You are on page 1of 41

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI REKAM

MEDIS

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOWATI TANGEN

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menyatakan bahwa
setiap orang yang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat
kesehatan yang optimal dan memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga dan
lingkungannya. Oleh karena itu, semua orang termasuk tenaga kesehatan
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pemeliharaan dan peningkatan
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau
oleh masyarakat (Dep. Kes RI, 2002).
Rumah sakit yang merupakan salah satu bentuk sarana pelayanan
kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat
berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan
dan atau upaya kesehatan penunjang didalam menjalankan fungsinya
diharapkan senantiasa memperhatikan fungsisosial dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya ditandai dengan adaya mutu pelayanan prima rumah
sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, adapun
faktor yang paling dominan adalah sumber daya
manusia (Dep. Kes RI, 2002).
Pada saat pasien berkunjung ke sebuah pelayanan kesehatan, harapan
pasien adalah mendapatkan pelayanan kesehatan yang sebaik- baiknya dan
dengan waktu sesingkat-singkatnya.Pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta maupun dokter praktek sesungguhnya tidak hanya
memberikan pelayanan medis professional tapi juga memberikan pelayanan
umum pada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan kesehatan sebaik-
baiknya ,pasien dan keluarga, juga mengharapkan kenyamanan dan keamanan
ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan toilet maupun dari
sumber daya manusia yang bertugas di tempat pelayanan kesehatan tersebut
harus professional. Selain itu instalasi rawat jalan sebagai salah satu tempat
pelayanan yang pertama, yang diharapkan pasien maupun keluarga pasien

2
adalah sebagain tempat pemberi informasi yang jelas sebelum pasien
mendapatkan tindakan/pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan
rawat inap.

Pelayanan rekam medis adalah satu bentuk dari pelayanan


keadministrasian data medis. Secara sederhana yang dimaksud dengan
pelayanan rekam medis adalah pelayanan mengenai catatan medis pasien
berupa identitas, pengobatan, hasil pemeriksaan, tindakan dan pelayanan
lainnya.

Rekam medis merupakan bukti tertulis mengenai proses pelayanan


yang diberikan kepada pasien oleh Dokter dan tenaga kesehatan lainnya, yang
mana dengan adanya bukti tertulis tersebut maka rekam medis yang diberikan
dapat dipertanggungjawabkan, dengan tujuan sebagai penunjang tertib
administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan rekam medis.
Sama halnya dengan berbagai pelayanan kesehatan lainnya maka
salah satu syarat pelayanan rekam medis yang baik adalah pelayanan yang
bermutu. Karena itu untuk dapat menjamin mutu pelayanan rekam medis
tersebut, maka program menjaga mutu rekam medis dilakukan.

Tujuan dari pelayanan Rekam medis adalah menunjang tercapainya


tertib administrasi dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukowati Tangen . Dan Dengan
tercapainya tertib administrasi akan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
efektif dan tersedianya informasi data kesehatan secara lengkap, cermat,
tepat, akurat dan mudah dianalisa.

Instalasi rekam medis melayani pasien yang berasal dari Kabupaten


Sragen ataupun kabupaten di luar kabupaten sragen seperti dengan asuransi
BPJS/ jamkesda. Jumlah tenaga medis yang melayani yaitu 1 dokter gigi
sebagai kepala instalasi rekam medis, 2 orang sarjana keperawatan,1 orang
sarjana hukum, 1 orang sarjana ekonomi, 3 orang DIII keperawatan, 2 orang
DIII kesehatan lingkungan, 1 orang keperawatan jiwa, 4 orang tamatan
SMA.Total keseluruhannya 15 orang.

3
Instalasi Rekam Medis juga merupakan Lahan praktek Klinik untuk
mahasiswa keadministrasian kesehatan. Sehingga Rekam Medis juga
berperan aktif dalam program bimbingan terhadap mahasiswa dan tenaga
magang.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman pelayanan Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit ini
dimaksudkan untuk memberikan panduan dalam melaksanakan
perencanaan, pelaksanaan dan pemantauanpenyelenggaraan pelayanan
di Instalasi Rekam Medis.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang berobat

jalan di Instalasi Rekam Medis


b. Tujuan Khusus
1. Menyediakan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya

manusia.
2. Meningkatkan sarana prasarana serta peralatan di Instalasi

Rekam Medis
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemanfaatan pelayanan

Instalasi Rekam Medis.


4. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau

dengan mengutamakan pada upaya preventif dan kuratif


5. Menciptakan instalasi Rekam Medis dengan pelayanan yang

nyaman dan lingkungan yang aman

4
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Instalasi Rekam Medis di RSUD Sukowati Tangen sesuai dengan tipe Rumah

Sakit tipe D memberikan beberapa pelayanan penyediaan rekam medis yaitu


1. Rawat Jalan
2. Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat

D. BATASAN OPERASIONAL
Pedoman pelayanan Instalasi Rekam Medis ini berlaku untuk setiap
kegiatan di rumah sakit yangmelibatkan perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan penyelenggaraan pelayanan di Instalasi Rekam Medis yang
berlaku di semua Poliklinik dan rawat inap..
Batasan Operasional dari Pedoman Pelayanan Instalasi Rekam Medis
Rumah Sakit Umum Daerah Sukowati Tangen antara lain: Pedoman di susun
menurut Undang–Undang, Peraturan, Pedoman dan kebijakan yang berlaku.
1. Isi pedoman disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit.
2. Pedoman diberlakukan dilingkungan Rumah Sakit Umum Daerah
Sukowati Tangen .

3. Semua petugas yang memberikan pelayanan secara langsung maupun


tidak langsung harus berpedoman kepada buku pedoman ini.
4. Dapat dilakukan perubahan pada buku pedoman apabila diperlukan
dikemudian hari.
Batasan operasional dari Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum
Daerah Sukowati Tangen, adalah sebagai berikut :
1. Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap ( IGD )

Instalasi Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang


memberikan pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap
penderita dengan waktu kurang dari 24 jam untuk rawat jalan dan lebih
dari 24 jam untuk rawat inap dimana dalam pelayanan terkait dengan
kegiatan penunjang lain seperti rehabilitasi medik, laboratorium, radilogi,
farmasi.

5
2. Poliklinik

Poliklinik adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan, yang


meliputi tindakan pencegahan, pengobatan, dan pemulihan terhadap pasien
yang membutuhkan tindakan dan pelayanan gigi dan mulut.
3. Penunjang Lainnya
Bagian Penunjang seperti laboratorium, radiologi, farmasi dan
bagian lainnya.

E. Landasan Hukum
Pedoman ini disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan

sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit.
3. Peraturan menteri kesehatan Nomor 269 tahun 2008 tentang Rekam Medis.
4. Peraturan menteri kesehatan Nomor 55 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Rekam Medis..


5. Manual Rekam medis Konsil Kedokteran Indonesia Tahun 2006.
6. Direktorat Jenderal Pelayanan Medis dalam Pedoman Penyelenggaraan dan

Prosedur Rekam Medis Tahun 2006.


7. Peraturan Pemerintah No 10 Tahun 1966 Tentang Wajib Simpan Rahasia

Kedokteran.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 290/Menkes/PER/III/2008 Tentang

Persetujuan Tindakan Kedokteran.


9. Keputusan Menteri Kesehatan No. 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Profesi
Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

6
7
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SDM

Dengan semakin banyaknya jumlah pasien di Rumah Sakit Umum


Daerah Sukowati Tangen , khususnya Instalasi Rawat Jalan dan rawat inap,
maka jumlah ketenagaan di Instalasi Rekam Medis harus disesuaikan dengan
meningkatnya kebutuhan pasien akan pelayanan Rekam Medis . Hal ini
berguna agar pelaksanaan pelayanan Rekam Medis dapat terlaksana dengan
cepat, tepat dan hasilnya sangat memuaskan. Kualifikasi tenaga yang harus
tersedia untuk menjamin terlaksananya pelayanan di Instalasi Rekam Medis
meliputi :
1. Kepala Instalasi Rekam Medis RS Jiwa Daerah Propinsi Jambi adalah
seorang dokter gigi yang bekerja purna waktu

2. Tenaga Administrasi : Tenaga yang pendidikannya SMA, SPK dan D3


Keperawatan atau sederajat yang mempunyai pengetahuan
keadministrasian

8
Tabel 1 Kualifikasi Sumber Daya Manusia Instalasi Rekam
Medis

No JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH


1 Kepala Pendidikan minimal S1 Kedokteran 1 orang
Instalasi (dr umum ) + spesialis
Rekam Memiliki Surat Tanda Register
Medis (STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
Dapat bekerja dalam tim

Sehat jasmani dan rohani


2 Bagian Pendidikan minimal SMA,D1, DIII, 5 orang
S1 Memiliki Surat Tanda Register
Pendaftaran
(STR) atau mendapatkan pendidikan
dan
pelatihan
Dapat bekerja dalam tim
Sehat jasmani dan rohani
3 Bagian Pendidikan minimal SMA,D1, DIII, 4 orang
S1 Memiliki Surat Tanda Register
Assembling
(STR) atau mendapatkan pendidikan
dan Koding
dan
pelatihan
Dapat bekerja dalam tim
Sehat jasmani dan rohani
4 Bagian Filling Pendidikan minimal dokter gigi 4 orang

dan Caraka Memiliki Surat Tanda Register


(STR) dan Surat Izin Praktek (SIP)
Dapat bekerja dalam tim

Sehat jasmani dan rohani


5 Bagian Pendidikan minimal DIII 1 orang
pelaporan keperawatan Memiliki STR
Pengalaman minimal 3 tahun

9
Dapat bekerja dalam tim
Sehat jasmani rohani

10
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN

Distribusi Ketenagaan pada rekam medis dijabarkan dalam tabel berikut

Tupoksi Jenis SDM Jumlah Ket.

(orang)
Ka. Instalasi Dokter Gigi 1 Ka. instalasi

Rekam Medis
Pendaftaran DIII Kesehatan 1 PNS dan Tenaga
Lingkungan S1 Hukum 1 kontrak
S1 1
Ekonomi 2
SMA
Pengelolaan DIII Perawat 2 Perawat dan tenaga
Berkas D1 Perawat Jiwa 1 lain yang merangkap
SMA 2 administrasi
Pelaporan DIII Kesehatan Lingkungan 1 Penanggung jawab

pelaporan
Penyimpanan S1 Keperawatan 2 Perawat dan tenaga
DIII 1 lain merangkap
Keperawatan 1 administrasi
SMU
Total Jumlah

Keseluruhan Seluruhnya 16 Orang Petugas rekam medis

SDM Rekam

Medis

C. PENGATURAN DINAS

Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi petugas


rekam medis untuk melaksanakan tugas pelayanan di instalasi rekam medis
Rumah Sakit Umum Daerah Sukowati Tangen .
11
Jadwal pelayanan di masing-masing poliklinik :

1. Rawat Jalan, dibuka mulai pukul

07.30-12.00 WIB (Hari Senin-Kamis)

Hari Jumat (pukul 07.30- 10.00 WIB)


Hari Sabtu (pukul 07.30-11.30 WIB)

2. Rawat Inap ( Hari senin-minggu)


Shift pagi (pukul 07.30-14.00 WIB)
Shift sore (pukul 14.00-20.00 WIB)
Shift Malam (pukul 20.00-07.30
WIB)

D. KUALIFIKASI PERSONIL

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, kualifikasi sumber daya


manusia untuk pelayanan di instalasi rekam medis diklasifikasikan sebagai
berikut:
1. Kepala instalasi rekam medis
Kualifikasi Pendidikan : dokter
gigi
Kulaifikasi Pelatihan : Pelatihan Rekam Medis
2. Pendaftaran
Kualifikasi Pendidikan : Kesehatan Lingkungan dan pendidikan lainnya
Kualifikasi Pelatihan : Service Excellent
3. Pengelolaan Berkas
Kualifikasi pendidikan : DIII Keperawatan dan SMA
Kulaifikasi pelatihan : Pelatihan tentang Rekam Medis
4. Pelaporan
Kualifikasi Pendidikan : DIII Kesehatan Lingkungan
Kualifikasi pelatihan : Pelatihan tentang Rekam Medis
5. Penyimpanan
Kualifikasi pendidikan : SI dan DIII
Keperawatan Kualifikasi pelatihan : Service
12
Excellen

13
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Lokasi Instalasi Rekam Medis berada pada satu gedung yang terdiri
atas Poliklinik

14
DENAH REKAM MEDIS

T P P R J

CARAKA

F
I
L ASSEMBLING
L
I
N
G

RUANGAN VERIFIKASI

WC WC
12
B. STANDAR FASILITAS
Kelengkapan alat dalam instalasi Rekam Medis rumah sakit terdiri dari:

1. Daftar Inventaris Peralatan di Managemen Rekam Medis

No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Roll' opack 5 set 1 set 30 rak


2 Lemari kayu 3 pintu 1 buah
3 Lemari kaca 1 buah
3 untuk computer, 2 meja
4 Meja Kerja 5 buah
kerja
5 Kursi putar beroda 4 buah
6 Kursi kerja 1 buah

7 Komputer 3 set Lenovo pentium 4

8 Printer Laserjet 1005 1 buah HP


9 Buku ICD.X 1 set WHO
10 Buku ICOPIM 1 buku WHO
1 Samsung

11 AC 3 buah
1 York

1 Panasonic
12 Telpon 1 buah 1 panasonic
13 Jam Dinding 1 buah Seiko

14 Whiteboard 1 buah Uk. 60 x 90 cm

15 Penghapus board 1 buah


16 Tangga untuk ambil RM 2 buah
17 Traser petunjuk RM 300 buah Kuning 13
18 Dispenser 1 buah
ATK Jumlah Keterangan
1 Steples / Hecter 2 buah 1 Besar, 2 Kecil
2 Rautan 1 buah
3 Cutter 1 buah Joyko
4 Gunting 1 buah
5 Penggaris plastik 1 buah
6 Pulpen 26 buah
7 Pensil 10 buah
8 Spidol Permanen 20 buah
9 Spidol Non Permanen 10 buah

2. Daftar Inventaris Peralatan di Admission Dan Registrasi

No Nama Alat Jumlah Keterangan

1 Komputer 1 set Admission


2 Komputer 1 set Registrasi Gawat Darurat
3 Komputer 5 set Registrasi Rawat Jalan
4 Kursi putar beroda 1 buah Admission
5 Kursi putar beroda 1 buah Registrasi Gawat Darurat
6 Kursi putar beroda 5 buah Registrasi Rawat Jalan
7 Telpon 1 buah Admission
8 Telpon 1 buah Registrasi Gawat Darurat

9 Printer Continous Paper 2 buah SEP pasien BPJS

ATK Jumlah Keterangan

1 Steples / Hecter 2 buah 1 Besar, 1 Kecil (Admission)


2 Steples / Hecter Kecil 1 buah Registrasi Gawat Darurat
3 Steples / Hecter Kecil 5 buah Registrasi Rawat Jalan
4 Cutter 1 buah Admission 1
5 Cutter 1 buah Registrasi 2

14
6 Gunting 1 buah Admission 1
7 Gunting 1 buah Registrasi 2
8 Penggaris plastik 1 buah Admission 1
9 Penggaris plastik 1 buah Registrasi 2

15
BAB IV

TATA LAKSANA
PELAYANAN

Tatalaksana pelayanan dalam instalasi rekam medis pada umumnya


dikerjakan secara team work, dilakukan sesuai dengan standar pelayanan rekam
medis dan terdokumentasi dengan baik.

A. Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan


1. Pelayanan TPPRJ dimulai pukul 07.30 wib hingga pukul 12.00 wib.
2. Sebelum ke bagian TPPRJ pasien mengambil nomor antrian dibagian

informasi.
3. Pendataan dilakukan. Pasien terdiri atas pasien umum dan pasien BPJS/
Jamkesda. Dan dilakukan verifikasi keberkasan klaimnya dan penerbitan
surat elegibilitas pasien (SEP) serta surat bukti pelayanan kesehatan
(SBPK).
4. Selanjutnya akan dibuatkan dokumen di rekam medik.
5. Dokumen rekam medis didistribusikan ke bagian Poliklinik yang dituju.
6. Pasien menunggu antrian untuk pelayanan di Poliklinik tujuan.

B. Pelayanan Pendaftaran Rawat Inap


1. Pelayanan TPPRI berlangsung selama 24 jam di IGD dan Poliklinik rawat

jalan pada jam kerja.


2. Jika dari Poli Jiwa pasien didaftarkan langsung dari TPPRI rawat jalan.
3. Pasien rawat inap dari IGD didaftarkan langsunbg dibagian TPPRI di IGD.
4. Setelah pasien di indikasi rawat inap oleh dokter, didaftarkan ke billing
system rawat inap sesuai cara bayarnya : UMUM, BPJS/KIS, dan
JAMKESDA, atau klaim kemenkes.
5. Setelah berkas klaim lengkap dicetak SEP .
6. Untuk bagian admisi petugas rekam medis bagian admisi rawat inap

16
harus menyeiapkan dokumen rekam medisnya.
7. Setelah terisi lengkap, dokumen rekam medis didistribusikan ke bagian
selanjutnya.

C. Tatalaksana Pelayanan
1. Poliklinik Anak
Pemeriksaan dan pengobatan di poliklinik Anak dilakukan oleh
dokter spesialis Anak setiap hari kerja mulai pukul 08.00 sampai pukul
11.00 wib Pemeriksaan meliputi : anamnesis keluhan, penimbangan berat
badan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium ,
radiologi, psikologi) jika diperlukan, pemberian resep dan edukasi pada
orang tua (dan pasien) mengenai masalah kesehatan yang akan atau sedang
mereka alami.Juga pelayanan pemeriksaan tumbuh kembang anak dengan
dengan pemeriksaan tinggi badan dan berat badan (status gizi).Setiap
kasus gangguan tumbuh kembang anak akan ditindaklanjuti
bekerjasama dengan rehabilitasi medik atau bagian lain jika diperlukan.
2. Poliklinik Gigi
Layanan di poliklinik gigi dilakukan setiap hari kerja senin – sabtu
mulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 13.00 kecuali hari jumat mulai
pukul 08.00 sampai pukul 11.00 wib oleh tiga orang dokter gigi. Jenis
pelayanan yang diberikan ;
a. Pemeriksaan kesehatan gigi rutin
b. Penentuan diagnosis
c. Pemeriksaan penunjang radiologi atas indikasi
d. Perawatan saluran akar gigi dan tumpatan
e. Pembersihan karang gigi
f. Cabut gigi
g. Penambalan gigi

17
3. Poliklinik Saraf
Layanan di poliklinik Saraf dilakukan selama 4 hari kerja yaitu hari
senin, rabu, kamis dan jumat.Hari senin, rabu dan kamis mulai pukul
13.00 sampai dengan selesai. Hari jumat mulai pukul 08.00 sampai selesai.
oleh tiga orang dokter gigi. Jenis pelayanan yang diberikan
;Pelayanan di poliklinik saraf meliputi :anamnesis keluhan, pelayanan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi),
penentuan diagnosis, pemberian tindakan dan pemberian resep serta
bekerja sama dengan bagian ( psikiatri, rehab medik) jika diperlukan.

ALUR PELAYANAN PASIEN RAWAT JALAN

PASIEN DATANG MENDAFTAR PASIEN


BPJS/JAMKESDA

PASIEN UMUM

MENGISI
IDENTITAS
DAN
REGISTRASI

REKAM MEDIK
PETUGAS
APOTEK POLIKLINIK ADMISI/TEMPA
T
PENDAFTARAN
PASIEN RAWAT
LAYANAN PENUNJANG INAP
RAWAT INAP

PULANG

18
BAB V
LOGISTIK

Pengelolaan perbekalan logistik di Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit


Umum Daerah Sukowati Tangen di kelola secara efektif dan efisien guna
menunjang mutu pelayanan. Perbekalan logistik ini berupa bahan habis pakai ,
alat-alat kesehatan maupun alat tulis kantor dan rumah tangga. Dalam
pengelolaannya, perbekalan logistik ini didukung dengan beberapa alur yaitu :

A. Permintaan Barang ke Bagian Gudang Umum

Adapun alur permintaan barang Instalasi Rekam Medis ke bagian gudang


barang adalah sebagai berikut :
1. Petugas Instalasi Rekam Medis mengisi formulir permintaan barang
dengan persetujuan Penanggung Jawab Instalasi Rekam Medis
2. Petugas Instalasi Rekam Medis menyerahkan formulir permintaan barang
yang telah disetujui ke petugas gudang. Kemudian petugas merekap
permintaan barang Rekam Medis dan menyiapkan barang permintaan.
3. Petugas Rekam Medis mengambil barang yang diminta, kemudian dicatat
tanggal datang dan stock barang yang ada.
4. Barang yang diminta dimasukkan ke lemari Rekam Medis dan
dikeluarkan sesuai kebutuhan.

Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Serah Sukowati Tangen


setiap bulan mempunyai permintaan rutin yang terbagi menjadi dua yaitu
ATK (Alat Tulis Kantor) dan ART (Alat Rumah Tangga). ATK dan ART
jadwal permintaannya setiap hari Selasa dan Jum’at. Berikut daftar permintaan
rutin Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Umum Derah Sukowati Tangen :

1. Kertas NCR ½ Folio 4 ply ( SEP, Resume, RM1)

2. Kertas NCR Folio 4 ply

3. Kertas F4 dan A4

4. Pena, pensil, spidol, stabilo, tipe-x, penghapus

19
5. Gunting, cutter, staples, penggaris, klip, lem kertas.

6. Tinta printer canon dan epson.

7. Kertas bon tracer

8. File box, map biasa.

9. Sabun cuci tangan, sabun cuci piring.

10. Map status rekam medis (biru : 1-10)

11. Map status rekam medis gigi (pink : 1-10)

12. Map status rekam medis visum/narkoba (kuning : 1-10)

13. Kertas Pembatas rawat inap

14. Form lengkap rawat jalan umum (non jiwa)

 Penjelasan DPJP dan persetujuan tindakan kedokteran

 Form pengkajian instalasi rawat jalan non jiwa

 Rekam medis rawat jalan

 Lanjutan pasien umum rawat jalan

15. Form lengkap pilklinik gigi :

 Identifikasi poliklinik gigi

 Riwayat medis

 Pemeriksaan fisik

 List masalah dan rencana perawatan

16. Form lengkap rawat inap :

 Form Identifikasi

 Surat pengantar masuk RS

 Checklist kelengkapan pengisian rekam medis

 Resume medis pasien pulang (NCR Folio 4 ply)

 Penjelasan DPJP dan persetujuan tindakan kedokteran


20
 Daftar penyampaian informasi kepada pasien/keluarga

 Surat pernyataan

 Laporan psikiatrik (RMD.016.a – RMD.016.j)

 Catatan perkembangan terintegrasi

 Grafik suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah

 Form obat

 Pengkajian keperawatan keswa rawat inap (RMD.020.a –


RMD.020.d)
 Daftar diagnosa

 Catatan asuhan keperawatan

 Pemeriksaan fisik gigi.

17. Form pasien emergensi.

18. NCR Folio 2 ply :

 Surat keterangan riwayat pasien

 Surat pernyataan bersedia melengkapi persyaratan R.inap

 Berita acara serah terima

 Surat pernyataan visum

 Surat rujukan IGD

19. NCR ½ Folio

 Surat keterangan rawat inap

 Surat pengantar pasien

 Surat keterangan sakit/istirahat

 Surat pengantar kontrol ulang

 Surat pengantar fisioterapi

 Form. Permintaan pemeriksaan labor

21
 Form. Permintaan pemeriksaan labor narkoba

 Form. Permintaan untuk pemeriksaan HIV

 Laporan test VCT antibodi

 Form permintaan percetakan

 Surat keterangan

 Surat rujuk balik

 Form peminjaman rekam medis

 Surat ket. Pengambilan bahan penelitian

 Form biodata (putih dan pin

22
BAB VI
KESELAMATAN
PASIEN

A. KESELAMATAN PASIEN

Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka RSUD Sukowati


Tangen harus merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis
secara intensif KTD, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja
mutu serta keselamatan pasien.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
akan diberikan serta untuk memantau riwayat kesehatan seseorang, setiap
pemberi layanan keselamatan diwajibkan untuk membuat rekam medis.
Rekam medis merupakan salah satu bagian penting dalam membantu
pelaksanaan pemberian pelayanan kepada pasien di Rumah Sakit. Hal ini
berkaitan dengan isi rekam medis yang mencerminkan segala informasi
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan dirumah sakit yang biasa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan
kelangsungan hidup rumah sakit.

Aspek keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di


setiap rumah sakit. Namun harus di akui kegiatan keselamatan tersebut
sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus
diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien.
Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk di
laksanakan dan hal tersebut terkait dengan isi mutu dan citra perumahsakitan.

23
Sasaran Keselamatan Pasien merupakan syarat untuk diterapkan
disemua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Penyusunan sasaran ini mengacu kepada Nine Life-saving Patient Safety
Solutions dari WHO Patients safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite
Keselamatan Pasien Rumah sakit PERSI (KKPRS PERSI), dan dari joint
commission International (JCI), terdiri dari 6 sasaran yaitu :

1. ketepatan identitas pasien,


2. peningkatan komunikasi yang efektif,
3. peningkatan keamanan obat yang perlu diawasi (High Alert ),
4. kepastian tepat lokasi tepat prosedur dan tepat pasien operasi,
5. pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan,
6. pengurangan resiko jatuh.

Di dalam keselamatan pasien terdapat istilah insiden keselamatan


pasien yang selanjutnya disebut insiden yaitu setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera
(KTC) dan kejadian Potensi Cedera (KPC).

Sistem rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah Sukowati Tangen


sudah memanfaatkan system informasi berbasis komputer, namun hanya
beberapa data yang diisi dalam rekam medis terkomputerisasi. Semua data
pasien disimpan dalam rekam medis manual dengan kertas catatan medic
pasien yang meliputi data identitas pasien, data tanggal dan waktu, data
dokter, data anamnesis dan catatan medik, data pemeriksaan intraoral dan
ekstraoral, data diagnosa, data rencana perawatan, data tindakan, serta nama
dan tanda tangan operator yang merawat, dan tanda tangan dokter
pembimbing yang memberikan delegasi terhadap dokter gigi muda (koass).
Melihat pentingnya rekam medis bagi dokter maupun dokter gigi, berkaitan
dengan keselamatan pasien (patient safety) sebagai penerima pelayanan jasa
medik.

24
Untuk itu sesuai dengan kode etik dan Peraturan Pemerintah nomer 10
tahun 1966 tentang ”Wajib Simpan Rahasia Kedokteran” khususnya pada Bab
III pasal II yang berbunyi ”Rekam medis merupakan berkas yang wajib dijaga
kerahasiaannya”. Konsep kerahasiaan ini terdapat beberapa pengecualian
(pasal 12), yaitu :

a. Pemaparan isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang
merawat dengan ijin tertulis dari pasien yang bersangkutan.
b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis
tanpa seijin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Sifat rekam medis adalah informasi tentang identitas, riwayat penyakit,
riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas
pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan rumah sakit jiwa daerah
provinsi Jambi.

Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat


pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal :

a. Untuk kepentingan kesehatan pasien

b. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka


penegakkan hukum atas perintah pengadilan,
c. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri

d. Permintaan institusi/lembaga berdasrkan ketentuan perundangan-


undangan; dan
e. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis,
sepanjang tidak menyebutkan identitas pasien.
Permintaan rekam medis untuk tujuan di atas harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Sukowati Tangen :

a. Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh dilakukan oleh


dokter atau dokter gigi yang merawat pasien dengan izin tertulis
pasien atau berdasarkan peraturan perundang-undangan.

25
b. Pimpinan sarana pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum
Daerah Sukowati Tangen dapat menjelaskan isi rekam medis secara
tertulis atau langsung kepada pemohon tanpa izin berdasarkan
peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian untuk peningkatan keselamatan pasien, maka rekam
medis harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
 Telaah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan
pastikan pelaksanaannya.
 Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap
tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
 Penulisan identitas pasien yang lengkap beserta
 nama penanggung jawab dan no kontak yang dapat dihubungi.
 Rekam medis harus selalu diperbaharui
 Tersedia bagi para praktisi kesehatan.
 Terisi lengkap tentang pengobatan dan tindakan medis lainnya.
 Jelas tanggal dan jam tindakan serta autentifikasi.
 Mudah untuk di akses bagi praktisi kesehatan.

Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang


komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah
tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah sakit.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan tidak
harus serentak. Dapat dipilih langkah-langkah yang paling strategis dan
paling mudah dilaksanakan. Bila langkah-langkah ini berhasil maka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan.Bila tujuh
langkah ini telah dilaksanakan dengan baik maka dapat menambah
penggunaan metoda-metoda lainnya.

26
B. PENCATATAN DAN PELAPORAN
a. Rekam Medis
Instalasi Rekam Medis melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian tidak cedera, kejadian nyaris cedera dan
kejadian Potensial Cedera.
a) Kejadian Tidak diharapkan (KTD)
Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medis
Kehilangan/kesalahan penyimpanan rekam medis.
b) Kejadian tidak cidera (KTC )
Adalah suatu kejadian dimana pasien lama yang pernah berobat kemudian
datang lagi untuk berobat ulang dengan status pasien baru. Dan
ketidaklengkapan dalam pengisian rekam medis dan kesalahan dalam
penyimpanan rekam medis.
c) Kejadian Nyaris Cidera (KNC)
 Ketidaklengkapan catatan dalam rekam medis
 Kehilangan/kesalahan penyimpanan rekam medis.
 Pasien pernah berobat, tetapi minta daftar baru.
d) Kejadian Potensial Cidera (KPC)
 Ketidaklengkapan identitas pasien
 Tulisan tangan yang tidak terbaca di rekam medis
 Kehilangan/kesalahan penyimpanan rekam medis
 Keterlambatan dalam melayani rekam medis
 Kesalahan pelabelan rekam medis
 Kesalahan serah terima pasien
 Ketidaklengkapan pengisian infomred consent
 Keterlambatan pelayanan proses administrasi.

Pencatatan dan pelaporan insiden Keselamatan Pasien (IKP)


mengacu pada pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit Persi.
 Pelaporan insiden terdiri dari :
a) Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS di

27
Internal RSUD Sukowati Tangen.
b) Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RSUD Sukowati Tangen ke Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.Panitia Keselamatan Pasien RSUD Sukowati
Tangen melakukan analisis Semua rekam medis yang kurang lengakap dan rekam
medis yang hilang atau rekam medis pasien dengan 2 nomor registe
b. FMEA (Failure Mode and Cause Analysis)
Suatu alat mutu untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci dan mengenali model-
model adanya kegagalan/kesalahan pada suatu prosedur, melakukan penilaian terhadap
tiap model kesalahan/kegagalan dan mencari solusi dengan melakukan perubahan
disain/prosedur. Delapan tahap FMEA (JCAHO, 2005)
1. Memilih proses yang berisiko tinggi dan membentuk tim

2. Membuat diagram proses atau alur proses dengan flow chart yang
rinci
3. Untuk setiap kemungkinan kegagalan (failure mode),identifikasi efek
yang mungkin terjadi ke pasien (the effect)
4. Menetapkan kemungkinan tingkat keparahan dari efek tersebut ke
pasien (RPN)
5. Melakukan root cause analysis dari failure mode

6. Desain ulang proses

7. Analisa dan ujicobakan proses yang baru

8. Terapkan dan awasi proses yang sudah didesain ulang tadi


Catatan: Risk Priority Numbers (RPN)
 S=Severity (Keparahan): 1. (Minor), 2 (Moderate), 3 (Minor Injury), 4
(Mayor Injury), 5 ( Terminal injury/death)
 O = Occurence (Keseringan) : 1 (Hampir tidak pernah terjadi), 2 (jarang),
3 (kadang-kadang), 4 (sering), 5 (sangat sering dan pasti)

 D= Detectable (Terdeteksi) : 1 (selalu terdeteksi), 2 (sangat mungkin


terdeteksi), 3 (Mungkin terdeteksi), 4 (Kemungkinan kecil terdeteksi),5
(Tidakmungkinterdeteksi)

28
C. MONITORING DAN EVALUASI

1. Seluruh jajaran manajemen RSUD Sukowati Tangen secara berkala


melakukan monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien yang
dilaksanakan oleh Panitia Keselamatan Pasien RSUD Sukowati Tangen.
2. Panitia Keselamatan Pasien RSUD Sukowati Tangen secara berkala
(paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan
prosedur keselamatan pasien yang dipergunakan di RSUD Sukowati
Tangen.
3. Panitia Keselamatan Pasien RSUD Sukowati Tangen melakukan evaluasi
kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya.

29
BAB VII
KESELAMATAN
KERJA

Undang-undang nomor 3 tahun 2009 pasal 164 ayat (1) menyatakan


bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat
dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti
disebut diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
Program keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam
dan di luar Rumah Sakit . Dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (2) disebutkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan“. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang
bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi sehat dan
selamat , bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja sehingga dapa hidup
layak sesuai dengan martabat manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupaka bagian integral dari perlindungan terhadap pekerja dalam hal ini
Instalasi Rawat Jalan dan perlindungan terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah
bagian integral dari Rumah Sakit. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan
menkingkatkan produktivitas pegawai dan meningkatkan produktivitas Rumah
Sakit.
Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
dimaksudkan juntuk menjamin
1. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada

dalam keadaan sehat dan selamat.


2. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien
3. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancer tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja


dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
1. Kondisi dan lingkungan kerja
2. Kesadaran dan kualitas pekerja

30
3. Peranan dan kualitas manajemen .
Dalam kaitannya dengan dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dapat terjadi bila peralatan tidak memenuhi standar
kualitas atau bila sudah aus. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur
menurut tahapan proses produksi, ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara
kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu dingin, tidak tersedia

alat-alat pengaman, kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya


kebakaran dan lain-lain.
Salah satu sarana pelayanan peningkatan mutu rumah sakit yang berkaitan
dengan pemenuhan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat adalah
pelayanan rekam medis. Gemala Hatta menyatakan bahwa rekam medis
merupakan kumpulan tentang fakta kehidupan seseorang dan riwayat
penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini, dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien.
Pengembangan rumah sakit atau peningkatan pelayanan kesehatan
bertujuan pada peningkatan mutu pelayanan. Hal tersebut akan dicapai dengan
baik bila produktifitas dan efisiensi kerja cukup tinggi. Salah satu pendukungnya
adalah sarana dan prasarana yang memadai yang akan membantu dalam
pelaksanaan kegiatan pelaksanaan rekam medis. Ketidaksesuaian sarana kerja
dapat menimbulkan keluhan-keluhan yang disebabkan oleh kelelahan dan
ketidaknyamanan yang dialami oleh petugas, baik fisik maupun mental.

A. TUJUAN

Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja di Instalasi Rekam Medis


bertujuan agar tercapai pelayanan dan produktifitas yang optimal dengan
tujuan khusus yaitu :
1. Memberikan perlindungan kepada seluruh staf, pasien dan pengunjung.
2. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya, kebakaran dan

pencemaran lingkungan.
3. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku dan menciptakan lingkungan
kerja yang aman.
Mengacu pada pengertian tersebut di atas maka diharapkan setiap

31
petugas medis maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja
diantaranya :
- Tersedianya APD yang memenuhi standar serta dapat menggunakannya
dengan benar, baik itu masker, penutup kepala, kaos tangan, skoret/apron,
kacamata, pelindung kaki dan sebagainya.

- Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan


non infeksius serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum
atau spuit bekas. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien
dapat menularkan penyakit sehingga petugas perlu memperhatikan upaya
pencegahan infeksi tersebut antara lain, cuci tangan sebelum dan setelah
melakukan tindakan, memberikan contoh tentang pencegahan infeksi
seperti cara cuci tangan yang benar, cara batuk efektif. Ventilasi dan
pencahayaan yang baik diruang rawat jalan juga perlu

B. Kesesuaian antara anthropometri petugas dan anthropometri sarana


1. Kesesuaian anthropometri petugas dengan tempat duduk Perancangan
tempat duduk harus dikaitkan dengan jenis pekerjaan, posture yang
diakibatkan, gaya yang dibutuhkan, arah visual (pandangan mata) dan
perlunya merubah posisi (postur). Pada umumnya keluhan-keluhan yang
terutama adalah nyeri pinggang, sakit dileher, bahu, lengan dan tangan,
cedera otot, peredaran darah tidak lancar. Dari sudut otot, sikap duduk
yang paling baik adalah sedikit membungkuk. Sedangkan dari sudut
tulang, dinasehatkan duduk tegak, agar punggung tidak bungkuk dan
otot perut tidak lemas. Jenis tempat duduk dibagian filing adalah kursi
kabinet. Kursi kabinet memiliki bentuk tempat duduk seperti huruf H
dengan sandaran kursi berbentuk melengkung.. Pemakaian tempat duduk
yang tidak tepat dapat mengakibatkan keluhan- keluhan yang
berpengaruh pada kesehatan tenaga kerja. berdampak pada kinerja
petugas karena petugas kurang nyaman dan tidak fokus dalam bekerja.
2. Kesesuaian anthropometri petugas dengan anthropometri meja
Dalam perancangan meja kerja, perlu disediakan cukup ruangan bagi
peralatan, perlengkapan kerja dan aneka tempat penyimpanan bahan
agar gerakan tidak terganggu. Jenis meja yang digunakan di bagian
filing adalah meja yang terbuat dari kayu. Masing-masing meja memiliki
32
ukuran tinggi meja 75 cm, panjang meja 120 cm, lebar meja 70 cm, tebal
meja 4 cm.
3. Kesesuaian anthropometri petugas dengan rak file

Pada bagian Filing rekam medis, rak penyimpanan menggunakan Roll o


pack. Roll o pack terdiri dari 4 sampai 5 rak perlemari. Untuk
memudahkan mengambil rekam medis yang paling atas di upayakan
menggunakan tangga khusus yang terdiri dari 2 anak tangga. Untuk
menghindari terjepit pada saat mengambil rekam medis, di usahakan ada
kayu penyangga agar lemari Roll o pack tidak saling berhimpitan yang
menyebabkan petugas terjepit.
4. Penerangan di bagian Filing
Penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan tenaga kerja dapat
melihat objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya
yang tidak perlu. Penerangan yang cukup dan diatur secara baik juga akan
membantu menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan menyenangkan
sehingga dapat memelihara kegairahan kerja.Salah satu akibat penerangan yang
kurang baik menyebabkan kelelahan mata dengan berkurangnya daya dan efisiensi
kerja, kelelahan mental, keluhan-keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala
sekitar mata, kerusakan alat penglihatan, meningkatnya kecelakaan kerja. Untuk
mencegah hal-hal tersebut perlu diusahakan perbaikan kontras, meningkatkan
penerangan, penempatan tenaga kerja dengan kemampuan visus yang tepat dan
dapat pula digunakan alat pembesar agar mudah melihat objek kecil.
4. Ventilasi di bagian Filing
Ukuran ventilasi yang baik yaitu jendela, lubang dinding kaca sama 1/10 atau 10%
dari luas lantai. Tujuan pertukaran udara umumnya untuk menanggulangi efek
toksik zat–zat di tempat kerja, membantu agar ruangan dan udara tetap segar,
menurunkan zat–zat yang tidak diinginkan. Salah satu akibat kurangnya ventilasi
yaitu ruangan terasa panas dan pengap. Di bagian Fillinf rekam medis telah
disediakan 2 AC yang bisa membuat pertukaran udara di ruangan Filling tidak
pengap dan tetap segar.

BAB VIII

33
PENGENDALIAN
MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang


kesehatan, maka saat ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan
kesehatan yang diterimanya. Pengendalian mutu di instalasi rekam medis harus

dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari pasien sehingga nantinya dapat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di instalasi rekam medis pada
khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Sukowati
Tangen pada umumnya. Indikator mutu pelayanan Instalasi Rekam Medis RSUD
Sukowati Tangen mengacu pada indikator mutu RSUD Sukowati Tangen yaitu :
1. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat jalan <10 menit
1. Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medis

rawat jalan
2. Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
3. Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam

medis rawat jalan


4. Definisi Dokumen rekam medis rawat jalan adalah
operasional dokumen rekam medis pasien baru atau pasien
lama yang digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam
medis mulai dari pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan/ ditemukan oleh
petugas
5. Kriteria : a. Inklusi : dokumen rekam medis aktif
b. Eksklusi:dokumen rekam medis lama
yang missfile, dokumen
relam medis lama yang sudah inaktif
6. Frekuensi Tiap bulan

pengumpulan data
7. Periode analisis Tiap tiga bulan
8. Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam

34
medis sampel rawat jalan yang diamati
9. Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang

diamati (N tidak kurang dari 100)


10. Sumber data sensus harian
11. Standar rerata ≤ 10 menit
12. Penanggugjawab kepala instalasi rekam medis

pengumpul data

2. Waktu penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Inap <15 menit

1. Judul Waktu penyediaan dokumen rekam medis


rawat inap
2. Dimensi mutu Efektifitas, kenyamanan, efisiensi
3. Tujuan Tergambarnya kecepatan pelayanan rekam

medis rawat jalan


4. Definisi Dokumen rekam medis rawat jalan adalah
operasional dokumen rekam medis pasien baru atau pasien
lama yang digunakan pada pelayanan rawat
jalan. Waktu penyediaan dokumen rekam
medis mulai dari pasien mendaftar sampai
rekam medis disediakan/ ditemukan oleh
petugas
5. Kriteria : c. Inklusi : dokumen

rekam medis aktif


d. Eksklusi : dokumen
rekam medis lama yang missfile, dokumen
relam medis lama yang sudah inaktif
6. Frekuensi Tiap bulan

pengumpulan data
7. Periode analisis Tiap tiga bulan
8. Numerator Jumlah kumulatif waktu penyediaan rekam

35
medis sampel rawat jalan yang diamati
9. Denominator Total sampel penyediaan rekam medis yang

diamati (N tidak kurang dari 100)


10. Sumber data sensus harian
11. Standar rerata ≤ 15 menit
12. Penanggugjawab kepala instalasi rekam medis

pengumpul data

36
BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan instalasi rekam medis adalah bagian pelayanan


dari Rumah Sakit, yang tidak hanya memberikan pelayanan berdasarkan
pemenuhan target financial saja, tetapi sebuah pelayanan mengedepankan akan
kasih dan mengutamakan keselamatan pasien dengan cara meningkatkan sumber
daya manusia melalui pendidikan ataupun pelatihan- pelatihan.
Semoga dengan adanya buku pedoman pedoman pelayanan ini di Instalasi
Rekam Medis dapat berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh
masyarakat.Dan semoga pedoman ini dapat dijadikan acuan didalam pelayanan
rawat jalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara keseluruhan di RSUD
Sukowati Tangen. Pedoman ini akan mengalami perbaikan dalam upaya
peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga diperlukan suatu evaluasi
secara teratur dan berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan adanya

suatu pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan secara khusus di instalasi


rekam medis dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan setiap pasi

37
LAMPIRAN

DENAH RUANGAN
INSTALASI RAWAT
JALAN

PINTU MASUK

POLIKLINIK PSIKIATRI
POLI POLI BPJS
GIGI KULIT INFORMASI
&
ANAK

RUANG TUNGGU

TEMPAT PENDAFTARAN

POLI
SARAF

APOTEK REKAM MEDIK LABOR

38

You might also like