3. Manajemen lingkup proyek
Manajemen lingkup proyek adalah pengelolaan atas scope atau lingkup suatu
kontrak proyek atau suatu cara dalam menentukan seberapa luas cakupan jasa
dan produk secara rinci dan detail terhadap apa yang dimaksud dalam kontrak.
[Lingkup adalah cakupan yang meliputi macam, kuantitas, mutu dari produk, proses
idan hasil yang dituntut untuk diserahkan kepada pemberi tugas sesuai yang
idimaksud dalam kontrak.
Pada manajemen lingkup proyek, diperlukan suatu proses yang menjamin bahwa
proyek tersebut meliputi kegiatan-kegiatan yang hanya dibutuhkan untuk
mencapai produk dan jasa yang diharapkan.
Manajemen lingkup sangat diperlukan pada proyek-proyek dengan pola rancang
bangun (design and build) atau
pola engineering, procurement,
construction (EPC), dimana
pengguna jasa hanya memberikan
informasi yang minim terhadap
proyek tersebut, biasanya berupa
term of reference (TOR) atau basic
data dengan output kinerja
(performance) yang
dipersyaratkan. Dengan demikian
untuk memastikan mutu,
pelayanan dan produk yang
dihasilkan, maka penyedia jasa harus memastikan lingkup pekerjaan pada
proyek tersebut.
‘Manajemen lingkup pada dasarnya meliputi dua hal, yaitu: Pre-contract (tahap
sebelum kontrak) dan post-contract (tahap setelah kontrak).
1. Memahami manajemen lingkup dan hubungannya dalam manajemen proyek
dan kesuksesan suatu proyek
2. Mampu mengelompokkan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan proyek berdasarkan perencanaan dan pernyataan lingkup
proyek
3. _Mampu mengendalikan lingkup proyek yang telah disusun
3-13-2
3 Manajemen lingkup proyek
[Sasaran utama manajemen lingkup adalah memastikan produk dan jasa sesuai yang
\diminta atau diharapkan oleh pengguna jasa.
PL
Terdapat dua kelompok proses di dalam manajemen lingkup proyek, yaitu:
1. Pre-contract
Merupakan tahapan yang dilakukan sebelum Kontrak disusun dan
ditandatangani, dimana pada tahap ini dilakukan penjelasan informasi dan
komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk memperjelas
Jingkup, mutu, pelayanan, produk serta aspek teknis dan keuangan lainnya.
2. Post-contract
Tahap ini dilakukan pada masa konstruksi untuk mengelola perubahan-
perubahan yang terjadi/change control management (perubahan lingkup
pekerjaan, perubahan mutu dan kuantitas, perubahan waktu proyek serta
perubahan yang diakibatkan oleh faktor eksternal lainnya)..
Manajemen lingkup merupakan hal penting dalam manajemen proyek untuk
mencegah terjadinya perselisihan/dispute antara pengguna jasa dan penyedia
jasa atas deliverables yang akan diserahkan oleh penyedia jasa.
Pada gambar 3.1 dapat dilihat tahapan manajemen lingkup berdasarkan
PMBOK sedangkan penjelasan detail mengenai kunci utama dalam proses
manajemen lingkup dapat dilihat pada gambar 3.2.3. Manajemen lingkup proyek
Pereneanaan Pre-conteact
Pernyataan
a
WBS dan,
Verifikasi Lingkup
Persetujuan Has
Perencanaan Lingkup
vvv
>
Bagaimana lingkup akan direncanaka
Bagaimana lingkup akan dilaksanakan?
Bagaimana lingkup akan dikendalikan?
Menentukan aktvitas/kegiatan/tahap
pekerjaan yang diperlukan berdasarkan
sasaran proyek
Analisis pihak-pihak yang terkait
(takebolderanabi)
Analisis produk
Pemecahan kegiatanproyek untuk
kebutuhan —manajemen dan proses
pengendalian
Pengurangan risiko ~ kescluruh pekerjaan
yang diketabui
Mengukur kinerja lingkup berdasarkan
standae (basen)
Mengikuti perubahan sesuai_sistem
ppengendalian
Merencanakan ulang WBS dan merevisi
pemyataan hngkup
Meng-update perencanaan _manajemen
proyek dan memastikan —susunan
‘manajemen dipertahankan
Melakukan review dan audit pekerjaan
sepanjang proyek untuk mengecek kinerja
proyek
Persetujuan formal terhadap hasil proyek
(deliverables) pekerjaan ~ penandatanganan
Jengkap
Gambar 3.1. Manajemen lingkup proyek — rangkaian proses dan kegiatan
3-3re
dnySuy uowofeuwu vary z"f sequieg
uonenogen 3 uoReDYLEID
LNNOD9V TVNIA
textesiesydy westesycdy esx dy X‘dy = 1enW09 pentUT
1 1 \
| LOVAINDD Lsod LOVYLNOD aud
>
; NOLLOMISNOO ;
1 1 \
' \ ! uoneorunuuoy / jeoueUy
' 1 ' . Teoma,»
1 1 1 [eda]
3 Siqvadeueut st sa3ueqo ayy aansua 0} MoH i uopensumpy
g 1 toneastampyisenuoy | uonensjurwpy yeU03
a T 1 T *
5
a ‘ ' | (sepuay ueSuepun)
' ! \ resodosa
| 4NSWZDVNVW TOULNOD ZDNVHD | 40g isanbay
1 '
1 1
t
Suey suey agueyy
uorsstuiqns
Tesodorg
2VULNOW
YaAO GNVH
ueseja{uad
BUH UNMIS F SEULIOTUT
=—
yesosd dnyGuy uawiefouDy, ¢3. Manajemen lingkup proyek
————————
3.3.1. PRE-CONTRACT
Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa pada tahap pre-contract yang perlu
dilakukan pertama sekali adalah RFP (request for proposal) atau undangan dari
pengguna jasa, yang merupakan tahap awal persiapan tender proyek.
Selanjutnya sebelum memasukan proposal (proposal submission) penyedia jasa
perlu melakukan komunikasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam organisasi
proyek teruma kepada pengguna jasa untuk memperjelas lingkup pekerjaan yang
harus dilaksanakan, produk yang harus dihasilkan, waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan, mutu yang diinginkan serta biaya yang harus
dikeluarkan. Setelah pemasukan proposal, jika penyedia jasa ditunjuk untuk
melaksanakan pekerjaan maka dilakukan tahap Klarifikasi dan negosiasi dengan
pengguna jasa.
Output yang dihasilkan pada
tahap pre-contract ini adalah
syarat-syarat administrasi,
syarat legal, syarat teknis, syarat
Komersial, syarat kuantitas dan
mutu —serta. ~—_keuangan/
komunikasi. Pada tahap pre-
contract ini juga dilakukan
review terhadap kontrak yang
akan ditandatangani dan
disepakati.
Berdasarkan pendekatan Project
management Body of Knowledge (PMBOK), tahap pre-contract ini terdiri dari
kegiatan perencanaan lingkup, definisi lingkup, penyusunan WBS (work
breakdown structure) serta verifikasi lingkup.
1. Perencanaan Lingkup
Dalam perencanan lingkup, kegiatan yang diperlukan adalah menyusun dan
menjabarkan cakupan kegiatan proyek apa saja yang harus dikerjakan agar
sasaran proyek dapat tercapai.
Langkah awal yang dilakukan pada proses ini berangkat dari informasi atau
term of reference (TOR) yang didapat dari sponsor/pemberi jasa proyek
tersebut. Masukan lain yang dapat membantu adalah budaya organisasi,
kondisi pasar, regulasi dan aturan yang terkait dengan proses perencanaan,
termasuk informasi historis lainnya yang relevan dengan proyek. Faktor-
faktor seperti ukuran dan kompleksitas proyek juga akan mempengaruhi
bentuk usaha yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses lingkup
tersebut.3-6
2
3 Manajemen lingkup proyek
Definisi Lingkup
Definisi lingkup pada dasarnya berarti mendefinisikan kegiatan apa saja
yang harus dilakukan untuk menyelesaikan proyek. Kegiatan untuk
menjabarkan lingkup ini secara umum disusun oleh tim manajemen proyek.
Selain dari menjabarkan kegiatan yang harus dilakukan, definisi lingkup juga
menyatakan batasan dan tanggung jawab
serta wewenang dari pihak-pihak yang
terkait dengan proyek, dan bidang kegiatan
dan/atau fase tahapan proyek apa saja yang
melibatkan pihak-pihak tersebut. Proses
diskusi, komunikasi dan penilaian tersebut
juga harus dapat menentukan prioritas yang
ada pada lingkup proyek tersebut.
Pada tahap ini, tim manajemen proyek
menjabarkan secara detail batasan/cakupan
pekerjaan, dilanjutkan dengan pembuatan
tahapan kerja secararinci_serta
pengelompokkan tahapan kerja yang biasa
disebut dengan work breakdown structure
(WBS)
[Lingkup yang telah direncanakan dan disusun harus disepakati oleh
|stakeholder yang terlibat dalam proyek, baik pengguna jasa maupun penyedia
jjasa.
WBS (Work Breakdown Structure)
Merupakan output utama dari manajemen lingkup proyek, karena jenis
pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan proyek telah
dijabarkan secara_tterstruktur pada elemen ini. Memecahkan
pekerjaan/kegiatan ke dalam bentuk yang sistematik akan mengurangi risiko
hilangnya suatu kegiatan.
Dalam menyusun WBS, pemecahan pekerjaan dilakukan hingga pada tingkat
yang layak untuk dikelola baik terhadap durasi, biaya maupun metode.3 Manajemen lingkup proyek
as
Manfaat dari penggunaan WBS antara lain:
a
Probabilitas yang kecil terhadap tidak teridentifikasi aktivitas pekerjaan
yang termasuk lingkup
Diseminasi WBS yang luas dan sesuai dengan lingkup proyek dapat
memelihara jaringan kerja sama dan komunikasi antar stakeholder
Merupakan alat yang sangat penting untuk keseluruhan pengelolaan
proyek.
A
a
3.
4.
Hal-hal yang diperlukan untuk menyusun WBS, adalah :
Dokumen tender (Gambar, Spesifikasi, persyaratan, Surat perjanjian,
addenda)
Informasi-informasi yang diperoleh dari survey lokasi proyek
Rencana metode pelaksanaan
Pengalaman dan pengetahuan estimator
Uraian unsur-unsur pekerjaan seringkali dikumpulkan dalam suatu ‘kamus’
WBS. Kamus WBS secara khusus berisi uraian paket pekerjaan sebagaimana
informasi perencanaan linnya seperti tanggal schedule, anggaranbiaya dan
penetapan staf/sumber daya.
Beberapa contoh WBS dapat dilihat pada gambar 3.3 s.d. gambar 3.5.3-8
3. Manajemen lingkup proyek
eae
ites
Gambar 3.3. Contoh struktur WBS untuk proyek konstruksi gedung3 Manajemen lingkup proyek
Gambar 3.4. Contoh struktur WBS untuk pelaksanaan proyek
Lora)
Gambar 3.5. Contoh struktur WBS untuk sistem finansial3 Manajemen lingkup proyek
Penyusunan WBS dalam manajemen lingkup memerlukan checklist yang
berfungsi sebagai alat untuk merencanakan dan memonitoring kegiatan-
kegiatan apa saja yang harus dilakukan (tasks), produk yang dihasilkannya
(deliverables), biaya yang dibutuhkan (cost), personil yang ditugaskan
(person assigned), serta tanggal selesai (completion date). Contoh checklist
yang dibutuhkan dalam manajemen lingkup dapat dilihat pada tabel 3.1.
‘Tabel 3.1. Contoh checklist dalam Manajemen Lingkup
‘Penanggung Tanggal
wes | Aktifitas Deliverables Biaya rang reo.
T_ | PEKERJAAN MOBILISASI-DEMOBILISASI DAN UMUM
Ti | Mobilisasi dan | 1-Peralatan tiba di proyek | Rp716.608.000 | Pelaksana, | Minggu ke Juli
Demobilisasi 2,Peralatan dikembalikan Mandor, 2009 & Minggu ke-
Peralatan ke supplier Pekerja 4 April 2010
T2__| Pengukuran 7 Hast engukuran | Rp 100,050,000 | Pelaksana, | Minggu ke-# April
Japangan Juru ukur 2010
73 | Pembuatan T. Kantor sementara dan | Rp 72,000,000 | Pelaksana, | Minggu ke-4 Juni
Kantor fasilitas selesal dibangun Mandor, 2009
Sementara + | 2.Kantor sementara dan Pekerja
Fasilitas berikut | fasilitas selesai
Pembongkaran dibongkar
14 | Penyediaan Air | LAr kerja dan | Rp 40.200.000 | Pelaksana, | Minggu ke-t April
Kerja dan | penerangan _selesat : Mandor, 2010
Penerangan diinstal Pekerja
TS | Pembuatan T.Pagar proyek selesal | _ Rp 25534575 | Pelaksana, | Minggu ket Juni
Pagar Proyek | dibangun Mandor, 2009
Berikut 2.Pagar proyek selesai Pekerja
Pembongkarann | — dibongkar
ya
16 | Pekerjaan T.Pembersihan lapangan | _ Rp32120.000 | Pelaksana, | Minggu ke-# Juni
Pembersihan dan | selesai dilakukan Logistik, 2009
Angkutan Mandor,
Pekerja
4, Verifikasi Lingkup
Proses verifikasi lingkup adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan yang
diselesaikan telah sesuai dengan apa yang ada di WBS, rencana manajemen
lingkup proyek (project scope management plan), dan rencana manajemen
proyek (project management plan).
Bentuk verifikasinya dapat berupa inspeksi seperti evaluasi/ review, audit
dan Uji coba oleh user. Tahap akhir dari proses verifikasi lingkup melibatkan
adanya bentuk penerimaan/ persetujuan formal oleh stakeholder terhadap
produk yang dihasilkan, sehingga adanya konfirmasi mengenai produk yang
sesuai dengan persyaratan yang ada pada lingkup proyek.
3-103. Manajemen lingkup proyek
3.3.2. POST-CONTRACT
Setelah diperoleh _administrasi
kontrak yang merupakan output
dari tahap pre-contract, pada
tahap selanjutnya yang perlu
dilakukan adalah —_kegiatan
mengelola dan mengendalikan
perubahan-perubahan yang
mungkin terjadi pada proses
konstruksi. Perubahan-
perubahan tersebut dapat terjadi
pada perubahan__lingkup
pekerjaan, perubahan mutu dan
kuantitas serta perubahan waktu proyek.
Berdasarkan tahapan dalam PMBOK, kegiatan dalam tahap post-contract ini
merupakan kegiatan pengendalian lingkup proyek. Kegiatan ini merupakan
Kegiatan yang sangat penting karena pada dasarnya manajemen lingkup itu
sendiri berkaitan erat dengan omset kontrak. Selain itu disebabkan dalam
pelaksanaan proyek selalu dan dipastikan terjadi perubahan-perubahan
(changes), variasi-variasi yang akan mempengaruhi biaya. Hal ini berkaitan
dengan variating order, changes yang menentukan atas omset kontrak akhir.
Manajemen pengendalian lingkup merupakan proses untuk mengendalikan
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkup proyek. Perubahan-perubahan
pada lingkup dapat terjadi karena beberapa perubahan, antara lain:
1. Disain
2. Gambar Kerja
3. Spesifikasi
4. Metode Pelaksanaan
5. Penyesuaian terhadap Lingkungan
Perubahan lingkup merupakan suatu modifikasi pada lingkup proyek yang akan
disepakati/disetujui sebagaimana ditetapkan dalam WBS yang disetujui.
Perubahan lingkup seringkali memerlukan penyesuaian terhadap biaya, waktu,
mutu dan sasaran proyek lainnya.
3-113-12
3 Manajemen lingkup proyek
Perubahan lingkup proyek merupakan umpan balik selama proses perencanaan,
dan dibutuhkan dokumen rencana dan teknik yang diperbaharui, serta
stakeholder proyek harus diberitahu sesuai lingkup yang terkait dengannya.
Dalam tahap _pengendalian
proyek, perubahan-perubahan
yang terjadi pada lingkup
proyek —tersebut —_harus
dikendalikan. — Pengendalian
tethadap perubahan lingkup
(scope change control) antara
lain menentukan prosedur
bagaimana lingkup proyek
dapat diubah. Hal ini
termasuk pekerjaan
paperwork, tracking system
dan tingkal persetujuan yang dibutuhkan untuk pengesahan perubahan.
Permintaan perubahan dapat muncul dalam berbagai form/bentuk — lisan atau
tulisan, langsung atau tidak langsung, atas inisiatif internal atau eksternal, atas
perintah resmi atau tambahan. Perubahan dapat memerlukan penambahan
lingkup atau pengurangan.
Pada manajemen pengendalian lingkup (yang terdapat pada fase pengendalian
proyek), terdapat dua faktor yang harus dipertimbangkan, yakni:
1, Pengendalian terhadap dampak dari adanya perubahan lingkup
2. Pengendalian terhadap adanya perubahan lingkup pekerjaan
Perubahan lingkup adalah modifikasi yang akan disepakati/ disetujui pada
lingkup proyek sebagaimana ditetapkan dalam WBS yang disetujui. Perubahan
lingkup seringkali memerlukan penyesuaian terhadap biaya, waktu, mutu dan
sasaran proyek lainnya. Perubahan lingkup proyek merupakan umpan balik
selama proses perencanaan. Dengan demikian dibutuhkan dokumen rencana
dan teknik yang diperbaharui.
Jika terjadi perubahan lingkup, maka perlu dilakukan evaluasi terhadap
kaitannya dengan kegiatan atau produk yang terkait. Bentuk justifikasi dari
suatu perubahan lingkup didapatkan dari adanya variasi-variasi/ penyimpangan
Kinerja proyek; dari variasi-variasi tersebut bisa ditentukan tindakan perbaikan
(corrective action) yang merupakan perubahan untuk mengatasi varians
tersebut. Jika tindakan ini disetujui oleh pihak yang terkait, maka tahap
selanjutnya adalah kembali pada proses pengendalian lingkup dan meng-update
rencana manajemen proyek. Selanjutnya, bila perubahan yang telah disetujui
tersebut memiliki pengaruh pada lingkup proyek secara keseluruhan, maka3. Manajemen lingkup proyek
ees
dibutuhkan evaluasi dan kemungkinan revisi terhadap pernyataan lingkup
proyek, dan WBS.
1. Manajemen lingkup proyek merupakan faktor penting untuk menentukan
kesuksesan suatu proyek.
. Lingkup proyek harus dikelola secara rutin dan konstan. Jika terjadi
beberapa perubahan lingkup, maka kemampuan untuk mengidentifikasi
penyebab dan penentuan rekomendasi tindakan perbaikan akan memberi
manfaat jangka panjang.
yp
s
Pengelolaan permasalahan pada manajemen lingkup sebaiknya dilakukan
pada saat sebelum terjadi (berupa tindakan pencegahan) dibandingkan
dengan saat setelah terjadi (yang bisa berupa tindakan perbaikan).
|. Tujuan manajemen lingkup adalah:
*
a. Memastikan bahwa lingkup pekerjaan baik rincian maupun perluasan
pemahaman dalam kontrak telah sesuai dan disepakati antar pihak yang
berkontrak
b. Memastikan pekerjaan yang tidak perlu dan tidak termasuk lingkup
untuk diabaikan
c. Memastikan sasaran proyek
Bagian akhir dari manajemen lingkup adalah verifikasi lingkup, dimana
lingkup pekerjaan tersebut telah diterima/disetujui/disepakatinya produk
secara formal dari pihak pengguna jasa.
w
3-13