You are on page 1of 12

REFORMASI BIROKRASI DALAM PELAYANAN KEBERSIHAN

DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA TANGERANG

Siti Rafa
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Islam Syekh Yusuf, Tangerang
E-mail: Sitirafa200@gmail.com

ABSTRACT
The environment as a source of daily human activities makes the environment
inseparable from human life. A good environment creates a comfortable and
friendly environment for humans, especially in society. Along with the problems
that are increasingly diverse, the environment becomes a very important problem,
especially in Indonesia. Environmental problems are increasing and complex,
various environmental management programs both at the central and regional
levels are designed to address various developments in environmental problems.
In line with the regional autonomy process, the capacity of Human Resources and
Institutions in the field of environmental management continues to be developed
according to the potentials and problems in each region. As a result, the
creativity, initiative and independence of the bureaucracy are reduced. The
service quality of the bureaucracy is considered to be poor, long, and convoluted.
To reform the bureaucracy as a public servant, it must be carried out immediately
and directed and full of mature methods or calculations. Good service to the
public is a service that is performed by a bureaucracy who feels that he is part of
the public (public servants), not a bureaucracy that makes it difficult for the public
with various regulations and conditions that are deliberately complicated
Therefore, the Tangerang City Environmental Service makes policies to improve
public services in overcoming environmental problems. These policies are also
related to one of the principles of Reinventing Government, namely Customer
Oriented Government.

Keywords: Public Bureaucracy, Bureaucratic Reform, Public Servant

ABSTRAK

Lingkungan hidup sebagai sumber kegiatan manusia sehari-hari menjadikan


lingkungan tak lepas dari kehidupan manusia. Lingkungan yang baik menciptakan
lingkungan yang nyaman dan bersahabat dengan manusia khususnya dalam
bermasyarakat. Seiring dengan permasalahan yang semakin hari semakin
beragam lingkungan menjadi permasalahan yang teramat penting khususnya di
Indonesia. Permasalahan lingkungan hidup semakin meningkat dan kompleks,
berbagai program pengelolaan lingkungan hidup baik di tingkat pusat maupun
tingkat daerah dirancang untuk mengatasi berbagai perkembangan permasalahan
lingkungan hidup. Sejalan dengan proses otonomi daerah, kemampuan Sumber
Daya Manusia maupun Institusi di bidang pengelolaan lingkungan hidup terus
ditumbuh kembangkan sesuai dengan potensi dan permasalahan di
masingmasinng daerah. Akibatnya kreatifitas, inisiatif dan sikap kemandirian
birokrasi menjadi berkurang. Kualitas pelayanan birokrasi dinilai buruk, lama,
berbelit-belit. Reformasi birokrasi sebagai pelayan publik, maka reformasi itu
harus segra dilakukan dan terarah dan penuh dengan metode atau perhitungan
yang matang. Pelayanan yang baik terhadap publik adalah pelayanan yang
dilakukan oleh birokrasi yang merasa dirinya adalah bagian dari publik (pelayan
publik), bukan birokrasi yang mempersulit publik dengan berbagai peraturan-
peraturan dan syarat-syarat yang sengaja di persulit. Oleh karena itu Dinas
Lingkungan Hidup Kota Tangerang membuat kebijakan-kebijakan untuk
meningkatkan pelayanan public dalam mengatasi permasalahan lingkungan,
kebijakan-kebijakan ini juga berhubungan salah satu prinsip Reinventing
Government yaitu Pemerintah Berorientasi Pelanggan.

Kata Kunci: Birokrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Pelayan Publik


baik menciptakan lingkungan yang
nyaman dan bersahabat
PENDAHULUAN dengan manusia
Dinas lingkungan Hidup (DLH) khususnya dalam
Kota Tangerang adalah dinas bermasyarakat. Seiring dengan
pemerintahan yang bergerak di bidang permasalahan yang semakin hari
lingkungan hidup daerah yang meliputi semakin beragam lingkungan menjadi
kegiatan dalam melakukan permasalahan yang teramat penting
pengawasan, pengendalian, dan khususnya di Indonesia.
penertiban terhadap segala sesuatu Permasalahan lingkungan hidup
mengenai lingkungan hidup Kota semakin meningkat dan kompleks,
Tangerang. DLH memiliki amanah berbagai program
untuk menjaga kualitas lingkungan pengelolaan
hidup demi kehidupan dimasa depan. lingkungan hidup baik di tingkat
Oleh sebab itu, diperlukan pusat maupun tingkat daerah
perlindungan dan pengelolaan dirancang untuk mengatasi berbagai
lingkungan hidup yang sungguh– perkembangan permasalahan
sungguh dan konsisten oleh semua lingkungan hidup. Sejalan dengan
pihak proses otonomi daerah, kemampuan
Lingkungan hidup sebagai Sumber Daya Manusia maupun
sumber kegiatan manusia sehari-har Institusi di bidang pengelolaan
menjadikan lingkungan tak lepas dari lingkungan hidup terus ditumbuh
kehidupan manusia. Lingkungan yang kembangkan sesuai dengan potensi
dan permasalahan di masing-masinng muncul ke permukaan, yang
daerah. berhubungan dengan kedudukan dan
kewenangan pejabat publik, yakni
Buruknya birokrasi menjadi korupsi, kolusi dan nepotisme dengan
permasalahan urgen dalam mencapai beranekaragam bentuknya, serta
keberhasilan pelayanan yang lambatnya pelayanan, dan diikuti
excellent.Political and Economic Risk dengan prosedur yang berbelit-belit
Consultancy (PERC) yang berbasis di atau yang lebih dikenal dengan efek
Hongkong meneliti pendapat para pita merah (red-tape). Keseluruhan
eksekutif bisnis asing (expatriats), kondisi empirik yang terjadi secara
hasilnya birokrasi Indonesia dinilai akumulatif telah meruntuhkan konsep
termasuk terburuk dan belum birokrasi weberian yang
mengalami perbaikan. memfungsikan birokasi untuk
mengkoordinasikan unsurunsur dalam
BIROKRASI PUBLIK proses pemerintahan. Birokrasi dalam
Berbagai keluhan dan kritikan keadaan demikian hanya berfungsi
mengenai kinerja birokrasi memang sebagai pengendali penegak disiplin
bukan hal baru lagi. Birokrasi lebih dan penyelenggara pemerintahan
menunjukkan kondisi empirik yang dengan kekuasaan yang sangat besar
sangat buruk, negatif atau sebagai tetapi sangat mengabaikan fungsi
suatu penyakit (bureau patology), pelayanan kepada masyarakat.
ketimbang citra yang baik atau Menurut Heady dan Wallis dalam
rasional (bureau rationality), seperti Kartasasmita (1997), tentang birokrasi
yang dikandung misalnya, dalam pemerintahan di negara-negara
birokrasi rasional weberian. berkembang ditandai dengan beberapa
Oleh karena itu Blau dan Meyer kelemahan yang juga merupakan ciri
dalam Ismani (2001), lebih melihat utamanya. Kelemahan atau ciri-ciri
birokrasi dari sisi gelapnya yaitu tersebut memiliki kesamaan dengan
adanya kekakuan (inflexibility) dan kondisi birokrasi pemerintahan
kemandegan struktural Indonesia. Heady menyebutkan ada
(structural static), tata cara yang lima ciri.
berlebihan (ritualism) dan 1. Pola dasar (basic pattern) sistem
penyimpangan sasaran (pevesion administrasi negaranya merupakan
goals), sifat yang tidak pribadi tiruan atau jiplakan dari sistem
(impersonality) dan pengabaian administrasi kolonial yang
(alenation) serta otomatis dikembangkan negara penjajah
(automatism) dan menutup diri khusus untuk negara yang
terhadap perbedaan pendapat dijajahnya. Biasanya, pola
(constrain of dissent). administrasi negara yang diterapkan
Citra buruk tersebut semakin negara penjajah di negara yang
diperparah dengan isu yang sering dijajah bersifat elitis, otoriter,
cenderung terpisah (sebagai menara
gading) dari masyarakat dan pertama di atas. Dalam hal ini,
lingkungannya. Selain sifat-sifat di birokrasi seakanakan menjadi
atas, dalam birokrasi kita juga dapat menara gading yang tidak tersentuh.
dijumpai nilai patron–client yang Ia bisa memutuskan apa saja tanpa
menempatkan aparatur sebagai merasa perlu memperhatikan dan
pihak yang dilayani dan masyarakat mengajak pihak lain (stake holders)
sebagai pihak yang melayani. untuk merumuskannnya.
2. Birokrasi pemerintahan kekurangan
sumberdaya manusia yang Sejalan dengan hal itu dikemukakan
berkualitas baik dari segi bahwa birokrasi yang terlalu hirarkis,
kepemimpinan, manajemen, terlihat ketika ada kebiasaan kerja
kemampuan dan keterampilan bahwa setiap hal atau pekerjaan harus
teknis yang sesuai dengan menunggu petunjuk, perintah dan
kebutuhan pembangunan. persetujuan dari atasan.Akibatnya
Sebaliknya, kondisi yang sering kreatifitas, inisiatif dan sikap
dijumpai adalah banyaknya sumber kemandirian birokrasi menjadi
daya manusia yang kurang berkurang.Kualitas pelayanan
berkualitas dengan pembagian tugas birokrasi dinilai buruk, lama, berbelit-
yang tidak jelas. belit.Hal itu berbeda sekali dengan
Akibatnya, tidak saja terjadi swasta yang pemberikan pelayanan
inefesiensi dalam penggunaan interaktif, kompetitif dan cepat.
sumberdaya manusia, tetapi juga Perlu dibangun birokrasi
terjadi penumpukkan pegawai berkultur dan struktur rasional-egaliter,
dalam satu unit kerja atau instansi. bukan irasionalhirarkis.Caranya
3. Birokrasi cenderung mengutamakan dengan pelatihan untuk menghargai
atau berorientasi pada kepentingan penggunaan nalar sehat dan
pribadi atau kelompok dari pada mengunakan hasil-hasil ilmu
kepentingan masyarakat atau pengetahuan.Perlunya memiliki
pencapaian sasaran yang bermanfaat semangat pioner, bukan memelihara
bagi masyarakat banyak. Kelompok budaya minta petunjuk dari atasan.
ini selain berada di lingkungan Perlu dibiasakan mencari cara-cara
internal birokrasi juga yang berada baru yang praktis untuk pelayanan
di luar birokrasi dan diuntungkan publik, inisiatif, antisipatif dan
oleh birokrasi. proaktif, cerdas membaca keadaan
4. Apa yang dinyatakan baik tertulis kebutuhan publik, memandang semua
maupun lisan oleh birokrasi sering orang sederajat di muka hukum,
tidak sesuai dengan realitas. menghargai prinsip kesederajatan
5. Birokrasi cenderung bersifat kemanusian, setiap orang yang
otonom dalam arti lepas dari proses berurusan diperlakukan dengan sama
politik dan pengawasan masyarakat. pentingnya. Dalam penyelenggaraan
Ciri ini erat kaitannya dengan ciri pelayanan publik, kemampuan
birokrasi publik dalam memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada akuntabel menuju pola dan gaya
masyarakat amat dipengaruhi oleh pemerintahan yang demokratis,
banyak faktor yang saling terkait satu desentralistik, inklusif, partisipatif,
sama lainnya, diantaranya visi-misi, transparan, efisien dan akuntabel
struktur organisasi, prosedur kerja, (Islamy, 2000). Hal ini sesuai dengan
sistem intensif, disiplin, kerja sama, kecenderungan pola pengembangan
kepemimpinan dan lainlain. kepemerintahan yang dipengaruhi oleh
semakin kentalnya nilainilai
REFORMASI BIROKRASI demokrasi, transparansi dan
PELAYANAN PUBLIK akuntabilitas.
Secara teoritis, reformasi adalah Menurut pandangan Teune
perubahan di mana kedalamannya (1995), Kjenberg (1995), Goldberg
terbatas sedangkan keluasan (1996), World Development Report
perubahannya melibatkan seluruh (1997) sebagaimana dikutif oleh Abdul
masyarakat. Pengertian ini akan lebih Wahab (1999) adalah mendevolusikan
jelas jika dibedakan revolusi. sistem pemerintahan yang sentralistik
Konsep terakhir menunjukkan dan sistem pelayanan publik yang
kedalaman perubahannya radikal monopolistik, dengan menganjurkan
sedangkan keluasan perubahannya kebijakan penguatan otonomi daerah,
melibatkan pula seluruh privatisasi sektor publik dan
masyarakat.Sebagai perubahan yang pemberian kesempatan luas pada
terbatas tetapi seluruh masyarakat sektor-sektor diluar birokrasi
terlibat, reformasi juga mengandung pemerintah.
pengertian penataan kembali bangunan Dari uraian di atas dapat dikatakan
masyarakat, termasuk cita-cita, bahwa upaya mereformasi pelayanan
lembaga-lembaga dan saluran yang publik dengan melakukan
ditempuh dalam mencapai cita-cita desentralisasi, di yakini akan dapat
(Sinambela, 2006). mewujudkan pemerintahan yang lebih
Salah satu dampak dari proses responsive, lebih akuntabel, sehingga
globalisasi dan reformasi adalah akhirnya dapat mewujudkan pelayanan
munculnya tuntutan yang gencar publik yang lebih berkualitas.
dilakukan oleh masyarakat terhadap Reformasi pelayanan adalah
pemerintah untuk melaksanakan suatu kegiatan perbaikan pelayanan
penyelenggaraan pemerintahan yang yang berorientasi pada kepuasan total
baik. Oleh karena itu pola lama pelanggan. Instrumennya adalah
penyelenggaraan pemerintahan sudah pelayanan yang lebih murah, lebih
tidak sesuai lagi dengan tatanan baik, lebih cepat dan lebih akurat, lebih
masyarakat yang telah berubah, dari baru serta sesuai dengan harapan
yang semula sentralisasi, kekuasaan pelanggan. Guna memenuhi tuntutan
yang eksklusif, monopolistik, formal, reformasi pelayanan atau birokrasi
birokratik, nepolistik dan tidak menurut pandangan Islamy (2000)
dalam hal ini, birokrasi tidak hanya
bertanggung jawab yuridis formal birokrasi yang lebih bersifat reaktif
tetapi juga bertanggung jawab moral. ketimbang proaktif. Birokrasi di
Lebih lanjut dinyatakan: aparat Indonesia tidak berkembang menjadi
birokrasi dalam proses kegiatannya organisasi yang efisien, tetapi prosedur
harus mampu menciptakan strategi administrasinya justru semakin
untuk garisgaris besar tindakan. Selalu berbelit-belit, banyak aturan formal
diperhatikan tujuan dan sasaran yang tidak diamati dan praktek mal
lingkungan, tantangan yang dihadapi, administrasi berlangsung dimanamana.
sumbersumber daya yang dimiliki dan Sementara itu Abdul Wahab (1998)
tahaptahap waktu yang diperlukan. mengemukakan bahwa kebanyakan
Dari sisi keorganisasian, kasus, di sektor pemerintahan itu
sebenarnya kata reformasi bukanlah karakter pelayanannya cenderung
suatu hal yang baru, karena dalam terlalu birokratik, bersifat
siklus kehidupan organisasi hampir monopolistik. Manajemen publik
selalu dihadapkan pada tuntutan seperti itu jelas kurang trengginas
reformasi atau penataan kembali. dalam menjemput peluang-peluang-
Hanya saja karakter perubahan itu peluang dan mengatasi berbagai
berbeda-beda: bisa sangat besar atau persoalan serta merespon dengan cepat
kecil saja, bisa cepat atau lambat, bisa tuntutantuntutan baru yang muncul.
berbeda sama sekali dengan bentuk Dengan demikian, ia tidak kondusif
organisasi lama atau bisa bentuknya bagi penciptaan suasana pelayanan
sama namun karakteristiknya berbeda, publik yang transparan, komprehensif
dimana bentuk perubahan yang dan berkualitas.
berbeda itu membutuhkan tindakan- Dalam hal ini pemerintah
tindakan yang berbeda pula baik oleh memperlakukan masyarakat yang
pemimpin maupun pengembang dilayani siapa saja, termasuk pelajar,
organisasi. Timbulnya berbagai orang tua, pembayar pajak, orang yang
rekomendasi reformasi organisasi di mengurus KTP, pelanggan telepon,
atas adalah menyikapi perubahan listrik, dan lain-lainnya sebagai
global, dengan demikian haruslah pelanggan yang harus diutamakan.
diartikan sebagai upaya reformasi yang Pimpinan organisasi pemerintah
saling melengkapi satu sama lain dan melakukan survei kepada pelanggan
saling terkait dengan lainnya, apa yang diinginkan dan dibutuhkan
mengingat dalam organisasi publik ketika berhubungan dengan instansi
memang sangat komplek dan variatif. pemerintah. Dengan masukan dan
Apabila diamati kondisi organisasi insentif dari masyarakat itu kemudian
publik di Indonesia tampak bahwa dirancang suatu pelayanan kepada
tindakantindakan responsif untuk masyarakat sesuai dengan yang
menyesuaikan dengan perubahan diinginkan. Contoh setiap orang yang
lingkungan itu seringkali datang meminta pelayanan ke kantor
terlambat, lamban, kurang proposional Kecamatan harus didahulukan
akibat kecenderungan tindakan kepentingannya, diurus dan segera
diselesaikan urusannya. Gunakanlah sumber dengan sendirinya mereka
target pelayanan “tiga menit selesai”. akan mencapai tatanan kehidupan yang
Target atau standar ini harus lebih nyaman, dan mereka juga akan
konsekuen dilaksanakan. Semua lebih menikmati hasilnya.
urusan di kecamatan selesai dalam tiga Untuk program Dinas
menit. Kesulitan dalam penerapan : Lingkungan Hidup Kota Tangerang
dalam melakukan pelayanan yang saat ini masih melakukan
dapat memberikan kepuasaan pada pendampingan, di Kota Tangerang kita
pelanggan tentu memerlukan bantuan memiliki 13 Kecamatan, 104
teknologi yang dapat membuat system Kelurahan, dimana semuanya kita
pelayanan menjadi efektif dan efisien, berupaya menyebar keseluruh
namun permasalahannya dalam hal ini kelurahan tersebut walaupun
tidak semua bagian pemerintah di sebenarnya kita belum menyeluruh
setiap daerah yang memiliki system maka nya sekarang ini kita berusaha
dan fasilitas yang sudah canggih, serta untuk masuk ke plosok-plosok wilayah
sumber daya yang mumpuni dalam yang memang belum pernah
menyelenggarakan system terjangkau, kita berusaha untuk
pemerintahan yang modern. Oleh melakukan pendampingan, menambah
karena itu efektivitas dan efisiensi wawasan mereka sehingga mereka
pelaksanaan pelayanan publik dalam mendapatkan pemahaman yang lebih
setiap daerah masih berbeda-beda. atau informasi yang layak sehingga
mereka melakukan perubahan, yang
Dari segi pelayanan Dinas mungkin sebelumnya wilayah tersebut
Lingkungan Hidup Kota Tangerang, dianggap kumuh dan naik nilai nya
kalau dari pendampingan artinya SDM menjadi wilayah yang bersih.
kita yang tidak sembanding dengan Kita ini sedang benar-benar
jumlah jiwa yang ada di Kota mengembangkan Bank Sampah, Bank
Tangerang itu sebenarnya kita belum Sampah ini di dalam nya ada konsep
memenuhi seutuh nya dalam segi yang namanya Sedekah Sampah dan
pelayanan tapi minimal kita berupaya Tabungan Sampah. Beda nya sedekah
untuk mengoptimalkan sosialisasi pada sampah dan bank sampah itu kalau
masyarakat kaitannya dengan tatanan sedekah sampah itu masyarakat
kehidupan yang lebih nyaman salah memberikan secara ikhlas sampah nya
satunya adalah mereka bisa mengolah kepada pihak DLH untuk di kelolah,
sampah di sumber tanpa harus masyarakat juga sudah tidak punya hak
mengandalkan gerobak sampah, atas sampah nya, nah kalau bank
pengangkut sampah. Yang benar-benar sampah itu masyarakat sama saja
memang kita lakuin itu adalah seperti menabung di bank beda nya
bagaimana meraka bisa menlakukan kalau menabung di bank itu pakai uang
reduksi sampah di sumber, kalau sedangkan bank sampah itu
mereka sudah bisa reduksi sampah di masyarakat menabung menggunakan
sampah yang nanti nya sampah itu
mereka masih mempunyai hak untuk dan bermakna kearifan dalam
di kemudian hari yang nilai nya bisa memikul tanggung jawab dalam
diambil oleh mereka. Itu salah satu mewujudkan tujuan bersama, yang
program ada sedekah sampah, bank di lakukan berkeadaban, disertai
sampah, sedekah air, sedekah oksigen. komitmen tinggi untuk menegakan
Dengan ini Dinas Lingkungan Kota kepentingan publik dengan
Tangerang terus memberikan menjunjung tinggi nilai-nilai
pelayanan terbaik bagi masyarakat, kemanusiaan, keadilan, dan
bukan hanya dalam bentuk pelayanan kebenaran.
tapi juga memberikan inovasi-inovasi 2. Pelayanan. Pelayanan berarti pula
baru meningkatkan kebersihan semangat pengabdian yang
lingkungan Kota mengutamakan efisiensi dan
Tangerang. keberhasilan bangsa dalam
membangun, yang dimanifestasikan
Selanjutnya, menurut antara lain dalam perilaku
Mustopadidjaja (2003) reformasi “melayani, bukan dilayani”,
birokrasi dalam konsteks pembangunan “mendorong, bukan menghambat”,
sistem administrasi negara tersebut, “mempermudah, bukan
baik di pusat maupun di daerahdaerah, mempersulit”, “sederhana, bukan
perlu memperhatikan aktualisasi nilai berbelit- belit”, “terbuka untuk
dan prinsip-prinsip berikut: setiap orang, bukan hanya untuk
1. Demokrasi dan pemberdayaan. segelintir orang”. Makna
Hidupnya demokrasi dalam suatu administrasi publik sebagai wahana
negara bangsa, dicerminkan oleh penyelenggaraan pemerintahan
adanya pengakuan dan negara, yang esensinya “melayani
penghormatan negara dan seluruh publik”, harus benar-benar dihayati
unsur aparatur negara atas hak dan para penyelenggara pemerintahan
kewajiban warga negara, termasuk negara.
kebebasan untuk menentukan 3. Transparansi. Dalam pelaksanaan
pilihan dan mengekspresikan diri tugas dan fungsinya, disamping
secara rasional sebagai wujud rasa mematuhi kode etik, aparatur dan
tanggung jawabnya dalam sistem manajemen publik harus
penyelenggaraan negara dan mengembangkan keterbukaaan dan
pembangunan bangsa, dan sistem akuntabilitas, bersikap
pemberdayaan bagi mereka yang terbuka dan bertanggung jawab
dalam posisi lemah secara rasional untuk mendorong para pimpinan
dan berkeadilan. Demokrasi tidak dan seluruh sumber daya manusia di
hanya mempunyai makna dan dalamnya berperan dalam
berisikan kebebasan, tetapi juga mengamalkan dan melembagakan
tanggung jawab; demokrasi juga kode etik dimaksud, sehingga dapat
mengandung tuntutan kompetensi menjadikan diri mereka sebagai
panutan masyarakat; dan itu pengambilan keputusan dan
dilakukan sebagai bagian dari pemberian perizinan, yang tetap
pelaksanaan tanggung jawab dan terarah pada keterikatan dan pada
pertanggungjawaban kepada perwujudan cita-cita dan tujuan
masyarakat dan negara. NKRI. Perubahan-perubahan yang
4. Partisipasi. Masyarakat cepat di segala bidang
diikutsertakan dalam proses pembangunan menuntut
menghasilkan public good and pengambilan keputusan dan
services dengan mengembangkan pelayanan yang tidak terpusat, tetapi
pola kemitraan dan kebersamaan, tersebar sesuai dengan fungsi,
dan bukan semata-mata dilayani. kewenangan, dan tanggungjawab
Untuk itulah kemampuan yang ada di daerah.
masyarakat harus diperkuat 7. Konsistensi kebijakan, dan
(“empowering rather than kepastian hukum. Tegaknya hukum
serving”), kepercayaan masyarakat yang berkeadilan secara efektif
harus meningkat, dan kesempatan merupakan jasa pemerintahan yang
masyarakat untuk berpartisipasi terasa teramat sulit diwujudkan,
ditingkatkan. namun mutlak diperlukan dalam
5. Kemitraan. Dalam membangun penyelenggaraan pernerintahan
masyarakat yang modern dimana yang baik dan bersih, justru di
dunia usaha menjadi ujung tengah kemajemukan, merajalelanya
tombaknya, terwujudnya kemitraan, KKN termasuk money politics,
dan modernisasi dunia usaha berbagai ketidakpastian
terutama usaha kecil dan menengah perkembangan lingkungan, dan
yang terarah pada peningkatan mutu menajamnya persaingan.
dan efisiensi serta produktivitas Peningkatan dan efisiensi nasional
usaha amat penting, khususnya membutuhkan penyesuaian
dalam pengembangan dan kebijakan dan perangkat perundang-
penguasaan teknologi dan undangan, namun tidak berarti harus
manajemen produksi, pemasaran, mengabaikan kepastian hukum.
dan informasi. Adanya kepastian hukum
6. Desentralisasi. Desentralisasi merupakan indikator
merupakan wujud nyata dari professionalisme dan syarat bagi
otonomi daerah, merupakan amanat kredibilitas pemerintahan, sebab
konstitusi, dan respons atas tuntutan bersifat vital dalam
demokratisasi dan globalisasi. penyelenggaraan pemerintahan dan
Peningkatan kompetensi dan pembangunan, serta dalam
Penguatan kelembagaan sangat pengembangan hubungan
diperlukan dalam mewujudkan internasional. Tegaknya kepastian
format otonomi daerah tersebut, hukum juga mensyaratkan
termasuk kemampuan dalam proses kecermatan dalam penyusunan
berbagai kebijakan pembangunan.
Sebab berbagai kebijakan publik atau perhitungan yang matang.
tersebut pada akhirnya harus Memang Indonesia adalah bagian dari
dituangkan dalam sistem dunia ketiga yang memiliki berbagai
perundangundangan untuk memiliki kelemahan dalam melakukan
kekuatan hukum dan harus reformasi birokrasi, namun
mengandung kepastian hukum. kelemahankelemahan itu segera
diperbaiki dan segera diperbaharui
PENUTUP Dinas lingkungan Hidup sehingga reformasi yang di cita-
(DLH) Kota Tangerang adalah dinas citakan dapat tercapai. Pelayanan yang
pemerintahan yang bergerak di bidang baik terhadap publik adalah pelayanan
lingkungan hidup daerah yang meliputi yang dilakukan oleh birokrasi yang
kegiatan dalam melakukan merasa dirinya adalah bagian dari
pengawasan, pengendalian, dan publik (pelayan publik), bukan
penertiban terhadap segala sesuatu birokrasi yang mempersulit publik
mengenai lingkungan hidup Kota dengan berbagai peraturanperaturan
Tangerang. DLH memiliki amanah dan syarat-syarat yang sengaja di
untuk menjaga kualitas lingkungan persulit.Untuk itu reformasi birokrasi
hidup demi kehidupan dimasa depan. yang benar-benar peka terhadap
Oleh sebab itu, diperlukan kepentingan publik dan memiliki
perlindungan dan pengelolaan akuntabilitas terhadap publik sangatlah
lingkungan hidup yang sungguh– mendesak diwujudkan. Merubah
sungguh dan konsisten oleh semua mind set birokrasi sangat diperlukan
pihak. untuk keberhasilan reformasi. Pola
Lingkungan hidup sebagai sumber pikir ini bukan saja dari segi otak atau
kegiatan manusia sehari-hari pikiran tetapi perubahan yang di
menjadikan lingkungan tak lepas dari maksud adalah merubah hati birokrasi,
kehidupan manusia. Lingkungan yang agar memiliki hati yang mementingkan
baik menciptakan lingkungan yang kepentingan Negara dan publik diatas
nyaman dan bersahabat dengan kepentingan pribadinya. Dengan
manusia khususnya dalam demikian reformasi birokrasi dalam
bermasyarakat. Seiring dengan penyelenggaraan kegiatan
permasalahan yang semakin hari pemerintahan dan pelayanan publik
semakin beragam lingkungan menjadi diarahkan untuk menciptakan kinerja
permasalahan yang teramat penting birokrasi yang profesional dan
khususnya di akuntabel.
Indonesia. Birokrasi dalam melakukan berbagai
Dari paparan tentang pentingya suatu kegiatan perbaikan pelayanan
proses reformasi birokrasi bagi diharapkan lebih berorientasi pada
perbaikan pelayanan publik, maka kepuasan pelanggan, yakni masyarakat
reformasi itu harus segera dilakukan pengguna jasa. Kepuasan total dari
dan terarah dan penuh dengan metode masyarakat pengguna jasa tersebut
dapat dicapai apabila birokrasi
pelayanan menempatkan masyarakat
sebagai pengguna jasa dalam
pemberian pelayanan.

DAFTAR PUSTAKA
Dinas Lingkungan Hidup

Pemerintah Kota Tangerang


https://www.academia.edu/16469289/1
0_Prinsip_Reinventing_Government
https://tangerangkota.go.id/

Abdul Wahab, Solichin, 1999. Reformasi


Pelayanan Publik
Kajian dari Prespektif Teori
Governance.Pidato
Pengukuhan Guru Besar pada
Fakultas Ilmu
Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996. Etika


Birokrasi dalam
Administrasi Pembangunan,
Tantangan Menghadapi Era
Globalisasi. Orasi Ilmiah Dies
Natalis UGM. Yogyakarta.

You might also like