Professional Documents
Culture Documents
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini
tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut
dalam daftar pustaka.
v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
KTI, JULI 2017
ABSTRACT
i
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
KTI, JULI 2017
ABSTRAK
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur tiada hentinya penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan KaryaTulis Ilmiah ini,
sholawat serta salam penulis curahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“UjiEfektivitas Maserat Daun Mengkudu
(Morindacitrifolia L.)Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegypti” ini disusun
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Diploma III di Politeknik Kesehatan
Medan.
1. Direktur Politeknik Kesehatan Medan Ibu Dra. Ida Nurhayati M.kes atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Analis Kesehatan.
2. Plt. Ketua jurusan Analis Kesehatan Ibu Nelma, S.Si, M.Kes atas
kesempatan penulis menjadi mahasiswa Analis Kesehatan.
3. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak TerangUli J.
Sembiring, S.Si, M.Si selaku pembimbing utama yang telah banyak
membantu dan membimbing saya dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Terimakasih kepada Bapak Mardan Ginting, S.Si, M.Kes selaku penguji I
dan Ibu Suparni, S.Si, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan
masukan serta perbaikan untuk kesempurnaan dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai Analis Kesehatan Medan.
6. Terkhusus dan teristimewa Ayahanda Sutan Sulaiman Sagala dan Ibunda
tercinta Enny Hetty Harahap yang telah memberikan dukungan,
dorongan, nasehat serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.
iii
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis maupun pembaca.
Semoga amal baik yang diberikan mendapat balasadari Allah SWT dan tetap
dalam lindungan-Nya.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I Pendahuluan 1
1.1. LatarBelakang 1
1.2. RumusanMasalah 3
1.3. TujuanPenelitian 3
1.3.1.TujuanUmum 3
1.3.2. TujuanKhusus 3
1.4. ManfaatPenelitian 3
BAB II TinjauanPustaka 4
2.1. TanamanMengkudu 4
2.1.1. MorfologiTanamanMengkudu 5
2.1.1.1. Bunga 5
2.1.1.2. Buah 5
2.1.1.3. Daun 5
2.1.1.4. Batang 5
2.1.1.5. Akar 5
2.1.2. Klasifikasi Dari TanamanMengkudu 6
2.1.3. Cara Perkembangbiakan 6
2.1.4. KandunganDaunMengkudu 6
2.1.5. ManfaatTanamanMengkudu 7
2.2. NyamukAe. aegypti 7
2.2.1. KlasifikasiNyamukAe. aegypti 7
2.2.2. MorfologiNyamukAe. aegypti 7
2.2.3.SiklusHidupNyamukAe. aegypti 8
2.2.3.1. Telur 8
2.2.3.2. Larva 9
2.2.3.3. Pupa 9
2.2.3.4. NyamukDewasa 10
2.2.4. PerilakuNyamukAe. aegypti 11
2.2.5. Usaha PengendalianVektor (Nyamuk) 11
2.2.5.1. Secara Kimia 11
2.2.5.2. SecaraBiologis 11
2.2.5.3. Lingkungan 11
2.3. KerangkaKonsep 12
2.4. DefinisiOperasional 12
v
BAB III MetodePenelitian 13
3.1. JenisPenelitian 13
3.2. LokasidanWaktuPenelitian 13
3.2.1. LokasiPenelitian 13
3.2.2. WaktuPenelitian 13
3.3. PopulasidanSampelPenelitian 13
3.3.1. Populasi 13
3.3.2. Sampel 13
3.4. Jenisdan Cara Pengumpulan Data 14
3.4.1.AlatdanBahan 14
3.4.1.1.Alat 14
3.4.1.2.Bahan 14
3.4.2. PersiapanBahanPenelitian 14
3.4.2.1. PembuatanMaseratDaunMengkudu 14
3.4.2.2. Cara Rearing Larva Ae. aegypti 15
3.4.2.3. ProsedurKerja 16
3.5. PengolahandanAnalisa Data 16
BAB IV HasildanPembahasan 17
4.1. Hasil 17
4.2. Pembahasan 18
DaftarPustaka 20
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.PembuatanKonsentrasiMaseratDaunMengkudu 15
Tabel 4.1.HasilPengamatanKematian Larva 17
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.TanamanMengkudu 6
Gambar 2.2.NyamukAe. aegypti 8
Gambar 2.3.TelurNyamukAe. aegypti 9
Gambar 2.4.Larva Ae.aegypti 9
Gambar 2.5.Pupa Ae.aegypti 10
Gambar 2.6.NyamukAe. aegyptiDewasa 10
Gambar 2.7.Kerangkakonsep 12
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
merupakan larvasida yang dibuat dari tanaman yang mempunyai kandungan
beracun terhadap serangga pada stadium larva. Penggunaan larvasida alami ini
diharapkan tidak mempunyai efek samping terhadap lingkungan, dan tidak
menimbulkan resistensi bagi serangga (Amalia R, 2016).
Salah satu tanaman yang banyak manfaat dan mudah ditemukan di
Indonesia adalah mengkudu. Spesies ini mempunyai nama tersendiri di setiap
daerah seperti Pace, Kemudu, Kudu (Jawa); Cengkudu (Sunda); Kodnuk
(Madura); Wengkudu (Bali) (Satya BDS,2013).
Mengkudu mengandung alkaloid, triterpenoid, saponin, poliferal,
flavonoida dan antrakinon. Sedangkan senyawa yang di duga berfungsi sebagai
larvasida adalah saponin, flavonoid, triterpenoid, alkaloid dan minyak lemak.
Penggunaan larvasida ataupun pestisida kimia dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan. Cara alternative adalah masyarakat dapat menggunakan pestisida
alami yang ramah lingkungan. Oleh karena itu,tanaman ini dimungkinkan dapat
berperan sebagai larvasida (Frihartini E, 2008).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Aryadi (2014) data
menunjukkan bahwa ekstrak daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) 10%, 20%,
dan 40% mempunyai daya hambat antibakteri Staphylococcus aureus. Ekstrak
daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) konsentrasi 10% merupakan konsentrasi
optimal, ditunjukkan dengan memiliki diameter zona hambat paling besar
dibanding dengan konsentrasi ekstrak lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Amalia R (2016) ekstrak
daun Mengkudu menunjukkan kematian tertinggi larva sebanyak 45% pada
konsentrasi 2% dalam waktu 24 jam. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian bisakah maserat daun Mengkudu sebagai Larvasida Ae.
aegypti.
2
1.2. Rumusan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.1.1. Morfologi Tanaman Mengkudu
2.1.1.1. Bunga
Bunga tanaman mengkudu yang masih kuncup berwarna hijau, saat
mengembang akan berubah menjadi berwarna putih dan harum (Sari CY, 2015).
2.1.1.2. Buah
Buah mengkudu berbentuk bulat lonjong dengan diameter mencapai 7,5-
10 cm, permukaan terbagi dalam sel-sel polygonal berbintik-bintik. Buah
mengkudu muda berwarna hijau, saat tua warna akan berubah menjadi kuning.
Buah yang matang akan berwarna putih transparan dan lunak (Sari CY, 2015).
2.1.1.3. Daun
Daun tebal berwarna hijau, berbentuk jorong lanset dengan ukuran 15-50
x 5-17 cm, tepi daun rata, serat daun menyirip dan tidak berbulu (Sari CY, 2015).
2.1.1.4. Batang
Batang Mengkudu berwarna hijau kecoklatan. Batang Mengkudu memiliki
sedikit cabang (Soeryoko H, 2011).
2.1.1.5. Akar
Pohon Mengkudu memiliki akar tunggang.Tanaman ini cukup kuat
menahan terpaan angin (Soeryoko H, 2011).
5
2.1.2. Klasifikasi Dari Tanaman Mengkudu
Tanaman mengkudu diklasifikasikan sebagai berikut (Aryadi, 2014)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak Kelas : Sympetalae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia L.
6
(Kameswari MS dkk, 2013). Ekstrak daun Mengkudu melalui uji skrinning
fitokimia mengandung minyak atsiri, saponin, triterpenoid, fenol, tanin dan
glikosida dimana senyawa-senyawa tersebut dapat membunuh larva aedes
aegypti. Kandungan flavonoid total dalam daun Mengkudu adalah 254 mg/100
gram material kering (Amalia R, 2016).
7
diperoleh nyamuk jantan yang umurnya muda lebih kecil dari betina dan terdapat
rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan (Hasdianah HR dkk, 2014).
8
Gambar 2.3. Telur Ae. aegypti, Skala perbesaran : 100 kali (Sumber : Selvyany A,
2017)
2.2.3.2. Larva
Larva Ae. aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan bulu-bulu
sederhana yang tersusun bilateral simetri. Larva ini dalam pertumbuhan dan
perkembangannya mengalami empat kali pergantian kulit (edysis), dan larva
yang terbentuk berturut-turut disebut larva instar I,II,III,IV. Larva instar I tubuhnya
sangat kecil, warna transparan, panjang 1-2 mm, duri-duri (spinae) pada dada
(thorax) belum jelas, dan corong pernapasan (siphon) belum menghitam. Larva
instar II bertambah besar ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas dan corong
pernapasan sudah berwarna hitam. Larva instar IV telah lengkap struktur
anatominya dan jelas tubuh dapat di bagi menjadi bagian kepala (chepal), dada
(thorax) dan perut (abdomen) (Selvyany A, 2017).
2.2.3.3. Pupa
Pupa atau kepompong adalah fase inaktif yang tidak membutuhkan
makan, namun tetap membutuhkan oksigen untuk bernafas. Untuk keperluan
pernafasannya pupa berada di dekat permukaan air. Lama fase pupa tergantung
dengan suhu air dan spesies nyamuk yang lamanya dapat berkisar antara satu
9
hari sampai beberapa minggu. Pupa sangat sensitive terhadap pergerakan air
(Febriantoro dkk, 2012).
Gambar 2.5. Pupa Ae.Aegyptiumur 5-8 hari (a) kepala, (b) abdomen, (c)
permukaan air, (d) air(sumber : Selvyany A,2017)
10
2.2.4. Perilaku Nyamuk Ae. aegypti
Nyamuk betina meletakkan telur di atas permukaan air, menempelkan
pada dinding tempat-tempat perindukan yang di senangi nyamuk biasanya
berupa barang buatan manusia/ perkakas keperluan manusia misalnya bak
mandi, pot bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil bekas, tempurung, tunggak
bamboo dan lain-lain, setiap bertelur dapat mencapai 100 butir, setelah nyamuk
menetas biasanya singgah di semak, tanaman hias di halaman, tanaman
pekarangan, tanaman kebun, yang berdekatan dengan pemukiman manusia
(maksimal berjarak 500 m), juga singgah di pakaian kotor yang tergantung (baju,
celana, toi, kerudung). Nyamuk mampu terbang sampai 2 (dua) kilo meter, tapi
umumnya terbang jarak pendek (50 m) (Zulkoni HA, 2010).
2.2.5.3. Lingkungan
Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain
dengan pemberantasan sarang nyamuk, meliputi :
a) Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali
seminggu.
b) Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu
sekali.
11
c) Menutup dengan rapat tempat penampungan air.
d) Mengubur kaleng-kaleng bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain-
lain (Zulkoni HA, 2010).
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.3.2. Sampel
Sampel penelitian adalah daun Mengkudu yang berwarna hijau tua.
13
3.4. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis dan data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
primer yaitu hasil pengamatan langsung oleh peneliti terhadap kematian larva
nyamuk Ae. aegypti dan data di kumpulkan dengan cara melakukan pengujian
daun Mengkudu yang diproses menjadi maserasi dan di uji dengan larva nyamuk
Ae. aegypti.
3.4.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Maserat daun Mengkudu dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%,
35%, 40%, 45%, 50%, Telur nyamuk Ae. aegypti, Larva nyamuk Ae. aegypti,
Akuades.
14
2. Kemudian rebus daun Mengkudu menggunakan air bersih sampai
mendidih.
3. Setelah mendidih, saring daun Mengkudu menggunakan saringan untuk
mendapatkan filtratnya.
4. Tunggu filtratnya dingin
5. Setelah itu, lakukan pengenceran menggunakan akuades sesuai besar
konsentrasi maserat daun Mengkudu yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu : Untuk membuat pengenceran 5% maka dibutuhkan 5
ml filtrat daun Mengkudu dan ditambahkan akuades hingga 100 ml, dan
begitu juga cara untuk membuat konsentrasi lainnya.
15
3. Sekitar 1-2 hari akan terlihat jelas larva instar II nyamuk Ae. aegypti.
4. Setelah larva berubah menjadi pupa pada hari ke-4, pupa siap untuk
dimasukkan ke dalam kurungan.
5. Sekitar 2 hari pupa akan berubah menjadi nyamuk dewasa, yang
kemudian harus di beri makan setiap hari selama 2 jam dengan marmut.
Ini dilakukan sebanyak 5 kali perlakuan.
6. Kemudian nyamuk dewasa akan bertelur di cup berlapis kertas yang
disediakan di dalam kurungan, telur nyamuk yang menempel pada kertas
akan ditetaskan kembali untuk mendapatkan larva yang akan digunakan
dalam penelitian ini.
7. Larva nyamuk instar II, yang akan digunakan dalam pengujian terhadap
maserat daun Mengkudu sesuai dengan konentrasi yang telah ditentukan
dalam penelitian.
16
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 4.1. Hasil Pengamatan Kematian Larva
10% 25 0 0 0 0 5 0 0,8336
Dari tabel 4.1. didapatkan hasil pada persentase kematian larva selama 4
jam yaitu : persentase terendah pada konsentrasi 45% dan persentase yang
tinggi pada konsentrasi 30% dan 35%. Sedangkan hasil pada persentase
kematian larva selama 24 jam diperoleh : persentase terendah pada konsentrasi
5% dan persentase tertinggi pada konsentrasi 10%.
17
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan mengenai Uji Efektivitas Maserat Daun
Mengkudu terhadap Larva Nyamuk Ae. aegypti yang menggunakan berbagai
konsentrasi yang dimulai dari konsentrasi 0% (Akuades), 5%, 10%, 15%, 20%,
25%, 30%, 35%, 40%, 45%, dan 50% dengan tiga kali pengulangan, maka
didapatkan persentase larva nyamuk Ae. aegypti selama 4 jam dan 24 jam .
Berdasarkan pengamatan persentase kematian larva selama 4 jam diperoleh
hasil yaitu konsentrasi 5% sebesar 0,9% ; konsentrasi 10% sebesar 0% ;
konsentrasi 15% sebesar 1,6% ; konsentrasi 20% sebesar 1,5% ; konsentrasi
25% sebesar 1,6% ; konsentrasi 30% sebesar 1,9% ; konsentrasi 35% sebesar
1,9% ; konsentrasi 40% sebesar 0,6% ; konsentrasi 45% sebesar 0,3% ; dan
konsentrasi 50% sebesar 0,9%. Sedangkan persentase kematian larva selama
24 jam diperoleh : konsentrasi 5% sebesar 0,15% ; konsentrasi 10% sebesar
0,8336% ; konsentrasi 15% sebesar 0,4336% ; konsentrasi 20% sebesar 0,25% ;
konsentrasi 25% sebesar 0,268% ; konsentrasi 30% sebesar 0,316% ;
konsentrasi 35% sebesar 0,316% ; konsentrasi 40% sebesar 0,268% ;
konsentrasi 45% sebesar 0,55% ; dan konsentrasi 50% sebesar 0,25%.
Berdasarkan tabel 4.1. dapat dilihat bahwa persentase kematian larva
nyamuk Ae. aegypti yang di masukkan pada konsentrasi maserat daun
Mengkudu dengan waktu perendaman 4 jam dan 24 jam dengan tiga kali
pengulangan, ternyata masih belum efektif dibandingkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Amalia R (2016) ekstrak daun Mengkudu menunjukkan kematian
tertinggi larva sebanyak 45% pada konsentrasi 2% dalam waktu 24 jam
18
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian uji efektivitas maserat daun Mengkudu
terhadap larva nyamuk Ae. aegypti yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan
hasil persentase kematian larva selama 4 jam yaitu : persentase terendah pada
konsentrasi 45% dan persentase yang tinggi pada konsentrasi 30% dan 35%.
Sedangkan hasil pada persentase kematian larva selama 24 jam diperoleh :
persentase terendah pada konsentrasi 5% dan persentase tertinggi pada
konsentrasi 10%.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian uji efektivitas maserat daun Mengkudu
terhadap larva nyamuk Ae. aegypti, Peneliti ingin memberikan saran sebagai
berikut :
1. Kepada masyarakat dapat digunakan sebagai referensi dalam memilih
salah satu alternative untuk membunuh larva nyamuk Ae. aegypti.
2. Kepada peneliti selanjutnya supaya dapat meneliti maserat daun
Mengkudu terhadap larva nyamuk Ae. aegypti dengan menjaga
kandungan zat yang terkandung agar tidak hilang atau menguap.
3. Kepada peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan penelitian
supaya hasil maserat berwarna jernih agar mempermudah peneliti untuk
melihat larva nyamuk Ae. aegypti yang sudah mati.
4. Kepada peneliti selanjutnya supaya menaikkan konsentrasi maserat daun
Mengkudu untuk melihat apakah persentase kematian larva semakin
tinggi.
19
DAFTAR PUSTAKA
Djauhariya Endjo, Mono R, & Ma’mun. 2006. Karakterisasi Morfologi dan Mutu
Buah Mengkudu. Buletin Plasma. 12(1):1-8. Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik. Bogor
Febriantoro, yulhaimi dkk. 2012. “PAP” Prevent Aedes Pump Sebagai Alat Untuk
Memutus Siklus HidupNyamuk Aedes aegypti Dan Meningkatkan
Efisiensi Pembersihan Air di Bak Mandi Skala Rumahan.Jurnal Ilmiah
mahasiswa.2(2) : 1-5.
Herlina, sri. 2017. Efektivitas Ekstrak Daun Mengkudu (Morindacitrifolia L.) untuk
Meningkatkan Respon Imun Non Spesifik dan Kelangsungan Hidup Ikan
Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Ilmu Hewani Tropika. 6(1). 1-4.
20
Pary, Cornelia. 2013. Pengaruh Ekstrak Buah Mengkudu (Morindacitrifolia
L.)Terhadap Pertumbuhan Candida albicans (Prosiding FMIPA :
Universitas Pattimura. Ambon). 1-6. .
Soeryoko, hery. 2011. 20 Tanaman Obat terbaik untuk Maag, Typus dan
Liver. Rapha Publishing. Yogyakarta
21
22
LAMPIRAN II
HASIL PENELITIAN
23
25% 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 24 Jam
Ulangan 1 0 0 0 1 0
Ulangan 2 0 3 0 0 0
Ulangan 3 1 0 0 0 0
24
50% 1 Jam 2 Jam 3 Jam 4 Jam 24 Jam
Ulangan 1 0 0 0 1 1
Ulangan 2 1 0 0 0 1
Ulangan 3 1 0 0 0 0
𝑼𝟏+𝑼𝟐+𝑼𝟑
Rata rata kematian selama 4 jam =
𝟒
𝑼𝟏+𝑼𝟐+𝑼𝟑
Rata rata kematian selama 24 jam =
𝟓
25
LAMPIRAN III
26
Nyamuk Dewasa Ae. aegypti bertelur Konsentrasi maserat daun
Mengkudu
Proses penelitian
27
Lampiran IV
JADWAL PENELITIAN
BULAN
A
A
M G
P J J
A M U
NO JADWAL R U U
R E S
I N L
E I T
L I I
T U
S
1 Penelusuran
pustaka
2 Pengaduan
Judul KTI
3 Konsultasi KTI
4 Konsultasi
dengan
Pembimbing
5 Penulisan
Proposal
6 Ujian Proposal
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Penulisan
Laporan KTI
9 Ujian KTI
10 Perbaikan KTI
11 Yudisium
12 Wisuda
28
29