You are on page 1of 7

Jl. Kedungmundu Raya No.

18 Semarang Gedung NRC Universitas Muhammadiyah


Semarang Phone: 02476740287, Fax: 02476740287 Email: mki@unimus.ac.id

Research article

The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture

Muh. Abdurrouf1, Nursalam2, Ahsan3, Mira Triharini2, Maya Dwi Yustini1, Dyah Wiji
Puspitasari1, Retno Issroviatiningrum1, Nila Fauziza1
1 Faculty of Nursing Universitas Islam Sultan Agung, Indonesia
2 Faculty of Nursing, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
3 Faculty of Nursing, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

Article Info Abstract


Article History: One of the important things that must be considered by the hospital is
Submitted: Feb 11th, 2023 patient safety, where patient safety can be improved by implementing a
Accepted: May 18th, 2023 patient safety culture, so that the patient safety culture goes well, it is
Published: May 30th, 2023 necessary to increase the role of the leader. This study aims to determine
whether there is a relationship between the role of a leader and the
Keywords: implementation of patient safety culture. Method: this research is a
Role of leader; patient safety quantitative study using cross sectional. Data were collected using a
culture questionnaire of 118 nurses using a total population sampling technique.
The statistical test used is the spearmen rank test. Results: the results of this
study are that the majority of the role of leaders is in the good category
(92.6%), the majority of patient safety culture is in the good category
(90.7%) there is a significant relationship between the role of leaders and
the implementation of patient safety culture with a p-value of 0.00 , and r :
0.381, conclusion: Increasing the role of a leader in the form of a decision-
making role, interpersonal role, and informational role can improve patient
safety culture.

PENDAHULUAN fatal. Upaya yang selama ini dilakukan


untuk meningkatkan budaya keselamatan
Budaya keselamatan pasien adalah hal pasien antara lain kepemimpinan,
penting yang wajib diperhatikan seluruh Kerjasama tim, dan perubahan perilaku
rumah sakit dalam meningkatkan tenaga Kesehatan [1].
keselamatan pasien [1,2]. Teknologi
kesehatan yang semakin meningkat seiring Budaya keselamatan pasien sudah
dengan pelayanan kesehatan yang bersifat diterapkan di Indonesia hampir satu
kompleks, namun kemajuan teknologi dekade, namun sistem pelaporan insiden
kesehatan ini tidak disertai dengan keselamatan pasien di Indonesia belum
peningkatan budaya perawatan pasien. sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Pasien di rumah sakit dapat menjadi korban WHO [3]. Pelaporan kejadian patient safety
akibat tindakan tidak sengaja yang dapat di rumah sakit belum dilakukan secara
menyebabkan efek samping ringan hingga maksimal [4], hal ini terjadi karena

Corresponding author:
Muh. Abdurrouf
abdurrouf@unissula.ac.id
Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023
e-ISSN: 2615-1669
ISSN: 2722-2802
DOI: 10.26714/mki.6.2.2023.127-133
Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 128

kurangnya non-punitive system, METODE


kerahasiaan, ketepatan waktu pelaporan,
system orientasi dan ketanggapan [3]. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan menggunakan pendekatan cross
Institute of Medicine (IOM) melaporkan sectional. Populasi yang digunakan dalam
bahwa 1,5 juta kejadian tidak diharapkan penelitian ini adalah seluruh perawat yang
(KTD) terjadi setiap tahun di rumah sakit bertugas di Rumah sakit Islam Sultan Agung
Amerika Serikat pada tahun 2015, di mana Semarang yaitu ruang Baitussalam 1,
7.000 di antaranya meninggal. Di negara Baitussalam 2, ruang Baitulizzah 1,
arab berdasarkan penelitian didapatkan Baitulizzah 2, ruang Baitunnisa 1,
data 2,5 juta dimana 18% efek samping Baitunnisa 2, Adapun tehnik sampling yang
pada pasien dan 83% beresiko terjadi diterapkan pada penelitian ini yaitu total
kematian [5]. Laporan Komite Keselamatan populasi dengan jumlah responden
Pasien Rumah Sakit (KKPRS) di Indonesia sebanyak 118 perawat.
pada tahun 2017 ditemukan data bahwa
kejadian nyaris cidera sebanyak 18,53%, Instrumen dalam penelitian ini
kesalahan prosedur klinis 9,26%, kesalahan menggunakan kuesioner, Adapun kuesioner
dosis 9,26% dan kejadian pasien jatuh budaya keselamatan dikembangkan dari
sebanyak 5,15% [6]. [13] yang terdiri dari indikator (Budaya
pelaporan, budaya fleksibel, budaya adil,
Penerapan budaya keselamatan pasien dan budaya belajar) sebanyak 24
dipengaruhi oleh beberapa faktor pernyataan, sedangkan kuesioner peran
diantaranya adalah pengetahuan perawat, pemimpin diadopsi dari [14] menurut teori
motivasi, dukungan kepemimpinan [7], Henry Mintzberg (1990) terdiri dari
sikap perawat atau tenaga kesehatan, dan indikator Peran hubungan antar pribadi
kerja tim, komunikasi efektif (Bottcher et (Interpersonal Role), Peran hubungan
al., 2019 ; Yarnita and Efitra, 2020 ; informasi (Informational Role), Peran
Ghahramanian et al., 2017), sedangkan Keputusan (Decisional Role) Terdiri 15
faktor yang mempengaruhi kepemimpinan pertanyaan.
antara lain sikap dan persepsi
kepemimpinan, terutama hubungan antara Prosedur penelitian meliputi pengajuan
pimpinan dan staf dapat mempengaruhi proposal penelitian ke RSI Sultan Agung dan
pelaporan insiden keselamatan pasien. melakukan uji etik, setelah lolos uji etik dan
Kepemimpinan yang baik akan diberikan ijin penelitian, peneliti menyebar
meningkatkan kinerja keperawatan dan kuesioner kepada perawat, dan setelah
meningkatkan pelaporan insiden kuesioner terkumpul peneliti melakukan uji
keselamatan pasien [11]. statistik. Uji statisti yang digunakan untuk
mengolah data yaitu uji Spearmen Rank
Penerapan budaya keselamatan pasien dengan software SPSS versi 16. Penelitian
yang baik dipengaruhi oleh peran ini telah melalui uji etik yang dilakukan oleh
pemimpinan yaitu kemampuan komite etik rumah sakit Islam Sultan Agung
mendefinisikan dan bisa dengan nomer 54/KEPK-RSISA/XII/2021.
mengkomunikasikan pentingnya
keselamatan pasien, menghormati staf dan
mampu memberdayakan mereka untuk
mewujudkan keselamatan pasien [12].
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan peran pemimpin dengan
penerapan budaya keselamatan pasien.

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture


Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 129

HASIL kecil menunjukkan kategori cukup yaitu


sejumlah 9 perawat (7,6%).
Karakteristik responden

Tabel 1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik
Kategori f %
responden
Umur 23-30 57 48,3 Budaya Keselamatan Pasien
31-40 37 31,4
41-53 24 20,3 Tabel 3.
Jenis kelamin Laki-Laki 29 24.6 Distribusi Frekuensi Penerapan Budaya
Wanita 89 75,4 Keselamatan Pasien
Tingkat D-III Kep 74 62.7 Indikator f %
pendidikan S1 Kep 44 37.3 Budaya Keselamatan Pasien
Lama kerja >16 1 8 Cukup 11 9,3
9-16 36 30.5 Baik 107 90,7
1-8 81 68.6 Total 118 100

Tabel 1 tersebut menggambarkan bahwa


responden mayoritas berumur 23-30 tahun Tabel 3 tersebut menggambarkan bahwa
sejumlah 57 responden atau (48,3%), penerapan budaya keselamatan pasien
Adapun jumlah responden berdasarkan mayoritas dalam kategori baik yaitu
jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sejumlah 107 perawat (90,7%) dan hanya
sebanyak 89 perawat atau (75,4%), adapun Sebagian kecil yang menunjukkan kategori
responden berdasarkan tingkat pendidikan cukup yaitu sejumlah 11 perawat(9,3%).
terbanyak adalah Diploma III keperawatan
yaitu sejumlah 74 perawat atau (62,7%), Hubungan Peran Pemimpin dengan
dan masa kerja responden terbanyak Penerapan Budaya Keselamatan Pasien
adalah 1-8 tahun yaitu sebanyak 90
responden dengan persentase (76,3%). Tabel 4 tersebut menggambarkan bahwa
peran pemimpin dengan kategori baik
Peran Pemimpin menunjukkan budaya keselamatan pasien
baik sejumlah 104 pasien (88,1%), dan
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Peran menunjukkan budaya keselamatan Pasien
Pemimpin cukup sebanyak 6 pasien (5,1%). Adapun
Indikator f % hasil uji statistik menggunakan uji
Peran Pemimpin spearman rank menunjukkan p value =
Cukup 9 7,6 0,000. (< 0,05), dan koefisien korelasi 0,381
Baik 109 92,6 dengan arah hubungan positif hal ini
Total 118 100 menunjukkan bahwa ada hubungan peran
pemimpin dengan budaya keselamatan
pasien, dengan keeratan hubungan bersifat
Tabel 2 tersebut menggambarkan peran lemah.
pemimpin mayoritas menunjukkan
kategori baik yaitu sejumlah 109 perawat
(92,6%) dan peran pemimpin Sebagian

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture


Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 130

Tabel 4.
Tabulasi Silang Hubungan Peran Pemimpin dengan Penerapan Budaya Keselamatan Pasien
Peran Budaya Keselamatan Pasien p-value R
Pemimpin
Cukup Baik Total
0,000 0,381
n % n %
Cukup 6 5,1 5 4,2 11 9,3
Baik 3 2,5 104 88,1 107 99,7
Total 9 7,6 109 92,4 118 100

PEMBAHASAN perencanaan yang telah di tetapkan [19].


Apabila pemimpin mampu mempengaruhi
Peran Pemimpin bawahannya maka hubungan yang efektif
dan serasi dapat dilakukan agar dapat
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mewujudkan tujuan organisasi [20].
peran pemimpin mayoritas dalam kategori
baik, hasil penelitian ini sejalan dengan Pemimpin yang berkomitem kuat
penelitian Samosir et al., (2021) dimana mengenai keselamatan pasien hal paling
peran kepemimpinan menunjukkan utama melaksanakan mutu pelayanan ke
kategori tinggi, penelitian ini juga sesuai pasien dan pemimpin diharuskan untuk
dengan penelitian Raodhah, (2017) yaitu mampu membawa perubahan bagi staff
peran pemimpin dalam kategori baik yaitu mengenai program yang telah diterapkan,
sebesar 86,3%. berdasarkan penelitian sebelumnya
terdapat hubungan peran pemimpin
Peran kepala ruangan diantaranya adalah dengan penerapan budaya keselamatan
sebagai pimpinan juga sebagai pengelola pasien. Pemimpin harus menjadi
pelayanan Kesehatan di ruang perawatan pendorong dalam menjamin keselamatan
salah satunya adalah melaksanakan budaya pasien dengan mengintegrasi organisasi
keselamatan pasien di rumah sakit kepela dalam menerapkan “Tujuh Langkah Menuju
ruangan sesuai tingkatnnya yaitu sebagai Keselamatan Pasien Di Rumah Sakit.
manager tanggung jawab untuk Pemimpin harus menciptakan suatu
menciptakan budaya keselamatan di keputusan yang jelas dan kuat untuk
lingkungan kerja [17]. Peran pemimpin mendukung staff melaksanakan prosedur
antara lain 1) peran interpersonal, yaitu yang baik pada keselamatan pasien,
sebagai yang dituakan, sebagai pimpinan memprioritaskan prosedur keselamatan
dan sebagai penghubung antar anggota, 2) pasien mengenai setiap rapat untuk
peran informasional diantara adalah peran mengambil keputusan serta mengadakan
sebagai juru bicara, monitor, dan sebagai pelatihan pada keselamatan pasien secara
desiminator, 3) peran decision making yaitu berkala. Pemimpin harus menjamin
peran sebagai wirausaha, peran prosedur proaktif dalam mengidentifikasi
mengendalikan gangguan, mengalokasikan risiko terjadinya insiden dalam
sumber daya dan sebagai negosiator [18] keselamatan pasien dan menekankan
pengurangan kejadian yang tidak
Pimpinan keperawatan harus bisa diharapkan [21].
mengelola budaya keselamatan pasien di
rumah sakit yaitu mampu menjalin Budaya Keselamatan Pasien
hubungan antara pimpinan dengan tim
Kesehatan lainnya yang efektif dan Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian
terapetik serta mampu mengajak orang lain perawat menyatakan bahwa budaya
untuk melakukan tindakan sesuai dengan penerapan keselamatan pasien termasuk

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture


Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 131

dalam kategori baik, hasil penelitian ini Pimpinan memberikan motivasi dengan
sesuai dengan penelitian Hao et al., (2020) cara menumbuhkan budaya keselamatan
di rumah sakit Shenzhen yaitu secara umum pasien serta melakukan koordinasi antar
pelaksanaan budaya keselamatan pasien unit atau individu mengenai mengambil
termasuk dalam kategori baik. keputusan tentang keselamatan pasien.
Pemimpin mengalokasikan sumber daya
Menurut Reason, (2016) budaya yang baik untuk mengukur serta mengkaji
keselamatan terdiri dari budaya pelaporan, mengenai peningkatkan kinerja rumah
budaya fleksibel, budaya keadilan, budaya sakit serta keselamatan pasien. Pemimpin
informasi dan budaya belajar. Budaya harus mengukur serta mengkaji
keselamatan tersebut dapat dibagi menjadi keefektifan dan berkontribusi
beberapa dimensi yaitu : tindakan meningkatkan kinerja yang baik di rumah
supervisor dalam meningkatkan sakit dan keselamatan pasien. Para perawat
keselamatan pasien, dukungan manajemen diberikan motivasi untuk bersedia
terhadap keselamatan pasien, kerjasama melaporkan setiap insiden atau kejadian
tim di dalam atau antar unit, serah terima yang akan terjadi dan sedang terjadi dan
pasien dan transmisi, respon non punitive pencegahan insiden namun tetap terjadi.
(tidak memberikan hukuman terhadap Oleh karena itu, pelaporan insiden
kesalahan), Frekuensi pelaporan kejadian, merupakan bahan pelajaran yang penting.
kerjasama antar tim [23] Pemimpin harus mampu memotivasi
kepada staff dengan cara memberikan
Budaya keselamatan pasien merupakan pujian. Pujian yang diberikan kepada staf
persepsi anggota organisasi tentang akan menjadikan mereka menyelesaikan
keselamatan pasien dengan tujuan pekerjaan sesuai dengan program yang
melindungi pasien terhadap kesalahan ditetapkan [26].
tindakan maupun cidera akibat tindakan
yang dilakukan. Persepsi tersebut berupa Berdasarkan penelitian sebelumnya yang
standar profesi, tanggung jawab, dilakukan Ikhlas & Pratama (2021)
komunikasi, norma dan kebijakan. Budaya menyatakan bahwa hal yang penting pada
ini sangat mempengaruhi keyakinan budaya keselamatan pasien adalah
individu dalam memberikan pelayanan memberikan informasi pelaporan yang
kepada pasien (Sorra et al., 2016 ; dapat menjadi bahan evaluasi dan
Alshammari et al., 2019). pembelajaran bagi manajer/ kepala
ruangan di rumah sakit agar dapat
Korelasi Peran Pemimpin dengan Budaya
mencegah insiden atau kejadian
Keselamatan Pasien keselamatan pasien. Hal ini sesuai dengan
penelitian Yarnita (2019) menyatakan
Hasil penelitian ini menggambarkan frekuensi pelaporan insiden yang terjadi di
hubungan signifikan antara budaya rumah sakit Arifin Achmad sudah
keselamatan pasien dengan peran dilaksanakan dengan tepat. Hasil dari
pemimpin yang memiliki hubungan bersifat pelaporan insiden keselamatan dijadikan
arah dan sedang hubungan positif, adalah keputusan serta sebagai pembelajaran.
apabila peran pemimpin yang terdiri dari Pengambilan keputusan yang tepat
peran pengambilan keputusan, peran sehingga sesuai budaya keselamatan pasien
informasional, peran interpersonal maka diperlukan evaluasi pelaporan
dilaksanakan dengan baik maka akan insiden atau kejadian keselamatan pasien.
meningkatkan budaya keselamatan pasien,
demikian juga sebaliknya apabila peran Penelitian yang dilakukan Nivalinda (2013)
pemimpin tidak dilaksanakan dengan baik menunjukkan adanya hubungan antara
maka budaya keselamatan pasien akan peran pemimpin dengan budaya
kurang baik. keselamatan pasien. Hal ini sesuai dengan

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture


Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 132

hubungan antara kepatuhan perawat https://doi.org/10.7326/0003-4819-158-5-


dengan kepemimpinan dalam menerapkan 201303051-00002.
budaya patient safety. Budaya keselamatan [2] DiCuccio MH. The Relationship Between
yang baik memerlukan peran Patient Safety Culture and Patient Outcomes:
A Systematic Review. Journal Patient Safety
kepemimpinan antara lain mampu
2015;11:135–42.
menetapkan serta mengkomunikasikan https://doi.org/10.1097/PTS.00000000000
misi dan visi keselamatan efektif , 00058.
menghargai staf untuk menggapai visi. [3] Dhamanti I, Leggat S, Barraclough S, Tjahjono
Komponen lain harus aktif dalam upaya B. Patient safety incident reporting in
memajukan keselamatan pasien, menjadi indonesia: An analysis using world health
contoh yang baik kepada bawahan, fokus organization characteristics for successful
pada masalah yang terjadi dan perbaikan reporting. Risk Management and Healthcare
Policy 2019;12:331–8.
sistem. Semakin efektif peran pemimpin https://doi.org/10.2147/RMHP.S222262.
kepala ruangan maka semakin baik budaya
[4] Melati AS, Sulistyoningsih. Analisis Tata
keselamatan pasien di rumah sakit.
Laksana Kegiatan Pencatatan Pelaporan
Pemimpin yang efektif harus menerapkan Insiden Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat
peran kepemimpinan dengan baik antara Inap RSI Sultan Agung Semarang. Journal of
lain peran pengambilan keputusan peran Chemical Information and Modeling
informasional, dan peran informasional. 2018;53:1689–99.
[5] Ultaria TD, Arso SP. Gambaran Budaya
SIMPULAN Keselamatan Pasien DI RS Roemani
Muhammadiyah Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat 2017;5:118–25.
Responden sebagian besar menyatakan
peran pemimpin yang memiliki kategori [6] Yarnita Y, Efitra E. Analisis Faktor yang
baik yaitu 92,4%, sedangkan pelaksanaan Berhubungan dengan Budaya Keselamatan
Pasien pada Perawat di Ruang Rawat Inap
budaya keselamatan pasien, mayoritas RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
responden menyatakan bahwa budaya Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
keselamatan dalam kategori baik yaitu 88,1 2020;20:827.
%. Terdapat hubungan peran pemimpin https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1064.
dengan budaya keselamatan pasien, apabila [7] Faridah I, Ispahani R, Badriah EL. Faktor-
semakin baik peran pemimpin semakin baik Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan
pula budaya keselamatan pasien. Upaya Budaya Keselamatan Pasien Pada Perawat Di
Rawat Inap RSU Kabupaten Tangerang.
yang dilakukan agar bisa meningkatkan Jurnal Ilmiah Kesehatan 2019;VIII:21–40.
budaya keselamatan pasien yaitu dengan
cara meningkatkan peran pemimpin yakni [8] Bottcher B, Abu-El-Noor N, Abuowda Y,
Alfaqawi M, Alaloul E, El-Hout S, et al.
peran pengambilan keputusan, peran Attitudes of doctors and nurses to patient
informasional, dan peran interpersonal safety and errors in medical practice in the
Gaza-Strip: A cross-sectional study. BMJ
UCAPAN TERIMAKASIH Open 2019;9.
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-
026788.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah turut membantu [9] Yarnita Y, Efitra E. Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Budaya Keselamatan
dalam proses penelitian ini, sehingga
Pasien pada Perawat di Ruang Rawat Inap
penelitian ini dapat terselesaikan. RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Jurnal
Ilmiah Universitas Batanghari Jambi
REFERENSI 2020;20:827.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v20i3.1064.
[1] Weaver SJ, Lubomksi LH, Wilson RF, Pfoh ER, [10] Ghahramanian A, Rezaei T, Abdullahzadeh F,
Martinez KA, Dy SM. Promoting a culture of Sheikhalipour Z, Dianat I. Quality of
safety as a patient safety strategy: A healthcare services and its relationship with
systematic review. Ann Intern Med patient safety culture and nurse-physician
2013;158:369–74. professional communication. Health

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture


Media Keperawatan Indonesia, Vol 6 No 2, May 2023/ page 127-133 133

Promotion Perspectives 2017;7:168–74. Naskah Publikasi Universitas ‘Aisyiyah


https://doi.org/10.15171/hpp.2017.30. Yogyakarta 2016:1–10.
[11] Yasriq L. Faktor – faktor yang mempengaruhi [21] Herawati YT. Budaya Keselamatan Pasien di
penerapan keselamatan pasien dirumah Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X Kabupaten
sakit. Jurnal Ilmu Kesehatan 2019. Jember. Jurnal IKESMA 2015;11:52–60.
https://doi.org/10.31227/osf.io/nmuha.
[22] Hao HS, Gao H, Li T, Zhang D. Assessment and
[12] Yarnita Y, Maswarni. Budaya Keselamatan comparison of patient safety culture among
Pasien Pada Perawat di Instalasi Perawatan health-care providers in shenzhen hospitals.
Intensive RSUD Arifin Achmad ProviNSI Riau. Risk Management and Healthcare Policy
Jurnal Keperawatan Priority 2019;2:109–19. 2020;13:1543–52.
https://doi.org/10.2147/RMHP.S266813.
[13] Reason J. Managing the Risks of
Organizational Accident. New York: Taylor & [23] AlSalem G, Bowie P, Morrison J. Hospital
Francis; 2016. Survey on Patient Safety Culture:
psychometric evaluation in Kuwaiti public
[14] Berek AB ulu. Analisis Hubungan
healthcare settings. BMJ Open 2019;1:1–10.
Kepemimpinan Kepala Ruangan Dengan
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2018-
Motivasi Kerja Dan Kinerja Perawat
028666.
Berdasarkan Path-Goal Teory Di Rumah Sakit
Umum Daerah MGR. Gabriel Manek SVD, [24] Sorra J, Gray L, Streagle S, Famolaro T, Yount
Atambua. Universitas Airlangga, 2018. N, Behm J. AHRQ Hospital survey on patient
safety culture: User’s guide 2016.
[15] Samosir N, Dwijayanti F, Rita K, Kusumapraja
R, Adhikara MFA. Pengaruh Peran [25] Alshammari F, Pasay-an E, Alboliteeh M,
Kepemimpinan Kepala Ruang Rawat Inap Alshammari MH, Susanto T, Villareal S, et al.
Terhadap Kinerja Perawat Dengan Burnout. A survey of hospital healthcare professionals’
Indonesia Journal of Nursing Health Science perceptions toward patient safety culture in
2021;6:68–76. Saudi Arabia. International Journal of Africa
Nursing Sciences 2019;11:100149.
[16] Raodhah S. Hubungan Kepala ruangan
https://doi.org/10.1016/j.ijans.2019.10014
dengan kinerja perawat diruang rawat inap
9.
RSUP Syekh Yusuf kabupaten Gowa. Public
Health Science Journal 2017;9:94–102. [26] Hernawati. pengaruh karakteristik individu
dan gaya kepemimpinan terhadap kepatuhan
[17] Nazua. Pengaruh Peran Kepemimpinan
perawat paad penerapan budaya
Kepala Ruangan Terhadap Penerapan
keselamatan pasien di Rumah sakit mitra
Budaya Keselamatan Pasien Di RSUD A.W.
sejati. universitas sumatera utara, 2019.
Sjahranie Samarinda. Politeknik Kesehatan
Kalimatan Timur, 2019. [27] Ikhlas M, Pratama K. Penerapan Budaya
Keselamatan Pasien Sebagai Upaya
[18] Julianto M. Peran dan fungsi manajemen
Pencegahan Adverse Event : Literature
keperawatan dalam manajemen Konflik.
Review 2021;1:169–82.
Fatmawati Hospital Journal 2016:1–7.
[28] Yarnita Y, Maswarni. Budaya Keselamatan
[19] Murray E. Nursing Leadership and
Pasien Pada Perawat di Instalasi Perawatan
Management for Patient Safety and Quality
Intensive RSUD Arifin Achmad ProviNSI Riau.
Care. Philadelphia: Davis Company; 2017.
Jurnal Keperawatan Priority 2019;2:109–19.
[20] Purnama Sari TA. Hubungan Peran
Kepemimpinan Kepala Ruang Dengan
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Kelas
III RSUD Muntilan Kabupaten Magelang.

Muh. Abdurrouf / The Role Of Leader Improve Patient Safety Culture

You might also like