You are on page 1of 15

PELAKSANAAN PENGAWASAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

OLEH DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG


DI KABUPATEN SIAK

Oleh :
Bambang Supriadi*
Email : bambangsupriadiii@gmail.com
Pembimbing : Dra. Ernawati, Msi.
Bibliografi : 7 jurnal, 22 buku, 30 situs internet

Jurusan Ilmu Administrasi Negara ± Prodi Administrasi Negara


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau

Kampus Bina Widya KM. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293-
Telp/Fax(0761) 63277

ABSTRACT
Nowdays, there are too many people who still do not understand about the
importance of permission to construct a building. In addition, people still have a
problem on how to obtain a permit to erect a building as well as the provisions that
restrict or regulate the establishment of a building in an area. Therefore, the need
for monitoring to see how the implementation has been done in the field as well as
the right to construct the building according to applicable regulations.

The purpose of this study is to see how the implementation of surveillance


conducted by piupiupiu and to find out which one is the dominant factor in this study.
This research was conducted in Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang in Siak district.
In conducting the data collection method using observation and in-depth interviews
to research informants. Once the data is collected and then drawn conclusions based
on the laws of inference and analyzed using qualitative descriptive analysis.

After a study found that the factors that affect the implementation of the
building permit supervision by Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang is the factor of
human resources, funding or budget, facilities and infrastructure, as well as
discipline in applying the rules correctly.

Keywords: Supervision, building permits, Spatial and Urban Planning

*Mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Angkatan 2007

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 1


Perkembangan fisik kota ditetapkan, atau bisa dikatakan
ditandai dengan semakin bertambah seseorang dapat memilih pekerjaan
luasnya kawasan terbangun, yang harus dilakukan atau cara yang
sedangkan perkembangan dari aspek tepat untuk mencapai tujuan.
sosial ekonomi meliputi pertumbuhan
penduduk, sistem sosial ataupun Tata ruang merupakan suatu rencana
peningkatan pendapatan masyarakat. yang mengikat semua pihak, yang
Kebutuhan lahan wilayah perkotaan berbentuk alokasi peruntukan ruang di
terutama berhubungan dengan suatu wilayah perencanaan. Bentuk
pertumbuhan, perluasan dan produk tata ruang pada dasarnya dapat
perkembangan ruang kota yang berupa alokasi letak, luas dan atribut
diperlukan bagi prasarana kota seperti lain (misalnya jenis dan intensitas
perumahan, bangunan umum, jaringan kegiatan) yang direncanakan dapat di
jalan, jaringan air minum, jaringan capai padaakhir rencana. Selain
sanitasi, taman-taman dan lapangan bentuk tersebut, Tata Ruang juga
olah raga. Kebijakan tentang Penataan dapat berupa suatu prosedur belaka
Ruang di Indonesia telah diatur dalam (tanpa menunjuk alokasi letak, luas
Undang-undang No. 26 Tahun 2007 dan atribut lain) yang harus dipatuhi
tentang Penataan Ruang. Diamanatkan oleh pengguna ruang di wilayah
dalam Undang-undang tersebut bahwa rencana. Namun tata ruang dapat pula
untuk masing-masing daerah agar di terdiri atas gabungan kedua bentuk
susun suatu Rencana Tata Ruang diatas, yaitu terdapat lokasi ruang dan
sebagai pedoman dalam penataan juga terdapat prosedur. Izin
ruang, dan dalam implementasinya Mendirikan Bangunan (IMB)
harus dapat mencerminkan sekaligus merupakan salah satu prosedur
menciptakan upaya yang optimal, perijinan yang harus dipenuhi dalam
seimbang, terpadu dan tertib antara suatu kegiatan pemanfaatan dan
kepentingan daerah, masyarakat, pengendalian ruang. Izin Mendirikan
lestari dan berkesinambungan di Bangunan (IMB) memiliki fungsi
dalam pemanfaatan ruang. penting dan menentukan pada tahap
pemanfaatan ruang sebagai upaya
antisipasi penurunan kualitas ruang
Pelaksanaan peraturan daerah akibat pemanfaatan ruang yang kurang
yang efektif adalah apabila peraturan sesuai. Penggunaan ruang di
tersebut dapat mencapai tujuannya. perkotaan oleh masyarakat sering
The Liang Gie (2000:24) tidak efisien dan cenderung
mengemukakan efektivitas adalah menimbulkan konflik karena tiap
keadaan atau kemempuan suatu kerja pelaku/aktor-aktor pembangunan
yang dilaksanakan oleh manusia untuk berusaha mengoptimasi
memberikan guna yang kepentingannya masing- masing atau
diharapkan.Handoko dalam Sofyan kelompoknya.
(2010) mengatakan bahwa merupakan Pada Pasal 26 Undang-undang
kemampuan memilih tujuan yang tepat Nomor 26 Tahun 2007 tentang
atau peralatan yang tepat untuk Penataan Ruang, menyatakan bahwa
mencapai tujuan yang telah ketentuan pengendalian pemanfaatan

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 2


ruang wilayah kota berisikan terkesan mulai tidak teratur. Dan kota
ketentuan umum peraturan zonasi, tumbuh berdasarkan keinginan
ketentuan perizinan, ketentuan insentif masyarakat dengan melihat dari aspek
dan disinsentif; serta arahan sanksi. ekonomi saja. Untuk tertibnya
Ketentuan pengawasan pemanfaatan pelaksanaan peraturan tersebut, yang
ruang wilayah kota berfungsi: antara lain meliputi struktur, alokasi,
a) Sebagai alat pengendali pelaksanaan, pengendalian dan
pengembangan kota; pengawasan serta pemanfaatan ruang
b) Menjaga kesesuaian itu sendiri.
pemanfaatan ruang dengan Hal yang tak kalah penting
rencana tata ruang; untuk di kaji adalah keberadaan Izin
c) Menjamin agar pembangunan Mendirikan Bangunan (IMB) sebagai
baru tidak mengganggu salah satu bentuk ijin pemanfaatan
pemanfaatan ruang yang telah ruang di daerah. Sebagai salah satu
sesuai dengan rencana tata peraturan daerah, IMB dimaksudkan
ruang; untuk mengoptimalkan penataan,
d) Meminimalkan pengunaan pengawasan dan pengendalian
lahan yang tidak sesuai dengan kegiatan mendirikan bangunan yang
rencana tata ruang; dilakukan oleh masyarakat, sejalan
e) Mencegah dampak dengan kehidupan yang kian
pembangunan yang merugikan berkembang dan maju.
dan melindungi kepentingan Umumnya, IMB ditujukan untuk 2
umum. jenis bangunan:
Rencana Tata Ruang 1. Bangunan Rumah Tinggal
diharapkan dapat mencegah gejala adalah bangunan yang
tersebut, sehingga ruang yang digunakan untuk kegiatan
digunakan oleh masyarakat dapat tempat tinggal bagi keluarga
menjadi lebih efisien dan sesuai (single family). Jenis bangunan
dengan kepentingan bersama secara rumah tinggal ini harus terletak
menyeluruh. Di lain pihak, diatas peruntukan Wisma
perkembangan wilayah yang terjadi, (Wisma Besar/WBS, Wisma
menyebabkan banyaknya lahan yang Flat/WFl, Wisma Taman/
dijadikan oleh masyarakat sebagai WTM, Wisma Sedang/WSD,
tempat permukiman dan Wisma Kecil/WKC,
perdagangan/usaha. Sehingga 2. Bangunan Non Rumah Tinggal
intensitas penggunaan lahan dan harga (NRT) adalah semua jenis
lahan/tanah sebagai bentuk bangunan umum dengan
pemanfaatan ruang semakin tinggi. penggunaan tertentu, seperti
Sehingga dalam pemanfaatan ruang Hunian (Apartemen,
dan khususnya kegiatan pendirian Condominium, Rumah Susun,
bangunan oleh masyarakat yang Hotel), Perdagangan
menunjukan peningkatan, belum (Toko/Pertokoan, Restoran,
diimbangi dengan kepatuhan Bioskop, Pasar, dsb), Kantor
masyarakat terhadap peraturan Tunggal/ Perkantoran,
pemanfaatan ruang yang ada. Sebagai Industri, Pergudangan,
akibatnya adalah proses penataan kota Sekolah, Rumah Sakit, Rumah
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 3
Ibadah (Masjid, Gereja, IMB merupakan salah satu alat
Vihara, dsb), Gedung pengendali penataan ruang yang
Pertemuan, Terminal, Stasiun menentukan. Sedangkan dari aspek
KA, Bandara, dsb. pendapatan daerah, dari besarnya tarif
Syarat-syarat untuk dapat berdasarkan kriteria yang ditetapkan,
diberikannya IMB kepada pemohon IMB merupakan salah satu sumber
adalah income daerah yang strategis dari segi
1. Bangunan yang didirikan harus kontinuitas dan cakupan pelayanan.
sesuai peruntukan dengan Disamping itu, bagi pihak masyarakat
Rencana Tata Ruang. pemohon, IMB mempunyai manfaat
2. Luas bangunan harus sesuai terwujudnya rasa aman, keindahan dan
dengan ketentuan BCR keserasian bangunan terhadap
(Building Coverage Ratio), lingkungannya serta nilai tambah
yaitu perbandingan antara luas terhadap bangunan itu sendiri. Nilai
bangunan (tutupan yang tidak tambah itu antara lain; harga bangunan
resap air) dengan total luas yang akan naik dengan sendirinya;
resapan lahan. Untuk wilayah sebagai salah satu syarat pengajuan
perkotaan besarnya BCR hipotik (kredit dengan jaminan tanah
antara 30%- 60%. dan bangunan); disamping jaminan
3. Garis Sempadan Bangunan kepastian hukum terhadap bangunan
(GSB) yaitu jarak ruas jalan itu sendiri.
dengan bangunan terluar Dengan demikian dapat
a. Jalan Primer (provinsi): dikatakan bahwa pelaksanaan
25 m; pengawasan Izin Mendirikan IMB
b. Jalan Sekunder secara efektif dan efesien akan
(kabupaten): 13m; membawa kemanfaatan bagi
c. Jalan Tersier kepentingan individu, masyarakat dan
(penghubung): 13m; pemerintah sebagai pengelola dan
d. Jalan Lokal: 8m. pengendali dalam penataan ruang.
4. Ketinggian bangunan tidak Sehingga dalam pelaksanaannya, IMB
melebihi aturan yang telah bukan semata-mata aturan yang
ditentukan berdasarkan memaksa masyarakat, akan tetapi
ketentuan tata ruang kecuali merupakan kebutuhan dasar dalam
telah dilakukan pengkajian pendirian dan kepemilikan bangunan.
teknik terlebih dahulu atau izin Sebagaimana sebutkan dalam
khusus. Peraturan Daerah Kabupaten Siak
Bertitik tolak dari maksud dan Nomor 3 Tentang Izin mendirikan
tujuan bahwa diberlakukannya IMB Bangunan Manfaat IMB adalah
bagi setiap pendirian bangunan adalah sebagai berikut ;
agar desain, pelaksanaan dan a. Sebagai salah satu
bangunan sesuai dengan rencana tata alat/instrumen penataan,
ruang yang berlaku, sesuai dengan pengawasan, pengendalian dan
koefisien dasar bangunan (KDB) yang penertiban pembangunan
ditetapkan dan sesuai dengan syarat- b. Menjamin keandalan
syarat lain yang berlaku. bangunan, termasuk
keselamatan, kesehatan,
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 4
kenyamanan dan kemudahan sesuai dengan Perda Nomor 3 Tahun
perawatan bangunan. 2012 Bab XIII Pasal 36 Ayat 2
c. Mewujudkan bangunan yang dituntut untuk bekerja lebih maksimal.
fungsional, dengan bentuk Sebagai mana di sebutkan dalam ayat
arsitektur yang serasi dengan 2 tersebut tugas-tugasnya antara lain
lingkungannya. berwenang untuk :
d. Syarat penertiban sertifikasi 1. Memasuki tempat
laik fungsi bangunan pelaksanaan pekerjaan
e. Sebagai salah satu syarat setiap saat, pada jam
memperoleh pelayanan utilitas kerja;
umum, jaringan listrik, air 2. Memeriksa bahan
bersih, hydran, telepon dan lain bangunan yang di
lain pakai/digunakan
3. Melarang dan
Peraturan IMB (Perda No. 3 Tahun memerintahkan
2012) adalah peraturan yang penyingkiran bahan
mengikat/berlaku bagi semua pihak bangunan yang tidak
yang melakukan kegiatan sesuai dengan
pendirian/merubah dan atau Peraturan Bahan
menambah bangunan di seluruh Bangunan (PUBB) dan
wilayah Kabupaten Siak, baik dari Rencana konstruksi dan
unsur pemerintah, swasta maupun Syarat-syarat (RKS)
masyarakat/rumah tangga. Bagi dan alat-alat yang
kegiatan mendirikan bangunan yang berbahaya serta
dilakukan pemerintah dan swasta merugikan
karena jumlah yang terbatas, jenis, kesehatan/keselamatan
tempat dan fungsinya jelas, kerja
pemantauan lebih mudah 4. Melarang
dilaksanakan. Namun bagi kegiatan mempergunakan
pendirian bangunan yang dilakukan pekerja yang tidak ahli
oleh masyarakat swasta, karena 5. Memeriksa peletakan
jumlahnya yang banyak dan terdapat tapak bangunan sesuai
beberapa faktor maupun aspek yang dengan gambar rencana
melatar belakangi, maka situasi dan atau gambar
pemantauannya akan menghadapi denah bangunan
banyak kesulitan. Dalam hal inilah 6. Memberhentikan
diperlukan adanya pengawasan pelaksanaan pekerjaan
pemanfaatan IMB oleh Dinas Cipta yang menyimpang dari
Karya dan Tata Ruang Kabupaten ketentuan IMB yang di
Siak. keluarkan.
Melihat permasalahan di atas, Jika pengawasan ini tidak
maka Dinas Cipta Karya dan Tata dilakukan maksimal, maka yang
Ruang selaku bagian dari SKPD terjadi adalah, rencana tata ruang dan
(Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang tata wilayah di Kabupaten Siak akan
berwenang dalam pemengawasn dan melenceng dan tidak sesuai dengan
pengendalian IMB di Kabupaten Siak peruntukan tata ruang. Bentuk
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 5
pelanggaran khususnya dengan pemerintah maupun masyarakat sangat
berlakunya Perda tentang IMB di berpengaruh kepada tatanan dan wajah
Kabupaten Siak, antara lain adalah : kota dimasa mendatang. Hal ini
a) Terdapat bangunan didirikan menyebabkan perlunya peningkatan
yang tidak sesuai dengan kegiatan pemerintah untuk mengatur
peruntukan lahan. dan menata bangunan. Salah satu
b) Terdapat Sejumlah bangunan kegiatan yang sudah dilakukan
yang di bangun tidak sesuai pemerintah Kabupaten Siak untuk
dengan ijin sebelumnya (IMB), mencapai tujuan tersebut adalah
Seperti pembangunan gedung mengesahkan Peraturan Daerah
bertingkat yang dibuat Kabupaten Siak Nomor 3 Tahun 2012
melebihi izin telah di Tentang Izin Mendirikan Bangunan.
keluarkan. Izin Mendirikan Bangunan yang
c) Terdapat bangunan yang sering disingkat IMB adalah izin yang
melanggar garis Sempadan digunakan untuk mendirikan
bangunan yang sebgaimana bangunan yang dikelola oleh Dinas
telah di tentukan sebelumnya. Cipta Karya dan Tata Ruang sebagai
Sedangkan Pelanggaran instansi yang bertugas melaksanakan
terhadap prosedur IMB meliputi pemberian pelayanan atas semua
1) Bangunan sudah berdiri tetapi bentuk pelayanan perizinan dan non
tidak memiliki IMB; perizinan yang menjadi kewenangan
2) Kegiatan menambah dan atau kabupaten.
merubah bangunan yang tidak Pemberian Izin Mendirikan
dilaporkan atau dimintakan Bangunan (IMB) merupakan salah
izin; satu bentuk pelayanan publik. Yang
3) IMB dimohonkan setelah mana di dalam penerapan
bangunan berdiri. pengawasannya tidaknya dilakukan
Pelanggaran terhadap garis hanya di saat tahap perizinan saja,
sempadan dapat dilihat dengan masih melainkan dalam tahap proses
banyaknya bangunan yang terdapat di pembangunan, dan dalam hal
pinggir jalan yang kondisinya berada pemanfaatan atau fungsi dari
tepat ditepi jalan. Kondisi ini akan bangunan tersebut saat sudah selesai.
berpengaruh pada tingkat keamanan Pesatnya pembangunan di
dan kenyamanan masyarakat sendiri. Kabupaten Siak ditandai dengan
Pelanggaran terhadap rencana makin meningkatnya jumlah
peruntukan lahan dimaksud adalah bangunan, baik bangunan rumah
pelanggaran terhadap rencana tinggal, rumah toko (ruko), serta
peruntukan permukiman yang fasilitas umum dan sosial lainnya.
terealisasi untuk kegiatan perdagangan Pelanggaran-pelanggarannya
dan jasa, gudang, kantor dan lain-lain. juga beragam. Mulai dari bangunan
Sejalan dengan laju yang tidak memiliki izin bangunan,
pertumbuhan kota, perkembangan bangunan yang melanggar batas
pembangunan di Kabupaten Siak sempadan jalan, hingga bangunan
menunjukkan adanya kemajuan yang yang sudah beralih fungsi tanpa izin.
sangat pesat baik dibidang teknologi Penerapan sanksi pun selama ini
pembangunan yang dilakukan dinilai tidak berjalan sesuai dengan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 6
semestinya. Berdasarkan pengamatan sehingga dapat berdaya guna dan
dan informasi dari dinas yang berhasil guna. Sementara menurut
bersangkutan, selama ini belum ada Admosudirdjo dalam Febriani
tindakan pembongkaran terkait (2005:11) mengatakan bahwa pada
pelanggaran-pelanggaran tersebut. pokoknya pengawasan adalah
Melihat fenomena di atas, maka keseluruhan daripada kegiatan yang
eksistensi Dinas Cipta Karya dan Tata membandingkan atau mengukur apa
Ruang Kabupaten Siak dalam yang sedang atau sudah dilaksanakan
mengawasi pemanfaatan Ijin dengan kriteria, norma-norma, standar
Mendirikan Bangunan di (IMB) atau rencana-rencana yang telah
Kabupaten Siak sangat strategis ditetapkan sebelumnya. Pengawasan
kedudukannya, sehingga dengan berarti proses pengamatan daripada
demikian, penulis tertarik untuk pelaksanaan seluruh kegiatan operasi
melakukan penelitian dengan judul untuk menjamin agar semua pekerjaan
³Pelaksanaan Pengawasan Izin yang sedang dilakukan sesuai dengan
Mendirikan Bangunan oleh Dinas rencana yang telah ditentukan
Cipta Karya dan Tata Ruang di sebelumnya.
Kabupaten Siak´ Terry dalam Manulang
(1988:72) mengemukakan bahwa
Pengawasan dalam bahasa pengawasan adalah :
,QGRQHVLD EHUDVDO GDUL NDWD ´DZDV´ 1) Menetapkan ukuran baku
sehingga pengawasan merupakan (standar) sebagai hasil patokan
kegiatan mengawasi saja. Dalam arti hasil kegiatan yang akan
melihat sesuatu dengan seksama. dilaksanakan
Namun dalam perkembangannya, 2) Mengukur hasil nyata yang
pengawasan mempunyai berbagai telah dicapai agar dapat
kegiatan yang ditujukan untuk diketahui hambatan
menjamin segala aktivitas berjalan penyimpangan dan sebagainya.
sesuai dengan rencana yang telah 3) Melakukan perbaikan atau
ditetapkan. pembetulan terhadap hambatan
Banyak ahli-ahli manajemen dan penyimpangan tersebut.
dan penulis yang mengemukakan Berdasarkan deskripsi diatas
pengertian dari pengawasan. Terry pengertian yang tersaji diperoleh suatu
(2006:395) mengartikan pengawasan konsep pemahaman bahwa
sebagai mendeterminasi apa uang pengawasan (controlling) dapat
telah dilaksanakan, maksudnya dianggap sebagai aktivitas untuk
mengevaluasi prestasi kerja dan menemukan,mengoreksi
apabila perlu, menerapkan tindakan- penyimpangan penting dalam hasil
tindakan korektif sehingga hasil yang dicapai dari aktivitas yang
pekerjaan sesuai dengan rencana yang direncanakan. Pengawasan digunakan
telah ditetapkan. Siagian (2004:125) untuk mencegah sedini mungkin
mengemukakan bahwa fungsi terjadinya penyimpangan,
pengawasan dalam setiap organisasi pemborosan,penyelewengan,
sangat penting, karena pengawasan hambatan, kesalahan dan kegagalan
merupakan suatu usaha untuk dalam pencapaian tujuan dan sasaran
menjamin kelancaran pekerjaan
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 7
serta pelaksanaan tugas-tugas dilaksanakan, menilainya dan
organisasi. mengoreksinya bila perlu
Sistem pengawasan itu terdiri dengan maksud supaya
dari empat komponen:
pekerjaan sesuai dengan
1. Sarana untuk pengamatan yang
dapat mendeteksi, mengamati, rencana semula.
mengukur dan (Handayaningrat, 1985:142).
menggambarkan kegiatan atau
kejadian yang diawasi, sarana Tujuan utama dari pengawasan
ini disebut alat pengamat, yaitu mengusahakan supaya apa yang
pendeteksi atau sensor. direncanakan menjadi kenyataan.
2. Sarana untuk menilai kinerja Mencari dan memberitahu kelemahan-
kegiatan atau organisasi, kelemahan yang dihadapi. Adapun
berdasarkan standar atau tujuan pengawasan menurut
harapan tentang yang (Sukarna, 1993:112) antara lain:
seharusnya dan a) Untuk mengetahui jalannya
mengidentifikasi kegiatan atau pekerjaan lancar atau tidak
kejadian yang menyimpang; b) Untuk memperbaiki kesalahan-
sarana ini disebut alat penilai kesalahan yang dibuat oleh
atau selection. pegawai dan mengusahakan
3. Sarana pengubah perilaku pencegahan agar tidak terulang
untuk mengubah kinerja bila kembali kesalahan yang serupa
memang diperlukan, sarana ini atau timbulnya kesalahan baru.
disebut pengarah, pengubah c) Untuk mengetahui apakah
atau effector. penggunaan budget yang telah
4. Sarana yang menyampaikan ditetapkan dalam planning
informasi pada sarana lain; terarah kepada sasarannya dan
sarana disebut jaringan sesuai dengan yang telah
komunikasi. ditentukan.
5. Menurut Moekijat, d) Untuk mengetahui apakah
pelaksanaan biaya telah sesuai
pengawasan adalah hal yang
dengan program seperti yang
dilakukan, artinya hasil telah ditetapkan dalam
pekerjaan, menilai hasil planning atau tidak.
pekerjaan tersebut, dan apabila e) Untuk mengetahui hasil
perlu mengadakan tindakan- pekerjaan dengan
tindakan perbaikan sehingga membandingkan dengan apa
hasil pekerjaan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam
rencana (standar) dan sebagai
rencana (Moekijat, 1990:80). tambahan.
Sedangkan menurut Soewarno f) Untuk mengetahui apakah
+DQGD\DQLQJUDW ³SHQJDZDVDQ pelaksanaan kerja sesuai
dapat diartikan sebagai suatu dengan prosedur atau
proses untuk menetapkan kebijaksanaan yang telah
pekerjaan apa yang sudah ditentukan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 8


Proses pengawasan adalah Pengambilan tindakan koreksi
serangkaian kegiatan didalam bila diperlukan Bila hasil
melaksanakan pengawasan terhadap analisa menunjukkan adanya
suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu tindakan koreksi, tindakan ini
organisasi. Proses pengawasan terdiri harus diambil. Tindakan
dari beberapa tindakan (langkah koreksi dapat diambil dalam
pokok) yang bersifat fundamental bagi berbagai bentuk. Standar
semua pengawasan menurut T. Hani mungkin diubah, pelaksanaan
Handoko : diperbaiki, atau keduanya
a. Penetapan standar dilakukan bersamaan.
pelaksanaan/perencanaan
Tahap pertama dalam Bagaimana perencanaan yang
pengawasan adalah baik dan diiringi dengan pengawasan
menetapkan standar yang baik maka pelaksana tugas akan
pelaksanaan, standar dapat melakukan pekerjaan secara
mengandung arti sebagai suatu efektif. Dengan demikian barulah
satuan pengukuran yang dapat dapat terdapat peningkatan kinerja
digunakan sebagai patokan yang diharapkan. Selanjutnya Syafri
untuk penilaian hasil-hasil. (2004:15) bahwa langkah-langkah
b. Penentuan pengukuran proses pengawasan yang meliputi:
pelaksanaan kegiatan 1. Expectation,yakni merumuskan
Penetapan standar akan sia-sia apa yang diinginkan dari
bila tidak disertai berbagai cara pelaksanaan tugas, dan harapan
untuk mengukur pelaksanaan dari sebuah kebijakan yang
kegiatan nyata.Tahap kedua ini dilaksanakan.
menentukan pengukuran
pelaksanaan kegiatan secara 2. Allocation,yaitu mengalokasikan
tepat. sumber-sumber yang ada untuk
c. Pengukuran pelaksanaan mencapai tujuan yang
kegiatan Ada beberapa cara diinginkan.
untuk melakukan pengukuran
3. Monitoring Performance,yaitu
pelaksanaan yaitu: 1)
mencatat dan memonitoring hasil
Pengamatan. 2) Laporan-
kegiatan.
laporan baik lisan ataupun
tertulis. 3) Metode-metode 4. Correction Action, melakukan
otomatis. 4) Pengujian atau tindakan tindakan koreksi jika
dengan pengambilan sampel. hasil koreksi jika hasil kegiatan
d. Perbandingan pelaksanaan berbeda dengan tujuan yang
dengan standar analisis ditetapkan.
penyimpangan Tahap kritis
dari proses pengawasan adalah
membandingkan pelaksanaan
nyata dengan pelaksanaan METODE
yang telah direncanakan atau Dalam menganalisa data yang
standar yang telah ditetapkan. penulis peroleh baik data primer

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 9


maupun data sekunder, penulis monitoring performance, correction
mempergunakan Teknik Deskriptif action.
yakni analisa yang berusaha
memberikan gambaran terperinci 1. Expectation
berdasarkan kenyataan-kenyataan Suatu kebijakan yang telah
yang ditemukan dilapangan mengenai ditetapkan dan kemudian diterapkan
Pelaksanaan Pengawasan Izin ditengah-tengah manyarakat memiliki
Mendirikan Bangunan oleh Dinas tujuan didalam rangka
Cipta Karya dan Tata Ruang di mensejahterakan kehidupan
Kabupaten Siak. Berdasarkan metode masyarakat. Expectation adalah
penelitian yang telah dikemukakan merumuskan apa yang diinginkan dari
diatas, maka data informasi yang pelaksanaan tugas, dan harapan dari
diperoleh akan dikelompokkan dan sebuah kebijakan yang dilaksanakan.
dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan Penataan ruang yang baik dapat
dianalisa secara kualitatif yang menunjang semua aspek kehidupan
disajikan dalam bentuk uraian. masyarakat dan kualiatas lingkungan
fisik dapat dipertahankan bahkan
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk
kepentingan generasi saat ini, namun
1. Pelaksanaan Pengawasan Izin juga generasi yang akan datang. Ada
Mendirikan Bangunan oleh dua standar yang berdasar dari
Dinas Tata Ruang dan Cipta Expectation, yaitu :
Karya Kabupaten Siak. x Melakukan sosialisasi kepada
masyarakat tentang peraturan
Sebagaimana yang telah daerah tentang izin mendirikan
dijelaskan pada masalah penelitian bangunan.Berdasarkan hasil
dalam latar belakang masalah, bahwa wawancara dan pengamatan
betapa pentingnya pengawasan untuk terlihat bahwa yang merupakan
mengontrol apa-apa yang telah di pelaksanaan dari tugas dinas
tentukan, dalam hal ini proses tata ruang dan cipta karya
pelaksanaan pengawasan izin dalam hal memberikan
mendirikan bangunan yang penyuluhan dan sosialisasinya
dilaksanakan oleh dinas cipta karya sudah baik, karena dari pihak
dan tata ruang kab. Siak . Dimana Dinas sendiri sudah
masih terdapat banyak masalah di melaksakan sosialisasi yang
dalam pelaksaaannya, baik masalah sebagai mana seharusnya
teknis dan non teknis. dilakukan.
Melihat masih banyaknya x Memasang plang sosialisasi
permasalahan yang dihadapi, maka dan plang peringatan.
penulis melakukan penelitian tentang Pemasangan plang sosiallisasi
Pelaksanaan Pengawasan Izin dan peringatan oleh Dinas Tata
Mendirikan Bangunan oleh Dinas Ruang dan Cipta Karya
Cipta Karya dan Tata Ruang dengan memang ada terpasang dan
menggunakan teori teori syafri dilihat oleh masyarakat. Dan
(2004:15) yang mengacu pada segi dari pengamatan penulis
proses pengawasan yaitu expectation,

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 10


sendiri menang hampir di yang berada di kantor dan
setiap ruas jalan sudah yang melakukan pengawasan
terpasang baik plang-plang masih kurang, sehingga untuk
sosialisasi IMB, ataupun optimalisasi pengawasan yang
plang-plang batasan garis seharusnya tidak dapat di
sempadan jalan. Jadi untuk wujudkan.
indikator exspectations dinas x Sarana dan Prasarana.
tata ruang dan cipta karya Berdasarkan data yang
sudah dapat dikatakan baik didapat dari dinas terkait
terlihat dari jawaban- jawaban diketahui bahwa masih
positif dari masyarakat dan banyak kekurangan sarana
yang penulis lihat di lapangan. penunjang pengawasan ini.

2. Allocation 3. Monitoring Performance


Allocation disini yaitu
bagaimana mengalokasikan sumber- Merupakan penilaian apakah
sumber daya yang ada untuk mencapai suatu pengawasan yang dilaksanakan
tujuan yang diinginkan atau yang sebagaimana direncanakan.
diharapkan. Dalam hal ini bagaimana Monitoring akan memberikan umpan
Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang balik yang terus menerus pada
mengalokasikan sumber daya yang kebijakan yang dilaksanakan dan
dimiliki untuk melaksanakan mengidentifikasikan masalah begitu
pengawasan terhadap izin mendirikan muncul dengan mencatat dan
bangunan, agar pengawasan dapat memonitoring hasil kegiatan. Berikut
optimal sehingga sejalan dengan kutipan wawancara dengan mengenai
tujuan yang telah ditetapkan langkah monitoring yang dilakukan
sebelumnya. Allocation ini dapat oleh Dinas Cipta Karya dan Tata
dilihat dari 3 indikator sebagai berikut Ruang ketika ditanyakan kepada Kasi
: Pengawasan dan Pengendalian perihal
x Dana atau Anggaran langkah pengawasan monitoring
Dari hasil wawancara performance yang dilakukan. 2
diketahui bahwa keterbatasan indikator sebagai berikut :
anggaran yang tersedia untuk x Survei Lapangan.
dialokasikan berpengaruh Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap maksimalnya dan keterangan informan
pelaksanaan pengawasan diketahui bahwa indicator ini
tersebut untuk mendapatkan
sudah terlaksana dengan baik.
hasil yang sesuai dengan
diharapkan, maka dalam hal x Pencatatan pelanggaran.
dana dan anggaran dapat Berdasarkan keterangan
GLNDWDNDQ ³NXUDQJ EDLN´ wawancara diketahui bahwa
x Jumlah sumber daya manusia pihak dinas dalam hal ini
yang dimiliki. Dari hasil belum melakukan pendataan
pengamatan menunjukkan
secara baik.
bahwa jumlah petugas baik

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 11


4. Corection Action terhitung sejak
Melakukan tindakan koreksi peringatan tertulis ketiga
jika hasil kegiatan berbeda dengan diterima.
tujuan yang ditetapkan. Mengambil
Tindakan perbaikan melalui tindakan Pasal 24
yang dilakukan untuk memperbaiki 1. Pemilik bangunan yang
penyimpangan dan kesalahan yang dikenakan sanksi
terjadi agar pelaksanaan tugas tetap pembatasan kegiatan
mengarah pada tujuan yang telah pembangunan wajib
ditetapkan dengan melakukan melakukan perbaikan
sosialisasi kepada semua pihak yang atas pelanggaran.
terkait. Kemudian memberikan 2. Pemilik bangunan yang
peringatan dan teguran dan tidak mengindahkan
memberikan sanksi juga jalan keluar. sanksi pembatasan
x Memberikan teguran dan kegiatan pembangunan
peringatan. Indicator ini dapat sebagaimana dimaksud
dikatakan sudah baik dalam pasal 23 dikenakan
sebagaimana diketahui dari sanksi berupa
hasil wawancara terhadap penghentian sementara
informan yg bersangkutan. pembangunan dan
x Memberikan sanksi atau jalan pembekuan IMB.
3. Pemilik bangunan yang
keluar, Berikut Ketentuan telah dikenakan sanksi
Berdasarkan Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud
Kabupaten Siak No 3 Tahun pada ayat (2) wajib
2012 Pasal 23 sampai Pasal melakukan perbaikan
25 yang berbunyi : atas pelanggaran dalam
waktu 14 hari kalender
Pasal 23 terhitung sejak tanggal
1. Pemilik bangunan yang pengenaan sanksi.
tidak mengindahkan
sanksi dimana Pasal 25
dimaksudkan dalam pasal Pemilik bangunan yang
22, dapat dikenakan tidak mengindahkan
sanksi berupa sanksi penghentian
pembatasan kegiatan sementara pembangunan
pembangunan dan pembekuan IMB
2. Pemilik bangunan yang sebagaimana dimaksud
dikenakan sanksi berupa dalam pasal 24 ayat (2)
sebagaimana yang dikenakan sanksi berupa
dimaksud pada ayat (1) penghentian tetap
wajib melakukan pembangunan,
perbaikan atas pencabutan IMB dan
pelanggaran yang surat perintah
dilakukan dalam waktu pembongkaran bangunan.
14 hari kalender,

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 12


Dalam hal ini berdasarkan 2. Dana / Anggaran
wawancara dan pengamatan Faktor dana/Anggaran dalam
dilapangan, dapat dikatakan melakukan pengawasan
pengamatan dan keterangan berperan sangat penting dalam
dinas terkait dapat dikatakan kelancaran proses
kurang baik sebab sangsi yang pengawasan agar pencapaian
diberikan masih belum tujuan yang telah ditentukan
dilaksanakan dengan dapat maksimal dan sesuai
maksimal. dengan yang diinginkan.
Biaya yang digunakan untuk
kelancaran kegiatan
B. Faktor-faktor yang pengawasan adalah biaya
mempengaruhi pelaksanaan operasional dalam melakukan
pengawasan izin mendirikan pengawasan. Di mana biaya
bangunan oleh dinas cipta operasional pengawasan
digunakan untuk
karya dan tata ruang.
pemeliharaan kendaraan
Telah diketahui sebelumnya operasional lapangan dan
bahwa penelitian ini bertujuan untuk biaya untuk program
mengetahui faktor-faktor apa saja pengawasan dan pengendalian
yang mempengaruhi pelaksanaan seperti melakukan sosialisasi
Pengawasan izin mendirikan kepada masyarakat.
bangunan yang dilakukan oleh dinas 3. Fasilitas
cipta karya dan tata ruang. Setelah
Di setiap pengawasan juga
penulis melakukan serangkaian
dibutuhkan saranan dan prasarana
kegiatan berupa observasi dan
yang mendukung. Adapun sarana dan
wawancara, maka penulis akan
prasarana yang menjadi pendukung
menjelaskan mengenai Faktor-faktor
dalam pelaksanaan pengawasan ini
apa saja yang mempengaruhi
adalah Kendaraan operasional yang
pelaksanaan pengawasannya.
produktif dan memadai, media
Adapun faktor-faktor apa saja
eletronik didalam mengamati keadan
yang mempengaruhi pelaksanaan
visual objek yang diawasi, sarana
pengawasan adalah sebagai berikut:
komunikasi antar personel dilapangan
1. Sumber daya manusia
agar tercipta suatu komunikasi yang
Faktor terpenting dalam
baik sehingga tindakan menjadi lebih
melaksanakan koordinasi
tanggap, cepat dan aktif, kemudian
adalah adanya sumber daya
alat pendukung lainnya.
manusia. Untuk kelancaran
suatu koordinasi dibutuhkan
manusia yang produktif, serta
kemampuan manusianya yang
handal sebagai pengelola yang SIMPULAN
profesional dalam hal ini
Berdasarkan hasil penelitian
pihak-pihak yang terkait
dan pembahasan yang telah peneliti
dalam melakukan
lakukan dilapangan yaitu dari
pengawasan.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 13


sejumlah wawancara yang peneliti tindakan pembongkaran terhadap
lakukan mengenai pelaksanaan pelanggaran yang terjadi, sehingga
pengawasan izin mendirikan bangunan tidak menimbulkan efek jera terhadap
oleh dinas tata ruang dan cipta karya pelanggar dan juga pengawasan
kabupaten siak dapat peneliti terhadap izin mendirikan bangunan
simpulkan bahwa: tidak berjalan dengan baik dan rutin
a. Pelaksanaan Pengawasan izin sebagaimana mestinya.
mendirikan bangunan oleh dinas tata b. Faktor-faktor yang mempengaruhi
ruang dan cipta karya termasuk dalam pelaksanaan pengawasan izin
kategori kurang baik. Pelaksanaan mendirikan bangunan oleh dinas cipta
pengawasan yang paling Kurang Baik karya dan tata ruang kabupaten siak
adalah corecction action. Hal ini adalah sumber daya manusia dari
disebabkan karena belum adanya petugas dinas terkait, anggaran dana,
pemberian sanksi yang tegas sehingga kemudian sarana dan prasarana atau
selalu terjadi pelanggaran, walaupun fasilitas yang dimiliki masih belum
sebelumnya sudah ada diberi sanksi mencukupi.
pemberhentian sementara proses
pembangunan, namun yang terjadi
dilapangan masyarakat tetap
mengacuhkan sanksi itu. Dan yang
paling terakhir seperti tidak adanya

DAFTAR PUSTAKA

Brantas. 2009. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta : Ghalia


Manajemen. Bandung : Indonesia.
Alfabeta Maman Ukas. 2004. Manajemen:
Handoko, T. Hani. 1990. Manajemen Konsep, Prinsip dan Aplikasi.
Sumber Daya Manusia. Bandung : Agnini.
Jakarta: Ghalia. Manullang, 1993. Manajemen
Hasibuan. 2000. Manajemen Dasar, Personalia. Jakarta: Ghalian
Pengertian dan Masalah. Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara. Moekijat. 1979. Manajemen
Kadarman, A.M, 2001. Pengantar ilmu Kepegawaian. Bandung:
manajemen, buku panduan Alumni.
mahasiswa, Jakarta: Gramedia Ranupandoyo, Hedjrahman. 1993.
Pustaka Utama/Prenhallindo Prinsip Pendisiplinan.
Lubis, H. Ibrahim. 1985. Yogyakarta: UGM.
Pengendalian dan
Pengawasan Proyek dalam
Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 14
Saylees. 1998. Teknik Pengontrolan The Liang Gie. 1996. Administrasi
Pegawai Kantor. Bandung : Perkantoran Modern.
Tarsito Yogyakarta: Liberty.
Siagian, S.P. 2002. Manajemen Wursanto. 1990. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Jakarta Kepegawaian. Yogyakarta:
: Bumi Aksara. Kanisius.
Simanjuntak, Payaman. 2006. Winardi. 1993. Azas-azas Manajemen.
Manajemen dan Evaluasi Bandung : Alumni.
Kerja. Jakarta: UI Winardi, 2000. Kepemimpinan Dan
Soejono, Imam. 1986. Teknik Manajemen, jakarta : PT
Memimpin Pegawai dan Reneka Cipta
Pekerja. Jakarta : Jaya Sakti.
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Perundang-undangan
Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Undang-undang Nomor 26 Tahun
Administrasi. Bandung: Alfa 2007 tentang Penataan Ruang
Beta. Peraturan Kabupaten Siak nomor 24
Sukarna. 1993. Teknik Pengawasan Tahun 2007 tentang Ketentuan
Pegawai. Jakarta: Jaya Sakti Izin Mendirikan Bangunan.
Syafri, Harahap; sofyan. 2004, Sistem Peraturan Kabupaten Siak nomor 3
Pengawasan Tahun 2012 tentang Izin
Manajemen.Jakarta: Mendirikan Bangunan di
QUANTUM Kabupaten Siak.

Jom FISIP Volume 1 No. 2 Oktober 2014 Page 15

You might also like