You are on page 1of 9

Desain Sistem Instrumentasi Proses Distilasi ... (Muhammad Arman, dkk.

DESAIN SISTEM INSTRUMENTASI PROSES DISTILASI FRAKSINASI BATCH


BERBASIS KENDALI SUHU
Muhammad Arman1, Agus Prasetya2, Sihana3
1
Politeknik Negeri Bandung
2
Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik, UniversitasGadjahMada
3
Jurusan Teknik Fisika, FakultasTeknik, UniversitasGadjahMada
*Corresspondence : arman_muh@yahoo.com

Abstract
Distillation column is a column that is widely used in both large industry and small and medium History:
industries. Use of distalasi column on small and medium industries such as the distillation of essential oils. In the
subsequent use of the distillation column used for purification or further process to obtain a higher quality Received: March 5, 2014
product in the form of multstage distillation. In the process of multistages distillation, temperature is an Accepted: November 26,2014
important component in the process, because of that controls the temperature has an important role. First published online:
Temperature controllers available today are manual, which causes frequent inaccuracy of the distillation December 30, 2014
process, resulting in low product quality. Therefore automatic temperature control is required.
In this thesis, instrumentation system of fractionation distillation process based of temperature control Keywords:
are designed. The design process notice the six important point temperature in the distillation process, using a
thermocouple as a temperature sensor, and LM35 as the cold junction temperature, the 6218 USB as Data column distillation
Acquisition Board, and the software LABVIEW 2010. fractionation
The instrumentation system programming, displays the temperature from time to time at intervals of instrumentation systems
one second, the temperature statistics (min, max and average) as well as measurement results table. The temperature control
program also features a choice (shaped slider) to set the temperature for a flexible batch process. The response  
characteristics of the instrumentation system is less than one second, both in displaying measured data,
response indicator, display graphs, and data tables. The instrumentation system is also designed to regulate the
flow rate of the cooling water and container replacement indicator for each product distillation.

1. Pendahuluan

Kolom  Distilasi  merupakan  komponen  proses  yang  Aceh, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan beberapa lokasi 


penting  baik  dalam  industri  besar  seperti  penyulingan  baru  di  Maluku  dan  Nusa  Tenggara  hal  ini  disebabkan 
minyak  bumi dan gas, sampai industri menengah dan  kecil  karena  lokasi  geografis  yang  mendukung  dan  secara 
seperti  industri  minyak  atsiri,    industri  alkohol.  Biasanya  tradisional  sudah  memiliki  tanaman  bahan  baku  yang 
kolom  distilasi  ini  disebut  menara  distilasi.  Secara  umum  melimpah  seperti  cengkeh,  pala,  kayu  manis,  nilam  dan 
terdapat  2  jenis  menara  distilasi  ini  yaitu  :  (1)  menara  rempah‐rempah lainnya. 
distilasi  tipe  bertingkat,   menara  ini  terdiri  dari  banyak  Tingginya  tuntutan  akan  kualitas  minyak  atsiri 
piringan  yang  memungkinkan  kesetimbangan  terbagi‐bagi  menuntut pula tingginya kualitas proses produksi yang juga 
dalam  setiap  piringannya    dan  (2)  menara  distilasi  tipe  berakibat akan pentingnya kualitas alat dan kualitas proses 
kontinyu  yaitu  menara  distilasi  dimana  keseimbangan  fasa  produksi.  Kualitas  alat  dan  kualitas  proses  produksi 
gas dan cair terjadi sepanjang kolom.  selanjutnya akan mempengaruhi kualitas minyak atsiri yang 
Dalam  lingkungan  industri  kecil  dan  menengah  dihasilkan.  
misalnya  minyak  atsiri,  kolom  distilasi  merupakan  Dalam  upaya  peningkatan  kualitas  minyak  atsiri, 
komponen penting dalam proses pembuatan minyak atsiri,  pemurnian  minyak  atsiri  diperlukan  dengan  menggunakan 
sehingga  pemahaman  dan  penggunaan  kolom  distilasi  proses  distilasi  fraksionasi,  yaitu  proses  distilasi  dengan 
menjadi penting.  memperhatikan  titik  didih  setiap  komponen  penyusunnya. 
 Perkembangan  kebutuhan  dunia  akan  minyak  atsiri  Dalam  kolom  distilasi  fraksionisasi,  komponen  penyusun 
saat  ini  cukup  tinggi,  ekspor  minyak  atsiri  Indonesia  tahun  yang  memiliki  titik  didih  lebih  rendah  akan  menguap 
2007 sebesar 4.857.630 kg yang naik dari tahun 2006 yang  terlebih  dahulu  baru  kemudian  disusul  oleh  komponen 
besarnya  4.618.683  kg  (Trubus,  2009).  Perkembangan  yang memiliki titik didih yang lebih tinggi. 
kebutuhan  ini  terus  meningkat  seiring  dengan  perbaikan  Contoh lain yang menggunakan sistem distilasi adalah 
ekonomi,  perubahan  pola  hidup  dan  kesadaran  akan  adalah pemurnian alkohol, industri minyak, pembuatan bir, 
kesehatan.  pemisahan  air  dan  methanol,  industri  petrokimia,  proses 
Minyak  atsiri  juga  dikenal  sebagai  minyak  terbang.  coal tar, industri minyak wangi. Pemanfaatan sistem distilasi 
Proses  produksi  minyak  atsiri  tersebut  diantaranya  dengan  ini  tersebar  luas  dari  sistem  sederhana  di  industri  kecil 
menggunakan  proses  penyulingan  (distilasi),  proses  sampai dengan industri besar seperti minyak dan gas bumi. 
ekstraksi  dan  pengepresan.  Teknik  yang  lain  dalam   Alat penting dalam sistem penyulingan adalah kolom 
memperoleh minyak atsiri adalah : deterpenasi, molecullar  distilator,  namun  dari  pengamatan  yang  ada,  alat‐alat  ini 
distillation dan ekstraksi fluida super kritik.  hanya  dilengkapi  dengan  indikator  proses  yang  sederhana. 
Saat  ini  terdapat  beberapa  sentra  produksi  minyak  Indikator  proses  ini  menjadi  bagian  yang  penting  dalam 
atsiri    di  Indonesia  di  antaranya  di  Garut,  Subang    Jawa  kualitas  alat  dan  kualitas  proses  produksi.  Indikator  proses 
Barat,  Yogyakarta,  Purwokerto  Jawa  Tengah,  Blitar  Jawa  ini  antara  lain  adalah  indikator  temperatur,  indikator 
Timur.  Wilayah‐wilayah  lain  di  Indonesia  yang  memiliki  tekanan  dan  indikator  ketinggian  cairan.    Indikator  proses 
potensi  yang  besar  dalam  produksi  minyak  atsiri  lain  yang  ada  saat  ini  adalah  manual  dan  bersifat  analog  dan 
misalnya Sumatera Barat, Sumatera Utara, Daerah Istimewa  hanya  dapat  dibaca  sewaktu‐waktu.  Indikator  proses  ini 
      Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse   71 
ASEAN Journa
al of Systems En
ngineering, Vol. 2, No.2, Desem 9 
mber 2014:71-79

dalam bahasaa yang sederh hana disebut iinstrument attau alat  Penelitan  lain  yang  beerkaitan  denggan  proses  disstilasi 


ukur.   minyak atsiri diantaranya dilakukan oleh G
m Giman (2005) yang 
Dalam  pengembangaan  lebih  lanjut  dikenal  konsep  m
menuliskan  tentang  pengarruh  suhu  dan  jumlah  desstilat, 
akusisi  data  (data 
( acqusitiion),    dimana  alat  ukur  yang  ada  daan  menyebuttkan  adanya  proses  transiient  dalam  proses  p
diberikan  kkemampuan  lebih  den ngan  memb berikan  deestialasi.  Prooses  pengam mbilang  data  pada  pene elitian 
kemampuan  mengukur  secara  s otomaatis,  dalam  interval  Giman  (2005)  adalah  15  menit.  Yunus  (2 2006)  melaku ukuan 
waktu  yang  lebih  panjangg,  dan  waktu  sampling  tertentu.  peengukuran  teemperatur  di  beberapa  tittik  kolom  disstilasi 
Selain  itu  sisstem  akuisisi  data  juga  memiliki  kemampuan  deengan selang waktu 30 menit secara manual.  
mencatat  (record)  data,  mengolah 
m dan
n  menampilkaan  data  Penelitiann dalam tesis  ini memiliki kkeunikan dalam m hal 
yang diukur.  deesain  sistem  instrumentassinya,  karena  dilakukan  proses 
Dalam    proses  pe enyulingan  minyak 
m atsirri  dan  deesain  sistem  instrumentassi  pada  kolom m  distilasi  deengan 
campuran lain n, kolom distilator dapat diiamati dari waaktu ke  baasis  kendali  temperaturr,  yang  leb bih  spesifik  lagi 
waktu  dan  dapat  dilakukan  secarra  otomatis  maka  m
menggunakan  sistem  digitaal  dan  pemaanfaatan  LabV VIEW 
diperlukan  su uatu  proses  akuisisi 
a data.  Dalam  kerangka  ini  daalam proses aantar muka meesin‐manusian nya. 
proses  yangg  terjadi  dalam d m  distilasi  adalah 
kolom Proses  distilasi  atau    penyulingaan  adalah  proses 
temperatur, tekanan dan ketinggian cairran.   peemisahan  ko omponen‐kom mponen  suatu u  campuran  yang 
Proses  p pencatatan  daata  selanjutkaan  dapat  digu unakan  teerdiri  atas  dua  cairan  atau
u  lebih  berdasarkan  perbe edaan 
dalam  optim masi  dan  pen ngendalian  prroses.  Pengen ndalian  teekanan  uap  mereka  atau u  berdasarkan n  perbedaan   titik 
proses  yangg  ada  dapaat  bermacam m  macam  bentuk  diidih  komponeen‐komponen n  senyawa  teersebut.  Selaiin  itu 
tergantung keebutuhan yan ng ada, misaln nya pengedalian laju  diistilasi  dapat  dikatanya  juuga  sebagai  proses 
p pemissahan 
aliran  secaraa  otomatis,  namun  jugaa  dapat  berbentuk  koomponen  berdasarkan 
b perbedaan  kecepatan  dan 
kendali  manu ual  berupa  inndikator  dimaana  manusia  dapat  keemudahan me enguap bahan n (volatilitas) 
menggambil  tindakan  un ntuk  sesuai  dengan  kebu utuhan  Sistem  distilasi 
d minyyak  atsiri  daapat  digambaarkan 
setelah  indikkator  membe erikan  tandaa..    Dalam  proses  seecara sederhaana seperti pada gambar 1 berikut ini: 
penyulingan  minyak  atsirri  menggunakkan  kolom  distilasi,   
temperatur  merupakan  indikator  penting  baik  sebagai  s
indikator prosses maupun ssebagai sinyal  kendali oleh  karena 
itu  pada  p publikasi  ini  akan  dibuat  Desain  Sistem 
Instrumentasi  Proses  Disstilasi  Kolom  Dengan  Fraaksinasi 
Batch Berbasis Kendali Suh hu. 
 
2. Pustaka a
Studi  teentang  sistem  instrumen ntasi  dalam  kaitan   
dengan  kolom  distilasi  antara 
a lain  disebutkan 
d oleh  He  Gammbar 1 : Sistem m Distilasi Sed derhana 
Huang  (…..)  tulisannya  memberikan  gambaran  sekilas   
tentang  prosses  akusisi  data  pada  suaatu  kolom  distilasi,  Komponen utama siste em distilasi  m
minyak atsiri ad dalah 
namun  lebih  memberikkan  penekanan  pada  sistem  bo oiler,  tangki  distilator,  kondensor,  separator.  Dalam  D
thermogravim metri.    Rubio  (2002)  denggan  New  Mod del  For  sistem  tersebu ut  bagian  yanng  menjadi  peerhatian  berkkaitan 
Computer Asssisted Solar Distillation Ressearch,  memb berikan  deengan  akusisii  data  temperratur  adalah  temperatur  steam  s
beberapa  cattatan  dalam  merancang  suatu  s model  untuk  m
masuk  distilaator,  tempeeratur  di  dalam d destilator, 
riset  kolom  d
distilasi  dengaan  bantuan  ko omputer,  sem
mentara  teemperatur  uaap  masuk  ke  dalam  kondeensor,  tempe eratur 
Choirodin  (20005)  dengan  Sistem 
S Monitoring  Suhu  Berbasis  keeluar  konden nsor,  temperaatur  air  pend dingin  masukk  dan 
Web  Dengan n  Akuisisi  Data 
D Melalui  Port  Paralel  PC,  keeluar  kondensor.  Rentang  suhu  operasi  dalam  prosees  ini 
memberikan  gambaran  teentang  prosees  akusisi  datta  dan  daapat berkisar antara antaraa 20 – 130 oCeelcius. 
tampilannya  di  halaman  WEB W namum  tidak  menyebutkan  Kolom  Distilasi.  Prosess  distilasi  terjjadi  dalam    kolom 
k
secara spesifiik plant yang d digunakan. M Murod (2005) d dengan  diistilasi  yang  digunakan 
d un
ntuk    memisaahkan  kompo onen‐
Perancangan  Sistem  Akusisi  Data  Men nggunakan  Masukan  koomponen cair, r,  dua  atau u  lebih,  darri  suatu  larutan 
Soundcard, m menuliskan cara merancangg sistem akusiisi data  beerdasarkan  perbedaan 
p titik  didihnya.. Distilasi  ini  juga 
dengan  men nggunakan  so oundcard  yan ng  saat  itu  banyak  daapat  digunakaan  untuk  cam mpuran  dengaan  perbedaan n  titik 
tersedia  padaa  Personal  Co omputer.  Moraru  (2007)  dengan  
d diidih  kurang  dari  20 °C  dan  bekerja  pada tekkanan 
Developmentts  for  “Virtual”  Monito oring  and  Process 
P attmosfir  atau d dengan tekan nan rendah. Ap plikasi dari disstilasi 
Simulation  off  the  Cryogenic  Pilot  Plan nt,  menggambarkan  jeenis  ini  digun nakan  pada  industri minya
i ak  mentah,  untuk 
u
proses  pemb buatan  monito oring  virtual  dan 
d simulasi  proses  m
memisahkan ko omponen‐kom mponen dari m minyak mentah 
pada  prosses  kriogen nik.  Adityaa  (2009)  telah  Perbedaan distilasi frakksionasi dan  distilasi seder
d rhana 
mengintegrassikan  proses  akusisi 
a data  temperatur 
t ru
uangan  addalah  adanyaa  kolom  fraksionasi. Di  kolom  ini  te erjadi 
dengan  berb bagai  keadaaan,    Arman  (2010)  juga  telah  peemanasan  seecara  bertahaap  dengan su uhu yang  berb beda‐
menyebutkan n  proses  akkuisisi  data  temperatur  secara  beeda  pada  setiap  platnya.  Pemanasan 
P yang  berbeda‐‐beda 
portable  dengan  menggun nakan  peranggkat  lunak  LA ABVIEW  in
ni  bertujuan  untuk pemurn
u nian distilat yaang lebih dari  plat‐
8.5. Ishak (20010) menuliskaan tentang  Efffect of Tempeerature  pllat  di  bawahn nya.  Semakin  ke  atas,  sem makin  tidak  volatil 
v
on Vapor Liqu uid Equilibriumm of MTBE‐Meethanol Mixtu ures.  caairannya.  Gam mbar  2  di  baw
wah  ini  mengggambarkan  kolom 
k

72       Online versioon available att http://journal.ugm.ac.id/indeex.php/ajse 


Desain Sisstem Instrumen
ntasi Proses Disttilasi ... (Muham
mmad Arman, dkk.)

distilasi fraksiinasi minyak b
bumi.  beerarti  persenttasi  komponeen  B  meningkkat  dan  perse entasi 
koomponen A m menurun, jika  pemanasan d dilanjutkan saampai 
m
menyentuh  gaaris  fasa  uap  dan  selanju utnya  bergeraak  ke 
kaanan  (garis  biru)  titik  C2  yang 
y berarti    terjadi  pengaayaan 
koomposisi  kom mponen  B.  Jikaa  proses  distilasi  ini  dilanju utkan 
beerulang  kali  dengan  teruss  menaikan  temperatur,  maka 
akkan  diperoleh h  persentasi  komponen 
k B  yang 
y tinggi.  Proses 
P
inni dilakukan daalam distilasi ffraksionisasi. 
Sistem  instrumentasi  terdiri 
t atas  sistem  akuisisi  data 
daan sistem ken ndali. Akusisi d data adalah prroses pengam mbilan 
daata,  proses  pengolahan  dan  proses  penampilan  data. 
  Prroses  kendali  adalah  prose es  pengaturan n  sedemikian  rupa 
  seehingga  keluaaran  suatu  prroses  atau  plaant  sesuai  deengan 
G
Gambar 2: Koloom Distilasi Frraksinasi  yaang diinginkan n 
  Pembahassan  sistem  akusisi  data  tidak  terpisah h  dari 
Proses  fraksinasi  juga  dapat  dilakukan  dengan 
d peembahasan  tentang 
t sisteem  pengukuran  (measureement 
pemanasan  secara  kontinyu,  pada  titik 
t didih  te
ertentu  syystem)  yang  bagian  utamanya  terd diri  dari  seensor, 
komponen deengan titik didih yang lebih h rendah akan lebih  peengkondisi  sin nyal,  dan  peraaga.  Bagian  penting 
p dari  sistem 
dahulu  men nguap  misalnya  kompon nen  A,  kem mudian  daata  akuisisi  adalah 
a :  hard dware,  softwaare,  dan  asessories 
dikondensasikan  menjad di  kondensaat  A,  sem mentara  akkusisi  data.  Sistem  datta  akuisisi  sederhana  dapat  d
pemanasan  terus 
t berlangsung,  jika  komponen  A  teersebut  diigambarkan seeperti pada gaambar 4  berikkut: 
sudah habis m
maka temperratur akan terrus naik samp pai titik   
didih komponnen yang lain misalnya kom mponen B, kem mudian 
dikondensasaaikan  menjaddi  kondensat  B  dan  seterrusnya. 
Dengan  menggunakan  proses 
p ini  dengan  men ngganti 
penampung  kondesat,  akan  diperoleh  komponen n  yang 
berbeda‐bedaa dengan mem mperhatikan ttitik didihnya.
 
bar 5: Sistem aakuisisi data sederhana 
Gamb
LaVIEW  adalah 
a   perangkat  lunak  yang  dibuat  oleh 
National Instru
N ument yang daapat menamp pilkan secara vvisual 
keeseluruhan  siistem  kontrol,  sistem  aku uisisi  data  deengan 
m
menggunakan  layar  monitoor  komputer.  LabVIEW  dissebut 
ju
uga  Virtual  Instrument  atau a VI’s  kaarena  fungsi  dan 
peengoperasianyya menyerupaai bentuk fisikk suatu instrument 
seeperti  osiloskkop  dan  multimeter.  Den ngan  program m  ini 
seetiap  proses  kontrol  men njadi  efektif  dan 
d efisien  untuk 
u
m
melakukan  berbagai  macam  prroses  prodduksi. 
M
Menghubungka an  program  LabVIEW 
L pada  perangkat  keras 
m
membutuhkan  NI‐DAQ  (N National  Instrument  – Data 
Aquisition).  NII‐DAQ  adalah h  alat  yang  berfungsi  sebagai 
drriver  program m  LabVIEW  yang  akan  dihubungkan  ke 
peerangkat,  sehhingga  sistem  kontrol  pada  perangkat  keras 
biisa  dikontrol  melalui  proggram  LabVIEW W.  LabVIEW  terdiri 
t
  daari  dua  bagian  besar  yaaitu  control  panel  dan  block 
 
diiagram, karen na itu memudahkan didalam m penggunaan nnya. 
Gambar 3: Kurva temperratur distilasi 2 komponen yyang 
Berbeda  dengan  bahaasa  pemrograaman  lain  se eperti 
berbe eda (A dan B) 
visual  basic,  bahasa  C,  fortran,  pemrogram  deengan 
Gambarr 3  di atas me enunjukkan p proses distilasii dari 2 
LaabVIEW  berrsifat  graph hical  progra aming.  Grap phical 
komponen yaang berbeda ((A dan B) prosses distilasi teersebut 
prrogramming meletakkan  basis  pemro ogramnnya  secara 
dipengaruhi  o oleh  perband dingan  MOL  komponen 
k A  dan  B. 
grrafik,  bukan  berdasarkan n  syntax  atau  list  statem ment, 
Posisi  palingg    kiri  daari  gambar  secara  meendatar 
Keeuntungan daari graphical p programming adalah : 
menunjukkan n  0%  kompon nen  B  dan  100% 
1 kompon nen  A, 
− Menghem mat waktu 
sementara po osisi paling kaanan menunju ukkan 0% kom mponen 
A  dan  100% %  komponen    B.  Garis  veertikal  menun njukkan  − Menguran ngi kemungkin nan kesalahan n 
temperatur.  Terdapat  garris  fasa  cair  dan  fasa  uap.  Jika  − Langsung  dapat  dilihatt  hambaran  hasil 
h dalam  beentuk 
proses  distilasi  dimulai  dari  titik  C4 4,  dengan  naiknya 
n tampilan
temperatur m maka akan terjjadi penguapaan (menyentu uh garis  LabVIEW  berkembangg  dari  tahun n  ke  tahun  sejak 
fasa  uap,  selanjutnya  berggerak  ke  kanaan  (garis  biru
u)  yang  peertama  kali  diperkenalkan 
d tahun  1995,,  saat  ini  LabV
VIEW  
menunjukkan n  perubahaan  perband dingan  kom mposisi  yaang ada adalaah LabVIEW veersi 2013 nam mun dalam tessis ini 
komponen  A A  dan  kompo onen  B  (titik  C3)    pada  titik 
t ini  diigunakan Labvview 2011 stu udent edition: 

      Online verssion available at


a http://journa dex.php/ajse 
al.ugm.ac.id/ind 73 
ASEAN Journa
al of Systems En
ngineering, Vol. 2, No.2, Desem 9 
mber 2014:71-79

LabVIEWW  merupakan n  bahasa  peemrograman  grafis,  annalog  menjadi  besaran  digital.  Besaaran  analog  yang 
sehingga  peemrograman  dilakukan  dengan  gaambar,  diimaksud  ada  besaran  fisik  yang  akan  diamati  missalnya 
algoritma  daan  routine  sudah  tersed dia  dalam  library‐
l teemperatur,  teekanan,  debit,,  tegangan  lisstrik  dan  lain
n‐lain. 
nya.Secara  gaaris  besar  pe
emrograman  LabView 
L terdiri  dari  Beesaran  ini  berasal  dari  fen
nomena  alam  yang  hendakk  kita 
front 
f panel  dan  block  diiagram.  Frontt  Panel  meruupakan  ammati.  Dalam  perkembanggannya  DAQ  Board  tidak  saja 
antarmuka  u untuk  pengguna  yang  menampilkan 
m grafik,  m
mampu  menggkonversi  besaran  analog  menjadi  besaran 
numerik  dan  indikator.  Block 
B Diagramm  menunjukkan  inti  diigital  namun n  juga  dapaat  mengubah h  besaran  digital 
d
program,  b bagaimana  program 
p tersebut  dijallankan,  m
menjadi analog g. Fungsi lain  yang terdapaat pada DAQ B Board 
merupakan  sstruktur  yang  menjalankan n  front  panel.  Block  addalah fungsi tiimer dan coun nter. 
diagram merupakan representasi praktis dari flow chart.  Assesories dalam sistem akuisi dataa ini adalah seensor 
  teemperatur (th hermocouple,  dan LM35) yaang masing m masing 
m
memiliki  karakter  dan  aplikasi  tertentu,  serta  kabel 
peenghubung. 
LM35    merupakan  IC  sensor,  masukan  beerupa 
teemperatur  dengan  keluaran  tegangan.  IC  senso or  ini 
diikembangkan  oleh  Texass  Instrument.  IC  ini  memiliki 
keeluaran tegan ngan yang linie er dengan masukan temperratur. 
Beerikut disajikaan data singkaat tentang IC ssensor LM 35: 
− Terkalibraasi Langsung d dengan skala dderajat celciuss 
− Bersifat linier : +10mV//oC 
− Akurasi 0,,5oC (pada 25oC) 
− Range ‐55 5oC sampai deengan +150 oC 
− Biaya yang murah 
Diagram sskematik dari IC sensor LM 35 adalah sep perti 
gaambar 8 berikkut ini: 

 
 
Gambarr 6: Front Paneel 
Gambarr  6  di  atas  menunjukkan 
m gambar  frontt‐panel 
yang merupakan tampilan antar muka  manusia dan  mesin, 
dimana  data,,  grafik  dan  numerik  dapaat  ditampikan
n,  juga 
dapat  ditampilkan  indikator  lampu,  slider, 
s dan  gambar 
g
pendukung laainnya. 
 

Gam
mbar 8: Diagraam skematik IC LM35 
IC Sensor LM35 ini hanya akan digun nakan sebagaii Cold 
Ju
uction Compensation (CJC)  untuk sensorr thermocoup ple. IC 
seensor  LM  35  ini  tidak  diggunakan  untu uk  pengukuraan  di 
prroses distilasi, mengingat rrangenya yang relatif hanyya 0 – 
1000 oC dan matterial yang tid dak tahan pada panas tinggi 
Thermoco ouple adalah ssalah satu jeniis transducer pasif, 
thhermocouple  adalah bahan n  konduktor yyang berbeda  yang 
saatu  sisi  dijagga  pada  kondisi  tempeattur  tertentu  (cold 
ju
unction) dan ssisi yang lain ssebagai titik u ukur (hot junction). 
Thhermocouple yang sering d di gunakan adalah thermoco ouple 
tipe  K. Tipe  K  (Chromel (Ni‐‐Cr  alloy)  / Alumel (Ni‐Al  alloy)) 
a
  yaang merupakaan thermocou uple untuk tuju uan umum. 
 
Thermoco ouple  menggubah  temp peratur  meenjadi 
7: Block Diagraam 
Gambar 7 teegangan listrikk dc, namun ssatuan yang ssangat kecil (m mikro 
voolt  sampai  deengan  mili  voolt),  sebagai  contoh 
c :  tegaangan 
Gambarr  7  di  atas  merupakan 
m con
ntoh  block  diiagram 
thhermocouple pada  kondisi  ruanggan  dari  jenis 
dimana algorritma pemrograman ditulis. Block diagra am dan 
th μ oC, 
hermocouple    J,  K  dan  T  berturut‐turut  adalah:  52  μV/
front panel m
f merupakan du ua layar yang  terkait satu d
dengan  o o
411  μV/ C    dan  41  μV V/ C.  Gambaar  skematik  dari 
lainnya.  Pemrograman  deengan  LabVIEW W  biasanya  dimulai 
d
thhermocouple sseperti pada ggambar 9  berrikut ini: 
dengan  peembuatan  antar‐muka  baru  alggoritma 
 
pemrogaman n disusun di bllock diagram  
Data Acqusition Boarrd atau biasa ddisebut sebaggai DAQ 
Board adalah perangkat elektornik yangg mengubah b besaran 

74       Online versioon available att http://journal.ugm.ac.id/indeex.php/ajse 


Desain Sisstem Instrumen
ntasi Proses Disttilasi ... (Muham
mmad Arman, dkk.)

teersebut  akan  memberi  tanda  kepadaa  operator  untuk  u


m
mengganti  wadah  destilat  jika  diperkiraakan  produk  yang 
diihasilkan sudaah berganti. 
Diagram  Kontrol;  Diaggram  blok  sisttem  kontrol  untuk 
u
peenggantian  wadah 
w digamb barkan  sepertti  pada  gambar  11 
beerikut ini: 
 

 
 
G
Gambar 9 : Ske
ematik Thermocouple   
   
3. Desain dan Implemen ntasi Gambar 1 11 : Diagram KKontrol Penggaantian wadah h 
 
Identifikkasi  sistem;  Secara  sederrhana  untuk  dapat  Proses  peenggantian  wadah 
w pada  kolom  fraksionasi 
mendisaian  sistem  instru umentasi  unttuk  kolom  distilasi 
d baatch  yang  dib
buat,  bersifat  manual,  nam
mun  operator  akan 
dengan fraksiionasi batch b berbasis kendaali suhu dimulai dari  m
memperoleh  sinyal  indikaator  berupa  lampu.  Indikator 
sistem distilasi sederhana  seperti ditunjjukkan pada ggambar  laampu  akan  menyala  jikaa  temperaturr  uap  masuk  ke 
10 berikut ini:  koondensor  meelebihi  setpoint  temperattur  untuk  masing 
m
m
masing fraksi. 
Untuk pen ngaturan tem mperatur destilat dibuat diaagram 
bllok seperti pada gambar 12 2 berikut:
 

 
 
Gambar 112. Diagram Ko ontrol Tempeeratur Destilatt 
 
Diagram sskematik aliran signal kontrrol adalah sep
perti 
 
  yaang ditampilkan dalam gam mbar 13 beriku ut ini: 
Gaambar 10. Kolom distilasi seederhana   
 
Sistem  tersebut  didiskripsikan  sebagai  berrikut  : 
sumber panas dihasilkan d dari kayu bakaar atau burner, akan 
memanaskan n  air  dalam  boiler 
b   untukk  mengukus  bahan 
baku, pada bagian ini dipeerlukan instrumen penguku ur suhu 
untuk  mengeetahuai  temp peratur  umpaan  (feed),  teekanan, 
dan  releif  vaalve  sebagai  pengaman.    Selanjutknyya  uap 
keluar  terseb but  diteruskaan  untuk  maasuk  ke  kondensor 
dimana nantinya terjadi peertukaran pan nas. Temperattur uap 
yang keluar d dari boiler jugaa perlu diukurr, untuk menggetahui 
penurunan  panas  setelah  uap  bersentu uhan  dengan  bahan 
baku.  Selanjjutnya  uap  akan  dialirkkan  ke  kond densor, 
temperatur  uap  masuk  ke  konden nsor  diukur  untuk   
mengetahui aada tidaknya  pertukaran paanas di pipa m menuju  Gambar 13. Skematik aliraan sinyal untu
uk pengontrolan 
kondensor.  P Pada  titik  ini  juga  tempeeratur  diukur  untuk 
manual setiap fraksi 
mengetahui ffraksi bahan aapa yang sedang berproses,, untuk 
diumpankan  sebagai  variiabel  kontroll  untuk  pertukaran  Selanjutnyya untuk men njamin agar faasa destilat yang 
wadah di sisi  keluaran (desstilat). Tempaaratur destilat (di sisi  kkeluar  (atau  fasa 
f produk) adalah  benarr  dalam  fasa cair 
keluaran kondensor) diuku ur untuk menggetahui apakaah fasa  d
dirancang pen ngontrolan  lajju  aliran  air  pendingin 
p seccara 
destialat  nan ntinya  benar‐benar  berad da  pada  fasa  cair.  o
otomatis.  Diagram  skem matik  aliran  sinyal  un ntuk 
Sebagai  penu ukar  kalor  di  kondensor,  diberikan 
d air  masuk  p
pengontrolan temperaturr  destilat  ditunjukkan  pada 
yang  berasal  dari  pompa,  laju  aliran  air  dari  pompa  diatur  g
gambar 14  beerikut: 
dengan katup p proporsional yang mempeeroleh sinyal umpan 
dari  DAQ  Bo oard.  Temperatur  air  pen ndingin  masu uk  dan 
keluar kondensor juga diukur. Untuk menampung beerbagai 
destilat  (prodduk)  diperlukkan  indikator,  nantinya  ind dikator 

      Online verssion available at


a http://journa dex.php/ajse 
al.ugm.ac.id/ind 75 
ASEAN Journal of Systems Engineering, Vol. 2, No.2, Desember 2014:71-79 

 
   
Gambar 14: Diagram skematik aliran kontrol  Gambar 16. Tampilan Antar Muka 
temperatur distilat  Tampilan ini memiliki 5 tab menu yaitu : 
Temperatur  air  distilat  seperti  terlihat  dalam  gambar  1. Halaman  Utama,  menunjukkan  titik  ukur  dimana 
skematik  14  di  atas,  digunakan  sebagai    sinyal    feedback  sensor temperatur dipasang:  
yang akan mengontrol laju aliran air pendingin. Temperatur  a. temperatur uap feed, 
air  distilat  akan  diinputkan  pada  analog  input  6,  yang  b. temperatur uap keluar, 
selanjutnya akan dibandingkan dengan setpoint temperatur  c. temperatur uap masuk kondensor, 
distilat.  Dalam  program  akan  disediakan  slider  temperatur  d. temperatur air masuk kondensor, 
setpoint  untuk  temperatur  destilat.  Galat  dari  hasil  e. temperatur air keluar kondensor, 
perbandingan  ini  akan  diumpankan  pada  algoritma  f. temperatur destilat 
pengontrol  proportional,  integral  dan  derivatif.  Dalam  2. Statistik  Data  :  Menunjukkan  data:  rata‐rata,  MIN, 
sistem ini direncanakan aktuatornya adalah control valve.  MAX dari channel temperatur yang diukur 
3. Distilasi  Fraksinasasi  :  Menyiapkan  menu  interaktif 
4. Implementasi  setpoint  temperatur  untuk masing‐masing  fraksi yang 
Implementasi  sistem  instrumentasi  dapat  dilihat  dari  ingin diperoleh 
gambar  pemipaan  dan  instrumentasi  yang  ditunjukkan  4. Flow  Control  :  menyiapkan  menu  kontrol  dengan 
pada gambar 15  berikut:  mode  PID  (Proportional  Integral  dan  Derivative)  yang 
merupakan  aksi  kontrol  terhadap  kondisi temperatur 
destilat 
5. Tabel  Data:  menunjukkan  temperatur    rata‐rata  titik 
ukur selama proses 
Masing‐masing  tab  menu  tersebut  ditunjukkan  pada 
gambar 17 berikut ini: 
 

Gambar 15. PI&D Diagram 

Sistem  instrumentasi  di  atas  memberikan  umpan 


masukan  (input)    berupa    6    titik    temperatur    ke    DAQ  
Board.  Untuk tekanan dipasang indikator tekanan (pressure   
gauge)  Tampilan    Antar    Muka;    Implementasi    dari    
pemrograman dan    integrasinya dengan  perangkat    keras  Gambar 17. Tab menu statistik data 
yang  ada  menghasilkan  beberapa  hal  yaitu:  Front    Panel 
dengan  sejumlah  Tab  Menu  dan  Block  Diagram  yang  Tab  menu  statistik  data  menampilkan  hasil 
merupakan “otak” dari program.  pengukuran  berupa:  nilai  minimal,  maximal  dan  rata‐rata 
dari  setiap  titik  ukur.  Tab  Menu  ini  juga  dilengkapi 
dengan  setpoint  dan    indikator  jika  temperatur  terukur 
melebihi  setpoint  yang  ditentukan.  Tujuan  dari  tab  ini 
adalah  agar  pengguna  dapat  melihat  data  statistik  dari 
setiap  kondisi  pengukuran.  Dalam  pemanfaatan    lebih  
lanjut  dapat digunakan untuk mengetahui rentang operasi 
optimal  setiap  proses  distilasi.  Untuk  tab  menu  distilasi 
fraksinasi ditunjukkan pada gambar 18 berikut ini: 
 

76       Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse 


Desain Sistem Instrumentasi Proses Distilasi ... (Muhammad Arman, dkk.)

 
Gambar 20. Tab menu Tabel Data 
Gambar 18. Tab menu Distilasi Fraksinasi 
Tab  menu  distilasi  fraksionasi  menggambarkan  slider  5. Pembahasan
setpoint  temperatur  dari  setiap  fraksi  yang  diinginkan  dan 
Data  akusisi  memberikan gambaran  bagaimana  suatu 
juga  indikator  jika  temperatur  setpoint  tersebut  sudah 
terlampaui.  Slider  setpoint  dibuat  bertingkat  agar  dapat  besaran  fisik  dicuplik  untuk  dioleh,  ditampilkan,  dan 
diatur  temperatur  setpoint  berdasarkan  titik  didih  mungkin  disimpan  secara  digital.  Proses  Data  akusisi 
temperatur  setiap  fraksi.  Slider  ini  juga  bersifat  dinamis  melibatkan:  sensor  (transducer),  signal  coditioning,  dan 
sehingga  biasa  diatur  jumlah  fraksi  yang diinginkan.  Dalam  display,  serta  software  dan  driver.  Secara  singkat  dapat 
tab menu distilasi fraksinasi ini tersedia lima slider setpoint.  digambarkan dalam diagram blok berikut ini: 
Rentang  operasi  slider  dibuat  antara  0  –  200  oC.  Pada 
 
dasarnya setpoint slider ini diperoleh dari pengujian empiris 
berdasarkan titik didih masing‐masing fraksi. 
Untuk  tab  menu  flow  control  ditunjukkan  pada 
gambar 19 berikut ini:  Gambar 21. Diagram aliran sinyal 
 
Sensor  memiliki  peranan  penting  dalam  proses  ini. 
Keakuratan  sensor  menjadi  hal  yang  penting  dalam  data 
akuisisi.  Sensor  LM  35  merupakan  IC    sensor  dengan 
o
sensitifitas  10mV/ C  dan  bersifat  linier.  Tabel  verifikasi 
menunjukkan    bahwa    sensor   LM    35    yang   digunakan 
memenuhi  standar  tersebut.  Sensor    ini  juga  memiliki 
respon  yang  cukup  cepat  sehingga  mampu  untuk  menjadi 
cold junction compensation. Tegangan supply sebesar 5 volt 
yang  diperoleh  dari  Daq  Board  USB  6218  cukup  memadai 
untuk  mendukung  bekerjanya  IC  LM  35  ini.  Dengan 
perubahan temperatur lingkungan, sensor LM 35 ini dapat 
bekerja  dengan  baik.  Saat  pembuatan  di  Bandung  dengan 
Gambar 19. Tab menu Flow Control  kondisi  temperatur  lingkungan  sekitar  22–240C,  dan  saat 
running    di    Yogyakarta    dengan    temperatur    28–32oC, 
Gambar  19  di  atas  menggambarkan  Tab  Menu  flow  sensor ini masih memberikan respon yang baik. 
control  yang  disediakan  untuk  mengontrol  temperatur  Sensor  thermocouple  tipe  K  yang  digunakan,  dipilih 
destilat.  Aksi  kontrol  yang  disediakan  adalah  aksi  kontrol  karena memiliki rentang temperatur yang cukup lebar dan 
proporsional,  integral  dan  derivatif  (PID).  Temperatur  linier  di  rentangnya.  Dengan  kondisi  tersebut  diharapkan 
destilat diatur pada nilai  tertentu  sebagai  setpoint,  sebagai  sensor ini dapat   dipakai   di   berbagai   titik   dalam   kolom  
setpoint  value  (SV)  kemudian  present  value  (PV)  diambil  distilasi, mengingat  temperatur  bisa  mencapai  lebih  dari  
dari  sensor  temperatur  destilat  untuk  dibandingkan,  100oC.  Seperti  diketahui  thermocouple  membutuhkan  CJC 
selanjutnya  dengan  error  yang  ada,  diumpankan  ke  sebagai  reference  temperature.  Sekalipun  keluaran  dari 
pengontrol  PID.  Aktuator  dari    loop  ini    direncanakan  sensor  thermocouple  ini  merupakan  tegangan  DC  yang 
pompa  atau  control  valve,  namun  karena  keterbatasan  kecil,  namun  dengan  kemampuan  amplifikasi  yang 
waktu loop ini baru sebatas simulasi.  dimiliki  USB 6218,  tegangan  yang  kecil  ini  dapat  diperkuat 
Untuk  menampilkan  tabel  hasil  pengukuran  dari  untuk  dapat  diolah  menjadi  tampilan  temperatur  secara 
setiap  titik  pengukuran,  dibuat  tab  menu  tabel  data  yang  langsung. 
dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini:  Daq  Board  yang  digunakan  memiliki  kemampuan 
  sampling  rate  250  kilo  sample/detik,  yang  cukup  cepat 
untuk  menangani  dinamika  perubahan  temperatur, 
namun  di  samping  kecepatan  sampling  yang  ada  yang  di 
satu  sisi  merupakan  keuntungan,  di  sisi  lain  kecepatan  ini 
menyebabkan  jumlah  data  yang  diambil  juga  menjadi 
terlalu  banyak  yang  dapat  menghabiskan  resources  dari 
      Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse   77 
ASEAN Journal of Systems Engineering, Vol. 2, No.2, Desember 2014:71-79 

komputer/laptop yang digunakan. Selain itu daq board juga  Secara  keseluruhan,  sistem  data  akusisi  temperatur 


mencuplik  data  yang  tidak  perlu.  Masalah  tersebut  diatasi  ini dapat digunakan dengan beberapa penyempurnaan. 
dengan  memasang  Butterworth  low  pass  filter  dan  rutin   
arithmatic mean setelah proses pencuplikan data, sehingga  6. Kesimpulan
data dapat ditampilkan secara halus.  Desain  sistem  instrumentasi  untuk  kolom  distilasi 
Fungsi  stastistik  yang  diberikan  adalah  rata‐rata,  min  dengan fraksinasi  batch  berbasis  kendali  suhu  telah  dapat 
dan  max,  yang  tujuannya  untuk  mengetahui  dinamika  dibuat dengan kemampuan 6 channel dan bersifat portable 
temperatur  dari  waktu  ke  waktu,  selain  itu  untuk  serta  memiliki  keakurasian  yang  baik.  Proses  integrasi 
mengetahui  rentang  temperatur  selama  proses  distilasi.  sensor,  DAQ  board  dan  perangkat  lunak  telah  dilakukan 
Penyiapan  setpoint  untuk  setiap  titik  ukur  yang  ada  dengan  memiliki  5  menu  penting  meliputi  halaman  muka, 
diharapkan  dapat  digunakan  untuk  membantu  proses  statistik, kolom fraksionasi, pengaturan flow dan tabel data. 
setting temperatur yang optimal di setiap titik pengukurun,  Sistem  ini  memiliki  karakteristik  tanggap  yang  kurang 
sekalipun saat ini belum cukup data untuk mengetahui titik  dari  satu  detik  untuk  tampilan  data,  grafik,  dan  data 
optimun setpoint di setiap titik pengukuran.  statistik serta indikator. 
Berkaitan  dengan  titik  pengukuran  berikut  disajikan   
tabel  titik  pengukuran  dan  kerangka  optimasinya  seperti 
pada tabel 1 berikut ini:  Pustaka
  Aditya,  A.,  2009,  Monitoring  Temperatur  Portable 
Tabel 1 : Titik Ukur dan Kerangka Optimasi  Menggunakan  USB‐DAQ  Dengan  Software  LABVIEW 
 
Rangkaian Titik    8.5,  Tugas  Akhir,  Jurusan  Teknik  Refrigerasi  dan  Tata 
No  Ukur  Kerangka optimasi 
Udara Politknik Negeri Bandung, Bandung. 
1  Temperatur  Mengetahui temperatur Al  Anshori,  J.,  Tatang    H.  A.,  2009,  Konsep  Dasar 
Uap Feed –  optimal penguapan untuk  Penyulingan  dan  Analisa  Sederhana  Minyak  Nilam, 
temperatur uap  bahan baku, mengetahui  Lembaga  Penelitian  dan  Pengabdian  Pada 
keluar  apakah tempeatur perlu  Masyarakat  Universitas  Padjadjaran, Bandung. 
ditambah, mengetahui  Al‐Jabri,  M.,  2007,    Prospek  Agribisnis  Nilam  Mendukung 
kemungkinan pengaturan  Pertumbuhan  Ekonomi  di  Indonesia,    Dimuat  dalam 
tekanan  Tabloid Sinar Tani, 14 Nopember 2007. 
2  Temperatur uap  Mengetahui rugi temperatur Arman, M., 2010, Akuisisi Data Temperatur Secara Portabel 
keluar –  sepanjang pipa, menghindari  dengan  menggunakan  USB‐DAQ  Dengan  Software 
temperatur uap  kemungkian kondensasi dini  LABVIEW  8.5,  Seminar  on  Application  and  Research 
masuk  karena isolasi yang kurang  in  Industrial  Technology,  SMART,  Gadjah  Mada 
kondensor  baik sehingga materil yang  University, Yogyakarta. 
diinginkan tidak keluar di titik  Catle,  K.   R.,   2006,   Fundamentals  of  Test   Measurement 
kondensat, tapi kembali ke  Instrumentations, ISA Society, USA. 
pengukusan  Chaerodin  A.,  Santoso  I.,  Isnanto  R.  R.,  2005  Sistem 
3  Temperatur  Mengetahui kondisi optimal Monitoring  Suhu  Berbasis  Web  Dengan  Akuisisi  Data 
Air masuk –  air pendingin, menghindari  Melalui  Port  Paralel  Pc,  Makalah  Tugas  Akhir, 
Temperatur  fasa yang keluar masih  Universitas  Diponegoro, Semarang 
air keluar  berupa uap, sehingga  Dunn,  W.  C.,  2005,  Fundamentals  of  Industrial 
kondensor  materi/minyak atsiri yang  Instrumentation  and  Process  Control,  McGraw‐Hill, 
diharapkan terbang  New York. 
percuma, mengetahui  Eduardo,  R.,  Porta, M. A., Fernandez  J.  L.,  Manjarrez,  L. E., 
kondisi optimal perpindahan  2002,  New  Model  For  Computer  Assisted  Solar 
panas, untuk mengatur laju  Distillation  Reaserch,  Computatuon  the  Systemas, 
aliran air  Mexico, 2002 ISSN 1405‐5546 
4  Temperatur  Memastikan bahwa fasa Engelien  ,  H.  K.  ,  Larssson,  T.  ,  Skogetad  S.,  2003, 
Destilat  yang keluar dari ujung  Implemetation  of  Optimal  Operation  for  Heat 
kondesor adalah fasa cair,  Integrated  Distillation  Column,  Trans  IChemE,  Vol 81, 
buka fasa gas, sehingga  Part A, February 2003. 
minyak atsiri yang  Fisher‐Cripss,  2002,  Newnes  Interfacing  Companion, 
diharapkan tidak terbuang  Newness,  Oxford. 
percuma  Halvorsen,  H.  P.,  2010,  Introduction  to  LabVIEW, 
Pembuatan kontrol kolom distilasi fraksinasi ditujukan  Department  of  Electrical  Engineering,  Information 
agar  proses  pemisahan  dapat  diatur  secara  dinamis  Technology  and  Cybernetics,  Telemark  University 
dengan  memperhatikan  jumlah  fraksi  yang  diinginkan.  College, Norway. 
Sekalipun  disediakan  5  slider  setpoint  temperatur,  Hardjono,  2004,  Kimia  Minyak  Atsiri,  Gadjah  Mada 
namun  pada dasarnya jumlah fraksi yang diinginkan dapat  University Press, Yogyakarta. 
diatur sesuai dengan kebutuhan.  Huang,  H.,  Wang,  K.,  Wang,  S.,  Klein,  M.  T.,  and  Calkins, 
W.H.,  ...........  Distillation    of  Liquid    Fuels  by 

78       Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse 


Desain Sistem Instrumentasi Proses Distilasi ... (Muhammad Arman, dkk.)

Thermogravity,  Dept    of    Chemical  Engineering,  Murod,  H.,  2005,  Perancangan  Sistem  Akuisisi  Data 
University  of  Delaware,  Newark, DE 19716  Menggunakan  Masukan  Soundcard,  Skripsi,  Jurusan 
Ishak,  M.  A.,  2010,  Effect  of  Temperature  on  Vapor  Liquid  Teknik Fisika, UGM, Yogyakarta. 
Equilibrium  of  MTBE‐Methanol  Mixtures,  Thesis,  Smith,  C.  L.,  2009,  Practical  Process  Control,  Tuning  and 
Faculty  of  Chemical  and  Natural  Resources  Troubleshooting,  John  Willey  &  Sons,  New  Jersey, 
Engineering, University of Malaysia Pahang, Malaysia.  USA. 
Liptak,  B.,  2007,  Distillation  Control  and  Optimization,  e‐  Park,  J.,  McKay  S.,  2003,  Practical  Data  Acquisition  for 
book, Putman Media, Illinois, USA.  Instrumentation and Control Systems, Newnes, Oxford. 
Moraru,  C.  M.,  Iuliana  S.,  Ovidiu  B.,  Ciprian  B.,  Liviu  S.,  Trubus Info Kit Vol 7, Juni 2009. 
Bornea  A.,    Stefanescu  I.,  2007,  Developments  for  ………………,   1999,   Data   Acqusition   (DAQ)   Fundamental, 
“Virtual”  Monitoring  and  Process  Simulation  of  the  Application  Note  007,    National  Instruments 
Cryogenic  Pilot  Plant,  World  Academy  of  Science,  Corporation, USA. 
Engineering and Technology 26.  ………………,    1996,    Labview    Tutorial    Manual,    National 
Instruments Corporation, USA. 
 
 

      Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse   79 

You might also like