You are on page 1of 13

Nama : Reza Dwi Saputra

NIM : 2104551355
Kelas : X2

Cek Maria Paulina


Leta_2104551363_Artikel Jurnal
by Anonymous .

Submission date: 08-Oct-2022 07:18PM (UTC+0700)


Submission ID: 1900454972
File name: Cek_Maria_Paulina_Leta_2104551363_Artikel_Jurnal.docx (370.51K)
Word count: 1145
Character count: 8745
2
1

1
Cek Maria Paulina Leta_2104551363_Artikel Jurnal
ORIGINALITY REPORT

2 %
SIMILARITY INDEX
1%
INTERNET SOURCES
0%
PUBLICATIONS
1%
STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

1
jil.ejournal.unri.ac.id
Internet Source 1%
Submitted to Hastings High School
2 Student Paper 1%

Exclude quotes Off Exclude bibliography On

Exclude matches Off
4. Lakukan turnitin dan perbaiki secara langsung kesalahan-kesalahan yang saudara jumpai
pada artikel yang dikaji baik secara substansi maupun format penulisan dengan
menyertakan resume perbaikan yang dilakukan dalam tabel beserta hasil tunitin saat
belum diperbaiki!

Jawab:
PENGENDALIAN MELALUI INSTRUMEN HUKUM ADMINISTRASI
(Tata Ruang)
Maria Paulina Leta 2104551363 1
Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Udayana
Abstract
The arrangement of strategic environmental studies is represented based on Article 33 Paragraph
3 Of The 1945 Constitution which concerns instrumens for controlling environmental damage
and strengthening the sustainability of natural resources. In the concept of environmental law,
the importance of controlling through the instrumens that have been determined regarding the
protection and management of the environment is an administrative law concept for optimally
managing environmental order. The environment consists of all objects and conditions contained
in a place or space that affect the pattern of life in a structured way to control damage.
Environmental control planning is also related to State Administrative Law which of course all
utilizations are planned according to the space that has been created. This study aims to
determine the control through administrative law tools in the form of spatial planning on the
environment. The results of the study indicate that the utilization of environmental spatial
planning requires comprehensive control which is used in accordance with the guidelines of Law
Number 32 Of 2009 regarding KLHS. In the management of spatial planning, it is represented by
related arrangements to create a safe, comfortable and sustainable area in order to provide
urgency related to spatial planning that is environmentally sound.
Keyword: administrative law, instrumen, spatial
Abstrak
Pengaturan terhadap kajian lingkungan hidup yang strategis direpresentasikan berdasarkan pasal
33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyangkut instrumen pengendalian kerusakan
lingkungan hidup dan penguatan keberlanjutan dari sumber daya alam. Dalam konsep hukum
lingkungan pentingnya pengendalian melalui instrumen yang sudah ditetapkan pada
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini pada satu konsep hukum administrasi untuk
mengelola tatanan lingkungan hidup secara optimal. Lingkungan hidup terdiri atas semua benda
dan kondisi yang terdapat dalam suatu tempat atau ruang mempengaruhi pola hidup secara
terstruktur pada pengendalian dari kerusakan. Perencanaan pada pengendalian lingkungan hidup
juga berkaitan dengan Hukum Administrasi yang tentu saja segala pemanfaatan direncanakan
sesuai dengan ruang yang telah dibuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengendalian
melalui instrumen hukum administrasi berupa tata ruang terhadap lingkungan hidup. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan tata ruang lingkungan hidup membutuhkan
pengendalian yang digunakan secara menyeluruh sesuai dengan pedoman Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 berkaitan dengan KLHS. Dalam pengelolaan tata ruang tersebut
direpresentasikan penyelenggaraan berhubungan untuk mewujudkan wilayah yang aman,
nyaman dan berkelanjutan guna memberikan urgensi terkait tata kelola ruang yang berwawasan
pelestarian lingkungan hidup.
Kata Kunci: hukum administrasi,instrumen,tata ruang
PENDAHULUAN
Permasalahan yang sering terjadi terkait pemanfaatan tata ruang lingkungan alam ini
menjadi faktor penyebab kerusakan dari lingkungan hidup. Korelasi dari tata ruang dengan
lingkungan hidup ini sebagai satu kesatuan wilayah untuk menjamin keberlanjutan fungsi
lingkungan hidup terkait pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengarahkan pemanfaatan
ruang sesuai dengan tata kelola yang sudah ditetapkan(Johar, 2021). Saat ini sering terjadi
masalah mengenai pemanfaatan tata ruang kawasan lingkungan hidup yang mengalami tumpang
tindih terhadap batas wilayah administratif batas kawasan hutan dan status perizinan pada ruang
lingkup yang tidak jelas menjadi permasalahan karena keterbukaan dan kepentingan individu
masih menjadi penghambat dari pengelolaan hukum administrasi lingkungan. Permasalahan
yang ditimbulkan akibat pengelolaan tata ruang yang tidak baik akan merusak lingkungan
dengan berbagai bencana seperti banjir erosi tanah longsor dan kekeringan pada daerah
hilir(Zulkarnain et al., 2022). Dari permasalahan tersebut membutuhkan adanya fakta hukum
administrasi lingkungan yang bersifat yuridis normatif untuk mengatur pengelolaan tata ruang
yang baik. Seringkali hal ini menyebabkan berbagai macam paradoks karena realitas di lapangan
tidak sesuai dengan evaluasi kebijakan(Nina, 2015). Hukum lingkungan menerapkan
administrasi yang berhubungan dengan pengelolaan dan pengendalian penataan ruang sehingga
hal ini mampu untuk memanfaatkan terselenggaranya tata kelola ruang berwawasan lingkungan
secara optimal di mana,dalam hal ini dengan adanya tata kelola ruang yang dapat dioptimalkan
maka berbagai macam permasalahan lingkungan dapat diatasi. Oleh sebab itu peneliti berusaha
untuk mengembangkan pengendalian melalui unsur dan hukum administrasi tata ruang guna
mengetahui konsep tata ruang yang baik pada penciptaan hukum lingkungan.
PEMBAHASAN
Pengendalian dari instrumen hukum administrasi pada tata kelola ruang lingkungan hidup ini
menjadi salah satu unsur yang paling penting. Permasalahan yang dipicu karena rusaknya
lingkungan hidup akan memberikan dampak lingkungan seperti banjir, tanah longsor kerusakan
sumber daya dan berbagai macam dampak lainnya yang justru akan merugikan manusia(Johar,
2021). Pengendalian dari pemanfaatan tata ruang di konsepkan melalui Hukum Administrasi
lingkungan yang mengarahkan pemanfaatan ruang sesuai dengan rencana tata ruang yang telah
ditetapkan hal ini juga didasarkan pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 mengenai
pengendalian kerusakan lingkungan hidup. Harusnya dalam hal ini penyusunan pada penetapan
rencana tata ruang lingkungan hidup ini diselenggarakan untuk mewujudkan ruang yang aman
dan berkelanjutan. Adapun instrumen dalam pengendalian tata ruang hukum administrasi yakni
(Zulkarnain et al., 2022):
• Peraturan zonasi
Instrumen ini berlaku legal di Indonesia sesuai dengan peraturan rinci tata ruang untuk setiap
zona pemanfaatan ruang. Dalam menciptakan tata kelola ruang yang baik untuk hukum
lingkungan ini mengarahkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan zonasi
• Perizinan
Instrumen perizinan ini diatur sesuai dengan pemanfaatan ruang yang ada dalam prosedur
Undang-Undang Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
• Insentif dan Disinsetif
Instrumen yang digunakan untuk pemberian imbalan pada pelaksanaan pengembangan konsep
terhadap pengendalian pemanfaatan uang sesuai dengan hukum yang berlaku dan pemberian
intensif terkait adanya kenyamanan untuk pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian tata ruang
lingkungan hidup.
• Pengenaan sanksi
Menjadi tindakan penertiban untuk memanfaatkan ruang yang tidak sesuai dengan tata kelola
ruang dan peraturan zonasi sehingga setiap orang berkewajiban memanfaatkan ruang untuk
pengelolaan lingkungan yang jauh lebih strategis. Pemerintah bersama masyarakat
mengoptimalkan adanya pengendalian pemanfaatan ruang secara menyeluruh di mana sanksi
pidana telah diatur sesuai dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 mengenai ancaman
pidana pada pelanggaran tata ruang.
Dari pengendalian melalui instrumen hukum administrasi tata ruang ini dioptimalkan dengan
implementasi undang-undang yang ada pada penataan dan pengelolaan lingkungan hidup(Jadda,
2019)
PENUTUP
Pengendalian dari instrumen hukum administrasi ini mempertimbangkan lingkungan
sebagai objek yang mana mampu untuk merepresentasikan adanya pengembangan konsep bagi
kehidupan manusia terhadap lingkungan. Pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan sesuai
dengan zona yang terdiri atas amplop uang berisi koefisien ruang hijau, dasar bangunan dan garis
sepadan bangunan. Hal ini juga digunakan untuk pemberian kenyamanan bagi kehidupan
masyarakat dan penjagaan lingkungan hidup khususnya dalam instrumen hukum administrasi
yang tertera dalam undang-undang.

DAFTAR PUSTAKA
Jadda, A. A. T. (2019). Tinjauan hukum lingkungan terhadap perlindungan dan pengelolaan
keanekaragaman hayati. Madani Legal Review, 3(1), 39–62.
Johar, O. A. (2021). Realitas Permasalahan Penegakan Hukum Lingkungan Di Indonesia. Jurnal
Ilmu Lingkungan, 15(1), 54. https://doi.org/10.31258/jil.15.1.p.54-65
Nina, H. (2015). PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PENEGAKAN HUKUM
LINGKUNGAN DI INDONESIA Oleh: Nina Herlina, S.H., M.H. *) ABSTRAK. Unigal.Ac.Id,
3(2), 1–16.
Zulkarnain, C. S. A., Sukarsa, D. E., & Priyanta, M. (2022). Regulasi Tata Ruang Pesisir Melalui
Pendekatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Klhs) Bagi Perlindungan Terumbu Karang Di
Indonesia. LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, Dan Agraria, 1(2), 205–228.
https://doi.org/10.23920/litra.v1i2.767
RESUME

No Bagian yang salah Kesalahan Sebelum diperbaiki Sesudah di perbaiki

1. Abstrak Tidak menggunakan tanda “Dalam konsep hukum “Dalam konsep hukum
baca koma (,) lingkungan pentingnya lingkungan, pentingnya
pengendalian…” pengendalian…”

Penggunaan huruf kapital “konsep hukum “konsep Hukum


administrasi untuk…” Administrasi untuk…”

“Hasil penelitian “Hasil penelitian


Kurangnya tanda baca menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa,
pemanfaatan…” pemanfaatan…”

2. Pendahuluan Ada beberapa kalimat Salah satu contoh: Salaah satu contoh:
yang tidak diberikan spasi “sudah ditetapkan(Johar, “sudah ditetapkan (Johar,
pada kalimat selanjutnya 2021)….” 2021)…”

Penggunaan huruf kapital “hukum administrasi “Hukum Administrasi


lingkungan…” Lingkungan…”

Tidak menggunnakan “Dari permasalahan “Dari permasalahan

tanda baca koma (,) tersebut tersebut,


membutuhkan…” membutuhkan…”

“di mana,dalam hal “di mana, dalam hal


Tidak memberi spasi
ini…” ini…”
setelah koma
3. Pembahasan Kurang menggunakan “seperti banjir, tanah “seperti banjir, tanah
tanda baca koma (,) longsor kerusakan longsor, kerusakan
sumber daya dan sumber daya, dan
berbagai macam berbagai macam dampak
dampak lainnya…” lainnya…”

Penempatan letak spasi


“merugikan “merugikan manusia
yang kurang di perhatikan
manusia(Johar, (Johar, 2021)…”
2021)…”

Tidak meletakkan tanda “Undang-Undang “Undang-Undang


Pemerintahan Republik Pemerintahan Republik
babca titik (.) pada akhir
Indonesia Nomor 26 Indonesia Nomor 26
kalimat Tahun 2007” Tahun 2007.”

Penulisan Undang-undang “undang-undang…” “Undang-Undang…”


seharusnya menggunakan
huruf kapital

“mempertimbangkan “mempertimbangkan
Tidak menggunakan tanda lingkungan sebagai
4. Penutup lingkungan sebagai objek,
baca koma (,) objek yang mana…” yang mana…”

Penulisan huruf kapital “hukum “hukum


administrasi…” administrasi…”

Penulisan Undang- “undang-undang…” “Undang-Undang…”


Undang seharusnya
menggunakan huruf
kapital
5. Berikan penilaian menurut saudara dalam rentangan 60-90 terkait dengan artikel yang dikaji
berdasarkan hasil evaluasi, hasil tunitin, dan perbaikan substansi maupun format
penulisannya. Jawab:

Penilaian dari saya, berdasarkan hasil evaluasi, hasil turnitin, dan perbaikan substansi
maupun format penulisan pada artikel yang sudah saya kaji cukup baik mengingat setiap
karya tulis pasti ada saja kekurangannya. Oleh karena itu, perolehan nilai yang tepat dengan
membandingkan anatara hasil turnitin yang baik dan banyak penggunaan tanda baca yang
kurang untuk artikel ini menurut saya layak memperoleh nilai 86.

You might also like