You are on page 1of 39

12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.

docx

115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx


Dec 21, 2020
5136 words / 33863 characters

115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Sources Overview

51%
OVERALL SIMILARITY

www.scribd.com
1
INTERNET
10%
blogs.insanmedika.co.id
2
INTERNET
4%
LL DIKTI IX Turnitin Consortium Part II on 2020-11-30
3
SUBMITTED WORKS
2%
docplayer.info
4
INTERNET
2%
es.scribd.com
5
INTERNET
2%
id.123dok.com
6
INTERNET
2%
opac.say.ac.id
7
INTERNET
2%
repository.unimus.ac.id
8
INTERNET
2%
digilib.unisayogya.ac.id
9
INTERNET
2%
Sriwijaya University on 2020-01-28
10
SUBMITTED WORKS
1%
eprints.iain-surakarta.ac.id
11
INTERNET
1%
puskesmasbajayau.blogspot.com
12
INTERNET
1%
pt.scribd.com
13
INTERNET
1%
docobook.com
14
INTERNET
<1%
repository.uin-suska.ac.id
15
INTERNET
<1%
scholar.unand.ac.id
16
INTERNET
<1%
123dok.com
17
INTERNET
<1%

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 1/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Universitas Pelita Harapan on 2019-11-30


18
SUBMITTED WORKS
<1%
Sriwijaya University on 2020-03-04
19
SUBMITTED WORKS
<1%
State Islamic University of Alauddin Makassar on 2020-11-03
20
SUBMITTED WORKS
<1%
id.scribd.com
21
INTERNET
<1%
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara on 2020-10-19
22
SUBMITTED WORKS
<1%
jurnal.akperdharmawacana.ac.id
23
INTERNET
<1%
repository.uma.ac.id
24
INTERNET
<1%
LL DIKTI IX Turnitin Consortium Part II on 2020-04-15
25
SUBMITTED WORKS
<1%
Sriwijaya University on 2020-12-18
26
SUBMITTED WORKS
<1%
LL DIKTI IX Turnitin Consortium Part II on 2020-03-11
27
SUBMITTED WORKS
<1%
fr.scribd.com
28
INTERNET
<1%
Universitas Ibn Khaldun on 2020-09-07
29
SUBMITTED WORKS
<1%
Universitas Pendidikan Indonesia on 2014-07-15
30
SUBMITTED WORKS
<1%
repositori.uin-alauddin.ac.id
31
INTERNET
<1%
Universitas Sebelas Maret on 2020-09-30
32
SUBMITTED WORKS
<1%
repository.unj.ac.id
33
INTERNET
<1%
digilib.unimus.ac.id
34
INTERNET
<1%
jurnal.stmik.banisaleh.ac.id
35
INTERNET
<1%
zul triani28.blogspot.com
36
INTERNET
<1%
daek-chin.blogspot.com
37
INTERNET
<1%
jurnalskhg.ac.id
38
INTERNET
<1%
opac.unisayogya.ac.id
39
INTERNET
<1%
puskesmas-pacet.blogspot.com
40
INTERNET
<1%
Skyline High School on 2019-06-25
41
SUBMITTED WORKS
<1%

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 2/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

andamustika.blogspot.com
42
INTERNET
<1%
repository.poltekkes-kdi.ac.id
43
INTERNET
<1%
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia Jawa Timur on 2020-05-30
44
SUBMITTED WORKS
<1%
eprints.ums.ac.id
45
INTERNET
<1%
repository.unissula.ac.id
46
INTERNET
<1%
www.researchgate.net
47
INTERNET
<1%
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia on 2015-03-25
48
SUBMITTED WORKS
<1%
Sriwijaya University on 2020-06-22
49
SUBMITTED WORKS
<1%
digilib.uin-suka.ac.id
50
INTERNET
<1%
journal.stik-ij.ac.id
51
INTERNET
<1%
jurnal.unismuhpalu.ac.id
52
INTERNET
<1%
repository.poltekkes-kaltim.ac.id
53
INTERNET
<1%
State Islamic University of Alauddin Makassar on 2018-05-08
54
SUBMITTED WORKS
<1%
journal.apmai.org
55
INTERNET
<1%
repository.uinjkt.ac.id
56
INTERNET
<1%

Excluded search repositories:


Publications

Excluded from Similarity Report:


Small Matches (less than 10 words).

Excluded sources:
None

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 3/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

PELAYANAN PERAWAT DI PUSKESMAS LOMPE


NTODEA KECAMATAN PARIGI BARAT
KABUPATEN PARIGI
MOUTONG

17
SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT


DALAM MEMPEROLEH GELAR SARJANA
KESEHATAN MASYARAKAT (SKM)

OLEH:

ISNAENI
115 016 118

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


INDONESIA JAYA
PALU, 2020

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 4/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

ABSTRAK

Kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh pelayanan perawat,


bahkan dapat menjadi faktor penentu institusi puskesmas. Dalam memberikan
layanan kesehatan perawat dituntut menjaga profesionalisme perilaku. Observasi
yang peneliti lakukan pada tanggal 9 bulan juni 2020 diperoleh gambaran bahwa
kinerja perawat kurang baik. Hal ini didukung oleh fakta yang penulis temukan
yaitu dari 10 perawat ditemukan 3 perawat kurang bekerjasama dengan keluarga
pasien dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan pasien, fakta lain dalam pelayanan
perawat yaitu kurangnya disiplin kehadiran dari 10 perawat berdasarkan absensi
ditemukan 5 orang jarang hadir pada waktu jam kerja. Berdasarkan hasil
16
wawancara dengan 5 pasien, 3 pasien keluhkan rendahnya kinerja perawat antara
lain adalah lambatnya respon yang diberikan perawat, dan perawat tidak cekatan
dalam bekerja. 1 pasien juga keluhkan lambatnya penanganan karena adanya
49
perawat yang pulang kerja sebelum waktunya, sehingga pasien tidak mendapat
pelayanan kesehatan yang maksimal. Untuk mengetahui pelayanan perawat di
55
Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong
Provinsi Sulawesi Tengah.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Variabel dalam penelitian


51
ini yaitu perilaku pelayanan perawat. Data yang digunakan yaitu data primer dan
sekunder. Analisa data dengan menggunakan analisis univariat. Populasi dalam
penelitin ini seluruh pasien yang datang berkunjung lebih dari satu kali di
Puskesmas Lompe Ntodea. Sampel dalam penelitian ini adalah 43 pasien.

Hasil penelitian ini menunjukkan paling banyak memiliki perilaku cukup


58,1% dan perilaku baik sebanyak 41,9.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar memiliki perilaku


cukup. Saran diharapkan bagi petugas puskesmas agar lebih meningkatkan kinerja
yang lebih baik lagi.

Kata kunci : pelayanan perawat, perilaku, pasien

ii

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 5/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

19
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan yaitu kebutuhan yang mendasar untuk setiap orang. Namun,

kesehatan seringkali menjadi hilir (dampak) dari berbagai macam permasalahan

yang dialami individu dan lingkungan sekitarnya. Padahal kesehatan yaitu modal

awal bagi perkembangan potensi individu dalam hidup (Depkes, 2018).


26
Perawat merupakan seseorang yang bekerja secara profesional memiliki

kemampuan, kewenangan dan bertanggung jawab dalam melaksanakan asuhan

keperawatan (Wardah, Febrina & Dewi, 2017). Profesi keperawatan yaitu bagian
23
integral dari sistem kesehatan yang menjadi kunci utama setelah dokter dalam

memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit. Peran dan

tanggung jawab kedua profesi tersebut secara langsung akan berdampak pada hasil

akhir pelayanan klien (Sumijatun, 2010).


18
Peran perawat diartikan sebagai tingkah laku seseorang yang diharap oleh

orang lain sesuai dengan kedudukan dalam sistem, tingkah laku tersebut dapat

dipengaruhi oleh keadaan sosial di dalam atau di luar profesi perawat yang bersifat

konstan (Potter & Perry, 2010).


20
Pelayanan kesehatan adalah upaya untuk menyelenggarakan perorangan atau

bersama-sama dalam organisasi untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan,

memelihara serta menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan

perorangan, kelompok, keluarga dan ataupun publik masyarakat (Depkes RI, 2010).

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 6/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

1
Pelayanan keperawatan yaitu untuk membantu klien baik yang sakit maupun

yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam bentuk pengetahuan, kemuan, dan

kemampuan yang dimiliki oleh perawat. Sehingga klien tersebut dapat melakukan

kegiatan sehari-hari secara mandiri dan optimal (Yulihastin, 2010).

Hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 9 bulan juni 2020 diperoleh

gambaran bahwa kinerja perawat kurang baik. Hal ini didukung oleh fakta yang

peneliti temukan yaitu dari 10 perawat ditemukan 3 perawat kurang bekerjasama

dengan keluarga pasien dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan pasien, fakta lain

dalam pelayanan perawat yaitu kurangnya disiplin kehadiran dari 10 perawat

berdasarkan absensi ditemukan 5 orang jarang hadir pada waktu jam kerja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 pasien, 3 pasien keluhkan rendahnya

pelayanan perawat yaitu lambatnya respon yang diberikan perawat kepada pasien,

dan perawat kurang cekatan dalam melakukan pelayanan. 1 pasien juga keluhkan

lambatnya penanganan karena adanya perawat yang pulang sebelum waktu kerja,

sehingga pasien tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Karen Maslita (2017) di Tanggerang

menyatakan bahwa kinerja perawat dapat diukur dari perilaku, kemampuan


1
profesional dan proses keperawatan. Kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap

RSU Kabupaten berdasarkan aspek perilaku dikatakan cukup dengan presentase

79,1%, aspek kemampuan professional dikatakan cukup dengan presentase 67,2%

dan aspek proses keperawatan dikatakan cukup dengan presentase 58,2%. Kinerja
1
perawat yang dikatakan cukup sebanyak 36 responden (53,7%), sedangkan tingkat

kinerja yang kurang yaitu sebanyak 31 responden (46,3%).

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 7/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

5
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengambil

penelitian dengan mengangkat judul: “Pelayanan perawat di Puskesmas Lompe


1
Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi

Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melihat bagaimana pelayanan

perawat di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat, Kabupaten Parigi

Moutong

1. Bagaimanakah perilaku pelayanan perawat di Puskesmas Lompe Ntodea?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu diketahui pelayanan perawat di Puskesmas Lompe

Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi

Tengah.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas Lompe Ntodea


45
Memberikan masukan dan sumber informasi bagi pengelolah Puskesmas

bahwa untuk meningkatkan pelayanan keperawatan akan dibutuhkan kinerja

dari perawat yang didorong dengan adanya sebuah motivasi.


1
2. Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya

Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Jaya dimana penelitian ini akan menambah referensi ke

perpustakaan dan acuan bagi pembaca untuk melakukan penelitian, khususnya

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 8/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Prodi Kesehatan

Masyarakat.
31
3. Bagi Peneliti/Penulis

Agar menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam

melakukan penelitian tentang meningkatkan pelayanan perawat dibutuhkan

motivasi yang tinggi.

BAB II

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 9/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

TINJAUAN PUSTAKA
14
A. Tinjauan Umum tentang Puskesmas

1. Pengertian

Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan fasilitas pelayanan kesehatan


6
yang menyelenggarakan upaya kesehatan seseorang tingkat pertama dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mendapatkan derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes RI No 75,

2014).
10
Pusat Kesehatan Masyarakat dibangun agar supaya menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara dasar, menyeluruh dan terpadu bagi masyarakat

yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Kunjungan masyarakat pada unit

pelayanan kesehatan tidak hanya dipengaruhi karena kualitas pelayanan tetapi

juga dipengaruhi faktor lain diantaranya yaitu sumber daya manusia, motivasi

pasien, ketersediaan bahan dan alat, tarif dan lokasi. Puskesmas yaitu sarana

pelayanan kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. Puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggung

jawab mengadakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja (Depkes, 2011).

2. Tujuan Puskesmas
5
Tujuan dari pembangunan kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas yaitu

untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, seperti

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat untuk orang

yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas tersebut agar terwujud

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Trihono, 2010).

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 10/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

3
3. Fungsi Puskesmas

Untuk melakukan tugasnya, puskesmas menyelenggarakan fungsi yakni

penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di

wilayah kerjanya dan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di

wilayah kerjanya. Untuk menyelenggarakan fungsinya, Pusat kesehatan

masyarakat berwenang untuk:

a. Melakukan perencanaan terlebih dahulu berdasarkan analisis masalah

kesehatan masyarakat serta analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan

b. Melakukan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

c. Melakukan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masyarakat

dibidang kesehatan

d. Mengajak masyarakat dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama

dengan sektor lain

e. Melakukan pembinaan teknis pada jaringan pelayanan dan upaya

kesehatan yang berbasis masyarakat

f. Melakukan peningkatan kompetensi SDM (sumber daya manusia)

g. Mengawasi pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan

h. Melakukan pencatatan, pengabaran dan penilaian terhadap akses, mutu

dan cakupan pelayanan kesehatan

i. Menyerahkan rekomendasi masalah kesehatan masyarakat, yaitu

dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan

penyakit (Permenkes RI No 75 Tahun 2014).

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 11/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

4. Tenaga Kesehatan di Puskesmas


1
SDM (sumber daya manusia) puskesmas terdiri dari tenaga kesehatan dan

tenaga non kesehatan. Jenis serta jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non

kesehatan dapat dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan

mempertimbangkan jumlah pelayanan yang dilaksanakan, jumlah penduduk

dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,

ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama (Permenkess RI No

75, 2014).
13
Jenis tenaga kesehatan yaitu terdiri atas:

a. Dokter atau dokter layanan primer

b. Dokter gigi

c. Perawat

d. Bidan

e. Tenaga kesehatan masyarakat

f. Tenaga kesehatan lingkungan

g. Ahli teknologi laboratorium medik

h. Tenaga gizi

i. Tenaga kefarmasian

B. Tinjauan Umum tentang Pelayanan Perawat

1. Pengertian

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 12/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

1
Pelayanan adalah perilaku produsen dalam memenuhi kebutuhan serta

keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen, perilaku

dapat terjadi pada sebelum dan sesudah terjadinya transaksi. Umumnya

pelayanan yang lebih baik dapat menghasilkan kepuasan yang tinggi serta

pembelian ulang yang lebih sering (Kotler, 2010).

Pelayanan keperawatan merupakan sikap profesional seorang perawat

selaku pemberi pelayanan terhadap pasien yang akan menjalani proses

penyembuhan, untuk memberikan rasa nyaman pada pasien melalui lima

dimensi mutu yaitu keandalan, daya tangkap, bukti fisik, jaminan dan empati

yang diharapkan dapat menimbulkan perasaan puas pada pasien (Triwibowo,

2013).
1
Tenaga perawat yaitu sebagai pelayanan individu, keluarga dan

masyarakat yang didasarkan pada ilmu kiat keperawatan yang membentuk

sikap dan kemampuan intelektual dan keterampilan dari individu untuk

menolong manusia baik yang sehat maupun sakit agar mampu mengatasi

kebutuhan kesehatan (Kusnanto, 2014).


7
Perawat yang dapat memberikan layanan kesehatan dengan baik sehingga

kesehatan pasien terpenuhi akan menghasilkan kepuasan yang lebih tinggi.

Pelayanan yang berkualitas dan memuaskan akan membentuk loyalitas serta

pasien dapat percaya terhadap pelayanan yang diberikan. Hal tersebut

membentuk kepercayaan kepada pasien sehingga akan memiliki klien tetap,

meningkatkan klien dengan mendatangkan klien yang baru, dan tetap

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 13/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dimata masyarakat (Suryadi,

2010).

2. Kualitas Pelayanan Keperawatan


6
Kualitas pelayanan keperawatan merupakan kualitas yang berkaitan dalam

pemberian perawatan yang harus tersedia, diterima, menyeluruh, berkelanjutan

dan didokumentasikan (Budiastusi, 2012). Kualitas perawatan yaitu

pengetahuan medis yang tepat dalam perawatan pasien serta menyeimbangkan

resiko yang melekat pada intervensi keperawatan dan keuntungan yang

diharapkan dari intervensi keperawatan (Gillies, 2010).

Pelayanan keperawatan dapat dikatakan berkualitas apabila pelayanan

keperawatan diberikan sesuai standar yang ditetapkan, untuk dapat mengukur

seberapa baik pelayanan keperawatan yang diberikan diperlukan indikator

klinik mutu pelayanan keperawatan (Depkes, 2010).


1
Derajat pelayanan keperawatan yang baik yaitu pasien mendapatkan

layanan yang cepat, pemeriksaan dan terapi yang tepat, sikap ramah yang baik,

pelayanan keuangan yang cepat dan biaya yang terjangkau. Dengan demikian

pelayanan keperawatan yang diberikan yaitu untuk memenuhi keinginan

pelanggan/pasien (Sedarmayanti, 2010).


4
3. Bentuk Pelayanan Keperawatan

a. Fisiologis merupakan pasien akan mengalami gangguan fisiologi

pengaruh dari penyebab bibit penyakit yang menyerang/diderita oleh

pasien.

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 14/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

b. Psikologis merupakan pasien akan mengalami trauma sehingga psikologis

juga mengalami gangguan bila masalah psikologis tidak segera ditangani

secara baik maka dapat mempengaruhi lambatnya kesembuhan dari

pasien.

c. Sosial dan kultural yakni orang yang sakit akan mempengaruhi sosial serta

kultural berkurang bahkan kegiatan interaksi secara sosial dan kultural.

Hal ini dibutuhkan dorongan atau semangat dari orang sekitar.

C. Tinjauan Umum tentang Perawat

1. Pengertian
11
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang keperawatan menjelaskan

bahwa keperawatan merupakan kegiatan pemberian asuhan kepada individu,

keluarga serta kelompok baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Sedangkan

pengertian perawat yaitu seseorang yang lulus pendidikan tinggi keperawatan,

baik dalam negeri maupun luar negeri yang diakui pemerintah sesuai dengan

ketentun peraturan perundang-undangan.


1
Tenaga keperawatan yaitu sebagai tenaga profesional yang bertanggung

jawab memberikan pelayanan keperawatan sesuai kemampuan dan

kewenangan yang dimiliki secara mandiri ataupun bekerjasama dengan tenaga

kesehaan lain (Gustini, 2010). Era pasar bebas dan liberalisasi, profesionalisme

yaitu instrumen yang tunggal dalam memenangkan kompetensi, untuk itu

tenaga keperawatan diharuskan lebih kompeten dan memiliki daya saing yang

tinggi secara regional ataupun global (Kemenkes RI, 2010).

2. Peran Perawat

10

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 15/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

2
Peran perawat dituangkan dalam Konsorsium Ilmu Keperawatan tahun

1989 yang menguraikan ada 7 peran penting bagi perawat, yaitu sebagai

berikut:

a. Pemberi Asuhan Keperawatan

Dalam memperhatikan kebutuhan dasar manusia, perawat sangat berperan

untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.

b. Sebagai Advokat Pasien


2
Sebagai advokat perawat membantu keluarga mendapatkan sebaik

mungkin atas pelayanan kesehatan seperti hak untuk mengetahui informasi

penyakit, hak pribadi dan lain sebagainya,

c. Sebagai Edukator

Untuk mengubah perilaku pasien hidup sehat, pasien atau keluarga berhak

mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan, gejala dari penyakit hingga

dilakukan tindakan.

d. Sebagai Koordinator
2
Untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada pasien, perawat

harus mengkoordinasikan pelayanan kesehatan seperti mengarahkan dan

merencanakan secara tim.


2
e. Sebagai Kolaborator

Perawat harus mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain seperti

dokter, ahli gizi, fisioterapi atau dengan sesama profesi perawat dalam

menentukan tindakan terbaik saat sedang memberikan pelayanan

kesehatan.

11

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 16/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

f. Sebagai Konsultan

Peran ini sangat penting karena pasien dapat mengetahui tindakan

keperawatan terbaik apa yang akan ia terima dan dapat mengetahui

informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang akan diberikan.

g. Sebagai Pembaharu

Peran ini bisa dilakukan dengan pengadaan perencanaan, kolaborasi,

perubahan yang terukur atau sistematis dan terarah sesuai metode

pemberian pelayanan keperawatan.

3. Fungsi Perawat

Fungsi perawat dilaksanakan sesuai perannya dalam memberikan

pelayanan keperawatan kepada pasien menyesuaikan kondisi dengan kondisi

rill. Ada 3 fungsi perawat yaitu:


2
a. Indipenden

Perawat bisa mengambil keputusan serta melakukan tindakan secara

indipenden berlandaskan pada ilmu keperawatan dengan tanggung jawab

penuh terhadap akibat yang nanti akan terjadi tanpa melibatkan pihak lain

seperti dokter.

b. Dependen

Perawat memiliki wewenang dalam melakukan atau memberikan

pelayanan keperawatan kepada pasien atas perintah dokter seperti

pemasangan infus, pengambilan darah, pemberian obat, penyuntikan dan

lainnya yang mana nanti akan menjadi tanggung jawab dokter secara

penuh terhadap tindakan tesebut.

12

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 17/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

c. Interdependen
2
Perawat dapat bekerja sama dengan profesi lainnya yaitu seperti

dokter, fisioterapi, ahli gizidan lain sebagainya dalam memberikan

tindakan layanan keperawatan kepada pasien.

4. Kegiatan Perawat di Puskesmas


40
a. Melakukan tugas Askep (asuhan keperawatan) dalam gedung ataupun

diluar gedung.

b. Bekerjasama dengan dokter dalam memberikan pelayanan pengobatan

baik di puskesmas induk, puskesmas keliling, puskesmas pembantu dan

poskesdes.
12
c. Harus dapat bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP

dan ruang perawatan dan dapat bertanggung jawab atas pemeliharaan serta

pengamanan alat medis dan non medis di ruang BP dan ruang perawatan.

d. Dapat membantu kegiatan lintas program yaitu kegiatan pemberantas

penyakit menular, penyuluhan kesehatan masyarakat, UKS dan kegiatan

lapangan lainnya.

e. Melakukan kegiatan puskesmas di luar gedung.

f. Membantu melaksanakan kegiatan posyandu balita dan posyandu lansia.

g. Membantu kepala puskesmas dalam membuat perencanaan kegiatan.

h. Membantu kepala puskesmas dalam membantu laporan kegiatan.

i. Melakukan pelayanan pos MTBS (manajemen terpadu baluta sakit) dan


28
pelayanan di puskesmas.

13

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 18/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

j. Membantu pelaksanaan jiwa, kelainan mata dan tumbuh kembang anak

balita.

D. Tinjauan Umum tentang Perilaku

1. Pengertian
8
Perilaku adalah perbuatan atau tindakan seseorang melakukan respon

terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang

diyakini. Perilaku manusia merupakan tindakan atau aktivitas manusia baik

yang diamati maupun tidak dapat diamati oleh interaksi manusia dengan

lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.


15
Perilaku secara rasional diartikan sebagai respon organisme atau seseorang

terhadap rangsangan dari luar subyek. Respon terbentuk atas dua macam yaitu

bentuk pasif dan bentuk aktif dimana bentuk pasif ialah respon internal yang

terjadi dalam diri manusia dan tidak dapat dilihat secara langsung dari orang

lain sedangkan bentuk aktif ialah apabila perilaku itu dapat dilihat secara

langsung (Triwibowo, 2015).

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang penting.


21
Perilaku yang diperlihatkan perawat yakni memberikan rasa nyaman,

perhatian, kasih sayang, perduli, pemeliharaan kesehatan, memberi semangat,

empati, mint, cinta, percaya, melindungi, kehadiran, memberi dukungan,

memberi sentuhan dan selalu siap membantu serta mengunjungi pasien.


44
Perilaku tersebut akan mendorong pasien dalam perubahan fisik, psikologis,

spiritual dan sosial kearah yang lebih baik lagi (Watson, 2012).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

14

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 19/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

a. Faktor Predisposisi
8
Faktor ini adalah faktor positif untuk mempermudah terwujudnya

praktek, faktor ini sering disebut faktor permudah. Yang termasuk faktor

predisposisi yaitu kepercayaan, keyakinan, pendidikan, motivasi, persepsi

dan pengetahuan.
8
b. Faktor Pendukung

Faktor ini terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

fasilitas atau sarana kesehatan. Fasilitas pada hakikatnya sangat

mendukung serta memungkinkan terwujudnya perilaku, sehingga disebut

faktor pendukung atau pemungkin.

c. Faktor Pendorong

Faktor ini terwujud dalam sikap serta perilaku petugas kesehatan atau

petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat.

E. Landasan Teori
7
Perilaku perawat dalam melakukan layanan kesehatan yang kurang baik akan

menurunkan tingkat kepuasan paasien, sebaliknya perilaku yang baik dapat


7
meningkatkan tingkat kepuasan pasien. Perawat dalam melakukan layanan

kesehatan setiap hari harus berhubungan dengan berbagai macam karakteristik

pasien. Perawat juga dituntut harus memiliki perilaku yang baik dalam memberikan

layanan kesehatan sehingga kebutuhan pasien tercapai dengan sangat baik.


7
Contohnya saat menghadapi kondisi pasien yang sangat menurun hendaknya

perawat berperilaku ramah dalam memberikan informasi yang terbaik untuk pasien,

15

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 20/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

karena dengan sikap ramah akan memunculkan perasaan nyaman dan aman pada

pasien (Lewis, 2010).


1
Tenaga perawat yaitu sebagai pelayanan individu, keluarga dan masyarakat

yang didasarkan pada ilmu kiat keperawatan yang membentuk sikap dan

kemampuan intelektual dan keterampilan dari individu untuk menolong manusia

baik yang sehat maupun sakit agar mampu mengatasi kebutuhan kesehatan

(Kusnanto, 2014).
6
Pelayanan perawat dikatakan berkualitas bila pelayanan perawat yang

disediakan sesuai standar yang ditetapkan untuk mengukur mutu pelayanan

keperawatan yang diberikan indikator klinik mutu pelayanan keperawatan (Depkes,

2010).

Perilaku yaitu tindakan atau reaksi yang dilakukan seseorang kepada orang

lain. Perilaku perawat dalam pelayanan keperawatan yaitu suatu tanggapan serta

tindakan terhadap kebutuhan dan keinginan dari para pasien (Anjaryani, 2010).

F. Kerangka Pikir
39
Berdasarkan landasan teori diatas bahwa mutu pelayanan keperawatan sangat

mempengaruhi kualitas pelayanan, bahkan dapat menjadi faktor penentu citra

institusi psukesmas. Indikator mutu layanan keperawatan ialah pelayanan perawat.

Dalam meujudkan hal tersebut perawat di tuntut agar menjaga profesionalisme

perilaku dalam memberikan layanan kesehatan. Penelitian ini secara khusus akan

meninjau Perilaku perawat di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat

Kabupaten Parigi Moutong.

16

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 21/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Dengan merujuk pada kerangka pikir di atas maka peneliti menggambarkan

kerangka pikir penelitian sebagai berikut:

1
Perilaku Pelayanan Perawat

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

BAB III

17

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 22/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk


9
mengetahui pelayanan perawat di Puskesmas Lompe Ntodea. Penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena yang terjadi di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian telah dilakukan pada 27-29 Agustus 2020. Adapun tempat

penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat

Kabupaten Parigi Moutong.


14
C. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

Variabel penelitian yaitu suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, obyek

ataupun kegiatan yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Variabel dalam penelitian ini yaitu pelayanan perawat di Puskemsas

Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong.


1
2. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan unsur penelitian yakni menjelaskan

bagaimana cara menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga

definisi operasional yaitu informasi ilmiah yang membantu peneliti lain yang

ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi, 2013).

a. Peilaku

18

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 23/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Kegiatan seorang perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan

menjalankan tugas serta tanggung jawabnya untuk melakukan tindakan

terhadap pasien.
27
Cara ukur : Kuesioner

Alat ukur : Kuesioner

Skala ukur : Ordinal

Hasil ukur : Baik, jika total skor jawaban responden > 76-100%

Cukup, jika total skor jawaban responden 60-75%

Buruk, jika total skor jawaban responden < 60%

(Arikunto, 2013)
34
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer diperoleh dari responden dengan menggunakan

kuesioner, yaitu kuesioner mengenai: perilaku. Kuesioner diisi langsung

oleh pasien yang datang berobat ke puskesmas lebih dari satu kali. Caranya
1
peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan diberikan

penjelasan yang cukup dan diberi kesempatan bertanya apabila ada

pertanyaan yang belum dimengerti.

b. Data Sekunder

19

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 24/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

13
Data sekunder dalam penelitian ini yakni data yang diambil dari

dokumen-dokumen dan informasi yang ada di Puskesmas Lompe Ntodea,

yang diperlukan melihat bagaimana gambaran secara garis besar tentang

Puskesmas, diantaranya mengenai tenaga kesehatan.

2. Cara pengumpulan data

Pengumpulan diperoleh melalui wawancara yang dilakukan menggunakan

kuesioner yang di peroleh dari skripsi Karen Maslita (2017) ntuk pertanyaan
36
pelayanan perawat. Dengan alternatif jawaban dan skor “ sering diberi skor 3,

kadang-kadang diberi skor 2 dan tidak pernah diberi skor 1”.

E. Pengolahan Data

Data yang sudah diperoleh kemudian diolah dengan mengunakan bantuan

komputer melalui tahapan-tahapan pengolahan data yang dilakukan, yaitu :

1. Editing data adalah proses yang dilakukan untuk memeriksa serta


25
menyesuaikan data dengan rencana semula seperti yang diinginkan.
56
2. Coding data merupakan kegiatan mengelompokkan data dengan cara memberi

kode pada data dengan mengubah kata-kata manjadi angka untuk memudahkan

peneliti pada saat melakukan entry data.

3. Tabulating data adalah proses mengelompokkan data atau mentabulasi data.

4. Entry data adalah proses memasukan data ke dalam program untuk selanjutnya

dianalisis.

5. Cleaning data adalah proses pengecekan kembali data bila terjadi kesalahan

yang dilakukan setelah data di entry kedalam program komputer.

20

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 25/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

6. Describing data adalah menggambarkan data atau menerangkan data sesuai

dengan variabel penelitian.

F. Analisis Data
25
Analisis Univariat yaitu menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisis univariat yakni menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian.
1
G. Penyajian Data

Data yang sudah diolah dan dianalisa ditampilkan dalam bentuk tabel serta

dilengkapi dengan narasi sebagai penjelasan dari data yang disajikan dari hasil

wawancara.
22
H. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayan generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang mempunyai nilai dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2017). Populasi pada

penelitian ini yaitu seluruh pasien yang datang berkunjung lebih dari satu kali

di Puskesmas Lompe Ntodea.


28
2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakter yang dimiliki populasi.

Penentuan besar sampel dihitung dengan memakai rumus estimasi proporsi

yaitu penentuan sampel apabila populasi tidak diketahui.

Z α2 P( Q)
푛=
e2
Keterangan:

21

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 26/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

푛 : Jumlah Sampel

Zα : Nilai Skor Baku untuk α tertentu (1.96)

P : Presisi (0.5)

E : Besarnya Toleransi 15% (0.15)

1
2
Z α P( Q)
푛=
e2

(1.96) 2 0.5 ( 0.5)


푛=
0.152

(3.84) ( 0.25)
푛=
0.0225

0.96
푛=
0.0225

푛= 42,6 = 43

Jadi, jumlah besar sampel yang akan dijadikan penelitian adalah 43 pasien.
41
Dalam penelitian ini memakai teknik Accidental Sampling. Accidental

sampling adalah pengambilan sampe accidental dengan mengambil responden

yang kebetulan berada ditempat penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam teknik

accidental sampling ini peneliti mengambil pasien yang berkunjung pada

waktu penelitian berlangsung. Adapun kriteria pemilihan sampel terbagi

menjadi 2 yaitu:

a. Kriteria Inklusi

22

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 27/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Kriteria inklusi merupakan kriteria responden yang bisa dijadikan

sampel yaitu pasien yang datang berobat, pasien berumur di atas 18 tahun

dan pasien yang tidak memiliki gangguan psikologis.


31
b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria responden yang tidak bisa

dijadikan sampel yaitu pasien yang tergesa-gesa saat berkunjung dan

pasien yang berumur di bawah 18 tahun.

43
BAB IV

23

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 28/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Puskesmas Lompe Ntodea merupakan fasilitas kesehatan yan terletak di

Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong, dengan luas wilayah kerja

adalah 118.29 KM2 yang terdiri 1 Kecamatan (6 desa). Batas wilayah kerja
30
Puskesmas Lompe Ntodea yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Lebo

dan Bambalemo, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kayuboko, sebelah

barat berbatasan dengan Desa Parigimpuu dan Desa Jonokalora, serta sebelah

timur berbatasan dengan Kelurahan Masigi dan Kelurahan Kampal.

Adapun penyebaran jumlah desa perkecamatan yaitu Desa Baliara (4.88

km2), Desa Parigimpuu (27.32 km2), Desa Jonokalora (25.53 km2), Desa Lobu

Mandiri (13.67 km2), Desa Kayuboko (25.53 km2), dan Desa Air Panas (21.36

km2).

3. Keadaan Demografis

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Parigi Moutong

pada tahun 2018, jumlah penduduk di Kecamatan Parigi Barat berjumlah 8.069

jiwa, pada tahun 2019 jumlah penduduk di Kecamatan Parigi Barat meningkat

menjadi 8.378 jiwa. Jika dibedakan dari jenis kelamin, komposisi penduduk

laki-laki adalah 4.333 jiwa, sedangkan perempuan 4.045 jiwa yang terdiri dari

1.906 kepala keluarga dengan mata pencaharian pokok mereka adalah bekerja

sebagai wiraswasta, petani, pendeta, Honorer dan PNS.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

24

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 29/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

1. Karakteristik Responden

a. Umur responden

Responden yang ada di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi

Barat berdasarkan kelompok umur yaitu pasien yang datang berkunjung


48
untuk berobat lebih dari sekali yang berumur 17-25 tahun, 26-35 tahun,
42
36-45 tahun, 46-55 tahun, dan 56-65 tahun dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi responden (pasien) berdasarkan Umur responden di


Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten
Parigi Moutong
29
No. Umur Responden Jumlah Persentase(%)
1 17-25 tahun 10 23.3
2 26-35 tahun 17 39.5
3 36-45 tahun 6 14.0
4 46-55 tahun 7 16.3
1
5 56-65 tahun 3 7.0
Total 43 100.0
Sumber : Data Primer, 2020

Tabel 4.1 menunjukkan dari 43 responden (pasien) yang datang di

Puskesmas Lompe Ntodea lebih banyak memiliki umur 26-35 tahun

sebanyak 39,5% dan sebagian kecil memiliki umur 56-65 tahun sebanyak

7%.

b. Jenis kelamin responden

Responden yang ada di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi


33
Barat berdasarkan kelompok jenis kelamin yaitu Laki-laki dan Perempuan

dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin responden


(pasien) di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat
Kabupaten Parigi Moutong

25

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 30/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

52
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)
1 Laki-Laki 13 30.2
2 Perempuan 30 69.8
3 Total 43 100.0
Sumber : Data Primer, 2020

Tabel 4.2 menunjukkan dari 43 responden yang datang di Puskesmas

Lompe Ntodea sebagian besar memiliki jenis kelamin perempuan

sebanyak 69,8% dan sebagian kecil memiliki jenis kelamin laki-laki

sebanyak 30,2%.

c. Pendidikan responden

Responden yang ada di Puskesmas Lompe Ntodea berdasarkan


1
pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma (D3), dan Strata Satu (S1),
47
dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan responden


(pasien) di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi
Barat Kabupaten Parigi Moutong
1
No. Pendidikan Jumlah Persentase(%)
SD
1 2 4.7
2
SMP 4 9.3
3
SMA 26 60.5
4
D3 3 7.0
5
S1 8 18.6
1
Total 43 100.0
Sumber : Data Primer, 2020

Tabel 4.3 menunjukkan dari 43 responden (pasien) yang datang di

Puskesmas Lompe Ntodea sebagian besar memiliki pendidikan SMA

26

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 31/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

sebanyak 60,5% dan sebagian kecil memiliki pendidikan SD sebanyak

4,7%.

d. Pekerjaan Responden

Responden yang berada di Puskesmas Lompe Ntodea berdasarkan

pekerjaannya Ibu Runah Tangga (URT), Wiraswasta, Honorer,

Mahasiswa/Pelajar, Petani, Pendeta dan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan responden (pasien)


di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat
Kabupaten Parigi Moutong

No. Pekerjaan Jumlah Persentase(%)


1 Honorer 4 9.3
2 Mahasiswa/Pelajar 7 16.3
3 Pendeta 2 4.7
4 Petani 2 4.7
5 PNS 2 4.7
6 URT 18 41.9
7 Wiraswasta 8 18.6
Total 43 100.0
Sumber : Data Primer, 2020

Tabel 4.4 menunjukkan dari 43 responden (pasien) yang datang di

Puskesmas Lompe Ntodea sebagian besar memiliki pekerjaan URT

sebanyak 41,9% dan sebagian kecil mempunyai pekerjaan pendeta 4,7%,

petani 4,7% dan PNS 4,7%.

54
2. Analisis Univariat

27

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 32/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Analisis univariat dilaksanakan untuk melihat distribusi dan frekuensi dari

varriabel yang akan diteliti yaitu Perilaku pelayanan perawat di Puskesmas

Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong.

a. Perilaku

Perilaku pelayanan perawat dalam penelitian ini dikategorikan


21
menjadi perilaku pelayanan perawat kepada pasien baik dan cukup. Dapat

dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Perilaku Pelayanan Perawat di Puskesmas Lompe


Ntodea Kecamatan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong

Perilaku responden
No. Jumlah Persentase(%)
1
1 Baik 18 41.9
2 Cukup 25 58.1
Total 43 100.0
Sumber : Data Primer, 2020

Tabel 4.5 menunjukkan dari 43 responden (pasien) yang ada di

Puskesmas Lompe Ntodea lebih banyak memberikan pernyataan tentang

perawat mengenai kehadiran, dan pelayanan dengan perawat memiliki

perilaku yang cukup sebesar 58.1% dan memiliki perilaku baik sebesar

41,9%

C. Pembahasan

Dapat dilihat dari Tabel 4.5 menunjukkan dari 43 responden (pasien) yang

datang di Puskesmas Lompe Ntodea lebih banyak memberikan pernyataan tentang

perawat mengenai kehadiran, dan pelayanan dengan perawat memiliki perilaku

yang cukup sebesar 58.1% dan memiliki perilaku baik sebesar 41.9%.

28

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 33/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Menurut asumsi peneliti, perilaku perawat yang baik sebesar 41.9% karena

menurut responden (pasien) perawat bersikap jujur dan sopan dalam melayani

pasien yang datang berobat, perawat dapat berkerjasama secara baik dengan tenaga

medis lainnya, serta perawat membantu pelaksanaan kelainan mata dan jiwa,

sedangkan pelayanan perawat yang cukup 58.1% karena lambatnya penanganan

pasien karena adanya perawat yang datang terlambat, perawat yang kurang disiplin

kehadiran, serta kurangnya membantu dalam pelaksanaan Puskesmas Pembantu,

dan Posyandu.
5
Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku yaitu hasil segala macam pengalaman

dan interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku adalah respon/reaksi seseorang individu

terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam diri.
9
Menurut Choo dkk (2010) perawat yang tidak menjaga keselamatan pasien

berkontribusi pada insiden keselamatan pasien. Perawat yang kurang memiliki

kesadaran pada situasi yang cepat memburuk gagal mengenali apa yang telah terjadi

dan mengabaikan informasi klinis yang terjadi pada pasien dapat mengancam

keselamatan pasien. Perilaku yang tidak aman, kurangnya perhatian, lupa,

kecerobohan, dan kelelahan berisiko terjadinya kesalahan, selanjutnya

pengurangan kesalahan dicapai dengan memodifikasi perilaku.

Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan Tavip
4
Hamdani (2012) yaitu tentang Hubungan perilaku perawat dalam memberikan

layanan kesehatan dengan tingkat kepuasan pasien rawat jalan di poli umum

29

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 34/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Puskesmas Panjatan 1 Kulon Progo. Perilaku perawat kurang baik 39,5% dan
50
perilaku baik 28,7%.

BAB V

30

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 35/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diurai tentang

perilaku pelayanan perawat maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran sebagai

berikut :

1. Perilaku perawat di Puskesmas Lompe Ntodea Kecamatan Parigi Barat

Kabupaten Parigi Moutong masih di kategorikan cukup.

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Lompe Ntodea

Diharapkan bagi perawat agar lebih meningkatan kegiatan yang berarah

ke perilaku mengenai kehadiran, dan membantu kegiatan lintas program seperti

penyuluhan.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya


14
Diharapkan peneliti lain dapat melanjutkan penelitian lebih lanjut dengan

mengangkat variabel yang berbeda mengenai faktor lain yang berhubungan

dengan Pelayanan perawat pada pasien.

4
DAFTAR PUSTAKA

31

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 36/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Abdullah, Hamzah & Mulyono (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja
Perawat di Rumah Sakit Tingkat III 16.6.01 Ambon. Jurnal AKK, 2 (I), 18-
26.
5
Anjaryani. (2010). Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat Di
RSU Tugurejo Semarang. Tesis. Semarang: UNDIP. Diakses 14 Maret
2012.
16
Choo dkk. (2010). Nurses’ Role In Medication Safety. Journal Of Nursing
Management. Vol.18/No.5. 853-861. http://doi:10.1111/j.1365-
2834.2010.01164.x
53
Dermawan. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka Kerja
(1st ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
13
Desima. (2013). Tingkat Stres Kerja Perawat Dengan Perilaku Caring Perawat.
Jurnal Keperawatan, 4 (1), 43-55.

Edison. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Alfabeta-


Bandung

Fahmi,. (2014). Analisa Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta

Iskandar. (2017). Penilaian Kinerja Perawat. Jakarta


17
Karen Maslita. (2017). Gambaran Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Umum Kabupaten Tanggeran.
5
KEMENKES RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI.
1
Kurniadi. (2013). Managemen Keperawatan Dan Prospektifnya Teori, Konsep Dan
Aplikasi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
1
Langingi. (2015). Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Dengan Kinerja
Perawat Pelaksana. 387.
35
Mangkunegara. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

, (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.


Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Manurung. (2011). Keperawatan Profesional. Jakarta:Tim.


1
Mathius, (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Perawat Di Ruang
Inap RS Sakti Bhayangkara. Makassar.

32

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 37/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

9
Marquis. (2012). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan. Alih Bahasa
Widyawati, dkk. Jakarta: EGC.
37
Muhlisin. (2011). Dokumentasi Keperawatan. Penerbit Yogyakarta. Gosyen
Publishing.

Nursalam. (2011). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep Dan Praktik.


Jakarta: Salemba Medika.

. (2015). Manajemen Keperawtan. Jakarta: Salemba Medika.


38
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Potter, Perry. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and Practice.


Edisi7. Vol. 3. Jakarta: EGC.
5
PPNI. (2010). Standar Profesi Dan Kode Etik Perawat Indonesia. Jakarta. PPNI.

Roziqin. (2010). Kepuasan Kerja. Malang: Averroes Press.


24
Satria, A. N. (2013). Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Dalam
Mengimplementasikan Patient Safety Di Rumah Sakit Universitas
Hasanuddin Tahun 2013. Naskah Publikasi Fakultas Kesehatan
Masyarakat. UNHAS. Makassar.
46
Setiadi. (2013). Konsep Dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan (Ed.2).
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sedarmayanti. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika


Aditama.

Suarli dan Bachtiar, (2010). Manaejemen Keperawatan Dengan Pendekatan


Praktis. Jakarta: Erlangga.

Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional. Jakarta: TIM.


11
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2017). metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:


Alfabet. CV. http://massugiyantojambi.wordpress.com/2011/04/15/teori-
motivasi/
17
Tarwoto &Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Trihono. (2010). Penelitian Dan Pengembangan, Riset Kesehatan Dasar

33

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 38/39
12/21/2020 115 016 118_Isnaeni_Tur1_KESMAS.docx

Triwibowo. (2015). Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Nuha Medika:


Yogyakarta.
26
Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2014 tentang keperawatan. R.
Jakarta. 2014.
32
Wardah, Febrina, Dewi. (2017). Pengaruh Pengetahuan Perawat Dalam
Pemenuhan Perawat Spiritual Pasien Di Ruang Intensif. Jurnal Edurance,
Vol 2 No.3.

Widodo. (2015). Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:


Pusaka Pelajar.

34

https://tii-schao-similarity.turnitin.com/viewer/submissions/oid:26758:4490787/print?locale=en 39/39

You might also like