Professional Documents
Culture Documents
Analisa Kepemimpinan Dan Perilaku Birokrasi: Studi Analisis Di Sekretariat Daerah Kota Bandung
Analisa Kepemimpinan Dan Perilaku Birokrasi: Studi Analisis Di Sekretariat Daerah Kota Bandung
Riyadi
PKPPA I Lembaga Administrasi Negara, Jl. Kiara Payung, Sumedang,
Telp. (022) 7790044, Fax. (022) 7790055, email: riyadilan02@yahoo.com
Leadership always be a subject matters in the bureaucracy area, that is why the problems of leadership have a specific
character be influenced by feodalism culture. This condition especially has influenced to characteristic of bureaucracy
that in the future involve to bureaucratic behavior. In this mean, a bureaucracy as an organization which include in
the government apparatus. In the effective leadership, the competency for manage all off organization resources,
could be one of the main competency needed. The effective leadership will support to appear the conducive
bureaucracy behaviour. The research in Secretary of Kota Bandung, has been gotten that less of respondence
perception about leadership of bureaucracy, in factually, have strongly correlation which cause to conducive
bureaucracy behaviour, specifically in individual level. Based on the research, to improve the bureaucracy condition,
it should start with increasing leadership quality effectively, so that, it’s possible to push up the well attitude of the
employees and it will could appear the conducive bureaucracy behaviour. To improve that bureaucracy condition, it
need support and intensively collaboration between academician and practician level in the research and development
systematically about development system in the government environment.
1) Diangkat dari Penelitian Penulis dalam Tesis Pascasarjana UNPAD dengan judul: “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap
Perilaku Birokrasi Di Sekretariat Daerah Kota Bandung“, setelah dilakukan beberapa penyesuaian.
ditunjukkan oleh para pimpinan dengan agenda kerja, motivasi pegawai cenderung
hirarkhi formalistik yang kuat, terutama kurang sehingga seringkali terjadi
dalam hubungan atasan – bawahan, baik keterlambatan dalam pengerjaannya.
dalam konteks pejabat dengan staf
Perilaku lain yang seringkali muncul
(pelaksana) maupun dalam konteks
di kalangan birokrasi adalah santai di saat
levelling jabatan. Pola kepimpinan
jam kerja, namun di pihak lain, ada yang
cenderung bergaya memerintah, instruktif,
tampak sibuk dengan pekerjaannya. Dari
dan kaku, sementara bawahan cenderung
hasil pengamatan, hal ini juga muncul
bersikap patuh dan “manut”, sehingga
secara tidak merata, artinya kesibukan
secara konseptual dapat dikatakan
terjadi pada satu unit, namun di unit lain
bersikap sebagai followers (pengikut)
tampak santai, seolah-olah tidak ada
dibanding sebagai partner (mitra) dalam
pekerjaan yang harus dikerjakan pada saat
pekerjaan.
itu. Daya kreasi dan inovasi masih rendah.
Fenomena lain yang muncul dalam Mereka cenderung hanya menjadi tenaga
kepemimpinan birokrasi tersebut adalah pelaksana yang menjalankan tugas-tugas
masih kuatnya budaya patrimonialisme dan yang sudah direncanakan dan
patron-client. Faktor like and dislike dalam dikembangkan oleh pimpinan, sehingga
pengangkatan dalam jabatan (promosi), mereka kurang terlatih dan kurang
masih mewarnai system karier di terbiasa dengan pengembangan konsep
lingkungannya. Selain itu, kedekatan serta pemikiran yang progresif dalam
hubungan, baik pertemanan, keluarga, pekerjaannya.
atau kelompok masih kental dalam
Dari uraian di atas, permasalahan-
praktek-praktek promosi birokrasi.
permasalahan yang terkait dengan
Sementara itu, bila kita melihat kepemimpinan dan perilaku birokrasi
keadaan birokrasi dari perspektif perilaku, tersebut, secara umum dapat diidentifikasi
juga memiliki permasalahan yang tidak sebagai berikut:
kurang dibandingkan dengan masalah
1) Budaya (culture) yang dianut
kepemimpinan. Berdasarkan hasil
cenderung paternalistik, patron-client,
penelitian dari beberapa ahli organisasi
patrimonialistik, feodalistik dimana
dan ilmu perilaku, diyakini bahwa
hubungan hirarkhial atasan – bawahan
kepemimpinan akan membawa dampak
masih kental, sehingga iklim kerja
atau pengaruh terhadap perilaku, baik
cenderung formal dan statis;
individu, kelompok/organisasi. Faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku 2) Kepemimpinan yang diterapkan lebih
memang banyak, dan gaya kepemimpinan bersifat instruktif/perintah, direktif,
adalah merupakan salah satunya (lihat dan cenderung kurang memperhatikan
Robbins, 2001:155). nilai-nilai demokratis yang
memberikan ruang bagi partisipasi
Perilaku yang sering muncul di
aktif bawahan;
kalangan aparat birokrasi dapat kita lihat
dari berbagai sisi. Misalnya dari aspek 3) Rendahnya motivasi dan perilaku
motivasi kerja, penulis melihat bahwa aparat dalam menjalankan fungsi-
mereka memiliki motivasi yang cukup fungsi pelayanan, sehingga baru mau
apabila mengerjakan tugas-tugas yang bekerja apabila diberi kompensasi
bersifat “proyek”, hal ini disebabkan langsung dari pekerjaannya;
karena ada kompensasi langsung (uang
4) Masih sering terjadi mal-administrasi
honor) yang diberikan dari kegiatan
yang dilakukan oleh birokrasi publik
tersebut. Sementara itu, apabila
dan meluasnya praktik KKN, terutama
mengerjakan tugas-tugas rutin, antara lain
di unit-unit yang terkait langsung
seperti: membuat laporan, membuat
239
pengaruhnya terhadap perilaku birokrasi, dalam penelitian ini adalah model Analisa
sehingga mampu memberikan sumbangan Korelasi.
pemikiran yang konkrit bagi
Analisa Korelasi pada dasarnya
pengembangan dan aplikasinya.
merupakan metode untuk mengkaji
Sedangkan secara praktis, hasil pengaruh langsung dan tidak langsung
penelitian ini diharapkan dapat dari seperangkat variabel, yaitu variabel
memberikan masukkan-masukkan penyebab (exogenus variabel) terhadap
pemikiran bagi pelaksanaan seperangkat variabel akibat (endogenus
kepemimpinan birokrasi, khususnya bagi variabel). Melalui Analisa korelasi, dapat
lingkungan pemerintahan daerah, diketahui besarnya pengaruh variabel X
sehingga apa yang menjadi tujuan dari terhadap Y dan dapat digambarkan secara
penerapan otonomi daerah dapat diagramatik mengenai struktur pengaruh
terwujud, dengan didukung perilaku dari variabel tersebut.
birokrasi yang sejalan dengan tuntutan
kebutuhan masyarakat dan birokrasi itu
sendiri. C. KONSTRUKSI TEORI PENGARUH
KEPEMIMPINAN TERHADAP
PERILAKU BIROKRASI
B. METODE PENELITIAN DAN
Untuk menganalisa penelitian tentang
TEKNIK ANALISA DATA
pengaruh kepemimpinan terhadap
Metode penelitian yang digunakan perilaku birokrasi ini, penulis
dalam penelitian ini adalah metode survey- menggunakan dasar teori yang
eksplanatory. Pendekatan survey artinya dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan
penelitian ini diadakan untuk memperoleh teori, yaitu: Grand theory, yakni sebagai
fakta, data dan mencari keterangan faktual teori payung bagi penelitian ini. Teori
serta berusaha untuk menggambarkan payung yang dipilih dalam penelitian ini
gejala dari praktek yang sedang adalah Teori Administrasi. Selanjutnya,
berlangsung (Nazir,1988:65). Ciri lain dari middle theory, yakni teori-teori yang
pendekatan survey ini adalah dijadikan sebagai katalisator bagi
pengumpulan informasi yang diambil dari pengembangan konsep dalam variable
sampel atas populasi dengan penelitian. Middle theory dalam penelitian
menggunakan kuesioner sebagai alat ini menckup teori-teori tentang organisasi,
pengumpul datanya. Adapun pendekatan perilaku organisasi, dan teori birokrasi,
eksplanatory artinya tujuan penelitian ini yang dijadikan sebagai dasar untuk
adalah berusaha menjelaskan hubungan mengkontruksikan variabel perilaku
kausal dan sekaligus pengujian hipotesis birokrasi. Dan, teori tentang manajemen
antara beberapa variabel yang sedang sumber daya manusia dan teori
diteliti (Singarimbun, 1995:3). kepemimpinan, sebagai dasar untuk
mengkonstruksikan variable
Dalam penelitian ini fenomena yang
kepemimpinan. Selanjutnya,
akan dianalisa adalah pengaruh
dioperasionalkan melalui operational theory
kepemimpinan dalam birokrasi terhadap
yang dijadikan sebagai dasar
perilaku birokrasi. Untuk menganalisa
pengembangan untuk membangun
fenomena tersebut diperlukan satu model
konstruksi variable menjadi dimensi-
analisa, yang diharapkan dapat
dimensi dan indicator penelitian. secara
menggambarkan, menerangkan, dan
skematis mengenai kerangka teori yang
mengukur fenomena tersebut. Berdasarkan
digunakan dalam penelitian ini, dapat di
hal itu, maka model yang dipergunakan
lihat dalam skema di bawah ini.
241
dalam administrasi, karena tanpa adalah seperti dalam Thoha (1990:11-12),
kehadiran manusia, suatu aktivitas tidak sebagai berikut:
dapat dikatakan sebagai administrasi.
1) Menurut rumusan Ordway Tead:
Sebuah batu yang menggelinding dengan
Administration is conceived as the
sendirinya dari sebuah bukit, bukanlah
necessary activities of these individuals
merupakan aktivitas administrasi. Unsur
(executives) in an organization who are
kedua yang dikemukakan adalah adanya
charged with ordering, forwarding, and
tindakan. Dua orang yang melihat sebuah facilitating the associate efforts of
batu, atau hanya melakukan tindakan group of individuals brought together
sendiri, maka hal itu tidak dapat dikatakan to realize certain defined purposes.
sebagai administrasi. Oleh karena itu, (Administrasi meliputi kegiatan-
tindakan atau aksi adalah merupakan ciri kegiatan yang harus dilakukan oleh
lain dari administrasi. pejabat-pejabat eksekutif dalam
Unsur yang ketiga adalah adanya suatu organisasi, yang bertugas
interaksi. Satu orang yang melakukan mengatur, memajukan, dan
aktivitas memindahkan sebuah batu, tidak melengkapi usaha kerja sama
dapat dikatakan sebagai kegiatan sekumpulan orang yang sengaja
administrasi. Paling tidak, ada dua orang dihimpun untuk mencapai tujuan
yang melakukan kerjasama untuk tertentu).
melakukan tindakan atau kegiatan guna 2) Leonald D. White, merumuskan
memindahkan batu tersebut agar dapat sebagai berikut: Administration is a
dikatakan sebagai kegiatan administrasi. process common to all group effort
Sehubungan dengan hal itu, dalam public or private, civil or military,
kesimpulannya Berkley dan Krause large scale or small scale.
(1990:3) memberikan pengertian (Administrasi adalah suatu proses
administrasi seperti: Administration is a yang biasanya terdapat pada semua
process involving human beings jointly usaha kelompok, baik usaha
enganged in working toward common goals. pemerintah ataupun swasta, sipil
Pengertian tentang administrasi juga atau militer, baik secara besar-
banyak dikembangkan oleh para sarjana besaran ataupun kecil-kecilan).
administrasi dan manajemen lainnya, 3) Menurut Sondang Siagian,
antara lain seperti: Ordway Tead, Leonald administrasi dapat didefinisikan
D. White, The Liang Gie, Sondang Siagian. sebagai keseluruhan proses kerja
Meskipun pengertian yang diberikan sama antara dua orang manusia
cukup bervariasi, namun secara umum apa atau lebih yang didasarkan atas
yang dikemukakan oleh para sarjana rasionalitas tertentu untuk
tersebut tidak ada perbedaan yang prinsip. mencapai tujuan yang telah
Sebagian besar dari kita mungkin sepakat, ditentukan sebelumnya.
bahwa dalam administrasi terdapat unsur-
unsur kerjasama, adanya sekelompok 4) The Liang Gie memberikan definisi
orang, dan adanya tujuan yang ingin administrasi sebagai berikut:
dicapai. Walaupun dirumuskan dalam Administrasi adalah segenap
istilah yang berbeda, apa yang proses penyelenggaraan dalam
dikemukakan oleh Berkley dan Krause setiap usaha kerja sama
juga mencerminkan adanya unsur-unsur sekelompok manusia untuk
tersebut. mencapai tujuan tertentu.
243
bahwa organisasi memiliki lima Untuk mengkaji lebih lanjut tentang
karakteristik utama, yaitu: kepemimpinan dalam tulisan ini, terlebih
dahulu penulis ingin mengungkapkan
1) Masing-masing organisasi
batasan-batasan atau definisi-definisi
memiliki tujuan-tujuan tertentu;
tentang kepemimpinan itu sendiri. Apa
2) Masing-masing organisasi sebenarnya yang dimaksud dengan
memiliki orang-orang (terdiri dari kepemimpinan dan bagaimana
kelompok orang-orang); hubungannya dengan organisasi dan
birokrasi.
3) Organisasi harus memiliki
struktur agar para anggotanya Dengan mengacu kepada pendapat
dapat melakukan pekerjaan yang dikemukakan oleh beberapa ahli
dengan mudah; administrasi seperti: Dubin dan Hemphill
(dalam Thoha, 2002:227), mengemukakan
4) Organisasi harus memiliki sistem
bahwa, “Kepemimpinan kadangkala
dan prosedur untuk menetapkan
diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan
pengolahan informasi, pembuatan
pembuatan keputusan. Ada juga yang
keputusan dan pengambilan
mengartikan suatu inisiatif untuk
tindakan;
bertindak yang menghasilkan suatu pola
5) Organisasi harus memiliki nilai- yang konsisten dalam rangka mencari jalan
nilai dan budaya-budaya sebagai pemecahan dari suatu persoalan
acuan norma dan etika dalam bersama”. Sedangkan Terry (dalam Thoha,
bekerja. 2002:227) merumuskan kepemimpinan
sebagai, “aktivitas untuk mempengaruhi
Pembahasan tentang organisasi, tidak
orang-orang yang diarahkan untuk
bisa dilepaskan dari pembahasan tentang
mencapai tujuan organisasi”. Sejalan
kelompok dan individu. Hal ini
dengan pendapat Terry, Kossen (1983:201)
disebabkan karena pada dasarnya
dalam Lawton dan Rose (1994:91)
organisasi adalah merupakan suatu
mengemukakan bahwa, “Leadership is the
perkumpulan atau kelompok, sementara
ability to influence the behaviour of others to go
kumpulan atau kelompok itu sendiri akan
in a certain direction”.
terdiri dari individu-individu yang secara
sadar mengintegrasikan dan mengikatkan Hersey dan Blanchard (1993:93-94)
diri terhadap kepentingan-kepentingan mengutip beberapa pendapat dari para
yang ada di dalam kelompok tersebut. ahli administrasi dan manajemen sebagai
berikut: “Leadership is the activity of
influencing people to strive willingly for group
3. Kepemimpinan dalam Organisasi objectives” (Terry) -- Kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi orang lain
Masalah kepemimpinan merupakan
yang diarahkan untuk mencapai tujuan
topik yang selalu menarik untuk dibahas,
bersama. “Leadership as interpersonal
tidak terkecuali dalam kajian-kajian atau
influence exercised in a situation and directed,
penelitian yang dilakukan oleh para through the communication process, toward the
akademisi. Meskipun kepemimpinan attainment of a specialized goal or goals”
merupakan topik yang sudah sejak lama (Robert Tannenbaum, Irving R. Weschler,
dibicarakan, bahkan dapat dikatakan sama and Fred Massarik) -- Kepemimpinan
tuanya dengan sejarah manusia itu sendiri sebagai pengaruh hubungan yang
(Thoha, 2002:225), namun sampai saat ini diterapkan pada suatu keadaan dan
masih selalu dikaji sebagai suatu topik diarahkan, melalui proses komunikasi
yang aktual. untuk mencapai tujuan khusus dan tujuan
umum. “Leadership is influencing people to
follow in the achievement of a common goal” atau proses mempengaruhi orang lain,
(Harold Koontz and Cyril O’Donnell) -- baik individu maupun kelompok agar mau
Kepemimpinan adalah mempengaruhi mengikuti langkah dan arah yang
orang lain untuk mengikuti dalam upaya ditempuh oleh pemimpinnya, dalam
mencapai tujuan bersama. (dalam Hersey rangka mencapai tujuan bersama
dan Blanchard, 1993:93-94). Sementara itu, (organisasi).
Edwin A. Locke & Associates (1997: 3 – 4)
Mencermati teori dan konsep
mengemukakan pendapat tentang
kepemimpinan baik yang bersifat klasik
kepemimpinan sebagai berikut:
maupun kontemporer, secara umum tidak
Kepemimpinan sebagai proses menggambarkan suatu perbedaan yang
membujuk (inducing) orang lain signifikan. Artinya bahwa baik dalam
untuk mengambil langkah menuju konsep kepemimpinan lama maupun
suatu sasaran bersama. Definisi ini dalam konsep kepemimpinan aktual dan
mengkategorikan tiga elemen, yaitu modern, kepemimpinan akan senantiasa
(1) Kepemimpinan merupakan mengarah pada suatu kemampuan
suatu konsep relasi (relational manusia dalam menggerakkan organisasi
concept). Kepemimpinan hanya ada guna mencapai suatu tujuan. Hal ini
dalam relasi dengan orang lain. (2) disebabkan karena manusia sebagai
Kepemimpinan merupakan suatu makhluk sosial (zoon politicon), tidak akan
proses. Agar bisa memimpin, pernah bisa lepas dari kehidupan
pemimpin mesti melakukan sesuatu. organisasi. Disadari atau tidak dalam
Kepemimpinan lebih dari sekedar sebuah organisasi sekecil apapun, formal
menduduki suatu posisi otoritas.
maupun informal, kepemimpinan akan
Kendati posisi otoritas yang
tetap memiliki posisinya tersendiri.
diformalkan mungkin sangat
mendorong proses kepemimpinan, Dalam kepemimpinan peranan
tapi sekadar menduduki posisi itu manusia sebagai pemimpin akan bertindak
tidak memadai untuk membuat sebagai motor yang menggerakkan
seseorang menjadi pemimpin. (3) sekaligus mengendalikan arah
Kepemimpinan harus membujuk kepemimpinan itu sendiri. Oleh
orang lain untuk mengambil karenanya tidaklah mengherankan apabila
tindakan. maju mundurnya sebuah organisasi akan
Davis (dalam Arifin dkk.: 2003:112) dipandang sebagai keberhasilan atau
mengemukakan bahwa “Kepemimpinan kegagalan dari pemimpinnya.
sebagai kemampuan untuk membujuk Menjadi pemimpin memang tidak
orang lain dalam mencapai tujuan yang mudah. Ada banyak teori yang
telah ditetapkan secara antusias”. menguraikan tentang kepemimpinan yang
Sedangkan, Krause (2000:3) efektif. Namun pada prinsipya seorang
mengemukakan definisi kepemimpinan pemimpin haruslah memiliki kekuatan
sebagai “kehendak mengendalikan apa konsep, pengetahuan, keberanian dan
yang terjadi, pemahaman merencanakan kemampuan beradaptasi dengan
tindakan, dan kekuasaan untuk meminta lingkungannya. Seorang pemimpin harus
penyelesaian tugas, dengan menggunakan mampu menangkap gejala-gejala dan
kepandaian dan kemampuan orang lain perubahan-perubahan yang terjadi di
secara kooperatif”. sekitarnya, sehingga dapat segera
Berdasarkan beberapa pendapat mengantisipasi dan menentukan langkah
sebagaimana dikemukakan di atas, maka terbaiknya untuk mengatasi segala
dapat dinyatakan bahwa kepemimpinan kemungkinan yang terjadi.
pada dasarnya merupakan suatu tindakan
245
Di tengah ketatnya persaingan global organisasi sebagaimana dikutip oleh
dewasa ini, tuntutan akan kemampuan Thoha (2002:251), yaitu:
pimpinan dalam menjalankan tugas-tugas
1) Kecerdasan. Hasil penelitian pada
kepemimpinannya selalu menjadi sorotan.
umumnya membuktikan bahwa
Seorang pemimpin harus siap menghadapi
pemimnpin mempunyai tingkat
segala permasalahan yang ada di
kecerdasan yang lebih tinggi
lingkungan organisasinya. Dalam kaitan
dibandingkan dengan yang
ini, Work dalam Hesselbein dkk. (1997:76-
dipimpin. Namun demikian,
77) mengemukakan mengenai lima
yang sangat menarik adalah
tantangan fundamental yang harus
pemimpin tidak bisa melampaui
dihadapi seorang pemimpin di masa
terlalu banyak dari kecerdasan
depan, yaitu:
pengikutnya.
1) Mereka harus mau menjadi lebih
2) Kedewasaan dan keluasan hubungan
peka dan lebih memahami semua
sosial. Pemimpin cenderung
perbedaan etnis, budaya, dan
menjadi matang dan mempunyai
gender di tempat kerja serta
emosi yang stabil, serta
menunjukkan kepekaan dan
mempunyai perhatian yang luas
pemahaman itu.
terhadap aktivitas-aktivitas sosial.
2) Mereka harus memiliki suatu visi Dia mempunyai keinginan
untuk tempat kerja mereka yang menghargai dan dihargai.
akhirnya bermuara pada
3) Motivasi diri dan dorongan
perluasan budaya perusahaan
berprestasi. Para pemimpin secara
(pen.: organisasi) dan lingkungan
relatif mempunyai dorongan
tempat kerja.
motivasi yang kuat untuk
3) Mereka harus bersedia merancang berprestasi. Mereka bekerja
dan mengimplementasikan berusaha mendapatkan
proses-proses ketenagakerjaan penghargaan yang intrinsik
dan komunikasi yang baru dan dibandingkan yang ekstrinsik.
bentuk untuk memajukan dan
4) Sikap-sikap hubungan kemanusiaan.
mempromosikan persepsi
Pemimpin-pemimpin yang
keadilan dan kesamaan.
berhasil mau mengakui harga diri
4) Mereka harus bersedia membawa dan kehormatan para
komitmen penuh dan tanpa pengikutnya dan mampu
banyak tanya dalam upaya berpihak kepadanya.
pendayagunaan suatu angkatan
kerja yang beragam secara efektif.
Dengan demikian, dapat ditarik suatu
5) Mereka harus menjadi pasak
kesimpulan bahwa peran kempemimpinan
antara organisasi mereka dan
yang diterapkan oleh seorang pemimpin
masyarakat luas, membentuk
dalam sebuah organisasi, akan
organisasi menjadi suatu wacana,
memberikan dampak yang besar terhadap
dimana orang ingin bekerja dan
perkembangan dan kemajuan
mengembangkan pasar baru dan
organisasinya. Oleh karena itu, seorang
memelihara yang ada.
pemimpin hendaknya memiliki kelayakan
Sementara itu, Keith Davis dan kualitas sebagai pemimpin. Lebih
merumuskan empat sifat umum yang penting lagi, adalah bahwa seorang
nampaknya mempunyai pengaruh pemimpin harus mampu menghadapi
terhadap keberhasilan kepemimpinan sekaligus mengatasi setiap tantangan yang
247
dikembangkan menjadi modal dan 3) Memahami kondisi lingkungan.
asset keunggulan organisasi. Seorang pemimpin tidak hanya
menyadari tentang apa yang sedang
6) Sebagai Agen Perubahan (Nanus,
terjadi, tetapi juga harus memiliki
2001:17). Pemimpin bertanggungjawab
pengertian yang memadai, sehingga
untuk merangsang perubahan di
dapat mengevaluasi perbidaan kondisi
lingkungan internal, sehingga
organisasi dan para bawahannya.
memungkinkan pencapaian sebuah visi
di masa depan. Untuk menjadi sorang 4) Intelegensi yang tinggi. Seorang
agen perubahan yang baik, pemimpin pemimpin harus memiliki kemampuan
harus mampu mengantisipasi berbagai berpikir pada taraf yang tinggi. Ia
perkembangan di dunia luar, dituntut untuk mampu menganalisis
memperkirakan implikasinya terhadap problem dengan efektif, belajar dengan
organisasi, menciptakan sence of urgency cepat, dan memiliki minat yang tinggi
dan prioritas bagi perubahan yang untuk mendalami dan menggali ilmu.
disyaratkan oleh visi organisasi.
5) Berorientasi ke depan. Seorang
7) Sebagai Katalisator (Siagian, 1997:21). pemimpin harus memiliki intuisi,
Seorang pemimpin harus mampu kemampuan memprediksi, dan visi
meningkatkan jalannya laju sehingga dapat mengetahui sejak awal
organisasinya ke arah tujuan yang tentang kemungkinan-kemungkinan
ditetapkan. apa yang dapat mempengaruhi
organisasi yang dikelolanya.
8) Sebagai Pelatih (Nanus, 2001:18),
sebagai Pendidik (Siagian, 1997:22). 6) Sikap terbuka dan lugas. Pemimpin
Seorang pemimpin adalah pembentuk harus mampu mempertimbangkan
tim dalam organisasinya, oleh fakta-fakta dan inovasi yang baru.
karenanya setiap pemimpin harus Lugas namun konsisten pendiriannya.
mampu bertindak sebagai mentor, Bersedia mengganti cara kerja yang
pelatih, dan pendidik serta teladan bagi lama dengan cara kerja yang baru yang
anggotanya untuk mencapai tujuan dan dipandang mampu memberi nilai guna
visi organisasi. yang efisien dan efektif bagi organisasi.
Selanjutnya mengenai ciri-ciri
kepemimpinan yang efektif, Arifin dkk
Kemudian, Krause (2000:4-6)
(2003:115-116) mengemukakan sifat-sifat
mengemukakan tentang karakter yang
dan ciri-ciri kepemimpinan yang berhasil,
harus dimiliki oleh seorang pemimpin,
sebagai berikut:
berupa tujuh faktor esensi kepemimpinan
1) Watak dan kepribadian yang terpuji. yang disebutnya dengan prinsip-prinsip
Seorang pemimpin harus mempunyai SPARKLE yang terdiri dari:
watak dan kepribadian yang terpuji.
1) Self-Dicipline (Disiplin Diri). Pemimpin
Mereka adalah cermin dari bawahan,
cenderung hidup dengan seperangkat
sumber identifikasi, motivasi, dan
aturan atau prinsip yang ia pastikan
moral para bawahan.
cocok baginya dan diterima
2) Keinginan melayani bawahan. Seoran pendukungnya.
pimpinan harus percaya pada bawahan.
2) Purpose (Tujuan). Pemimpin
Ia mendengarkan pendapat mereka dan
mengembangkan determinasi kuat
berkeinginan untuk membantu mereka
untuk mencapai visi dan sasaran-
menimbulkan dan mengembangkan
sasarannya. Determinasi ini
keterampilannya agar karir mereka
menciptakan moral dan semangat yang
meningkat.
tinggi di antara pendukungnya. Ini
249
dari konsep perilaku individual, dan dengan aspek psikologis manusia secara
konsep perilaku kelompok, yang dalam hal individu dan juga manusia dalam suatu
ini dilihat dari aspek-aspek formal kelompok. Begitu pula halnya manakala
organisasi. kita akan membahas mengenai perilaku
birokrasi. Dalam konteks ini penulis
Menurut Thoha (2002:4), perilaku
memberikan penekanan pada satu
organisasi adalah “suatu studi yang
pemahaman mengenai birokrasi sebagai
menyangkut aspek-aspek tingkah laku
salah satu bentuk organisasi di mana
manusia dalam suatu organisasi atau suatu
kelompok manusia melakukan aktivitas-
kelompok tertentu – Tujuan praktis dari
aktivitas publik/pemerintahan.
penelaahan studi ini adalah untuk
mendeterminasi bagaimanakah perilaku Perilaku organisasi sebagaimana
manusia itu mempengaruhi usaha-usaha dinyatakan oleh Robbins (2001:7) adalah
pencapaian tujuan organisasi”. suatu bidang studi yang menyelidiki
dampak perorangan, kelompok, dan
Dalam membahas tentang perilaku
struktur pada perilaku dalam organisasi
organisasi akan tercakup pembahasan
dengan maksud menerapkan pengetahuan
mengenai empat unsur utama, sebagaimana
semacam itu untuk memperbaiki
dikemukakan oleh Indrawijaya (2000:5),
keefektifan organisasi. Definisi ini
yaitu:
menjelaskan perilaku organisasi sebagai
(1) Aspek psikologis tindakan suatu bidang studi atau kajian. Namun
manusia itu sendiri, sebagai hasil demikian kita dapat menarik suatu
studi psikologi; pemahaman bahwa ada tiga aspek yang
dikemukakan dalam definisi tersebut yang
(2) Adanya bagian lain yang diakui
terkait dengan bahasan dalam perilaku
cukup relevan bagi usaha
organisasi, yaitu: perorangan, kelompok,
mempelajari tindakan manusia
dan struktur. Obyek kajian tentang
dalam organisasi;
perilaku organisasi memang masih banyak
(3) Perilaku organisasi sebagai suatu diperdebatkan, namun sebagaimana
disiplin, mengakui bahwa Robbins (2001:9) nyatakan bahwa,
individu dipengaruhi oleh
“…tampaknya ada kesepakatan
bagaimana organisasi diatur dan
umum bahwa perilaku organisasi
siapa yang mengawasi mereka;
mencakup topik-topik inti dari
(4) Perilaku organisasi lebih banyak motivasi, perilaku dan kekuasaan
menekankan pada tuntutan pemimpin, komunikasi antar pribadi,
manajer bagi tercapainya tujuan struktur dan proses kelompok,
organisasi secara keseluruhan. pembelajaran, pengembangan sikap
dan persepsi, proses perubahan,
Secara umum dari kedua pendapat di
konflik, desain pekerjaan, dan stress
atas terdapat satu kesamaan, yaitu
kerja”.
keduanya menjelaskan bahwa pembahasan
dalam perilaku organisasi, akan selalu Selanjutnya, Robbins (2001:8-9)
terkait dengan masalah tindakan yang menyatakan bahwa unsur-unsur perilaku
dilakukan oleh manusia dalam organisasi yang berada pada tingkat
hubungannya dengan keberadaan manusia individual meliputi: Persepsi,
dalam suatu kelompok atau organisasi. pengambilan keputusan pribadi,
Karena manusia berperilaku bukanlah pembelajaran, dan motivasi. Unsur dalam
merupakan suatu yang bersifat kebetulan kelompok meliputi: Komunikasi,
tanpa adanya motif-motif tertentu, maka kekuasaan dan politik, dan tingkat konflik.
dalam hal perilaku organisasi ini juga akan Sedangkan yang termasuk dalam unsur
menyangkut pada hal-hal yang terkait Struktur (organisasi) meliputi: Desain
251
dimungkinkan pula mempengaruhi bertanya, atau mungkin bersifat
perilaku individu di dalam organisasi demokratis, dimana setiap
tersebut. Mengenai faktor-faktor yang keputusan selalu dibicarakan
dianggap dapat mempengaruhi perilaku bersama.
organisasi ini, dikemukakan oleh Robbins
7) Struktur organisasi. Berkaitan
(dalam Arifin dkk, 2003:19-20) mencakup
dengan organisasi
delapan faktor, yaitu:
diorganisasikan (pen: dikelola)
1) Iklim organisasi. Iklim dan berkaitan dengan
organisasi bersumber pada pengelompokkan fungsi dan alur
perasaan dan gerak hati para komunikasi serta pengendalian.
pegawai dan mewakili suasana
8) Proses. Adalah semua sistem
kerja organisasi. Hal ini dapat
yang digunakan organisasi
mempengaruhi motivasi dan
untuk memberi kepastian bahwa
perilaku di dalam organisasi
kegiatan organisasi-organisasi
tersebut.
itu akan dijalankan dengan
2) Budaya organisasi. Budaya berhasil.
organisasi dapat dilihat sebagai
nilai dan kepercayaan yang
menjadi titik pusat organisasi. Selain itu, peran dan status kelompok,
merupakan faktor yang dapat
3) Motivasi. Motivasi berkaitan
mempengaruhi perilaku individu dalam
dengan dorongan yang
kelompok. Peran adalah seperangkat pola
mempengaruhi perilaku setiap
perilaku yang diharapkan yang dikaitkan
orang di dalam organisasi dan
pada seseorang yang menduduki suatu
tingkat komitmen yang
posisi tertentu dalam suatu unit sosial
ditunjukkan oleh para pegawai
(Robbins, 2001:249). Sedangkan status
terhadap pencapaian sasaran
merupakan posisi atau peringkat yang
dan tujuan organisasi.
didefinisikan secara sosial yang diberikan
4) Norma-norma kelompok. kepada kelompok atau anggota kelompok
Norma kelompok adalah nilai- orang lain. Status juga merupakan factor
nilai dan standar yang penting yang dapat mempengaruhi
ditanamkan oleh kelompok- perilaku seseorang dalam suatu kelompok.
kelompok tertentu di dalam Bahkan Arifin dkk.(2003:90) memandang
organisasi. bahwa status dapat menjadi salah satu
motivator dan mempunyai konsekuensi-
5) Pengaruh luar. Meliputi semua
konsekuensi perilaku utama bagi individu-
tekanan pada orang-orang yang
individu dalam mempersepsikan
dapat mempengaruhi perilaku di
disparitas antara apa yang mereka yakini
dalam lingkungan kerja.
dan apa yang orang lain persepsikan
Pengaruh ini dapat termasuk
tentang status itu.
keadaan lingkungan keluarga,
keanggotaan organisasi, latar
belakang sosial, dan sebagainya.
6. Birokrasi
6) Gaya manajemen. Berkaitan
Studi tentang birokrasi pertamakali
dengan kebisaaan manajemen
diperkenalkan oleh Max Weber pada akhir
menjalankan organisasi. Hal ini
abad 19, dengan mengungkapkan
secara ekstrim mungkin bersifat
peranannya dalam kehidupan masyarakat
otoriter, yang meminta orang
Barat. Dalam perkembangannya birokrasi
untuk menuruti perintah tanpa
dipandang sebagai suatu organisasi di
253
untuk melihat perilaku birokrasi dalam Berdasarkan uraian di atas, penulis
penelitian ini didasarkan kepada teori merumuskan alur pemikiran penelitian
perilaku organisasi sebagaimana berdasarkan variabel-variabelnya sebagai
dikembangkan oleh Robbins (2001:88-310 berikut:
dan 2002:66-304).
Gambar 2
Model Kerangka Pemikiran Penelitian
255
memberikan tanggapan yang negatif, dan Analisa korelasi dilakukan sebagai
27% memberikan tanggapan positif, serta upaya untuk melihat tingkat hubungan
17,78% lainnya menyatakan netral. Hal ini (derajat pengaruh) yang terjadi antara
dapat dilihat dalam tabel di bahwa ini. variabel penelitian. Sebagaimana
diuraikan terdahulu, bahwa variabel yang
menjadi bahan analisa dalam penelitian ini
Tabel 2
terdiri dari dua variabel, yang meliputi
Rekapitulasi Data Kondisi Perilaku
variabel bebas (independent
Birokrasi
variable/eksogenus), yaitu kepemimpinan,
dan variabel terikat (dependent
Posisi Hasil Penelitian variable/endogenus), yaitu perilaku
DIMENSI
Negatif Netral Positif birokrasi. Karena variabel yang dibahas
Tingkat meliputi dua variabel, maka dalam analisa
Individual 64.44 17.78 17.77 korelasi akan dihitung satu rumusan
Tingkat korelasi atau koefisien korelasi, yaitu
Kelompok 38.15 18.15 43.71 pengaruh dari variabel X terhadap Y.
Tingkat Berdasarkan data hasil penelitian yang
Organisasi 61.11 17.5 21.39 dihimpun dari responden dan seluruh data
Rata-Rata 55.23 17.78 27 sudah diolah menjadi data interval, maka
Sumber: hasil penelitian, Riyadi (2007), Diadaptasi selanjutnya dilakukan penghitungan
tahun 2011 korelasi dengan rumus korelasi produk
moment. Hasil penghitungan diperoleh
Secara grafik, hasil nilai negatif data bahwa nilai koefisien korelasi varabel
tertinggi diberikan oleh dimensi tingkat X terhadap variabel Y (rY X) sebesar
individual yang mencapai 64,44%, dan pada 0,6698.
dimensi tingkat organisasi (struktur) Nilai koefisien korelasi menunjukkan
mencapai 61,11%. Sedangkan pada bahwa variabel X dalam hal ini adalah
dimensi tingkat kelompok, justru perilaku Kepemimpinan yang dijalankan oleh para
birokrasi ini memperoleh nilai yang positif, pejabat struktural di lingkungan
dimana 43,71% jawaban responden berada Sekretariat Daerah Kota Bandung,
pada posisi positif. memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku birokrasi di Sekretariat Daerah
Kota Bandung sebagai variabel Y. Ini
berarti bahwa pengaruh dari variabel
kepemimpinan terhadap perilaku birokrasi
memiliki dampak sangat kuat karena lebih
mendekati angka sempurna 1 sebagaimana
batas persamaan korelasi, yaitu -1≤ r ≤ 1.
Apabila dihubungkan dengan data
responden yang memberikan gambaran
persepsi tentang kondisi kepemimpinan
Sumber: hasil penelitian, Riyadi (2007), Diadaptasi
tahun 2011 yang memperoleh nilai 58,61% dan
perilaku birokrasi yang memperoleh
Grafik 2 55,22% dimana keduanya berada pada
Kondisi Kepemimpinan berdasarkan kondisi persepsi negatif, maka nilai
Dimensi Kecerdasan, Kedewasaan, tersebut memiliki relevansinya dengan
Motivasi Diri, dan Sikap Hubungan adanya keterkaitan antara hasil
penghitungan statistik dengan persepsi
2. Hasil Analisa Korelasi responden yang relatif simetris. Kondisi
257
perilaku birokrasi. Hal ini menunjukkan terlalu memengaruhi secara signifikan
bahwa baik buruknya kondisi perilaku terhadap perilaku birokrasi.
birokrasi, baik dilihat dari tingkat
individual, kelompok, maupun organisasi,
akan tergantung kepada pola REFERENSI
kepemimpinan yang diterapkan oleh para
Arifin, Rois., Amirullah dan Fauziah, Siti.
pejabat struktural (pemimpin organisasi).
2003. Perilaku Organisasi. Malang:
Bayu Media.
F. PENUTUP Bennis, W., & Nanus, Burt. 1990.
Kepemimpinan, Strategi dalam
Berdasarkan pada hasil penelitian
Mengemban Tanggungjawab: Empat
mengenai pengaruh kepemimpinan Kunci Kepemimpinan Yang Efektif.
terhadap perilaku birokrasi di lingkungan Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta-
Sekretariat Daerah Kota Bandung, dapat Indonesia: Erlangga
disimpulkan sebagai berikut:
Bennis, Warren, & Robert Townsend. 1998.
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Reinventing Leadership, menciptakan
antara kepemimpinan dan perilaku kembali kepemimpinan. Alih Bahasa:
birokrasi memiliki ciri hubungan Clara Suwendo .Batam: Penerbit
kausalitas. Kondisi kepemimpinan Interaksara
yang belum sesuai dengan harapan
mempengaruhi terhadap perilaku Berkley, George. And John Rouse. 1997.
pegawai yang terakumulasikan dalam The Craft of Public Administration.
suatu kondisi perilaku birokrasi yang 7th edition. Chicago: Brown &
belum sesuai dengan harapan. Dalam Benchmark Publishers.
hal kepemimpinan, faktor Blau, Peter M. dan Marshall W. Meyer.
Kedewasaan & Keluasan Hubungan 2000. Birokrasi Dalam Masyarakat
Sosial dan faktor Motivasi Diri & Modern. Alih Bahasa: Slamet
Dorongan Berprestasi, memiliki Rijanto. Jakarta: Penerbit Prestasi
determinasi yang cukup tinggi bagi Pustakaraya.
terciptanya suatu kepemimpinan yang
efektif. Sementara faktor Hersey, Paul dan Kenneth H., Blanchard.
kecerdasasan, tidak menjadi faktor 1982. Manajemen Perilaku
determinan dalam membangun Organisasi: Pendayagunaan Sumber
kepemimpinan dalam organisasi Daya Manusia. Edisi keempat.
birokrasi, meski secara khusus tetap Terjemahan Agus Dharma.
memiliki pengaruh terhadap Jakarta: Penerbit Erlangga.
kepemimpinan. Hersey, Paul and Kenneth H., Blanchard.
2. Dalam hal perilaku birokrasi, perilaku 1993. Management of Organizational
pada tingkat individual dan keadaan Behavior: Utiizing Human Resources.
struktur dalam organisasi merupakan Sixth edition. New Jersey:
faktor determinasi yang cukup tinggi. Prentice-Hall International Inc.
Konsep ini menunjukkan bahwa Hesselbein, Frances. (ed). 1997. Pemimpin
perilaku birokrasi akan sangat Masa Depan: Visi, Strategi, dan
bergantung pada keadaan perilaku Praktek Baru Untuk Masa Depan.
pegawai secara individual yang Alih bahasa: Bob Widyahartono.
didukung oleh kondusivitas struktur Jakarta: PT. Elex Media
dalam organisasi. Sementara, Komputindo.
kecenderungan perilaku kelompok
dalam organisasi dipandang tidak
259