You are on page 1of 8

Jurnal Perennial, 2018 Tersedia Online:

Vol. 14 No. 1: 17-23 http://journal.unhas.ac.id/index.php/perennial


ISSN: 1412-7784

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN DAN SEBARAN JENIS BURUNG


UNTUK
PENGEMBANGAN EKOWISATA BIRD WATCHING DI TAMAN NASIONAL
BANTIMURUNG BULUSARAUNG
Diversity and Distribution Identification of Bird Species For Bird Watching Ecotourism Development
in the Bantimurung Bulusaraung National Park.

Asrianny 1, Hendra Saputra 2, Amran Achmad1


1
Staf Pengajar, Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar, 
corresponding author: amhutan@yahoo.com
2
Mahasiswa, Laboratorium Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas
Kehutanan, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRACT

This study aims to identify the diversity and distribution of birds species for bird watching ecotourism
development in the Bantimurung Bulusaraung National Park. Field works was conducted in three months,
from October to in December 2012. Data collection, was done with line transect method at Leang-Leang,
Pattunuang, and Karaenta. Geographical position of transect line (traces) was recorded by using GPS then
processed with GIS in order to produced bird watching maps tourist track. Result soft his study showed that,
there are 47 species of birds found in the three lines of observation track, and 23 of them (48.9%) was
endemic to the island of Sulawesi. Diversity indices of birds on the observation track at Leang-Leang is 3.02,
in Pattunuang 2.78, and in the Karaenta 2.25. Among the three lines of observation, the highest population
abundance is at Leang-Leang tracking line. It’s equal to 29 individuals /ha while the lowest population
abundance are on the Karaenta track with 9 individuals /ha.

Key words : Bantimurung Bulusaraung National Park, Bird Watching, Ecotourism .

A. PENDAHULUAN (Penelopides exarhatus), Burung Elang Alap


Sulawesi
Taman Nasional Bantimurung (Accipiter griseiceps), Burung Cekakak Sungai
Bulusaraung yang terletak di Sulawesi Selatan (Halcyonchloris), Burung Walet sapi
kaya akan keanekaragaman hayati baik flora (Collocalia esculenta), Burung Sri Gunting
maupun faunanya terutama spesies burung. (Dicrurus hottentottus), Pergam Hijau
Berdasarkan daftar jenis satwa liar yang (Duculaaenea), Burung Tekukur Biasa
dihimpun dari berbagai sumber serta hasil dari (Streptopeliachinensis), Burung Punai Hijau
kegiatan identifikasi jenis yang dilakukan oleh (Trerongriceicanda), Burung Kakak Tua Hijau
Balai Taman Nasional Bantimurung (Lariculus exilis), dan Ayam Hutan (Gallus
Bulusaraung, terdapat 116 spesies burung gallus).
yang terdapat dikawasan tersebut (Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung, 2012).
Diterima: 24 Januari 2018; Disetujui: 3 Maret 2018
Berbagai jenis burung dapat ditemukan di
Beberapa jenis satwa yang ada di kawasan
dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung
tersebut telah dikembangkan sebagai kegiatan
Bulusaraung yang sebagian besar wilayahnya
wisata berbasis satwa seperti pengamatan
adalah merupakan ekosistem karst. Achmad
kupu-kupu dan pengamatan Monyet Hitam
dan Nurkin (1997) dalam Achmad (2011)
Sulawesi (Macacamaura). Adapun
menginformasikan tentang beberapa jenis
keanekaragaman jenis burung yang melimpah
burung yang dapat ditemukan dikawasan karst
dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata yang
Maros-Pangkep, antara lain Julang Sulawesi
potensial untuk dikembangkan di Taman
(Rhyticeroscassidix), Enggang Kerdil Sulawesi
Nasional Bantimurung
18 Asrianny, Hendra Saputra, dan Amran Achmad

Bulusaraung, yaitu melalui kegiatan mencari makan dan akan kembali ke


pengamatan burung atau dalam istilah disebut sarangnya pada sore hari. Pengamatan
Bird Watching. Kegiatan ekowisata bird dilakukan berdasarkan panjang transek
watching tidak terlepas dari upaya konservasi sehingga pengamatan dianggap selesai
alam. Kegiatan bird watching adalah salah satu apabila transek sepanjang 2 km telah selesai
teknik pendidikan konservasi yang dapat dilewati. Pengulangan dilakukan sebanyak 3
memberikan pengetahuan yang berwawasan kali untuk setiap jalur pengamatan.
lingkungan kepada semua pihak sehingga ikut Pengamatan dimulai dengan berjalan
berperan dalam melestarikan sumberdaya alam mengikuti arah jalur atau transek secara
serta menyusun strategi pelestarian perlahan-lahan. Dalam pengamatan, setiap
keanekaragaman hayati sehingga berlanjutnya kali ada perjumpaan dengan burung maka
kerusakan sumberdaya alam bias dicegah. dicatat spesies burung tersebut, jumlah
Berdasarkan uraian diatas maka dianggap individu, jarak antara garis tengah transek
perlu untuk melakukan penelitian identifikasi dan posisi satwa tersebut (y), perilaku atau
sebaran dan keanekaragaman jenis burung aktivitas burung, kondisi cuaca,dan habitat.
untuk pengembangan ekowisata bird watching Metode garis transek pengamatan burung
di Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. dapat dilihatpada Gambar 1.

B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan
yaitu mulai bulan Oktober sampai pada bulan
Desember 2012. Lokasi penelitian bertempat di
Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,
tepatnya di Leang-Leang, Pattunuang, dan
Karaenta. Lokasi tersebut ditetapkan
berdasarkan keputusan pihak pengelola Taman
Nasional Bantimurung Bulusaraung karena
lokasi tersebut merupakan tempat yang
berpotensi dan sangat ideal untuk dijadikan
sebagai lokasi wisata bird watching.

Pengumpulan data Picture 1. Transect of bird observation : observer


position
Data Burung Position of the visible bird, y :
Pengambilan data burung dilakukan distance of middle line transect with
dengan metode garis transek (linetransect). position of object.
Metode garis transek adalah metode Pemilihan Jalur Wisata Bird Watching
pengamatan satwa liar melalui pengambilan (track)
contoh dengan bentuk unit contoh berupa Jalur wisata bird watching diperoleh dari
jalur pengamatan dengan lebar jalur tidak jalur yang digunakan dalam pengambilan data
ditentukan, sehingga semata-mata hanya burung (linetransek). Metode yang digunakan
jalur pengamatan. Metode garis transek yaitu merekam jejak jalur yang dilalui
dilakukan dengan berjalan sepanjang garis menggunakan GPS yang selanjutnya diolah
transek dan pengamatan dilakukan pada untuk menampilkan data digital yang tersimpan
kedua sisi transek, kemudian jarak antara di GPS dalam bentuk peta jalur bird watching.
lokasi burung yang terlihat dengan Lokasi yang dipilih untuk dijadikan sebagai
pengamat ditentukan panjangnya jalur wisata bird watching yaitu lokasi yang
(Soegianto, 1994). Pengamatan burung memiliki keanekaragaman jenis burung yang
dilakukan sebanyak 2 kali untuk setiap tinggi, adanya jenis burung yang memiliki
transeknya, yaitu pada pagi hari pukul potensi untuk dikembangkan, ekosistem yang
06.00–10.00 WITA dan sore hari pada pukul menjadi habitat burung dengan kelimpahan dan
14.00–17.00 WITA. Pemilihan waktu ini keanekaragaman jenis tinggi, tingkat pertemuan
diambil dengan pertimbangan bahwa puncak dengan burung, dan kenyamanan jalur.
aktivitas burung terjadi pada pagi hari ketika

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


Identifikasi Keanekaragaman dan Sebaran Jenis …
19
Analisis Data Keanekaragaman jenis suatu
Analisis kualitatif dilakukan untuk individu dapat ditentukan dengan
mendeskripsikan aktivitas burung, habitat dan menggunakan indeks keanekaragaman
prilaku burung yang dijumpai. Sedangkan Shannon-Wiener:
analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh
data kerapatan, indeks keanekaragaman jenis, H'= ∑{(ni/n)ln (ni/n)}
indeks kekayaan, indeks kemerataan, dan Keterangan:
kemelimpahan relatif jenis burung. Rumus- H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-
rumus yang digunakan dalam pengolahan data, Wiener ni = Jumlah individu setiap
antara lain: jenis n = Jumlah individu seluruh jenis
Untuk menentukan keanekaragaman jenis
Analisis Data
burung, maka digunakan klasifikasi nilai indeks
Analisis kualitatif dilakukan untuk keanekaragaman Shannon-Wiener pada Tabel
mendeskripsikan aktivitas burung, habitat dan 1.
prilaku burung yang dijumpai. Sedangkan
analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh Table 1. Classification of Diversity Index Values of
data kerapatan, indeks keanekaragaman jenis, ShannonWiener
indeks kekayaan, indeks kemerataan, dan Nilai Indeks Kategori
kemelimpahan relatif jenis burung. Rumus-
>3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran
rumus yang digunakan dalam pengolahan data, jumlah individu tiap jenis tinggi dan
antara lain: kestabilan komunitas tinggi

1. Lebar jalur rata-rata Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah


(I1Y1+I2Y2+I3Y3+InYn) 1- 3 individu tiap jenis sedang dan kestabilan
Lebar jalur rata-rata= komunitas sedang
Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah
𝑍
<1 individu tiap jenis rendah dan kestabilan
Keterangan : komunitas rendah
I = Jumlah individu ke n
Y = Jarak individu ken
Z = Jumlah total individu 6. Indeks kekayaan jenis (R)
Indeks kekayaan jenis burung dapat
2. Luas sampel transek
diketahui dengan rumus sebagai berikut:
Luas sampel transek = L x P:
Keterangan : R = S/√n
L = lebar jalur rata-rata Keterangan:
P = panjang jalur R = Indeks kekayaan
S = Jumlah jenis yang ditemukan
3. Kerapatan N = Jumlah total individu
Jumlah individu tiap jenis Untuk menentukan kekayaan jenis burung,
Kerapatan= maka digunakan klasifikasi yang sama dengan
luas sampel transek nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener.

7. Indeks Kemerataan Jenis (E)


4. Kelimpahan relatif (KR) Untuk mengetahui derajat kemerataan jenis
Untuk mengetahui kelimpahan relatif pada pada lokasi pengambilan data jenis burung
lokasi pengambilan data jenis burung digunakan rumus sebagai berikut:
digunakan rumus sebagai berikut : H'
Kelimpahan suatu jenis E=
KR = ×100% Ln S
Kelimpahan seluruh jenis Keter
anga
5. Indeks keanekaragaman jenis (H’) n:

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


20 Asrianny, Hendra Saputra, dan Amran Achmad

E = Indeks kemerataan jenis Terdapat tiga jenis burung yang dijumpai pada
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon- setiap jalur pengamatan yaitu Bubut Sulawesi
Wiener (Centropuscelebensis), Srigunting
S = Jumlah jenis yang ditemukan (Dicrurushottentottusleucops), dan Pelanduk
Apabila nilai E mendekati 1 (satu) maka Sulawesi (Trichastoma celebense).
dikatakan merata, sedangkan jika nilai E Dari 47 jenis burung yang dijumpai di
mendekati 0 (nol) maka dikatakan tidak Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, 23
merata. jenis atau 48,9% diantaranya termasuk jenis
burung yang endemik dipulau Sulawesi. Bebera
C. HASIL pajenis burung endemik tersebut memiliki
keunikan tersendiri, seperti Julang Sulawesi
Jenis Burung (Rhyticeroscassidix) yang berukuran besar (104
cm), memiliki kenop besar seperti tanduk pada
Keanekaragaman jenis burung yang paruh, dan suara yang sangat keras. Selain itu
terdapat di Taman Nasional Bantimurung juga terdapat burung Kacamata Makassar
Bulusaraung khususnya di lokasi penelitian (Zosteropsanomalus) burung kecil yang
yaitu Leang-Leang, Pattunuang, dan Karaenta memiliki ukuran 12 cm, penyebarannya hanya
memiliki jenis burung dan kelimpahan yang terbatas di Sulawesi Selatan yang sering
berbeda. Jumlah keseluruhan jenis burung menghuni perbukitan bersemak dan hutan
yang dijumpai pada jalur pengamatan sekunder serta tepi hutan, yang
diperlihatkan pada Tabel 2. membedakannya dengan burung kacamata
BerdasarkanTabel 2, diketahui bahwa ada lainnya adalah memiliki lingkaran mata hitam,
47 jenis burung yang ditemukan di lokasi tenggorokan kuning, perutputih, dan penutup
penelitian. Jumlah jenis burung yang dijumpai ekor bawah berwarna putih (Coates dan
pada jalur Leang-Leang sebanyak 29 jenis Bishop,2000).
dengan 112 individu. Pada jalur Pattunuang Jenis burung yang paling banyak dijumpai
dijumpai sebanyak 25 jenis dengan 69 jumlah pada jalur Leang-Leang adalah Cucak Kutilang
individu. Sedangkan pada jalur Karaenta (Pycnonotus aurigaster) sebanyak 21 ekor,
dijumpai sebanyak 13 jenis dengan 32 jumlah Pada jalur Pattunuang yaitu Pergam Putih
individu. Keseluruhan jenis burung tersebut ada (Duculaluctuosa) sebanyak 18 ekor, dan pada
yang dijumpai hanya pada satu jalur jalur Karaenta yaitu Kangkareng Sulawesi
pengamatan atau tempat tertentu, ada yang (Penelopidesexarhatus) sebanyak 8 ekor.
dijumpai didua jalur pengamatan dan beberapa
jenis yang dijumpai disetiap jalur pengamatan.
Table 2. The total number of bird species found on the data of observation tracks in the Bantimurung
Bulusaraung National Park
No Nama Umum Nama Ilmiah Leang-leang Pattunuang Karaenta
1 Bubutsulawesi Centropuscelebensis 5 2 1
2 Srigunting Dicrurus hottentottusleucops 4 3 4
3 PelandukSulawesi Trichastomacelebense 2 2 2
4 JulangSulawesi Rhyticeroscassidix 4 4 -
5 Gemakloreng Turnixsuscitator 4 2 -
6 Cabaipanggulkuning Dicaeumaureolimbatum 2 6 -
7 Elang ular sulawesi Spilornisrufipectus 2 2 -
8 Kacamata Makassar Zosteropsanomalus 2 2 -
9 Raja udangerasia Alcedo atthis 2 1 -
10 serinditsulawesi Loriculusstigmatus 2 1 -
11 Burung Madu Sriganti Nectarinia jugularis 1 2 -
12 Kangkareng Sulawesi Penelopidesexarhatus - 7 8
13 Pelatukkelabu Mulleripicusfulvus - 2 3
sulawesi
14 Blibongpendeta streptocittaalbicollis - 2 2
15 Ayam hutan Gallusgallus - 1 1
16 Cekakakhutantunggir Actenoidesmonachus - 1 1
hijau
17 Kadalansulawesi Phaenicophaeuscalyorhynchus - 1 6

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


Identifikasi Keanekaragaman dan Sebaran Jenis …
21
18 Cucakkutilang Pycnonotusaurigaster 21 - -
19 Cekakaksungai Holcyonchloris 7 - -
20 Burung madu hitam Nectarinia aspasia 6 - -
21 Kepudangkudukhitam Orioluschinensiscelebensis 6 - -
22 SikatanMatari Culicicapahelianthea 1 - -
23 Kepudang Sungu Coracinamorio 2 - -
sulawesi
24 Layang-layang batu Hirundo tahitica 2 - -
25 Gagakhutan Corvusenca 2 - -
26 Elang paria Milvusmigrans 12 - -
27 Kekep Babi Artamusleucorhynchus 2 - -
28 Kareo Padi Amaurornisphoenicurus 2 - -
29 Opior Sulawesi Lophozosteropssquamiceps 2 - -
30 BandolTaruk Lonchura molucca 2 - -
31 Kepudang Sungu Coracinaleucopygia 2 - -
Tunggir
Putih
32 Burung madu kelapa Anthreptesmalacensis 6 - -
33 Bubutalang-alang Centropusbengalensis 2 - -
34 Caladisulawesi Dendrocopostemminckii 4 - -
35 Cekakakmerah Halcyoncoromanda 1 - -
36 Gagaksulawesi Corvustypicus - 2 -
37 Raja perling sulawesi Basilorniscelebensis - 2 -
38 Udang merah Ceyxfallax - 1 -
sulawesi
39 Pergamhijau Duculaaenea - 2 -
40 Merpati Turacoenamanadensis* - 1 -
hitamsulawesi
41 Paok mopo + - 1 -
Pitta erythrogaster
42 Pergam putih Duculaluctuosa* - 18 -
43 Kokokanlaut Butorides striatus - 1 -
44 Cabai Panggul kelabu Dicaeumcelebicum - - 1
45 Perkici kuning-hijau flavoviridis*+ - - 1
46 Tekukur biasa Streptopeliachinensis - - 1
47 Celepuk sulawesi Otus manadensis*+ - - 1
Total 112 69 32

*: Endemik
+: Dilindungi

Tabel 3. Ecologicalindex on observation tracks in the Bantimurung Bulusaraung National Park


No Jalur Pengamatan Indeks kekayaan Indeks kemerataan Indeks
keanekaragaman
1 Leang –Leang 2,63 0,90 3,02
2 Pattunuang 3,01 0,86 2,78
3 Karaenta 2,30 0,88 2,25

Table 4. The calculation results of relative abundance on observationtracks in the Bantimurung Bulusaraung
National Park

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


22 Asrianny, Hendra Saputra, dan Amran Achmad

No Jalur Pengamatan Luas Jumlah indv. K (Ind/Ha) KR%


1 Leang –Leang 3,82 112 29,32 57,17
2 Pattunuang 5,68 69 12,15 23,69
3 Karaenta 3,26 32 9,82 19,14
Total 213 51.28 100

Pattunuang seluas 5,68 Ha dan jalur Karaenta


seluas
Indeks Ekologi 3,26 Ha. Perbedaan jumlah individu dan luas
Hasil analisis nilai indeks ekologi pada ketiga plot sampel menyebabkan adanya perbedaan
jalur pengamatan diperlihatakan pada Tabel 3. kelimpahan populasi seluruh spesies pada
Berdasarkan data pada Tabe l3. Diketahui nilai setiap Jalur pengamatan. Hasil perhitungan
indeks keanekaragaman jenis burung (H’), kelimpahan populasi burung disetiap jalur
indeks kekayaan jenis (R), dan indeks pengamatan diperlihatkan pada Tabel 4.
kemerataan jenis (E) pada setiap jalur Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa,
pengamatan. Nilai indeks kekayaan jenis kelimpahan populasi tertinggi terdapat pada
tertinggi terdapat pada jalur Pattunuang yaitu jalur LeangLeang yaitu sebesar 29 individu/Ha
sebesar 3,01 sedangkan nilai indeks kekayaan sedangkan kelimpahan populasi terendah
terendah berada pada jalur Karaenta yaitu terdapat pada jalur Karaenta yaitu sebesar 9
2,30. Nilai indeks kemerataan tertinggi terdapat individu/Ha. Nilai kelimpahan berbanding lurus
pada jalur Leang-Leang yaitu sebesar 0,90 dengan nilai kelimpahan relatif artinya semakin
sedangkan nilai kemerataan terendah berada tinggi nilai kelimpahan maka semakin tinggi
pada jalur Pattunuang yaitu 0,86. Indeks pula nilai kelimpahan relatifnya dan sebaliknya
keanekaragaman tertinggi terdapat pada jalur semakin rendah nilai kelimpahan maka
Leang-Leang yaitu 3,02 sedangkan indeks semakin rendah pula nilai kelimpahan
keanekaragaman terendah terdapat pada jalur relatifnya.
Karaenta yaitu 2,25. Berdasarkan klasifikasi
Shannon-wiener (Irwanto, 2008), Jalur wisata Bird Watching
keanekaragaman jenis burung pada jalur Berdasarkan hasil analisa
Leang-Leang tergolong tinggi yang berarti keanekaragaman dan kelimpahan jenis burung
penyebaran jumlah individu tiap jenis tinggi dan pada ketiga jalur pengamatan, dapat
kestabilan komunitas tinggi, sedangkan disimpulkan bahwa ketiga jalur pengamatan
keanekaragaman jenis pada jalur Pattunuang tersebut berpotensi untuk dijadikan sebagai
dan Karaenta tergolong sedang yang berarti jalur wisata Bird watching. Masing-masing jalur
penyebaran jumlah individu tiap jenis sedang pengamatan memiliki komposisi jenis burung
dan kestabilan komunitas sedang. dan karakteristik jalur yang berbeda. Pada jalur
Tipe vegetasi yang ada pada jalur Leang- pengamatan yang terdapat di LeangLeang
Leang dominan memiliki tutupan lahan terbuka memiliki kondisi medan yang datar sehingga
yang berupa hutan karst, semak, tegakan jati, tidak sulit untuk dilewati. Jalur pengamatan
dan sawah. Pada jalur Pattunuang tutupan dimulai dari Taman Prasejarah Leang-Leang
vegetasi relatif berupa hutan alam dan semak. dan berakhir di Dusun Panaikang dengan
Sedangkan pada jalur Karaenta tutupan melewati tipe penutupan lahan berupa hutan
vegetasi berupa tegakan kembang kecrutan karst, sawah, semak, dan hutan jati. Sebagian
dan hutan alam yang penutupan tajuknya lebih besar jalur berada di luar kawasan Taman
rapat. Nasional Bantimurung Bulusaraung,
disebabkan kondisi bentangan alam yang tidak
Kelimpahan Jenis Burung memungkinkan untuk membuat jalur
Diantara ketiga jalur pengamatan, jalur pengamatan yang baik di dalam kawasan, yaitu
LeangLeang memiliki jumlah individu burung adanya deretan tebing karst yang tidak bisa
terbanyak yaitu 112 individu sedangkan jalur dilewati untuk bisa masuk kedalam kawasan.
karaenta memiliki jumlah individu terkecil yaitu Dengan mempertimbangkan beberapa hal,
32 individu. Hasil perhitungan menunjukkan maka dipilih jalur yang melewati batas antara
bahwa, luas plot sampel yang terdapat di jalur sawah dan tebing karst karena terdapat banyak
Leang-Leang yaitu seluas 3,82 Ha, pada jalur jenis burung yang dapat dijumpai serta kondisi
jalur yang aman dan nyaman dilewati.

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


Identifikasi Keanekaragaman dan Sebaran Jenis …
23
Jalur pengamatan di Pattunuang dimulai keanekaragaman jenis di suatu habitat.
dari penangkaran Tarsius (Tarsius spectrum) Selanjutnya menurut Krebs dan Davies
dan berakhir di daerah wisata Biseang (1978), ketidak hadiran suatu jenis burung
Labboro. Secara keseluruhan, medan yang disuatu tempat disebabkan oleh beberapa
dilewati berupa jalur yang relatif datar dan faktor diantaranya ketidakcocokan habitat,
sedikit pendakian yang agak terja diawal jalur, perilaku (seleksi habitat), kehadiran jenis
namun bukan hal yang sulit untuk dilewati hewan lain (predator, pesaing, dan parasit),
karena terdapat beberapa anak tangga yang dan faktor kimia-fisika lingkungan yang
dapat mempermudah perjalanan dalam berada di luar kisaran toleransi jenis burung
pengamatan. Terdapat shelter yang dapat yang bersangkutan.
digunakan untuk beristrahat yang berjarak 200 Terdapat beberapa aktivitas yang
m dari penangkaran Tarsius (Tarsius dilakukan oleh burung yang ditemukan
spectrum). selama penelitian antara lain makan, vokal
Jalur pengamatan di Karaenta sepanjang atau bersuara, dan pindah atau bergerak.
2.000 m, dengan kondisi jalur yang relatif Menurut Van Tyne dan Beger (1976) dalam
datar sampai landai melewati hutan primer Fachrul (2008) aktivitas tersebut merupakan
yang penutupannya rapat. Jalur pengamatan aktivitas umum yang dilakukan oleh jenis
dimulaidari pos kehutanan yang berupa burung. Aktivitas makan diperlukan guna
shelter berada dipinggir jalan poros Camba– mendapatkan energi untuk melakukan
Maros dan berakhir di Dusun Kappang. aktivitasaktivitas harian seperti terbang dan
berinteraksi dengan yang lainnya. Pakan yang
D. PEMBAHASAN dibutuhkan oleh burung dapat terlihat dari
habitat dimana burung itu berada. Aktivitas
Keanekaragaman jenis burung yang vokal atau bersuara merupakan suatu bentuk
ada di kawasan Taman Nasional interaksi atau hubungan dengan yang lainnya,
Bantimurung Bulu saraung memiliki potensi aktivitas tersebut dapat berupa nyanyian,
wisata yang dapat dijadikan sebagai objek panggilan, melakukan penyerangan,
kegiatan wisata bird watching. Kawasan mempertahankan daerah teritori saat di
tersebut kaya akan sumberdaya alam yang sarang, ataupun berupa tanda adanya
mendukung sumber kehidupan berbagai ancaman dari predator. Kemudian aktivitas
jenis burung, salah satunya yaitu sumber pindah atau bergerak adalah suatu strategi
makanan yang banyak. Sebagian besar dari individu maupun populasi untuk
burungburung yang di temukan makanannya menyesuaikan dan memanfaatkan keadaan
berupa seranggaserangga kecil dan buah- lingkungannya agar dapat hidup dan
buahan. Menurut Tews et al (2004) dalam berkembangbiak secara normal. Aktivitas
Dewi dkk (2007), beragamnya jenis vegetasi berpindah dapat terjadi setiap waktu seperti
yang terdapat pada suatu habitat mendukung saat mencari makan atau menjaga daerah
ketersediaan pakan bagi burung, sehingga teritori.
dengan beragamnya jenis vegetasi maka Dari hasil penelitian yang diperoleh,
burung akan mendapatkan pilihan yang lebih terdapat 16 atau 34 % jenis burung yang
banyak untuk memilih jenis pakan. dilindungi baik pemerintah lokal maupun
Faktor tingginya keanekaragaman pada Internasional. Hal tersebut menandakan bahwa
jalur LeangLeang dibandingkan dengan jalur kawasan Taman Nasional Bantimurung
pengamatan yang lainnya disebabkan oleh Bulusaraung mampu mendukung kehidupan
banyaknya sumber pakan berupa serangga- baik jenis yang endemik secara umum maupun
serangga kecil, buah-buahan dan tingginya jenis-jenis yang terancam punah. Berdasarkan
keanekaragaman habitat. Menurut Tortosa PP No 7 Tahun 1999 jenis burung yang
(2000), keanekaragaman jenis burung dilindungi antara lain Burung Madu Sriganti
dipengaruhi oleh keanekaragaman tipe (cinnyrisjugularis), Burung Madu Hitam
habitat. Semakin beranekaragam struktur (leptocomasericea), Burung Madu Kelapa
habitat (keanekaragaman jenis tumbuhan dan (Anthreptesmalacensis), Paok Mopo
struktur vegetasi) maka akan semakin besar (Pittaerythrogaster),
keanekaragaman jenis burung. Struktur Cekakak Merah (Halcyon coromanda), Raja
vegetasi dan ketersediaan pakan pada habitat Udang
merupakan faktor utama yang mempengaruhi Erasia (Alcedoatthis), dan Cekakak Sungai

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018


24 Asrianny, Hendra Saputra, dan Amran Achmad

(Holcyonchloris). Berdasarkan Conventionon sangat besar untuk dijadikan objek wisata


International Trade of Endangered Species of bird watching.
Wild Fauna and Flora (CITES), jenis burung 4. Jalur pengamatan Leang-Leang,
yang digolongkan dalam Appendix II yaitu Pattunuang, dan Karaenta berpotensi
Perkici Kuning Hijau (Trichoglossus sebagai jalur wisatabird watching.
flavoviridis), dan Serindit Sulawesi F. DAFTAR PUSTAKA
(Loriculusstigmatus). Selain dilindungi oleh
Achmad, A. 2011. Rahasia Ekosistem Bukit Kapur. Brilian
pemerintah lokal juga digolongkan dalam
Internasional, Surabaya.
Appendix II oleh CITES adalah Julang
Sulawesi (Rhyticeroscassidix), Kangkareng Coates, B. J., K. D. Bishop, and D. Gardner. 2000.
Panduan Lapangan Burung-Burung di Kawasan
Sulawesi (Penelopides exarhatus), Celepuk Wallace;Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara.
Sulawesi (Otus manadensis), Elang Ular Bird life International–Indonesia Programme,
Sulawesi (Spilornis rufipectus), dan Elang Paria Bogor, Indonesia.
(Milvus migrans). Sedangkan jenis yang Irwanto. 2008. Indeks diversitas/keanekragaman.
dilindungi oleh pemerintah lokal dan dalam https://irwanto.info/ files/indeks diversitas.pdf.
Redlist International Union for Conservation of Diakses pada 17 Maret 2018
Nature (IUCN) dikategorikan Near Threatened Dewi, R.S., Y. Mulyani dan Y. Santosa. 2007.
atau mendekati terancam yaitu Cekakak Keanekaragaman Jenis Burung di Beberapa Tipe
Tunggir Hijau (Actenoides monachus) dan Habitat Taman Nasional Gunung ceremai.
Yayasan Penerbit IPB, Bogor.
Udang Merah Sulawesi (Ceyxfallax).
Aktivitas pengamatan burung merupakan Fachrul M. F., 2008, Metode Sampling Bioteknologi, Bumi
Aksara, Jakarta.
aktivitas yang membutuhkan konsentrasi tinggi
dan menitikberatkan pada proses mencari Krebs, J. R. And Davies, N. B. 1978. Behaviouralecology:
burung, mengidentifikasi, dan mencatatnya. anevolutionary approach. 3rd ed. Blackwell
Scientific Publications, London.
Jalur yang tidak baik akan membuat energi
cepat terkuras sehingga konsentrasi pengamat Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Usaha Nasional,
Surabaya
burung bisa terganggu. Berdasarkan hasil
penelitian, jalur pengamatan LeangLeang Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. 2012.
Rencana Kerja Balai Taman Nasional Bantimurung
merupakan jalur yang terbaik dibandingkan
Bulusaraung 2013. Maros.
jalur pengamatan yang lainnya karena jalur
tersebut memiliki tingkat kenyamanan dan Tortosa FS. 2000. Habitat Selection by Flocking Wintering
Common Cranes (Grusgrus) at Los Pedroches
keamanan yang baik serta tipe habitat yang Valley, Spain. Etologia 8:21-24.
bervariasi memberi peluang hadirnya berbagai
macam jenis burung sehingga sangat
mendukung untuk pengembangan wisata
pengamatan burung (Birdwatching).

E. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil
dari keseluruhan hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Terdapat 47 jenis burung yang ditemukan
pada ketiga jalur pengamatan dan 23 jenis
diantaranya (48,9 %) termasuk jenis
endemik di pulau Sulawesi
2. Keanekaragaman jenis burung pada ketiga
jalur pengamatan di Taman
Nasional Bantimurung
Bulusaraung mempunyai nilai
indeks keanekaragaman berkisar antara
2,25 – 3,02 (sedang sampai tinggi)
3. Jenis burung yang ditemukan pada ketiga
jalur pengamatan memiliki potensi yang

Jurnal Perennial, 14(1): 17-23, 2018

You might also like