You are on page 1of 11

Volume 1, No.

1
April 2018

REAL in Nursing Journal (RNJ)


Research of Education and Art Link in Nursing Journal

https://ojs.fdk.ac.id/index.php/Nursing/index

Gambaran dukungan keluarga terhadap


perubahan konsep diri pasien pasca stroke di
poli neurologi Hanafiah Batusangkar 2018

Del Fatma Wati, Yusda Yanti

Program Studi Pendidikan Ners


STIKes Fort de Kock Bukittinggi, Indonesia
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

Gambaran dukungan keluarga terhadap perubahan konsep diri


pasien pasca stroke di poli neurologi Hanafiah Batusangkar
REAL in Del Fatma Wati & Yusda Yanti

Nursing
ABSTRACT
Journal (RNJ)
Stroke can affect all aspects of personal, social, physical, psychological,
Research of E duc ation and Art Link in Nursing J ournal

https://ojs.fdk.ac.id/inde patients in doing something that is usually done before a stroke, so often show
x.php/Nursing/index
attitudes and behavior such as there is no hope and feel isolated. Initial survey
of 5 patients after stroke, 2 people treated with other people because their
families could not accompany, 3 people felt inferior in the environment
Keywords:
because of their physical limitations. The purpose of this study was to describe
Family support
the family support with changes in self-concept of post-stroke patients. The
Self concept
design of this study uses qualitative methods with the approach of
Post stroke
phenomenology study. The number of participants of 8 people was taken by
Self Acceptance
purposive technique according to the research criteria. Data collection
methods in this study are in-depth interviews, and field notes. The study was
Korespondensi:
carried out at the Hanafiah SM Batusangkar Neurology Poly in January 2018.
Del Fatma Wati
Phases in the data analysis phenomenology study read interviews, summarize
delfatmawati@gmail.com
coding, analyze transcripts, return to participant texts, compare and
distinguish, theme integration. This study produced two themes (1) Less
Stikes Fort De Kock
attention (2) Self Acceptance. The results of this study can provide information
Bukittinggi
for families in treating Post Stroke sufferers to changes in self-concept in order
to increase their support while at home.

ABSTRAK

Stroke dapat mempengaruhi seluruh aspek baik personal, sosial, fisik, psikologis, pasien dalam melakukan
sesuatu yang biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke, sehingga sering menunjukkan sikap serta tingkah laku
seperti tidak ada harapan dan merasa diasingkan. Survei awal terhadap 5 orang pasien pasca stroke, 2 orang
berobat ditemani orang lain karena keluarganya tidak bisa menemani, 3 orang merasa rendah diri dalam
lingkungan karna keterbatasan fisiknya. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga
dengan perubahan konsep diri pasien pasca stroke. Desain penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan
pendekatan Study Fenomenology. Jumlah partisispan 8 orang diambil dengan teknik purposive sesuai kriteria
penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, dan catatan lapangan.
Penelitian dilakukan di Poli Neurologi Hanafiah SM Batusangkar bulan Januari 2018. Tahapan dalam analisis data
study fenomenology membaca wawancara, meringkas koding, menganalisis transkrip, kembali ke teks partisipan,
membandingkan dan membedakan, integrasi tema. Penelitian ini menghasilkan dua tema (1) Kurang diperhatikan
(2) Penerimaan Diri. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi bagi keluarga dalam merawat penderita
Pasca Stroke terhadap perubahan konsep diri agar dapat meningkatkan dukungannya selama berada dirumah.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Konsep Diri, Pasca Stroke, Penerimaan Diri

20 | P a g e
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

PENDAHULUAN
Stroke adalah salah satu sindrom neurologi Hampir 70 % pasien stroke sedikit banyak
yang merupakan ancaman terbesar mengalami masalah emosional. Secara rata-
menimbulkan kecacatan dalam kehidupan rata, enam bulan setelah stroke 95 % dari
manusia. World Health Organizaton (WHO) mereka dapat bertahan hidup dan dapat
mendefenisikan stroke sebagai suatu disfungsi mengendalikan buang air kecil dan besar, 90 %
neurologis akut fokal yang berlangsung lebih dapat merawat diri sendiri dan menggunakan
dari 24 jam atau menyebabkan kematian dalam toilet tanpa bantuan, 70-80 % memiliki
waktu kurang dari 24 jam (Norrving et.al, 2013). kemampuan berjalan, naik tangga, berpakaian
Kejadian stroke di dunia cukup tinggi. Di dan makan sendiri, serta 50-60 % dapat dengan
Amerika Serikat, stroke menempati urutan aman mandi sendiri (Strikes 2007, p.108).
ketiga penyebab kematian setelah penyakit
jantung dan kanker (Misbach 2011, p.2). Pasien stroke seringkali menunjukan reaksi
Berdasarkan data WHO (2014), didapatkan 15 emosional seperti mudah marah, pendiam, tidak
juta orang menderita stroke di seluruh dunia, 5 berminat pada kegiatan di lingkungan
juta orang diantaranya meninggal dan 5 juta sekitarnya, kurang nafsu makan. Pasien stroke
orang mengalami kecacatan yang permanen. juga sering menunjukkan sikap serta tingkah
laku seperti tidak ada harapan dan merasa
Kejadian stroke di Indonesia, prevalensinya diasingkan. Hal ini terjadi sebagai akibat dari
cukup tinggi dan menunjukkan kecenderungan kehilangan kemampuan fisik dan kontrol diri,
meningkat setiap tahunnya. Riset Kesehatan serta kehilangan kepercayaan diri dan harga diri
Dasar (2013) menunjukan prevalensi jumlah karena bergantung pada orang lain (Vitahealth
penderita stroke mencapai 12,1 ‰. ` Sedangkan 2006, p.72).
Prevalensi kejadian stroke di Sumatera Barat
yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah 7,4 Dampak yang di timbulkan oleh stroke dapat
‰, dan yang menunjukkan gejala sebanyak mempengaruhi aspek-aspek dalam kehidupan
12,2 ‰ (Kemenkes RI 2013). pasien, diantaranya: personal, sosial, pekerjaan
dan fisik, serta stroke menyebabkan
Stroke disebabkan oleh dua hal utama, yaitu ketergantungan pada orang lain, keluarga atau
penyumbatan arteri yang mengalirkan darah ke hubungan sosial lainnya. Keadaan inilah
otak (non perdarahan) atau karena adanya membuat pasien merasa rendah diri dan tidak
perdarahan di otak (Stroke hemoragik). berguna akibat keterbatasan fisik yang dialami
(Junaidi, 2011). karena stroke (Najoan 2016).

Kondisi yang sering dialami oleh seseorang Kendati demikian perhatian tenaga medis dan
yang terserang stroke cukup beragam, seperti keluarga hanya tertuju pada gangguan kelainan
kelumpuhan, perubahan mental, gangguan fisik yang terjadi akibat stroke mereka kurang
daya pikir, kesadaran, konsentrasi, fungsi memperhatikan gangguan psikologis yang
intelektual, gangguan komunikasi, gangguan muncul pada penderita akibat disabilitas yang
emosional dan kehilangan indera perasa dialami (Rasyid 2015).
(Vitahealth, 2003 ; Okthavia 2014). Dampak dari
stroke ini mengakibatkan ketidakmampuan Selain itu, koping yang tidak efektif berdampak
pasien dalam melakukan sesuatu yang pada munculnya masalah psikologis. Hal ini
biasanya dikerjakan sebelum terkena stroke. dapat diminimalisir dengan kemampuan si
Hal ini di karenakan oleh pemulihan setelah penderita dalam menerima dirinya, sehingga
stroke merupakan suatu proses panjang yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien
dapat berlangsung selama beberapa tahun. (Najoan 2016,). Hal ini sesuai dengan penelitian

21 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

Kartini (2013) di Poliklinik Syaraf Khusus dan dukungan penghargaan. Bentuk dukungan
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, bahwa 70 % informasi yang dapat diberikan adalah informasi
pasien stroke mengalami perubahan konsep mengenai penyakit stroke, supaya anggota
diri. keluarga yang sakit ikut berpartisipasi dalam
proses penyembuhan atau pemulihan
Konsep diri adalah gagasan kompleks yang penyakitnya. Bentuk dukungan emosional yang
mempengaruhi cara individu berpikir, berbicara bisa diberikan adalah dengan memberikan
dan bertindak; cara individu memandang dan kasih sayang dan perhatian pada pasien,
memperlakukan orang lain; pilihan yang dibuat Dukungan instrumental dapat diberikan dengan
seseorang; kemampuan untuk memberi dan membawa berobat atau kontrol ke rumah sakit.
menerima cinta, serta kemampuan untuk Sedangkan dukungan penghargaan dapat
bertindak dan untuk mengubah sesuatu (Kozier diberikan memberikan dorongan dan dukungan
2011, p.441). Perubahan konsep diri menuntut terhadap perasaan dan gagasan yang dinilai
kerja keras dan konsistensi, yang didukung oleh baik pada pasien stroke (Wurtiningsih 2012).
seluruh staf keperawatan dan juga dokter
(Potter dan Perry 2005, p.510). Mengingat Agar tidak terjadi hal yang membuat keadaan
proses rehabilisasi pasien stroke membutuhkan semakin buruk, perlu adanya dukungan dari
waktu yang lama sehingga sangat lingkungan dalam memberikan motivasi dan
membutuhkan dukungan keluarga. Salah satu arahan positif, yang nantinya dapat
bentuk terapi yang dapat membantu mempengaruhi kesembuhan penderita pasca
mempercepat proses pemulihan adalah melalui stroke. Peranan dukungan keluarga diharapkan
dukungan keluarga (Keliat, 2008; Kartini 2013). mampu meminimalisir ketegangan psikologis
penderita dan dapat memberikan spirit untuk
Dukungan keluarga bagi pasien stroke sangat bangkit dan sembuh. Bentuk dukungan sosial
diperlukan selama pasien masih mampu yang diberikan oleh lingkungan keluarga dapat
memahami makna dukungan sosial tersebut berupa kesempatan untuk bercerita, meminta
sebagai penyokong kehidupannya (Ilyas, 2013). pertimbangan, bantuan nasehat, atau tempat
Untuk itulah anggota keluarga harus memahami untuk mengeluh (Najoan 2016).
apa yang sedang dihadapi pasien. Keluarga
seharusnya mampu untuk menerima keadaan Berdasarkan data yang diperoleh di RSUD Prof.
dan adaptasi ulang merupakan hal yang penting Dr MA. Hanafiah SM Batusangkar, jumlah
dalam mempertahankan kehidupan keluarga kunjungan pasien pasca stroke cukup tinggi
dalam menghadapi keadaan baru. Keluargalah setiap tahunnya. Pada tahun 2016 jumlah
yang perlu menghadapi realita baru tersebut pasien stroke mengalami peningkatan menjadi
(Junaidi 2011) 2440 orang, dan dari Januari – Juni 2017
terdapat 1512 orang penderita stroke (Rekam
Menurut penelitian Wurtiningsih (2012) Medik RSUD Prof. Dr. MA Hanafiah SM
diketahui bahwa keseluruhan keluarga Batusangkar, 2017).
memainkan suatu peran yang bersifat
mendukung selama masa penyembuhan dan Fenomena yang yang ditemukan di lapangan,
pemulihan pasien. Adanya dukungan keluarga banyak pasien stroke yang tidak mampu
dapat membantu penderita menghadapi melakukan aktifitas sehari-hari karena
masalahnya. gangguan yang dialami dan tergantung pada
keluarga atau orang lain. Pada umumnya pasien
Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh belum bisa menerima apa yang terjadi pada
keluarga adalah dukungan informasional, dirinya dan merasa tidak nyaman dengan
dukungan emosional, dukungan instrumental kondisi tersebut. Akibat stroke tersebut juga

22 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

menyebabkan pasien tidak mampu melakukan purposive sampling sesuai dengan kriteria
aktifitasnya seperti biasa, sehingga mereka penelitian (Afiyati 2014). Pasien yang akan
merasa kehilangan peran dalam keluarga, menjadi partisipan dalam penelitian ini jika
menjadi beban bagi keluarga dan kehilangan memenuhi kriteria inklusi sebagai berikut (1)
percaya diri dalam lingkungan sosialnya. Pasien Pasca Stroke Yang Memiliki Perubahan
Kurangnya dukungan yang diberikan keluarga Konsep diri yang sedang menjalani pengobatan
maupun lingkungan sosial menyebabkan pasien di RSUD Hanafiah Batu sangkar (2) Pasien
merasa tidak berguna, tidak berharga, rendah yang bersedia diwawancarai dan direkam
diri, tidak berdaya dan menilai negatif terhadap percakapanya oleh peneliti. Data dikumpulkan
kondisi kesehatannya. di poliklinik Neurologi.

Survey awal yang dilakukan pada tanggal 14 Pengumpulan data


November 2017, peneliti menemukan 3 orang Pengumpulan data penelitian menggunakan
pasien stroke yang pergi berobat ke Rumah teknik Wawancara mendalam. Dalam penelitian
Sakit ditemani orang lain karena keluarganya ini dengan durasi waktu 30 – 60 menit. Selain
tidak bisa menemani dan keluarga juga kurang wawancara mendalam, digunakan juga catatan
peduli dengan keluhan-keluhan mereka, lapangan. Semua wawancara direkam dengan
mereka juga merasa tidak berharga dan tidak menggunakan digital audio (audio-taped). Yang
berdaya dengan kondisinya. Sebanyak 2 orang bertujuan sebagai triangulasi data yang
dari pasien tersebut menyatakan tidak bisa berfungsi untuk meningkatkan probabilitas
beraktifitas seperti biasa, tidak bisa lagi aktif di penelitian dan bahwa interpretasi data adalah
masyarakat dan tidak bisa mencari nafkah, kredibel (Lincoln & Guba, 1985). Semua
sehingga mereka merasa rendah diri dalam partisipan menandatangani informed consent
lingkungan karna keterbatasan fisiknya sebagai bentuk kesediaan untuk berpartisipasi
tersebut. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk dalam penelitian ini. Analisis data study
mengetahui lebih lanjut tentang hubungan fenomenology membaca wawancara,
dukungan keluarga dengan perubahan konsep meringkas koding, menganalisis transkrip,
diri pasien pasca stroke di Poli Neurologi RSUD kembali ke teks partisipan, membandingkan dan
Prof. Dr. MA Hanafiah SM Batusangkar Tahun membedakan, integrasi tema (Rosman dan
2018. Rallis, dalam Creswell, 2013: 276

Metode HASIL
Desain Penelitian Hasil penelitian di dapatkan uraian dalam dua
Desain penelitian ini menggunakan metode bagian yaitu (1) karakteristik partisipan, dan (2)
kualitatif dengan pendekatan Study tema terkait gambaran dukungan keluarga
Fenomenology. Teknik wawancara mendalam terhadap perubahan konsep diri pasien pasca
dan catatan lapangan digunakan untuk stroke. Partisipan 1 (Ps1) umur 60 tahun
mengumpulkan data. berjenis kelamin laki-laki pekerjaan pedagang
berpendidikan terakhir SMP (tamat) tinggal
Partisipan Penelitian dirumah bersama istri dan anak. Partisipan 2
Partisispan yang dugunakan adalah 8 orang (Ps2) umur 58 tahun berjenis kelamin laki-laki
keluarga pasien rawat jalan yang telah berulang pekerjaan bertani berpendidikan terakhir SMP
mengunjungi poliklinik neurologi yang sudah (tamat) tinggal dirumah bersama istri. Partisipan
saturasi datanya . RSUD Hanafiah Batu 3 (Ps3) umur 67 tahun berjenis kelamin
Sangkar sebagai salah satu rumah sakit Perempuan pekerjaan ibu rumah Tangga
pemerintah yang menjadi rujukan di Sumatera berpendidikan terakhir SMA (tamat) tinggal
Barat. Partisipan diambil menggunakan dirumah bersamas suami. Partisipan (Ps4)

23 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

umur 61 tahun berjenis kelamin perempuan Disamping itu ada juga partisipan yang
pekerjaan berdagang berpendidikan terakhir SD mengatakan tentang kurang mendapat
(tamat) tinggal dirumah bersama istri dan anak. perhatian dari segi emosional
Partisipan 5 (Ps5) umur 55 tahun berjenis
kelamin laki-laki pekerjaan wiraswasta Mungkin karena anak dan istri sibuk bekerja,
berpendidikan terakhir SMA (tamat) tinggal saya tidak banyak mengeluh, takut tambah
dirumah bersama istri. Partisipan 6 (Ps6) umur susah dengan kondisi saya yang serba terbatas
66 tahun berjenis kelamin laki-laki pekerjaan ini saya tahu sebenarnya mereka sayang ( p4).
Pensiunan PNS berpendidikan terakhir D3
(tamat) tinggal dirumah bersama istri dan anak. Anak ibu hanya 1 jadi dia lah tempat ibu
Partisipan 7 (Ps7) umur 63 tahun berjenis meminta bantuan, sementara kami orang susah
kelamin Perempuan pekerjaan Ibu Rumah jadi ibu tidak terlalu banyak permintaan agar dia
Tangga berpendidikan terakhir SMA (tamat) jg tidak tambah susah memelihara ibu
tinggal dirumah bersama anak. Partisipan 8 dirumahnya.(P7)
(Ps8) umur 67 tahun berjenis kelamin laki-laki
pekerjaan pensiunan PNS berpendidikan Alhamdulilah keluarga bapak ada sayang
terakhir S1(tamat) tinggal dirumah bersama istri. dengan bapak tapi kadang – kadang bapak
sering ditinggal sendiri karena semua pada
Tema 1 : Kurang Diperhatikan sibuk. Paling bapak sering main dengan cucu
haha.....(p8).
Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien
kurang mendapat perhatian dari keluarga
Tema 2 : Penerimaan Diri
terutama pada perubahan konsep dirinya
setelah mengalami stroke. Beberapa orang Hasil Penelitian menunjukan bahwa pasien
partisipan mengatakan tentang kurang sudah menerima perubahan kondisi mereka
mendapatkan perhatian keluarga dari segi setelah pasca stroke.
instrumental:
“sakit ibu sekarang memang sudah faktor umur,
“Sejak sakit saya selalu datang sendiri, jadi ibu menjalani nya saja dan pasrah pada
kadang – kadang ada ditemani oleh anak kalau ketetapan allah swt”(p2)
tidak sibuk.” ( P1).
“Lemah pun badan bapak sebelah ini, tapi
“Saya datang berobat setiap 3 minggu sekali bapak ikhlas, anggap saja ini sebagai ujian dari
sejak penyakit saya kambuh dan belum pernah Tuhan (P6)
diantar oleh keluarga saya,karena mereka
bekerja. Mulanya saya sedih dan ingin mati saja dengan
(P5). kondisi lemah seperti ini , dengan keterbatasan
saya, tapi lama- lama kelamaan saya sudah
Kalau dirumah ibu sering sendiri karena semua terbiasa dan menerimanya (P.8)
pada sibuk bekerja untuk keperluan hidup,
makannya ibu saja yang lebih rajin PEMBAHASAN
menyiapakan keperluan obat ibu dirumah.
( P3). Tema 1 : Kurang Diperhatikan

Dukungan keluarga yang dimaksud pada


penelitian ini adalah Dukungan atau support

24 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

yang diperoleh pasien pasca stroke dari memenuhi kebutuhan partisipan dan keluarga,
anggota keluarga sehingga dapat mengingat partisipan tidak dapat lagi mencari
mempengaruhi konsep diri mereka. nafkah.

Hasil penelitian diketahui bahwa partisipan Walaupun dalam penelitian ini partisipan sudah
merasa kurang diperhatikan oleh keluarga memiliki asuransi kesehatan, kecendrungan
karena rata – rata sibuk bekerja. keluarga akan membawa partisipan kontrol jika
mengalami masalah serius dan tidak bisa lagi di
Dukungan keluarga lini penting dalam tangani di rumah.hal ini bisa terjadi juga karna
menentukan proses penyembuhan pada pasien kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit
stroke dimana dapat membantu penderita partisipan karna keluarga jarang mendampingi
menghadapi masalahnya. Koping yang tidak partisipan untuk kontrol sehingga informasi tidak
efektif disertai kurangnya dukungan keluarga sampai kepada keluarga.
dapat memicu tmbulnya perasaan yang bersifat
depresi (ringan, sedang, berat) yang dapat Kurangnya dukungan penghargaan yang
berkembang menjadi gangguan konsep diri diberikan keluarga tersebut bisa disebabkan
(Kartini, 2013). karena keluarga tidak terbiasa untuk
mengungkapkannya dan kesibukan mereka
Menurut (Wurtiningsih 2012) bentuk dukungan dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
yang dapat diberikan oleh keluarga adalah
dukungan informasional, dukungan emosional, Dukungan penghargaan ini sangat penting
dukungan instrumental dan dukungan dalam kehidupan sebuah keluarga karna
penghargaan. Bentuk dukungan ini diberikan dengan memberikan dukungan ini dapat
oleh keluarga berbeda – beda. mengembangkan rasa percaya diri
partisipan.rasa percaya diri juga dapat di
Menurut asumsi peneliti, partisipan berikan dengan memberikan perhatian dan
memperoleh dukungan keluarga masih kurang kasih sayang, mendengarkan keluh kesah
baik, dan bentuk dukungan keluarga kepada partisipan, sehingga partisipan akan merasa
partisipan yang masih kurang dirasakan adalah keluarga tetap mencintai dan menyayangi nya
dukungan instrumental dan dukungan walaupun dalam keterbatasanya.
emosional.
Tanpa adanya dukungan yang baik dari
Dukungan instrumental menekankan keluarga keluarga, maka partisipan akan merasa dirinya
bertindak sebagai perantara antara partisipan tidak berharga, tidak percaya diri , mereka juga
dengan pelayanan kesehatan. Bentuk cendrung merasa menjadi beban bagi
dukungan kurang baik yang di berikan keluarga keluarganya,dan merasa gagal menjalankan
seperti keluarga jarang menemani pasien untuk peran. Sebaliknya partisipan yang selalu
kontrol sehingga partisipan pergi kontrol kadang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari
di temani tetangga atau pergi sendiri, keluarga keluarga, mereka tidak merasa rendah diri
jarang mengajak konsultasi secara teratur, ataupun kecewa dengan kondisinya sekarang,
keluarga jarang mengingatkan untuk kontrol ke karena ada keluarga yang selalu memberikan
dokter, dan keluarga jarang menyediakan waktu perhatian dan semangat pada mereka.
dan fasilitas untuk berobat.

Hal ini terjadi karna keluarga di sibukan dengan


kegiatan sehari hari baik itu dalam mencari
nafkah ataupun dalam kegiatan lain untuk

25 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

2. Penerimaan Diri
Menurut Sari & Nuryoto (2012)
Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipan Memiliki keyakinan pada kemampuan dirinya
sudah menerima kondisi mereka saat ini . dalam menjalani kehidupan.
serta tidak ada anggapan abnormal terhadap
Penerimaan diri adalah sikap positif terhadap diri sendiri dan tidak ada harapan ditolak oleh
dirinya sendiri, dapat menerima keadaan diri orang lain merupakan ciri penerimaan diri.
secara tenang, baik itu kekurangan maupun
kelebihannya. Yang terpenting terbebas dari Perubahan konsep diri yang positif menjadi
rasa bersalah, rasa malu, dan rendah diri karena penerimaan diri mereka tersebut bisa
keterbatasan diri serta kebebasan dari dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri mereka
kecemasan akan adanya penilaian dari orang sendiri sebagai penyemangat untuk bisa
lain terhadap keadaan dirinya (Maslow dalam menjalani rutinitas tanpa bergantung dengan
Hjelle dan Ziegler 1992). orang lain terutama keluarga sehingga
membuat partisipan mampu melahirkan
Hurlock menjelaskan bahwa penerimaan diri perubahan konsep diri yang adaptif terhadap
berhubungan dengan konsep diri yang positif, kondisi kesehatannya saat ini.
dimana dengan konsep diri yang positif,
seseorang dapat menerima dan memahami Disamping itu berdasarkan hasil wawancara
fakta-fakta yang begitu berbeda dengan dirinya partisipan kecendrungan dari jawabannya
banyak sudah iklhas dan menerima bahwa sakit
Hal ini seusai dengan pendapat yang mereka saat ini sudah ketentuan dari tuhan dan
dikemukakan oleh Mangunsong (1998) orang siap menjalani nya sampai ajal menjemput
yang mengalami cacat tubuh jika tidak mampu dengan segala kemampuan yang ada.
mengatasi kritis pada dirinya akan
mengakibatkan perasaan lebih tertekan, Saran
menyesali diri terus-menerus, dan marah pada 1. Bagi Masyarakat
orang yang sehat, juga tidak mau berinteraksi a. Masyarakat diharapkan agar dapat
dengan lingkungannya, dia akan mengurung memberikan dukungan informasi,
diri, mengisolasi diri, curiga terhadap setiap perhatian, menghargai anggota
orang karena merasa akan diejek dan dihina masyarakat di sekitar lingkungan yang
sehingga anak merasa tidak merasa aman menderita stroke, serta melibatkan
dengan dirinya pasien stroke dalam setiap kegiatan
sosial yang bisa dilakukannya supaya
Penelitian yang dilakukan oleh Rohadirja (2011) mereka tidak mengalami perubahan
tentang konsep diri pada pasien stroke di konsep diri setelah mengalami stroke.
Poliklinik Saraf RSUD Sumedang, diketahui b. Diharapkan pada keluarga penderita
bahwa 53,33 % partisipan memiliki konsep diri stroke agar memberikan dukungan
positif. informasi, instrumental (dana dan
menemani pergi berobat), penghargaan
Menurut asumsi peneliti, partisipan yang dan dukungan emosional pada pasien
memiliki konsep diri positif disebabkan karena stroke agar tidak terjadi perubahan
penerimaan diri mereka sehingga sudah konsep diri setelah menderita stroke
terbiasa mandiri walaupun tidak dapat
melakukan aktifitas seperti biasanya, dan tidak
merasa rendah diri dengan keterbatasan yang 2. Pelayanan Kesehatan
dimilikinya.

26 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

Diharapkan pada petugas kesehatan Baron., R.A., Byrne, D. (2000). Psikologi


khususnya perawat di poli neurologi agar Sosial. Jakarta. Penerbit Erlangga
dapat memberikan motivasi dan dukungan Basuki dan Dian. (2010). Neurology in
psikologis pada pasien pasca stroke, guna Daily Practice. Bandung. FK-
meningkatkan konsep diri mereka dan Unpad
memberikan informasi pada keluarga BPS. (2014). Kajian Indikator Sustaunable
pasien tentang penyakit dan perawatan Development Goals. Jakarta. BPS
pasien stroke di rumah. Pada perawat Bustami. (2011). Penjamin Mutu
komunitas diharapkan agar memberikan Pelayanan Kesehatan dan
penyuluhan pada masyarakat tentang Akseptabilitasnya. Jakarta.
pentingnya dukungan sosial bagi pasien Erlanga
stroke. Dion & Betan. (2013). Asuhan
Keperawatan Keluarga Konsep
3. Bagi Institusi Pendidikan dan Praktik.Yogyakarta. Nuha
Diharapkan pada institusi Medika
pendidikan agar hasil penelitian ini dapat Fadlulloh, SF. (2014). Hubungan Tingkat
menjadi masukan dalam upaya Ketergantungan Dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, dan Pemenuhan Aktivitas Kehidupan
mengarahkan mahasiswa untuk Sehari-Hari (AKS) dengan Harga
melakukan penelitian tentang perubahan- Diri Penderita Stroke Di Poliklinik
perubahan yang terjadi pada pasien pasca Syaraf RSUD Prof. Dr. Margono
stroke. Soekarjo Purwokerto. Jurnal
Keperawatan Soedirman (The
Ucapan Terima Kasih Soedirman Journal of Nursing),
Volume 9, No.2, Juli 2014
Terima kasih peneliti ucapkan kepada Ginsberg, L. (2008). Lecture Notes
seluruh pasien pasca stroke yang telah Neurologi. Jakarta. Erlangga
bersedia menjadi partisipan dan membantu Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses
proses penelitian. Semua pihak yang Keperawatan Keluarga. Sulawesi
terkait selama penelitian, termasuk kepada Selatan. Pustaka Assalam
tim jurnal karena telah mereview hingga Hartanti. (2002). Peran Sense Of Humor
artikel ini diterbitkan dan Dukungan Sosial Pada
Tingkat Depresi Penderita Depresi
Daftar Referensi Pasca Stroke. Jurnal Anima. Vol
17. No.2, 107-119
Andarika, R. (2004). Burnout pada Perawat Hasan dan Rufaidah. (2013). Hubungan
Putri RS. St. Elizabeth Semarang Antara Dukungan Sosial Dengan
Ditinjau Dari Dukungan Sosial. Strategi Coping Pada Penderita
Jurnal PSYCHE. Palembang Stroke RSUD dr. Moewardi
Anggorowati dan Purwadi, 2007 Surakarta. Talenta Psikologi Vol.
Apollo, & Cahyadi, A. (2012). Konflik Peran II, No. 1, Februari 2013
Ganda Perempuan Menikah yang Hidayat, AA. (2007). Riset Keperawatan
Bekerja Ditinjau dari Dukungan dan Teknik Penulisan Ilmiah.
Sosial Keluarga dan Penyesuaian Jakarta. Salemba Medika
Diri. Jurnal Widya Warta, 02, 255- Iskandar. (2004). Panduan Praktis
271 Pencegahan dan Pengobatan

27 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

Stroke, Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Najoan, KT. (2016). Hubungan Dukungan
Populer Sosial Dengan Penerimaan Diri
Junaidi, I. (2011). Stroke Waspadai Pasien Pasca Stroke. ejournal
Ancamannya. Yogyakarta. Andi Keperawatan (e-Kp) Volume
Offset 4.Nomor 2. Agustus 2016
Kartini. (2013). Hubungan Dukungan Norrving, MD, Didier Leys, Michael Brainin
Keluarga Dengan Perubahan and Steve Davis, (2013). Stroke
Konsep Diri Pada Pasien Pasca Definition in the ICD-11 at the
Stroke Di Poliklinik Saraf Rumah WHO. Available from :
Sakit Khusus Daerah Provinsi http://www.worldneurologyonline.c
Sulawesi Selatan. Jurnal STIKes om/article/stroke-definition-in-the-
Nani Hasanuddin. Volume 3 icd-11-at- the-who
Nomor 1 Tahun 2013 ● ISSN : Notoatmodjo. (2005). Metodologi
2302-1721 Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Karunia, E. (2016). Hubungan Antara Rineka Cipta
Dukungan Keluarga Dengan --------. (2010). Promosi Kesehatan Teori
Kemandirian Activity Of Daily dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta
Living Pascastroke. Jurnal Berkala ______. (2010). Metodologi Penelitian
Epidemiologi, Vol. 4 No. 2, Mei Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
2016: 213–224 Okthavia, S. (2014). Hubungan Antara
Keliat, Budi A. (2008) Gangguan Konsep Dukungan Sosial Keluarga
Diri. Jakarta. Terhadap Tingkat Self Esteem
Kemenkes RI. (2013). Hasil Riset Pada Penderita Pasca Stroke.
Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Jurnal Psikologi Pendidikan dan
2013. Jakarta. Kemenkes RI Perkembangan Volume 3, No. 2,
Koentjoro. (2003). Dukungan Sosial Pada Agustus 2014
Lansia. www.e-psikologi.com Price, SA. (2006). Patofisiologi; Konsep
Kozier, B. (2011). Fundamental Klinis Proses-proses Penyakit.
Keperawatan. Jakarta. EGC Jakarta. EGC
Lubis, N.L. 2009. Depresi; Tinjauan Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar
psikologis. Jakarta: Kencana Fundamental Keperawatan :
Lusiani, I. (2016). Hubungan Dukungan Konsep,Proses, dan Praktik. Edisi
Sosial dengan Coping Strategy 4. Volume 2. Jakarta. EGC
pada Penderita Stroke di Rumah Rasyid, A., Basyiruddin A., & Misbach, J.
Sakit Al Islam Bandung. Psikologi (2015). Stroke: Komplikasi Medis
– Gelombang II. Volume 2, No.2, dan Tata Laksana. Jakarta : Badan
Tahun 2016 Penerbit FKUI
Masyitah. (2012). Hubungan Dukungan Ritandiyono dan Retnaningsih. (2006). Seri
Sosial Dan Penerimaan Diri Pada Diktat Kuliah, Aktualisasi Diri.
Penderita Pasca Stroke. Tidak Di Jakarta: Universitas Gunadarma
Terbitkan. Online:http:// Press
digilib.uinsby.ac.id Rohadirja (2011) tentang konsep diri pada
Muttaqin, A. (2008). Pengantar Asuhan pasien stroke di Poliklinik Saraf
keperawatan Klien dengan RSUD Sumedang
Gangguan Sisten Persarafan. RSUD Prof. Dr MA. Hanafiah SM
Jakarta. Salemba Medika Batusangkar. (2017). Laporan
Kunjungan Poli Neurologi

28 | R N J
REAL in Nursing Journal (RNJ), Vol. 1, No. 1
Wati, DF & Yanti, Y (2018). RNJ. 1(1) : 20-29

Saam, Z dan Wahyuni, S. (2014). Psikologi WHO. (2014). Global Status


Keperawatan. Jakarta. PT. Raja Report on Noncommunicable
Grafindo Persada Diseases 2014.
Sarafino. P. E. (2006). Health Psychology : Wurtiningsih, B. (2012). Dukungan
Biopsyshososial Interactions Fifth Keluarga pada Pasien Stroke di
Edition. New York, John Wiley and Ruang Saraf RSUP Dr. Kariadi
Sons, Inc Semarang. Med Hosp 2012; Vol 1-
Sastroasmoro, Sudigdo. (2011). Dasar- 1;57-59
dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta. Sagung Seto
Strikes, WL. (2007). Stroke “Panduan
bergambar tentang Pencegahan
dan Pemulihan Stroke. Jakarta.
Bhuana Ilmu Populer
Suliswati, dkk. (2005). Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta. EGC
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta. EGC
Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan
Keluarga ‘Aplikasi dalam Praktik.
Jakarta. EGC
Rohhadirja, R. (2011). Konsep Diri pada
Pasien Stroke di Poliklinik Saraf
RSUD Sumedang. Skripsi. FIK-
Unpad
Taylor, dkk. (2009). Psikologi Sosial. Edisi
kedua belas. Jakarta. Kencana.
Trihendradi. C, (2009), 7 Langkah Mudah
melakukan Analisa Statistik
Menggunakan SPSS. Andi Offset.
Yogyakarta
Vitahealth. (2006). Stroke. Jakarta.
Gramedia Pustaka Utama
Vonala, FA. (2016). Hubungan Konsep Diri
(Citra Diri Dan Harga Diri) Dengan
Strategi Koping Pada Penderita
Pasca Stroke Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kedungwuni I
Kabupaten Pekalongan. Skripsi.
Prodi Ners-STIKes
Muhammadiyah Pekajangan.
Pekalongan

29 | R N J

You might also like