeluaran, c. mengurangi turn tenaga kependidikan secara keseluruhan. Pendidikan
over personel (keusangan pegawai). Pengembangan pegawai dilakukan melalui dua jalur pengembangan,
personel ini akan mengakibatkan pada yaitu jalur pendidikan prajabatan (preservice
perkembangan individu dan organisasi. education) dan pendidikan dalam jabatan (inservice
Manfaat pendidikan, pelatihan, education).” Bentuk pengembangan SDM Noe, et.al
pengembangan bagi pegawai, yaitu: a. membantu (2011, hlm. 528) menjelaskan bahwa terdapat
pegawai membuat keputusan dengan lebih baik, b. beberapa bentuk PSDM antara lain pendidikan
meningkatkan kemampuan pegawai menyelesaikan formal, penilaian mengenai perilaku, gaya
berbagai masalah yang dihadapinya, c. tejadinya komunikasi atau beragam keterampilan yang
internalisasi dan operasional faktor-faktor dimiliki, pengalaman kerja, hubungan antar pribadi.

ISBN 978-602-72850-0-2 148


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

Pengembangan SDM tidak hanya fokus pada antara lain pelatihan, perencanaan karier maupun
pembelajaran atau pendidikan. restrukturisasi pekerjaan seperti dinyatakan: “by
Bentuk PSDM Meifart (2012, hlm.2) means of training, career planning, or work
menjelaskan bahwa bentuk pengembangan SDM restructuring.” lebih lanjut berkembangnya tuntutan
profesi menyebabkan perubahan pada bentuk pegawai termasuk guru. Lebih lanjut dijelaskan
pengembangan SDM. Ghamrawi (2013) bahwa preservice untuk guru sebagai model ekstensi
menjelaskan bahwa salah satu bentuk untuk meningkatkan pemahaman guru mengenai
pengembangan profesionalitas yang efektif adalah pendidikan maupun mengenai lingkungannya. guru
model professional development model (PDM). dalam preservice belajar untuk terlibat dalam
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat praktek-praktek yang mungkin tidak tersedia selama
disimpulkan bahwa jalur pengembangan SDM yang pengalaman praktikum. Kondisi dalam perguruan
bisa dilaksanakan melalui hal berikut.a. Pendidikan tinggi lebih beragam dengan peserta didik yang
Prajabatan (Preservice Education) Pendidikan berasal dari beragam etnis, budaya maupun
prajabatan (Preservice Education) menurut pemikiran.
penjelasan UU No.8 tahun 1974 tentang Pokok- b. Pendidikan dalam Jabatan (Inservice Education)
Pokok Kepegawaian Pasal 31 adalah suatu Inservice education atau pendidikan ‘in
pendidikan atau latihan yang diberikan kepada calon service’ dalam bahasa Indonesia sering disebut
Pegawai Negeri Sipil (PNS), dengan tujuan agar ia sebagai pendidikan dalam jabatan atau latihan dalam
dapat terampil melaksanakan tugas yang akan jabatan yang merupakan lanjutan dari pendidikan
dipercayakan kepadanya. atau latihan setelah seseorang menjabat tugas
Pendidikan prajabatan (preservice education) mengajar. Pendidikan ‘in service’ dalam arti luas
merupakan sebuah istilah yang paling lazim mencakup segala kegiatan yang dilaksanakan oleh
digunakan lembaga pendidikan keguruan, yang para petugas pendidikan yang dimaksud untuk
merujuk pada pendidikan dan pelatihan yang meningkatkan mutu kerja, yaitu kemampuan
dilakukan oleh lembaga jenjang universitas profesional dalam menjalankan tugasnya.
(university or college) pendidikan untuk Pendidikan dalam jabatan sering juga disebut
menyiapkan mahasiswa yang hendak meniti karier pendidikan, pelatihan, dan pengembangan.
dalam bidang pendidikan. Berdasarkan penjelasan UU No.8 tahun 1974
Kegiatan pendidikan prajabatan merupakan tentang Pokok-Pokok Kepegawaian pasal 31 disebut
istilah yang paling lazim digunakan lembaga bahwa “Pendidikan dalam jabatan (inservice
pendidikan dalam menyiapkan calon tenaga kerja education) adalah suatu latihan yang bertujuan untuk
yang hendak meniti karier dalam bidang pendidikan. meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan
Secara konkret usahanya yang bisa dilakukan keterampilan.” Schrier (2010 hlm. 182) menjelaskan
dengan merekrut calon tenaga kependidikan dari bahwa inservice training merupakan upaya untuk
lembaga pendidikan yang profesional. membantu guru membangun pemahaman pedagogis
Perkembangan layanan pendidikan terhadap dari bawah ke atas, memahami landasan praktek
peserta multi budaya dan keanekaragaman membuat penelitian yang koheren dan teori serta membantu
guru harus siap menghadapi kondisi tersebut. para dosen kembali fokus dan mampu merefleksikan
Keengwe (2010, hlm,233) menjelaskan bahwa kegiatannya.
perlunya guru untuk siap untuk bekerja efektif Inservice training menurut Rahmati, et.al
dengan peserta didik dari latar belakang yang (2014, hlm. 294) menjelaskan bahwa praktek
berbeda, seperti sebagai budaya, bahasa atau asal inservice training di lembaga publik memberikan
negara. Pre service akan membantu guru bekerja dampak pada efektivitas lembaga. Lebih lanjut
efektif. dijelaskan bahwa in service training dilakukan
Schmidt (2010, hlm. 132) mengungkapkan setelah pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi,
melalui preservice guru akan menemukan makna mempersiapkan anggota organisasi untuk prestasi
pekerjaan maupun makna dirinya. Guru sering baik dari tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
mengklaim telah belajar lebih banyak dari Berdasarkan paparan di atas, dapat
pengalaman mengajar daripada dari pekerjaan. disimpulkan bahwa pendidikan inservice merupakan
Konsisten dengan teori Dewey, pengalaman para layanan atau bantun yang berupa kegiatan sebagai
guru belajar berinteraksi dengan pengalaman upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
maupun dengan dunianya untuk menciptakan sikap pegawai dalam menjalankan tugas serta
kesinambungan antara makna profesinya maupun tanggungjawabnya.
dirinya dalam lingkungannya .
Pendidikan pre service berkembang tidak KESIMPULAN
hanya menjadi kegiatan yang dilakukan melalui
pelatihan atau intervensi pendidikan jangka pendek. Pengembangan SDM tidak hanya tentang
Hudson & dan Hudson (2013, hlm.9) pekerjaan yang saat ini dilakukan. Pengembangan
mengungkapkan bahwa memperkenalkan comunitas SDM dapat difungsikan sebagai salah satu kegiatan
pembelajaran merupakan bentuk preservice terhadap strategis guna mengoptimalkan fungsi-fungsi SDM

ISBN 978-602-72850-0-2 149


Konferensi Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (KNIT) 2015
8 Agustus 2015, Bekasi, Indonesia

dalam menghadapi persaingan di masa depan. Oleh Kaswan (2011). Pelatihan dan Pengembangan
karena itu konsep pengembangan SDM terus untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung:
berubah baik paradigma maupun prakteknya. Alfabeta.
Pengembangan SDM di perguruan tinggi seharusnya
sejalan dengan pengembangan pada tataran teoritis Keengwe, J (2010) Fostering Cross Cultural
sehingga tampak jelas aksiologis dari pengembangan Competence in Preservice Teachers Through
teori-teori SDM yang dilakukan baik yang Multicultural Education Experiences. Early
menggunakan paradigma pembelajaran maupun Childhood Educ J 38: hlm 197 -203
paradigma kinerja. Pada dasarnya antara teori dan
praktek saling melengkapi. Rendahnya aplikasi Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pengembangan
pengembangan SDM di perguruan tinggi justru Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
menghambat perkembangan teori itu sendiri. Disisi Cipta.
lain pengembangan SDM harus memperhatikan
bagaimana dampak dan wujudnya pada kinerja. Rahmati M.H. et al (2014) Investigating
Makna pembelajaran sepanjang hayat dalam Effectiveness of In-Service Training in the
konteks pengembangan SDM merupakan paradigma Public Sector. Iranian Journal of
yang menggabungkan pemikiran pembelajaran dan Management Studies (IJMS) 7 (2) hlm 291-
kinerja. Melalui kesadarannya terhadap makna life 313
long learning sesorang belajar untuk terus
mewujudkan kesadaran kritisnya, mengembangkan Swanson, RA dan Holton, E.F. (2008). Foundations
potensi dirinya m, serta mewujudkan realitas dari of Human Resource Development. Texas:
fungsi dirinya pada suatu orgabnisasi melalui Berrett-Koehler Publishers.
kinerja. Paradigma pembelajarandan kinerja dalam
konteks kelembagaan tidak dapat dipisahkan. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20
melalui pekerjaan seseorang belajar untuk tahun 2003.
memahami realitas dirinya dan melalui
pembelajaran seseorang memperoleh makna untuk Undang-undang No.8 tahun 1974 tentang Pokok-
mewujudkan kinerja. Paradigma pembelajaran dan Pokok Kepegawaian
kinerja merupakan wujud materi dari teori dan
praktek. Hanya sebagian kecil praktek-praktek Vince, R. (2004). Rethinking Strategic Learning.
pengembangan SDM di perguruan tinggi yang NY. Routledge
didasarkan pada paradigma tersebut. Praktek
pengembang-an SDM seolah terpisah dari teori.
Pengembangan SDM di perguruan tinggi
adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh
perguruan tinggi dalam memfasilitasi seluruh civitas
akademika agar memiliki pengetahuan, keahlian
dan/atau sikap yang dibutuhkan dalam menangani
pekerjaan saat ini dan masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. (2002). Pengembangan Profesi


Guru: Dari Induksi Ke Profesional Madani.
Jakarta: Media Prehalindo.

Ghamrawi, N. (2013). Teachers Helping Teachers:


A Professional Development Model that
Promotes Teacher Leadership. International
Education Studies; Vol. 6, No. 4 hlm 171-
182.

Gibb, S. (2006). Aesthetics and Human Resource


Development. NY: Routledge

Hill R. & Stewart, J. (2007). Management


Development. Lancester: Routledge.

ISBN 978-602-72850-0-2 150

You might also like