You are on page 1of 9

Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830

Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020


https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU


TANGGAP (RESPONSE TIME) PASIEN DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT GRANDMED

Tati Murni Karokaro1, Kardina Hayati2, Sari Desi Esta Ulina Sitepu3,
Abdy Lestari Sitepu4

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam


1,2,3,4

Fakultas Keperawatan dan Fisioterapi Program Studi Keperawatan S1


Jl. Sudirman No 38 Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang SUMUT
e-mail: tatikarokaro612sp@gmail.com

DOI : https://doi.org/10.35451/jkf.v2i2.356

Abstrak
Emergency installation (IGD) is the first place for patients to handle based on
obesity. Response time can be calculated by minute, but the response time
can be influenced by several factors: 1) The amount of energy available in
IGD, 2) facilities and infrastructures, 3) education. It is said to be timely when
the response time required to respond does not exceed the average time
specified. The Goals of this research was to know the factors related to the
response time of the patient at the IGD HOSPITAL GrandmedLubukPakam in
2019. The research was conducted at IGD with a sample number of 30
respondents, used the Chi-Square test. The design was used analytical
observation with a cross sectional approach. The Data collection techniques
with total sampling using questionnaire and observation sheets.The Result of
research based on respondent characteristics based on age of majority age 20
– 25 years, 66.7%, female majority gender was 73.3%, undergraduate
education of nursing 83.3%, and Chi-Square test can be concluded there was
a nurse workload correlation with patient response time at IGD with significant
value of 0.002 and nurse working period with patient response time in IGD
with significant value 0.006. From the research, it can be concluded that there
was a time and workload correlation to the patient's response time at IGD.
Suggestions for next researchers add to the research subject, the sampling
techniques used, using case-study methods.

Keywords: Response time, IGD patient, Nurse

1. PENDAHULUAN yang memiliki manajemen yang baik


Rumah Sakit merupakan suatu dalam memberikan pelayanan kepada
instansi atau organisasi sosial dan pasien seperti pelayanan yang secara
kesehatan yang fungsi sebagai pelayanan menyeluruh, pengobatan sebagai bentuk

172
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

peningkatan kualitas pelayanan asuhan, perawat dan tim medis lainnya wajib
dimana bagian utama terdepan rumah mengkaji pasien dengan tahapan: 1)
sakit adalah Instalasi Gawat Darurat Airway, 2) Breathing, 3) Circulation, 4)
(IGD) yang merupakan tempat pertama Drug Defibrilator Disability. (Ines, 2016
pasien di tangani berdasarkan dan Rima, 2015).
kegawatdaruratan ataupun Waktu tanggap dapat dihitung
pengelompokan triage pasien. (Musliha, dengan hitungan menit, namun waktu
2015) tanggap dapat dipengaruhi beberapa
Pengelompokan triage yang factor yaitu: 1) jumlah tenaga yang
dilakukan pada pasien adalah untuk tersedia di IGD, 2) sarana dan prasarana,
menentukan kegawatdaruratan keadaan 3) pendidikan, dan faktor lain yang
pasien sehingga dapat mencegah mendukung. Dikatakan tepat waktu
terjadinya kecacatan bahkan kematian. apabila waktu tanggap yang diperlukan
Oleh sebab itu, petugas IGD (dokter dan dalam memberikan respon tidak melebihi
perawat) harus memiliki sertifikat dan waktu rata-rata atau standar yang sudah
memiliki kecepatan, ketrampilan dan di tentukan. Pelaksanaan waktu tanggap
kesiagaan yang lebih dari petugas medis yang memadai di Indonesia masih
di ruangan lain. Pelayanan yang di memerlukan evaluasi lebih lanjut dan
lakukan di IGD dapat di ukur dengan yang menjadi indikator keberhasilan
tahapan yaitu 1) tahap primer yaitu waktu tanggap penderita gawat darurat
tanpa memberikan dukungan alat bantu adalah kecepatan dalam memberikan
diagnostik dan 2) tahap sekunder yaitu pertolongan kepada pasien baik, keadaan
dengan memnerikan dukungan alat bantu rutin sehari-hari maupun sewaktu
diagnistik. Setiap melakukan tindakan bencana serta bantuan yang diberikan
pada pasien yang masuk ke IGD, maka untuk menyelamatkan nyawa atau
perawat dan tim medis lainnya wajib mencegah cacat. (Rima, 2015,
mengkaji pasien dengan tahapan: 1) Soetrisno,2013 dan Yuliati, 2018).
Airway, 2) Breathing, 3) Circulation, 4) Waktu tanggap yang diberikan oleh
Drug Defibrilator Disability, (Leading petugas kesehatan di IGD sangat
Practice in Emergency Departement, membantu pasien maupun keluarga
2010, Musliha, 2015, Soetrisno,2013 karena dapat membantu mengurangi
dan Basoeki dkk, 2012). biaya pengobatan, namun Kecepatan dan
ketepatan pelayanan kesehatan yang
Gambar 1. Ruang IGD diberikan tenaga kesehatan kepada
pasien haruslah sesuai dengan standar
yang sudah ditentukan sesuai dengan
kompetensi dan kemampuan tenaga
medis agar dapat menjamin dalam
memberikan pelayanan
kegawatdaruratan yang cepat dan tepat.
Hal ini dapat dicapai dengan
meningkatkan sarana, prasarana, sumber
daya manusia dan manajemen
rumahsakit/puskesmas sesuai standar.
(Wilde, 2009 dan Soetrisno,2013).
Keberhasilan tindakan dalam
mengatasi kegawatdaruratan dapat
dinilai dari: 1) Pelayanan pertama pada
Pelayanan yang di lakukan di IGD
saat terjadi kegawatdaruratan dan dapat
dapat di ukur dengan tahapan yaitu 1)
dikategorikan terlambat apabila tindakan
tahap primer yaitu tanpa memberikan
yang di berikan kepada pasien > 5 menit,
dukungan alat bantu diagnostik dan 2)
2) Petugas IGD adalah petugas yang
tahap sekunder yaitu dengan
bekerja di IGD Rumah sakit yang telah di
memberikan dukungan alat bantu
latih Penanggulangan Penderita Gawat
diagnistik. Setiap melakukan tindakan
Darurat (PPGD), 3) Tindakan untuk
pada pasien yang masuk ke IGD, maka

173
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

menyelamatkan hidupp pasien jiwa yang melakukan penghitungan frekwensi


sedang gawat darurat. (Patricia, 2013). pernapasan pasien dan didapat hasilnya
Faktor – faktor yang dapat 28x/menit. Dari hasil pengkajian maka
mempengaruhi waktu tanggap perawat di perawat langsung memasang nasal canul
IGD meliputi: 1) karakter pasien, 2) dengan oksigen 2 liter/menit, pada pukul
penempatan staf, 3) Brangkar, Rostul 20.03 dan memberikan posisi semi
dan alat lainnya yang digunakan untuk fowler. Kemudian perawat melaporkan
memindahkan pasien ke ambulans atau keadaan pasien dan tindakan yang sudah
tempat tidur) 4) petugas kesehatan, diberikan kepada pasien kepada dokter
waktu ketibaan pasien, 5) pelaksanaan jaga pukul 20.07. Setelah itu dokter
manajemen, 6) strategi pemeriksaan, 7) langsung memeriksa keadaan pasien
penanganan yang dipilih, 8) masa kerja, pukul 20.10 dan langsung memberikan
9) Pendidikan, 10) Beban kerja terapi pukul 20.13. Waktu tanggap
(Jordiawan, 2015, Kemenkes, 2009 dan dipengaruhi oleh faktor internal dan
Munandar, 2012). eksternal yang mempengaruhi
memberikan pelayanan kesehatanantara
Gambar 2. Waktu Tanggap Petugas lain karakteristik pasien (triage),
IGD keterampilan dan beban kerja perawat
yaitu 67,5%, fasilitas dan sarana
pendukung 80,0%, standar prosedur
pelayanan 77,5%. (Girsang, 2005, Yoon,
2013, Siahaan, 2013 dan Musliha, 2015)

Gambar 3. Fasilitas Ruang IGD

Data kunjungan (IGD) Rumah Sakit


yang ada di Indonesia adalah 5.602.306
pasien (15,1%) dari total kunjungan.
Penanganan pasien di IGD BLU RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou memiliki waktu Berdasarkan studi pendahuluan
tanggap >5 menit sebanyak 17 (56,7%). yang dilakukan penulis pada tanggal 25
Petugas IGD Rumah Sakit Umum Daerah Oktober 2019, didapatkan data jumlah
Labuang Baji memiliki waktu tanggap 28 pasien yang masuk IGD RS Grandmed
kali (90,3%). Di IGD RSD Balung, waktu selama bulan Januari –September 2019
tanggap penanganan 0 menit sebanyak adalah 80.229 pasien. Rata-rata jumlah
60,0%, dan sebagian besar responden pasien setiap hari yang masuk mencapai
yang menyatakan sangat sesuai dengan 92 pasien. Ada beberapa keluarga
waktu tanggap dalam pelayanan dengan maupun pasien mengeluh dengan
rentang waktu 2 hingga 30 menit dalam pelayanan di Instalasi Gawat Darurat RS
pelayanan kegawatdaruratan sebanyak Grandmed dengan triage bewarna hijau
12 responden (40,0%) dari 30 bahwa kurang perhatian seperti pasien
responden. (Kemenkes RI, 2018, yang masuk ke IGD dengan triage
Surtiningsih, 2016, Maatilu tahun 2014 bewarna kuning dan merah, namun ada
dan Risamdani, 2015). beberapa pasien yang tidak sesuai
Waktu tanggapdi IGD rumah sakit dengan penempatan triage yang sudah di
memiliki kecepatan dan ketepatan yang tentukan. Jumlah tenaga perawat yang
baik, contoh: pasien datang ke IGD pada dinas di IGD RS Grandmed berjumlah 30
pukil 20.00 wib dengan keluhan sesak perawat, pembagian team diatur oleh
napas, perawat langsung melekukan kepala ruang IGD. Sebagian perawat
pengkajian dasar dimana perawat yang bertugas di IGD juga bertugas di

174
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

Unit Endoscopy, sehingga beban kerja Berdasarkan Tabel 1 Karakteristik


perawat IGD menjadi 2 bagian, masih Responden berdasarkan umur mayoritas
ada perawata di IGD yang belum usia 20 – 25 tahun yaitu 66,7 %, jenis
memiliki sertifikat perawat IGD dan masa kelamin mayoritas perempuan yaitu
kerja yang kurang dari 3 Bulan. Dari 73,3%, pendidikan Sarjana Keperawatan
keterangan kepala ruang IGD belum ada 83,3%.
evaluasi tentang waktu tanggap dan Tabel 4.1. Karakteristik Responden
faktor-faktor yang mempengaruhinya Yang Berhubungan Dengan Waktu
(Rekam Medis RS Grandmed, 2019). Tanggap (Respon Time) Pasien di
IGD

2. METODE PENELITIAN Frekwensi (%)


Penelitian ini dilaksanakan di IGD Karakteristik
Rumah Sakit Grandme, sampel yang Responden
diambil adalah seluruh perawat IGD yaitu Umur
30 orang dengan kriteria: 1) perawat 20 – 25 tahun 20 66,7
26 – 30 tahun 9 30,0
yang bekerja gi IGD, 2) tingkat
31 – 35 tahun 1 3,3
pendidikan minimal D3, 3) masa kerja Jenis kelamin
minimal 3 bulan atau telah selesai Laki – laki 8 26,7
melaksanakan masa training. Instrumen Perempuan 22 73,3
yang digunakan adalah Kuesioner yang di Pendidikan
adopsi dari penelitian sebelumnya dari D3 keperawatan 5 16,7
Surtiningsih, 2016, Rima, Wahyu, 2015, Sarjana keperawatan 25 83,3
dan Ines, Marianne, 2016 berhubungan
dengan beban dan masa kerja serta Berdasarkan Tabel 2 faktor – faktor yang
waktu tanggap, sehingga peneliti tidak berhubungan dengan Waktu Tanggap
melakukan ujia validitas maupun berdasarkan masa kerja mayoritas ≤ 2
reabilitas. Menggunakan Uji Chi-Square. tahun 56,7%, beban kerja mayoritas
desain yang digunakan adalah observasi rendah 56,7%, sarana dan prasarana
analitik dengan pendekatan cross mayoritas lengkap 70%, waktu tanggap
sectional. Teknik pengumpulan data yaitu mayoritas ≥ 5 menit 60,0%.
melakukan wawancara langsung kepada Tabel 4.2. Faktor – Faktor Yang
responden berpedoman pada kuesioner Berhubungan Dengan Waktu
mengenai masa kerja, beban kerja, Tanggap (Respon Time) Pasien
sarana dan prasarana dan waktu
tanggap. Alur penelitian ini dapat dilihat Variabel Frekuensi (%)
pada figure 4 alur pelaksanaan penelitian Masa Kerja
di bawah ini . ≤ 2 tahun 17 56,7
≥ 2 tahun 13 43,3
Gambar 4: Alur Pelaksanaan Beban Kerja
Penelitian Rendah 17 56,7
Tinggi 13 43,3
Sarana &
POPULASI Prasarana
Tidak lengkap 9 30,0
Lengkap 21 70,0
Sampel: n=30 Waktu Tanggap
(Respon Time)
≤ 5 menit 12 40,0
Pengukuran Respon Time Di IGD ≥ 5 menit 18 60,0

Berdasarkan Tabel 3 Hubungan Masa


Kerja Dengan Waktu Tanggap (Respon
Analisa Data Time) Pasien di IGD RS Grandmed bahwa
dari 17 (56,7%) perawat pelaksana yang
masa kerja ≤ 2 tahun ada 3 (10,0%)
perawat pelaksana menangani pasien
3. HASIL

175
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

IGD dengan waktu tanggap (respon time) Berdasarkan Tabel 5 Hubungan Sarana
≤ 5 menit kepada pasien dan 14 (46,7%) Dan Prasarana Dengan Waktu Tanggap
perawat pelaksana menangani pasien bahwa dari 9 (30,0%) perawat pelaksana
IGD dengan waktu tanggap (respon time) yang sarana dan prasarana tidak lengkap
≥ 5 menit. Hal ini menunjukkan angka ada 2 (6,7%) perawat pelaksana
yang lebih tinggi dibandingkan dengan 13 mengaku menangani pasien IGD dengan
(43,3%) perawat pelaksana yang masa waktu tanggap (respon time) ≤ 5 menit
kerja ≥ 2 tahun ada 9 (30,0%) perawat kepada pasien dan 7 (23,3%) perawat
pelaksana menangani pasien IGD dengan pelaksana mengaku menagani pasien
waktu tanggap (respon time) ≤ 5 menit IGD dengan waktu tanggap (respon time)
kepada pasien dan 4 (13,3%) perawat ≥ 5 menit. Hal ini menunjukkan angka
pelaksana lainnya menangani pasien IGD yang lebih rendah dibandingkan dengan
dengan waktu tanggap (respon time) ≥ 5 21 (70,0%) perawat pelaksana yang
menit. beban kerja tinggi ada 10 (33,3%)
Tabel 4.3. Hubungan Masa Kerja perawat pelaksana mengaku menangani
Dengan Waktu Tanggap (Respon pasien IGD dengan waktu tanggap
Time) Pasien di IGD (respon time) ≤ 5 menit kepada pasien
dan 11 (35,7%) perawat pelaksana
Waktu Tanggap lainnya mengaku menangani pasien IGD
(Respon Time)
Masa
≤5
Jumlah
P dengan waktu tanggap (respon time) ≥ 5
Kerja ≥ 5 menit
menit menit.
n % N % n %
≤ 2 thn 3 10 14 46,7 17 56,7
Tabel 4.5. Hubungan Sarana Dan
≥ 2 thn 9 30 4 13,3 13 43,3 0,00 Prasarana Dengan Waktu Tanggap
Jumlah 12 40 18 60,0 30 100
(Respon Time) Pasien di IGD
Waktu Tanggap
Berdasarkan Tabel 4 Hubungan Beban Sarana
(Respon Time) Jumlah
dan P
Kerja Dengan Waktu Tanggap (Respon Prasarana
≤ 5 menit ≥ 5 menit
n % n % n %
Time) Pasien dapat dilihat bahwa dari 17 Tidak 2 6,7 7 23,3 9 30
(56,7%) perawat pelaksana yang beban lengkap
0,187
kerja rendah ada 11 (36,7%) perawat Lengkap 10 33,3 11 35,7 21 70
Jumlah 12 40,0 18 60,0 30 100
pelaksana mengaku menangani pasien
IGD dengan waktu tanggap (respon time)
≤ 5 menit kepada pasien dan 6 (20,0%)
perawat pelaksana mengaku menagani 4. PEMBAHASAN
pasien IGD dengan waktu tanggap
(respon time) ≥ 5 menit. Hal ini Faktor Masa Kerja Perawat Yang
menunjukkan angka yang lebih tinggi Berhubungan Dengan Waktu
dibandingkan dengan 13 (43,3%) Tanggap (Respon Time) Pasien di
perawat pelaksana yang beban kerja IGD
tinggi ada 1 (3,3%) perawat pelaksana Masa atau pengalaman kerja
mengaku menangani pasien IGD dengan sangatlah penting dalam memberikan
waktu tanggap (respon time) ≤ 5 menit pelayanan yang prima untuk
kepada pasien dan 12 (40,0%) perawat meningkatkan pengetahuan maupun
pelaksana lainnya mengaku menangani keterampilan, sehingga dengan masa
pasien IGD dengan waktu tanggap kerja ataupu pengalaman kerja yang
(respon time) ≥ 5 menit. panjang dapat meningkatkan
keterampilan dan metode dalam bekerja
Tabel 4.4. Hubungan Beban Kerja sehingga dapat memiliki banyak
Dengan Waktu Tanggap (Respon pengalaman dengan masalah atau kasus
Time) Pasien di IGD - kasus kegawatdaruratan yang terjadi
Waktu Tanggap sangat berpengaruh terhadap respon
Beban (Respon Time) Jumlah time petugas/pekerja. Masa kerja atau
P
Kerja ≤ 5 menit ≥ 5 menit
n % n % n % lama kerja adalah proses pembentukan
Rendah 11 36,7 6 20,0 17 56,7 pengetahuan atau keterampilan tentang
Tinggi 1 3,3 12 40,0 13 43,3 0,002
metode suatu pekerjaan karena
Jumlah 12 40,0 18 60,0 30 100
keterlibatan individu/petugas tersebut

176
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

dalam pelaksanaan tugas pekerjaan, Hasil penelitian menunjukkan ada


sehingga dengan lama kerja yang hubungan antara beban kerja dengan
panjang dapat meningkatkan teknik dan waktu tanggap (respon time) di IGD RS
metode dalam bekerja sehingga dapat Grandmed Lubuk Pakam p value 0,002.
memiliki banyak pengalaman terkait Hal ini ditunjukkan perawat yang beban
dengan masalah atau kasus – kasus kerja rendah menangani pasien dengan
kegawatdaruratan yang terjadi sangat waktu tanggap (respon time) ≥ 5 menit.
berpengaruh terhadap respon time Beban kerja merupakan suatu
petugas/pekerja. (Suyanto, 2010, Maatilu pekerjaan yang harus di kerjakan oleh
2014 dan Haryatun, 2018) seseorang seperti: 1) mengangkat, 2)
Berdasarkan pengamatan selama mengangkut, 3) merawat, 4) mendorong.
meneliti di IGD masa kerja perawat yang Beban kerja yang dikerjakan oleh
bertugas sangat berhubungan dengan perawat di IGD mengalami peningkatan
lamanya bekerja dan pengalaman yang beban kerja dan masih mengalami
dimiliki ketika bekerja di instalasi kekurangan perawat sehingga beberapa
sebelumnya, perawat fresh gruaded perawat IGD yang memiliki kompetensi
masih butuh bimbingan dan pelatihan bidang khusus endoscopy harus
dasar kegawatdaruratan yang menjalani pekerjaan yang double. WHO
masuk/berobat ke Instalasi IGD RS mengemukakan bahwa beban kerja
Grandmed sesuai dengan pengelompokan berlebih dapat mengakibatkan perawat
triage dan respon time sesuai kebijakan mengalami penurunan: 1) tingkat
RS Grandmed. Peneliti juga menyadari kesehatan, 2) motivasi kerja, 3) kualitas
bahwa masa kerja juga sangat erat pelayanan keperawatan dan kegagalan
kaitannya dengan waktu tanggap melakukan tindakan pertolongan
(response time) pada pasien triage warna terhadap pasien. Dalam penelitian ini
merah dikarenakan keterampilan dan didapatkan bahwa perawat dengan beban
kompetensi perawat yang memiliki kerja rendah dapat melakukan
pelatihan tentang BTCLS sehingga dapat penanganan pada pasien IGD dengan
menangani pasien dengan benar dan waktu tanggap (respon time) ≤ 5 menit,
sesuai standar prosedur operasional, akan tetapi ditemukan 40% terdapat
perlu adanya peningkatan dalam pada perawat yang beban kerja tinggi
memberikan pelatihan kepada perawat melakukan penanganan pada pasien ≥ 5
yang fresh gruated untuk mengikuti menit. Hal ini menunjukkan bahwa
pelatihan dasar kegawatdaruratan apabila beban kerja rendah maka
sehingga waktu tanggap (response time) perawat dan tim medis lainnya akan
pada pasien dapat ditangani sesuai semakin cepat dalam memberikan waktu
kebijakan RS Grandmed dan juga tanggap menangani pasien yang ada di
Peraturan Kesehatan. IGD. (Surtiningsih. 2016, Sutrisno.
2013).
Gambar 5: Pelatihan Dasar Berdasarkan pengamatan selama
Kegawatdaruratan meneliti di IGD beban kerja yang tidak
merata didapat oleh perawat, dimana
perawat baru beban kerja selalu lebih
banyak dibandingkan oleh perawat
senior, lebih berat beban pada perawat
laki laki dari pada perempuan. Hal ini
seharusnya tidak terjadi karena
pembagian beban kerja kepada perawat
seharusnya berdasarkan jabatan apakah
sebagai kepala ruangan, clinical
instruktur, ketua tim atau perawat
pelaksana, dapat juga di lihat dari
pembagian beban kerja berdasarkan
Faktor Beban Kerja Perawat Yang ketentuan atau kebijakan dari Rumah
Berhubungan Dengan Waktu Sakit GrandMed serta Kebijakan dari
Tanggap (Respon Time) di IGD Persatuan Rumah Sakit Indinesia (Persi).

177
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

menanggani pasien kegawatdarutan


dengan waktu tanggap (respon time) ≤ 5
menit. Sejalan dengan penelitian yang di
Gambar 6: Waktu Tanggap Perawat
IGD RSUP Prof. DR. R. D. Kandou bahwa
Terhadap Pasien di IGD
tidak ada hubungan antara sarana dan
prasarana dengan waktu tanggap
perawat. (Notoadmojo, 2003 dan Maatilu
(2018).

Gambar 7: Sarana dan Prasarana


Ruang IGD

Faktor Sarana dan Prasarana Yang


Berhubungan Dengan Waktu
Tanggap (Respon Time) di IGD
Sarana merupakan alat yang digunakan
untuk dalam mencapai maksud dan
tujuan sedangkan Prasarana adalah alat
yang digunakan sebagai penunjang 5. KESIMPULAN
utama untuk menjalankan proses seperti:
1) usaha, 2) pembangunan, 3) proyek). Ada hubungan masa kerja perawat
Sarana dan prasarana adalah fasilitas dengan waktu tanggap (response time)
pasien di IGD RS Grandmed Lubuk
yang saling mendukung karena saling
Pakam dengan nilai signifikan 0,006.
berkaitan antara satu dengan yang Ada hubungan beban kerja perawat
lainnya. Dalam memberikan pelayanan dengan waktu tanggap (response time)
kegawatraruratan maka diperlukan pasien di IGD RS Grandmed Lubuk
Kecepatan dan ketepatan dalam Pakam dengan nilai signifikan 0,002,
memberikan pada pasien sesuai dengan Tidak ada hubungan sarana dan
standar yang ditentukan agar dapat prasarana dengan waktu tanggap
(response time) pasien di IGD RS
menjamin penanganan kegawatdaruratan
Grandmed Lubuk Pakam dengan nilai
dan waktu tanggap cepat dan tepat. signifikan 0,187.
Berdasarkan penelitian yang saya
lakukan di IGD RS Grandmed untuk 6. SARAN
tersedianya sarana dan prasarana sudah
sangat lengkap dan tidak terkendala saat Bagi Perawat
menangani pasien dengan gawat darurat. Dapat memberikan masukan kepada
perawat untuk evaluasi faktor – faktor
Akan tetapi diperlukan perawatan
yang berhubungan kinerja perawat
peralatan yang lebih akurat agar dengan waktu tanggap (response time)
peralatan yang pada saat digunakan dalam menangani pasien gawat darurat.
untuk penanganan pasien dengan
kegawatdarutan triage hijau tidak Bagi Rumah Sakit
terkendala. Hal ini ditunjukkan sarana Agar meningkatkan kualitas dan mutu
pelayanan yang cepat, dan mampu
dan prasarana yang dimiliki oleh RS
menyelamatkan pasien gawat darurat
Grandmed sudah lengkap dan dapat dengan memberikan perawat IGD

178
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

pelatihan yang terus menerus tentang Kementerian Kesehatan Republik


menangani pasien kegawatdaruratan. Indonesia. 2018. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2017.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia. 2012. Penanganan
Bagi Pendidikan Pasien Gawat Darurat.
Menambah wawasan kepada mahasiswa Leading Practices in emergency
fakultas keperawatan dan Fisioterapi Departement Patient Experience.
tentang penanganan pasien gawatdarurat 2010. Ontario Hospital Asociation.
dengan waktu tanggap (response time) Maatilu. 2014. Faktor faktor Yang
Berhubungan Dengan Response
Bagi Peneliti Selanjutnya Time Perawat pada Penanganan
Menambah subjek penelitian, teknik Pasien Gawat Darurat di IGD BLU
pengambilan sampel yang digunakan, RSUP Prof.Dr.R.D Kandou Manado.
dengan menggunakan metode yang Munandar, A. S. 2012. Psikologi Industri
bersifat studi kasus (case control). dan Organisasi. Jakarta : UI-Press
Musliha. 2015. Keperawatan Gawat
7. DAFTAR PUSTAKA Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. 2014. Manajemen
Basoeki, A.P. 2012. Penanggulangan keperawatan aplikasi dalam praktik
penderita gawat darurat keperawatan profesional edisi 4.
anestesiologi & reanimasi. Jakarta : Salemba Medika.
Surabaya: FK. Unair. Patricia Gonce, 2013. Keperawatan
Girsang. 2015. Faktor faktor yang Kritis:Pendekatan Asuhan Holistik.
Berhubungan Dengan Waktu Edisi 8 volume 2. Jakarta: EGC.
Tanggap Petugas Kesehatan. Rima, Wahyu. 2015. Hubungan Faktor
Haryatun., 2008. Perbedaan Waktu Faktor Eksternal Dengan Response
Tanggap Tindakan Keperawatan Time Perawat Dalam Penanganan
Pasien Cedera Kepala Kategori 1 – V Pasien Gawat Darurat Di IGD RSUP
di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr. Prof. DR.R.D. Kandou Manado.
Moewardi. Berita Ilmu Keperawatan, Ejournal Keperawatan Vol. 3.
ISSN 1979-2697, Vol. 1. No.70 2, Rumah Sakit GranMed. 2019. Data
Juni 2008 69-74. Rekam Medis RS Grandmed Tahun
Ines, Marianne. 2016. Faktor faktor Yang 2019.
Mempengaruhi Waktu Tanggap Risamdani, R, 2015. Hubungan
Pasien Di Instalasi Gawat Darurat Penatalaksanaan Penaganan Gawat
Rumah Sakit “X” Tahun 2016. Jurnal darurat Dengan waktu Tanggap
Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 8. (Respon Time) Keperawatan di
Jordiawan (2015). Analisis Faktor-faktor Ruang Instalasi Gawat Darurat
yang Mempengaruhi Response Time Rumah sakit Permata Bunda Tahun
pada Pasien Rawat Jalan Pengguna 2014. Tesis. Fakultas Ilmu
Jaminan Kesehatan Nasional di Kesehatan Masyarakat. Universitas
Tempat Pendaftaran Rawat Jalan Sumatera Utara. Medan.
Rumah Sakit Umum Daerah Siahaan., 2013. Setiap Unit Gawat
Wangaya. Fakultas Kedokteran Darurat Rumah Sakit Harus Memiliki
Universitas Udayana. ‘Response Time’ yang Cepat dan
Karokaro, T., & Hasrawi, L (2019). The Tepat. http://kesehatan.
Effect Of Endotracheal Tube (Ett) kompasiana.com/medis/2013/02/11
Suction Measures On Our Saturation /setiap-unit-gawat-darurat-rumah-
Levels In Failed Patients In Icu sakitharus-memiliki-response-time-
Grandmed Hospital. Jurnal yang-cepat-dan-tepat-527515.html.
Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), Surtiningsih. 2016. Penerapan Response
e-ISSN 2655-0830 Vol. 2 No.1 Edisi Time Perawat Dalam Pelaksanaan
Mei-Oktober 2019 Penentuan Prioritas Penanganan
https://ejournal.medistra.ac.id/inde Kegawatdaruratan Pada Pasien
x.php.JFK Kecelakaan di IGD RSD Balung.

179
Jurnal Keperawatan dan Fisioterapi (JKF), e-ISSN 2655-0830
Vol. 2 No.2 Edisi November 2019 - April 2020
https://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKF
===========================================================================================
Received: 30 Maret 2020 :: Accepted: 21 April 2020 :: Published: 30 April 2020

Sutrisno. 2013. Keperawatan Kegawat


Daruratan. Jakarta: Media
Aesculapins.
Suyanto., 2010. Pengaruh Strategi
Respon Time di Instalasi Gawat
Darurat dalam Upaya Meningkatkan
Kepuasan Pelanggan di Rumah Sakit
Semen Gresik. Jurnal
Wilde, E. T. 2009. Do Emergency Medical
System Response Times Matter for
health Outcome. Columbia
University: New York.
Yoon et al. (2013). Analysis Of Factor
Influecing Length Of Stay In the
Emergency Depatment.
http://www.cnbi.nml.
Yuliati. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. T. Ari, Ed). Jakarta: Cv.
Trans Info Medika.

180

You might also like