Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Distillation column is a column that is widely used in both large industry and small and medium History:
industries. Use of distalasi column on small and medium industries such as the distillation of essential oils. In the
subsequent use of the distillation column used for purification or further process to obtain a higher quality Received: March 5, 2014
product in the form of multstage distillation. In the process of multistages distillation, temperature is an Accepted: November 26,2014
important component in the process, because of that controls the temperature has an important role. First published online:
Temperature controllers available today are manual, which causes frequent inaccuracy of the distillation December 30, 2014
process, resulting in low product quality. Therefore automatic temperature control is required.
In this thesis, instrumentation system of fractionation distillation process based of temperature control Keywords:
are designed. The design process notice the six important point temperature in the distillation process, using a
thermocouple as a temperature sensor, and LM35 as the cold junction temperature, the 6218 USB as Data column distillation
Acquisition Board, and the software LABVIEW 2010. fractionation
The instrumentation system programming, displays the temperature from time to time at intervals of instrumentation systems
one second, the temperature statistics (min, max and average) as well as measurement results table. The temperature control
program also features a choice (shaped slider) to set the temperature for a flexible batch process. The response
characteristics of the instrumentation system is less than one second, both in displaying measured data,
response indicator, display graphs, and data tables. The instrumentation system is also designed to regulate the
flow rate of the cooling water and container replacement indicator for each product distillation.
1. Pendahuluan
distilasi fraksiinasi minyak b
bumi. beerarti persenttasi komponeen B meningkkat dan perse entasi
koomponen A m menurun, jika pemanasan d dilanjutkan saampai
m
menyentuh gaaris fasa uap dan selanju utnya bergeraak ke
kaanan (garis biru) titik C2 yang
y berarti terjadi pengaayaan
koomposisi kom mponen B. Jikaa proses distilasi ini dilanju utkan
beerulang kali dengan teruss menaikan temperatur, maka
akkan diperoleh h persentasi komponen
k B yang
y tinggi. Proses
P
inni dilakukan daalam distilasi ffraksionisasi.
Sistem instrumentasi terdiri
t atas sistem akuisisi data
daan sistem ken ndali. Akusisi d data adalah prroses pengam mbilan
daata, proses pengolahan dan proses penampilan data.
Prroses kendali adalah prose es pengaturan n sedemikian rupa
seehingga keluaaran suatu prroses atau plaant sesuai deengan
G
Gambar 2: Koloom Distilasi Frraksinasi yaang diinginkan n
Pembahassan sistem akusisi data tidak terpisah h dari
Proses fraksinasi juga dapat dilakukan dengan
d peembahasan tentang
t sisteem pengukuran (measureement
pemanasan secara kontinyu, pada titik
t didih te
ertentu syystem) yang bagian utamanya terd diri dari seensor,
komponen deengan titik didih yang lebih h rendah akan lebih peengkondisi sin nyal, dan peraaga. Bagian penting
p dari sistem
dahulu men nguap misalnya kompon nen A, kem mudian daata akuisisi adalah
a : hard dware, softwaare, dan asessories
dikondensasikan menjad di kondensaat A, sem mentara akkusisi data. Sistem datta akuisisi sederhana dapat d
pemanasan terus
t berlangsung, jika komponen A teersebut diigambarkan seeperti pada gaambar 4 berikkut:
sudah habis m
maka temperratur akan terrus naik samp pai titik
didih komponnen yang lain misalnya kom mponen B, kem mudian
dikondensasaaikan menjaddi kondensat B dan seterrusnya.
Dengan menggunakan proses
p ini dengan men ngganti
penampung kondesat, akan diperoleh komponen n yang
berbeda‐bedaa dengan mem mperhatikan ttitik didihnya.
bar 5: Sistem aakuisisi data sederhana
Gamb
LaVIEW adalah
a perangkat lunak yang dibuat oleh
National Instru
N ument yang daapat menamp pilkan secara vvisual
keeseluruhan siistem kontrol, sistem aku uisisi data deengan
m
menggunakan layar monitoor komputer. LabVIEW dissebut
ju
uga Virtual Instrument atau a VI’s kaarena fungsi dan
peengoperasianyya menyerupaai bentuk fisikk suatu instrument
seeperti osiloskkop dan multimeter. Den ngan program m ini
seetiap proses kontrol men njadi efektif dan
d efisien untuk
u
m
melakukan berbagai macam prroses prodduksi.
M
Menghubungka an program LabVIEW
L pada perangkat keras
m
membutuhkan NI‐DAQ (N National Instrument – Data
Aquisition). NII‐DAQ adalah h alat yang berfungsi sebagai
drriver program m LabVIEW yang akan dihubungkan ke
peerangkat, sehhingga sistem kontrol pada perangkat keras
biisa dikontrol melalui proggram LabVIEW W. LabVIEW terdiri
t
daari dua bagian besar yaaitu control panel dan block
diiagram, karen na itu memudahkan didalam m penggunaan nnya.
Gambar 3: Kurva temperratur distilasi 2 komponen yyang
Berbeda dengan bahaasa pemrograaman lain se eperti
berbe eda (A dan B)
visual basic, bahasa C, fortran, pemrogram deengan
Gambarr 3 di atas me enunjukkan p proses distilasii dari 2
LaabVIEW berrsifat graph hical progra aming. Grap phical
komponen yaang berbeda ((A dan B) prosses distilasi teersebut
prrogramming meletakkan basis pemro ogramnnya secara
dipengaruhi o oleh perband dingan MOL komponen
k A dan B.
grrafik, bukan berdasarkan n syntax atau list statem ment,
Posisi palingg kiri daari gambar secara meendatar
Keeuntungan daari graphical p programming adalah :
menunjukkan n 0% kompon nen B dan 100%
1 kompon nen A,
− Menghem mat waktu
sementara po osisi paling kaanan menunju ukkan 0% kom mponen
A dan 100% % komponen B. Garis veertikal menun njukkan − Menguran ngi kemungkin nan kesalahan n
temperatur. Terdapat garris fasa cair dan fasa uap. Jika − Langsung dapat dilihatt hambaran hasil
h dalam beentuk
proses distilasi dimulai dari titik C4 4, dengan naiknya
n tampilan
temperatur m maka akan terjjadi penguapaan (menyentu uh garis LabVIEW berkembangg dari tahun n ke tahun sejak
fasa uap, selanjutnya berggerak ke kanaan (garis biru
u) yang peertama kali diperkenalkan
d tahun 1995,, saat ini LabV
VIEW
menunjukkan n perubahaan perband dingan kom mposisi yaang ada adalaah LabVIEW veersi 2013 nam mun dalam tessis ini
komponen A A dan kompo onen B (titik C3) pada titik
t ini diigunakan Labvview 2011 stu udent edition:
LabVIEWW merupakan n bahasa peemrograman grafis, annalog menjadi besaran digital. Besaaran analog yang
sehingga peemrograman dilakukan dengan gaambar, diimaksud ada besaran fisik yang akan diamati missalnya
algoritma daan routine sudah tersed dia dalam library‐
l teemperatur, teekanan, debit,, tegangan lisstrik dan lain
n‐lain.
nya.Secara gaaris besar pe
emrograman LabView
L terdiri dari Beesaran ini berasal dari fen
nomena alam yang hendakk kita
front
f panel dan block diiagram. Frontt Panel meruupakan ammati. Dalam perkembanggannya DAQ Board tidak saja
antarmuka u untuk pengguna yang menampilkan
m grafik, m
mampu menggkonversi besaran analog menjadi besaran
numerik dan indikator. Block
B Diagramm menunjukkan inti diigital namun n juga dapaat mengubah h besaran digital
d
program, b bagaimana program
p tersebut dijallankan, m
menjadi analog g. Fungsi lain yang terdapaat pada DAQ B Board
merupakan sstruktur yang menjalankan n front panel. Block addalah fungsi tiimer dan coun nter.
diagram merupakan representasi praktis dari flow chart. Assesories dalam sistem akuisi dataa ini adalah seensor
teemperatur (th hermocouple, dan LM35) yaang masing m masing
m
memiliki karakter dan aplikasi tertentu, serta kabel
peenghubung.
LM35 merupakan IC sensor, masukan beerupa
teemperatur dengan keluaran tegangan. IC senso or ini
diikembangkan oleh Texass Instrument. IC ini memiliki
keeluaran tegan ngan yang linie er dengan masukan temperratur.
Beerikut disajikaan data singkaat tentang IC ssensor LM 35:
− Terkalibraasi Langsung d dengan skala dderajat celciuss
− Bersifat linier : +10mV//oC
− Akurasi 0,,5oC (pada 25oC)
− Range ‐55 5oC sampai deengan +150 oC
− Biaya yang murah
Diagram sskematik dari IC sensor LM 35 adalah sep perti
gaambar 8 berikkut ini:
Gambarr 6: Front Paneel
Gambarr 6 di atas menunjukkan
m gambar frontt‐panel
yang merupakan tampilan antar muka manusia dan mesin,
dimana data,, grafik dan numerik dapaat ditampikan
n, juga
dapat ditampilkan indikator lampu, slider,
s dan gambar
g
pendukung laainnya.
Gam
mbar 8: Diagraam skematik IC LM35
IC Sensor LM35 ini hanya akan digun nakan sebagaii Cold
Ju
uction Compensation (CJC) untuk sensorr thermocoup ple. IC
seensor LM 35 ini tidak diggunakan untu uk pengukuraan di
prroses distilasi, mengingat rrangenya yang relatif hanyya 0 –
1000 oC dan matterial yang tid dak tahan pada panas tinggi
Thermoco ouple adalah ssalah satu jeniis transducer pasif,
thhermocouple adalah bahan n konduktor yyang berbeda yang
saatu sisi dijagga pada kondisi tempeattur tertentu (cold
ju
unction) dan ssisi yang lain ssebagai titik u ukur (hot junction).
Thhermocouple yang sering d di gunakan adalah thermoco ouple
tipe K. Tipe K (Chromel (Ni‐‐Cr alloy) / Alumel (Ni‐Al alloy))
a
yaang merupakaan thermocou uple untuk tuju uan umum.
Thermoco ouple menggubah temp peratur meenjadi
7: Block Diagraam
Gambar 7 teegangan listrikk dc, namun ssatuan yang ssangat kecil (m mikro
voolt sampai deengan mili voolt), sebagai contoh
c : tegaangan
Gambarr 7 di atas merupakan
m con
ntoh block diiagram
thhermocouple pada kondisi ruanggan dari jenis
dimana algorritma pemrograman ditulis. Block diagra am dan
th μ oC,
hermocouple J, K dan T berturut‐turut adalah: 52 μV/
front panel m
f merupakan du ua layar yang terkait satu d
dengan o o
411 μV/ C dan 41 μV V/ C. Gambaar skematik dari
lainnya. Pemrograman deengan LabVIEW W biasanya dimulai
d
thhermocouple sseperti pada ggambar 9 berrikut ini:
dengan peembuatan antar‐muka baru alggoritma
pemrogaman n disusun di bllock diagram
Data Acqusition Boarrd atau biasa ddisebut sebaggai DAQ
Board adalah perangkat elektornik yangg mengubah b besaran
G
Gambar 9 : Ske
ematik Thermocouple
3. Desain dan Implemen ntasi Gambar 1 11 : Diagram KKontrol Penggaantian wadah h
Identifikkasi sistem; Secara sederrhana untuk dapat Proses peenggantian wadah
w pada kolom fraksionasi
mendisaian sistem instru umentasi unttuk kolom distilasi
d baatch yang dib
buat, bersifat manual, nam
mun operator akan
dengan fraksiionasi batch b berbasis kendaali suhu dimulai dari m
memperoleh sinyal indikaator berupa lampu. Indikator
sistem distilasi sederhana seperti ditunjjukkan pada ggambar laampu akan menyala jikaa temperaturr uap masuk ke
10 berikut ini: koondensor meelebihi setpoint temperattur untuk masing
m
m
masing fraksi.
Untuk pen ngaturan tem mperatur destilat dibuat diaagram
bllok seperti pada gambar 12 2 berikut:
Gambar 112. Diagram Ko ontrol Tempeeratur Destilatt
Diagram sskematik aliran signal kontrrol adalah sep
perti
yaang ditampilkan dalam gam mbar 13 beriku ut ini:
Gaambar 10. Kolom distilasi seederhana
Sistem tersebut didiskripsikan sebagai berrikut :
sumber panas dihasilkan d dari kayu bakaar atau burner, akan
memanaskan n air dalam boiler
b untukk mengukus bahan
baku, pada bagian ini dipeerlukan instrumen penguku ur suhu
untuk mengeetahuai temp peratur umpaan (feed), teekanan,
dan releif vaalve sebagai pengaman. Selanjutknyya uap
keluar terseb but diteruskaan untuk maasuk ke kondensor
dimana nantinya terjadi peertukaran pan nas. Temperattur uap
yang keluar d dari boiler jugaa perlu diukurr, untuk menggetahui
penurunan panas setelah uap bersentu uhan dengan bahan
baku. Selanjjutnya uap akan dialirkkan ke kond densor,
temperatur uap masuk ke konden nsor diukur untuk
mengetahui aada tidaknya pertukaran paanas di pipa m menuju Gambar 13. Skematik aliraan sinyal untu
uk pengontrolan
kondensor. P Pada titik ini juga tempeeratur diukur untuk
manual setiap fraksi
mengetahui ffraksi bahan aapa yang sedang berproses,, untuk
diumpankan sebagai variiabel kontroll untuk pertukaran Selanjutnyya untuk men njamin agar faasa destilat yang
wadah di sisi keluaran (desstilat). Tempaaratur destilat (di sisi kkeluar (atau fasa
f produk) adalah benarr dalam fasa cair
keluaran kondensor) diuku ur untuk menggetahui apakaah fasa d
dirancang pen ngontrolan lajju aliran air pendingin
p seccara
destialat nan ntinya benar‐benar berad da pada fasa cair. o
otomatis. Diagram skem matik aliran sinyal un ntuk
Sebagai penu ukar kalor di kondensor, diberikan
d air masuk p
pengontrolan temperaturr destilat ditunjukkan pada
yang berasal dari pompa, laju aliran air dari pompa diatur g
gambar 14 beerikut:
dengan katup p proporsional yang mempeeroleh sinyal umpan
dari DAQ Bo oard. Temperatur air pen ndingin masu uk dan
keluar kondensor juga diukur. Untuk menampung beerbagai
destilat (prodduk) diperlukkan indikator, nantinya ind dikator
Gambar 14: Diagram skematik aliran kontrol Gambar 16. Tampilan Antar Muka
temperatur distilat Tampilan ini memiliki 5 tab menu yaitu :
Temperatur air distilat seperti terlihat dalam gambar 1. Halaman Utama, menunjukkan titik ukur dimana
skematik 14 di atas, digunakan sebagai sinyal feedback sensor temperatur dipasang:
yang akan mengontrol laju aliran air pendingin. Temperatur a. temperatur uap feed,
air distilat akan diinputkan pada analog input 6, yang b. temperatur uap keluar,
selanjutnya akan dibandingkan dengan setpoint temperatur c. temperatur uap masuk kondensor,
distilat. Dalam program akan disediakan slider temperatur d. temperatur air masuk kondensor,
setpoint untuk temperatur destilat. Galat dari hasil e. temperatur air keluar kondensor,
perbandingan ini akan diumpankan pada algoritma f. temperatur destilat
pengontrol proportional, integral dan derivatif. Dalam 2. Statistik Data : Menunjukkan data: rata‐rata, MIN,
sistem ini direncanakan aktuatornya adalah control valve. MAX dari channel temperatur yang diukur
3. Distilasi Fraksinasasi : Menyiapkan menu interaktif
4. Implementasi setpoint temperatur untuk masing‐masing fraksi yang
Implementasi sistem instrumentasi dapat dilihat dari ingin diperoleh
gambar pemipaan dan instrumentasi yang ditunjukkan 4. Flow Control : menyiapkan menu kontrol dengan
pada gambar 15 berikut: mode PID (Proportional Integral dan Derivative) yang
merupakan aksi kontrol terhadap kondisi temperatur
destilat
5. Tabel Data: menunjukkan temperatur rata‐rata titik
ukur selama proses
Masing‐masing tab menu tersebut ditunjukkan pada
gambar 17 berikut ini:
Gambar 15. PI&D Diagram
Gambar 20. Tab menu Tabel Data
Gambar 18. Tab menu Distilasi Fraksinasi
Tab menu distilasi fraksionasi menggambarkan slider 5. Pembahasan
setpoint temperatur dari setiap fraksi yang diinginkan dan
Data akusisi memberikan gambaran bagaimana suatu
juga indikator jika temperatur setpoint tersebut sudah
terlampaui. Slider setpoint dibuat bertingkat agar dapat besaran fisik dicuplik untuk dioleh, ditampilkan, dan
diatur temperatur setpoint berdasarkan titik didih mungkin disimpan secara digital. Proses Data akusisi
temperatur setiap fraksi. Slider ini juga bersifat dinamis melibatkan: sensor (transducer), signal coditioning, dan
sehingga biasa diatur jumlah fraksi yang diinginkan. Dalam display, serta software dan driver. Secara singkat dapat
tab menu distilasi fraksinasi ini tersedia lima slider setpoint. digambarkan dalam diagram blok berikut ini:
Rentang operasi slider dibuat antara 0 – 200 oC. Pada
dasarnya setpoint slider ini diperoleh dari pengujian empiris
berdasarkan titik didih masing‐masing fraksi.
Untuk tab menu flow control ditunjukkan pada
gambar 19 berikut ini: Gambar 21. Diagram aliran sinyal
Sensor memiliki peranan penting dalam proses ini.
Keakuratan sensor menjadi hal yang penting dalam data
akuisisi. Sensor LM 35 merupakan IC sensor dengan
o
sensitifitas 10mV/ C dan bersifat linier. Tabel verifikasi
menunjukkan bahwa sensor LM 35 yang digunakan
memenuhi standar tersebut. Sensor ini juga memiliki
respon yang cukup cepat sehingga mampu untuk menjadi
cold junction compensation. Tegangan supply sebesar 5 volt
yang diperoleh dari Daq Board USB 6218 cukup memadai
untuk mendukung bekerjanya IC LM 35 ini. Dengan
perubahan temperatur lingkungan, sensor LM 35 ini dapat
bekerja dengan baik. Saat pembuatan di Bandung dengan
Gambar 19. Tab menu Flow Control kondisi temperatur lingkungan sekitar 22–240C, dan saat
running di Yogyakarta dengan temperatur 28–32oC,
Gambar 19 di atas menggambarkan Tab Menu flow sensor ini masih memberikan respon yang baik.
control yang disediakan untuk mengontrol temperatur Sensor thermocouple tipe K yang digunakan, dipilih
destilat. Aksi kontrol yang disediakan adalah aksi kontrol karena memiliki rentang temperatur yang cukup lebar dan
proporsional, integral dan derivatif (PID). Temperatur linier di rentangnya. Dengan kondisi tersebut diharapkan
destilat diatur pada nilai tertentu sebagai setpoint, sebagai sensor ini dapat dipakai di berbagai titik dalam kolom
setpoint value (SV) kemudian present value (PV) diambil distilasi, mengingat temperatur bisa mencapai lebih dari
dari sensor temperatur destilat untuk dibandingkan, 100oC. Seperti diketahui thermocouple membutuhkan CJC
selanjutnya dengan error yang ada, diumpankan ke sebagai reference temperature. Sekalipun keluaran dari
pengontrol PID. Aktuator dari loop ini direncanakan sensor thermocouple ini merupakan tegangan DC yang
pompa atau control valve, namun karena keterbatasan kecil, namun dengan kemampuan amplifikasi yang
waktu loop ini baru sebatas simulasi. dimiliki USB 6218, tegangan yang kecil ini dapat diperkuat
Untuk menampilkan tabel hasil pengukuran dari untuk dapat diolah menjadi tampilan temperatur secara
setiap titik pengukuran, dibuat tab menu tabel data yang langsung.
dapat dilihat pada gambar 20 berikut ini: Daq Board yang digunakan memiliki kemampuan
sampling rate 250 kilo sample/detik, yang cukup cepat
untuk menangani dinamika perubahan temperatur,
namun di samping kecepatan sampling yang ada yang di
satu sisi merupakan keuntungan, di sisi lain kecepatan ini
menyebabkan jumlah data yang diambil juga menjadi
terlalu banyak yang dapat menghabiskan resources dari
Online version available at http://journal.ugm.ac.id/index.php/ajse 77
ASEAN Journal of Systems Engineering, Vol. 2, No.2, Desember 2014:71-79
Thermogravity, Dept of Chemical Engineering, Murod, H., 2005, Perancangan Sistem Akuisisi Data
University of Delaware, Newark, DE 19716 Menggunakan Masukan Soundcard, Skripsi, Jurusan
Ishak, M. A., 2010, Effect of Temperature on Vapor Liquid Teknik Fisika, UGM, Yogyakarta.
Equilibrium of MTBE‐Methanol Mixtures, Thesis, Smith, C. L., 2009, Practical Process Control, Tuning and
Faculty of Chemical and Natural Resources Troubleshooting, John Willey & Sons, New Jersey,
Engineering, University of Malaysia Pahang, Malaysia. USA.
Liptak, B., 2007, Distillation Control and Optimization, e‐ Park, J., McKay S., 2003, Practical Data Acquisition for
book, Putman Media, Illinois, USA. Instrumentation and Control Systems, Newnes, Oxford.
Moraru, C. M., Iuliana S., Ovidiu B., Ciprian B., Liviu S., Trubus Info Kit Vol 7, Juni 2009.
Bornea A., Stefanescu I., 2007, Developments for ………………, 1999, Data Acqusition (DAQ) Fundamental,
“Virtual” Monitoring and Process Simulation of the Application Note 007, National Instruments
Cryogenic Pilot Plant, World Academy of Science, Corporation, USA.
Engineering and Technology 26. ………………, 1996, Labview Tutorial Manual, National
Instruments Corporation, USA.