Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This research was conducted at the DPR RI Building Office in September 2022 with the aim of examining the extent to which
management influences the Biotic, Abiotic and Cultural Environment in realizing the DPR RI as a Modern Parliament with a
sample of 30 people from DPR RI Office Employees. This study uses a descriptive quantitative method, namely research that
describes the research object at the current state based on the facts as they are, then analyzed and interpreted using IBM
SPSS Version 27 Software. The research results of the biotic environment variable (X1) have a positive and significant effect
on the manifestation of the DPR RI as a modern parliament complex (Y) with an R value of 0.877, while the coefficient of
determination (R2) is 0.769 or 76.9%. This shows that the biotic environment variable (X1) has a contribution of 76.9% to
the realization of the DPR RI as a modern parliament (Y) variable. The abiotic environment variable (X2) has a positive and
significant effect on the Realization of the DPR RI as a modern parliament (Y), the R value is 0.786. While the coefficient of
determination (R2) is 0.617 or 61.7%. This shows that the Abiotic Environment variable (X2) has a contribution of 61.7% to
the Realization of the DPR RI as a Modern Parliament (Y) variable. Biotic environment (X1), abiotic environment (X2) and
cultural (X3) variables have a positive and significant effect on the realization of the DPR RI as a modern parliament (Y). The
R value is 0.945, while the coefficient of determination (R2) is 0.893 or 89.3%.
Key words : environment, biotic, abiotic, modern parliament buidings, regression analysis
Manusia sebagai unsur biotik dan lingkungan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
sebagai gabungan antara unsur abiotik, biotik dan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
kultural merupakan satu kesatuan yang sulit Terbitnya UU Nomor 32 Tahun 2009 tersebut
dipisahkan. Keduanya berinteraksi dan saling tampaknya memang ditujukan untuk lebih
mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Maka memperkuat aspek perencanaan dan penegakan
dari itu lingkungan sangat penting untuk hukum lingkungan hidup, yang mana terlihat dari
keberlangsungan hidup segala makhluk hidup di struktur UU yang lebih dominan dalam mengatur
bumi. Lingkungan memberikan segalanya untuk aspek perencanaan dan penegakan hukum.
digunakan, khususnya untuk manusia seperti Meskipun demikian terdapat celah yang cukup
penghasil bahan makanan, sumber daya tambang mencolok dalam UU No. 32 Tahun 2009, yaitu
dan mineral, penghasil bahan baku/mentah, ketiadaan pasal dan ayat yang menyinggung
kegiatan sosial, ekonomi, politik, budaya dan tentang komitmen para pemangku kepentingan
pertahanan keamanan, tempat tinggal, sumber untuk memperlambat, menghentikan dan
tenaga, media ekosistem dan masih banyak lagi membalikkan arah laju perusakan lingkungan
(Meta, 2014). Sebagaimana diatur dalam Undang- (Amania, 2020; Aspan, 2017).
undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Lingkungan Hidup pasal 1 adalah kesatuan ruang METODE PENELITIAN
dalam benda, daya keadaan dan makhluk hidup. Penelitian Ini dilaksanakan di Gedung DPR RI
Berdasarkan definisi lingkungan hidup dapat Senayan Jakarta, dilaksanakan pada bulan April-
dikelompokkan ke dalam 3 bagian : Agustus 2022. Jenis penelitian yang digunakan
1. Lingkungan Biotik, terdiri dari mikro organisme dalam penelitian ini adalah kuantitatif
sampai dengan tumbuhan, hewan dan manusia deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan
yang terdiri dari: objek penelitan pada saat keadaan sekarang
a. produsen, makhluk hidup yang dapat berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya,
mensintesis zat makanan sendiri dengan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan,
bantuan energi matahari. bentuknya berupa survei dan studi perkembangan.
b. Konsumen, kelompok organisme yang tidak Metode kuantitatif merupakan data penelitian
mampu mensintetis makanan sendiri. berupa angka-angka dan analisis menggunakan
c. Pengurai, organisme yang berperan dalam statistik (Sugiyono, 2007).
menguraikan sisa-sisa makhluk hidup. Dalam meneliti hubungan antar variabel, yang
2. Lingkungan Abiotik, terdiri dari makhluk hidup secara ketat dilakukan melalui analisis statistik,
yang bukan organisme hidup. Fungsi peneliti melakukan pengukuran atau observasi
lingkungan abiotik yaitu sebagai media untuk untuk menguji teori tertentu, data objektif
berlangsungnya kehidupan. dihasilkan dari observasi dan pengukuran empiris,
3. Unsur sosial budaya (kultur). Unsur budaya validitas dan reliabilitas skor dalam instrumen-
adalah keseluruhan sistem nilai gagasan, instrumen peneIitian memandu peneliti untuk
tindakan dan kewajiban yang dimiliki manusia menginterpretasi data penelitian. Metode analisis
untuk menentukan perilaku sebagai makhluk pada penelitian ini menggunakan teknik regresi
sosial. Unsur sosial budaya dapat liner dengan lingkungan biotik adalah variabel (X1)
dikembangkan manusia untuk memenuhi lingkungan abiotik adalah variabel (X2) yang
kebutuhan hidupnya. mempengaruhi variabel (Y) yaitu pengelolaan
Dalam hal pengelolaan lingkungan hidup di gedung DPR RI sebagai kompleks parlemen
Indonesia, sebetulnya telah ada peraturan modern. Pengumpulan data dengan menggunakan
perundangan baik di tingkat pusat maupun metode kuantitatif yang dilakukan dengan cara
daerah. Pada level pemerintah pusat, telah terbit pengambilan sampel dari jumlah populasi . Alur
berbagai macam produk perundangan mulai dari penelitian disajikan pada Gambar 1 berikut ini.
Keputusan Menteri, Peraturan Menteri, Keputusan
Presiden, Peraturan Pemerintah hingga Undang-
Undang. Sebagai jawaban atas permasalahan
kebijakan pengelolaan lingkungan, pemerintah
menerbitkan Undang-undang Nomor 23 Tahun
1997 yang disempurnakan melalui penerbitan
Rekayasa, 15 (2): 2022 | 285
Uji Normalitas dilaksanakan untuk mengetahui dalam model regresi adalah tidak adanya
apakah data sampel yang telah diperoleh multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian
berdistribusi normal atau tidak, sehingga dalam yang bisa digunakan diantaranya yaitu:
melaksanakan langkah-langkah selanjutnya sudah a. Dengan melihat nilai Variance Inflation Factor
dapat diyakini kebenaran hasil Analisis data (VIF) pada model regresi.
selanjutnya. Dalam penelitian ini digunakan b. Dengan membandingkan nilai koefisien
metode uji Kolmogorov-smirnov, untuk menguji determinasi individual (r 2) dengan nilai
normalitas dari distribusi data sampel yang telah determinasi secara serentak (R 2).
diperoleh, maka diperoleh hasil analisis uji c. Dengan melihat nilai eigen value dan condition
normalitas sesuai Tabel 5. index. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji
Tabel 5. Hasil Uji Normalitas multikolinearitas dengan melihat nilai Variance
Unstandardized Inflation Factor (VIF) pada model regresi dan
Residual membandingkan nilai koefisien determinasi
N 30
a,b individual (r 2) dengan nilai determinasi secara
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 1,15091894
serentak (R 2).
Most Extreme Differences Absolute ,061 Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas
Positive ,051 dilakukan dengan melihat nilai VIF dan Tolerance.
Negative -,061 Apabila nilai VIF berada dibawah 10,00 dan nilai
Test Statistic ,061 Tolerance lebih dari 0,100, maka diambil
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak
a. Test distribution is Normal.
terdapat masalah multikolinearitas. Dari hasil
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. pengujian korelasi tersebut akan digunakan untuk
d. This is a lower bound of the true significance. memilih apakah H0 atau H1dari hipotesis yang
Dasar pengambilan keputusan pada uji One- telah ditentukan sebelumnya yang akan diterima
Sample Kolmogorov-Smirnov adalah residual dan akan digunakan sebagai kesimpulan.
berdistribusi normal apabila nilai signifikansinya > Tabel 6. Hasil Uji Multikoliniearitas
0,05. Pedoman pengambilan keputusan tentang Unstandardized Collinearity
data tersebut mendekati atau merupakan distribusi Coefficients Statistics
Std.
normal berdasarkan Uji Kolmogorov- Smirnov Model B Error Sig. Tolerance VIF
dapat dilihat dari: 1 (Constant) 5.133 1.817 .009
a. Jika nilai Sig atau signifikan normal atau X1 .352 .086 .000 .310 3.226
probabilitas < 0,05 maka data tidak X2 .153 .095 .121 .261 3.838
berdistribusi normal.
b. Jika nilai Sig atau signifikan normal atau Berdasarkan pengolahan data di atas, maka
probabilitas > 0,05 maka data berdistribusi dapat disimpulkan bahwa pada ketiga variabel
normal. memiliki nilai VIF yaitu Lingkungan Biotik (X1)
Hasil pengujian normalitas terhadap semua bernilai 3,226, Lingkungan Abiotik (X2) bernilai
variabel dengan metode Kolmogorov-Smirnov 3,838 sedangkan Tolerance-nya adalah lingkungan
sebagaimana terlihat pada Tabel 5 menunjukkan biotik (X1) bernilai 0,310 lingkungan abiotik (X2)
bahwa nilai skala sig seluruhnya adalah 0,200 dan bernilai 0,261 sehingga bisa dinyatakan bahwa
memiliki nilai > 0,05. Oleh karena itu dapat antar variabel independen tidak terjadi persoalan
disimpulkan bahwa semua instrumen penelitian ini multikolinearitas. Hal ini menunjukkan adanya
adalah berdistribusi normal, sehingga sudah hubungan positif artinya dengan meningkatnya
memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut pada kedua variabel bebas tersebut, yaitu pengelolaan
pembahasan selanjutnya. lingkungan biotik dan lingkungan abiotik maka
akan meningkatkan pencapaian pengelolaan
Uji Multikolinearitas lingkungan gedung DPR RI sebagai kompleks
Uji multikolinearitas digunakan untuk parlemen modern.
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik multikolinearitas yakni adanya
hubungan linear antar variabel independen dalam
model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi
Rekayasa, 15 (2): 2022 | 287
Uji Regresi Linear dan Korelasi Tabel 8. Hasil Uji Regresi Variabel X2 dan Y
Berdasarkan hasil analisis regresi pada Tabel 7 Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
bahwa faktor biotik (X1) berpengaruh positif dan
Std.
signifikan terhadap pengelolaan lingkungan Model B Error Beta t Sig.
gedung DPR RI sebagai parlemen modern (Y). Nilai 1 (Constant) 10,843 3,102 3,495 ,001
R sebesar 0,877 menunjukkan bahwa terdapat X2 ,687 ,090 ,786 7,617 ,000
korelasi/hubungan yang positif, dimana variabel
lingkungan biotik (X1) mempunyai pengaruh yang Adjusted R Std. Error of
kuat. Apabila variabel lingkungan biotik (X1)
Model R R Square Square the Estimate
mengalami peningkatan akan diikuti pula oleh
peningkatan potensi tercapainya pengelolaan
a
1 ,786 ,617 ,606 2,208
lingkungan hidup kompleks gedung DPR RI
sebagai parlemen modern (Y). Sedangkan Nilai KESIMPULAN
koefisien diterminasi (R2) yaitu 0,769 atau 76,9%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varibel
Hal ini menunjukkan bahwa variabel lingkungan lingkungan biotik (X 1) berpengaruh positif dan
biotik (X1) memiliki kontribusi sebesar 76,9% signifikan terhadap pengelolaan lingkungan
terhadap pengelolaan lingkungan hidup, gedung DPR RI sebagai parlemen modern (Y)
sedangkan sisanya yaitu 32% dipengaruhi oleh dengan nilai koefisien diterminasi (R 2) yaitu 0,769
variabel lainnya. Hasil uji korelasi antara variabel X1 atau 76,9%. Variabel lingkungan abiotik (X 2)
dan Y seperti pada Tabel 7 terlihat bahwa antara berpengaruh positif dan signifikan pengelolaan
variabel X 1 dan Y memiliki korelasi positif dengan lingkungan gedung DPR RI sebagai parlemen
nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,877 dan nilai modern (Y). Nilai koefisien determinasi (R 2) yaitu
koefisien diterminasi (R 2) yaitu 0,769 atau 76,9 %. 0,617 atau 61,7%. Hal ini menunjukkan bahwa
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Variabel X1 dan Y variabel Lingkungan abiotik (X 2) memiliki
Unstandardized Standardized kontribusi sebesar 61,7% terhadap variabel (Y).
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig. DAFTAR PUSTAKA
1 (Constant) 8,644 2,365 3,656 ,001
Amania, N. (2020). Problematika undang-undang
X1 ,779 ,071 ,877 10,933 ,000
cipta kerja sektor lingkungan hidup. Syariati:
Jurnal Studi Al-Qur'an dan Hukum, 6(02), 209-
Adjusted R Std. Error of
220.
Model R R Square Square the Estimate
Aspan, Z. (2017). Advokasi Litigasi Kasus Reklamasi
1 ,877 a ,769 ,762 1,716 Pantai Makassar (Perspektif Undang-Undang
Lingkungan Hidup). Amanna Gappa, 19-24.
Selanjutnya Berdasarkan hasil analisis variabel
Atsarina, D. (2018). Pengaruh Aktivitas Pengelolaan
lingkungan abiotik (X2) pengelolaan lingkungan
Lingkungan Hidup Terhadap Kinerja Keuangan
gedung DPR RI sebagai parlemen modern (Y). Nilai
Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di
R sebesar 0,786 menunjukkan bahwa terdapat
Bursa Efek Indonesia Periode 2012-
korelasi/hubungan yang positif, dimana variabel
2016 (Doctoral Dissertation, STIE Indonesia
lingkungan abiotik (X2) mempunyai pengaruh yang
Banjarmasin).
kuat terhadap variabel (Y). Apabila variabel
lingkungan abiotik (X2) mengalami peningkatan Darmawan, D., & Fadjarajani, S. (2016). Hubungan
akan diikuti pula oleh peningkatan variabel (Y). antara pengetahuan dan sikap pelestarian
Sedangkan Nilai koefisien determinasi (R2) yaitu lingkungan dengan perilaku wisatawan dalam
0,617 atau 61,7%. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga kebersihan lingkungan (studi di
variabel lingkungan abiotik (X2) memiliki kontribusi kawasan objek wisata alam gunung
sebesar 61,7% terhadap variabel (Y), sedangkan galunggung desa linggajati kecamatan sukaratu
38,3 % lagi dipengaruhi oleh variabel lainnya. kabupaten tasikmalaya). Jurnal Geografi, 4(1).
288 Hugua et al Pengelolaan Komponen Biotik
Fiqa, A. P. (2020). Pengaruh Faktor Lingkungan Ramdhan, B., Chikmawati, T., & Waluyo, E. B.
(Biotik Dan Abiotik) Terhadap Pertumbuhan (2015). Perspektif kultural pengelolaan
Beberapa Varietas Uwi (Dioscorea Alata L.) lingkungan pada masyarakat adat Cikondang
Terpilih Koleksi Kebun Raya Purwodadi. kabupaten Bandung Jawa Barat. Jurnal
In Seminar Nasional Biologi 2020. Sumberdaya Hayati, 1(1), 7-14.
Meta, K. (2014). Pendekatan Historis Terhadap Sanur, D. (2017). Urgensi Membangun Parlemen
Permasalahan Lingkungan Di Indonesia. Jurnal Modern. Kajian, 20(4), 305-316.
Cakrawala Hukum, 5(2), 146-156.
Sugiyono, M. P. P. (2007). Pendekatan Kuantitatif.
Pahlevi, I., Khatarina, R., Ardipandanto, A., Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Budiman, A., Ardiyanti, H., Doly, D., & Prayudi,
Utami, C. (2022). Pengaruh Lingkungan Kerja,
P. (2015). DPR RI Menuju Parlemen Modern.
Kompetensi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap
Putri, M. K., Septinar, H., & Daulay, R. W. (2019). Kualitas Kerja Pada Badan Pengelola Keuangan
Analisis Pengaruh Pengelolaan Lingkungan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten
terhadap Kondisi Masyarakat Hilir Sungai Pelalawan (Doctoral dissertation, Universitas
Musi. Jurnal Geografi: Media Informasi Islam Riau).
Pengembangan dan Profesi
Kegeografian, 16(2), 80-89.