You are on page 1of 41
9. Manajemen Risiko proyek es Risiko adalah kejadian yang tidak pasti, dan apabila risiko terjadi, maka akan mempunyai dampak negatif atau positif terhadap tujuan dan sasaran proyek. Harold Kerzner mendefinisikan risiko sebagai kegiatan-kegiatan atau faktor-faktor yang apabilaterjadi_— akan meningkatkan kemungkinan tidak tercapainya tujuan proyek yaitu sesuai dengan waktu, biaya dan performa. Pengertian _risiko menurut Iman Soeharto adalah kemungkinan terjadinya peristiwa di luar yang diharapkan, PMBOK mendefinisikan manajemen risiko proyek adalah proses yang sistematik dari identifikasi, analisa, respon, dan pengendalian risiko proyek. Tujuan manajemen risiko adalah memaksimalkan peluang dan konsekuensi dari kejadian-kejadian yang positif dan meminimalkan peluang dan konsekuensi dari kejadian kejadian negatif terhadap sasaran proyek. [Bisnis Jasa Konstruksi merupakan suatu bisnis yang berisiko disebabkan Karena lalamiah bisnisnya itu sendiri, Kekurangan material/material shortages, kenaikan Iharga material, upah yang tidak mencukupi; maka profit margin yang tipis itu akan Imudah lenyap tatkala pengendalian proses tidak dilakukan dengan hati-hati. [Pada tahun 2002, the Surety Information Office mempublikasikan suatu penelitian tentang "mengapa kontraktor gagal?” Dari sekitar 823.830 kontraktor yang lberoperasi di tahun 2000 (termasuk kontraktor spesialis), hanya 71,6% yang masih lberoperasi di dua tahun berikutnya, Dan dari penelitian A Dun & Bradstreet menyebutkan bahwa tingkat kegagalan kontraktor yang bisa berumur kurang dari 5 tahun adalah 32%, untuk yang bisa beroperasi 6 s.d 10 tahun sebesar 29% dan yang berumur lebih dari 10 tahun, tingkat kegagalannya mencapai 39%. ‘The Surety Bond Association of America (SAA) mempelajari terhadap 86 klaim kontraktor menyimpulkan bahwa terdapat 5 (lima) faktor utama penyebab kegagalan, yaitu: pertumbuhan yang tidak realistis (37%); masalah kinerja (36% ), masalah karakter/personil (29%), manajemen dan akuntansi (29%). Risiko yang bervariasi pada setiap item aktifitas proyek merupakan biaya proyek, risiko tersebut bisa berdampak penting dan tidak penting, dan dapat menambah biaya disetiap aktifitas proyek yang dapat berdampak pada penyimpangan biaya 9-1 9-2 9 Manajemen Risiko proyek proyek atau berkurangnya keuntungan proyek tersebut R Max Wideman memberikan gambaran terintegrasinya manajemen risiko dengan fungsi-fungsi manajemen proyek lainnya pada sebuah proyek yang dapat dilihat pada gambar a Ry Y o~ S @e 8 Gambar 9.1. Integrasi risiko dengan fungsi manajemen proyek lainnya ‘dnp ss ame tea u 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai dampak kepada lingkup proyek, Mutu, waktu dan biaya. 2. Mengkuantifikasi besar dampak dari faktor- faktor tersebut 3. Memberi batasan pada risiko proyek yang tidak bisa dikontrol 4. Mengurangi dampak dengan mengurangi faktor ketidakpastian pada proyek dan meningkatkan peluang atau memaksimalkan 9. Manajemen Risiko proyek ee [Sasaran utama manajemen risiko adalah: 1. Memahami dan mengidentifikasi berbagai jenis risiko yang mempengaruhi suatu proyek 2. Mengetahui proses untuk mengevaluasi dan mengalokasikan risiko [3._Mengerti berbagai aspek dari pengurangan risiko termasuk asuransi Manajemen risiko merupakan seni dan ilmu yang mengidentifikasi, mengkaji dan menanggapi risiko proyek sepanjang umur proyek demi memenuhi kepentingan tujuan proyek. Dalam manajemen risiko ada § (lima) kelompok proses, yaitu: ‘Siapa yang terlibat dalam in Jenis ‘apa saja yang mempengaruhi risiko dan mengapa? suatu proyek ‘Apakah suata risiko tertentu mungkin "yang mungkin ditimbulkan bila terjadi pada suatu proyek? risiko tersebut terjadi? Reon Apakah risiko tertentu menjadi tanggung jawab pihak yang ditentukan? AN KEMBALI ‘Apakah penilaian risiko perlu direvisi? Gambar 9.2. Kelompok proses pada manajemen risiko Oleh Karena itu, Kepentingan berbagai Klien seperti pemilik proyek, pengembang, pelaksana konstruksi dan operator harus dipertimbangkan sepanjang umur proyek. 9-3 24 9. Manajemen Risiko proyek Berbagai macam risiko akan dibahas dalam Bab ini. Risiko-risiko tersebut mungkin timbul akibat _ketidak 5 pastian politik, cuaca, konstruksi, operasional dan peristiwa-peristiwa tak terduga seperti bencana alam atau peperangan, huru-hara dan terorisme. Sebagian _orang mengkelompokan peristiwa-peristiwa tersebut kedalam bahaya (hazards) dan risiko. Bahaya adalah kejadian itu sendiri seperti banjir, badai, tanah longsor dan gempa bumi. Risiko adalah ancaman tethadap kehidupan, properti atau keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Penilaian risiko meliputi: 1. Proses identifikasi risiko, untuk mengetahui kemungkinan risiko yang dapat terjadi yang berdampak terhadap pelaksanaan proyek. 2. Memahami kebutuhan atau mempertimbangkan risiko yang mungkin terjadi 3. Menganalisa dampak dari risiko tersebut terhadap proyek, berapa besar dampak yang diakibatkannya dan berapa sering frekuensi terjadinya risiko tersebut. fs 4. Menetapkan siapa yang bertanggungjawab terhadap risiko tertentu Gambar 9.3 memperlihatkan poin-poin tersebut di atas dalam bentuk diagram alir. 9 Manajemen Risiko proyek —_—_ Identifikasi Risiko |q—---------— 3 1 1 eae Apakah risiko ini dapat aa Tidak perlu mempengaruhi hasil proyek = pertimbangan lebih pada bagian anda lanjut Penilaian kembali 2 Pengaruh yang dapat setelah beberapa Evaluasi dampak atau diabaikan Sant pengaruh terhadap proyek (Evaluasi Risiko) Risiko dianggap penting Tentukan siapa yang bertanggung jawab terhadap risiko int (Alokasi Risiko) Jika bertanggungjawab atas risiko ini, apakah anda akan memindahkan risiko ini kepada pihak lain (Pengurangan Risiko) Gambar 9.3. Diagram alir manajemen risiko Identifikasi risiko merupakan proses paling awal dalam manajemen risiko yaitu melakukan identifikasi semua kemungkinan risiko yang mungkin berdampak secara signifikan kepada suksesnya proyek. Identifikasi risiko adalah suatu proses yang sifatnya berulang, sebab risiko-risiko yang baru kemungkinan akan diketahui ketika proyek sedang berlangsung selama siklus proyek. Frekuensi pengulangan dan siapa personel yang terlibat dalam setiap siklus akan sangat bervariasi dari satu kasus ke kasus yang lain. Tim proyek harus selalu terlibat dalam setiap proses sehingga mereka terbiasa 9-6 9 Manajemen Risiko proyek dalam mengembangkan dan memelihara tanggung jawab terhadap risiko yang timbul dan rencana tindakan yang harus dilakukan terhadap risiko tersebut. Dalam proses identifikasi risiko, sering terjadi kecenderungan alamiah untuk mengabaikan risiko-risiko yang dampaknya dianggap kecil. Hal ini sebetulnya berbahaya karena risiko-risiko kecil dapat saling berinteraksi dalam suatu kombinasi dan menghasilkan dampak yang besar. Oleh karena itu penting dilakukan proses identifikasi terhadap semua risiko. Untuk mengidentifikasi risiko, perlu dilakukan pengkategorian risiko yang dapat ditentukan dengan menggunakan Klasifikasi aspek ketidakpastian. Identifikasi terhadap bagian-bagian yang kritis dari risiko adalah langkah pertama untuk melaksanakan penilaian risiko dengan berhasil. Sumber-sumber utama timbulnya risiko yang umum untuk setiap proyek konstruksi, menurut Perry & Hayes (1985) dan Curtis & Napier (1992) adalah: 1. Fisik a. Kerugian atau kerusakan akibat kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan dan tanah longsor 2. Lingkungan a. Kerusakan ekologi, polusi dan pengolahan limbah b. Penyelidikan kondisi masyarakat di sekitar lokasi proyek 3. Perancangan a. Teknologi baru, aplikasi baru, ketahanan uji dan keselamatan b. Rincian, ketelitian dan kesesuaian spesifikasi c. Risiko perancangan yang timbul dari pengukuran dan penyelidikan d. Kemungkinan perubahan terhadap rancangan yang telah disetujui e. Interaksi rancangan dengan metode konstruksi 4. Logistik a. Kehilangan atau kerusakan material dan peralatan dalam perjalanan b. Ketersediaan sumberdaya khusus - tenaga ahli, perancang, kontraktor, supplier, pabrik, keahlian dan material konstruksi khusus c. Pemisahan organisasi 5. Keuangan a. Ketersediaan dana dan kecukupan asuransi 9. Manajemen Risiko proyek ——— 1. b. Penyediaan aliran kas yang cukup ¢. Kehilangan akibat kontraktor, supplier 4. Fluktuasinilai tukar dan inflasi e. Perpajakan £ Suku bunga g. Biaya pinjaman . Aspek Hukum a. Pertanggungan jawaban atas tindakan pihak lain, pertanggung jawaban Tangsung b. Hukum setempat, perbedaan peraturan antara negara asal lokasi proyek dan negara asal supplier, kontraktor, perencana Perundang-undangan a. Perubahan disebabkan perundang-undangan atau peraturan-peraturan b. Keamanan properti intelektual. Hak atas kekayaan intelektual . Hak atas Tanah dan Penggunaan Politik a. Risiko politik di negara pemilik proyek, supplier dan kontraktor, peperangan, revolusi dan perubahan hukum b. Ketidak pastian dari kebijaksanaan pemerintah ). Konstruksi a. Kelayakan metode konstruksi dan keselamatan b. Hubungaa industrial c. Tingkat perubahan dari rancangan awal d. Cuaca ° Kualitas dan ketersediaan manajemen dan supervisi Kondisi yang tersembunyi (unforseen condition) Operasional a. Fluktuasi permintaan pasar terhadap produk dan jasa yang dihasilkan b. Kebutuhan perawatan c. Kehandalan 4. Keselamatan pelaksanaan 9-8 9° Manajemen Risiko proyek e. Ketersediaan pabrik f Manajemen Untuk melihat lebih lengkap item-item identifikasi risiko yang sering terjadi pada proyek-proyek dapat dilihat pada lampiran 9.5-Matriks Faktor Risiko dan Konteks Kegiatan). Tujuan dari evaluasi/analisa risiko adalah memberikan pemahaman lebih dalam tentang risiko, agar dapat diminimalisasi konsekuensi-konsekuensi buruk dari dampak yang diakibatkannya dengan memperkirakan tingkat risiko yang mungkin terjadi. Menurut PMBOK analisa risiko secara kualitatif adalah metode untuk melakukan prioritas terhadap daftar risiko yang telah teridentifikasi untuk penanganan selanjutnya. Perusahaan atau organisasi dapat meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada risiko dengan prioritas tinggi. Analisa risiko secara kualitatif menguji prioritas dari daftar risiko yang telah teridentifikasi dengan menggunakan peluang kejadian (probability) dan pengaruhnya (severity) pada kinerja proyek. Hasil analisa risiko secara kualitatif bisa dianalisa lebih lanjut dengan analisa risiko secara kuantitatif atau langsung ke rencana tindakan penanganan risiko. Evaluasi terhadap input risiko tertentu pada suatu proyek tergantung pada: 1. Probabilitas terjadinya risiko tersebut, frekuensi kejadian, dan 2. Dampak/pengaruh/severity dari risiko tersebut bila terjadi Proses analisa risiko secara kualitatif menurut PMBOK dapat dilihat pada gambar 9.4. 9 Manajemen Risiko proyek + Prosedur-prosedur, best practice * Lingkup proyek + Rencana manajemen risiko + Daftar risiko Analisa dampak dan probabilitas tisiko + Matriks dampak dan probabilitas + Analisa risiko kualitatif + Kategori risiko + Analisa risiko darurat nimi) + Daftar riskko (update) Gambar 9.4. Proses identifikasi risiko Keterangan: Analisa Dampak dan Probabilitas Risiko Teknik ini adalah melakukan investigasi terhadap kemungkinan dari masing-masing risiko yang spesifik akan terjadi seperti dampak potensial terhadap kinerja proyek antara lain: waktu, biaya, lingkup dan mutu dimana didalamnya termasuk dampak negatif dan positif. Peluang dan pengaruhnya kemudian diukur untuk masing-masing faktor-faktor risiko yang telah teridentifikasi. Risiko bisa diukur dengan melakukan wawancara atau diskusi/ brainstorming kepada anggota tim proyek yang telah terseleksi berdasarkan pengalaman masing-masing. Anggota tim proyek dan atau orang-orang yang mempunyai pendidikan dan pengetahuan yang cukup tentang risiko diluar team proyek éapat dilibatkan, Tingkat peluang dari masing-masing risiko dan dampaknya terhadap masing-masing kinerja proyek dievaluasi selama proses diskusi tersebut. 2. Matriks Dampak dan Probabilitas Untuk mengelompokkan tingkat risiko, maka terlebih dulu harus ditentukan: rating dampaknya (apabila risiko itu terjadi) dan rating probabilitas terjadinya. 9-9 9. Manajemen Risiko proyek Dampak yang ditimbulkannya bila suatu risiko terjadi, dibagi ke dalam 5 (lima) rating (berurutan mulai dari yang tertinggi), yaitu: 1. Malapetaka 2. Sangat Berat 3. Berat 4. Agak Berat 5. Tidak Berat Sedangkan probabilitas terjadinya suatu risiko, dibagi ke dalam 5 (lima) rating (berurutan mulai dari yang tertinggi), yaitu: Sangat Besar Besar Sedang Kecil Sangat Kecil geeper Evaluasi risiko untuk tingkat kepentingan dan prioritas untuk diperhatikan adalah dengan mengunakan bantuan matriks seperti yang tertera pada tabel 9a. ‘Tabel 9.1. Matriks analisa risiko ‘Akibat Probabilitas anes M R R R ‘Sangat Kecil Keterangan: —_ E = Risiko Ekstrim -_ T =Risiko Tinggi - M=Risiko Moderat = R =Risiko Rendah Kriteria untuk masing-masing rating (rating dampak risiko dan rating probabilitas terjadinya risiko) seperti yang telah disebutkan akan dijelaskan 9, Manajemen Risiko proyek ————— lebih detail dengan dikaitkan kepada biaya, Kg, lingkungan, citra/reputasi, Mutu dan waktu, yang dapat dilihat pada tabel 9.2 s.d. tabel 9.6. a. Kriteria Rating Dampak Negatif yang berhubungan dengan Biaya Tabel 9.2. Kriteria dampak negatif untuk biaya Biaya melampau anggaran (per item pekerjaan) 1% 5X<2% | 2% Malapetaka * Risikosetelah mitigasi ‘Maka rating risiko setelah mitigasi = 3.75% -> Berat 9-11 9 Manajemen Risiko proyek ooo b. Kriteria Rating Dampak Negatif yang berhubungan dengan K3, Tabel 9.3. Kriteria dampak negatif untuk Kg Tidakterjadi | Cedera biasa/ cederadan sakit } sakitbiasa. akibat Penyebab kkerja/cedera | cedera/sakit mengakibatka nr gangguan Kesehatan terbatas. Individual au Jenera dart pekerjaan yang flakukansact in ‘Terjadi penyakit atau kecelakaan kerja dan dibutuhkan bantuan media rawat-inap di rumah sakit. Menyebabkan cacat parsial permann atau ketidaksesuaian kepada pekerjaan, ‘gangguan kinerja pekerjaan untuk ‘wakeu yang lama ~absen dalam waktu lama Terjadi penyakit atau ecelakaan kerja dan ‘menimbulkan cacat tetap atau kematian terhadap lebih dari 1 (satu) orang. Penyebab berpotenst ‘menimbulkan beberapa kematian, rmissal: bahan kimia dengan pengaruh racun akut seoert! H,S, C0, penyebab kanker pada manusia c. Kriteria Rating Dampak Negatif yang berhubungan dengan Lingkungan Hidup ‘Tabel 9.4. Kriteria dampak negatif untuk lingkungan hidup Tidak menimbulkan ‘Menimbulkan gangguan yang, berarti Pelanggaran prosedur Tingkungan | gangguan yang menimbulkan | berarti. Tidak | terhadap akibat ada akibat lingkungan di Fimansial tidak ada penambahan- biaya Tidak eda risiko lingkungan. Tidakeada keluhan pelanggan atau pihak yang berkepentingan dalam area perusahaan, kontaminasi. Tidakada engaruh ermanen terhadap lingkungan. 9-12 Menimbulkan sgangguan yangberarti ferhadap lingkungan dt ‘sekitar (di luar) erundangan atau masih dalam batas toleransi dan terjadi diluar domisii, Menimbulkan ‘gangguan yang, berartiterhadap Jingkungan di sekitar area diperiukan untuk ‘mengembalikan Jingkungan yang tercemar kepada ondisiaslinya. ‘Menimbulkan sgangguan yang berartiterhadap lingkungan di sekitar area perusahaan yang ‘mengakibatkan adanaya tuntutan hhokum. Kerusakan lingkungan parah berkepanjangan. Gangguan lingkungan yang ‘menyusahkan pada area yang las. 9 Manajemen Risiko proyek 4. Kriteria Rating Dampak Negatif yang berhubungan dengan Citra/Reputasi Tabel 9.5. Kriteria dampak negatif untuk lingkungan citra/reputasi “Adanya Dimedialekal | Dimedialokal | Dimedialokal | Dimedia Dimedia publisitas jelek | yang tidak yang popular, | yang populardan | nasionalyang | nasional dan popular. Tidak | tetapi burkan ‘merupakan popular, tetapi_ | merupakan ada ‘merupakaberita | beritabesar. | bukan berita besar. Keperihatinan | besar.Timbul | Perhatian politisi | merupakan | Perhatian publi. perhatian ringan | lokal (paling | beritabesar. | publik dari media tinggltingkat | Keperihatinan | internasional ddan/atau politisi, | provinsi) publikitngkat | Perhatian palingtinggi | Kadang-kadang | nasional negatif yang. setingkat sekaligus disertal | (NKRI), las dalam provinsi pemnyataan sikap | perhatian bentuk dari pemerintah | negatifyang | timbulnya Jokal (paling | luas dimedia | perjanjian/ tinggi provinsi) | nasional esepakatan dan/atau (NKRD,timbul |} dengan potenst kelompok eputusan pengaruh ‘masyarakat. pemerintah ‘terhadap (Kepres atau | wilayah baru, Permen) yang perijinan baru, . diberlakukan di | perundangan tingkat baru atau provinsi, pajak baru, dengan pembatasan/ Jarangan. “Rdanya Disampailan | Disampaikan | Disampalkan | Disampaikan | Disampaikan keluhan secaralsan secaratertulis. | secaralisanatau | secaralisan | secara isan pelanggandan_| dalam jumlah tertulis dan atautertulis | atau tertulis atau pemegang | Kecil ditkuti dengan | dan dikuti | ditkuti dengan kepentingan penyebarluasan | dengan tuntutan lainnya keluhan tersebut. | tuntutan hhokum dan hhokum. ‘menganeam operasi. Kriteria Rating Dampak Negatif yang berhubungan dengan Mutu (reject, rework) dan Waktu (keterlambatan) digolongkan sesuai dengan akibat- Ianjutannya terhadap biaya dan citra/reputasi. f. Kriteria Rating Probabilitas 9-13 9-14 9 Manajemen Risiko proyek Tabel 9.6. Kriteria rating probabilitas > 20% sd. 40% | >40% sc. 60% Kualitait | Cenderung | Kemungkinan | Semua Kemungkinan | Cenderang ipastikan | Kecil dapat’ | kemungkinannya | besar dapat | dlpastikan akan akan sangat | terjadi antaraterjadi | terjadi sangat mungkin tidak mungkin atau tidak terjadi terjadi terjadi 3. Analisa Risiko Kualitatif Analisa risiko secara kualitatif adalah teknik untuk mengevaluasi tingkat risiko dengan melakukan penilaian terhadap dampak yang diakibatkan dan probabilitas terjadinya risiko. Hasil dari analisa ini dapat digunakan untuk melakukan analisa risiko secara kuantitatif. Analisa risiko secara kualitatif membutuhkan data yang akurat dan tidak bias. Analisa risiko harus dicatat dalam Kertas Kerja Analisa Dampak dan Probabilitas Risiko (contoh dapat dilihat dalam lampiran 9.3- Kertas Kerja Analisa Akibat & Probabilitas). Hasil analisa risiko harus direkapitulasi di dalam Daftar Risiko (contoh dapat dilihat pada lampiran 9.1-Format Daftar Risiko & Contoh Daftar Risiko) 4. Kategori Risiko Risiko proyek dapat dikelompokkan/dikategorikan berdasarkan sumber risiko, dampak risiko, dan atau berdasarkan tahap/phase (engineering, procurement, dan construction) untuk mengetahui area proyek yang terkena dampak risiko. Risiko yang ada bisa diprioritaskan dan kemudian dianalisa lebih lanjut secara kuantitatif dan serta dilakukan tindakan penanganan risiko (risk response) berdasarkan tingkat (rating) risiko yang digolongkan menjadi 4 (empat) tingkat, yaitu: a. Risiko Ekstrim (E) b. Risiko Tinggi (T) ¢. Risiko Moderat (M) d._ Risiko Rendah (R) Setelah diketahui tingkat risiko seperti yang telah disebutkan diatas, maka kegiatan selanjutnya yang harus dilakukan adalah menetapkan urutan prioritas tindak-lanjut (pemberian prioritas dari segi waktu dan alokasi sumber daya). Pada dasarnya risiko yang lebih tinggi harus diprioritaskan tindak-lanjutnya dari risiko yang lebih rendah (contoh format daftar reneana 9 Manajemen Risiko proyek o_o tindak lanjut risiko dapat dilihat pada lampiran 9.2-Format Daftar Rencana Tindak Lanjut Risiko dan format kertas tindak lanjut risiko dapat dilihat pada lampiran 9.4-Kertas Kerja Tindak Lanjut Risiko). Jika terdapat lebih dari satu risiko yang tingkatnya sama, maka prioritas tindak lanjut harus ditetapkan dengan mempertimbangkan perbedaan besarnya akibat yang tercantum di dalam Kertas Kerja Analisa Dampak dan Probabilitas Risko (contoh format pada lampiran 9.3-Kertas Kerja Analisa Akibat & Probabilitas). Semua hasil analisa risiko yang telah diidentifikasi dan dievaluasi sebaiknya dirangkum menjadi satu dalam suatu form untuk mempermudah pengecekan dan proses peninjauan kembali analisa risiko (contoh form resume hasil analisa risiko dapat dilihat pada lampiran 9.6- Form Resum Hasil Analisa Risiko) 5. Analisa Risiko Darurat Analisa risiko darurat adalah risiko yang membutuhkan tindakan dalam waktu secepat mungkin bisa dikategorikan sangat penting dan segera untuk dianalisa. Pengalokasian risike yang telah ntifikasi kepada berbagai pihak terkait seringkali menjadi permasalahan yang sulit. Pertanggungjawaban atas suatu risiko membawa kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan atau kerugian. Secara tradisional para pemilik proyek telah mencoba memindahkan sebanyak mungkin risiko kepada pihak lain, dan yang umum menjadi penerima risiko dalam tahapan konstruksi suatu proyek adalah kontraktor. Sebaliknya kontraktor seringkali memindahkan risiko yang diterimanya kepada subkontraktor atau perusahaan asuransi. Cara ini mungkin bukan merupakan cara terbaik untuk proyek secara keseluruhan. Biaya proyek secara keseluruhan akan meningkat, apabila risiko proyek tidak dialokasikan kepada pihak yang memiliki kendali tethadap risiko tersebut. Hal ini mungkin dapat lebih dipahami dengan mempertimbangkan tahapan konstruksi dari suatu proyek. Jika -kontraktor ——_harus bertanggung jawab _ terhadap 9-15 9-16 9. Manajemen Risiko proyek ee seluruh risiko konstruksi dari suatu proyek, ada dua pilihan yang tersedia untuk mendapatkan kompensasi terhadap tanggung jawab ini, yaitu: 1. Menaikkan nilai penawaran awal untuk menciptakan imbalan yang sesuai, atau 2. Menghindari risiko tersebut pada penawaran awal dengan memberikan batasan atau kualifikasi tertentu, dengan pertimbangan untuk secara aktif mengajukan perubahan lingkup kerja jika dan bila terjadi hal-hal yang tidak menguntungkan. Penanganan masalah risiko sebaiknya dimulai pada tahapan awal proyek. Hal ini akan memungkinkan alokasi risiko kepada pihak-pihak yang memiliki kendali terhadap risiko terkait pada setiap tahapan proyek. Potensi keuntungan bagi pemilik dana harus sepadan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dari perspektif masyarakat, pemerintah memiliki kewajiban untuk melindungi masyarakat umum terhadap risiko finansial dan sosial dari suatu proyek. Perubahan mendasar terjadi pada cara pemerintah dalam menangani risiko pada pengembangan infrastruktur. Pemerintah mengembangkan _peraturan pembagian risiko dengan para pengembang, kontraktor dan operator melalui swastanisasi infrastruktur secara bertahap, yang sebelumnya dibawah kendali pemerintah. Hal ini memiliki kelebihan dalam mengurangi dari kemungkinan beban utang pemerintah. 9.6.1, MITIGASI RISIKO Ada beberapa pilihan untuk membagi tanggung jawab terhadap risiko dengan pibak lain. Hal ini akan mengurangi kemungkinan terhadap kerugian dan keuntungan. Bila kontraktor bertanggung jawab terhadap suatu risiko tertentu, maka harus ditentukan seberapa besar. Jika ada dan dari risiko tersebut yang harus dibagi dengan pihak lain. Pilihan utama yang ada adalah: 1. Memindahkan tanggung jawab tersebut kepada pihak tiga, contohnya kepada sub-kontraktor 2. Menerima risiko tersebut sebagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan 3. Mengurangi terjadinya risiko atau dampaknya pada proyek dengan cara: a. Manajemen yang efisien dan ekselen (yaitu._perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) 9. Manajemen Risiko proyek SS b. Perencanaan terhadap berbagai kemungkinan c. _Mengurangi risiko keuangan melalui asuransi Rencana mitigasi risiko meliputi: biaya yang dibutuhkan, waktu dan perkiraan tingkat sisa risiko (dengan menyertakan perkiraan akibat dan probabilitas sisa risiko setelah mitigasi dilakukan). 9.6.2, PENINJAUAN KEMBALI Manajer proyek yang berhasil akan secara terus menerus meninjau kembali risiko proyek, tanpa tergantung pada cara menangani kemungkinan terjadinya risiko. Rating risiko dari berbagai bahaya selalu berubah sejalan dengan kemajuan proyek. Peninjauan kembali memungkinkan penyusunan prosedur baru (bila diperlukan), pengembangan rencana terhadap berbagai kemungkinan dan penyesuaian tingkatan asuransi. Peninjauan kembali secara berkala sangat penting dilakukan untuk dapat mengambil tindakan untuk menurunkan indeks risiko dari peristiwa yang berpotensi untuk terjadi. Apabila anda menunggu sampai ketidakpastian berada dihadapan kita, maka yang kita harapkan dapat dilakukan adalah “memadamkan api", (mencoba memperbaiki masalah ketika masalah tersebut timbul). Pendekatan semacam ini biasanya akan berakibat pada kenaikan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek. Manajemen risiko untuk beberapa kegiatan proyek mempunyai ketentuan- ketentuan yang berbeda, antara lain: untuk kegiatan perolehan kontrak, pelaksanaan proyek, kegiatan lainnya serta konteks tujuan dan strategi jangka panjang di tingkat pusat. Sedangkan batas maksimum risiko yang dapat diterima adalah sebagai berikut: 1, Tingkat Proyek/PPU Sebesar laba sebelum pajak (prosentase dari LSP terhadap penjualan PjPU sesuai standar RKAP (PjPU) ditambah besaran risiko yang sudah dicadangkan. 2. Tingkat Perusahaan Sebesar 20% dari equity perusahaan. 9-17 9-18 9 Manajemen Risiko proyek (ee Sedangkan untuk tisiko yang lebih besar daripada yang disebutkan sebelumnya, maka risiko tersebut tidak dapat diterima dan wajib melakukan hal-hal sebagai berikut: 1, Tingkat Proyek/PPU a. Melakukan mitigasi tambahan b. Membahas dalam manajemen review dan/atau rapat koordinasi di tingkat proyek. ¢. Melaporkan untuk meminta persetujuan kepada pimpinan PjPu dalam laporan tersendiri untuk dan/atau dalam manajemen review di tingkat departemen. 2. Tingkat Departemen/PjPU a. Pimpinan PjPu memastikan tidak ada proyek yang mempunyai risiko di atas batas toleransinya. b, Pimpinan PjPu memastikan efektivitas mitigasi. 9.7.1. PROSES INTI MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEGIATAN PEROLEHAN KONTRAK Untuk setiap kegiatan perolehan Kontrak harus‘dilakukan analisa risiko, yang juga ditujukan terhadap risiko yang telah dapat diantisipasi yang relevan tethadap Proyek (Tahap Persiapan dan Tahap Pelaksanaan) bila tender dimenangkan. Analisa Risiko dilakukan di dalam Rapat Analisa Risiko yang diadakan dan dipimpin oleh Pimpinan PjPU. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk menerima risiko dapat dilihat pada tabel 9.7. Tabel 9.7. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk kegiatan perolehan kontrak Tingkat re Keputusan Ekstrim Tidak Boleh Diterima, Pengecualian: bila Direksi memandang perlu ‘menjalankan suatu kegiatan untuk menghasilkan nilai tertentu sedangkan kegiatan tersebut memiliki risiko Ekstrim, maka kewenangan memutuskan ‘menerima risiko Ekstrim ini berada pada Rapat Direksi bersama Komisaris. Tinggi Kewenangan Direksi Moderat ‘Kewenangan Pimpinan PjPU Rendah ‘Kewenangan Fungsi Pemasaran 9 Manajemen Risiko proyek 1 9.7.2, PROSES INTI MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEGIATAN PELAKSANAAN PROYEK Berdasarkan perkembangan data yang terkini, Organisasi Proyek harus melakukan analisa risiko terhadap tahap-tahap pelaksanaan proyek. Hasil analisa__risiko digabung dengan Daftar Risiko dan Daftar Tindak Lanjut yang telah diterbitkan di dalam kegiatan perolehan kontrak. Bila perlu Proyek dapat melakukan analisa ulang atas Daftar Risiko yang telah diterbitkan di dalam kegiatan perolehan kontrak dan dapat mengusulkan revisi_ rencana tindak-lanjut. Analisa risiko dilakukan di dalam Rapat Analisa Risiko (Dipimpin: Manajer/Kepala Proyek/Pimpinan PPU), sedangkan ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk menerima risiko dapat dilihat pada tabel 9.8. Tabel 9.8. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk kegiatan pelaksanaan proyek Tingkat i Keputusan Ekstrim Kewenangan Direksi Tew, Fungsi Keuangan, Engineering, Pengadaan, Adkon Kewenangan Pimpinan PjPU ia a Moderat Fungsi Produksi Kewenangan Manajer Divisi Rendah Kewenangan Pimpinan PPU/Manajer Proyek 9.7.3. PROSES INTI MANAJEMEN RISIKO UNTUK KEGIATAN LAINNYA Identifikasi, analisa dan penyusunan usulan tindak-lanjut dilakukan di dalam Rapat Analisa Risiko Unit Kerja. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk menerima risiko dapat dilihat pada tabel 9.9. 9-19 9 Manajemen Risiko proyek SS Tabel 9.9. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk kegiatan lainnya — Keputusan Exstrim | Kewenangan Direkst Tinggi Fungsi Keuangan, Engineering, Pengadaan, Adkon : Kewenangan Pimpinan PIPU Moderat | Fungsi Produksi Kewenangan Manajer Divisi Rendah Kewenangan Pimpinan PPU/Manajer Proyek 9.7.4, PROSES INTI MANAJEMEN RISIKO UNTUK KONTEKS TUJUAN DAN STRATEGIJANGKA PANJANG DI TINGKAT PUSAT Identifikasi, analisa dan penyusunan tindak-lanjut risiko harus dilakukan di dalam Rapat Analisa Risiko yang dihadiri oleh Direksi, Pimpinan PjPU dan Kepala SPI. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk menerima risiko dapat dilihat pada tabel 9.10. Tabel 9.10. Ketentuan toleransi risiko dan pengambilan keputusan untuk Konteks Tujuan dan Strategi Jangka Panjang di Tingkat Pusat Tingkat Rea Keputusan Ekstrim Kewenangan Direksi Tinggi Fungsi Keuangan, Engineering, Pengadaan, Adkon : Kewenangan Pimpinan PjPU Moderat Fungsi Produksi Kewenangan Manajer Divisi Rendah ‘Kewenangan Pimpinan PPU/Manajer Proyek 9.7.5. Pengorganisasian Manajemen Risiko Matriks tugas utama sistem manajemen risiko dapat dilihat pada tabel 9.11. Tabel 9.11. Matriks tugas utama sistem manajemen risiko ‘Analisa Risiko & Tindak | Kordinator Review Lanjut Risiko Risiko &laporan_| Pembina Sistem Direksi Direksi DKU! DSP. Departemen | Pimpinan PIPU GMKU oMPSU Biro Mkepala Biro GM Terkait : Bidang Meidang ™D) E Proyek MProyeke MD) DR 9-20 9 Manajemen Risiko proyek Se ———————— Manajemen risiko bertujuan untuk meningkatkan probabilitas dan dampak positif dari suatu kejadian/peristiwa risiko dan menurunkan probabilitas dan dampak negatif yang merugikan atau menganggu tercapainya sasaran dan tujuan proyek. Langkah-langkah dalam manajemen risiko secara berurutan dimulai dari merencanakan dan bagaimana mengelola risiko, dilanjutkan proses identifikasi risiko, evaluasi risiko dengan cara kualitatif dan kuantitatif, kemudian melakukan proses alokasi risiko, mitigasi risiko dan terakhir peninjauan kembali. 9-21 9-22 9 Manajemen Risiko proyek Format Daftar Risiko & Contoh Daftar Risiko (untuk kegiatan analisa risiko kualitatif) @ Lampirang.2 Format Daftar Rencana Tindak-Lanjut Risiko (untuk kegiatan kategori risiko) @ Lampirang.3 Kertas Kerja Analisa Akibat & Probabilitas Risiko (untuk kegiatan analisa risiko kualitatif dan Kategori risiko) ‘ Lampiran9.4 _ Kertas Kerja Tindak-Lanjut Risiko (untuk kegiatan kategori risiko) @ Lampirang.5 Matriks Faktor Risiko dan Konteks Kegiatan (untuk kegiatan identifikasi risiko) @ Lampirang.6 Form Resume Hasil Analisa Risiko (untuk kegiatan kategori risiko) ‘@ Lampiran 9.1 €2-6 Touts Outs uexgqepuasuout U omsra | omsra | seamaeqosa | yedueq eet) seutiqeqoig | yedueg | eureyn | empstiod | 4. seyioia | [2aa7 auneu auped | epy dues qeqekusa snysod sor1ed OFS OXISIY UVLAVG LYWAOA HOLNOD “8-6 NVUIdNVT yetord oyssiy uauefoUD 6 2-6 epunaIp HMA uexedequiad | anpunu aiid “epunyioy Jels1awt0y zs ui ysep eis q INd wedap pueouas > 1p myem yeday -epunyp | — seyisedey-e uep euesuas eye [19994 aeqpre yensas seysedey urge] eM 2% eurouas uyurefuan ueseAequiad fensas WuUAe ‘euvouar Jsfunyiaq | uesekequiad @ i xs as | peta ueynsuoy | %0e >adzsutryses | xepHALd | werequeimey | z uy enpuayz, “La deoepy WoL8 tp dets yepns %09 ‘Suef Suresog aesagas eAuey W00L-/+ ney %o% | uereéequad (b-€ yun) uedap ueduey yay ujurefuaw | xedequiaur oO a x W__| aytesedysuaiog | %0E vo OANISvi |_esiqxeph dzs | "T use omtsra | omtsry | seaqeqorg | yedueq SS ae seumqeqoig | yedweg ee ee empsuod | 4, seyolid | [2427 suney dupey epy Suet = snysod syed OST OXIS UV.LAVG HOLNOD En nnE yotosd ousiy uaWafOUDW, 6 “d-T'6 NVUIGNVT qnfue Tp epULL UeyEPULL (oust ueyupySunurayy ueTaI2s aoyuowew | nem qeme{ umjeqas | seyep eped werden | oysyesis | wey | stieg | Sundiueuog | “SM | Suecanfuer | TS | cro) | ON feaoy 981ey SeePmL SHO! | eae OmSRA OMISRY LOINVT-IVONLL VNVONAY UV.LIVE LVWAOd ‘@6 NVUIdNV1 yatosd oxtsiy uatuafoUDW, 6 92-6 Yepuay Seropow SAUL, ASS OMS TENTUTL [C _‘Buneu) SeuNqeqord 1es9q [C __‘suneu) yeduieg 1es3g uvnduysay * (up ‘sjuafas yakoud upwpoGuad) ysvndwoy/isuasafoy * sueySuequiniodip Sued [ey /esyeuy sO4JS}4 DuIDIN qogaduad j}0}aq ‘DBnp.1aj 40} ;OUIaISYT pAuuyo] v&vpsoquing upsnanday/diysiapoay« Disay apoyay ppuouy pap sequins» qnpp vdvp.saquings was * warsis onjisti eureyn qeqokuag “ oy[st qeme{ Sun8Bueusg ~ ousra uereses/ueqeioy elay wun” OMISTA SV.LITIAVOUd NVG XVdWVd VSTIVNV Viuay SVLUAI “€'6 NVUIdNV1 yoKoid oxpsty UeLiefDUEWY 6 Lt6 yepuay ‘yeJapoy ! 183uLy, ‘ WEAsyg soyisty yur, CT suney) | :ueupunuiey edusesog T Sune) | som[sty aeqpiy exuresag ynfuey-yepury years iqeme| Sundaueuag TTOEM, 3 TeARIG TUexepuLL, SUEVUDY UTE anfueyyepury uejnsp, Yepuay ‘ yesopoy ! 1S3ULy, | WLASyy somtsTY eySULL T suney) | :ueup/Sunutey exuresog CU Sune) POmISRLeqPIY eAUIeseg, anfueyepULL wNjaqas TOMIsT BUEN quqaAUag TOHISE qomo] DunBBupuod TOMES suereses/ueyersoy Tehioy Wun, OMISTY LOINVI-AVGNLL Vida SV.LEa ‘v6 NVUIdNV1 aaa Eeeeeeeeeeeeeeeeememmemeeet Yatosd oxtsiy uawiefoUDW 6 SHERSTUMUPY TZ TENIEDUONZ eAUUeT ST Hojouyay weyeqnaed LT Twouoys weynquinaed exUyEpIANoT SyeTouep uEWEINEE TST TeHuesred eAMEATUNON SST Teq exep exuUMUOW FST yeyeresseur uedereW E'S T weequuLed ueyeqnied 7ST >|>|>|>|>|>|>|>1>| >|>|>|>|>|>|>|>|>| >|>|>|>]>|>|>|>1>| >|>|>|>|>|>|>|>1>| >|>|>|>|>[>|>]>1>1 >|>|>|>|>|>|>]>|>| >|>|>|>|>|>]>|>1>| aapry ekeF UeyeGKEA TST > >|>|>|>| le ales +] [>}>| >|>|>|> ToUIOISND/TUMO TET Tesueuig uensedyepnoy eT Wow qereseW CT erie ed ETT >|>|>|> >|>|>|>| ||: > >|>|>] + >|>|>|>| >|>|>]>| PRAWN ZT way eRe TTT iseyul TT Twowoya 1 NVLVISSX SYA.LNOW NVd OMISTa YOLAVA SATALVA Yohoid oysiy UaUIefOUDWY 6 “S'6 NVUIdWVT 67-6 TYeIALP YepR/Mungquias.ay istpuoy *g'Z = x = : a E A A Sands 10qeT LZ is a E a TORERUON TIT = UMD TIT Seupioy wepeaesON SonAs|p UeTESoORUOd USTTEHOW ST. Tere quid WPS Te TORIERUON TET UMOTET Terekoquied wojeseson ET fioy PReuay IseLIOTW] OZ ri = = = esTIGouap Uep ISESTIGON : a = - A = ax A Weeuesyejod apoyom yeres PZT squslas yanond uewrejeduad edund umjaq Lt Teave JOA WETEP UEIES enqes esiey Suny UPS T ZT WL TE, >|>|> ! >|>|> FoyRCAAS TONS TEUT = ie 1SPIENSH Faen ee OTT Tererequed MEM "STZ eaep ToqUINS Taop yes) WereAequiad Beye yenuoy sual rom yo od0ag"f >>I >|>I |>|>|>|>| pl>|>|>|>|>|>]>]>1 >|>|>]>}>|> ES Yosoud oysiy UOUIAIDUDWY 6 OE-6 =a ia Teed TENSE TT : : = ~ = Tepetrour EPL, = = 5 = 5 : = WOO TE WeSC Th a S E a A x Tris) wendwemen TTY A : 5 3 A A Weepasiaey TTY TSNNSUON x a A A x A A A ( eAUUET VE a a A A A A A RHOT SHORT UT A ‘A a a a eXtTey Send ClePUON ELE A A A A aw A A weuliod TEE A A A A A A A ered Ie MEUM TEE Wenuouiag desig uep uesmandoy ee A A A A A eAUUeT [EUIULIY *B UeLINDUAd “E°27'E A A A A A ‘ouIsHOIe IHWC TCE A A A A ‘A Bensuowed TZe TopIOSIG MAN TE a = a a a nV eTE A = A A A WeRUISIGN Z TE A E A A A eIePA ETE dapin wesunysurT Te aaa TeISOSE A : E x x a Teduurer OFZ, A E E A 3 A a WEAUOY-HERUOY TEU UCHEHIOION GZ A : E 5 A SUORIPUOS aS UMOTHUN ZH A = = A - A A (uare[) Aunquiasiay |SIpUON TB yatoid oysiy UELUAOUDN 6 TEe-6 unum yedurayweyop 1p HokoId TES eAeyequog weelioxod siwol Tes Ploy UEUIE|SSON ES WERE HEPA SHOUSUL TTS Tears qepa MAU SdOSeA TTS joao ANTeND “Z's weed 71S >|>] Poy eeu TTS SeWARNPOId T'S WauT[eUeW'S GexuueT cy a1qeTdde HEPA PON TIF TSINASUOY eporon DEUS eke TUES AUS SEPESUL WISP SEO. VT Y ypjaa-08F ON EVE aa >|>|>]>[>[>]>]> Ueufeg UEEqUIELAIEN THE a Teper Fuer erIeU MA TEP ueeIpasiaiay “esy >|>]> wonaaord TEV ssesyoys Tey TERSEH weRSeEDHAN EP URRIPOSIOON ZT Ue[epUEPIEPAN/UCEMION TZ yososd oyssiy UaLefOUDW 6 7-6 -eduuT ose Ueyyequrenp Iedep npoad vig (, HERALD uereHeqoN ZO > Tekaeteqas wep eda 10sTuOT sanueq ‘ue{ny) wreye EMNS!12d “TO eu za G exUUTeT TOR WEED SELES Taurafeuen Isuayeduloy “S'S >|>|>|> yasoud oxlsiy UaUafoUDY 6 ueyRrEsON FS £€-6 veySuepeotp yepns Sues oyssiz uexesoq yequreap (euuaworredsp dV aepuris urSusp pensas uowourdap uvpenluad depeysar gg] wep asmuasord) yakord umpaqas equ] yeepe yahorg o¥sry uNUNSyEPY see, uxyngeyp seSanu undrysaw inquin dea Burd vaerq ny: oytsi (aeyunmusus) rseSnmoUs yAyUN ekeIq NL OMsry wig vy 4 IseToR ederg vy <(quidrs ein) osry ueynyepp tseSanu undrjsour mquim dein Sued véviq ueesysod “ey : (quidns ean) oxsng esig “ey fnounws urySunw Furs os (GeyuNINUAW) seTAUEU YUN UExYTUNGp Bued ekeq ey: — (quidns wi) IseBHAWY LACIE “CY speliay inqassoy oxtsus epqude jnquin Sues vavig : (qetdnr ean) os eEN, : NVONVUSIAN + : TnINVTVONIE ‘ois LVAD VAVIG ISvSFIVa HV TAR \YNvoNa OmSTH IVIIN HVT avin © aso z Judo ET 1 vous | + e sor) ETT z odo 1 coun | £ aso19 et z ‘odo 1 zon | z £ aso z Jodo ez. Sanu ep T rowsa | mays coms asaninvt coms ISvDLLIW, aeaa sivas | nvani, | OMSINNTIN | Omiste | isvouum | omtsrrs r iar) Osean a waver | Many asvsrivan_| “VUTLOL | SIS | vavig-va im wn | OA | oms | on TDINVTNVGNEL SVE “TAINO AVGNLL WNVONERE “TAINVINVGNEL WnTTaRaS OXISTY VSITVNV TISVH AWNSaa "8-9°6 NVUIdWVT — Yohoud oxpsiy UOUIIDUDYY 6 was| uereseured uedeisiag 3 ueEURSYye [ad osm uvBuenay} eyesn isenyeag Bupaaurug anyesanyy Ipras, ure] aeeyesniad spreuyouag stualas yoAoud uewreyeSuag (maps yojos yyid) uoneoynuepl Ippfiay upjBunw ingasiay Oy)S}4 DUDULIp 4;Y4D Up jv jvBBuM yvjopo pug uvp uns pug way] UMOpyeaig YSTY (raps yopos yyid) 4103938) RSS| aera ear Yofoud oxpsiy UaLuafOUDWY 6 ues Ippliag oss DING IgV 2ouanbasuop Ipolian upBunut oyssu odouay qogakuag (4283,.) Aq pasney oy!siy / DMASLAd queag UALSIOAY ASA 9-9°6 NVUIdWVT 9 Manajemen Risiko proyek LAMPIRAN 9.6-c Period Tol data dinput Probability Severity / Impact Discrete Value Score Kemurgkinan radi Tingkat iba ila isto (Rp) ith oe visio itu Ee Notes san bahwa perkiraan nila rsiko yang tercantum diatas terdiri dari apa so 9-35 9 Manajemen Riso proyek SS EEE LAMPIRAN 9.6-d RESPONSE (RENCANA TINDAK LANJUT) Assigned to PIC tindak lanjutrisiko Response Type erlakuan terhadap risiko Pilih salah satu Occurred (tanggal) [___ Tanggal berapa risiko terjadi Dipilih bila risiko terjadi Resolved (tanggal) Tanggal berapa risiko terselesaikan Dipilih bila risiko sudah close dan tidak tejadi Resolution Masukan catatan disini bila risiko sudah closed dan tidak terjadi Response Steps (Rencana Tindak Lanjut) ‘Add Step 9-36 9. Manajemen Risiko proyek ——————————————— LAMPIRAN 9.6-e Step 1 (RTLNo. 1) Step Name 2 aT ‘Nama Rencana Tindak Lanjut Description Rencana Tindak Lanjut Assigned to PIC tindak lanjut risiko Due Date et. Oe CVs Batas waktu (tanggal) untuk Biaya mitigasi pelaksanaan tindak laajut Step Duration aaa) Jangka waktu melakukan RTL Score Probability Severity / Impact (Tingkat risiko setelah ‘Kemungkinan terjadi Tingkat akibat tindak lanjut) Pilth salah satu 9-37 9-38 LAMPIRAN 9.6-f Step 3 (RTLNo. 3) Step Name Nama Rencana Tindak Lanjut Description Rencana Tindak Lanjut Assigned to PIC tindak lanjutrisiko Due Date Batas woktu tanggal) untuk ppelaksanaan tindak lanjut Step Duration Jangka waktu melakukan RTL Score (Tingkat risiko setelah ‘ondak lanjut) Notes 9 Manajemen Risiko proyek FATA Cost Biaya mitigasi Probability Severity / Impact Kemungkinan terjadi Tingkat akibat Pilih salah sau Sangat Kecil Tidak Berat Kecil |Agak Berat Sedang Berat Besar |Sangat Berat Sangat Besar [Malapetaka (Penjelason lebih lanjut tentang RTL ini) [aE Pekerjaan preliminary, 26 Pengendalian biaya, 1, 28, 34 Pengendalian Biaya, 28, 34 penyimpangan biaya, 1, 2, 32, penyimpangan jadwal, 33 Penyusunan dokumen biaya, 10 Preliminary Estimate, 3 Proses anggaran biaya, 23 Proses estimasi biaya, 1, 4,9 Proses penganggaran biaya, 1 Proses pengendalian biaya, 1, 30 Proses pengendalian biava proyek, 1 Proses penyustinan estimasi biaya, Proses penyusunan harga pekerjaan, 22 3 BAB 6 MANAJEMEN MUTU Key performance indicators, 6 Klinik, 20 _—— a) Manajemen pelayai Manajemen review nan, 29 RAB Eksternal, 20, 34 RAB Internal, 20, 34 RAB Penawaran, 20, 34 RAK Kontrak, 20, 34 rekapitulasi estimasi biaya, 19 Schedule Variance, 33 Semi detailed Ukuran kinerja, 33 ae Pengendalian mut, 2, 25 Penjaminan mutu, 2, 10, 30 Perencanaan mutu, 2, 6,7 Prinsip manajemen mutu, 2 QPlan, 1, 3, 6, 8, 9, 22, 30 Quality Management System Level (QMSL), 3, 21 Quality Product Ass (QPASS), 27 [SEeeree eer ssment System Sistem Manajemen Mutu, 4,7 9. Manajemen Risiko proyelz LAMPIRAN 9.6-g Kertas Kerja Analisa Analisis Analisa / Hal yang dipertimbangkan Faktor Positif yang ada Hal positifyang ada terkait dengan risiko 9-39

You might also like