You are on page 1of 12

PELAKSANAAN KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN UNTUK

PEMBANGUNAN JALAN BY PASS DI KOTA BUKITTINGGI


ANA RAMADHONA
Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Putri Maharaja
Jl. Inai Belakang SPBU Koto Nan IV Payakumbuh
email: anas_mgjxiii@yahoo.com

Abstract
The increasing price of urban land causes the government difficulty in providing land for
development. The status of land tenure will be more legal with the certificate as proof of ownership
and ownership of land rights. Presidential Regulation no. 65 year 2006 stated that the procurement
of land for the implementation of development for public interest by the government carried out by
way of disposal or surrender of land rights. Article 18 of the UUPA explains that the revocation of a
person's right to the land owned by the government shall only be exercised if the land is used for the
common good including the interests of the nation and the state and the common interest of the
people, the rights of the land may be revoked, compensating feasible as regulated by law. This study
aims to find out how the implementation of land consolidation for the construction of By Pass in
Bukittinggi City. To find out the obstacles faced by the local government of Bukittinggi city in the
settlement. This research uses sociological juridical method, primary data in research is interview
to informant and second data is library materials. The results show that the implementation of land
consolidation of By Pass of Bukittinggi city has not been implemented maximally because the
community has not fully understand the purpose and objectives of the implementation of land
consolidation so that the people do not wholeheartedly implement it. Constraints faced in the
completion of land consolidation for by-pass included the lack of public knowledge about land
consolidation, the objections of some communities in handing over their consolidated land to the
government and Most of the consolidated lands are customary soils together so it is a bit difficult in
decision maker.
Keywords: Consolidation, Land, Development, Government, Society
Abstrak
Meningkatnya harga tanah diperkotaan menyebabkan pemerintah kesulitan menyediakan
tanah untuk pembangunan. Status penguasaan tanah akan lebih berkepastian hukum dengan
sertipikat sebagai bukti penguasaan dan pemilikan hak atas tanah. Perpres No. 65 tahun 2006
dikatakan bahwa pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh
pemerintah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. Pasal 18 UUPA
menjelaskan bahwa pencabutan hak seseorang terhadap tanah yang dimilikinya yang dilakukan
oleh pemerintah hanya boleh dilakukan apabila tanah tersebut dipergunakan untuk kepentingan
umum termasuk kepentingan bangsa dan negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak
atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak yang diatur dengan undang-
undang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan konsolidasi tanah untuk
pembangunan jalan By Pass di Kota Bukittinggi. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi
oleh pemerintah daerah kota Bukttinggi dalam penyelesaian. Penelitian ini menggunakan metode
yuridis sosiologis, data primer dalam penelitian adalah wawancara terhadap informan dan data
sekunder adalah bahan-bahan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan
konsolidasi tanah jalan By Pass kota Bukittinggi belum terlaksana secara maksimal karena
masyarakat belum sepenuhnya paham dan mengerti mengenai maksud dan tujuan dari pelaksanaan
konsolidasi tanah sehingga masyarakat tidak sepenuh hati melaksanakannya. Kendala-kendala
yang dihadapi dalam penyelesaian konsolidasi tanah untuk jalan by pass antara lain minimnya
pengetahuan masyarakat tentang konsolidasi tanah, adanya keberatan dari sebagian masyarakat


Naskah diterima: 08 Sebtember 2017, direvisi: 10 Sebtember 2017, disetujui untuk terbit: 18 Sebtember 2017

73
Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

dalam menyerahkan tanahnya yang terkena konsolidasi kepada pemerintah dan Sebagian besar
tanah-tanah yang terkena konsolidasi adalah tanah adat yang merupakan tanah milik bersama
sehingga agak kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Kata kunci: Konsolidasi, Tanah, Pembangunan, Pemerintah, Masyarakat

kualitas lingkungan hidup dan


PENDAHULUAN
pemeliharaan sumber daya alam, dapat
Pada saat sekarang dalam menjadi salah satu sarana pembangunan
“pembangunan nasional sangat kawasan perkotaan.3
memerlukan tanah tetapi kebutuhan
Konsolidasi tanah perkotaan
tersebut tidak mudah untuk dipenuhi”.1
merupakan salah satu model
PENGGUNAAN tanah harus disesuaikan
pembangunan yang berkaitan dengan
dengan keadaan dan sifat dari hak itu,
penyediaan tanah untuk prasarana jalan
sehingga baik bagi kesejahteraan yang
dan fasilitas umum dengan
mempunyai tanah tersebut maupun yang
mengikutsertakan partisipasi aktif
bermanfaat bagi masyarakat dan negara.2
masyarakat dan pihak swasta, serta
Usaha yang ditempuh oleh sebagai wujud nyata dalam pelaksanaan
pemerintah di bidang pertanahan dalam fungsi sosial atas tanah, dan mewujudkan
pengadaan tanah dan untuk meningkatkan lingkungan permukiman yang ATLAS
kualitas lingkungan di wilayah perkotaan (Aman, Tertib, Lancar, dan Sehat). Yang
atau permukiman, adalah dengan mana pelaksanaan konsolidasi tanah
mengambil kebijaksanaan konsolidasi perkotaan ini secara fungsional
tanah perkotaan. Banyaknya kepentingan dilaksanakan oleh Satuan Tugas
komponen dan kompleksnya pemanfaatan Pelaksana Konsolidasi Tanah Perkotaan
ruang di kawasan perkotaan menambah Kabupaten/ Kota yang dibentuk dengan
rumitnya permasalahan penataan ruang di Surat Keputusan Bupati/ Walikota.
kawasan perkotaan. Berkaitan dengan
“Konsolidasi tanah adalah suatu
masalah tersebut, dibutuhkan suatu
metode pembangunan yang merupakan
mekanisme perencanaan kawasan
salah satu kebijaksanaan pengaturan
perkotaan dan pelaksanaannya yang dapat
penguasaan tanah, penyesuaian
berjalan selaras dengan perkembangan
penggunaan tanah dengan Rencana Tata
dan pertumbuhan suatu kota. Konsolidasi
Guna Tanah/Tata Ruang dan pengadaan
tanah, mengupayakan penataan kembali
tanah untuk kepentingan pembangunan
penguasaan, pemilikan dan penggunaan
serta kualitas lingkungan
tanah sesuai dengan tata ruang wilayah
hidup/pemeliharaan sumber daya alam.”4
serta mengupayakan pengadaan tanah
untuk pembangunan yang meningkatkan
3
http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/09/kon
solidasi-tanah-dalam-penataan-ruang, diakses
1
Soejono dan Abdurrahman, 2003, Prosedur tanggal 3 september 2017
4
Pendaftaran Tanah, Rineka Cipta, Jakarta, Hlm. Hasni, 2008, Hukum penataan Ruang dan
58 Penatagunaan Tanah, Rajawali Pers, Jakarta, ,
2
Penjelasan Pasal 6 UUPA, Hlm 38. Hlm. 299

74 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 3, No 1, September 2017

Konsolidasi tanah perkotaan adalah 9) Menghemat dana pemerintah untuk


menata persil-persil yang bentuknya tidak pembangunan.
beraturan dalam lingkungan pemukiman 10) Menghindari kesulitan dana ganti
atau yang direncanakan untuk pemukiman rugi dalam memperoleh tanah untuk
sehingga menjadi persil-persil teratur dan fasilitas umum.
tertib yang semuanya menghadap jalan 11) Meningkatkan kemakmuran kota
atau rencana jalan dan dilengkapi dengan dengan sistem pajak.
penyelesaian tanah untuk sarana umum 12) Menimbulkan kepastian hukum atas
yang diperlukan sesuai dengan rencana pemilikan tanah karena setiap peserta
umum tata ruang kota yang bersangkutan. konsolidasi seluruhnya mendapatkan
tanda bukti atas tanah. ( sertifikat)”.5
Ada beberapa manfaat yang diperoleh
dari pelaksanaan konsolidasi tanah Dalam Pasal 18 UUPA menjelaskan
perkotaan yaitu: bahwa pencabutan hak seseorang terhadap
tanah yang dimilikinya yang dilakukan
1) “Meningkatkan pembangunan kota
oleh pemerintah hanya boleh dilakukan
untuk memenuhi kebutuhan
apabila tanah tersebut dipergunakan untuk
pertambahan penduduk yang cepat.
kepentingan umum termasuk kepentingan
2) Menyediakan tanah bagi
bangsa dan negara serta kepentingan
pembangunan untuk pemecahan
bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah
problema pemukiman.
dapat dicabut, dengan memberi ganti
3) Menata pendaftaran dan mempebaiki
kerugian yang layak yang diatur dengan
problema yang berkaitan dengan
Undang-Undang.
kadaster.
4) Membatasi garis batas yang baru dan Dari ketentuan UUPA tersebut di
jelas bagi penguasaan tanah atas, dapat ditemukan tiga unsur pokok,
maksimum. yaitu:
5) Melengkapi fasilitas umum perkotaan a. Kepentingan umum
dan meningkatkan sistem-sistem membutuhkan diadakannya
saluran limbah serta sanitasi pencabutan hak.
lingkungan. b. Pencabutan hak yang dilakukan
6) Meningkatkan penggunaan tanah dan harus dilakukan dengan
kedudukan hukum para pemilik pemberian ganti kerugian kepada
tanah. yang berhak
7) Memecahkan masalah penghuni liar c. Tindakan yang dilakukan
dan memperindah lingkungan didasarkan atas ketentuan
perkotaan. Undang-Undang yang berlaku.
8) Mengembangkan areal pemukiman
masyarakat dan industri untuk
kepentingan bisnis dan industri.
5
Juniarso Ridwan, 2008, Hukum Tata
Ruang, nuansa, Bandung, Hlm. 51

P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678 - 75


Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

Dari penjelasan tersebut di atas, jelas perjanjian digunakan dalam konsolidasi


bahwa pencabutan hak tidak berarti tanah.7
bahwa suatu hak akan dicabut begitu saja, Untuk itu perlu diadakan perjanjian
tetapi diberikan suatu ganti kerugian yang antara pemilik tanah dengan pemerintah
layak. Tanah yang diperlukan untuk yang melaksanakan pembebasan tanah
kepentingan umum tersebut “terlebih sehingga nantinya tidak menimbulkan
dahulu diusahakan agar tanah itu dapat persengketaan di antara kedua belah
diperoleh dengan persetujuan pemiliknya pihak. Perjanjian itu haruslah sama-sama
dengan cara jual beli, tukar menukar”.6 mengutamakan hak dan kewajiban dari
Sebelum lokasi konsolidasi tanah masing-masing pihak agar tercipta suatu
ditetapkan dengan Surat Keputusan keadilan.
Bupati/Walikota, salah satu persyaratan
penetapan obyek konsolidasi tanah adalah Pelepasan atau penyerahan hak atas
adanya kesediaan pemilik tanah untuk tanah bagi pelaksanaan pembangunan
menyetujui pelaksanaan konsolidasi jalan By pass kota Bukittinggi ini
tanah. Dengan kata lain menyetujui hendaknya dilakukan berdasarkan prinsip
melepaskan sebagian hak atas tanahnya penghormatan terhadap hak atas tanah,
untuk disumbangkan dalam konsolidasi artinya sekalipun kepentingan umum
tanah tanpa ganti rugi berupa uang. Ganti sangat menghendaki tanah yang
rugi dalam konsolidasi tanah adalah ganti bersangkutan harus diambil oleh negara,
rugi berupa lingkungan yang tertata rapi, tetapi hak orang yang menjadi pemegang
semua tanah menghadap ke jalan, hak atas tanah harus tetap dihormati.
terdapatnya fasilitas umum dan fasilitas Dalam pelaksanaannya pembangunan
sosial, dan kepastian hak atas tanah jalan By Pass Kota Bukitinggi
berupa sertipikat yang diperoleh secara menyebabkan timbulnya beberapa
cuma-cuma sebagai kompensasi atas masalah dan persengketaan, terutama
tanah yang disumbangkan dalam tentang pelaksanaan konsolidasi tanah
konsolidasi tanah. Makna “menyetujui” yang dilakukan antara pemerintah dengan
adalah sepakat. Kesepakatan melahirkan pemilik tanah, dan apa saja kendala-
perjanjian. Perjanjian menimbulkan kendala yang dihadapi dalam pelaksaan
perikatan, dan perikatan menimbulkan konsolidasi tanah untuk pembangunan
akibat hukum. Akibat hukum diatur jalan by pass di Kota Bukittinggi.
dalam hukum perjanjian. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan konsolidasi tanah
untuk pembangunan jalan By Pass di Kota
Bukittinggi. Untuk mengetahui kendala-
kendala yang dihadapi oleh pemerintah
6
Adrian Sutedi, 2007, Implementasi Prinsip
7
Kepentingan Umum dalam Pengadaan Tanah https://gagasanhukum.wordpress.com/2009/
Untuk Pembangunan, Sinar Grafika, Jakarta, Hlm. 01/05/tantangan-dan-hambatan-konsolidasi-tanah-
88 bagian-v.

76 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 3, No 1, September 2017

daerah kota Bukttinggi dalam Dalam Surat Keputusan


penyelesaian konsilidasi tanah By pass Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II
Kota Bukittinggi. Sehubungan dengan hal Bukittinggi dinyatakan bahwa
tersebut diatas penulis tertarik untuk pembangunan jalan Bukittinggi By Pass
mengetahui bagaimana pelaksanaan sepanjang 9,4 Kilometer dengan lebar
konsolidasi tanah perkotaan dan kendala- jalan 26 meter akan dilaksanakan melalui
kendala yang dihadapi dalam tiga daerah kecamatan yang terdiri dari
pelaksanaannya sehingga penulisan karya enam kelurahan, yaitu:
ilmiah ini berjudul “PELAKSANAAN a. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan,
KONSOLIDASI TANAH PERKOTAAN yang terdiri dari:
UNTUK PEMBANGUNAN JALAN BY 1. Kelurahan Kubu Gulai Bancah
PASS DI KOTA BUKITTINGGI” 2. Kelurahan Campago Ipuh
METODE PENELITIAN 3. Kelurahan Mangis Gantiang
Penelitian ini bersifat yuridis 4. Kelurahan Pulai Anak Air.
sosiologis. Pendekatan yuridis digunakan b. Kecamatan Guguk Panjang, yang
karena dari pelaksanaan konsolidasi tanah terdiri dari satu kelurahan yaitu
ini apakah telah sesuai dengan peraturan Kelurahan Tarok Dipo.
yang mengaturnya dan penelitian c. Kecamatan Aur Bitugo Tigo Baleh
dilakukan di lapangan untuk memperoleh yang terdiri dari satu kelurahan yaitu
data primer dengan melalui wawancara Kelurahan Aur Kuning.
terhadap informan. Disamping itu juga d. Kegiatan konsolidasi tanah di kota
dilakukan penelitian terhadap bahan- Bukittinggi ini dilaksanakan dengan
bahan kepustakaan untuk mendapatkan luas sebagai berikut:
data sekunder. Kegiatan konsolidasi tanah di kota
Bukittinggi ini dilaksanakan dengan luas
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai berikut:
A. Pelaksanaan Konsolidasi Tanah
Kelurahan Luas Tanah Luas Tanah
Perkotaan Untuk Pembangunan Sebelum Setelah
Jalan By Pass di Kota Bukittinggi Penataan Penataan
(m2) (m2)
1. Penetapan Proyek Kubu Gulai 42.242 36.438
Bancah
Konsolidasi tanah diselenggarakan
Campago Ipuah 97.030 82.476
secara fungsional oleh Badan Pertanahan Mangis 144.789 117.265
Nasional. Dalam penyelenggaraan Gantiang
konsolidasi tanah Kepala Kantor Pulai Anak Air 262.226 222.726
Tarok Dipo 82.820 78.950
Pertanahan Kota Bukittinggi melakukan
Aur Kuning 88.857 74.834
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan
penataan kembali penguasaan dan
penggunaan tanah objek konsolidasi
tanah.

P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678 - 77


Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

2. Sosialisasi materi penyuluhannya secara umum yaitu


kegiatan konsolidasi tanah secara umum,
Sebelum dilakukan penyuluhan,
manfaat konsolidasi tanah bagi peserta
perangkat kelurahan sebagai anggota Tim
konsolidasi, sumbangan peserta
Koordinasi mengadakan pendataan nama-
konsolidasi dalam konsolidasi tanah
nama pemilik tanah yang termasuk dalam
berupa sumbangan tanah untuk
peserta konsolidasi tanah. Selanjutnya
pelaksanaan dan lain-lain yang berkaitan
nama dari pemilik tanah dilaporkan
dengan pelaksanaan konsolidasi tanah.
kepada Ketua Tim Koordinasi. Para
tanahnya secara sukarela untuk
peserta konsolidasi diminta hadir pada
pembangunan jalan By Pass.
pertemuan yang dilangsungkan pada
masing-masing kelurahan untuk Sosialisasi atau penyuluhan
mendapatkan penyuluhan dan pengarahan dilaksanakan oleh pemerintah secara
dari pemerintah kota melalui Tim langsung. Penyuluhan diberikan kepada
Koordinasi sehubungan dengan masyarakat terutama para pemilik tanah
pembangunan jalan By Pass Bukittinggi dilokasi konsolidasi tanah, pemuka
serta pengadaan tanah dengan sistem masyarakat, ketua RW dan aparat
konsolidasi. Pada pertemuan ini juga pelaksana pada lokasi terpilih. Hal itu
dilakukan musyawarah dengan para dimaksudkan agar masyarakat semakin
pemilik tanah untuk memperoleh mengerti tentang manfaat kegiatan
persetujuannya dalam pengadaan tanah konsolidasi tanah dan ikut secara aktif
dengan sistem konsolidasi dan kesediaan dalam pelaksanaannya. Penyuluhan
untuk menyumbangkan sebagian kecil kepada aparat pelaksana dimaksudkan
tanahnya secara sukarela untuk agar aparat tersebut mengerti tugas dan
pembangunan jalan By Pass. tanggung jawab dalam melaksanakan
kegiatan konsolidasi tanah. Adapun
Sosialisasi atau penyuluhan
materi penyuluhannya secara umum yaitu
dilaksanakan oleh pemerintah secara
kegiatan konsolidasi tanah secara umum,
langsung. Penyuluhan diberikan kepada
manfaat konsolidasi tanah bagi peserta
masyarakat terutama para pemilik tanah
konsolidasi, sumbangan peserta
dilokasi konsolidasi tanah, pemuka
konsolidasi dalam konsolidasi tanah
masyarakat, ketua RW dan aparat
berupa sumbangan tanah untuk
pelaksana pada lokasi terpilih. Hal itu
pelaksanaan dan lain-lain yang berkaitan
dimaksudkan agar masyarakat semakin
dengan pelaksanaan konsolidasi tanah.
mengerti tentang manfaat kegiatan
konsolidasi tanah dan ikut secara aktif 3. Pelaksanaan Pelepasan Hak
dalam pelaksanaannya. Penyuluhan dan Perjanjian Konsolidasi
kepada aparat pelaksana dimaksudkan “Perjanjian adalah suatu peristiwa
agar aparat tersebut mengerti tugas dan dimana seseorang berjanji kepada
tanggung jawab dalam melaksanakan seseorang lain atau dimana dua orang itu
kegiatan konsolidasi tanah. Adapun saling berjanji untuk melaksanakan

78 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 3, No 1, September 2017

sesuatu hal”.8 Perjanjian itu haruslah Kepala Kantor Pertanahan


sama-sama mengutamakan hak dan membubuhkan tanda tanganya pada tiap
kewajiban dari masing-masing pihak agar naskah pernyataan, setelah lengkap
tercipta suatu keadilan. “Keadilan sedikit ditandatangani oleh segenap para peserta
banyaknya akan terwujud apabila konsolidasi tanah, disertai pernyataan
pemerintah dalam melaksanakan bahwa tanda tangan para peserta
kebijakannya itu didasarkan kepada etika konsolidasi tanah tersebut dibubuhkan
kepentingan umum, terlebih lagi bila dihadapannya pada tanggal yang
dibarengi dengan kesadaran administratif bersangkutan.
dalam pelaksanaannya”.9 Oleh Kepala Kantor Pertanahan,
Atas dasar kesepakatan yang telah dibuat risalah mengenai pernyataan yang
terwujud, dilakukanlah pelepasan hak atas dibuat dalam dua ganda. Berdasarkan
tanah-tanah yang berstatus tanah hak. Risalah Kantor Pertanahan dan Naskah-
Pelepasan dan penguasaan fisik tanah- naskah Pernyataan tersebut, Kepala
tanah yang menjadi objek konsolidasi Kantor Wilayah BPN menerbitkan Surat
tanah dilakukan dihadapan Kepala Kantor Keputusan yang menerima pelepasan hak
Pertanahan setempat. atas tanah-tanah hak yang bersangkutan
dan menyatakan bahwa tanah-tanah
Pelepasan hak dan penguasaan fisik
tersebut, akan diperuntukkan sesuai apa
tersebut dilakukan dengan membuat
yang disebut dalam disain pelaksanaan
pernyataan tertulis, yang bentuk dan
konsolidasi tanah yang telah disetujui
isinya ditetapkan oleh Kepala Badan
bersama dan dikukuhkan oleh Kepala
Pertanahan Nasional. Pernyataan itu
Badan Pertanahan.
dilakukan secara kolektif oleh semua
peserta menurut status tanahnya, yaitu Untuk mewujudkan maksud diatas,
pernyataan kolektif oleh sekelompok para sebagai konsekwensinya para pemilik
pemegang hak atas tanah, yang masing- tanah sebagai pihak II (kedua) diminta:
masing membubuhkan tanda tangannya. a. “Kesediaanya untuk menyumbangkan
Pernyataan bukan hanya mengenai sebagian tanahnya untuk kepentingan
pelepasan hak atau penguasaan fisik penataan dan fasilitas umum dan
tanahnya, melainkan juga menyebutkan fasilitas sosial dengan persentase
syarat-syarat dan perjanjiannya sebagai sesuai dengan kesepakatan yang
mana yang dimuat dalam Desain diperjanjikan dikalikan dengan luas
pelaksanaan konsolidasi tanah. tanah dari masing-masing pemilik
tanah”.
b. Peserta konsolidasi menerima
8
Subekti, 1976, Hukum Perjanjian, PT keadaan tanah yang telah
Intermasa, Jakarta, Hlm. 1
9
Marmin M. Roosadijo, 1979, Tinjauan dikonsolidasi karena tata letak
Pencabutan Hak-hak Atas Tanah dan Benda- tanahnya sudah diatur.
banda yang Ada Diatasnya, Ghalia Indonesia,
Jakarta, Hlm 23.

P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678 - 79


Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

Untuk mendapatkan bagaimana berkedudukan sebagai pemegang hak atas


konsekwensi perjanjian tentang objek tanah yang diserahkan sebagai objek
konsolidasi di lapangan di dapatkan data- konsolidasi.
data sebagai berikut, yakni dimana dari Semuanya mengacu kepada desain
pelaksanaan perjanjian konsolidasi ini pelaksanaan konsolidasi tanah yang
masyarakat peserta konsolidasi bersangkutan. Kepada penerima hak
mengharapkan bahwa tanah mereka yang perorangan kiranya akan diberikan hak
dikonsolidasikan tidak berubah status milik. Jika berstatus badan hukum, akan
pemilikan hak atas tanah atau tidak diberikan hak guna bangunan dengan
mengurangi hak penguasaan atas tanah jangka waktu tiga puluh tahun.
tersebut serta tidak akan mengurangi luas
tanah masing-masing pemilik atau peserta 5. Pengukuran Pemetaan dan
konsolidasi, kecuali setelah dikurangi Pembukuan Tanah
dengan keperluan jalan di lokasi tersebut Data fisik tanah diperoleh dengan
sesuai dengan persentase dari kesepakatan mengukur dan memetakan tanah-tanah
yang telah di perjanjikan antara yang bersangkutan, setelah lokasi dan
masyarakat dengan pemerintah. batas-batasnya ditetapkan. “Pengukuran
4. Pengkaplingan Tanah yang dilakukan yaitu pengukuran dan
pemetaan keliling, pengukuran dan
Pelaksanaan fisik desain konsolidasi pemetaan rincikan, pengukuran blok plan
tanah menghasilkan wilayah dengan atau desain tata ruang hasil pengukuran
penataan tanah-tanahnya dalam kapling-
peta awal, pengukuran dan peta
kapling yang teratur yang setelah diukur pengembalian atau peta penetapan.”10
dan dipetakan menghasilkan peta Kegiatan ini menghasilkan suatu peta
pendaftaran tanah yang dimaksudkan. yang melukiskan semua bidang tanah
Dengan mengacu pada desain yang akan menjadi objek konsolidasi.
pelaksanaan konsolidasi tanah tersebut,
sudah dapat diketahui masing-masing Peta yang dimaksudkan di atas
peserta konsolidasi tanah mendapat kemudian ditempatkan di kantor
kapling yang sama, yang akan diberikan kelurahan selama tiga bulan untuk
kepadanya dengan apa. Untuk itu kapling memberi kesempatan kepada yang
pun sudah dapat dibuat surat ukurnya. berkepentingan mengajukan keberatan.
Keberatan-keberatan yang diajukan
Oleh karena itu, dapat segera diusahakan untuk diselesaikan secara
diterbitkan Surat Keputusan pemberian damai. Jika tidak mungkin didamaikan,
Haknya oleh Kepala Kantor Wilayah yang bersangkutan boleh mengajukan ke
BPN, yang menurut Peraturan Kepala pengadilan untuk menyelesaikan masalah
BPN Nomor 4 Tahun 1991 dilakukan tersebut.
secara kolektif, dengan ketentuan khusus
mengenai kewajiban finansial bagi 10
Hasil wawancara, sub konsolidasi tanah
penerima haknya yang semula kantor BPN Bukittinggi.

80 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 3, No 1, September 2017

Data yang sudah tersedia itu data awal yang sangat diperlukan untuk
dipergunakan sebagai data dasar untuk pelayanan di bidang pertanahan seperti
menerbitkan buku tanah dan sertifikat hak yang telah diuraikan di atas.
atas tanah-tanah hak yang bersangkutan
6. Penyerahan Sertifikat
karena tujuan pengumpulan data tersebut
adalah dalam rangka membukukan untuk Sertifikat hanya boleh diserahkan
pertama kali hak-hak atas tanah yang ada kepada pihak yang namanya tercantum
di wilayah yang mengalami kegiatan dalam buku tanah yang bersangkutan
pendaftaran secara lengkap. sebagai pemegang hak atau kepada pihak
lain yang dikuasakan olehnya. Sertifikat
Kegiatan Perpetaan dan pembukuan
merupakan surat tanda bukti hak yang
tanah yang merupakan kegiatan lanjutan
berlaku sebagai alat pembuktian yang
dari pengukuran bidang tanah sangat
kuat mengenai data fisik dan data yuridis
diperlukan dalam rangka terciptanya
yang termuat didalamnya, sepanjang data
kepastian hak dan tertib administrasi
tersebut sesuai dengan data yang ada
pertanahan. Bidang-bidang tanah yang
dalam surat ukur dan buku tanah hak yang
telah diukur mengenai letak dan batas-
bersangkutan.
batasnya dipetakan atau dimasukkan ke
dalam peta pendaftaran atau kegiatan Dari gambaran data yang ada di
perpetaan dan bidang-bidang tanah bawah ini maka dapat dilihat berapa
tersebut dibukukan dalam suatu daftar sertifikat yang sudah keluar dan berapa
yang disebut daftar tanah. Bidang-bidang sertifikat yang belum keluar dari
tanah di dalam daftar tanah disusun pelaksanaan konsolidasi tanah yang
berdasarkan nomor urut yaitu nomor dilaksanakan di kota Bukittinggi, yaitu:
identitas bidang atau NIB yang KELURAHAN KETERANGAN
Kubu Gulai - Pengembalian 97 persil
merupakan nomor identitas tunggal dari Bancah - Sertifikat yang sudah
suatu bidang tanah. Dalam daftar tanah keluar 66 persil
- Sertifikat yang belum
dicantumkan pula mengenai siapa yang keluar 31 persil
menguasai atau pemilik tanahnya serta Campago - Pengembalian 204 persil
Ipuah - Sertifikat yang sudah
asal atau status tanah tersebut seperti keluar 63 persil
tanah adat, tanah negara atau tanah yang - Sertifikat yang belum
keluar 141 persil
telah memiliki sesuatu hak atas tanah Mangis - Pengembalian 70 persil
termasuk data mengenai P4T (Penguasaan Gantiang - Sertifiat yang sudah
keluar 19 persil
Pemilikan Pengunaan dan Pemanfaatan - Sertifikat yang belum
Tanah). Apabila data peta pendaftaran dan keluar 51 persil
Pulai Anak Air - Pengembalian 73 persil
daftar tanah ini telah lengkap maka - Sertifikat yang sudah
diharapkan pelayanan pertanahan dapat keluar 57 persil
- Sertifikat yang belum
dilakukan lebih cepat dan lebih terjamin keluar 16 persil
kepastian haknya. Kegiatan pengukuran Tarok Dipo - Pengembalian 124 persil
- Sertifikat yang sudah
perpetaan dan pembukuan tanah keluar 49 persil
merupakan kegiatan untuk mendapatkan

P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678 - 81


Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

B. Kendala-kendala yang dihadapi setelah konsolidasi kualitas tanahnya


dalam Pelaksanaan Konsolidasi tidak sama dengan sebelum
Tanah Perkotaan Untuk konsolidasi.
Pembangunan Jalan By Pass di 3. Sebagian masyarakat peserta
Kota Bukittinggi konsolidasi belum ada kesepakatan
atas pemegang hak sehingga terlambat
Sebelum lokasi konsolidasi tanah
menyerahkan alas hak. Dengan
ditetapkan dengan Surat Keputusan
keterlambatan atau belum
Walikota salah satu persyaratan penetapan
diserahkannya alas hak maka sertifikat
objek konsolidasi tanah adalah adanya
dari pemilik tanah tidak dapat
kesediaan pemilik tanah untuk menyetujui
diterbitkan.
pelaksanaan konsolidasi tanah. Dengan
kata lain menyetujui melepaskan sebagian Disamping itu selain kendala yang
hak atas tanahnya untuk disumbangkan dihadapi pemerintah seperti yang
dalam konsolidasi tanah tanpa ganti rugi disebutkan diatas permasalahan juga
berupa uang. Ganti rugi dalam konsolidasi terjadi pada “penetapan kavling tanah
tanah adalah ganti rugi berupa lingkungan yang sulit dilakukan karena belum semua
yang tertata rapi, semua tanah menghadap peserta konsolidasi menyetujui dilakukan
kejalan, terdapatnya fasilitas umum dan konsolidasi terhadap tanahnya sehingga
fasilitas sosial, dan kepastian hak atas pengukuran dan penataan persil tanah
tanah berupa sertifikat sebagai juga sulit untuk dilakukan”.11 Dan “masih
kompensasi atas tanah yang ada masyarakat tidak menerima hasil
disumbangkan dalam konsolidasi tanah. penataan tanah awal, pendanaan yang
kurang memadai serta masih adanya
Kendala- kendala yang dihadapi
pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk
dalam pelaksanaan konsolidasi tanah di
mendapatkan tanah pada lokasi
Kota Bukittinggi adalah: 12
strategis”.
1. Tanah yang dikonsolidasi merupakan
Banyaknya pemilik tanah
tanah milik beberapa kaum. Untuk
mengeluhkan tentang batas-batas
melaksanakan konsolidasi, harus
tanahnya setelah penataan karena
mendapatkan kesepakatan dari setiap
kurangnya penjelasan dari pemerintah,
kaum dalam daerah yang
tidak jelasnya batas-batas tanah dari
dikonsolidasi. Kesepakan dari kaum
pemilik tanah menimbulkan
ini sulit untuk didapatkan terutama
persengketaan antara sesama pemilik
yang berkaitan dengan besarnya
tanah sehingga sebagian pemilik tanah
persentase sumbangan tanah yang
lebih cenderung mempertahankan batas-
akan diberikan untuk konsolidasi
batas tanahnya sebelum konsolidasi.
sehingga kegiatannya akan
memerlukan waktu yang cukup lama. 11
Hasil wawancara dengan bagian Tata
2. Masyarakat tidak mau menerima Pemerintahan.
12
Hasil wawancara dengan kepala sub
tanah hasil konsolidasi, karena tanah Konsolidasi Tanah kantor BPN Bukittinggi

82 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh


Jurnal Cendekia Hukum: Vol. 3, No 1, September 2017

Kenyataan seperti ini dapat dilihat dari sertifikat yang telah diterbitkan tidak
adanya masyarakat pemilik tanah yang sesuai dengan keadaan dilapangan salah
menjual tanahnya dan mendirikan satunya seperti salahnya pencantuman
bangunan di atas tanah yang bermasalah nama dari pemilik tanah yang sebenarnya.
padahal konsolidasi tanah tersebut belum
KESIMPULAN
selesai dilaksanakan dan belum adanya
kejelasan tentang batas-batas tanahnya Berdasarkan uraian yang telah penilis
setelah konsolidasi. kemukakan maka dapat penulis tarik
kesimpulan sebagai berikut:
Kalaupun mereka telah mengetahui
tentang batas-batas tanahnya setelah 1. Proses pelaksanaan konsolidasi tanah
konsolidasi tetapi masih ada pemilik jalan By Pass kota Bukittinggi tidak
tanah yang lain tidak mau menyerahkan terlaksana dengan maksimal, karena
tanahnya setelah hasil dari konsolidasi ada bagian-bagian yang belum
karena merasa masih berhak atas tanah dilanjutkan.
tersebut dan merasa berat untuk menerima 2. Kendala-kendala yang dihadapi
pengurangan atas tanahnya. Inilah salah pemerintah kota Bukittinggi dalam
satu yang menjadi permasalahan kenapa upaya penyelesaian masalah
sampai sekarang pelaksanaan konsolidasi konsolidasi antara lain karena
tanah ini tidak kunjung selesai. minimnya pengetahuan masyarakat
tentang tujuan dan manfaat dari
Disamping itu pelaksanaan perjanjian konsolidasi tanah. Kemudian
yang dilakukan antara pemerintah dengan
sebagian besar tanah-tanah terkena
pemilik tanah dimana masyarakat konsolidasimerupakan tanah ulayat
seharusnya mendapatkan tanah yang yang kepemilikannya kolektif.
tertata rapi namum menurut peserta
konsolidasi “pelaksanaannya sampai SARAN
sekarang belum jelas dan selesai yakni 1. Sebaiknya pemerintah kota
dimana belum adanya jalan lingkung Bukittinggi melaksanakan
dilokasi konsolidasi dan sebagian dari pembangunan jalan By Pass yang
peserta konsolidasi belum mendapatkan belum selesai dengan peraturan.
sertifikat atas tanahnya”.13 2. Pemerintah Koto Bukittinggi perlu
melakukan sosialisasi atau
Sertifikat yang seharusnya
penyuluhan yang lebih intensif dan
didapatkan oleh peserta konsolidasi
untuk tanah ulayat yang terkena
sampai sekarang masih ada yang belum
komsolidasi perlu duduk bersama
menerimanya. Kalupun sudah ada
untuk dapat memberikan kepastian
sertifikat yang sudah selesai mereka
kepada anggota kaum.
enggan untuk menjemputnya ke Kantor
Pertanahan karena mereka berdalih bahwa
13
Hasil wawancara dengan tokoh
masyarakat di kelurahan Aur Kuning Bukittinggi.

P-ISSN: 2355-4657. E-ISSN: 2580-1678 - 83


Ana Ramadhona: Pelaksanaan Konsolidasi Tanah Perkotaan Untuk Pembangunan Jalan ...

UCAPAN TERIMAKASIH Pengadaan Tanah Untuk


Pembangunan, Jakarta, Sinar
Dengan mengucapkan Puji dan Grafika.
Syukur ke hadirat Allah SWT karena atas
Hasni, 2008, Hukum penataan Ruang dan
Rahmat dan Karunia-Nya, akhirnya Penatagunaan Tanah, Rajawali
penulis mampu menyelesaikan penulisan Jakarta, Pers.
karya ilmiah ini yang berjudul: Subekti, 1976, Hukum Perjanjian, PT
“PELAKSANAAN KONSOLIDASI Intermasa, Jakarta,
TANAH PERKOTAAN UNTUK Juniarso Ridwan, 2008, Hukum Tata
PEMBANGUNAN JALAN BY PASS DI Ruang, Bandung, nuansa.
KOTA BUKITTINGGI, Marmin M. Roosadijo, 1979, Tinjauan
Pencabutan Hak-hak Atas Tanah
Penulis menyadari bahwa tulisan ini dan Benda-banda yang Ada
masih banyak kekurangannya karena itu Diatasnya, Jakarta, Ghalia
tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai Indonesia.
pihak tidak mungkin karya ilmiah ini Soejono dan Abdurrahman, 2003,
dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada Prosedur Pendaftaran Tanah,
Jakarta, Rineka Cipta.
kesempatan ini dengan segala kerendahan
hati, penulis ingin mengucapkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
Tentang Pokok-Pokok Agraria.
terimakasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada: Perpres No. 65 tahun 2006 tentang
Pengadaan Tanah Bagi
1. Bapak Dr.Eviandi Ibrahim Pelaksanaan Pembangunan Untuk
S.H.,M.Hum selaku Ketua Sekolah Kepentingan Umum
Tinggi Ilmu Hukum Putri Maharaja http://jembatan4.blogspot.co.id/2013/09/k
Payakumbuh onsolidasi-tanah-dalam-penataan-
ruang,
2. Seluruh rekan-rekan Dosen Sekolah
Tinggi Ilmu Hukum Putri Maharaja https://gagasanhukum.wordpress.com/200
9/01/05/tantangan-dan-hambatan-
yang tidak dapat penulis sebutkan konsolidasi-tanah-bagian-v.
satu-persatu.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi, 2007, Implementasi
Prinsip Kepentingan Umum dalam

84 - LPPM STIH Putri Maharaja Payakumbuh

You might also like