You are on page 1of 11

Jurnal Cakrawala Hukum, Vol.19, No.1 Juni 2014, hlm.

82–92
E-mail: fhukum@yahoo.com
Website: www.jchunmer.wordpress.com

ALIH FUNGSI (KONVERSI) PENGGUNAAN


TANAH NEGARA DI KOTA MALANG

Tri Susilaningsih
Eduardus Marius Bo
Fakultas Hukum
Universitas Merdeka Malang
Jl. Terusan Raya Dieng No. 62-64 Malang
E-mail: 3niniek@gmail.com

Abstract
Function converse of land that was state land located at APP Tanjung and Veteran, outer stadium, Taman
Wilis and Rampal court was done based on regional regulation No. 7 year 2001 about RTRW which the
articles did not firmly show the requirement and the procedure of implementation. The function converse of
this land caused the change of ecology, ecosystem, social cultureand even the social economic imbalance. RTH
which had experienced the function converse was MATOS, ‘Taman Wilis’and MOG. While APP Tanjung,which
the implementation of the function converse had not happened yet, had a sad view because there was still the
remnant of building clearance of SPMA spreading on it although the function of RTH still existed. Rampal
court which firstly would experience function converse was cancelled because it was maintained by ‘kodam
Brawijaya.’ This court gave more interesting view and freshened even it became RTH to make people healthy.
RTH,which the function had been conversed,disappointed people and disordered city management which had
already been suitable with area mapping. Function converse in Malang city had not been based on firm and
clear regional regulation and it had not got the agreement from people, colleges or other governmental in-
stances located in the area around the function converse.
Key Words : Converse, area layout planning,state land

Pembangunan kota-kota di Indonesia akhir-akhir dinilai melanggar Perda No. 7 Tahun 2001 karena
ini banyak menyalahi prinsip-prinsip dasar dalam keduanya dibangun di ruang terbuka hijau/la-
peruntukan tanahnya, peletakan bangunan mau- pangan olahraga.
pun ketatanegaraannya. Kecenderungan ini terlihat Pembangunan di wilayah perkotaan pada
dengan adanya pengesahan eksistensi ruang publik dasarnya menuntut kemajuan–kemajuan di segala
kota menjadi ruang kota yang kompleks seperti bidang dengan fasilitas sarana dan prasarana kehi-
yang diutarakan Antariksa (Kompas, 9 Juli 2007). dupan yang memadai sehingga upaya dalam per-
Hal ini dapat dilihat dengan dibangunnya Malang kembangan pembangunan dan penataan kota yang
Town Square (MATOS) dan Mal Olympic Garden berfungsi sebagai pusat perhatian dari segala akti-
(MOG) di kota Malang. Kedua pembangunan ini vitas menuntut tiap-tiap daerah untuk dapat me-

| 82 |
Alih Fungsi (Konversi) Penggunaan Tanah Negara di Kota Malang
Tri Susilaningsih & Eduardus Marius Bo

nata perkembangan kota yang setara dengan penggunaan tanah yang bukan saja frekuensinya
perkembangan kota-kota lain di Indonesia, makin banyak, tetapi intensitasnya makin
khususnya di Kota Malang dapat tercapai (Agus meningkat (Adrian Sutedi, 2006:92). Pada kenyata-
Ariyadi, 2005, 1). Pembangunan MATOS dan MOG anya pembangunan di Kota Malang seperti pem-
ini dilakukan berdasarkan pada perencanaan Pena- bangunan Malang Town Square (MATOS) maupun
taan Tata Ruang Kota dan dalam pembangunan Mal Olympic Garden (MOG) masih terdapat
itu sendiri harus dapat meningkatkan taraf hidup kelemahan-kelemahan pada pelaksanaanya sehingga
masyarakat dalam arti dapat meningkatkan kese- menganggap proses pembangunannya tidak
jahteraannnya. melalui prosedur seperti yang telah ditetapkan
dalam Perda No. 7 Tahun 2001 tentang Rencana
Dalam proses pembangunan diperlukan
Tata Ruang Wilayah tersebut.
perencanaan kegiatan pembangunan dan pengem-
bangannya yang semuanya diimplementasikan Demikian pembangunan MOG di Jalan Kawi
dalam bentuk pelaksanaan dan pengawasan yang juga dilakukan di atas tanah yang menurut Perda
akan mewujudkan tata ruang kota sesuai dengan No. 7 Tahun 2001 sebagai RTH yang berupa suatu
keinginan kita semua. Seperti halnya pembangunan lapangan hijau di luar stadion. Pembangunan MOG
MATOS dan MOG yang mengacu kepada pedoman ini selain merenovasi Stadion Gajayana sesuai
dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dengan standar internasional juga membangun
hotel, pusat perbelanjaan Giant, sport center dan
Pemkot agar pembangunan di Kota Malang men-
food center (Kompas, 4 Juni 2007).
jadi teratur sesuai dengan tata ruang kota (Perda
Kota Malang No. 7 Tahun 2001 dan Perda Kota Peran serta masyarakat dalam pembangunan
Malang No. 1 Tahun 2004) tentang Penyeleng- MOG tersebut diperlukan dalam memutuskan hal
garaan Bangunan. yang bakal mempengaruhi lingkungan tempat
tinggalnya. Bentuk peran serta masyarakat pada
Dalam Undang-undang No. 25 Tahun 2004
pasal 42 UU No. 28 Tahun 2002 antara lain memberi
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
masukan, pendapat dan pertimbangan kepada
Nasional yang mengatur tentang proses perencana-
Pemerintah Daerah yang berwenang terhadap
an wilayah, sedangkan dalam penggunaan ruang
penyusunan rencana tata bangunan dan lingkung-
wilayah dalam perencanaan pembangunan tata
an. Selanjutnya dalam pasal 42 ayat (1d) disebut-
ruang kota dalam kenyataannya secara empiris
kan, bahwa masyarakat bisa melaksanakan gugat-
tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyara- an perwakilan terhadap bangunan gedung yang
kat yang masih banyak terdapat ketidakseimbang- mengganggu, merugikan dan/atau membahaya-
an antara perkembangan masyarakat dengan kan kepentingan umum.
kondisi kota yang penuh dengan keterbatasan
Dari pelanggaran-pelanggaran di atas, maka
yang dimiliki (Agus Ariyadi, 2005, 3).
DPRD lah yang berperan secara tegas sebagai peng-
Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan akan awas yang berwenang melakukan pengawasan ter-
tanah sebagai dasar pembangunan, maka dapat hadap jalannya pembangunan di Kota Malang. Apa
menimbulkan permasalahan-permasalahan di kurangnya, DPRD melakukan kontrol atas pola ke-
daerah perkotaan khususnya di kota Malang ten- bijakan melanggar hukum tersebut harus hati-hati
tunya diperlukan perencanaan pembangunan yang dan mengikutsertakan masyarakat, jangan sampai
matang bagi pemerintah, swasta maupun ke- masyarakat menjadi korbannya (Kompas, 18
ikutsertaan masyarakat. Agustus 2006).
Pemerintah dalam usaha mengatur tata Secara fisik, pembangunan MOG dan MATOS
ruang makin hari makin dihadapkan pada masalah sama-sama menggeser ruang terbuka hijau (RTH).

| 83 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.19, No.1 Juni 2014: 82–92

Hal ini jelas menyalahi Perda No 7 Tahun 2001 ten- pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan ren-
tang RTRW. Dengan menggunakan RTH sebagai cana tata ruang harus disesuaikan dengan rencana
tempat pembangunan, maka lama kelaman akan tata ruang melalui kegiatan penyesuaian peman-
mempengaruhi kualitas lingkungan Kota Malang faatan ruang. Pemanfataan ruang yang sah menurut
yang cenderung menurun. rencana tata ruang sebelumnya diberi masa transisi
Urgensi pemasalahan yang kiranya memer- selama 3 (tiga) tahun untuk penyesuaian.
lukna klarifikasi yudiris adalah bagaimanakah Penjelasan Bagian Umum point 3 menyebut
pelaksanaan alih fungsi penggunaan tanah negara bahwa Ruang yang meliputi ruang darat, ruang
(aset Pemkot) menjadi pusat perdagangan dan pe- laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam
rumahan. Temasuk dalam kaitan ini adalah bagai- bumi, sebagai tempat manusia dan makhluk lain
mana pulakah prosedur alih fungsinya. Dalam hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara ke-
pespektif praktis, memerlukan klarifikasi tentang langsungan hidupnya, pada dasarnya keterse-
bagaimana pulakah kedudukan nilai manfaat alih diaannya tidak tak terbatas. Berkaitan dengan hal
fungsinya bagi pemerintah maupun masyarakat. tersebut, dan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman,nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara
Klarifikasi Alih Fungsi Penggunaan Tanah
dan Ketahanan Nasional,
Bahwa alih fungsi atau konversi pada dasar- Undang-Undang ini mengamanatkan per-
nya bersifat koordinatif. Dalam arti tidak semata lunya dilakukan penataan ruang yang dapat meng-
didasarkan atas satu Undang Undang. Namun harmoniskan lingkungan alam dan lingkungan
demikian ketentuan UU No. 26 tahun 2007 Tentang buatan, yang mampu mewujudkan keterpaduan
Tata Ruang adalah sebagai dasarnya. penggunaan sumber daya alam dan sumber daya
Pada ketentuan Pasal 33 dinyatakan bahwa buatan, serta yang dapat memberikan pelindungan
Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang terhadap fungsi ruang dan pencegahan dampak
yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dilak- negatif terhadap lingkungan hidup akibat peman-
sanakan dengan mengembangkan penatagunaan faatan ruang. Kaidah penataan ruang ini harus
tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara, dan dapat diterapkan dan diwujudkan dalam setiap
penatagunaan sumber daya alam lain. proses perencanaan tata ruang wilayah.
Penatagunaan tanah pada ruang yang Pada dasarnya alih fungsi itu meliputi ber-
direncanakan untuk pembangunan prasarana dan macam klausula. Adapun yang banyak tejadi ada-
sarana bagi kepentingan umum memberikan hak lah pada alih fungsi lahan pertanian, khususnya
prioritas pertama bagi Pemerintah dan pemerintah dari lahan sawah ke pemanfaatan fungsi lainnya.
daerah untuk menerima pengalihan hak atas tanah Alih fungsi lahan sawah ke penggunaan lain telah
dari pemegang hak atas tanah. menjadi salah satu ancaman yang serius terhadap
Dalam pemanfaatan ruang pada ruang yang keberlanjutan swasembada pangan.
berfungsi lindung, diberikan prioritas pertama bagi Intensitas alih fungsi lahan masih sulit diken-
Pemerintah dan pemerintah daerah untuk mene- dalikan, dan sebagian besar lahan sawah yang ber-
rima pengalihan hak atas tanah dari pemegang hak alihfungsi tersebut justru yang produktivitasnya
atas tanah jika yang bersangkutan akan melepas- termasuk kategori tinggi sangat tinggi. Lahan-
kan haknya. lahan tersebut adalah lahan sawah beririgasi teknis
Berikutnya, disebutkan dalam Pasal 77 bahwa atau semi teknis dan berlokasi di kawasan per-
pada saat rencana tata ruang ditetapkan, semua tanian dimana tingkat aplikasi teknologi dan

| 84 |
Alih Fungsi (Konversi) Penggunaan Tanah Negara di Kota Malang
Tri Susilaningsih & Eduardus Marius Bo

kelembagaan penunjang pengembangan produksi tif untuk berusaha tani disebabkan oleh tingginya
padi telah maju. biata produksi, sementara harga hasil pertanian
Pada dasarnya, alih fungsi itu disebabkan relatif rendah dan berfluktuasi. Hal ini memer-
oleh faktor mendasar yaitu perkembangan kepen- lukan klarifikasi yang komprehensif.
tudukan. Dalam hal ini, pesatnya peningkatan Selain itu, karena faktor kebutuhan keluarga
jumlah penduduk telah meningkatkan permintaan petani yang terdesak oleh kebutuhan modal usaha.
tanah untuk perumahan, jasa, industri, dan fasilitas Dapat terjadi juga karena adanya keperluan ke-
umum lainnya. Dengan demikian alih fungsi atau luarga lainnya (pendidikan, mencari pekerjaan non
konversi tidak telepas dari masalah ini. pertanian, atau lainnya). Hal ini seringkali mem-
Selain itu, peningkatan taraf hidup masya- buat petani tidak mempunyai pilihan selain menjual
rakat juga turut berperan menciptakan tambahan sebagian lahan pertaniannya.
permintaan lahan akibat peningkatan intensitas ke- Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan
giatan masyarakat, seperti lapangan golf, pusat hukum waris yang menyebabkan terfragmentasi-
perbelanjaan, jalan tol, tempat rekreasi, dan sarana nya tanah pertanian. Hal ini mengakibatkan tidak
lainnya. memenuhi batas minimum skala ekonomi usaha
Kebutuhan lahan untuk kegiatan non per- yang menguntungkan. Dasar i ni yang mennjadikan
tanian antar alain pembangunan real estate, kawasn penyebab beralihnya fungsi lahan.
industri, kawasan perdagangan, dan jasa-jasa lain- Otonomi daerah yang mengutamakan pem-
nya yang memerlukan lahan yang luas, sebagian bangunan pada sektor menjanjikan keuntungan
diantaranya berasal dari lahan pertanian termasuk jangka pendek lebih tinggi guna meningkatkan Pen-
sawah. Hal ini dapat dimengerti, meningat lokasi- dapatan Asli Daerah (PAD), yang kurang mem-
nya dipilih sedemikian rupa sehingga dekat de- perhatikan kepentingan jangka panjang dan kepen-
ngan pengguna jas ayang terkonsentrasi di per- tingan nasional yang sebenarnya penting bagi
kotaan dan wilayah di sekitarnya (sub urban area). masyarakat secara keseluruhan. Hal demikian kira-
Lokasi sekitar kota, yang sebelumnya dido- nya memerlukan apresiasi secara khusus.
minasi oleh penggunaan lahan pertanian, menjadi
sasaran pengembangan kegiatan non pertanian
Pelaksanaan Alih Fungsi Penggunaan Tanah
mengingat harganya yang relatif murah serta telah
dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang
Negara di Malang
seperti jalan raya, listrik, telepon, air bersih, dna Alih fungsi penggunaan tanah negara khu-
fasilitas lainnya. susnya ruang terbuka hijau (RTH) diatur dalam
Selain itu, terdapat keberadaan “sawah Perdanya masing-masing daerah. Khususnya RTH
kejepit” yakni sawah-sawah yang tidak terlalu luas di Malang diatur dengan Perda No. 7 Tahun 2001
karena daerah sekitarnya sudah beralih menjadi tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
perumahan atau kawasan industri. Hal ini menja- Dengan demikian, maka jumlah RTH tergantung
dikan petani pada lahan tersebut mengalami kesu- dari kebijakan Pemerintah Daerah masing-masing.
litan untuk mendapatkan air, tenaga kerja, dan RTH yang sudah ditetapkan dalam Perda No. 7
sarana produksi lainny. Pada akhirnya memaksa Tahun 2001 tentunya sudah mengacu pada pe-
mereka untuk mengalihkan atau menjual tanahnya. metaan wilayah Kota Malang.
Faktor ekonomi, yaitu tingginya land rent RTH merupakan tanah kosong yang diguna-
yang diperoleh aktivitas sektor non pertanian kan untuk penghijauan. Di Kota Malang telah ter-
dibandingkan sektor pertanian. Rendahnya insen- jadi alih fungsi penggunaan tanah dan RTH men-

| 85 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.19, No.1 Juni 2014: 82–92

jadi kawasan terbangun (perumahan, industri fasi- gangan, pelayanan umum, pendidikan, pengelo-
litas umum dan sebagainya). Apabila hal ini laan bahan baku dan kegiatan industri, pelayanan
berlangsung terus menerus dalam waktu tertentu kesehatan, transportasi, kegiatan militer dan
dikhawatirkan ketersediaan tanah dan RTH kota pelaanan sarana wisata.
akan sangat menjadi langka. Akibatnya, dalam per- Sejak tahun 1970 Pemerintah Kota Malang
kembangan Kota Malang akan mengalami penu- telah melakukan kebijakan alih fungsi RTH. Pada
runan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu diper- masa pemerintahan 1970-1983, Gedung KNPI dan
lukan penyediaan dan pengendalian RTH pada waduk resapan yang dibangun Belanda di Jalan
kawasan yang telah atau akan dikembangkan. Pulosari dialihfungsikan menjadi bangunan. Tahun
Di samping penyediaan RTH ini, diperlukan 1988-1998 terjadi alih fungsi dari RTH di Tamah
pula pengendalian perkembangan padat bangu- Indrokilo menjadi perumahan mewah, taman kota
nan, kawasan dengan intensitas pergerakan ken- menjadi SPBU Mergan, dan sekolah kehewanan
daraan-kendaraan bermotor tinggi, atau kawasan menjadi Plasa Dieng.
sekitar pengembangan industri yang mempunyai Alih fungsi terus terjadi pada pemerintahan
dampak terhadap lingkungan hidup. 1998 – 2003, yaitu hilangnya sejumlah RTH, seperti
Dalam pelaksanaan alih fungsi perlu dike- RTH Tongan, Pandanwangi, dan areal sawah
tahui bahwa penggunaan tanah di Kecamatan menjadi perumahan Araya. Dan pada pemerin-
Klojen didominasi untuk pemukiman/pekarangan tahan 2003-2006 ini turun ijin pemakaian lahan eks
dengan luasnya kurang lebih 574,5594 ha dari to- APP Tanjung untuk pemukiman mewah, APP Vet-
tal luas wilayah Kecamatan Klojen. Sedangkaan eran untuk MATOS, kebijakan memakai RTH
penggunaan tanah paling sedikit berupa industri stadion untuk MOG, pemakaian Taman Kunir
dengan luas kurang lebih 0,1625 Ha. Padatnya menjadi perkantoran dan sejumlah peralihan RTH
lahan terbangun pada Kecamatan Klojen men- lainnya (Kompas, 18 Desember 2006).
jadikan guna lahan tumbuh dengan kecenderungan Dari hasil survey di Pemerintah Provinsi DKI
pola pengembangan lahan dengan mengisi lahan- Jakarta yang dilakukan tanggal 10 – 14 September
lahan kosong di antara bangunan. 2007, maka RTH mendapat perhatian khusus dari
Alih fungsi penggunaan tanah diatur dalam pemerintah. RTH mendapat perlindungan dan
Perda No. 7 Tahun 2001 tentang Rencana Tanah pelestariannya, terbukti dengan sulitnya alih fungsi
Ruang Wilayah. Adapun tujuan dari Rencana Tata yang menggunakan RTH. Tetapi apabila terpaksa
Ruang Kota Malang sesuai dengan pasal 4 Perda harus dilakukan, maka harus dilakukan oleh
tersebut, adalah mengutamakan pemanfaatan Pemerintah Provinsi DKI dengan cara tukar guling
ruang, kesejahteraan masyarakat yang berwa- dan lebih menguntungkan pemerintah.
wasan lingkungan dan terselenggaranya pengatur- Tukar guling yang dimaksud adalah pertu-
an pemanfaatan ruang kawasan tertentu sehingga karan antar tempat RTH bahkan RTH yang baru
terwujud keterpaduan gangguan sumber dalam harus menguntungkan pemerintah sehingga RTH
alam, sumber daya buatan dan sumber daya manusia. tidak pernah berkurang bahkan makin bertambah.
Di dalam pelaksanaan alih fungsi, Perda No. Dengan pesatnya laju perkembangan Kota DKI,
7 Tahun 2001 yang khususnya berkaitan dengan misalnya di Jakarta Pusat saat ini baru tersedia 7,8%
rencana terstruktur tata ruang kota Malang yang RTH dari luas wilayah DKI. Padahal target Peme-
termuat dalam pasal 10 berdasarkan potensi wila- rintah Provinsi DKI dalam pelestarian RTH sampai
yah secara tegas menyatakan fungsi dan peran Kota dengan 2010 mencapai jumlah 30% dari luas
Malang terdiri atas pusat: pemerintahan, perda- wilayah DKI.

| 86 |
Alih Fungsi (Konversi) Penggunaan Tanah Negara di Kota Malang
Tri Susilaningsih & Eduardus Marius Bo

Di Surabaya berdasarkan hasil survey ditar- Dari hasil survey yang penting di beberapa
getkan jumlah RTH sebanyak 20% dari luas instansi Pemerintah Kota Malang, antara lain: 1)
wilayah Surabaya. Pencapaian target ini dilakukan Bappeko (Badan Perencanaan Pembangunan Kota).
dengan mengembalikan fungsi RTH yang sebe- Bappeko menginformasikan bahwa tidak tahu
lumnya telah mengalami alih fungsi pengguna- menahu pelaksanaan alih fungsi penggunaan tanah
annya. Perlu diketahui dari hasil survey di Sura- negara,karena Bappeko hamya merupakan kon-
baya didapatkan istilah yang baku dari alih fungsi. septor, yang tahu adalah pelaksana teknis yaitu
Menurut Kabag Hukum Pemkot Surabaya, Gatot Wasbangdaling. Apakah alih fungsi dibenarkan/
Soenyoto menjelaskan bahwa istilah alih fungsi itu tidak? Bahwa kebijakan tata ruang di tingkat kota
jika berkaitan dengan “bangunan”. ada di tangah Walikota dan DPRD. Ketetapannya
Manakala berkaitan dengan “tanah” yang harus dituangkan dalam Perda (hasil wawancara
digunakan adalah “perubahan peruntukan” dengan Bapak Ir. M. Arief). 2) Wasbangdaling
(istilah-istilah yang digunakan dalam Perda (Pengawasan Bangunan dan Pengendalian
Surabaya No. 3 Tahun 2007 tentang RTRW. Per- Lingkungan). Menurut Bapak Ir. Iwan Rizali, MM
ubahan peruntukan tidak melihat status tanahnya, selaku Kepala Bidang Tata Ruang, menyoroti
baik itu tanah negara ataupun bukan tanah negara. stadion luar berdasarkan evaluasi/revisi Bab IV-
Alih fungsi selain berdasarkan Perda No. 3 Tahun 59 tidak lagi berfungsi sebagai RTH seperti stadion
2007 tentang RTRW juga Perda No. 13 Tahun 1999 dalam tetapi sudah beralih fungsi penggunaan/per-
tentang Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan untukkannya sebagai perdagangan dan jasa (lihat
Tanah. gambar peta warna). 3) Dinas Perijinan. Dari Dinas
Alih fungsi RTH di Kota Malang sudah Perijinan diperoleh informasi bahwa perijinan
dilakukan sejak 1970. Alih fungsi ini memberikan tentang pendirian MATOS dan MOG sudah sesuai
dampak negatif terutama bagi ekosistem yang dengan syarat yang telah ditentukan Dinas Per-
terbukti dengan seringnya terjadi banjir di kota ijinan. Adapun peraturan yang menentukan sistem
yang dulunya tidak pernah terjadi. Sebenarnya dan prosedur tentang perijinan adalah Peraturan
Kota Malang termasuk kota yang bebas dari banjir Walikota Malang No. 13 Tahun 2006 tentang Sistem
mengingat letaknya didataran tinggi. dan Prosedur Tetap Pelayanan Perijinan yang
Fungsi dari RTH adalah untuk menjaga Kota dilaksanakan pada Dinas Perijinan Kota Malang.
Malang dari keseimbangan ekosistem yang ada Tetapi ketika ditanya nomor surat ijinnya berapa
guna sirkulasi atau pergantian udara dan menya- untuk pembangunan MOG dan MATOS dijawab
ring udara kotor yang keluar dari kendaraan ber- “tidak tahu”, saya baru menjabat di sini. 4) Badan
motor dan pabrik menjadi udara yang bersih Urusan Tanah dan Rumah (BUTR). Dari BUTR
dipergunakan untuk pernafasan. Di samping itu terkesan sulit untuk mendapatkan data tentang
berfungsi untuk memperbesar inflitari air hujan ke aset Pemkot terutama jumlah dan bentuknya.
dalam tanah yang memperbesar cadangan air Jawaban yang diterima sangat mengecewakan
tanah. Hal ini tercantum dalam Buku Penyusunan karena justru diarahkan apabila akan penelitian lagi
Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Keca- hendaklah mencari bahan-bahan/obyek penelitian
matan Klojen Kota Malang Tahun 2005 – 2008. yang tidak menyulitkan penulis sendiri. Jadi penu-
Sedangkan di Yogyakarta, alih fungsi RTH lis tidak mendapatkan data yang diharapkan. 4)
dilakukan dengan mempertimbangkan dampak Bagian Hukum. Ketika menanyakan masalah alih
kualitas lingkungan sehingga tidak berpengaruh fungsi, Kabag Hukum yang ketika itu baru men-
negatif pada sisi ekologi dan sosial budaya serta jabat satu bulan, menyatakan tidak tahu menahu
ekosistem. prosedur dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

| 87 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.19, No.1 Juni 2014: 82–92

alih fungsi. 5) Lingkungan Hidup. Menurut kete- Berdasarkan informasi masyarakat yang
rangan Bapak M. Sailendra, Kasubag lingkungan pernah diajak membahas berdirinya MATOS dan
hidup menyatakan bahwa setiap bangunan yang MOG mengatakan bahwa alih fungsi/perubahan
disinyalir mempunyai dampak lingkungan harus peruntukan tanah tidak berdasarkan Perda No. 7
memiliki laporan Analisis Dampak lingkungan Tahun 2001 tetapi berdasar SK Walikota. Sehingga
(AMDAL). Untuk membuat laporan Amdal ini dapat dikatakan bahwa Walikota (Pemkot) Malang
memakan waktu yang berbulan-bulan karena harus telah melakukan pelanggaran terhadap Perda yang
dikaji betul oleh tim khusus yang membahas dibuatnya.
Amdal tersebut. Setelah laporannya jadi, pihak Menurut Arif Hidayat Kasubag Bappeko
MOG atau MATOS baru boleh membangun. Tetapi Pemkot Kota Malang, pembentukan Perda RTRW
pada kenyataannya kedua developer/pemborong No. 7 Tahun 2001 tersebut adalah untuk: 1) Untuk
(PT) sudah membangun duluan sementara Amdal-
mengatur penggunaan ruang kota agar sesuai
nya masih dalam proses. Hal ini dinilai oleh peng-
dengan yang direncanakan. 2) Agar tidak terjadi
amat politik sebagai suatu pelanggaran hukum,
tumpang tindih penggunaan tanah/ruang. 3) Tertib
yaitu melanggar Perda No. 7 Tahun 2001 T entang
dalam penggunaan ruang.
RTRW Kota Malang. 6) Badan Pertanahan Nasional
(BPN). Menurut keterangan dari pihak BPN tidak Dinas Wasbangdaling pun dalam memberi-
ada masalah dengan tanah-tanah sebagai obyek kan keterangan yang seolah-olah takut. Pada
penelitian ini, karena sudah memenuhi syarat- umumnya dari Dinas-dinas Bappeko, Wasbangda-
syaratnya sehingga dapat diproses. ling, Kabag Hukum, Perijinan, Badan Urusan tanah
dan Rumah (BUTR), Lingkungan Hidup dan BPN
Dari hasil survey, ternyata Perda No. 7 Tahun
terkesan tertutup di dalam memberikan jawaban
2001 belum memuat pasal-pasal yang jelas dan
dari pertanyaan-pertanyan yang disodorkan.
tegas dalam alih fungsi RTH. Alih fungsi RTH di
Sehingga jawaban-jawaban tersebut terasa ngam-
Kota Malang ditetapkan oleh Walikota. Hal ini kita
bang. Terlebih untuk mendapatkan surat-surat
temukan pada saat kami melakukan survey
keputusan Walikota Malang yang berkaitan de-
keluarnya SK perijinan dari industri yang terkait.
ngan alih fungsi tidaklah mungkin penulis dapat-
Instansi tersebut baru mengeluarkan ijin apabila
kan karena menyangkut kebijakan dan politik
Walikota telah menyetujui.
Pemkot.
Perda No. 7 Tahun 2001 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah yang belum mencakup per-
aturan-peraturan yang diinginkan Pemkot, dila- Prosedur dan Manfaat Alih Fungsi
kukan revisi oleh Pemkot sendiri. Revisi tersebut Penggunaan Tanah
mendapat tanggapan dari beberapa kalangan cen-
Mengenai alih fungsi ini mestinya tidak perlu
dekiawan dan masyarakat agar jangan sampai
terjadi apabila tidak ada kebijakan Walikota meng-
mengaburkan substansi perlindungan dari kawasan
inginkan terjadinya alih fungsi karena dalam pasal
RTH tersebut.
24 ayat (2) UU Penataan Ruang telah diatur tentang
Dari hasil survey di Dinas Perijinan didapat kemungkinan untuk melakukan perubahan fungsi
hasil bahwa menurut pihak perijinan yang dimintai
ruang suatu kawasan dan pemanfaatannya yang
informasi, bahwa untuk mendirikan MOG atau
berskala besar dan berdampak penting.
obyek penelitian yang lain akan diberikan ijinnya
Jadi untuk melakukan alih fungsi tersebut
apabila semua persyaratan dipenuhi dan sudah ada
lampu hijau (mendapat persetujuan) dari Walikota tidaklah mudah karena Walikota haruslah mela-
dan Ketua DPRD. kukan koordinasi dengan Menteri terkait dan harus

| 88 |
Alih Fungsi (Konversi) Penggunaan Tanah Negara di Kota Malang
Tri Susilaningsih & Eduardus Marius Bo

pula minta persetujuan DPRD. Sedangkan menurut Pemkot yang dituangkan dalam peraturan Wali-
pasal 20 ayat (5) huruf d dan m UU Penataan Ruang kota atau Surat Keputusan, yang mestinya diatur
mengatur bahwa RH termasuk lapangan olahraga secara lengkap dan terperinci dalam Perda No. 7
harus dipertahankan dan dihindari alih fungsinya. Tahun 2001 tentang RTRW.
Kalau terjadi alih fungsi, prosedurnya sebagai Hal di atas terbukti dalam proses alih fungsi
berikut: pihak yang menginginkan alih fungsi terhadap Matos, MOG, Perumahan Taman Wilis
mengajukan permohonan kepada Walikota disertai yang semuanya melanggar Perda tersebut dan
dengan kelengkapan persyaratan termasuk ren- mengakibatkan berkurangnya jumlah RTH. Kecuali
cana peruntukannya. Sebelum ada keputusan Wali- Lapangan Rampal yang berhasil dipertahankan
kota, berkasnya harus diteliti apakah alih fungsi Kodam Brawijaya untuk tetap menjadi RTH se-
tersebut benar-benar esensial dibutuhkan masya- hingga tidak mengurangi jumlah RTH tetapi justru
rakat, harus ada kajian planologinya. menjaga keutuhan RTH.
Bappeko harus mengkaji tentang fungsi Mengenai pendapat dari masyarakat dapat
penggunaan tanah melalui pemetaan wilayah. Apa- dilihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel 1 - 4
bila menurut Pemkot dan instansi terkait sudah dapat diketahui bahwa justru 117 responden yang
menyetujui, maka harus mendapatkan persetujuan tidak menyutujui wujud alih fungsi seperti Matos,
dari DPRD baru dikeluarkan surat keputusannya MOG dan Perumahan Taman Wilis. Masyarakat
(Kesimpulan dari wawancara dengan pihak menilai bahwa Pemkotlah yang banyak merasakan
Bappeko, Wasbangdaling dan Lingkungan Hidup). manfaatnya, yaitu sebanyak 152 responden. Tetapi
Oleh karena di dalam Perda tidak diatur se- ada masyarakat yang merasa dirugikan sebanyak
cara terperinci tentang prosedur alih fungsi se- 141 responden yang dikarenakan merasa bising
hingga prosedurnya tergantung dari kebijakan diketahui sebanyak 89 responden.

Tabel 1 Respon/Tanggapan Masyarakat Sekitar Berdirinya


Respon Perumahan Lapangan
No MATOS MOG APP Jumlah
Masyarakat T. Wilis Rampal
1 Setuju 10 10 12 15 6 53
2 Tidak Setuju 23 17 25 20 32 117
3 Abstain 7 13 3 5 2 30
Jumlah 40 40 40 40 40 200
Sumber: Data primer diolah, 2007.

Tabel 2 Yang Merasakan Manfaatnya


Yang Merasakan Perumahan Lapangan
No MATOS MOG APP Jumlah
Manfaatnya T. Wilis Rampal
1 Masyarakat 2 6 10 - 2 20
2 Pemkot 36 32 26 20 38 152
3 Pihak yang meminta
alih fungsi 2 2 4 20 - 28
(pengembang)
Jumlah 40 40 40 40 40 200
Sumber: Data primer diolah, 2007.

| 89 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.19, No.1 Juni 2014: 82–92

Tabel 3 Pihak yang Dirugikan


Pihak yang Perumahan T. Lapangan
No MATOS MOG APP Jumlah
Dirugikan Wilis Rampal
1 Pemkot 3 4 4 20 14 45
2 Masyarakat 36 34 30 15 26 141
3 Pihak Lain 1 2 6 5 - 14
Jumlah 40 40 40 40 40 200
Sumber: Data primer diolah, 2007.

Tabel 4 Alasan Dirugikan


Perumahan Lapangan
No Alasan Dirugikan MATOS MOG APP Jumlah
T. Wilis Rampal
1 Bising 17 12 15 20 25 89
2 Polusi 5 3 10 5 7 30
Kesenjangan
3 Ekonomi 12 7 3 12 8 42

4 Disintegrasi warga 6 18 12 3 - 39
Jumlah 40 40 40 40 40 200
Sumber: Data primer diolah, 2007.

Dari data yang telah diperoleh baik data ten- masyarakat makin lama makin diinginkan. Hal ini
tang peraturan daerah dan pelaksanaannya dari dikhawatirkan kesehatan masyarakat akan me-
nara sumber maupun tanggapan dari masyarakat nurun. Padahal di tahun-tahun 1970-an Malang di-
diperoleh gambaran bahwa alih fungsi belum/ kenal sebagai kota yang sejuk, dingin, dan sehat.
tidak mengikuti aturan yang tertulis dalam Perda. Berdasarkan data-data yang terdapat pada
Di dalam Perda tersebut dinyatakan bahwa RTH tabel 2 – 5 di atas dapat diketahui bahwa jumlah
harus dipertahankan ruang terbuka hijau yang ada masyarakat yang menolak alih fungsi untuk meru-
keberadaannya tetap dipertahankan dan dihindari bah peruntukannya jauh lebih besar daripada yang
peralihan fungsi maupun pemanfaatan selain RTH. menyetujuinya. Hal ini merupakan bukti bahwa
Untuk lapangan olah raga juga sebisa mungkin masyarakat Kota Malang tidak menghendaki
dihindari untuk peralihan fungsi sebagai kawasan perubahan ekosistem yang berdampak rendahnya
terbangun. kualitas kesehatan masyarakat akibat meningkat-
Dari kenyataan ini terbukti bahwa kebijakan nya polusi, baik polusi udara maupun polusi akibat
Pemkot menyimpang dari Perda. Penyimpangan pencemaran di dalam tanah.
ini dilakukan atas kebijakan Walikota. (Kompas,
tanggal 18 Agustus 2006). Hal ini sesuai dengan
Penutup
Dinas Perijinan yang menyatakan bahwa Dinas Per-
ijinan akan mengeluarkan surat ijin mendirikan Berdasarkan analisis terhadap data yang
bangunan MOG dan Matos asalkan Walikota telah diperoleh, ternyata Perda No. 7 Tahun 201 tentang
menyetujui. RTRW masih belum memuat adanya pasal yang
Kebijakan ini akan menurunkan kualitas mengatur alih fungsi penggunaan tanah negara
lingkungan/ekosistem sebagai dampak negatifnya khususnya RTH dan prosedur pelaksanaannya.

| 90 |
Alih Fungsi (Konversi) Penggunaan Tanah Negara di Kota Malang
Tri Susilaningsih & Eduardus Marius Bo

Kurangnya keterbukaan para pejabat Pemkot berhubungan dengan kesehatan masyarakat. Kon-
dan instansi terkait dalam memberikan penjelasan kretnya, Pemkot harusnya mengajak masyarakat
tertentu terjadinya alih fungsi peruntukan peng- Malang untuk mengadakan hearing dan diskusi
gunaan tanah negara di Kota Malang, surat kepu- dalam penyempurnaan Perda.
tusan ijin dari Walikota dan nomor ijin Amdal
MATOS dan MOG.
Daftar Pustaka
Kurangnya keikutsertaan instansi-instansi
Ariyadi, Agus, 2005, Pendirian Bangunan Malang Town
yang terkait dengan tanah negara, misalnya BPN,
Square (MATOS) di Kawasan Pendidikan Dalam
BUTR, Wasbangdaling dalam upaya melestarikan Perspektif Masyarakat Sekitarnya (Studi Kasus
jumlah dan keberadaan RTH. Pembangunan Malang Town Square).
Di kalangan masyarakat masih sangat ren- Harsono, Budi, 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
dah pengetahuannya tentang pentingnya jumlah Pembentukan UUPA, Isi dan Pelaksanaannya, Edisi
dan keberadaan yang seharusnya bertambah Revisi, Djambatan, Jakarta.
selaras dengan pengembangan kota sehingga Hariani, 2002, Dampak Lingkungan Dari Hilangnya Ruang
tidak terjadi perubahan ekosistem dan sosbud yang Terbuka Hijau sebagai Pelanggararan Rencana Tata
secara tidak langsung sangat merugikan masya- Ruang (Studi di Kota Malang), Jurnal, Vol. XIII, No.
rakat. 1 Tahun 2002, ISSN: 1410 – 7295.

Dalam hubungan ini, ketidaklengkapan pasal Hasanudin, 1996, Prosedur dan Tata Cara Perubahan Tata
yang memuat tentang syarat-syarat, prosedur alih Guna Tanah Dalam Rangka Penataan Ruang Dalam
Buku Tanah dan Pembangunan, Tinjauan dari Segi
fungsi dan pelaksanaannya dalam Perda No. 7
Yuridis dan Politis, Manikgeni, Denpasar,
Tahun 2001 tentang RTRW Kota Malang. Terja-
dinya penyimpangan proses alih fungsi dari Perda Hutagalung, Arie S., 1999, Serba Aneka Masalah Tanah
dalam Kegiatan Ekonomi (Suatu Kumpulan
ini walaupun diadakan revisi yang sampai saat ini
Karangan), Badan Penerbit Fakultas Hukum Uni-
belum disahkan sebagai bagian dari Perda. Dan versitas Indonesia, Jakarta.
revisi itupun belum memuat pasal yang mengatur
tentang alih fungsi secara tegas. Kurniawan, 2004, Ruang Terbuka Hijau Kota Malang
Tinggal Empat Persen, Tempointeraktif.com tanggal
Terjadinya kesimpangsiuran prosedur alih 13 Agustus.
fungsi walaupun Pemkot berusaha untuk meleng-
Mahendra, A.A. Oka, dan Hasanudin, 1997, Tanah dan
kapi pasal-pasal dalam Perda No. 7 Tahun 2001 Pembangunan, Tinjauan dari Segi Yuridis dan Politis,
tentang RTRW melalui aturan revisi/evaluasi yang Pustaka Manikgeni, Denpasar.
isinya masih kabur/tidak jelas.
Muhsin Z, Mumuh, 1999, Kota Bogor Studi Tentang
Rendahnya kepedulian masyarakat Kota Perkembangan Ekologi Kota (Abad ke 19 Sampai Abad
Malang pentingnya RTH dan keikutsertaannya ke-20), Jurnal, Sosiohumaniora, Vol 1 No. 1 Juni
pada Pemkot dalam melestarikan RTH. Untuk itu, 1999, ISSN 1411 – 2099.
relevan kiranya Perdayang berkenaan dengan hal Salim, Emil, 1988, Hukum Lingkugan Hidup, LP3ES,
tersebut upaya segera dilengkapi dengan pasal- Jakarta.
pasal yang mengatur secara tegas prosedur alih
Siahaan, N.H.T., 2002, Hukum Lingkungan dan Ekologi
fungsi, proses pelaksanaan alih fungsi dan peles- Pembangunan, Erlangga, Jakarta.
tarian alih fungsi RTH.
Silalahi, Daud, 1996, Hukum Lingkungan, Dalam Sistem
Pemkot berkewajiban mengajak, membina Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, Alumni,
masyarakat, membelajari masyarakat hal-hal yang Bandung.
terkait dengan pentingnya RTH yang berkaitan

| 91 |
Jurnal Cakrawala Hukum
Vol.19, No.1 Juni 2014: 82–92

Soemartono, R.M. Gatot P., 1991, Mengenal Hukum Penelitian UNIB, Vol V, No. 15, Juli 1999, ISSN
Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta. 0852 – 405 X.

Supriyadi, 2007, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta. Wiradisuria, 1983, Permukiman dan Lingkungan Hidup,
Dalam Sejumlah Masalah Permukiman Kota,
Sutedi, Andrian, 2006, Politik dan Kebijakan Hukum (Budihardjo, E. Penyunting) 113-120, Alumni,
Pertanahan serta Berbagai Permalasahannya, Cipta Bandung.
Jaya, Jakarta.
Undang-undang No. 24 tahun 1992 tentang Penataan
Tajerin, 2005, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konversi Ruang.
Lahan Tanah di Jawa Timur, Jurnal Studi Indonesia
Kajian Sosial Humaniora, Vol 15 No. 1 Maret 2005, Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
ISSN: 1410 – 2099. Dasar Pokok-pokok Agraria.

Wardaya, Sulistya, 1999, Dampak Kebijakan Tata Ruang Perda No. 7 Tahun 2001 Tentang Rencana Tata Ruang
Kotamadia Bengkulu Terhadap Perubahan Sosial Wilayah Kota Malang.
Masyarakat Suku Lembak di Desa Bentiring, Jurnal

| 92 |

You might also like