Professional Documents
Culture Documents
(Tata Ruang)
Reza Dwi Saputra Fakultas Hukum Universitas Udayana, 2104551355
rezadwisap@gmail.com
Abstract
Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan lingkungan hidup kepada manusia atau
seluruh masyarakat Indonesia sebagai rahmat dan karunia untuk di jaga, di kelola, dan
di lestarikan. Sayangnya masyarakat Indonesia kurang begitu menyadari bahwa
lingkungan hidup sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Dan perlu kita ketahui
bersama bahwa, hubungan manusia dengan lingkungan sangatlah erat kaitannya karena
manusia senantiasa berinteraksi dengan lingkungan, baik dengan lingkungan alam,
lingkungan manusia, dan dengan lingkungan sosial budaya, maka dari itu watak dan
karakter manusia terbentuk dari lingkungan yang ada disekitar mereka, dengan hal ini
lingkungan hidup dapat di katakan sangatlah penting bagi kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
D. Pengetahuan pengelolaan
E. Bentuk kerusakan
B. Penetapan Wilayah Ekoregional
Dasar dari penetapan wilayah ekoregion ini adalah inventarisasi lingkungan hidup
yang ada dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dan b yang dilaksanakan oleh Menteri
setelah berkoordinir dengan instansi terkait. Penempatan wilayah ekoregion
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesamaan:
a. Karakteristik bentang alam
c. Iklim
e. Sosial budaya
f. Ekonomi
g. Kelembagaan masyarakat
Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 26 Tahun 2007, yang dimaksud ruang adalah
wadah yang meliputi ruang darat, ruang lautm dan ruang udara termasuk ruang di dalam
bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hihdup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Lalu penataan ruang
merupakan proses perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam
rangka memelihara kelangsungan hidupnya, masyarakat melaksanakan kegiatan sosial
ekonomi dengan mamanfaatkan ruang, dan atas kegiatannya tersebut masyarakat
mengambil peran penting terhadap pembangunan ekonomi suatu wilayah. Harusnya
dalam hal ini penyusunan pada penetapan rencana tata ruang lingkungan hidup
diselenggarakan untuk mewujudkan ruang yang aman dan berkelanjutan.
a. Keterpaduan
b. Keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
c. Keberlanjutan
d. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan
e. Keterbukaan
f. Kebersamaan dan kemitraan
g. Perlindungan kepentingan umum
h. Kepastian hukum dan keadilan, serta;
i. Akuntabilitas.
Kendala dasar dalam menyusun rencana umu tata ruang antara lain; Rencana
yang tersusun tidakk memperhitungkan keserasian, keseimbangan dan kelestarian
lingkungan. Jika rencana itu dilakukan maka akan menimbulkan akibat yang fatal bagi
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Kemudian tidak adanya
ketegasan Hukum bagi setiap orang yang melanggar ketentuan dalam ruang yang
artinya setiap orang yang melakukan penyimpangan penggunaan tata ruang tidak
pernah diberikan sanksi. Lalu, dalam perencanaan tata ruang selalu disatukan dengan
rencana pembangunan yang mengakibatkan rencana tata ruang menjadi kabur karena
simpang siur dengan rencana pembangunan. Dengan memperhatikan apa yang menjadi
kendala dalam menyusun rencana umum tata ruang serta mencari cara yang tepat untuk
mengatasi masalah tersebut, maka pengelolaan fungsi tata ruang perlu ditata dalam
bentuk arahan, pedoman dan ketentuan-ketentuan mengenai peruntukan, penggunaan,
persediaan, dan pemeliharaan tata ruang demi kelestarian lingkungan hidup. Untuk
mewujudkan sasaran penataan ruang dan penataan pertahanan demi mewujudkan atau
menjaga kelestarian lingkungan hidup, maka yang dapat di tempuh yakni sebagai
berikut:
a. Sistem
Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri dari sistem wilayah dan sistem internal
perkotaan
b. Fungsi utama kawasan
Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri atas Kawasan lindung
dan Kawasan budi daya
c. Wilayah administratif
Berdasarkan wilayah administratif terdiri atas penataan ruang wilayah Nasional,
penataan ruang wilayah Provinsi, dan penataan wilayah Kabupaten/Kota.
d. Kegiatan kawasan
Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan Terdiri atas penataan ruang
kawasan perkotaan dan penataan ruang kawasan pedesaan
e. Nilain strategis kawasan
Penataann ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang
kawasan strategis Nasional, penataan ruang kawasan Provinsi, penataan ruang
kawasan Kabupaten/Kota.
Penataan ruang wilayah Nasional, penataan ruang wilayah Provinsi, dan penataan
ruang wilayah Kabupeten/Kota dilakukan secara berjenjang dan komplementer dan
penataan ruang wilayah nasional meliputi ruang wilayah yurisdiksi dan wilayah
kedaulatan nasional yang mencangkup ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan serta penataan ruang wilayah
Provinsi dan Kabupaten/Kota meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kemudian ruang laut dan ruang udara, pengelolaannya diatur dengan Undang-Undang
tersendiri.
Tata ruang bagi pengelolaan lingkungan hidup, lingkungan hidup bukan benda benda
berbentuk ruang yang dapat dikotak-kotakkan dengan batas-batas geografis (Kawasan
lindung atau budidaya), administrasi (Provinsi, Kabupaten/Kota), dan demografi
(Perkotaan atau pedesaan) atau politk. Lingkungan hidup merupakan bentuk tangkapan
dari indra manusia tentang segala hal yang mempengaruhi, mengendalikan dan
menentukan kehidupan dan hidup manusia.
Hal yang mencakup, udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, mikroorganisme, ruang, bahan
tambang, organisasi kemasyarakatan (Pemerintahan), kepercayaan, tradisi, kaedah dan
lain sebainya, serta lingkungan hidup dapat diubah dan diperkaya oleh karya manusia,
misalnya:
1. Jalan
2. Gedung
3. Waduk
4. Pabrik dan lain sebagainya
- Masalah pemanfaatan ruang antara kebijakan dan kepentingan
1. Kekeringan
2. Banjir
3. Sosial dan ekonomi
4. Pelanggaran kebijakan tata ruang
- Integrasi penataan ruang dan lingkungan hidup
Intinya dua peraturan (tata ruang dan lingkungan hidup) bertujuan sama, yang berguna
untuk mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dengan lingkungan buatan
serta antara manusia dengan lingkungan itu sendiri sehinnga terciptanya
keseimbangan. Lalu ada 4 sistem lingkungan yang sangat memerlukan perhatian
serius dari setiap orang (Yusuf, 2000:114), yaitu:
1. Sistem biofisik
2. Sistem sosial
3. Sistem ekonomi, dan
4. Sistem politik
Pada dasarnya tujuan penataan ruang antara lain: agar tercapai pemanfaatan ruang
yang berkualitas yakni mewujudkan perlindungan fungsi ruang, dan mencegah serta
menanggulanggi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan
keseimbangan atara kepentingan ekologi, sosial, dan ekonomi.
Penyebab konflik lebih sering disebabkan tidak adanya komusikasi dan koordinasi
diantara para pihak.
• Peraturan zonasi
Instrumen ini berlaku legal di Indonesia sesuai dengan peraturan rinci tata ruang untuk
setiap zona pemanfaatan ruang. Dalam menciptakan tata kelola ruang yang baik untuk
hukum lingkungan ini mengarahkan pemanfaatan ruang sesuai dengan peraturan zonasi
• Perizinan
Instrumen perizinan ini diatur sesuai dengan pemanfaatan ruang yang ada dalam
prosedur Undang-Undang Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
• Pengenaan sanksi
Menjadi tindakan penertiban untuk memanfaatkan ruang yang tidak sesuai dengan tata
kelola ruang dan peraturan zonasi sehingga setiap orang berkewajiban memanfaatkan
ruang untuk pengelolaan lingkungan yang jauh lebih strategis. Pemerintah bersama
masyarakat mengoptimalkan adanya pengendalian pemanfaatan ruang secara
menyeluruh di mana sanksi pidana telah diatur sesuai dengan Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 mengenai ancaman pidana pada pelanggaran tata ruang.
- Kajian Lingkungan Hidup Strategis
pengendalian melalui instrumen hukum administrasi tata ruang ini dioptimalkan dengan
implementasi undang-undang yang ada pada penataan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
PENUTUP
Zulkarnain, C. S. A., Sukarsa, D. E., & Priyanta, M. (2022). Regulasi Tata Ruang Pesisir
Melalui Pendekatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Klhs) Bagi Perlindungan
Terumbu Karang Di Indonesia. LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang,
Dan Agraria, 1(2), 205–228. https://doi.org/10.23920/litra.v1i2.767