Professional Documents
Culture Documents
63-72
3. Dokumentasi, dilakukan untuk perolehan data dalam Penyusunan kategori inilah yang menjadi bagian dari
bentuk audio maupun visual untuk mendukung proses membangun faktor.
kelengkapan kebutuhan data maupun back up data.
4. Perolehan melalui data sekunder pada arsip dokumen Dalam proses menyusun kategori tersebut dilakukan
baik yang bersifat publik maupun pribadi (Creswell, melalui interpretasi peneliti dan menggunakan metode
2014) dan dapat dipertanggungjawabkan analisis isi konvensional (conventional content analysis)
keabsahannya. dimana hasil wawancara identifikasi ke dalam segmen-
segmen makna, menyusun kata kunci, dan membangun
Metode Penenetuan Responden
kategori mengikuti penalaran penelitian. Poin penting
Responden bersifat non-random sampling dengan penelitian murni dari hasil interpretasi peneliti bukan dari
menentukan terlebih dahulu pihak-pihak yang terkait teori. Setelah hasil open coding berupa kategori-kategori
dengan pembangunan taman terpadu (stakeholders). didapat, selanjutnya dilakukan analisa hubungan antar
Stakeholders yang terdata akan ditelusuri melalui teknik kategori melalui analisis korespondensi. Analisa ini
snow-ball sehingga didapat informan/responden kunci menggunakan bantuan software JMP. JMP atau Jump
yang memiliki informasi menyeluruh terhadap topik yang adalah suatu program/software komputer berbasis skrip
akan diteliti. Informan kunci sebaiknya orang yang yang menjadi bagian dari perangkat lunak statistika. JMP
bersedia untuk berbagi pengetahuan dengan peneliti, dan diharapkan dapat langsung membuat sistem analisis ke
sering dijadikan tempat bertanya oleh peneliti. Informan bentuk analisis statistika yang diinginkan, dengan
ini dapat terdiri dari: kemampuan pembuatan plot dan grafik secara visual
berdasarkan tabel data yang dimaksukan. Melalui JMP
1. Informan Kunci Formal (pemerintah kota dan akan didapat nilai signifikansi dari hasil korespondensi
pengurus lingkungan). antara faktor dan variabel-variabel penelitian.
2. Informan Pendukung (pengguna taman, pihak luar Korespondensi bernilai signifikan apabila P-value <0.05
yang berkaitan).
Jumlah informan pada penelitian kualitatif dengan teknik yang mempunyai arti bahwa tingkat kepercayaanya lebih
wawancara akan dianggap cukup bila jawaban yang dari 95%.
didapat telah cenderung jenuh. Jenuh berarti bahwa pola
Jika hasil korespondensi telah didapat, maka langkah
jawaban berulang dan cenderung sama di tiap responden
selanjutnya adalah memberi label kategori baru dengan
dan tidak ada pola jawaban lain yang muncul. Menurut
istilah khusus yang merangkul antar kategori baru melalui
Lincoln dan Guba (1985) menganjurkan cara penentuan
selective coding. Proses ini merupakan bagian dari
batas sampai pada titik jenuh (point of redundancy). Proses
perumusan hipotesa untuk membentuk sebuah model
wawancara dilengkapi dengan teknik perekaman dan
teoritis. Tipologi pengelompokan merupakan bagian dari
penulisan jawaban informan.
hasil selective coding, visualisasinya dapat menggunakan
Metode Analisa Data tabel ataupun diagram untuk menampilkan hasil
penelitian yang lebih mudah dibaca dan dipahami. Dalam
Seluruh informasi yang diperoleh dari proses
proses analisis korespondensi apabila hasil korespondensi
pengumpulan data kemudian dibuat kedalam transkrip
mempunyai nilai tidak signifikan (p-value >0.05), maka
data teks yang siap untuk dianalisis melalui metode open
perumusan faktor kembali kepada temuan kategori yang
coding, axial coding, dan selective coding (Creswell, 207).
didapat dari hasil open coding sebelumnya. Rangkaian
Open coding dilakukan dengan mengidentifikasi dan
tahapan proses analisa data dapat dilihat pada Gambar 2.
mengelompokan informasi yang didapat dari hasil
pengumpulan data teks yang kemudian diinterpretasikan
ke dalam segmen makna, kode, sub kategori dan kategori.
Gambaran Umum Lokasi Lokasi Taman Pondok Jaya berada di akses jalan utama
kawasan perumahan dan juga dekat dengan sarana publik
Data Obyek Lokasi
yaitu Kantor Kelurahan dan Setu yang sering dijadikan
Lokasi lahan yang diusulkan sebagai Taman Kelurahan sebagai sarana memancing ikan oleh warga sekitar. Area
Pondok Jaya terletak di dalam Perumahan Permata Depok ini berada di level topografi yang lebih rendah diantara
yang merupakan bagian dari wilayah RT 10 RW 7 kawasan permukiman di sekitarnya sehingga sering kali
Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota terjadi limpasan air dari saluran drainase lingkungan yang
Depok. menyebabkan kondisi genangan air sampai banjir apabila
debit air hujan cukup tinggi.
Tabel 2. Data Detil Lokasi Obyek Studi
Data Umum Demografi
Nama Lokasi Luas Status Kelurahan Pondok Jaya terbagi menjadi 7 RW dan 57 RT,
Taman (m²) Lahan selanjutnya Perumahan Permata Depok berlokasi di RW 7
Taman Sektor 3319 Fasilitas yang terdiri dari 12 RT, kemudian terbagi menjadi 13
Pondok Phyrus, Sosial-Fasilitas sektor, salah satunya adalah Sektor Phyrus dimana di
Jaya Umum (fasos- dalamnya terdapat 15 blok dengan 170 Kepala Keluarga.
Permata
fasum)
Depok,
Perumahan Tabel 3. Data Demografis Kelurahan Pondok Jaya
Pondok Jaya,
Permata (Kecamatan Dalam Angka, 2019)
Cipayung
Depok
Unsur Demografis Kelurahan Pondok Jaya
Jumlah RT 57
Jumlah RW 7
Jumlah Kepala Keluarga 7.513
(KK)
Jumlah Penduduk (jiwa) 26.761
Kepadatan Penduduk 168
(jiwa/km2)
Dominasi Pekerjaan Karyawan
Penduduk
Dominasi Tamatan SLTA
Tingkat Pendidikan
Jumlah Gangguan 24
Kamtibmas (kasus)
Gambar 3. Peta Konteks Lokasi Jumlah Organisasi 18
Kemasyarakatan
Informasi rinci mengenai pelaksanaan alur tahapan dalam pertanyaan persetujuan terhadap Pembangunan Taman
proses pembangunan Taman Kelurahan Pondok Jaya Pondok Jaya beserta alasanya. Di tengah pemberlakuan
dapat dilihat pada Tabel 4. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Depok
menjadi salah satu faktor utama keterbatasan pelaksanaan
HASIL DAN PEMBAHASAN wawancara secara tatap muka sehingga apabila informan
tidak berkenan tatap muka maka proses wawancara
Respon Masyarakat
dilakukan melalui sambungan telepon dilengkapi dengan
Proses pengumpulan data informan melalui wawancara perekaman jawaban. Jumlah informan yang didapat
dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2020. Wawancara sebanyak 23 yang terdiri dari 3 Informan Kunci Formal
dilakukan pada informan kunci formal dan informan dan 20 Informan Pendukung yang terdiri dari warga
pendukung pada Taman Kelurahan Pondok Jaya. sekitar serta pengunjung taman. Hasil dari wawancara
Pertanyaan yang diajukan pada informan meliputi tersebut dituangkan menjadi data teks sesuai dengan apa
pertanyaan seputar data demografi personal dan yang dikatakan oleh informan dan dilakukan proses
Tabel 4. Alur Tahapan Proses Produksi RTH Taman Terpadu Kelurahan Pondok Jaya.
Kategori
3
Segmen
Sumber
Posesif 2
Makna
Kode
Sub
Resistansi 1
Tidak Perlu 2
Konsep Desain 1 Konsep Perencanaan
dari awal
penolakan Kondisi
Informan 3
Renovasi 2 2
ditolak Resistansi
awal Eksisting Bernilai Tambah 7
warga Manfaat Fisik
Kenyamanan 1
tidak Kondisi 12
tidak butuh Tidak Perlu Visual 26
butuh Eksisting Aksesibilitas 1
Manfaat Edukasi 1
bagus bagus Visual
Fisik Hak Publik 2
Manfaat Interaksi Sosial 2
jadi ramai suasana Suasana Manfaat Sosial
Sosial Kebermanfaatan 6
Manfaat 15
jadi bersih bersih Visual Kebutuhan 1
Fisik Nirlaba 3
Informan 20
Manfaat Rekreasi 27
rapi rapi Visual
Fisik Suasana 3
Manfaat Mekanisme Pengelolaan
jalan-jalan jalan-jalan Rekreasi Pengelolaan 2
Sosial 1
Preseden 1 Preseden
Manfaat 2
olah raga olah raga Rekreasi Regulasi 1
Sosial
Mufakat 1 Privilese
Manfaat Privilese 6 5
bawa anak rekreasi Rekreasi
Sosial
Berdasarkan data yang diperoleh dari proses open coding Kelompok Setuju
terdapat 126 total frekuensi jawaban dari 23 informan Faktor yang melatarbelakangi kelompok setuju meliputi
tersebut, lalu dari didapatkan 30 variasi sub kategori dan manfaat sosial, manfaat fisik dan preseden. Kelompok ini
setelah dilakukan interpretasi mendalam ditemukan 10 terdiri dari beberapa warga yang rutin berkunjung ke
variasi kategori atau faktor yang mempengaruhi respon taman untuk menikmati dan menggunakan fasilitas yang
warga (Tabel 6). ada baik warga perumahan maupun luar perumahan.
Tahap selanjutnya setelah menemukan kategori yang Sebagian besar dari kelompok ini bertempat tinggal di
pada nantinya menjadi faktor temuan dilakukan proses lokasi luar Sektor Phyrus dimana taman berada. Selain itu,
axial coding untuk mencari hubungan antar kategori. kelompok ini cenderung melihat pada taman lokasi lain
Kategori yang akan dianalisis adalah alasan dan yang telah terbangun sebagai acuan persepsinya, serta
persetujuan. Alasan didapat dari 10 kategori hasil open menjadikan regulasi pemerintah Kota Depok sebagai
coding meliputi alih hak dan fungsi, alur proses, intervensi, sesuatu yang tidak ada salahnya untuk dilaksanakan
kondisi eksisting, konsep perencanaan, manfaat fisik, karena pasti pertimbangannya untuk kebaikan bersama.
manfaat sosial, mekanisme pengelolaan, preseden dan Sejalan dikemukakan oleh Lyle (1981) dalam Nurisjah
privilese. Untuk aspek persetujuan dibagi menjadi tiga (2005) bahwa RTH memiliki fungsi biofisik sebagai fungsi
kelompok, yaitu kelompok Setuju, kelompok Setuju lingkungan utama dikenal sebagai pembentuk
dengan Catatan dan kelompok Tidak Setuju. environmental architecture, kemudian fungsi tambahan
merupakan fungsi yang diberikan oleh manusia yang
Berdasarkan hasil analisis korespondensi menggunakan ingin meningkatkan dayaguna RTH ini (human
tools JMP, analisa hubungan antara alasan dengan architecture) dalam suatu wilayah perkotaan. Preseden
persetujuan mempunyai nilai yang signifikan dengan p- yang muncul akibat dari pengalaman individu terhadap
value <0.001 dapat dilihat pada Gambar 6. lokasi lain yang dirasakan memberikan kesan kebaikan.
Privilese 6
privilese
Mufakat 1
pengelolaan perencanaan
renovasi 2
konsep
konsep desain 1
mekanisme
pengelolaan 2
0 2 4 6 8
Regulasi 1
den
Keikutsertaan stakeholders seperti aktor privat dan aktor Dari analisa data diperoleh bahwa ada beberapa perilaku
pemerintah menjadi penting untuk mencapai konsensus warga sebagai respon terhadap pembangunan Taman
dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya dikemukakan Pondok Jaya dengan faktor yang melatarbelakanginya.
bahwa terdapat empat variabel dalam proses kolaborasi, Respon warga tersebut dapat dikelompokan menjadi
yaitu a) kondisi awal; b) bentuk kelembagaan; c) Kelompok Pendukung yaitu warga yang menyatakan
kepemimpinan; dan d) proses kolaborasi (Ansell dan setuju atas program pembangunan Taman Pondok Jaya.
Gash, 2007; Ulfa, 2018). Kelompok Moderat yaitu kelompok respon warga yang
menyetujui pembangunan Taman Pondok Jaya tetapi
diiringi dengan kesepakatan tertentu demi kebaikan
KELOMPOK TIDAK SETUJU bersama (setuju dengan catatan). Kelompok ini dapat
dikatakan sebagai kelompok jalan tengah. Kelompok
Tidak Perlu 2 Penentang yaitu respon warga yang menyatakan tidak
kondisi eksisting
perilaku.
Komunikasi 1
Kerawanan sosial 1 Faktor-faktor yang melatarbelakangi kelompok respon
alih
Gambar 10. Model Hipotesis Kelompok Persetujuan/Respon Terhadap Pembangunan Taman Kelurahan Pondok Jaya
(sense of place) dapat terbentuk oleh tiga unsur pokok dari pembangunan yang lebih tepat agar efisiensi dan
tempat (constituents of place) yaitu atribut fisik lingkungan, optimalisasi keberhasilan program pembangunan dapat
aktivitas yang terjadi, dan konsepsi manusia terhadap tercapai
lingkungan fisiknya. Tujuan akhir dari perancangan
lingkungan adalah menciptakan place, yang DAFTAR PUSTAKA
didefinisikannya sebagai suatu unit pengalaman dimana
Ansell, C., Gash, A. 2007. Collaborative Governance in
aktivitas dan lingkungan fisik menjadi kesatuan atau
Theory and Practice. Journal of Public
menyatu (amalgamate) sesuai yang dikemukakan David
Administration Research and Theory University
Canter (1977) dalam Wardianto (2011).
of California 2007, Berkeley.
SIMPULAN Atkinson, R.L. 1983. Pengantar Psikologi dalam Arsitektur
Lanskap. Bumi Aksara: Jakarta.
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan
telah didapatkan pengetahuan sebagai berikut: Bachtiar, J.C.U., Kusuma, H.E. 2019. Pengelompokan
Pengunjung Berdasarkan Durasi Kunjungan Dan
1. Proses penyediaan RTH Taman Kelurahan Terpadu di Karakteristik Taman: Relaksasi, Pelarian, Dan
Pondok Jaya berlangsung cukup lama dikarenakan Penikmat. Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 11 No.
beberapa kali terjadi penolakan secara resmi oleh 1 2019, 12, doi:10.29244/Jli.11.1.2019.11-16.
warganya terutama warga Sektor Phyrus. Alasan
Buana, R.D. 2018. Tolak Taman Pondok Jaya, Warga Pirus
utama ketidakbersetujuan tersebut adalah kehilangan
Permata Depok Siap Pasang Badan.
hak, hal ini dapat dilihat dari frekuensi terbanyak yang
https://wartakota.tribunnews.com/depok.
ada pada tipologi kelompok tidak setuju.
2. Terkait perumusan respon warga dari hasil analisis Diakses: 11 Juni 2020.
data dan informasi terdapat tiga kelompok respon Creswell, J.W. 2007. Qualitative Inquiry and Research
warga mengenai Pembangunan Taman Kelurahan Design:Choosing among Five Approaches (2nd ed.).
Pondok Jaya, yaitu: London:SAGE Publications.
a. Kelompok Setuju, faktor alasan meliputi manfaat
sosial, manfaat fisik dan preseden. Creswell, J.W. 2014. Research Design: Qualitative,
b. Kelompok Setuju dengan Catatan, faktor alasan Quantitative, and Mixed Methods Approaches.
meliputi konsep perencanaan, mekanisme California: Sage Publications, Inc.
pengelolaan dan privilese. Febriana, N.P.R, Kaswanto, R.L.. 2015. Tourism Track
c. Kelompok Tidak Setuju, faktor alasan meliputi alih Management of Cibeureum Waterfall as a
hak dan fungsi, alur proses, intervensi dan kondisi Provider of Landscape Beautification Service at
eksisting. Gunung Gede Pangrango National Park,
3. Saat ini taman sudah berhasil dibangun sejak akhir Procedia Environmental Sciences, Vol. 24.
tahun 2018 setelah adanya rapat koordinasi intensif
yang dihadiri langsung oleh para pemangku kebijakan Firmandhani, S.W, Setioko, B., Setyowati, E. 2013. Faktor
dengan penandatanganan nota kesepakatan bersama. Pembentuk Persepsi Ruang Komunal di Pemukiman
Taman Pondok Jaya diresmikan pada Januari 2019 dan Nelayan, Studi Kasus: Pemukiman Nelayan Tambak
mulai dinikmati manfaatnya oleh warga baik dalam Mulyo Semarang. TEKNIK – Vol. 34 No. 1 2013,
perumahan maupun luar perumahan. Faktor ISSN 0852-1697.
keberhasilan proses pembangunan tersebut dapat Gerungan, W.A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika
dicermati dari tipologi kelompok setuju yang memiliki Aditama.
total frekuensi paling banyak di antara dua kelompok
lainnya. Hanief, F., Dewi, S.P. 2014. Pengaruh Urban Sprawl
Terhadap Perubahan Bentuk Kota Semarang
Penelitian ini tidak lepas dari kekurangan dan Ditinjau Dari Perubahan Kondisi Fisik Kelurahan
ketidaksempurnaan. Dalam penelitian ini baru melihat Meteseh Kecamatan Tembalang. Jurnal Ruang Vol.
aspek persetujuan/respon dan alasan terhadap 2 No. 1 2014 Issn 1858-3881.
pembangunan taman kelurahan sebagai Program
Pemerintah Kota Depok. Ada beberapa hal penting yang Lincoln, Y.S., Guba, E.G. 1985. Naturalistic Iquiry.
dapat dilanjutkan untuk penelitan selanjutnya antara lain Beverly Hills: California.
adalah hubungan kondisi sosial masyarakat dengan Lindgren, M., Bandhold, H. 2003. Scenario Planning The
alasan dan juga hubungan karakter lokasi dengan alasan. Link Between Future and Strategy. New York,
Selain itu penting untuk diteliti juga mengenai faktor apa Palgrave Machmillan.
yang mempengaruhi keberhasilan pembangunan taman
di wilayah lain dalam lingkup Kota Depok. Nurisjah, S. 2005. Penilaian Masyarakat Terhadap Ruang
Terbuka Hijau (RTH) Wilayah Perkotaan: Kasus
SARAN Kotamadya Bogor. (Disertasi Doktoral, Institut
Pertanian Bogor).
Penelitian lanjutan mengenai kondisi ketidakberhasilan
suatu proyek terutama yang digagas oleh program Perda Kota Depok Nomor 21 Tahun 2017 Tentang
pemerintah (Failed Story) masih sedikit dilakukan. Faktor Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Depok
keberhasilan dan kegagalan kemungkinan akan berbeda Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Rencana
di setiap lokasi sehingga hal tersebut akan menarik untuk Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok
diteliti dengan harapan sebagai input pada pihak Tahun 2016-2021.
pemangku kebijakan untuk merumuskan pendekatan