You are on page 1of 6

Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.

1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6

GAMBARAN KETEPATAN PENULISAN DOKUMENTASI TRIAGE EMERGENCY SEVERITY


INDEX (ESI) OLEH MAHASISWA NERS STIKES CAHAYA BANGSA
DI IGD RSUD ULIN BANJARMASIN
(An Overview of the Writing Accuracy Documentation of the Triage Emergency Severity Index (ESI) By
Ners Student of Cahaya Bangsa School of Health Science in the IGD RSUD Ulin Banjarmasin)
Doni Wibowo
Email: ners_doniwibowo@yahoo.co.id

ABSTRACT

Triage is an important part of emergency case management. Nurses' education is the end of the
nursing profession's education studies at the undergraduate and professional education level which will
carry out their work as a nurse profession in the health service settings both health clinics, health centers
and hospitals.
The variety of students' knowledge about triage is something that needs to be responded related to
the similarity of perceptions and the importance of ability to carry out triage documentation writing in order
to achieve quality triage and emergency case management systems. The aims of this research is to describe
the accuracy of writing triage emergency severity index (ESI) documentation by students of STIKES Cahaya
Bangsa at the IGD of Ulin Hospital Banjarmasin.
Method of descriptive research, the sampling technique used in this study was accidental sampling
with an observation sheet that adopted the ESI triage system. The results of the study were dominated by
writing of ESI triage documentation with the right category as much as 38 sheets with a percentage of 76%,
ESI triage documentation with inaccurate categories as much as 12 sheets with a percentage of 24%.
The conclusion of writing ESI triage documentation by students of STIKES Cahaya Bangsa was
dominated by appropriate categories. The emergency department does not tolerate errors that result in
inaccurate writing of documentation and categorization of priorities for patient triage, considering the risks
that will be experienced by patients in emergency conditions can cause fatal conditions.

Keywords: Documentation, Triage, Ners Student

PENDAHULUAN
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit maupun ketika terjadi korban masal yang masuk
pelayanan pasien dengan kondisi kegawat keruangan IGD secara bersamaan. Berbagai
daruratan. Sebagian besar pasien yang masuk laporan dari IGD menyatakan adanya kepadatan
kerumah sakit melaui ruangan IGD. Pasien yang (overcrowding) menyebabkan perlu ada metode
datang ke IGD pada kondisi gawat darurat menentukan siapa pasien yang lebih prioritas sejak
membutuhkan tindakan yang cepat dan tepat guna awal kedatangan (Habib dkk, 2016).
menyelamatkan jiwa pasien atau mencegah pasien Triase sangat membantu dalam ketepatan dan
dari resiko kecacatan sesuai dengan kondisi klinis kecepatan penanganan pasien dengan kegawat
yang dialaminya (Kemenkes RI, 2008). dauratan yang didasarkan pada ketersediaan
Triase merupakan proses penilaian awal pasien sumber daya. Kecepatan dan ketepatan
yang akan diklasikasikan berdasarkan tingkat menentukan prioritas dalam triase sangat
kegawat daruratannya sebagai dasar dalam mendukung terhadap kualitas penanganan pasien
menentukan prioritas penanganan atau tindakan. yang datang ke IGD, menjaga sumber daya unit
Triase merupakan proses yang sangat penting agar dapat fokus menangani kasus yang benar-
dalam manajemen pasien dengan kondisi kegawat benar gawat, dan mengalihkan kasus tidak gawat
daruratan di IGD terutama karena terjadi darurat ke fasilitas kesehatan yang sesuai. Tujuan
peningkatan drastis jumlah kunjungan pasien, utama dari triase adalah untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian bagi seluruh pasien yang
masuk ke IGD (Garbez et al., 2011).
1
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6
Triase di rumah sakit terdiri dari triase primer mengadopsi triase klasik yaitu triase bencana yang
dan triase sekunder. Triase primer terkait dengan diaplikasikan di rumah sakit yang terdiri dari 4
prosedur penilaian primer dan alokasi pasien kategori dengan simbol warna merah, kuning,
terhadap pengobatan. Triase primer dilakukan hijau, hitam, dan sebenarnya sistem triase tersebut
secara cepat saat perawat/dokter pertama kali kurang tepat di aplikasikan di rumah sakit.
menerima pasien dari ambulan dan menilai Dippenaar & Bruijns (2016) mengatakan bahwa
keadaan pasien dengan cara melihat, mendengar, sistem triase berbasis bukti di rumah sakit mulai
mencium, dan menilai sumber daya yang dikembangkan di berbagai negara di dunia yang
dibutuhkan pasien. Triase sekunder terkait dengan dibuat dan disesuaikan dengan kondisi dan
inisiasi intervensi keperawatan dan memberikan kebutuhan negara tersebut dan dijadikan pedoman
kenyamanan kepada pasien. Triase sekunder dalam pelaksanaannya. Triase dirumah sakit
dilakukan setelah triase primer dengan manilai berkembang menggunakan skala prioritas, seperti
tanda-tanda vital, keluhan utama, riwayat penyakit Australian Triage System (ATS), Canadian Triage
saat ini. Ketepatan dalam penulisan dokumentasi System (CTAS), Manchester Triage System
triase akan mendukung ketepatan dalam penentuan (MTS), Emergency Severity Index (ESI), South
prioritas pasien dan keberhasilan dalam African Triage System (SATS) , dan Patient
penanganan pasien dengan kondisi kegawat Acuity Categoriy Scale (PATS).
daruratan. Penilaian triase yang tidak sesuai Sistem triase berbasis bukti saat ini sudah mulai
dengan keadaan pasien memiliki resiko dalam banyak diadopsi untuk diaplilkasikan sebagai
meningkatkan angka kesakitan, mempengaruhi sistem triase rumah sakit di Indonesia. Sudah
hasil perawatan pasien, atau kriteria hasil yang saatnya rumah sakit di Indonesia mengaplikasikan
akan ditetapkan untuk perawatan pasien (Fathoni sistem triase yang berbasis bukti, sebagai salah
dkk, 2013). satu rekomendasi peneliti adalah dengan
Kekecewaan yang biasa dirasakan oleh pasien mengaplikasikan sistem triase yang dikembangkan
atau keluarga adalah lamanya waktu penanganan, di Amerika Serikat yaitu Emergency Severity
ketidak jelasan informasi terkait kondisi dan Index (ESI). Menurut Datusanantyo (2013) ada
rencana tindakan apa saja yang akan diberikan. beberapa alasan mengapa triase ESI lebih mudah
Sabriyati, Islam, Gaus (2012) dalam penelitiannya diterapkan di Indonesia yaitu perawat lebih mudah
menyatakan bahwa faktor yang berhubungan menilai prioritas triase dengan melihat kondisi
dengan waktu tanggap darurat adalah ketersediaan keparahan pasien, dengan melihat kondisi pasien
petugas triase. Triase yang baik akan mempercepat perawat lebih mudah ketika harus memikirkan
waktu penanganan pasien, dan dengan adanya kebutuhan sumber daya apa saja yang dibutuhkan
triase maka pasien maupun keluarga akan pasien, sistem triase ESI juga menggunakan skala
mendapat informasi awal tentang kondisi dan nyeri 1 – 10 sama dengan yang secara umum
rencana tindakan yang akan diberikan sehingga digunakan di Indonesia.
kepuasan pasien tentang pelayanan di IGD Hasil wawancara dengan Kepala IGD RSUD
meningkat. Angka kepuasan pasien merupakan Ulin Banjarmasin yang sekaligus sebagai Ketua
gambaran kualitas layanan yang diberikan rumah HIPGABI Kalimantan Selatan mengatakan
sakit kepada pasiennya (Evans 2014). Sedangkan bahawa sistem triase berbasis bukti sudah mulai
menurut Tsu-Wang & Sen (2013) bahwa dengan dikembangkan di RSUD Ulin Banjarmasin,
adanya sistem triase yang optimal, dan memakai meskipun butuh waktu untuk bisa menyamakan
algoritma yang sistematis dapat menurunkan persepsi dan meningkatkan keterampilan perawat.
waktu tunggu sampai 50%. Hal ini menunjukkan Pengetahuan perawat tidak kalah penting guna
bahwa dengan adanya triase yang sistematis yang mendukung berjalannya sistem triase tersebut.
dapat digunakan secara optimal oleh perawat dan Menurut Khairina I, Malini H, Huriani E, (2018)
dokter di ruang gawat darurat dapat meningkatkan faktor pengetahuan merupakan faktor dominan
kualitas layanan kesehatan di ruangan tersebut. dalam mendukung pengambilan keputusan
penentuan prioritas triase pasien. Keputusan dalam
Pedoman triase merupakan dasar dalam penentuan triase harus dilakukan dengan cepat dan
pelaksanaan triase yang dapat diaplikasikan di tepat, sehingga pengetahuan yang matang sangat
rumah sakit. Telah terjadi perubahan paradigma di butuhkan dalam proses triase
bahwa yang sebelumnya rumah sakit telah

2
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6
guna menunjang pelaksanaan triase yang METODE PENELITIAN
berkualitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
Pendidikan profesi ners merupakan akhir dari adalah metode deskriptif. Penelitian ini hanya
masa studi pendidikan profesi keperawatan pada menggambarkan satu variabel yaitu ketepatan
tingkat sarjana yang akan melaksanakan penulisan dokumentasi triase ESI mahasiswa
pekerjaanya sebagai profesi perawat di tatanan profesi ners pada stase keperawatan gawat darurat
pelayanan kesehatan baik klinik kesehatan, di IGD yang dinilai dengan lembar observasi
puskesmas, maupun rumah sakit. Bervariasinya adopsi sistem triase ESI. Teknik sampling yang
pengetahuan mahasiswa ners yang akan masuk digunakan dalam penelitian ini adalah accidental
pada stase keperawatan gawat darurat tentang sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 50
triase merupakan hal yang perlu di sikapi terkait lembar hasil dokumentasi triase ESI mahasiswa
dengan keseragaman persepsi dan pentingnya ners STIKES Cahaya Bangsa yang sesuai dengan
kemampuan dalam pelaksanaan penulisan kriteria inklusi yaitu hasil triase pasien yang
dokumentasi triase saat mereka berpraktik di stase masuk dalam prioritas 1, 2, dan 3. Penulisan
keperawatan gawat darurat. Menurut Sari (2015) dokumentasi triase ESI ini dilaksanakan selama 4
mengatakan bahwa mahasiswa keperawatan minggu dimulai dari tanggal 20 Agustus – 01
merupakan seorang calon perawat yang turut serta September 2018.
dalam pemberian asuhan keperawatan, sehingga
perlu dibekali kemampuan dalam melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
asuhan keperawatan sedini mungkin untuk Karakteristik Data
mencegah kesalahan yang dapat menyebabkan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data
insiden keselamatan pasien. Proses pembekalan
Berdasarkan Prioritas Triase Pasien.
selalu dilaksanakan sebelum mahasiswa masuk
pada stase tertentu. Sebelum mahasiswa masuk Kategori %
stase keperawatan gawat darurat, mereka telah Prioritas 1 6 12
diberikan pembekalan terkait dengan pengetahuan Prioritas 2 18 36
dan keterampilan keperawatan gawat darurat Prioritas 3 26 52
termasuk triase didalamnya baik secara teori Total 50 100
maupun simulasi. Berdasarkan Tabel 4.1 menyatakan bahwa
Hasil studi pendahuluan kepada 35 Mahasiswa sebagian besar prioritas triase pasien masuk dalam
Ners STIKES Cahaya Bangsa dengan metode kategori prioritas 3 yaitu 52 %.
observasi selama mahasiswa melakukan role play
triase menunjukan 23 mahasiswa masuk dalam Gambaran Ketepatan Penulisan Dokumentasi
kategori mampu dan memahami tentang triase Triase ESI
sesuai dengan skenario pasien. Sebanyak 10 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Gambaran
mahasiswa masuk dalam kategori cukup mampu Ketepatan Penulisan Dokumentasi Triase ESI
dan cukup memahami. Sebanyak 2 mahasiswa Kategori %
masuk dalam kategori belum mampu dan belum Tepat 38 76
memahami. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti Tidak 12 24
sekaligus pembimbing memberikan tambahan Tepat
waktu untuk memberikan pengetahuan, mengingat Total 50 100
pentingnya triase dalam sebuah manajemen Berdasarkan Tabel 4.2 menyatakan bahwa
penanganan kasus kegawat daruratan di rumah sebagian besar ketepatan penulisan dokumentasi
sakit, oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk triase ESI dengan kategori tepat yaitu 76 %.
melihat gambaran ketepatan hasil penulisan
dokumentasi triase yang mahasiswa buat pada saat PEMBAHASAN
mereka melakukan praktek profesi ners pada stase Gambaran ketepatan penulisan dokumentasi
keperawatan gawat darurat di IGD. triase ESI oleh mahasiswa ners STIKES Cahaya
Bangsa didominasi oleh penulisan dokumentasi
triase ESI dengan kategori tepat sebanyak 38
lembar dokumentasi triase pasien dengan
persentase 76 %, dokumentasi triase ESI dengan
kategori tidak tepat sebanyak 12 lembar
3
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6
dokumentasi triase pasien dengan persentase 24 menyatakan bahwa faktor yang berhubungan
%. Hasil penelitian memang menunjukan dengan waktu tanggap penanganan kasus adalah
penulisan dokumentasi triase dalam kategori tepat petugas trise.
lebih mendominasi, tetapi dalam bidang keilmuan Faktor terpenting dalam kesuksesan sebuah
gawat darurat tidak mentolerir adanya kesalahan sistem triase adalah pengetahuan yang dimiliki
mengingat resiko yang akan dialami oleh pasien oleh petugas triase. Pengetahuan yang belum
yang berada pada keadaan gawat darurat dapat matang akan menjadi kendala atau keragu -raguan
menyebabkan kondisi yang fatal. dalam melakukan penulisan dokumentasi triase
Ketepatan dalam penulisan dokumentasi triase terkait dengan pengetahuan tentang pengkajian,
akan menentukan ketepatan dalam penentuan komunikasi, dan analisis dalam menentukan
kategori triase pasien yang dipertimbangkan masalah yang dialami pasien berdasarkan proses
berdasarkan keadaan/kondisi pasien, tanda - tanda patofisiologi. Menurut Khairina I, Malini H,
vital, kebutuhan sumber daya. Ketepatan dalam Huriani E, (2018) faktor pengetahuan merupakan
pengkategorian prioritas triase pasien juga akan faktor dominan dalam mendukung pengambilan
menentukan kualitas penanganan pasien gawat keputusan penentuan prioritas triase pasien.
darurat terkait dengan fasilitas dan sumber daya Pengetahuan berkaitan dengan hasil keputusan
dalam ruangan gawat darurat tersebut. Peralatan yang diambil dalam menentukan triase.
dan obat – obatan untuk tindakan penyelamatan Pengetahuan petugas triase akan berkaitan dengan
nyawa pasien untuk kategori triase dengan kecepatan dan ketepatan dalam penulisan
prioritas 1 seperti BVM untuk pemberian ventilasi, dokumentasi triase dan pengkategorian prioritas
Monitor, Ventilator, ETT, Laringoskop, CPAP, triase pasien, sehingga pengetahuan yang matang
BiPAP, AED, DC-Shock, peralatan dekompresi sangat di butuhkan dalam proses triase guna
dada, set resusitasi cairan, ketersediaan darah, dan menunjang pelaksanaan triase yang berkualitas.
obat – obatan gawat darurat (naloxone, D50, Lama kerja berhubungan dengan pengetahuan
dopamin, atropine, adenocard). Sebaliknya jika dan keterampilan dalam melakukan triase.
penulisan dan pengkategorian triase pasien tidak Semakin lama bekerja, seorang petugas triase akan
tepat maka yang akan terjadi adalah resiko mendapatkan banyak pengalaman tentang
terjadinya penurunan kualitas penanganan kasus pengetahuan dan kemampuannya dalam
gawat darurat pada pasien tersebut yang melakukan pengkajian, menganalisis masalah
disebabkan karena pasien tidak dilakukan pasien berdasarkan patofisiologi, menganalisis
penanganan kegawatdaruratannya di ruangan yang kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan
tepat dan ditangani dengan fasilitas dan sumber berdasarkan kondisi pasien sehingga hal tersebut
daya yang kurang tepat. Pernyataan diatas sesuai akan berdampak pada ketepatan penulisan
dengan hasil penelitian Prasetyantoro (2013) dokumentasi triase. Hal ini sesuai dengan
mengatakan bahwa ada hubungan yang cukup penelitian Fujino et all (2014) pada 1395 perawat
berarti antara ketepatan penilaian triase dengan yang bekerja di Rumah Sakit Umum di Jepang
tingkat keberhasilan pasien dengan cedera kepala. menunjukkan bahwa 1045 perawat (76%)
Penulisan dan pengkategorian triase pasien menunjukkan bahwa semakin lama bekerja maka
yang tidak tepat juga akan berdampak pada kinerja perawat menjadi semakin baik. Kinerja
penurunan waktu tanggap darurat sehingga perawat yang baik ditunjukan ketika perawat
keadaan tersebut akan mengurangi waktu mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan
emas/golden period dalam penangan sebuah kasus baik pada pasien dengan kondisi gawat darurat dan
kegawat daruratan yang akan menyebabkan sebagian besar perawat mampu menggunakan
terjadinya penurunan dalam kualitas penanganan. perangkat mekanik atau penunjang dan
Kualitas penanganan akan berhubungan dengan mendokumentasikan proses asuhan dengan baik.
tingkat keberhasilan dalam sebuah manajemen Sebagian besar perawat sering melakukan
kasus kegawat daruratan. Petugas triase menjadi perawatan yang dibutuhkan oleh pasien dalam
kunci dalam ketepatan dokumentasi dan kondisi gawat darurat.
keberhasilan sistem triase. Pernyataan diatas juga Triase merupakan bagian penting dalam
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan manajemen kasus kegawat daruratan. Pendidikan
oleh Sabriyati, Islam, Gaus (2012) yang ners merupakan akhir dari masa studi pendidikan
profesi keperawatan pada jenjang pendidikan

4
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6
sarjana dan profesi yang akan melaksanakan pelatihan, pembimbingan, sehingga peneliti akan
pekerjaanya sebagai profesi perawat di tatanan melakukan diskusi secara mendalam dengan
pelayanan kesehatan baik klinik kesehatan, Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUD Ulin
puskesmas, maupun rumah sakit. Bervariasinya Banjarmasin terkait dengan peningkatan kualitas
pengetahuan mahasiswa ners tentang triase triase oleh perawat. Peneliti juga akan
merupakan hal yang perlu di sikapi terkait dengan meningkatkan pembelajaran terkait dengan triase
keseragaman persepsi dan pentingnya kemampuan pada mata kuliah gawat darurat pada tahap
dalam pelaksanaan penulisan dokumentasi triase akademik, dan mahasiswa profesi pada stase
demi tercapainya sistem triase dan manajemen gawat darurat dengan pengembangan metode dan
kasus kegawat daruratan yang berkualitas. fasilitas laboratorium.
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan
bahwa ketepatan penulisan dokumentasi triase ESI SARAN
oleh mahasiswa ners STIKES Cahaya Bangsa di 1. Bagi RSUD Ulin Banjarmasin
dominasi oleh penulisan dokumentasi dalam Peneliti menyarankan agar hasil dari penelitian
kategori tepat, akan tetapi dalam keilmuan gawat ini dapat dijadikan dasar/justifikasi yang
darurat tidak mentolerir adanya kesalahan maka berbasis bukti (ilmiah) dalam menentukan
dalam hal ini peneliti sekaligus dosen atau kebijakan terkait dengan pengembangan triase
pembimbing mahasiswa ners stase keperawatan di IGD RSUD Ulin Banjarmasin.
gawat darurat akan berupaya semaksimal mungkin 2. Bagi STIKES Cahaya Bangsa
untuk meningkatkan pengetahuan dan Peneliti menyarankan agar pihak STIKES
keterampilan mahasiswa dalam melaksanakan Cahaya Bangsa terus meningkatkan fasilitas
sistem triase berbasis bukti seperti ESI. terkait dengan laboratorium keperawatan
Memaksimalkan pengetahuan dan keterampilan gawat darurat guna memaksimalkan proses
seorang perawat harus dipersiapkan sedini pembelajaran khususnya materi tentang triase.
mungkin sejak mahasiswa berada di masa 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
pendidikan khususnya profesi ners pada stase Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya
gawat darurat. Upaya untuk memaksimalkan dapat mengembangkan penelitian tentang
pengetahuan dan keterampilan dapat dilakukan triase dengan membandingkan beberapa teori
dengan cara memodifikasi metode belajar, triase intra-hospital untuk melihat keefektifan
memperpanjang waktu pembekalan, meningkatkan pengkategorian triase di Indonesia khususnya
variasi contoh kasus triase pasien dengan kondisi Kalimantan Selatan.
gawat darurat, dan memanfaatkan tehnologi dalam
bentuk aplikasi triase yang tersedia di play store DAFTAR PUSTAKA
pada smartphone. Datusanantyo. Emergency Severity Index (ESI):
Salah Satu Sistem Triase Berbasis Bukti
KESIMPULAN [Internet]. 2013 [Diakses tanggal 22 Oktober
Gambaran ketepatan penulisan dokumentasi 2018]. Dari:
triase ESI didominasi oleh penulisan dokumentasi https://www.slideshare.net/robertusarian/em
triase ESI dengan kategori tepat sebanyak 38 ergency-severity-index-esi-salah-satu-
lembar dokumentasi triase pasien dengan sistem-triase-berbasis-bukti
persentase 76 %, dokumentasi triase ESI dengan Dippenaar E., & Bruijns, S. Triage is easy, said
kategori tidak tepat sebanyak 12 lembar no triage nurse ever [Internet]. International
dokumentasi triase pasien dengan persentase 24 Emergency Nursing. 2016 [Diakses tanggal
%. 22 Oktober 2018]. Dari:
http://doi.org/10.1016/j.ienj.2016.09.0 05
IMPLIKASI Evans. Woman’s Satisfaction with Obstetric
Ketepatan dalam penulisan dokumentasi triase Triage Services [Internet]. Journal of
adalah bagian yang sangat penting guna Obstetric Gynecologic & Neonatal Nursing.
menunjang keberhasilan dalam manajemen pasien NCBI. 2015 [Diakses tanggal 22 Oktober
gawat darurat. Kemampuan perawat dalam 2018]. Dari:
melakukan dokumentasi triase berhubungan https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26469
dengan banyak faktor, seperti; faktor pengalaman, 198
5
Jurnal Darul Azhar Vol 7, No.1 Februari 2019 – Juli 2019, Hal : 1 - 6
Fathoni, M., Sangchan, H., & Songwathana, P. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan
Relationships between Triage Knowledge, nomor 129 Tahun 2008; 2008.
Training, Working Experiences and Triage Prasetyantoro I. Hubungan Ketepatan Penilaian
Skills among Emergency Nurses in East Triase dengan Tingkat Keberhasilan
Java, Indonesia [Internet]. UNDIP. 2013. Penanganan Pasien Cedera Kepala di IGD
[Diakses tanggal 22 Oktober 2018]. Dari: RSU PKU Muhammadiyah Bantul
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/medi [Internet]. STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
aners/.../4072 2013 [Diakses tanggal 22 Oktober 2018].
Fujino Y, Tanaka M, Yonemitsu Y, Kawamoto R. Dari:
The relationship between characteristics of https://drive.google.com/file/d/1_yAE3XsS
nursing performance and years of DQoDWRK0uhF82UZLyYtilZlI/view
experience in nurses with high emotional Sabriyati I, Islam A, Gaus S. Faktor-Faktor Yang
intelligence [Internet]. Int J Nurs Pract. 2014 Berhubungan Dengan Ketepatan Waktu
Apr 8. doi: 10.1111/ijn. 12311. 2014 Tanggap Penanganan Kasus Pada
[Diakses tanggal 22 Oktober 2018]. Response Time I di Instalasi Gawat Darurat
Dari:https://synapse.koreamed.org/search.ph Bedah dan Non Bedah RSUP DR. Wahidin
p?where=jbrowse Sudirohusodo [Internet]. UNHAS. 2012
Garbez, A. R., Carrieri-kohlman, V., Stotts, N., [Diakses tanggal 22 Oktober 2018]. Dari:
Chan, G., Neighbor, M., & Francisco, S. http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/c4fb91d
Factors Influencing Patient Assignment to 414809dc2f827bc65613cb9fa.pdf
Level 2 and Level 3 Within the 5-Level ESI Sari, D. Potret Pelaksanaan Patient Safety
Triage System [Internet]. NCBI. 2011 Mahasiswa Profesi Ners [Internet].
[Diakses tanggal 22 Oktober 2018]. Dari Nurscope. Jurnal Keperawatan dan
:https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/220 Pemikiran Ilmiah. 2015 [Diakses tanggal 22
74652 Oktober 2018]. Dari:
Habib H, Sulistio S, Mulyana R, Imamul A. jurnal.unissula.ac.id/index.php/jnm/article/d
Triase Modern Rumah Sakit dan ownload/467/388
Aplikasinya di Indonesia [Internet]. 2016 Tsu Wang, Shen. Construct an Optimal Triage
[Diakses tanggal 22 Oktober 2018]. Dari: Prediction Mod.el: A Case Study of the
https://www.researchgate.net/publication/31 Emergency [Internet]. Journal of Medical
1715654 Systems. 2013 [Diakses tanggal 22 Oktober
Khairina I, Malini H, Huriani E. Faktor-Faktor 2018]. Dari:
yang Berhubungan dengan https://dl.acm.org/citation.cfm?id=2559044
Pengambilan
Keputusan Perawat Dalam Ketepatan
Triase di Kota Padang [Internet].
Indonesian Journal for Health Sciences.
2018 [Diakses tanggal 22 Oktober 2018].
Dari:
journal.umpo.ac.id/index.php/IJHS/article/d .
ownload/707/694

You might also like