You are on page 1of 9

Efektifitas Penulisan Dokumentasi Triase Emergency Severity Index (ESI) dengan Canada

Triage Acuity Scale (CTAS) terhadap Ketepatan Prioritas Triase Pasien oleh Mahasiswa
Ners STIKES Cahaya Bangsa di IGD RSUD Ulin Banjarmasin

(The Effectiveness of Writing the Emergency Severity Index (ESI) Triage Documentation with
Canada Triage Acuity Scale (CTAS) on the Accuracy of Patient Triage Priority by Student of
Ners STIKES Cahaya Bangsa in IGD RSUD Ulin Banjarmasin)

Doni Wibowo
¹Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cahaya Bangsa
‫٭‬Korespondensi : ns.doniwibowo@gmail.com

Abstract

Nursing education is the end of the nursing profession education process which will carry out its work
as a nurse profession in the health care services. Emergency department (IGD) is one of the main
entrances of inpatients, so that patient visits in the ER is quite high, and it cause the overcrowded.
It needs a triage system and documentation based on evidence to increase success in the
management of patients with emergency conditions. The purpose of this study is to study the
effectiveness of the Emergency Severity Index triage discussed with the Canadian Triage Acuity
Scale on the accuracy of patient triage priorities. This study use the Quasi Experimental method
using the Mann Whitney test. The sampling technique uses accidental sampling with a total of 50
Emergency Severity Index triage documentation samples and 50 Canada Triage Acuity Scale
documentation samples. The results showed accuracy in determining the priority of triage in 46
tragedy Emergency Severity Index (92%) and 38 documentation of Canadian Triage Acuity Scale
(76%). There is a difference in the accuracy of the triage priorities of patients between the triage
documentation of the Emergency Severity Index and the Canada Triage Acuity Scale with a p value
of 0.030. It is time for the Emergency Department (IGD) to implement evidence-based triage systems
and documentation by adopting or developing scientifically tested triage systems and
documentation.

Keywords: Documentation, Triage, Nursing Students

Latar Belakang kebutuhan tindakan life saving, high risk


situation, danger zone vital maupun non-
Instalasi gawat darurat memiliki peran urgent, sehingga dalam kondisi tersebut triase
dalam menyediakan akses cepat bagi pasien akan memprioritaskan pasien berdasarkan
dengan kondisi gawat darurat. Triase kegawatan klinis pasien dan memastikan
merupakan suatu proses penggolongan bahwa perawatan disediakan secara aman
pasien berdasarkan tipe dan tingkat dan tepat waktu (1).
kegawatan kondisinya, dimana pasien dalam
kondisi gawat akan ditempatkan di tempat Menurut Ng CJ ett all, (2010) Triase
yang tepat, dan sumber daya yang tepat yang tidak tepat dapat menyebabkan
sehingga manajemen kegawat daruratan, dan keterlambatan pasien dan meningkatkan
biaya untuk tindakan pasien di instalasi gawat
kualitas hidup pasien tersebut akan lebih baik. darurat(1). Keterlambatan terjadi ketika tidak
Kunjungan pasien yang tidak terjadwal dan adanya algoritma yang jelas, sehingga
tidak terduga baik pada pasien dengan
pengambilan keputusan dalam menentukan penanganan secara medis, dimana kondisi
level/prioritas triase pasien hanya perburukan terus berlangsung, sehingga
berdasarkan indikator pada setiap prioritas waktu adalah bagian yang sangat berarti bagi
triase. Peningkatan biaya pasien terjadi jika kualitas hidup pasien dengan penanganan
ketidak tepatan dalam menentukan prioritas yang cepat dan tepat.
triase pasien sehingga akan terjadi perubahan
Pedoman, dan format dokumentasi
pada penempatan pasien saat awal
triase merupakan dasar dalam pelaksanaan
kedatangan dengan saat dilakukan tindakan.
triase yang dapat diaplikasikan di rumah sakit.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan
Sebagian rumah sakit besar di Indonesia
penurunan kualitas manajemen pasien gawat
sudah masuk pada sebuah paradigma baru,
darurat, dan kualitas hidup pasien. Biaya yang
bahwa, sebelumnya rumah sakit mengadopsi
meningkat juga dapat disebabkan karena
sistem triase klasik yaitu triase bencana yang
tindakan yang tidak tepat, atau tindakan yang
diaplikasikan di rumah sakit terdiri dari 4
diulang akibat belum teridentifikasinya
kategori dengan simbol warna merah, kuning,
masalah pasien secara spesifik.
hijau, hitam, dan sebenarnya sistem triase
Menurut Tsu-Wang & Sen (2013) tersebut kurang tepat. Dippenaar & Bruijns
bahwa dengan adanya sistem triase yang (2016) mengatakan bahwa sistem triase
optimal, dan memakai algoritma yang berbasis bukti di rumah sakit mulai
sistematis dapat menurunkan waktu tunggu dikembangkan di berbagai negara di dunia
sampai 50% (2). Hal ini menunjukkan bahwa yang dibuat dan disesuaikan dengan kondisi
pentingnya ketepatan dalam mengkaji dan dan kebutuhan negara tersebut dan dijadikan
memprioritaskan pasien berdasarkan kondisi pedoman dalam pelaksanaannya(3). Triase
kegawatannya, sehingga dibutuhkan adanya dirumah sakit berkembang menggunakan
sistem triase yang berbasis bukti, teruji secara skala prioritas, seperti Australian Triage
ilmiah dan dapat digunakan secara optimal System (ATS), Canadian Triage Acuity
oleh perawat dan dokter di ruang gawat System (CTAS), Manchester Triage System
darurat, dan dapat meningkatkan kualitas (MTS), Emergency Severity Index (ESI),
pelayanan kegawat daruratan. South African Triage System (SATS) , dan
Patient Acuity Categoriy Scale (PATS).
Joint Comission on Acreditation of
Selama dekade terakhir, beberapa studi telah
Health Organization (JCAHO) melaporkan
menyelidiki ketepatan antara tiga, empat dan
pada tahun 2002 bahwa lebih dari 50% pasien
lima prioritas triase. Trise dengan 5 skala
yang mendapat perawatan di Instalasi Gawat
prioritas memiliki ketajaman/ketepatan yang
Darurat mengalami kematian dan cacat
tinggi dibanding 4 atau 3 skala prioritas karena
permanen akibat keterlambatan penanganan
dengan 5 skala prioritas akan menghasilkan
(2). Golden periode sering disebut sebagai
data yang lebih spesifik.
waktu yang sangat baik untuk pasien dalam
kondisi kegawatan tertentu untuk dilakukan
Menurut Foley, (2017) di antara sistem level 4, kurang mendesak; dan level 5, tidak
triase lima tingkat, Canada Triage and Acuity mendesak. Menurut Kurniasari (2016) ada
Scale (CTAS) telah terbukti memiliki beberapa alasan mengapa triase ESI lebih
keandalan yang baik (4). CTAS mudah diterapkan di Indonesia yaitu perawat
dikembangkan pada akhir 1990-an oleh lebih mudah menilai prioritas/level triase
Canadian Association of Emergency dengan melihat kondisi keparahan pasien,
Physicians and National Emergency Nurses’ perawat lebih mudah ketika harus memikirkan
Affiliation. CTAS mengklasifikasikan pasien kebutuhan sumber daya apa saja yang
dalam urutan: level 1, resusitasi; level 2, dibutuhkan pasien (6). Sistem triase ESI juga
darurat; level 3, mendesak; level 4, kurang menggunakan skala nyeri 1 – 10 sama
mendesak; dan level 5, tidak mendesak. dengan yang secara umum digunakan di
Pedoman CTAS Merekomendasikan waktu Indonesia. Tidak adanya Batasan waktu bagi
untuk penilaian yang dilakukan oleh perawat perawat atau dokter untuk melakukan
dan dokter berdasarkan indikator pada setiap penanganan pada pasien diruang gawat
level triase. darurat, jadi penanganan tersebut menjadi
fleksibel, dapat dilakukan sesegera mungkin
Triase CTAS memiliki kelemahan yang
dengan mempertimbangkan prioritas triase,
akan membuat perawat/dokter triase harus
jumlah pasien. Triase ESI memiliki algoritma
berfikir lebih kritis dan memakan waktu, apalgi
yang jelas, simpel dan memiliki validitas yang
jika triase CTAS akan diterapkan di Indonesia
tinggi dalam menentukan prioritas triase
dengan jumlah kunjungan pasien ketempat
pasien.
pelayanan gawat darurat yang tinggi.
Kelemahan tersebut seperti; triase CTAS tidak Menurut Khairina dkk, (2018) faktor
memiliki algoritma yang seharusnya dapat pengetahuan merupakan faktor dominan
membantu dengan cepat dan tepat dalam dalam mendukung pengambilan keputusan
mempertimbangkan prioritas triase penentuan prioritas triase pasien (7).
berdasarkan hasil pengkajian. CTAS hanya Mahasiswa Profesi Ners merupakan
memiliki indikator-indikator pada setiap mahasiswa yang sedang belajar dan
level/prioritas triase berupa keluhan atau menempuh pendidikan akademik ditingkat
keadaan pasien. Kondisi tersebut yang profesi dan merupakan lanjutan dari
memungkinkan terjadinya kesalahan/ketidak pendidikan sarjana. Proses pembelajaran
tepatan dalam penentuan prioritas triase mahasiswa profesi ners hampir secara
pasien (5). keseluruhan dilakukan di lahan praktik baik di
rumah sakit, puskesmas, komunitas, panti
Triase Emergency Severity Index
werdha, sehingga pada tahapan inilah
merupakan triase yang dikembangkan di
mahasiswa memiliki kesempatan lebih banyak
Amerika Serikat. Triase ESI juga memiliki 5
untuk mendapatkan pengetahuan dan
level/prioritas keakutan yaitu level 1,
keterampilan tentang keilmuan khususnya
resusitasi; level 2, darurat; level 3, mendesak;
keperawatan gawat darurat seperti
pengetahuan tentang triase. Pengetahuan pasien dengan ketepatan pelaksanaan
dan keterampilan yang cukup tentang triase, triase(8).
menjadikan mahasiswa lebih siap untuk
Hasil diskusi dengan perawat RSUD
berinovasi mengimplementasikan ilmunya di
Puruk Cahu yang merupakan alumni dari
dunia kerja, sehingga akan berdampak pada
STIKES Cahaya Bangsa bahwa triase modern
kepuasan keluarga dan kualitas hidup pasien.
juga sudah diaplikasikan di Rumah Sakit
Triase modern di Kalimantan Selatan tersebut selama 1 tahun dan melakukan
juga sudah mulai diaplikasikan di IGD Rumah evaluasi triase secara berkala. Format
Sakit. Hasil diskusi dengan kepala ruang IGD dokumentasi triase yang dikembangkan telah
RSUD Ulin Banjarmasin sekaligus sebagai dilakukan revisi sebanyak 3 kali demi
Ketua HIPGABI Kalimantan Selatan bahwa peningkatan kualitas triase di IGD Rumah
triase modern sudah diaplikasikan sekitar 2 Sakit tersebut. Perawat dan Dokter di IGD
tahun di IGD Rumah Sakit tersebut. Format RSUD Puruk Cahu sudah mengikuti pelatihan
dokumentasi triase dilakukan evaluasi, dan triase modern berbasis bukti.
revisi demi meningkatkan kualitas triase. Data
Menurut Wibowo (2019) perlu adanya
kunjungan pasien di IGD RSUD Ulin
pengembangkan penelitian tentang triase
Banjarmasin pada tahun 2017 sebanyak
modern dengan membandingkan beberapa
24.941 pasien, tahun 2018 sebanyak 23.294
teori triase intra-hospital untuk melihat
pasien, dan jumlah kunjungan Januari –
keefektifan pengkategorian triase di Indonesia
Oktober 2019 sebanyak 19.871 pasien.
khususnya Kalimantan Selatan (12).
Jumlah kunjungan pasien berdasarkan triase
Berdasarkan uraian latar belakang diatas
prioritas I sebanyak 120 pasien, prioritas II
menyatakan bahwa pentingnya sebuah
sebanyak 3.804 pasien, prioritas III sebanyak
sistem, dan dokumentasi triase terhadap
168 pasien pada bulan Agustus - September
peningkatan kualitas pelayanan pasien gawat
2018.
darurat. Perlu dilakukannya penelitian tentang
Tingginya angka kunjungan di IGD efektifitas penulisan dokumentasi triase demi
RSUD Ulin Banjarmasin menyebabkan peningkatan kualitas pelayanan gawat
terjadinya overcrowding pada waktu - waktu darurat, seperti penulisan dokumentasi triase
tertentu yaitu pada jam dinas siang antara Emergency Severity Index dengan Canada
pukul 18.00 – 21 Wita. Kondisi overcrowding Triage Acuity Scale untuk membandingkan
karena puncak kunjungan pasien di IGD ketepatan prioritas triase pasien.
Rumah Sakit memiliki hubungan dengan
Perlu adanya sebuah sistem dan
ketepatan dalam pelaksanaan triase. Kondisi
dokumentasi triase yang memiliki ketepatan
tersebut sejalan dengan hasil penelitian
tinggi dalam memutuskan sebuah prioritas
Nonutu (2015) yang menyatakan bahwa
triase pasien yang berbasis bukti diantara
terdapat hubungan antara jumlah kunjungan
kedua sistem triase Emergency Severity Index Kategori 𝒇 %
atau Canada Triage Acuity Scale. Prioritas 1 20 40
Prioritas 2 25 50
Metode Penelitian Prioritas 3 5 10
Total 50 100
Penelitian ini menggunakan metode
Berdasarkan Tabel 2 menyatakan bahwa sebagian
Quasi Experimental dengan menggunakan uji besar prioritas triase pasien masuk dalam kategori
Mann Whitney. Teknik pengambilan sampel prioritas 2 yaitu 50 %.

menggunakan Accidental Sampling dengan


Tabel 3 Distribusi frekuensi ketepatan prioritas
jumlah 50 sampel dokumentasi triase
triase pada dokumentasi triase emergency severity
Emergency Severity Index dan 50 sampel index.
dokumentasi Canada Triage Acuity Scale.
Kategori 𝒇 (%)
Penulisan dokumentasi triase ini dilaksanakan
Tepat 46 92 %
selama 4 minggu oleh mahasiswa Profesi Tidak tepat 4 8%
Ners STIKES Cahaya Bangsa dimulai dari Total 50 100
tanggal 20 Agustus – 15 September 2018.
Berdasarkan Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian
Data dianalisis dan diolah selama 2 bulan dari
besar prioritas triase pada dokumentasi triase
tanggal 02 September - 31 Oktober 2019. emergency severity index masuk dalam kategori tepat
Instrumen penelitian yang digunakan berupa yaitu sebanyak 46 (92%).

lembar observasi dari guideline triase modern


Tabel 4 Distribusi frekuensi ketepatan prioritas
berbasis bukti untuk menilai ketepatan dalam
triase pada dokumentasi Dokumentasi Canada
menentukan prioritas triase.
Triage Acuity Scale.

Hasil Penelitian Kategori 𝒇 (%)


Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik data Tepat 38 76 %
berdasarkan prioritas triase pasien pada Tidak tepat 12 24 %
dokumentasi triase emergency severity index Total 50 100
Kategori 𝒇 %
Berdasarkan Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian
Prioritas 1 18 36
besar prioritas triase pada dokumentasi Canada Triage
Prioritas 2 26 52
Acuity Scale masuk dalam kategori tepat yaitu sebanyak
Prioritas 3 6 12
38 (76%).
Total 50 100
Berdasarkan Tabel 1 menyatakan bahwa sebagian Tabel 5 Distribusi frekuensi efektifitas penulisan
besar prioritas triase pasien masuk dalam kategori
dokumentasi triase Emergency Severity Index
prioritas 2 yaitu 52 %.
dengan Canada Triage Acuity Scale terhadap
ketepatan prioritas triase pasien
Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik data
berdasarkan prioritas triase pasien pada
dokumentasi Canada Triage Acuity Scale
Triase ESI CTS Nilai Perbedaan yang mendasar pada
𝒇 % 𝒇 % P kedua sistem triase ESI dan CTAS yaitu
Tepat 46 92 38 76 0,030 tentang ketersediaan algoritma. ESI memiliki
Tidak 4 8 12 24 algoritma yang sangat jelas, detail, dan
Tepat memiliki validitas tinggi dalam menentukan
Total 50 100 50 100 prioritas triase pasien. ESI juga memiliki
Berdasarkan Tabel 5 menunjukan adanya perbedaan standar klasifikasi dalam penggunaan sumber
efektifitas penulisan dokumentasi triase Emergency
daya. Kebutuhan sumber daya sudah sangat
Severity Index dengan Canada Triage Acuity Scale
terhadap ketepatan prioritas triase pasien dengan nilai p
jelas tertulis didalam algoritma bahwa
value 0,030. Jumlah ketepatan prioritas triase pada kebutuhan sumber daya diklasifikasikan
penulisan dokumentasi triase Emergency Severity Index berdasarkan prioritas/level triase. Jenis – jenis
lebih banyak yaitu 46 (92%), sedangkan jumlah
sumber daya yang tertulis dalam sistem triase
ketepatan prioritas triase pada penulisan dokumentasi
ESI sudah ditetapkan dan digunakan sesuai
Canada Triage Acuity Scale sebanyak 38 (76%).
kondisi pasien (9).
Pembahasan
Algoritma dalam sebuah sistem triase
Efektifitas Penulisan Dokumentasi menjadi faktor yang sangat penting terhadap
Triase Emergency Severity Index Dengan waktu dan ketepatan dalam penentuan
Canada Triage Acuity Scale Terhadap prioritas triase, karena dalam kondisi pasien
Ketepatan Prioritas Triase Pasien. gawat darurat seorang perawat atau dokter
Berdasarkan Tabel 5 menunjukan adanya harus melakukan triase dan memutuskan
perbedaan efektifitas penulisan dokumentasi prioritas triase pasien dengan cepat dan tepat
triase Emergency Severity Index dengan mengingat pasien harus dilakukan
Canada Triage Acuity Scale terhadap penanganan dengan segera, ditempat dan
ketepatan prioritas triase pasien dengan nilai sumber daya yang tepat sesuai dengan
p value 0,030. Jumlah ketepatan prioritas kondisi pasiennya, dengan itu maka
triase pada penulisan dokumentasi triase manajemen kegawat daruratan pasien akan
Emergency Severity Index lebih banyak yaitu berjalan dengan baik. Pernyataan tersebut
46 (92%), sedangkan jumlah ketepatan sesuai dengan hasil penelitian Tsu-Wang &
prioritas triase pada penulisan dokumentasi Sen (2013) bahwa dengan adanya sistem
Canada Triage Acuity Scale sebanyak 38 triase yang optimal, dan memakai algoritma
(76%). Hasil penelitian tersebut sejalan yang sistematis dapat menurunkan waktu
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh tunggu sampai 50% (2).
Ng CJ ett all, (2010) yang menyatakan bahwa
hanya 27,9% triase dengan ketepatan tinggi Berbeda dengan CTAS, sistem triase

oleh Canada Triage Acuity Scale (CTAS), dan ini hanya terdapat indikator-indikator pada tiap

58,7% dari pasien dengan ketepatan tinggi prioritas/level triase, indikator tersebut

menggunakan Taiwan Triage System merupakan kondisi pasien pada stiap prioritas

(TTS)(1). triase (5). Sistem triase CTAS memakan


waktu yang sedikit lebih lama bagi perawat triase pasien (7). Perawat triase harus
atau dokter untuk dapat menentukan prioritas memiliki pengetahuan-pengetahuan dasar
triase pasien berdasarkan kondisinya yang yang sangat komprehensif seperti
didapat dari hasil wawancara dan pengetahuan tentang pengkajian,
pemeriksaan fisik. Perawat atau dokter harus pemeriksaan fisik dan pengetahuan tentang
menyamakan data hasil pengkajian pasien kebutuhan sumber daya pasien sesuai
dengan indikator pada setiap prioritas triase dengan kondisinya, maka pengetahuan
guna memutuskan prioritas triase pasien. seorang perawat harus dibekali sejak masih
dalam proses pendidikan yaitu pada tahap
Kondisi-kondisi tersebut harus menjadi
profesi ners, sehingga ketika lulus akan
perhatian tentang pentingnya waktu dan
menjadi seorang ners yang professional dan
ketepatan dalam menentukan prioritas pasien
siap untuk bekerja.
yang akan berdampak terhadap kualitas
manajemen pasien. Menurut Ng CJ ett all, Pengalaman bekerja menjadi salah
(2010) yang menyatakan bahwa proses triase satu faktor yang berhubungan dengan kualitas
yang lambat dan ketepatan yang rendah pelayanan yang dalam hal ini dapat ditunjukan
dalam jumlah pasien yang besar dapat dengan kualitas dalam melakukan pelayanan
membahayakan keselamatan pasien (1). keperawatan gawat darurat khususnya proses
triase. Pengalaman yang cukup akan
Hasil penelitian menunjukan
menjadikan seorang perawat lebih percaya
pentingnya sebuah sistem dan dokumentasi
diri, memiliki wawasan yang luas, kecepatan
triase sehingga berpengaruh pada ketepatan
dan ketepatan dalam menghasilkan sebuah
dalam menentukan prioritas triase pasien.
keputusan. Menurut Wibowo (2019) semakin
Kecepatan dan ketepatan dalam sebuah
lama bekerja, seorang perawat triase akan
pelayanan kegawat daruratan menjadi prinsip
mendapatkan banyak pengetahuan dan
utama, tidak mentolerir sedikitpun adanya
kemampuannya dalam melakukan
kesalahan dalam sebuah proses manajemen
pengkajian, menganalisis masalah pasien
kegawat daruratan, hal ini sejalan dengan
berdasarkan patofisiologi, menganalisis
hasil penelitian Prasetyantoro (2013) yang
kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan
menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang
berdasarkan kondisi pasien sehingga hal
cukup berarti antara ketepatan penilaian triase
tersebut akan berdampak pada ketepatan
dengan tingkat keberhasilan pasien dengan
penulisan dokumentasi triase(12). Pernyataan
cedera kepala (13).
tersebut sejalan dengan hasil penelitian Fujino

Pengetahuan juga menjadi dasar et all (2014) pada 1395 perawat yang bekerja

dalam proses pelaksanaan triase. Menurut di Rumah Sakit Umum di Jepang

Khairina dkk, (2018) faktor pengetahuan menunjukkan bahwa 1045 perawat (76%)

merupakan faktor dominan dalam mendukung menunjukkan bahwa semakin lama bekerja

pengambilan keputusan penentuan prioritas maka kinerja perawat menjadi semakin baik
(10).
Hasil penelitian Sumarno (2017) Kesimpulan
menyatakan bahwa ada hubungan yang
Adanya perbedaan efektifitas
signifikan antara ketepatan pelaksanaan
penulisan dokumentasi triase Emergency
triase dengan tingkat kepuasan keluarga
Severity Index dengan Canada Triage Acuity
pasien di Instalasi Gawat Darurat (11).
Scale terhadap ketepatan prioritas triase
Pentingnya ketepatan dalam pelaksanaan
pasien dengan nilai p value 0,030
triase tidak saja bermanfaat bagi keberhasilan
dalam sebuah manajemen kasus kegawat Daftar Pustaka
daruratan saja, ketepatan dalam pelaksanaan
triase juga memiliki hubungan yang signifikan 1. Ng CJ, Hsu KH, Kuan JT, Chiu TF,
dengan kepuasan keluarga tentang Chen WK, Lin HJ, et al. Comparison
kecepatan, ketepatan dalam pelaksaan triase, between Canadian Triage and Acuity
dan penanganan pasien diruang gawat Scale and Taiwan Triage System in
darurat, sehingga kepercayaan dan kesan emergency departments. J Formos
positif terhadap pelayanan sebuah rumah Med Assoc [Internet].
sakit oleh masyarakat luas menjadi tinggi. 2010;109(11):828–37. Available from:
Kepuasan dalam sebuah pelayan merupakan http://dx.doi.org/10.1016/S0929-
tujuan utama yang selalu diinginkan oleh 6646(10)60128-3
sebuah rumah sakit yang salah satunya
2. Wang ST. Construct an optimal triage
menjadi poin penting dalam penilaian
prediction model: A case study of the
akreditasi.
emergency department of a teaching
Ketepatan dalam menentukan prioritas hospital in Taiwan. J Med Syst.
triase pasien dipengaruhi oleh banyak hal 2013;37(5).
seperti, sistem dan dokumentasi triase,
3. Dippenaar E, Bruijns S. Triage is easy,
pengetahuan, dan pengalaman bekerja
said no triage nurse ever. Vol. 29,
seorang perawat. Pertimbangan bagi kepala
International Emergency Nursing.
seksi sumber daya manusia dan kepala
2016. p. 1–2.
bidang keperawatan tentang perekrutan,
pemilihan, serta penempatan seorang 4. Foley A. Triage Process and
perawat gawat darurat harus memperhatikan Department Practice are Different. J
hal-hal tersebut. Perlu adanya inovasi-inovasi Emerg Nurs. 2017;43(2):185–6.
dalam hal pelayanan keperawatan gawat
darurat demi tercapainya kualitas pelayanan 5. Nwg C. THE CANADIAN TRIAGE AND

dan kepuasan pasien maupun keluarga dalam ACUITY SCALE Combined

hal ini khususnya tentang sistem dan Adult/Paediatric Educational Program

dokumentasi triase. PARTICIPANT’S MANUAL Triage


Training Resources. 2007;(JANUARY
2007). Available from:
http://caep.ca/sites/caep.ca/files/caep/ 11. Sumarno M.S, Ismanto A.Y, Bataha Y.
participant_manual_v2.5b_november_ Hubungan Ketepatan Pelaksanaan
2013_0.pdf Triase Dengan Tingkat Kepuasan
Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat
6. Kurniasari R. Hubungan Antara Level
Darurat RSUP PROF. DR. R. D.
Emergency Severity Index (ESI)
Kandou Manado. J Keperawatan.
dengan Kepuasan Pasien di Instalasi
2017;5(1).
Gawat Darurat Rumah Sakit Sido
Waras. J Adm Kesehat Indones. 12. Wibowo D, Gambaran Ketepatan
2016;4(2):97. Penulisan Dokumentasi Triage
Emergency Severity Index (Esi) oleh
7. Khairina I, Malini H, Huriani E. Faktor-
Mahasiswa Ners STIKES Cahaya
Faktor yang Berhubungan dengan
Bangsa di IGD RSUD Ulin
Pengambilan Keputusan Perawat
Banjarmasin. 2019
Dalam Ketepatan Triase Di Kota
Padang. Indones J Heal Sci. 13 Prasetyantoro I. Hubungan Ketepatan
2018;2(1):1–6. Penilaian Triase dengan Tingkat
Keberhasilan Penanganan Pasien
8. Nonutu P.T, Mulyadi, Malara R,
Cedera Kepala di IGD RSU PKU
Hubungan Jumlah Kunjungan Pasien
Muhammadiyah Bantul. STIKES
dengan Ketepatan Pelaksanaan Triase
‘Aisyiyah Yogyakarta. 2013
di Instalasi Gawat Darurat RSUP
PROF. DR. R.D. Kandou Manado. J
KEPERAWATAN. 2015;3(2).

9. Gilboy N, Tanabe P, Travers D. A


Triage Tool for Emergency Department
Care. Agency Healthc Res Qual
[Internet]. 2012;31(2):93–7. Available
from:
https://www.ahrq.gov/sites/default/files/
wysiwyg/professionals/systems/hospita
l/esi/esihandbk.pdf

10. Fujino Y, Tanaka M, Yonemitsu Y,


Kawamoto R. The relationship between
characteristics of nursing performance
and years of experience in nurses with
high emotional intelligence. Int J Nurs
Pract. 2015;21(6):876–81.

You might also like