You are on page 1of 7

NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal.

14-20)

Pengetahuan dan Sikap Perawat terhadap Tindakan Triase


di Instalasi Gawat Darurat
Sahrudia, Akhyarul Anamb
a
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara
Jalan Swadaya No.19 Jatibening Pondok Gede Kota Bekasi Jawa Barat 17412
b
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soeparno Karangwangkal Purwokerto Banyumas Jawa Tengah 53123
e-mail korespondensi: sahrudi.rudi@gmail.com

Abstract
Triage is a significant activity in an Emergency Room (ER). The triage nurture is the principal individual the
patient experiences when going to the crisis room. Medical attendant's information on triage is key in dynamic
in triage terms. Compelling dynamic can influence the accomplishment of activities taken to patients. This
examination intends to decide the information and mentalities of medical caretakers towards triage in the ER
RSUD Koja. The examination strategy utilizes an illustrative quantitative cross-sectional investigation led at the
ER. The exploration instrument was as an organized poll created by specialists and depended on existing writing
on triage in the ER. The testing method in this investigation is complete inspecting with an example size of 60
respondents. The outcomes indicated a noteworthy connection between the degree of information on crisis
medical caretakers to triage with P-value = 0.030 and OR = 0.99. There is a noteworthy connection between the
perspectives of crisis medical attendants towards triage with P- value = 0.002 and OR = 9.8. This investigation
suggests that medical caretakers consistently go to preparing identified with crisis activities so the
accomplishment of advancement of administrations in the crisis room as the front watchman of a Hospital.

Keywords : Triage, Knowledge, Attitude, Emergency Room

Abstrak
Triase merupakan tindakan penting yang ada di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Perawat triase merupakan orang
pertama yang ditemui oleh pasien ketika datang di IGD. Pengetahuan perawat tentang triase merupakan kunci
dalam pengambilan keputusan dalam hal triase. Pengambilan keputusan yang efektif dapat mempengaruhi
keberhasilan tindakan yang dilakukan kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan
sikap perawat terhadap tindakan triase di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Koja. Metode penelitian
menggunakan studi cross-sectional deskriptif kuantitatif dilakukan di IGD RSUD Koja. Instrumen penelitian
berupa kuesioner terstruktur yang dikembangkan oleh peneliti dan didasarkan pada literatur yang ada tentang
triase di IGD. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan jumlah sampel 60
responden. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan tingkat pengetahuan perawat IGD
terhadap tindakan triase dengan P-value = 0,030 dan nilai OR = 0,99. Terdapat hubungan signifikan antara sikap
perawat IGD terhadap tindakan triase dengan P-value = 0,002 dan nilai OR = 9,8. Penelitian ini
merekomendasikan kepada perawat agar senantiasa mengikuti pelatihan yang berhubungan dengan tindakan
kegawatdaruratan sehingga tercapainya optimalisasi pelayanan di IGD sebagai garda terdepan suatu Rumah
Sakit.

Kata Kunci : Triase, Pengetahuan, Sikap, Instalasi Gawat Darurat

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 14


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

PENDAHULUAN al., 2006). Di negara-negara


Triase merupakan fungsi penting dari berpenghasilan rendah, perawatan darurat,
instalasi gawat darurat (IGD) dan juga termasuk triase seringkali merupakan salah
merupakan istilah yang digunakan untuk satu mata rantai terlemah dalam sistem
menggambarkan penyortiran atau kesehatan dibandingkan dengan negara
pemilahan pasien dalam prioritas tindakan maju, tetapi jika dikelola dengan baik
di IGD (Kerie et al., 2018). Tujuan dan dapat menyelamatkan jiwa dan dapat
fungsi triase yang utama adalah untuk menghemat beban Rumah Sakit (Baker,
mengidentifikasi pasien dengan kondisi 2009). Sebuah studi di Australia
yang mengancam jiwa atau darurat dan menunjukkan bahwa 42% perawat belum
kemudian mengalokasikan pasien ke area dilatih triase dan 14% juga menyebutkan
yang tepat dalam IGD (Opiro et al., 2017). bahwa telah mengikuti pelatihan triase dan
Kontak pertama pasien ketika datang untuk mereka memiliki semangat untuk
kondisi darurat di IGD adalah dengan menerapkan triase (Rahmati et al., 2013).
perawat triase (Considine et al., 2007),
oleh karena itu keputusan triase Selanjutnya sebuah studi
membutuhkan proses kognitif yang menunjukkan bahwa sebagian besar
kompleks. Perawat triase harus perawat (69%) memiliki pengetahuan yang
menunjukkan kemampuan untuk berpikir kurang tentang triase (Ali et al., 2013).
kritis dalam lingkungan di mana data yang Penelitian lain menyebutkan perawat yang
tersedia terbatas, tidak lengkap atau bekerja di IGD menunjukkan defisit
ambigu. signifikan dalam pengetahuan dan
keterampilan mengenai triase pasien di
Pengetahuan dan pengalaman perawat IGD (Fathoni & Sangchan, 2013). Studi-
triase sebagai faktor penting dalam studi yang disebutkan di atas menyarankan
pembuatan keputusan triase di sebagian bahwa triase diterapkan di rumah sakit
besar rumah sakit secara global. Perawat namun pengetahuan perawat tentang triase
triase melakukan penilaian singkat, terbatas harus menjadi perhatian bagi
terfokus dan menetapkan level triase manajemen rumah sakit dan pembuat
pasien, yang merupakan ukuran proksi dari kebijakan karena kurangnya pengetahuan
berapa lama pasien dapat dengan aman dapat mempengaruhi pemberian layanan
menunggu pemeriksaan dan manajemen kesehatan di IGD dan selanjutnya dapat
medis. Pemilahan pasien yang salah di mempengaruhi pasien yang datang dengan
ruang triase oleh perawat triase akan kondisi yang mengancam nyawa atau
berdampak buruk pada hasil pasien yang kehidupan. Pendidikan berkelanjutan dan
dirawat di IGD dengan kondisi medis pelatihan terkait dengan triase untuk
yang buruk (Ebrahimi et al., 2016). meningkatkan keterampilan dan
pengetahuan perawat adalah aspek penting
Di negara-negara maju yang untuk meningkatkan kualitas perawatan
berpenghasilan tinggi dan juga di negara- dan keselamatan pasien. Penelitian ini
negara berpenghasilan rendah, jumlah terbatas mengenai triase untuk menilai
pasien yang berkunjung ke IGD meningkat sikap dan pengetahuan triase perawat yang
selama beberapa tahun terakhir. Sebagian bekerja di IGD rumah sakit umum daerah
pasien rujukan atau datang sendiri, koja.
sehingga kondisi ini menimbulkan
kepadatan di IGD (Moineddin et al., 2011).
Hal ini menjadikan tentang perlunya
sistem yang memprioritaskan pasien dalam METODE
hal urgensi. Banyak IGD rumah sakit di Penelitian ini menggunakan studi
negara berpenghasilan rendah tidak cross-sectional deskriptif kuantitatif
memiliki sistem triase formal (Dünser et dilakukan di IGD Rumah Sakit Umum

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 15


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

Daerah Koja, dengan menggunakan Dari tabel 1 menunjukan bahwa 34


instrumen penelitian berupa kuesioner (56,7%) adalah perempuan dan 26 (43,3%)
terstruktur yang dikembangkan oleh laki-laki. Sebagian besar perawat
peneliti dan didasarkan pada literatur yang berpendidikan D III 47 (78,3%) dan Ners
ada tentang triase di IGD. Kuesioner terdiri 13 (21,7%). Lama bekerja/masa kerja 2-5
dari pertanyaan yang meliputi: data tahun sebanyak 43 (71,7%) responden, 6-
demografi, tingkat pengetahuan triase, dan 10 tahun sebanyak 3 (5%) responden dan
sikap perawat tentang triase. Teknik lebih dari 10 tahun sebanyak 14 (23,3%)
pengambilan sampel pada penelitian ini responden. Sebagian besar responden
adalah total sampling yaitu teknik sudah mendapatkan pelatihan Emergency
pengambilan sampel dimana jumlah Nursing Intermediate Level (ENIL) yaitu
sampel sama dengan populasi sehingga 45 (75%) responden dan Basic Trauma
jumlah sampel dalam penelitian ini adalah Life Support (BTCLS) sebanyak 15 (25%)
60 responden. Sebelumnya responden responden.
diberi penjelasan terkait tujuan penelitian.
Ketika responden setuju untuk Dari tabel 1 menunjukan bahwa 34
berpartisipasi dalam penelitian ini, (56,7%) adalah perempuan dan 26 (43,3%)
responden diminta untuk menandatangani laki-laki. Sebagian besar perawat
lembar persetujuan tertulis. Responden berpendidikan D III 47 (78,3%) dan Ners
juga diberitahu bahwa mereka memiliki 13 (21,7%). Lama bekerja/masa kerja 2-5
hak untuk menolak untuk berpartisipasi tahun sebanyak 43 (71,7%) responden, 6-
atau menarik diri dari penelitian ini. 10 tahun sebanyak 3 (5%) responden dan
Penelitian ini telah mendapatkan surat lebih dari 10 tahun sebanyak 14 (23,3%)
keterangan lolos kaji etik No responden. Sebagian besar responden
24/SK/ETIK/STIKES-AN/III/2020 dari sudah mendapatkan pelatihan Emergency
Komite Etik Penelitian Sekolah Tinggi Nursing Intermediate Level (ENIL) yaitu
Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara. 45 (75%) responden dan Basic Trauma
Life Support (BTCLS) sebanyak 15 (25%)
responden.
HASIL

Tabel 1. Karakteristik Demografi b. Hubungan sikap responden terhadap


tindakan triase

Tabel 2. Sikap responden terhadap


tindakan triase

Triase

Tindakan Tindakan P-
95%
OR val
Sikap CI
Baik Kurang ue

n % n %

Baik 42 89,4 5 10,6


2,34 – 0,0
Kura 6 46,2 7 53,8 9,80
41,00 02
ng

Berdasarkan tabel 2, hasil analisis


diatas menunjukkan bahwa responden
dengan sikap baik yang melakukan
tindakan triase baik sebanyak 42 (89,4%)
responden dan yang melakukan tindakan
Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 16
NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

triase kurang sebanyak 5 (10,6%) analisa Chi-Square didapatkan nilai


responden. Sedangkan, responden dengan Continuity Correction P-Value= 0,030 (p-
sikap kurang yang melakukan tindakan value < 0,05), maka berpeluang satu kali
triase kurang sebanyak 7 (53,8%) dan yang lebih baik melakukan tindakan triase
melakukan tindakan triase baik sebanyak dibanding responden dengan pengetahuan
6 (46,2%) responden. Dari data diatas kurang. Terdapat hubungan yang
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar signifikan antara pengetahuan perawat
responden dengan sikap baik, melakukan terhadap tindakan triase. Hasil analisis
tindakan triase dengan baik sebanyak 42 diperoleh pula nilai Odds Ratio (OR) =
(89,4%) responden. Hasil uji analisis Chi 0,99 yang artinya semakin baik
Square didapatkan nilai Continuity pengetahuan perawat maka berpeluang
Correction P-value = 0,002 (P-value < α satu kali lebih baik melakukan triase
0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada dibanding perawat yang memiliki
hubungan yang signifikan antara sikap pengetahuan kurang.
perawat terhadap tindakan triase.
Kemudian diperoleh nilai Odds Ratio (OR)
= 9,80 yang artinya responden dengan
sikap baik berpeluang 10 kali lebih baik
melakukan tindakan triase dibanding
responden dengan yang kurang baik
melakukan triase.

c. Hubungan pengetahuan responden


terhadap tindakan triase

Tabel 3. pengetahuan responden


terhadap tindakan triase
Triase

Tindakan Tindakan
Penget 95% P-
Baik OR
ahuan CI value
Kurang

n % n %

Baik 25 69,4 11 30,6 0,01


0,99 – 0,030
Kurang 23 95,8 1 4,2 0,82

Berdasarkan tabel 3, hasil analisis


menunjukkan bahwa responden dengan
pengetahuan baik yang melakukan
tindakan triase baik sebanyak 25 (69,4%)
responden dan yang melakukan tindakan
triase kurang sebanyak 11(30,6%).
Sedangkan, responden dengan
pengetahuan kurang yang melakukan
tindakan triase baik sebanyak 23 (95,8%)
responden dan yang melakukan tindakan
triase kurang sebanyak tindakan triase
dibanding responden dengan pengetahuan
kurang 1 (4,2%) responden. Hasil uji

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 17


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

PEMBAHASAN cenderung memahami setiap informasi


Berdasarkan data demografi, 60 atau pengetahuan yang ada karena
responden didapatkan responden telah tindakan yang dilakukan individu
mengikuti pelatihan ENIL (Emergency cenderung dipengaruhi oleh pengetahuan
Nursing Intermediate Level) sebanyak 45 dan pengalaman yang dimilikinya. Hal ini
orang (75%). Kurangnya pelatihan tentang sejalan dengan temuan dalam penelitian ini
triase memiliki korelasi dengan keputusan dimana didapatkan nilai Odds Ratio (OR)
triase yang tidak akurat karena = 9,80 artinya perawat dengan sikap baik
pengetahuan triase telah diidentifikasi berpeluang sepuluh kali lebih baik
sebagai penyebab utama yang melakukan tindakan triase dibanding
mempengaruhi akurasi keputusan triase di perawat dengan sikap kurang.
IGD (Considine et al., 2007). Menurut
Janssen et al. (2012) pelatihan merupakan
salah satu faktor pendukung dalam triase di Hubungan antara pengetahuan
IGD. Hal ini didukung penelitian yang di responden terhadap tindakan triase di IGD
lakukan oleh Aloyce et al. (2014) yang didapatkan P-value = 0,030 hal ini
dilakukan pada 60 perawat IGD, dimana menunjukkan bahwa semakin baik tingkat
sebanyak 47 dari 60 perawat (78%) yang pengetahuan maka akan semakin terampil
bekerja di IGD yang telah dalam pelaksanaan triase. Peningkatan
memiliki/mengikuti pelatihan triase, gawat pengetahuan tentang triase ini dapat
darurat, trauma, kritis, dan perawatan disebabkan oleh paparan pekerjaan,
intensif berpengaruh pada keakuratan pelatihan dan juga sumber informasi dari
dalam pengambilan keputusan maupun berbagai media yang tersedia di IGD.
penatalaksanaan kegawatdaruratan. Sejalan dengan penelitian Salonen et al.
Kemudian penelitian lain yang dilakukan (2007) pengalaman kerja berkorelasi
pada 35 perawat IGD didapatkan faktor dengan keterampilan / pengetahuan triase
pelatihan kegawatdaruratan yang dimiliki khususnya bagi mereka yang terus bekerja
perawat IGD secara signifikan berkorelasi di IGD selama lebih dari lima tahun, dan
dengan pelaksanaan triase dengan nilai P- mereka memiliki lebih banyak kemampuan
value 0,021(Evie et al., 2016). dalam keterampilan triase daripada
perawat dengan pengalaman kerja yang
Temuan penelitian juga menunjukkan lebih sedikit. Sebuah studi yang dilakukan
ada hubungan signifikan antara sikap oleh Hicks et al. (2003) menemukan
perawat IGD terhadap tindakan triase P- bahwa pengalaman bertahun-tahun
value = 0,002. Menurut Iwan et al. (2019) meningkatkan konsistensi pengambilan
adanya hubungan antara determinan keputusan dalam keterampilan triase (r =
perilaku petugas keperawatan dalam 0,42, p = 0,004).
penanganan pasien di IGD P-value 0,014.
Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh
Gurning et al. (2014) didapatkan P-value KESIMPULAN
0,006 terdapat hubungan antara sikap Temuan penelitian mengungkapkan
petugas kesehatan IGD terhadap tindakan bahwa ada hubungan pengetahuan dan
triase. Sikap dapat terbentuk dari beberapa sikap perawat tentang tindakan tentang
faktor yang mempengaruhi, salah satunya triase di IGD. Pengetahuan perawat
orang lain yang dianggap penting atau tentang triase merupakan sumber utama
orang yang dihormati atau disegani seperti dalam pengambilan keputusan triase, ada
pemantauan yang dilakukan orang yang kebutuhan untuk meningkatkan tingkat
dianggap penting di lingkungan pekerjaan pengetahuan dan keterampilan perawat
sangat mempengaruhi tindakan triase. dalam triase di IGD. Untuk lebih
Seseorang yang bersikap positif akan meningkatkan pengetahuan dan sikap

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 18


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

perawat perlu dilakukan pengembangan https://doi.org/10.1155/2016/5269815


profesional melalui pendidikan Evie, S., Wihastuti, T. A., & Suharsono, T.
berkelanjutan untuk perawat IGD. (2016). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pelaksanaan
UCAPAN TERIMA KASIH Triage Perawat Pelaksanadi Ruang
Kepada seluruh responden yang terlibat Igd Rumah Sakit Tipe C Malang.
dalam proses penelitian Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan, 12(3), 144–153.
DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.26753/jikk.v12i3.16
3
Ali, S., Taverner, B. C. B., Ghani, M., Fathoni, M., & Sangchan, H. (2013).
Kussor, Z., & Naz, S. (2013). Relationships between Triage
Knowledge of Triage Among Nurses Knowledge, Training, Working
in Emergency Units. 29, 240–243. Experiences and Triage Skills among
Aloyce, R., Leshabari, S., & Brysiewicz, P. Emergency Nurses in East Java.
(2014). Assessment of knowledge and Indonesia Nurse Media Journal of
skills of triage amongst nurses Nursing, 3(1), 511–525.
working in the emergency centres in Gurning, Y., Karim, D., & Misrawati.
Dar es Salaam, Tanzania. African (2014). Hubungan tingkat
Journal of Emergency Medicine, 4(1), pengetahuan dan sikap petugas
14–18. kesehatan igd terhadap tindakan triage
https://doi.org/10.1016/j.afjem.2013.0 berdasarkan prioritas. Skripsi, 1–9.
4.009 http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMP
Baker, T. (2009). Critical care in low- SIK/article/download/3530/3425.
income countries. Tropical Medicine Hicks, F. D., Merritt, S. L., & Elstein, A.
& International Health : TM & IH, S. (2003). Critical thinking and
14(2), 143–148. clinical decision making in critical
https://doi.org/10.1111/j.1365- care nursing: a pilot study. Heart &
3156.2008.02202.x Lung : The Journal of Critical Care,
Considine, J., Botti, M., & Thomas, S. 32(3), 169–180.
(2007). Do knowledge and experience https://doi.org/10.1016/s0147-
have specific roles in triage decision- 9563(03)00038-4
making? Academic Emergency Iwan, S., Ahmad, Y., & Sandra, P. (2019).
Medicine : Official Journal of the Determinan Perilaku Petugas
Society for Academic Emergency Keperawatan Dalam Penanganan
Medicine, 14(8), 722–726. Pasien Di Instalasi Gawat Darurat.
https://doi.org/10.1197/j.aem.2007.04. Universitas Pendidikan Indonesia,
015 Vol 5, No.
Dünser, M. W., Baelani, I., & Ganbold, L. Janssen, M. A. P., van Achterberg, T.,
(2006). A review and analysis of Adriaansen, M. J. M., Kampshoff, C.
intensive care medicine in the least S., Schalk, D. M. J., & Mintjes-de
developed countries. Critical Care Groot, J. (2012). Factors influencing
Medicine, 34(4), 1234–1242. the implementation of the guideline
https://doi.org/10.1097/01.CCM.0000 triage in emergency departments: a
208360.70835.87 qualitative study. Journal of Clinical
Ebrahimi, M., Mirhaghi, A., Mazlom, R., Nursing, 21(3–4), 437–447.
Heydari, A., Nassehi, A., & Jafari, M. https://doi.org/10.1111/j.1365-
(2016). The Role Descriptions of 2702.2011.03921.x
Triage Nurse in Emergency Kerie, S., Tilahun, A., & Mandesh, A.
Department: A Delphi Study. (2018). Triage skill and associated
Scientifica, 2016, 5269815. factors among emergency nurses in

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 19


NERS: Jurnal Keperawatan,Volume 17, No. 1, Maret 2021, (Hal. 14-20)

Addis Ababa, Ethiopia 2017: a cross- 17(2), 481–490.


sectional study. BMC Research Notes, https://doi.org/10.4314/ahs.v17i2.23
11(1), 658. Rahmati, H., Azmoon, M., Kalantari
https://doi.org/10.1186/s13104-018- Meibodi, M., & Zare, N. (2013).
3769-8 Effects of Triage Education on
Moineddin, R., Meaney, C., Agha, M., Knowledge, Practice and Qualitative
Zagorski, B., & Glazier, R. H. (2011). Index of Emergency Room Staff: A
Modeling factors influencing the Quasi-Interventional Study. Bulletin
demand for emergency department of Emergency and Trauma, 1(2), 69–
services in Ontario: a comparison of 75.
methods. BMC Emergency Medicine, Salonen, A. H., Kaunonen, M., Meretoja,
11, 13. https://doi.org/10.1186/1471- R., & Tarkka, M.-T. (2007).
227X-11-13 Competence profiles of recently
Opiro, K., Wallis, L., & Ogwang, M. registered nurses working in intensive
(2017). Assessment of hospital-based and emergency settings. Journal of
adult triage at emergency receiving Nursing Management, 15(8), 792–
areas in hospitals in Northern 800. https://doi.org/10.1111/j.1365-
Uganda. African Health Sciences, 2934.2007.00768.x

Sahrudi, dkk., Pengetahuan dan Sikap Perawat,… 20

You might also like