You are on page 1of 13

Jurnal Mutiara Ners, 31-43

PERAN PIMPINAN KEPERAWATAN DALAM MENINGKATKAN


PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT
1)
Samfriati Sinurat, 2)Santa Lusya
1
Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan
email: auxilias@yahoo.co.id
2
Program Studi Ners Santa Elisabeth Medan
email: santa.lusya@ymail.com

ABSTRACT
Patient Safety is a patient who is free from potential injury either happen or not as
illness, injury and death in health care. In terms of improving patient safety required
elements of leadership roles in the field of nursing care program encourages patient
safety, reduce the incidence of unintended communication in decision making patient
safety, adequate resources and the effectiveness of the contribution in improving patient
safety. The purpose of research is to identify the role of leader of the field of nursing
services in improving patient safety diruang inpatient Elizabeth Hospital Medan in 2016.
The study design was descriptive. Mechanical sampling using non-random sampling
(non-probability) with the formula Slovin, totaling 143 respondents using questionnaires
leadership role in the field of nursing services improve patient safety with 24 questions
ordinal scale. The results obtained by univariate analysis the role of elements of
leadership to the field of nursing services in improving patient safety in the inpatient unit
Elizabeth Hospital Medan in 2016 found that the highest, respondents expressed either as
many as 97 people (67.8%), and a low of respondents stating quite as many as 46 people
(32.2%). Expected led the field of nursing services can still play an increasing role in
improving patient safety in the inpatient unit Elizabeth Hospital Medan to maintain
the quality of nursing services.

Keyword: Patient safety, Role of leader.

1. PENDAHULUAN langkah awal yang harus dilakukan


Undang-Undang Nomor 44 Tahun adalah dengan menerapkan budaya
2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 43 keselamatan pasien. Hal pertama yang
ayat (1) mewajibkan Rumah Sakit harus diperhatikan dalam menerapkan
menerapkan standar keselamatan pasien. budaya keselamatan pasien adalah
Keselamatan pasien atau patient safety komitmen pemimpin akan keselamatan.
adalah proses dalam suatu Rumah Sakit Karena, untuk menciptakan budaya
yang memberikan pelayanan pasien keselamatan pasien yang kuat dan
yang lebih aman. Termasuk didalamnya menurunkan kejadian tidak diharapkan,
penilaian risiko, identifikasi dan diperlukan pemimpin yang efektif dalam
manajemen risiko terhadap pasien, menanamkan budaya yang jelas,
pelaporan analisa insiden, kemampuan mendukung usaha pegawai, dan tidak
untuk belajar dan menindaklanjuti bersifat menghukum. Unsur
insiden, menerapkan solusi untuk belajar kepemimpinan yang dimaksud disini
dan menindaklanjuti insiden, adalah pimpinan tingkat pertama (lower
menerapkan solusi untuk mengurangi manager) yaitu kepala ruangan,
serta meminimalisir timbulnya risiko. pimpinan tingkat menengah (middle
Menurut WHO (2009), rumah sakit manager) yaitu kepala seksi
yang ingin memperbaiki mutu pelayanan keperawatan, pimpinan puncak (top
terkait keselamatan pasien, maka manager) yaitu wakil direktur

31

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

keperawatan dan kepala bidang pasien. Pimpinan diharapkan cepat dan


keperawatan. Hal ini dikarenakan tanggap menentukan program
keselamatan pasien dipengaruhi oleh keselamatan pasien untuk memajukan
kebiasaan pegawai atau error yang pelayanan rumah sakit yang diberikan.
terjadi. Kebiasaan pegawai atau error ini Unsur pimpinan bidang pelayanan
dipengaruhi oleh faktor unit manajer keperawatan memiliki tanggungjawab
atau budaya tim dimana kepemimpinan besar untuk menghadapi masalah dalam
tingkat tinggi seperti wakil direktur kinerja di rumah sakit. Dalam hal
keperawatan sangat menentukan dalam manajerial kepemimpinan dalam
menetapkan kebijakan dalam meningkatkan patient safety: membantu
meningkatkan keselamatan pasien staf merumuskan tujuan tahunan unit
(Penelitian Nursya, 2013). untuk kebutuhan dari sistem,
Menurut (Depkes, 2008), WHO memberikan informasi tentang program
pada tahun 2004 mendapatkan data-data patient safety untuk memajukan
hasil penelitian dari rumah sakit di pelayanan, pimpinan juga berfokus pada
berbagai Negara : Amerika, Inggris, pemecahan masalah dan
Denmark, dan Australia, ditemukan mendelegasikan pada unit tertentu untuk
kejadian tidak diharapkan dengan meningkatkan rencana kegiatan kerja
rentang 3,2-16,6% yaitu rentang sedang unit. Unsur pimpinan harus membantu
sehingga data-data tersebut dijadikan staf perawat dalam menindaklanjuti
pemicu berbagai Negara untuk segera kemajuan program patient safety, agar
melakukan penelitian dan tidak terjadi lagi kejadian yang tidak
mengembangkan sistem keselamatan diharapakan seperti pasien jatuh.
pasien. Angka kejadian kesalahan Pimpinan juga berperan aktif
pengobatan di Indonesia tidak terdata membangun kepercayaan pasien
secara jelas dikarenakan kejadian terhadap pelayanan yang diberikan
tersebut lebih banyak ditutupi, namun rumah sakit, dari merancang program
berdasarkan hasil penelitian pada tahun kerja, melaksanankannya,
2009 ditemukan di salah satu Rumah mensosialisasikan dan mengawasi dalam
Sakit swasta di Kudus bahwa sebanyak penerapannya.
30 % obat yang diberikan tidak Peraturan Menteri Kesehatan
didokumentasikan, 15 % obat diberikan Republik Indonesia Nomor
dengan cara yang tidak tepat, 23 % obat 1691/MENKES/VIII/2011 tentang
diberikan dengan waktu yang tidak Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
tepat, 2 % obat tidak diberikan , dan 12 menyatakan peran unsur pimpinan
% obat diberikan dengan dosis yang bidang pelayanan keperawatan dalam
tidak tepat (Kemenkes RI, 2008). meningkatkan keselamatan pasien yaitu
Tim Patient Safety Rumah Sakit mendorong dan menjamin implementasi
Santa Elisabeth Medan menyatakan program keselamatan pasien, menekan
bahwa pada tahun 2015 tidak ada dan mengurangi kejadian tidak
laporan kejadian tidak diharapkan diharapkan, mendorong dan
kepada Tim Patient Safety. Hal ini menumbuhkan komunikasi dan
berbeda dengan laporan tahun 2014 koordinasi antar unit dan individu
yang masih menemukan kasus pasien berkaitan dengan pengambilan
jatuh. kurangnya pelaporan dari semua keputusan tentang keselamatan pasien,
unit di rumah sakit kepada Tim Patient mengalokasikan sumber daya yang
Safety dan belum adanya supervisi adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan
bersama antara Tim Patient Safety dan meningkatkan keselamatan pasien serta
pihak direktur/manajemen pelayanan mengukur dan mengkaji efektifitas
keperawatan menunjukan perlunya kontribusinya dalam meningkatkan
pengawasan dan peningkatan keselamatan pasien. Untuk itu harus
pelaksanan dalam program keselamatan menyadari perannya sebagai pengawas

32

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

perawat yang berperan aktif dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa


mewujudkan peningakatan Patient jabatan responden yang terbanyak
Safety. Serta kerja keras perawat dalam adalah Perawat Pelaksana sebanyak
peningkatan Patient Safety sangat 133 orang (93.0%), diikuti dengan
dibutuhkan karena perawatlah yang CI/Clinical Instructure sebanyak 10
menentukan dan memberikan pelayanan orang (7.0%); Pendidikan responden
asuhan keperawatan 24 jam kepeda yang terbanyak yaitu D III
pasien dan mengetahui perkembangan Keperawatan sebanyak 108 orang
kesehatan yang dialami pasien. (75.5%), diikuti dengan S1
Keperawatan sebanyak 35 orang
2. METODE PENELITIAN (24.5%), sedangkan lama kerja
Penelitian menggunakan rancangan responden yang tertinggi yaitu > 1
survei deskriptif yang bertujuan untuk tahun sebanyak 119 orang (83.2%),
mengetahui peran unsur pimpinan dan yang terendah yaitu dengan lama
bidang pelayanan keperawatan dalam kerja 1 tahun sebanyak 24 orang
meningkatkan patient safety di Ruang (16.8%).
Rawat Inap Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Dan
Responden penelitian adalah Persentase Peran Pimpinan Bidang
perawat pelaksana di ruang rawat inap Pelayanan Keperawatan Dalam
sebanyak 143 orang yang diperoleh Mendorong Program Keselamatan
dengan metode purposive sampling. Pasien
Pengumpulan data dilaksanakan dengan Peran Frekuensi Persentase
menggunakan kuesioner yang diadopsi Mendorong
dan dimodifikasi oleh peneliti dari Program
kusioner penelitian Setiowati (2010). Keselamatan
Pasien
Pertanyaan dalam kuesioner penelitian
Baik 74 51.7
berjumlah 24 soal yan telah diuji
Cukup baik 49 34.3
validitas dan reabilitasnya dengan nilai r Kurang baik 20 14.0
0,444. Total 143 100.0
Analisis data dilaksanakan secara Tabel 2 menunjukkan peran
univariat yang bertujuan untuk pimpinan bidang pelayanan keperawatan
menjelaskan atau mendeskripsikan dalam mendorong program keselamatan
karakteristik setiap variabel penelitian pasien, ditemukan bahwa mayoritas
(Notoatmodjo, 2012). Data disajikan responden menyatakan baik sebanyak 74
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi orang (51.7%), diikuti dengan responden
dan persentase. yang menyatakan cukup sebanyak 49
orang (34.3%), dan yang menyatakan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN kurang sebanyak 20 orang (14.0%).
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Dan
persentase karekteristik demografi Tabel 3. Distribusi Frekuensi Dan
responden (n=143) Persentase Peran Pimpinan Bidang
Karakteristik f % Pelayanan Keperawatan Dalam
Jabatan
Mengurangi Kejadian Yang Tidak
CI 10 7,0
Perawat 133 9,3 Diharapkan
Pelaksana Peran dalam f %
mengurangi
Pendidikan
D.III 108 75,5 kejadian yang tidak
S1 35 24,5 diharapkan
Lama kerja Baik 100 69.9
1 tahun 24 16,8 Cukup baik 42 29.4
> 1 tahun 119 83,5 Kurang baik 1 0.7
Total 143 100.0
33

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

Tabel 3 menunjukkan peran Tabel 5.6 menunjukkan peran


pimpinan bidang pelayanan keperawatan pimpinan bidang pelayanan keperawatan
dalam mengurangi kejadian yang tidak dalam alokasi sumber daya yang
diharapkan, ditemukan bahwa mayoritas adekuat untuk meningkatkan
responden yang menyatakan baik keselamatan pasien, ditemukan bahwa
sebanyak 100 orang (69.9%), diikuti mayoritas responden yang menyatakan
dengan responden yang menyatakan baik sebanyak 102 orang (71.3%),
cukup sebanyak 42 orang (29.4%), dan diikuti dengan responden yang
responden yang menyatakan kurang menyatakan cukup sebanyak 40 orang
sebanyak 1 orang (0.7%). (28.0%), dan responden yang
menyatakan kurang sebanyak 1 orang
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dan (0.7%).
Persentase Peran Pimpinan Bidang
Pelayanan Keperawatan Dalam Tabel 6. Distribusi Frekuensi Dan
Komunikasi Pengambilan Keputusan Persentase Peran Pimpinan Bidang
Keselamatan Pasien Pelayanan Keperawatan Dalam
Peran dalam komunikasi f % Efektifitas Kontribusi Pimpinan
pengambilan keputusan Untuk Meningkatkan Keselamatan
keselamatan pasien Pasien
Baik 102 71.3 Peran dalam Efektifitas f %
Cukup baik 36 25.2 Kontribusi Pimpinan
Kurang baik 5 3.5 Untuk Meningkatkan
Total 143 100.0 Keselamatan Pasien
Baik 103 72.0
Tabel 4 menunjukkan peran Cukup baik 37 25.9
pimpinan bidang pelayanan keperawatan Kurang baik 3 2.1
dalam komunikasi pengambilan Total
keputusan keselamatan pasien di ruang
143 100.0
rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2016, ditemukan bahwa Tabel 6 peran pimpinan bidang
mayoritas responden yang menyatakan pelayanan keperawatan dalam efektifitas
baik sebanyak 102 orang (71.3%), kontribusi pimpinan untuk
diikuti dengan responden yang meningkatkan keselamatan pasien di
menyatakan cukup sebanyak 36 orang ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
(25.2%), dan responden yang Elisabeth Medan tahun 2016, ditemukan
menyatakan kurang sebanyak 5 orang bahwa mayoritas responden yang
(3.5%). menyatakan baik sebanyak 103 orang
(72.0%), diikuti dengan responden yang
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Dan menyatakan cukup sebanyak 37 orang
Persentase Peran Pimpinan Bidang (25.9%), dan responden yang
Pelayanan Keperawatan Dalam Alokasi menyatakan kurang sebanyak 3 orang
Sumber Daya Yang Adekuat Untuk (2.1%).
Meningkatkan Keselamatan Pasien Tabel 7. Distribusi Frekuensi Dan
Peran dalam Alokasi f % Persentase Peran Pimpinan Bidang
Sumber Daya Yang Pelayanan Keperawatan Dalam
Adekuat Untuk Meningkatkan Patient Safety
Meningkatkan Peran dalam f %
Keselamatan Pasien Meningkatkan Patient
Baik 102 71.3 Safety
Cukup baik Baik 97 67.8
40 28.0
Kurang baik Cukup baik 46 32.2
1 0.7
Total Kurang baik 0 0
143 100.0
Total 143 100.0
34

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

Tabel 7 menunjukkan peran sehingga pasien puas akan mendapatkan


pimpinan bidang pelayanan keperawatan pelayanan kesehatan yang diberikan.
dalam meningkatkan patient safety di Hasil penelitian didukung oleh
rumah sakit, ditemukan bahwa peneliti Nursha (2013) tentang
mayoritas responden yang menyatakan kepemimpinan adalah hal pertama yang
baik sebanyak 97 orang (67.8%), diikuti harus diperhatikan dalam
responden yang menyatakan cukup pengembangan dan penerapan program
sebanyak 46 orang (32.2%), dan tidak keselamatan pasien, sehingga pimpinan
ada responden yang menyatakan kurang memiliki peranan penting dalam
(0%). mendorong program keselamatan
pasien.
Peran pimpinan bidang pelayanan
keperawatan dalam mendorong Peran pimpinan bidang pelayanan
program keselamatan pasien keperawatan dalam mengurangi
Berdasarkan hasil penelitian peran kejadian yang tidak diharapkan
pimpinan bidang pelayanan keperawatan Berdasarkan hasil penelitian peran
dalam mendorong program keselamatan pimpinan bidang pelayanan.
pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit keperawatan dalam mengurangi
Santa Elisabeth Medan tahun 2016, kejadian yang tidak diharapkan di ruang
ditemukan bahwa mayoritas responden rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
yang menyatakan baik sebanyak 74 Medan tahun 2016, ditemukan bahwa
orang (51.7%), diikuti dengan responden mayoritas responden yang menyatakan
yang menyatakan cukup sebanyak 49 baik sebanyak 100 orang (69.9%),
orang (34.3%), dan responden yang diikuti dengan responden yang
menyatakan kurang sebanyak 20 orang menyatakan cukup sebanyak 42 orang
(14.0%). Sehingga dapat dikatakan (29.4%), dan responden yang
bahwa peran pimpinan bidang pelayanan menyatakan kurang sebanyak 1 orang
keperawatan dalam mendorong program (0.7%). Berdasarkan hasil survei
keselamatan pasien memiliki peran yang penelitian, Tim Patient Safety Rumah
tergolong masih baik menurut perawat Sakit Santa Elisabeth Medan
di rumah Sakit Santa Elisabeth Medan melaporkan, pada tahun 2014 terdapat 3
yaitu pimpinan bidang pelayanan orang pasien jatuh (0.01%). Pimpinan
keperawatan memberikan informasi disini berperan menyelesaikan
terkait masalah keselamatan pasien, permasalahan dengan melakukan
mensosialisasikan tujuh langkah menuju investigasi langsung dan penyelesaian
keselamatan pasien, membuat kebijakan bersama perawat dan tim patient safety
terkait keselamatan pasien, serta melibatkan keluarga pasien agar
menyarankan untuk saling membantu dapat secara langsung mendapatkan
antar unit, memberikan masukan pada kebenaran yang terjadi.
perawat dalam tindakan keselamatan Dari data diatas bahwa peran
pasien, melakukan ronde keperawatan, pimpinan bidang pelayanan keperawatan
mensosialisasikan enam sasaran dalam mengurangi kejadian tidak
keselamatn pasien, serta memahami diharapkan di Rumah Sakit Santa
tujuan program patient safety sudah ada Elisabeth Medan tergolong masih baik
terlaksana di masing-masing ruangan. terlihat dari sudah terlaksananya
Dalam kategori ini peneliti kebebasan kepada perawat dalam
mensurvei bahwa peran dari pimpinan mengemukaan pendapat, adanya
dalam hal mendorong penerapan pelaporan kesalahan perawat dari tim
program keselamatan pasien untuk dapat keselamatan pasien, kebebasan kepada
tetap diterapkan dengan baik oleh perawat bertanya tentang keputusan
perawat dan tenaga kesehatan lainnya di tindakan, terlaksananya program
rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, keselamatan pasien di setiap unit, serta

35

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

pemeberian sanksi jika mencelakakan Peran pimpinan bidang pelayanan


pasien yang menimbulkan cidera pada keperawatan dalam komunikasi
pasien. Dan ini juga terlihat dari sistem pengambilan keputusan keselamatan
pelaporan dari tim patient safety Rumah pasien
Sakit Santa Elisabeth Medan tentang Berdasarkan hasil penelitian peran
kejadian tidak diharapkan yaitu pimpinan bidang pelayanan keperawatan
memiliki frekuensi yang jarang terjadi dalam komunikasi pengambilan
setiap tahunnya sehingga dapat keputusan keselamatan pasien di ruang
meningkatkan mutu pelayanaan rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
keperawatan dan kepercayaan klien di Medan tahun 2016, ditemukan bahwa
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. mayoritas responden yang menyatakan
Mengurangi kejadian yang tidak baik sebanyak 102 orang (71.3%),
diharapkan dapat menjadi tantangan diikuti dengan responden yang
terberat bagi seluruh staf yang ada menyatakan cukup sebanyak 36 orang
terutama bagi para unsur pimpinan (25.2%), dan responden yang
dikarenakan masih adanya kejadian menyatakan kurang sebanyak 5 orang
yang tidak diharapkan terjadi sebanyak (3.5%).
0.01% pasien jatuh pada tahun 2014 Berdasarkan survei peneliti, hasil
(Tim Patient Safety Rumah Sakit Santa penelitian peran pimpinan bidang
Elisabeth Medan, 2014). Hal ini berarti palayanan keperawatan tergolong masih
pimpinan masih kurang dalam baik dalam komunikasi pengambilan
memperhatikan keselamatan pasien keputusan keselamatan pasien, dimana
sehingga peran pimpinan harus dapat telah terlaksananya komunikasi dan
ditingkatkan dalam hal mengurangi koordinasi antar unit dan individu
kejadian yang tidak diharapkan agar berkaitan dengan keselamatan pasien,
lebih menumbuhkan kepercayaan pasien kebebasan berkomunikasi dengan
dirumah Sakit Santa Elisabeth Medan atasan, diskusi bersama dalam
sehingga pasien dan keluarga percaya mencegah kejadian tidak diharapkan,
akan pelayanan kesehatan yang serta kebebasan kepada perawat dalam
diberikan dan memilih Rumah Sakit mengemukakan pendapat tentang
Santa Elisabeth Medan untuk melakukan keputusan maupun tindakan bagi
pengobatan akan kesehatannya. keselamatan pasien sudah ada dan
Hasil penelitian didukung oleh terlaksana di rumah sakit Santa
penelitian yang dilakukan Budiono, dkk Elisabeth Medan. Dan dalam hal
(2014) yang meneliti tentang pelaksana komunikasi yang telah terjalin antara
program manajemen resiko jatuh di perawat, pimpinan dan tim patient safety
rumah sakit, hasil penelitiannya Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan ini
menyebutkan bahwa sebagian besar bermanfaat dalam penyelesaian
perawat telah melaksanakan dengan baik pengambilan keputusan terkait masalah
program manajemen pasien jatuh yang keselamatan pasien yang terjadi. Hal ini
meliputi: screening, pemasangan gelang perlu dipertahankan untuk
identitas, resiko jatuh, edukasi pasien meningkatkan pelayanan keselamatan
dan keluarga tentang menggunakan pasien.
leaflet edukasi, pengelolaan pasien Komunikasi pengambilan
resiko jatuh, penanganan pasien jatuh keputusan keselamatan pasien di ruang
dan pelaporan insiden. rawat inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2016 dilaksanakan oleh
seluruh unit yang terkait dengan
dukungan pimpinan bidang pelayanan
keperawatan adalah kunci utama yang
dimiliki rumah sakit sebagai pimpinan
yang mengambil keputusan atas segala

36

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

masalah maupun kebijakan yang ada di keperawatan di Rumah Sakit Santa


Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Elisabeth Medan serta kepuasan klien
Hal ini didukung oleh peneliti dalam pelayanan yang diberikan melalui
Mursidah (2012), tentang komunikasi angket yang diisi oleh klien setiap kali
merupakan hal terpenting sehingga pulang dalam perawat di Rumah Sakit
meningkatkan kesinambungan Santa Elisabeth Medan.
pelayanan dalam mendukung Alokasi sumber daya yang adekuat
keselamatan pasien. Serta komunikasi di rumah sakit sangat dibutuhkan agar
merupakan proses yang khusus dan program serta aturan yang ada dapat
berarti dalam hubungan antarmanusia terlaksana dengan baik sesuai dengan
dan komunikasi publik yang efektif akan program dari pimpinan rumah sakit
meningkatkan pengetahuan pendengar khususnya dibidang pelayanan
tentang topik dan masalah kesehatan keperawatan sehingga bermanfaat
serta hal penting lainnya (Priyoto, untuk kemajuan pelayanan yang
2014). diberikan agar tidak kalah saing dengan
rumah sakit lainnya dan dapat
Peran pimpinan bidang pelayanan menjadikan suatu keunggulan
keperawatan dalam alokasi sumber tersendiri.
daya yang adekuat untuk Hal ini didukung dengan penelitian
meningkatkan keselamatan pasien Soekidjo (2003) bahwa karyawan dalam
Hasil penelitian peran pimpinan suatu organisasi sebagai sumber daya
bidang pelayanan keperawatan dalam manusia harus dikelola dan
alokasi sumber daya yang adekuat untuk dikembangkan agar kemampuan mereka
meningkatkan keselamatan pasien di dapat mengikuti perkembangan
ruang rawat inap Rumah Sakit Santa organisasi. Serta sumber daya manusia
Elisabeth Medan Tahun 2016, merupakan faktor masukan terpenting
ditemukan bahwa mayoritas responden dalam proses manajemen yang
yang menyatakan baik sebanyak 102 menentukan akan berperan untuk
orang (71.3%), diikuti dengan responden terwujudnya suatu kegiatan-kegiatan
yang menyatakan cukup sebanyak 40 (proses) agar menjadi langkah-langkah
orang (28.0%), dan responden yang nyata untuk mencapai hasil (Triwibowo,
menyatakan kurang sebanyak 1 orang 2013).
(0.7%).
Peran pimpinan bidang pelayanan Peran pimpinan bidang pelayanaan
keperawatan dalam alokasi sumber daya keperawatan dalam efektifitas
yang adekuat untuk meningkatkan kontribusi pimpinan untuk
keselamatan pasien di ruang rawat inap meningkatkan keselamatan pasien
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Hasil penelitian menunjukkan peran
tahun 2016, dinyatakan dalam rentang pimpinan bidang pelayanan keperawatan
baik karena sudah adanya program- dalam efektifitas kontribusi pimpinan
program meliputi alokasi sumber daya untuk meningkatkan keselamatan pasien
yang adekuat untuk mengukur kinerja di ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
rumah sakit, pimpinan mendukung Elisabeth Medan tahun 2016, ditemukan
program rumah sakit dalam bahwa mayoritas responden yang
meningkatkan keselamatan pasien, serta menyatakan baik sebanyak 103 orang
pimpinan memonitor kegiatan-kegiatan (72.0%), diikuti dengan responden yang
di ruangan dalam rangka penerapan menyatakan cukup sebanyak 37 orang
budaya keselamatan pasien. Sumber (25.9%), dan responden yang
daya yang adekuat ini dapat dilihat juga menyatakan kurang sebanyak 3 orang
dari pengetahuan perawat serta kinerja (0.1%).
perawat dan pimpinan dalam hal Berdasarkan survei peneliti, hasil
meningkatkan mutu pelayanan penelitian program rumah sakit dalam

37

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

efektifitas kontribusi pimpinan untuk ada responden yang manyatakan kurang


meningkatkan keselamatan pasien di (0%).
ruang rawat inap Rumah Sakit Santa Berdasarkan survei peneliti, hasil
Elisabeth Medan dalam rentang baik, hal penelitian peran pimpinan bidang
ini terlihat dari adanya perilaku sesuai pelayanan keperawatan dalam
dengan tujuan kepemimpinan dalam meningkatkan patient safety tergolong
meningkatkan keselamatan pasien, masih baik terlihat dari terlaksananya
pimpinan berperan aktif mengawasi peran pimpinan yaitu meliputi
bawahannya untuk melaksanakan mendorong program keselamatan
program keselamatan pasien serta pasien, mengurangi kejadian yang tidak
pimpinan memberdayakan bawahan diharapkan, komunikasi dalam
agar dapat mengidentifikasi tugas-tugas pengambilan keputusan keselamatan
yang akan dilakukan dan tidak pasien, sumber daya adekuat dalam
melakukan kesalahan. meningkatkan keselamatan pasien, dan
efektifitas kontribusi dalam
Peran pimpinan bidang pelayanaan meningkatkan keselamatan pasien. Dan
keperawatan dalam efektifitas di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
kontribusi pimpinan untuk telah berlangsungnya program-program
meningkatkan keselamatan pasien di terkait keselamatan pasien dimana
ruang rawat inap rumah sakit membentuk tim
Rumah Sakit Santa Elisabeth keselamatan pasien serta pelaporan
Medan dapat juga dilihat dari tersedia kejadian yang tidak diharapkan dan
sasaran tertentu dan pengumpulan berperan aktif dalam mensosialisasikan
informasi untuk mengevaluasi program keselamatan pasien serta
efektivitas perbaikan kinerja rumah sakit melakukan pelatihan terhadap seluruh
terkait keselamatan pasien, termasuk karyawan Rumah Sakit Santa Elisabeth
rencana tindak lanjut dan Medan terkait keselamatan pasien serta
implementasinya. dapat terus meningkatkan program
Hal ini didukung oleh penelitian keselamatan pasien melalui kinerja
Devi (2013), bahwa dalam membangun perawat dan pimpinan dan saling
budaya keselamatan pasien memerlukan berkolaborasi agar dapat meningkatkan
waktu yang lama dan melibatkan semua mutu pelayanan keperawatan di Rumah
elemen dalam organisasi, tidak hanya Sakit Santa Elisabeth Medan.
perawat melainkan pimpinan yang dapat Dalam suatu rumah sakit, peran
meningkatkan kotribusinya. Peneliti unsur pimpinan bidang pelayanan
juga berpendapat semakin baik atau keperawatan sangat penting dalam
besar kontribusi piminan dalam memberi masukan, mendidik dan
meningkatkan patient safety maka melatih perawat dalam memperhatikan
semakin baik pula penerapannya dan pelaksanaan keselamatan pasien.
mutu pelayanan keperawatan yang Dengan memperhatikan hal tersebut
diberikan suatu rumah sakit. disertai pemahaman yang baik serta
berdasarkan dengan program rumah
Peran unsur pimpinan bidang sakit maka para staf perawat bisa
pelayanan keperawatan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi para
meningkatkan patient safety pasien dan tujuan dunia kesehatan yakni
Dari hasil penelitian terhadap merawat dan menyehatkan pasien akan
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan terpenuhi.
tahun 2016, ditemukan bahwa mayoritas Hal ini didukung oleh penelitian
responden yang menyatakan baik Djasri (2006), bahwa upaya peningkatan
sebanyak 97 orang (67.8%), diikuti kualitas pelayanan kesehatan di rumah
responden yang menyatakan cukup sakit salah satunya berperan untuk
sebanyak 46 orang (32.2%) dan tidak menegaskan tanggungjawab manajemen

38

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

(pimpinan) dalam kegiatan peningkatan 4. KESIMPULAN


kualitas serta dengan menunjuk wakil Dari hasil penelitian yang telah
manajemen yang bertanggungjawab dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
dalam teamwork peningkatan kualitas 1. Peran pimpinan bidang pelayanan
dan efektivitas sistem manajemen keperawatan dalam mendorong
kualitas termasuk budaya keterbukaan program keselamatan pasien di
dan integrasi kegiatan kualitas dalam ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
kegiatan sehari–hari. Elisabeth Medan tahun 2016,
Menurut Suardi (2004), organisasi ditemukan bahwa 51.7% perawat
harus menentukan dan menyediakan mayoritas menyatakan baik.
sumber daya yang dibutuhkan untuk 2. Peran pimpinan bidang pelayanan
menerapkan dan memelihara sistem keperawatan dalam mengurangi
manajemen kualitas dan terus menerus kejadian yang tidak diharapkan di
mengembangkan keefektifannya serta ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
untuk meningkatkan kepuasan Elisabeth Medan tahun 2016,
pelanggan. ditemukan bahwa 69.9% perawat
Peran unsur pimpinan bidang mayoritas menyatakan baik. Tim
pelayanan keperawatan dalam Patient Safety Rumah Sakit Santa
meningkatkan keselamatan pasien yaitu Elisabeth Medan melaporkan, pada
mendorong dan menjamin implementasi tahun 2014 terdapat 0.01% pasien
program keselamatan pasien, menekan jatuh.
dan mengurangi kejadian tidak 3. Peran pimpinan bidang pelayanan
diharapkan, mendorong dan keperawatan dalam komunikasi
menumbuhkan komunikasi dan pengambilan keputusan keselamatan
koordinasi antar unit dan individu pasien di ruang rawat inap Rumah
berkaitan dengan pengambilan Sakit Santa Elisabeth Medan tahun
keputusan tentang keselamatan pasien, 2016, ditemukan bahwa 71.3%
mengalokasikan sumber daya yang perawat mayoritas menyatakan baik.
adekuat untuk mengukur, mengkaji, dan 4. Peran pimpinan bidang pelayanan
meningkatkan keselamatan pasien serta keperawatan dalam alokasi sumber
mengukur dan mengkaji efektifitas daya yang adekuat untuk
kontribusinya dalam meningkatkan meningkatkan keselamatan pasien di
keselamatan pasien. (Peraturan Menteri ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Elisabeth Medan tahun 2016,
1691/MENKES/VIII/2011 tentang ditemukan bahwa 71.3% perawat
Keselamatan Pasien Rumah Sakit). mayoritas menyatakan baik.
Perawat perlu mengkaji faktor- 5. Peran pimpinan bidang pelayanan
faktor saat merencanakan perawatan keperawatan dalam efektifitas
atau mengajarkan klien cara untuk kontribusi pimpinan untuk
melindungi diri sendiri yaitu usia, meningkatkan keselamatan pasien di
perubahan persepsi sensorik, gangguan ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
kesadaran, mobilitas dan status Elisabeth Medan tahun 2016,
kesehatan, keadaan emosi, kemampuan ditemukan bahwa 72.0% perawat
berkomunikasi, pengetahuan tentang mayoritas menyatakan baik.
keamanan, gaya hidup dan lingkungan 6. Peran unsur pimpinan bidang
(Mubarak, dkk. 2015). pelayanan keperawatan dalam
meningkatkan patient safety di
ruang rawat inap Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2016,
ditemukan bahwa (67.8%) perawat
mayoritas menyatakan baik.

39

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

5. SARAN pembelajaran manajemen


keperawatan.
Berdasarkan kesimpulan penelitian
memberikan beberapa saran, yaitu: 4. Bagi peneliti selanjutnya
1. Bagi Rumah Sakit Peneliti selanjutnya agar
Bagi Rumah Sakit untuk unsur mempertimbangkan pengaruh
pimpinan bidang pelayanan pelatihan keselamatan pasien
keperawatan agar lebih dapat terhadap penurunan kejadian yang
meningkatkan mengawasi tidak diharapakan di Rumah Sakit,
pelaksanaan patient Safety agar menggunakan rancangan penelitian
kejadian yang tidak diharapkan eksperimental, dengan instrumen
seperti pasien jatuh tidak lagi terjadi penelitian observasional. Peneliti
khususnya di ruang rawat inap selanjutnya juga dapat
Rumah Sakit Santa Elisabeth mempertimbangkan judul penelitian
Medan, dan bekerjasama melakukan dari ke enam sasaran atau
pelatihan secara bertahap kepada pelaksanaan program keselamatan
seluruh karyawan tentang penerapan pasien, sehingga dapat
keselamatan pasien. Peneliti juga membahasnya secara spesifik dan
berharap adanya supervisi bersama mendalam.
antara Tim Patient Safety dan pihak
Direktur/Manajemen Pelayanan
Keperawatan untuk pengawasan dan
peningkatan pelaksanaan dalam 6. REFERENSI
program keselamatan pasien.
Arikunto. Suharsini. (2013).
2. Bagi Perawat Prosedur Penelitian Suatu
Diharapkan dapat mengambil Pendekatan Praktis. Jakarta:
contoh nyata dari peran pimpinan Salemba Medika
yang baik dalam meningkatkan
patient safety agar termotivasi untuk
Badeni. (2014). Kepemimpinan &
meningkatkan perannya sebagai
perawat dalam melaksanakan Perilaku Organisasi. Bandung:
patient safety agar kejadian yang Alfabeta
tidak diharapkan seperti pasien jatuh
tidak lagi terjadi dan perawat dapat Budiono, dkk. (2014). Pelaksanaan
melakukan sosialisasi dalam Program Manajemen Pasien
menghadapi keselamatan pasien dengan Risiko Jatuh di Rumah
kepada pasien dan keluarga tersebut Sakit.
khususnya di ruang rawat inap (jurnal.kedokteranbrawijaya.ac.
Rumah Sakit Santa Elisabeth id/index.php/article/download/
Medan. vol.2.pdf, diakses pada tanggal
8 April 2015)
3. Bagi Pendidik
Peran pimpinan yang baik dalam
meningkatkan patient safety ini Departemen Kesehatan RI. (2008).
dapat dijadikan sebagai masukan Panduan Nasional
pada perkuliahan manajemen Keselamatan Pasien di Rumah
keperawatan, agar para pendidik Sakit (Patient Safety). Jakarta:
lebih mengembangkan pengetahuan Depkes RI
dan keterampilan terkait masalah
patient safety sebagai pedoman

40

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

Dewi, Mursidah. (2012). Pengaruh /index.php/jurnal-


Pelatihan Timbang Terima manajemen/article/view/136
Pasien Terhadap Penerapan 3. pdf, diakses pada tanggal
Keselamatan Pasien Oleh 4 April 2015)
Perawat Pelaksana di RSUD
Raden Hidayat, A. Aziz Alimut. (2007).
MattaherJamb.(http://ejurnal.u Metodologi Penelitian
ng.ac.id/index.php/JHS/article/ Keperawatan Dan Teknik
download/911/851.pdf, diakses Analisa Data. Jakarta: Salemba
pada tanggal 7 April 2015) Medika

Djasri, H. (2006). Penerapan KemenKes RI. (2011). Standar


Clinical Governance Melalui Akreditasi Rumah Sakit.
ISO 9000 Studi Kasus Di Dua Jakarta: Kementerian
RSUD Provinsi Jawa Timur. Kesehatan RI
Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan, Volume 09 No. 03 Komite Keselamatan Pasien - Rumah
Sakit (KKP-RS). Ed.2. (2008).
Nurmalia, Devi, dkk. Pengaruh Pedoman Pelaporan Insiden
Program Mentoring Terhadap Keselamatan Pasien. Jakarta:
Penerapan Budaya Persi
Keselamatan Pasien.
(http://jurnal.unimus.ac.id/inde Mubarak, dkk. (2015). Buku Ajar
x.php/JMK/article/download/1 Ilmu Keperawatan Dasar.
002/1051) Jakarta: Salemba Medika

Fahmi, Irham. (2014). Manajemen Notoatmodjo, Soekidjo. (2005).


Kepemimpinan Teori & Metodologi Penelitian
Aplikasi. Bandung: Alfabeta Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Faizin, Achmad & Winarsih. (2008).
Hubungan Tingkat Pendidikan Notoatmodjo, Soekidjo. (2012).
Dan Lama Kerja Perawat Metodologi Penelitian
Dengan Kinerja Perawat Di Kesehatan. Jakarta: Rineka
Rsu Pandan Arang Kabupaten Cipta
Boyolali.
(https://publikasiilmiah.ums.ac. Nursalam, (2008). Metodologi
id/scholar/11617/499/pdf, Penelitian Ilmu Keperawatan
diakses pada tanggal 4 April Pendekatan Praktis, Edisi 1.
2015) Jakarta: Salemba Medika

Ghofar, Abdul. (2015). Pengaruh Nursya. (2013). Hubungan


Strategi Manufaktur Kepemimpinan Efektif Kepala
terhadap Kinerja (Studi Ruangan Dengan Penerapan
pada Industri Manufaktur Budaya Keselamatan Pasien
Menengah dan Besar di Di Instalasi Rawat Inap RS
Yogyakarta. UNHAS.
(http://majour.maranatha.edu (http://repository.unhas.ac.id/1
41

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

40613.pdf, diakses tanggal 30 Budaya Keselamatan Pasien


November 2015) oleh Perawat Pelaksana di
RSUPN Dr. Cipto
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor Mangkusumo
1691. (2011). Tentang (https://www.google.com/searc
Keselamatan Pasien Rumah h/SetiowatiCDwi2010Hubunga
Sakit. Jakarta: Menteri nKepemimpinanEfektifHeadN
Kesehatan Republik Indonesia ursedenganPenerapanBudayaK
eselamatanPasienolehPerawatP
elaksanadiRSUPNDr.CiptoMa
Posuma, C. (2013). Kompetensi, ngkusumo.pdf, diakses pada
Kompensasi, Dan tanggal 20 November 2015)
Kepemimpinan Pengaruhnya
Terhadap Kinerja Karyawan
Pada Rumah Sakit Suardi, R. 2004. Sistem Manajemen
Ratumbusang Manado. Mutu ISO 9000:2000:
(https://scholar.google.co.id/sc Penerapannya Untuk
holar/PosumaC2013Kompeten Mencapai TQM. Jakarta:
siKompensasiDanKepemimpin Penerbit PPM
anPengaruhnyaTerhadapKinerj
aKaryawanPadaRumahSakitRa Sudjana. (2002). Metoda Statistika.
tumbusangManado.pdf, Bandung: Tarsito
diakses pada tanggal 20
November 2015) Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif Dan
Priyoto. & Tri, W. (2014). R&D. Bandung; Alfabeta
Kebutuhan Dasar Keselamatan
Pasien. Yogyakarta: Graha Sujarweni, V. Wiratna. (2014).
Ilmu Metodologi Penelitian
Keperawatan. Yogyakarta:
Satria, W. (2013). Hubungan beban Gava Media
kerja dengan kinerja perawat
dalam mengimplementasikan Triwibowo, Cecep. (2013).
patient safety di rumah sakit Manajemen Pelayanan
universitas hasanuddin tahun Keperawatan Di Rumah Sakit.
2013 Jakarta: Trans Info Media
(https://scholar.google.co.id/sc
holar/SatriaWHubunganbebank Undang-Undang Nomor 44. (2009).
erjadengankinerjaperawatdala Tentang Rumah Sakit, (online),
mmengimplementasikanpatient (http://dapp.bappenas.go.id/upl
safetydirumahsakituniversitash oad/pdf/UU_2009_044.pdf,
asanuddintahun2013.pdf, diakses tanggal 22 November
diakses pada tanggal 5 2015)
Desember 2015)
WHO. (2009). Human Factor in
Setiowati, Dwi. (2010). Hubungan Patient Safety: Reviews on
Kepemimpinan Efektif Head Topics and Tool.
Nurse dengan Penerapan (http://www.who.int/patientsaf
42

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1


Jurnal Mutiara Ners, 31-43

ety/research/methods_measure diakses pada tanggal 20


s/human_factorsreview.pdf, November 2015)

43

Jurnal Mutiara Ners Januari 2018, Vol.1 No.1

You might also like