You are on page 1of 16

ISSN Print: 2774-7840 ISSN Online: 2774-7905

Volume 3 Nomor 1 Februari 2022 Halaman 40-55


Jurnal Office: Bagian Hukum Administrasi Negara,
Fakultas Hukum Universitas Jambi, Jambi 36361

PENEGAKAN SANKSI DALAM PENATAAN RUANG GUNA MEWUJUDKAN

PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN DI INDONESIA

Sriningsih Hasimi
Mahasiswa Program Khusus Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Jambi
Sriningsihhasimi@gmail.com

Yunita Sri Rahayu


Mahasiswa Program Khusus Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Jambi
Yunitasrirahayuu@gmail.com

Iskandar Zulkarnain
Dosen Program Kekhususan Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Jambi
iskjbi@unja.ac.id

Abstrack
Law enforcement in violation of spatial compliance is very important. The problem that is often found
in spatial planning is in the law enforcement process, it is caused by the many violations of spatial
planning that have been ignored. The problem in this research is how to enforce spatial planning laws
in Indonesia today and how to achieve sustainable spatial planning. To study the existing problems,
this study uses a normative research method. The results of this study conclude that based on the
Spatial Planning Law it is not optimal in minimizing spatial planning violations due to the potential
for conflicts between regions, between sectors, and between communities and the government. On the
other hand, the weak environmental law enforcement and the tendency for light sanctions do not
cause a deterrent effect on the spatial planning violators, thus causing problems related to spatial
planning and law enforcement to be ineffective. Environmental law should work in saving, protecting,
preserving the environment and protecting the sustainability of human life from possible
environmental damage. Therefore it is necessary to regulate spatial planning for the realization of
order in the implementation of spatial planning, legal certainty and justice for all stakeholders which
must be carried out carefully, proportionally and comprehensively so that sustainable development
can be realized.

Keywords: Law Enforcement, Spatial Planning, Sustainable Development.

Abstrak
Penegakan hukum dalam pelanggaran penaatan ruang merupakan hal yang sangat penting.
Masalah yang sering kali ditemukan dalam rencana tata ruang ialah pada proses penegakan
hukumnya, hal itu disebabkan oleh banyaknya pelanggaran-pelanggaran terhadap suatu penataan

40
ruang yang dibiarkan begitu saja. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penegakan
hukum tata ruang di Indonesia saat inidan bagaimana caranya mewujudkan penataan ruang yang
berkelanjutan. Untuk mengkaji permasalahan yang ada, maka dalam penelitian ini menggunakan
metode penelitian normatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa berdasarkan UU
PenataanRuang belum optimal dalam meminimalisir pelanggaran penataan ruang dikarenakan
adanya potensi konflik antar wilayah, antarsektor, danantara masyarakat dengan pemerintah. Di
sisi lain lemahnya penegakan hukum lingkungan serta kecenderungan sanksi yang ringan tidak
menimbulkan efek penjeraan terhadap pelaku pelanggaran penaataan ruang, sehingga
menyebabkan permasalahan terkait penataan ruang dan penegakan hukum nya tidak berjalan
efektif. Seharusnya hokum lingkungan bekerja di dalam menyelamatkan, melindungi, melestarikan
lingkungan hidup dan melindungi keberlangsungan kehidupan umat manusia dari kemungkinan
kerusakan lingkungan hidup. Oleh karena itu perlunya pengaturan penataan ruang demi
terwujudnya ketertiban dalam penyelenggaraan penataan ruang, adanya kepastian hokum dan
keadilan bagi seluruh pemangku kepentingan yang harus dilakukan secara cermat, proporsional,
dan komprehensip sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan.

Kata Kunci: Penegakan Hukum, Penataan Ruang, Pembangunan Berkelanjutan.

A. PENDAHULUAN pada perkembangan ekonomi, tetapi pada sisi


Perencanaan pada tata ruang wilayah lain akan mengakibatkan timbulnya
menjadi salah satu problematika
permasalahan lingkungan.1
perkembangan kota saat ini, perkembangan
Berbagai masalah timbul dikarenakan
kota yang cukup cepat dengan pertumbuhan perancanaan tata ruang kota yang tidak jelas,
penduduk yang juga cukup pesat. Masalah jika manusianya sendiri tidak punya
lingkungan menjadi suatu masalah yang
kesadaran akan betapa pentingnya
cukup urgen dalam pembahasan tentang
perencanaan tata ruang bagaimana dengan
keberlanjutan lingkungan untuk masa depan pembangunan Negara pada generasi yang
generasi. Sama juga dengan perencanaan tata
akan datang. Padahal, pemerintah atau
ruang yang menjadi hal yang penting. Oleh
Pemerintah daerah sudah membuat berbagai
karena itu setiap wilayah provinsi, Kabupaten peraturan baik secara tertulis maupun
dan Kota harus mempunyai aturan yang memberikan himbauan keoada masyarakat
menjadi pedoman dalam penataan ruang dan
mengenainaturan-aturan lingkungan dalam
menjadi acuan dalam pelaksanaan
hidup bermasyarakat. Selain itu, ada
pembangunan. Di Indonesia, dilihat dari beberapa faktor penyebab pemasalahan tata
kondisi lingkungan, banyak sekali bencana ruang yang sering terjadi di Indonesia
alam yang terjadi di berbagai wilayah, salah
satu penyebabnya adalah karena pelanggaran 1 Muhar Junef, Penegakan Hukum dalam

tata ruang. Padatnya perkembangan pada Rangka Penataan Ruang Guna Mewujudkan
Pembangunan Berkelanjutan, Jurnal Penelitian
kawasan perkotaansangat berdampak positif Hukum, Vol. 17 No.4, Desember 2017. Hal. 374.

41
diantaranya yaitu Indonesia belum besarnya maka kita akan sampai pada
mempunyai perencanaan yang terintegrasi, bagaimanakah Implementasi penegakan
oleh karena nya muncullah berbagai macam hukum dalam penataan ruang berdasarkan
persoalan yang berkaitan dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
pembangunan yang ada di Indonesia, selain tentang Penataan Ruang? Bagaimana
itu konsistensi masyarakat dalam penegakan hukum penataan ruang dalam
melaksanakan aturan yang ada juga lemah kerangka mewujudkan pembangunan
dan juga pemerintahpun dinilai masih kurang berkelanjutan?
memiliki kemampuan mengantisipasi
persoalan di masa yang akan datang. 2 B. METODE PENELITIAN
Berdasarkan penjelasan dari latar Penelitian ini menggunakan pendekatan
belakang di atas ada beberapa permasalahan metode penelitian normatif yaitu melalui
yang sangat penting untuk di selesaikan dan pendekatan perundnag-undangan dengan
dicarikan solusinya yaitu masih minimnya menggunakan bahan hukum primer dan
pemahaman akan pentingnya pengelolaan bahan hukum sekunder. Pengumpulan bahan
SDA dan lingkungan hidup dan sekitarnya hukum dilakukan melalui studi pustaka, yang
secara berkesinambungan, masih lemahnya di awali mengklasifikasi bahan hukum,
penegakan hukum di Indonesia terkait dengan membaca secara sistematis terhadap
pelanggaran penataan ruang yang berakibat bahan hukum yang tersedia yang digunakan
langsung pada lingkungan hidup dan masih sebagai pedoman untuk menjawab rumusan
marak terjadinya pelanggaran penataan masalah yang ada, dan di awal penulis
ruang (pusatdandaerah), tingkat pencemaran menggunakan metode interperstasi, yaitu
lingkungan hidup akibat belum dipatuhinya metode penelitian yang di awali dengan
peraturan di bidang sumber daya alam dan pendapat yang ada dalam masalah-masalah
lingkungan hidup masih sangat tinggi,3 Serta tersebut.
terjadi ketidak keselarasan pengaturan
antara pemerintah pusat dan daerah. Ketidak C. Implementasi Penegakan Hukum
selarasan ini menghambat pelaksanaan Dalam Penataan Ruang Berdasarkan
koordinasi dan melemahkan penegakan Undang-Undang Nomor 26 Tahun
hukum, jika disimpulkan secara garis 2007
Pertumbuhan penduduk yang sangat
2Ibid, Hal. 376. cepat di Indonesia, diikuti pesatnya
3http://www.bappenas.go.id/index.php/dow

nload_file/view/9567/1781/. (diakses 21Deseber pertumbuhan ekonomi dan dinamika sosial


2020. pukul 08.37 WIB).

42
kehidupan, menyebabkan meningkatnya Pembangunan secara makro, terutama
kebutuhan akan sarana dan prasarana. pembangunan ekonomi masyarakat, mulai
Mengantisipasi hal tersebut dan sebagai dari pembangunan industri, perumahan,
perwujudan akan pengamalan negara transportasi, perdagangan, perkebunan,
kesejahteraan (Welfare State) yang sesuai pertanian, kelautan/maritim dan lain-lain
dengan Pancasila dan UndangUndang Dasar sudah tentu memerlukan lahan yaitu tempat
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, manusia dan makhluk hidup lainnya
maka pemerintah berkewajiban untuk melakukan kegiatan dan memelihara
mengatur, menata dan menyelenggarakan kelangsungan hidupnya dan tata ruang
pemenuhan kehidupan masyarakat sesuai berupa wujud struktur ruang dan pola ruang
bataskemampuannya, mengingat wilayah (Pasal 1 ayat (1 dan ayat (2) UU Penataan
Indonesia yang terdiri lebih dari 17.000 pulau Ruang) yang sangat luas, dengan sendirinya
besar dan kecil, baik yang berpenghuni pula harus memperhatikan daya dukung
maupun yang tidak berpenghuni, sumber lingkungan, serta merubah lingkungan yang
daya alam yang melimpah, hutan, gunung, lama menjadi lingkungan yang baru dalam
sungai besar dan kecil, sumber daya hayati, segala aspeknya guna mewujudkan
baik di darat, laut maupun udara diatasnya, masyarakat yang sejahtera. Ini berarti
oleh karena itu diperlukan campur tangan bahwapembangunan dilakukan bukan semata
pemerintah dalam pengelolaan sumber daya untuk mengeksploitasi lingkungan dengan
dan yang menyangkut kehidupan orang tidak terkendali (sembarangan) dan hanya
banyak.4 untuk mengikuti dorongan keinginan
Hukum dalam pembangunan adalah segelintir pihak/ korporasi dalam meraih
sebagai salah satu sarana yang harus mampu keuntungan tanpa memikirkan dampaknya di
mendorong proses modernisasi, sejalan kemudian hari.
dengan fungsi tersebut maka pembentuk Oleh karena itu, penyelenggaraan
undang-undang meletakan berbagai landasan pembangunan wilayah yang berbasis
yuridis dalam melakukan berbagai kegiatan penataan ruang seharusnya dilakukan secara
pembangunan, salah satunya adalah UU terpadu dengan melibatkan seluruh pelaku
Penataan Ruang ini.5 pembangunan (stakeholder) di wilayah
setempat dalam pola pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development)
4LaporanAkhir BPHN, op.cit.,hlm. 15. dengan mengembangkan tata ruang yang
5MochtarKusumaatmadja, Konsep-
konsepHukumdalam Pembangunan, (Bandung: humanopolis (mengutamakan kepentingan
Alumni 2002), hlm. 104.

43
masyarakat dan menciptakan lingkungan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
yang asri) berdasar wawasan nusantara dan Nasional (RPJPN 2005-2025), yaitu antara
ketahanan nasional. Atas dasar hal tersebut lain:6
maka prinsip dasar yang harus dipedomani 1. Kondisi krisis penataan ruang di
dan diterapkan dalam mendukung kegiatan Indonesia. Hal ini disebabkan
tersebut antara lain: 1) menempatkan pembangunan yang dilakukan di
masyarakat menjadi subjek yang sangat suatu wilayah masih sering dilakukan
penting dalam proses pemanfaatan ruang; 2) tanpa mengikuti peraturan rencana
menjadikan pemerintah sebagai yang tata ruang yang ada, tidak
memfasilitasi terhadap proses pemanfaatan memikirkan pembangunan
ruang; 3) menghormati hak-hak masyarakat berkelanjutan kedepannya dan daya
dan juga menghargai kearifan lokal serta dukung lingkungan serta tidak
berbagai macam sosial budaya yang terdapat mempertimbangkan kerentanan
di dalamnya; 4) harus menjunjung tinggi wilayah terhadap terjadinya dampak
prinsip keterbukaan dan semangat untuk langsung pada masyarakat yaitu
tetap menegakkan etika, dan yang terakhir bencana alam. Sehinga yang terjadi
yaitu 5) memperhatikan perkembangan pada lingkungan hidup itu sendiri
teknologi dan bersikap profesional. adalah turunnya kualitas dan
Menindaklanjutkan prinsip-prinsip dasar kuantitas sumber daya alam dan
yang telah disampaikan di atas, maka lingkungan hidup, serta memperbesar
penyusunan pedoman untuk partisipasi resiko timbulnya korban akibat
masyarakat dalam proses pemanfaatan ruang bencana alam.
disusun oleh pemerintah pusat, daerah, 2. Terjadinya konflik pemanfaatan ruang
swasta, lembaga swadaya masyarakat, forum antar sektor, contohnya konflik antara
warga maupun warga masyarakat itu sendiri. kehutanan dan pertambangan.
Pedoman inidiharapkan mampu menjadi Faktor-faktor penyebab terjadinya
bagian pendorong dari kelancaran permasalahan tersebut adalah (a)
pelaksanaan otonomi daerah, khususnya bagi belum tepatnya pengetahuan sumber
peningkatan keterlibatan masyarakat dalam daya manusia dalam bidang
pemanfaatan ruang demi terwujudnya ‘good pengelolaan tata ruang, (b) kualitas
governance’. dari rencana tata ruang yang masih
Hal ini sejalan dengan pemetaan rendah, (c) belum adanya acuan
permasalahan yang menjadi perhatian di
6LaporanAkhir BPHN, op.cit.,hlm. 17-21.

44
perundangan penataan ruang sebagai yang selama ini cenderung
pelindung kebijakan pemanfaatan berorientasi “inward looking” yang
ruang bagi semua pihak; dan (d) menyebabkan seakan-akan kawasan
Penerapan hukum berkenaan dengan perbatasan hanya menjadi prioritas
pemanfaatan ruang yang masih paling diterakhir dari pembangunan
lemah. negara Indonesia itu sendiri.
3. Akses untuk pelayanan masyarakat di Akibatnya, pembangunan di wilayah-
wilayah tertinggal yang masih sangat wilayah perbatasan dianggap bukan
terbatas,yang mana pelayanan yang merupakan prioritas pembangunan
paling pokok yaitu akses terhadap secara berkala oleh pemerintah pusat
pelayanan sosial, ekonomi, dan politik maupun daerah. Sementara itu, pulau-
serta terisolir dari wilayah sekitarnya pulau kecil yang ada di Indonesia sulit
yang masih terbatas. berkembang dikarenakan letaknya
4. Pembangunan yang masih tertingal yang sangat terisolasi dan tempat
wilayah perbatasan, termasuk juga yang sulit untuk dijangkau, beberapa
pulau-pulau kecil Indonesia tetapi diantaranya hampir tidak ada yang
memiliki potensi SDA yang cukup menetap disana atau sangat sedikit
besar dan sangat strategis bagi jumlah penduduknya serta belum
pertahanan dan keamanan negara. banyak tersentuh oleh pelayanan
Meskipun demikian, pembangunan di dasar dari pemerintah Indonesia.
beberapa wilayah perbatasan 5. Dampak negatif yang ditimbulkan dari
tersebut masih sangat jauh tertinggal kota-kota besar dan metropolitan,
di bandingkan dengan pembangunan antara lain adalah sebagai berikut,
di wilayah negara tetangga nya. adalah (1) terjadinya eksploitasi yang
Kondisi sosial ekonomi masyarakat berlebihan terhadap sumber daya
yang tinggal di daerah tersebutpun alam di sekitar kota-kota besar dan
hsmpir jauh lebih rendah metropolitan untuk mendukung dan
dibandingkan dengan kondisi sosial meningkatkan pertumbuhan
ekonomi warga negara tetangganya. ekonomi; (2) konversi lahan
Permasalahan pokok dari pertanian produktif menjadi kawasan
ketertinggalan pembangunan di pemukiman, perdagangan, dan
wilayah perbatasan dikarenakan arah industri secara terus menerus; (3)
kebijakan pembangunan wilayahnya menurunnyakualitas lingkungan fisik

45
kawasan perkotaan akibat terjadinya 3. Keberlanjutan: yaitu penataan ruang
perusakan lingkungan dan timbulnya di buat dengan menjamin kelestarian
polusi; (4) menurunnya kualitas kualitas lingkungan dan kepentingan
hidup masyarakat di perkotaan daya dukung dan daya tampung
karena permasalahan sosial-ekonomi; lingkungan itu sendiri untuk bisa
serta (5) tidak mandiri dan digunakan kembali demi kepentingan
terarahnya pembangunan kota-kota untuk generasi mendatang.
baru sehingga justru menjadi 4. Keberdayagunan: yaitu penataan
tambahan beban bagi kota inti. ruang dibuat dengan
Memperhatikan permasalahan- mengoptimalkan manfaat ruang dan
permasalahan tersebut di atas yang dapat sumber daya yang terkandung di
terjadi baik secara vertikal maupun dalamnya serta menjamin
horizontal, maka di dalam penyelenggaraan terwujudnya tata ruang yang baik.
penataan ruang harus dilakukan berdasarkan 5. Keterbukaan: yaitu penataan ruang
asas-asas yang diatur dalam UU Penataan di Indonesia diselenggarakan
Ruang, yaitu: dengan memberikan akses yang
1. Keterpaduan: yaitu penataan ruang seluas-luasnya kepada masyarakat
diselenggarakan secara terpadu dan sehingga bisa mendapatkan
berstruktur dengan informasi berkaitan dengan
mengintegrasikan berbagai penataan ruang.
kepentingan antara lain pemerintah 6. Kemitraan: bahwa penataan ruang
pusat, pemerintah daerah, dan dibuat semata-mata demi
masyarakat. mengutamakan kepentingan
2. Keserasian dan keseimbangan: yaitu masyarakat.
penataan ruang dibuat dengan 7. Kepastian hukum: yaitu penataan
mewujudkan keserasian antara ruang dibuat dengan landasan
struktur ruang dan pola ruang hukum/ peraturan perundang-
antara kehidupan manusia dengan undangan dan bahwa penataan
lingkungannya, keseimbangan ruang dilaksanakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan melindungi hak dan kewajiban
antar daerah serta antara kawasan semua pihak secara adil dengan
kota-kota besar dan kawasan jaminan kepastian hukum.
perdesaan.

46
8. Akuntabilitas: yaitu penyelenggaraan upaya pengelolaan dan pemanfaatan serta
penataan ruang yang dapat di pemeliharaan lingkungan hidup.9 Oleh karena
pertanggung jawabkan, baik dalam itu pemerintah harus menggiatkan dan
prosesnya, rincian pembiayaannya, memperkuat partisipasi masyarakat dalam
maupun bentuk hasilnya.7 hal menjaga kelestarian alam seperti
Berdasarkan asas-asas tersebut, UU melakukan program reboisasi, pemberdayaan
penataan ruang menegaskan bahwa masyarakat adat dalam menjaga hutan
penyelenggaraan penataan ruang dilakukan lindung, sosialisasi tentang pentingnya
oleh pemerintah dengan melibatkan peran menjaga kelestarian alam dan lingkungannya
masyarakat dalam penyusunan rencana tata serta menjadikan masyarakat sebagai
ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pengawas terhadap lingkungan yang menjadi
penataan ruang. Namun dalam tempat kehidupannya.
implementasinya, pelibatan masyarakat Penegakan hukum adalah rangkaian
dalam penataan ruang menjadi aspek yang proses untuk memaparkan nilai, ide, cita yang
sering kali terabaikan. Jikapun terlaksana, abstrak sehingga menjadi tujuan hukum itu
pelibatan masyarakat hanya sebatas sendiri. Nilai-nilai tersebut harus mampu
pemberian informasi dan konsultasi diwujudkan dalam realitas nyata (dapat
(formalitas), sehingga ketika terjadi diimpelementasikan atau tidak). Menurut
permasalahan di kemudian hari, maka Soerjono Soekanto, secara konseptual intidari
masyarakat lah yang akan merasakan penegakan hukum terdapat pada kegiatan
akibatnya, padahal tujuanpenataan ruang menyelaraskan hubungan nilai-nilai yang
adalah menciptakan hubungan yang serasi terkandung di dalam kaidah-kaidah yang baik
dan harmonis antara berbagai kegiatan pada dan menjaga sikap dan tindak laku sebagai
wilayah-wilayah sehingga akan mempercepat rangkaian penjelasan nilai tahap akhir, untuk
proses tercapainya kemakmuran dan membuat, menjaga dan mempertahankan
terjaminnya kelestarian lingkungan hidup.8 kedamaian pergaulan masyarakat.10 Menurut
Dengan demikian konsep penataan ruang di Satjipto Rahardjo, penegakan hukum pada
Indonesia harus berusaha menjamin hakikatnya merupakan penegakan ide-ide
efektivitas peraturan pembangunan yang atau konsep-konsep yang abstrak tersebut.
berkelanjutan yang menjadi dasar acuan bagi Penegakan hukum adalah suatu usaha untuk

9Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-Menjaga-
7PenjelasanatasUndang-Undang Republik Kelestarian-Lingkungan-Hidup-Kota-Gorontalo,
Indonesia No. 26 tahun 2007 repository.ung.ac.id... Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-
tentangPenataanRuang. Menjaga-Kelestarian-Lingkungan-, op.cit
8Laporan_lengkap BPHN, op. cit. hlm. 34. 10LaporanAkhir BPHN, op. cit.,hlm. 8.

47
merealisasikan pemikiran tersebut menjadi dikenal sebagai penegakan hukum pro-
kenyataan.11 justisia yang sebenarnyahanyalah sebagian
Penegakan hukum sebagai wadah untuk kecil dari sebuah sistem penegakan hukum,
mencapai tujuan dari hukum itu sendiri, yaitu hukum pidana saja.13
maka sudah sewajarnya seluruh tenaga Oleh sebab itu, membahas masalah
diberikan supaya hukum mampu bekerja dalam penegakan hukum tidak dapat
untuk merealisasikan nilai-nilai moral yang dipisahkan dari pengertian suatu sistem
terdapat dalam hukum. Kegagalan suatu hukum itu sendiri, yang dimana didalamnya
hukum untuk mewujudkan isi hukum terdapat tiga faktor yang tidak bisa
tersebut merupakan suatu ancaman bahaya terpisahkan satu dengan yang lain, yaitu
akan hancurnya hukum yang ada. susunan struktur hukum, bentuk substansi
Implementasi dari suatu aturan hukum hukum dan bentuk budaya hukum.14 Sehingga
terhadap nilai-nilai moral akan mempunyai untuk menegakkan hukum secara optimal
dampak berupa jarak serta terisolasi dari wajib memperhatikan ketiga komponen
masyarakatnya. Keberhasilan suatu tersebut.
penegakan hukum yang akan menentukan Berkenaan dengan dinamika di tengah
serta menjadi acuan legitimasi hukum di masyarakat terkait tata ruang, telaahan kritis
tengah-tengah realitas sosial masyarakatnya. terhadap UU Penataan Ruang adalah sebagai
Penegakan hukum adalah suatu bentuk berikut: (1) tata ruang merupakan konsep
nyata penerapan hukum pada masyarakat dinamis, oleh karena dipengaruhi oleh
yang mempengaruhi perasaan terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya serta
hukum, kepuasan pada hukum dan teknologi, sehingga dalam pelaksanaannya
kebutuhan atau keadilan hukum terhadap tata ruang hendaknya memperhatikan
masyarakat.12 Dalam pandangan umum, kondisi-kondisi tersebut; (2) dalam
penegakan hukum identik dengan proses penerapan konsep tata ruang tidak bisa
yang terjadi pada lembaga-lembaga penegak dilakukan secara kaku dan rigit, oleh karena
hukum seperti Kepolisian, Kejaksaan, itu secara periodik membutuhkan revisi
Pengadilan, Lembaga Pemasyarakatan berdasarkan cakupan tentang alam dan

13 Rahayu Prasetianingsih, Negara Hukum


11 Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan yang Berkeadilan, (Bandung: Pusat Studi
Hukum Suatu Tinjauan Sosiologis, (Bandung: Kebijakan Negara, Fakultas Hukum UNPAD, 2011),
Sinar Baru, 2009), hlm.15 Cetakan Pertama, hlm. 553.
12 Bagir Manan, Penegakan Hukum Yang 14 Lawrence M Friedman, 1984,
Berkeadilan, dalam BagirManan, Menemukan HukumAmerika, SebuahPengantar,
Hukum Suatu Pencarian, (Jakarta: Asosiasi TerjemahanWishnuBasuki,(Jakarta: Tatanusa
Advokat Indonesia, 2009), hlm. 52. Indonesia, 2001), hlm. 7.

48
perkembangan teknologi dalam membangun ini dapat berpotensi terjadi antara dua
lingkungan buatan; (3) dalam hal visi, wilayah Kota atau Kabupaten atau lebih yang
pengendalian dengan memperhitungkan daya terletak pada satu kesatuan hamparan
tampung dan daya dukung lingkungan ekosistem; b) Potensi konflik antar sektor.
terhadap berbagai acuan normatif; (4) dalam Perbedaan kepentingan terhadap suatu
menentukan ketentuan sanksi, hendaknya obyek oleh dua sektor menjadi pemicu utama
memperhatikan ketentuan dari Undang- konflik ini. Misalnya pemanfaatan kawasan
Undang Penataan Ruang, terkecuali jika suatu tertentu yang diperebutkan oleh sektor
tindakan yang berkaitan dengan penataan pertanian (pertanian), sektor kehutanan
ruang yang mengandung unsur pidana; dan (kawasan lindung) dan sektor pariwisata
(5) penegakan hukum adalah pilihan dan (obyek wisata); dan c) Potensi konflik antar
kesepakatan rakyat dan negara sebagai masyarakat dan pemerintah. Konflik ini
perwujudan negara hukum.15 terjadi karena perbedaan kepentingan antara
Dengan demikian ada 3 (tiga) aspek masyarakat dengan pemerintah dalam
pokok yang harus diperhatikan dalam menetapkan zona peruntukan ruang.17
penataan ruang yaitu: a) Aspek lingkungan Di sisi lain lemahnya penegakan hukum
hidup fisik umumnya dan sumber daya alam terhadap pelanggaran tata ruang serta
khususnya yang dimanfaatkan; b) Aspek ringannya sanksi yang dijatuhkan adalah
masyarakat termasuk aspirasi sebagai persoalan utama terjadinya pelanggaran
pemanfaat; dan c) Aspek pengelola tersebut, padahal UU Penataan Ruang telah
lingkungan fisik oleh pemerintah yang mengatur penerapan sanksi yaitu sanksi
dibantu masyarakat, dengan memperhatikan administrasi (Pasal 62-64), sanksi perdata
dan mempertimbangkan kondisi dan potensi (Pasal 66, 67 dan 75) dan sanksi pidana
lingkungan fisik serta kebutuhan masyarakat (Pasal 69-74). Sanksi pidana yang diatur
agar pemanfaatan ruang tersebut dapat dalam Pasal 69 sampai dengan 71 ditujukan
dilaksanakan secara berkelanjutan.16 pada perilaku yang melanggar kewajiban
Terkait dengan pelanggaran penataan yang diatur dalam Pasal 61 yaitu: (a)
ruang yang terjadi, hal ini disebabkan, antara Mentaati rencana tata ruang yang telah
lain: a) Potensi konflik antar wilayah. Konflik ditetapkan; (b) Memafaatkan ruang sesuai
dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat
15Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik, Op., Cit.
yang berwenang; (c) Mematuhi ketentuan
hlm. 159.
16 Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-Menjaga- yang ditetapkan dalam izin pemafaatan ruang
Kelestarian-Lingkungan-Hidup-Kota-Gorontalo,
repository.ung.ac.id... Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-
Menjaga-Kelestarian-Lingkungan-,op. cit. hlm. 10 17Ibid., hlm. 62-67.

49
dan (d) Memberikan akses terhadap kawasan bekerja di dalam menyelamatkan,
yang oleh ketentuan peraturan perundang- melindungi, melestarikan lingkungan hidup
undangan yang dinyatakan milik umum. dan melindungi keberlangsungan kehidupan
Namun demikian, Pasal 62 dan 63 umat manusia dari kemungkinan kerusakan
memberikan sanksi administratif lingkungan hidup.20
terhadapperilaku serupa, sehingga dalam Penegakan hukum secara preventif
penerapannya akan menimbulkan kerancuan terhadap pemanfaatan tata ruang yang
terkait sanksi yang akan diberikan. mendukung kelestarian lingkungan hidup
Disamping itu, ancaman hukuman yang dapat dilakukan dengan mencegah berbagai
dijatuhkan masih tergolong ringan kegiatan berupa pengambilan kebijakan yang
sebagaimana diatur dalam Pasal 63 yakni dapat diindikasikan merusak tatanan
peringatan tertulis; penghentian sementara lingkungan hidup serta memberikan
terhadap kegiatan itu; dihentikan sementara kesadaran kepada masyarakat dan juga
semua pelayanan umum tempat tersebut; pengguna tata ruang tentang arti pentingnya
ditutupnya lokasi berupa; pencabutan suatu pemanfaatan tata ruang sesuai dengan
izin; pembatalan suatu izin; pembongkaran kebutuhan.
suatu bangunan; pemulihan fungsi ruang Demikian pula penegakan hukum secara
tersebut; dan atau denda administratif.18 represif harus diambil dengan tegas kepada
Oleh karena nya, penegakan hukum siapapun yang melakukan pelanggaran dalam
terhadap lingkungan tidak dapat hanya memanfaatkan tata ruang dan lingkungan
ditujukan supaya memberikan hukuman hidup, baik terhadap pengambil kebijakan
ataupun sanksi kepada perusak atau maupun masyarakat dan pengusaha yang
pencemar lingkungan hidup saja. Tetapi juga kedapatan merusak lingkungan hidup berupa
ditujukan supaya mencegah terjadinya sanksi pidana (penjara dan denda), sanksi
tindakan yang dapat mengakibatkan perdata (ganti kerugian dan atau tindakan
perusakan dan atau pencemaran lingkungan tertentu) dan sanksi administrasi (paksaan
hidup. Oleh sebab itu penegakan trhadap pemerintah, uang paksa, dan pencabutan
hukum lingkungan bukan hanya bersifat izin).
represif saja, akan tetapi juga bersifat
preventif,19 Sehingga hukum lingkungan

(Surabaya: Airlangga University Press, 2000),


Edisi Kedua. hlm. 209-210.
18 Laporan Akhir BPHN, Op. Cit., hlm. 7. 20Syahrul Machmud, Penegakan Hukum
19 Sri Sundari Rangkuti, HukumLingkungan Lingkungan Indonesia, (Yogyakarta: Graha
Dan Kebijaksanaan Lingkungan Nasional, Ilmu,2012), hlm.21.

50
Mas Achmad Santosa21 menyatakan dilakukan oleh pemerintah (pusat dan
penegakan hukum administrasi di bidang daerah) serta masyarakat22, sedangkan
lingkungan hidup memiliki beberapa manfaat penerapan sanksi merupakan langkah
strategis dibandingkan dengan perangkat represif untuk melaksanakan kepatuhan. 23
penegakan hukum lainnya (perdata dan Sanksi merupakan inti dari penegakan hukum
pidana), yaitu: a) dapat dioptimalkan sebagai administrasi24, yang secara umum dikenal
perangkat pencegahan (preventif). beberapa macam sanksi dalam hukum
Penegakan hukum administrasi (preventif) administrasi, yaitu: paksaan pemerintah atau
dapat lebih efisien dari sudut pembiayaan bestuursdwang yaitu ; penarikan kembali
dibandingkan penegakan hukum pidana dan suatu keputusan yang dinilai menguntungkan
perdata; b) pembiayaan untuk penegakan (izin, subsidi, pembayaran, dan sebagainya);
hukum administrasi (rutinitas biaya pengenaan uang paksa oleh pemerintah
pengawasan lapangan dan pengujian (dwangsom); dan yang terakhir berupa
laboratorium) lebih murah dibandingkan pengenaan denda administratif
dengan upaya pengumpulan bukti, investigasi (administratieve boete).25
lapangan, memperkerjakan saksi ahli untuk Di dalam UU Penataan Ruang, pengenaan
membuktikan aspek kausalitas (sebab akibat) sanksi tidak hanya diberikan kepada
dalam kasus pidana dan perdata, dan c) pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
memberikan peluang yang lebih terhadap ketentuan perizinan pemanfaatan ruang
partisipasi masyarakat yang dilakukan mulai semata (Pasal 37 ayat (2)), tetapi dikenakan
dari proses perijinan, pemantauan penataan, pula kepada pejabat pemerintah yang
pengawasan, dan pengajuan keberatan serta berwenang yang menerbitkan izin
meminta pejabat tata usaha negara untuk pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan
memberlakukan sanksi administrasi. rencana tata ruang.26 Jadi pengenaan sanksi
Hal ini sejalan dengan pandangan Ten merupakan salah satu upaya pengendalian
Berge yang menyebutkan bahwa instrumen pemanfaatan ruang, yang dimaksudkan
penegak hukum administrasi meliputi sebagai perangkat tindakan pembinaan atas
pengawasan dan penegakan sanksi.
Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010
22

Pengawasan merupakan langkah preventif tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, Pasal


199 Ayat (1) dan Ayat (2).
untuk memaksakan kepatuhan yang dapat 23 Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara,

(Jakarta: Raja Grafindo Persada) 2006, hlm. 311


24 Ibid., hlm.313.
21Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-Menjaga- 25 Ibid., hlm. 319.

Kelestarian-Lingkungan-Hidup-Kota-Gorontalo, 26http://erepo.unud.ac.id1163230ca82e87cb

repository.ung.ac.id... Fungsi-Tata-Ruang-Dalam- 23dbfe065a21b41e2cdeb5.pdf, (diakses 21


Menjaga-Kelestarian-Lingkungan-, Op. Cit. hlm. 22. Desember 2020, pukul19.48 WIB).

51
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan Namun penegakan hukum terkait
rencana tata ruang.Pemanfaatan dan penataan ruang ini masih belum konsisten
pengelolaan ruang yang belum sesuai dengan dilakukan hal ini karena tanpa adanya
rencana tata ruang, baik yang telah peraturan zonasi ini , tidak ada dasar hukum
mempunyai izin maupun yang tidak yang kuat untuk menindak semua jenis
mempunyai izin dikenai sanksi berupa sanksi pelanggaran, karena perizinan yang
adminstratif, pidana penjara, dan atau pidana diterbitkan itu sendiri sesungguhnya “cacat
denda.27 hukum” , sehingga apabila terjadi konflik
Terkait dengan hal tersebut di atas maka yang diselesaikan lewat lembaga peradilan
pemerintah menerbitkan UU No. 23 tahun pemerintah seringkali dikalahkan. Bagi
1997 yang sekarang sudah diganti lagi aparat juga sulit untuk mengambil tindakan
dengan UU No. 32 tahun 2009 tentang atas berbagai macam pelanggaran, karena
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan tidak jelas pasal mana yang dilanggar dan
Hidup, yang mengatur dan melaksanakan tidak jelas juga sanksi yang akan diberikan.
proteksi atau perlindungan terhadap sumber Kewajiban untuk menaati rencana tata ruang
daya alam yaitu udara, tanah, air, pesisir dan adalah kaidah perilaku yang sangat
laut, keanekaragaman hayati, pedesaan mendasar. Sebab, upaya apa pun yang
pedesaan, perkotaan, lingkungan sosial agar dilakukan dalam penataan ruang tidak akan
tidak mengalami kerusakan dan atau berguna jika tidak disertai dengan kepatuhan
pencemaran. Dalam Pasal 1 UU tersebut di terhadap rencana tata ruang yang
uraikan bahwa pengelolaan lingkungan telahditetapkan. Ketika kepatuhan terhadap
adalah upaya terpadu untuk menjaga fungsi hukum mengendur karena pudarnya
lingkungan hidup berupa kebijaksanaan kesadaran hukum, ancaman sanksi mutlak
penataan ruang , pemanfaatan tata kelola diperlukan. Kebutuhan akan sanksi saat ini
ruang, pengembangan, pemeliharaan, telah diakomodasi dalam UU Penataan Ruang
pemulihan, pengawasan pembangunan tata (PR) Nomor 26 Tahun 2007. Saat ini,
ruang dan yang terakhir adalah pengendalian berdasarkan ketentuan Pasal 68 UUPR,
lingkungan hidup.28 penyidikan pelanggaran terhadap rencana
tata ruang dapat diserahkan sepenuhnya
kepada penyidik kepolisian dan penyidik
27http://digilib.unila.ac.id812915BAB%20II.
pegawai negeri sipil yang diberi wewenang
pdf, (diakses 20 Desember 2020, pukul 10.00
WIB).
28Penjelasan Undang-Undang Nomor 32
tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

52
khusus sebagai penyidik yang membantu D. KESIMPULAN
pihak kepolisian.29 Berdasarkan penulisan Jurnal diatas
Padahal tujuan pengenaan sanksi dapat disimpulkan bahwa implementasi
terhadap pelanggaran rencana tata ruang penegakan hokum berdasarkan UU Penataan
pada intinya adalah untuk mencegah Ruang belum optimal dalam meminimalisir
timbulnya dampak negatif terhadap pelanggaran penataan ruang di karenakan
keselamatan lingkungan dan hidup warga. adanya potensi konflik antar wilayah, antar
Sulitnya pembuktian setiap bentuk sektor, dan antar masyarakat dengan
pelanggaran tata ruang dalam intensitas pemerintah. Di sisi lain lemahnya
rendah, baik yang dilakukan oleh satu orang penegakanhukum lingkungan serta
maupun korporasi, adalah sulitnya untuk kecenderungan sanksi yang ringan tidak
langsung dibuktikan apakah perbuatan itu menimbulkan efek penjeraan terhadap
telah merusak lingkungan dan kehidupan pelaku pelanggaran penaataan ruang,
warga atau tidak. Hal ini akan menjadi sehingga menyebabkan permasalahan terkait
preseden bagi timbulnya banyak pelanggaran penataan ruang dan penegakan hukumnya
sejenis sehingga secara agregat berdampak tidak berjalan efektif. Funsi dari hukum
negatif terhadap keselamatan lingkungan lingkungan bertugas di dalam untuk
hidup dan masyarakat dalam jangka menyelamatkan, serta melindungi, mencoba
panjang.30 melestarikan lingkungan hidup dan
Sehingga pada akhirnya penegakan melindungi keberlangsungan kehidupan
peraturan hukum terhadap pemanfaatan tata umat manusia dari kemungkinan kerusakan
ruang untuk menjaga kelestarian lingkungan lingkungan hidup. Oleh karena itu
hidup dan mengontrol pertambahan perlunyapengaturan penataan ruang demi
pembangunan yang tidak hanya ditujukan terwujudnya ketertiban dalam penyelengga-
untuk memberikan hukuman terhadap raan penataan ruang, adanya kepastian
perusak atau pencemar lingkungan hidup hukum dan keadilan bagi seluruh pemangku
saja, tetapi juga ditujukan supaya mencegah kepentingan yang harus dilakukan secara
terjadinya suatu perbuatan atau tindakan cermat, proporsional, dan komprehensip
yang bisa menimbulkan kerusakan atau sehingga terwujud pembangunan yang
pencemaran terhadap lingkungan hidup. berkelanjutan (sustainable development).

29http://v2.bkprn.org/?p=644, (diakses 21
Desember 2020, pukul 19.54 WIB).

53
E. SARAN Satjipto Rahardjo, Masalah Penegakan Hukum
Penegakan hukum merupakan langkah Suatu Tinjauan Sosiologis, (Bandung:
dalam penataan ruang. Dalam pembangunan Sinar Baru, 2009).
tata ruang yang salah, sangat perlu Sri Sundari Rangkuti, Hukum Lingkungan Dan
ditegakkan dengan sanksi hukum untuk Kebijaksanaan Lingkungan Nasional.
membantu pembangunan mewujudkan (Surabaya: Airlangga University Press,
penyelenggaraan otonomi daerah sebaik- 2000),Edisi Kedua.
baiknya. Diperlukan peran pemerintah dalam Syahrul Machmud, Penegakan Hukum
upaya penegakan hukum tata ruang ini. Lingkungan Indonesia, (Yogyakarta:
Graha Ilmu,2012).
DAFTAR PUSTAKA

Pengaturan Hukum
Buku Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010
Bagir Manan, Penegakan Hukum Yang tentang Penyelenggaraan Penataan
Berkeadilan, dalam Bagir Manan, Ruang, Pasal 199 ayat (1) dan ayat (2).
Mengemukakan Hukum Suatu Pencarian, Penjelasan atas Undang-Undang Republik
(Jakarta: AsosiasiAdvokat Indonesia, Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang
2009). Penataan Ruang.
Lawrence M Friedman, 1984, Hukum Penjelasan Undang-Undang Nomor 32 tahun
Amerika, Sebuah Pengantar, Terjemahan 2009 tentang Perlindungan dan
Wishnu Basuki, (Jakarta: Tatanusa Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Indonesia, 2001).
Muhar Junef, Penegakan Hukum dalam Internet
Rangka Penataan Ruang Guna http://www.bappenas.go.id/index.php/down
Mewujudkan Pembangunan load_file/view/9567/1781/. (di akses 21
Berkelanjutan, Jurnal Penelitian Hukum, Deseber 2020. Pukul 08.37 WIB).
Vol. 17 No.4, Desember 2017. http://erepo.unud.ac.id1163230ca82e87cb2
Mochtar Kusuma atmadja, Konsep-konsep 3dbfe065a21b41e2cdeb5.pdf, (diakses
Hukum dalam Pembangunan, (Bandung: 21 Desember 2020, Pukul 19.48 WIB).
Alumni 2002). http://digilib.unila.ac.id812915BAB%20II.pd
Ridwan H.R., Hukum Administrasi Negara, f, (diakses 20 Desember 2020, pukul
(Jakarta: RajaGrafindoPersada) 2006, 10.00 WIB).
hlm.

54
http://v2.bkprn.org/?p=644,
(diakses21Desember 2020, pukul 19.54
WIB).
Fungsi-Tata-Ruang-Dalam-Menjaga-
Kelestarian-Lingkungan-Hidup-Kota-
Gorontalo, repository.ung.ac.id... Fungsi-
Tata-Ruang-Dalam-Menjaga-Kelestarian-
Lingkungan.

55

You might also like