You are on page 1of 7

KESKOM.

2020;6(2) : 248-254

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

Analysis of the Accuracy Implementation of Patient


Identification Based on Objective Standards of
Patient Safety at Surya Insani Hospital Pasir
Pangaraian
Analisis Pelaksanaan Ketepatan Identifikasi Pasien
Berdasarkan Standar Sasaran Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit Surya Insani Pasir Pengaraian
Ahmed Mawardi1, Asriwati2, Jamaluddin3
1,2,3
Institusi Kesehatan Helvetia

ABSTRACT ABSTRAK
Iden fikasi pasien merupakan salah satu sasaran keselamatan Pa ent iden fica on is one of the goals of pa ent safety at the
pasien di rumah sakit. Peneli an ini bertujuan untuk hospital. This research aimed to analyze the accuracy
menganalisis pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien di implementa on of pa ent iden fica on at Surya Insani Hospital.
Rumah Sakit Surya Insani. Peneli an ini merupakan peneli an The research is research qualita ve descrip ve where data
deskrip f kualita f dimana pengumpulan data dilakukan dengan collec on was carried out by interview, observa on, and
wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Informan yang document review. The informants were pa ent safety team,
menjadi narasumber yaitu m keselamatan pasien, manajer nursing manager, room head, registra on officer, nurse, midwife,
keperawatan, kepala ruangan, petugas penda aran, perawat, pa ent and their companion. The results showed that the
bidan, pasien dan pendamping pasien. Hasil peneli an implementa on of pa ent iden fica on at the Hospital was
menunjukkan bahwa pelaksanaan iden fikasi pasien di Rumah running but not in accordance with standards. Health worker
Sakit Surya Insani sudah berjalan tetapi belum sesuai standar. knowledge as s ll lacking; the officer did not verify pa ent data;
Pengetahuan petugas kesehatan masih kurang; petugas dak and the pa ent was not well educated regarding the
melakukan verifikasi data pasien; dan pasien dak teredukasi implementa on of pa ent iden fica on that did not run well
dengan baik terkait pelaksanaan iden fikasi pasien. Pelaksanaan because of the employees were frequently changing, the lack of
iden fikasi pasien dak berjalan dengan baik karena karyawan socializa on provided to the officers, the compliance of officers
yang sering bergan , kurangnya sosialisasi yang diberikan at the SOP was s ll lacking, and there was no repor ng of it.
kepada petugas, kepatuhan petugas pada SPO masih kurang, Sugges on for hospitals to control and prevent employee
dan dak ada pelaporan pelaksanaan iden fikasi pasien.
turnover inten ons; the hospital pa ent safety team needs to
Beberapa saran yang direkomendasikan dalam peneli an ini
adalah rumah sakit perlu melakukan pengendalian dan disseminate the pa ent iden fica on procedure; recording and
pencegahan terhadap turnover inten on karyawan; m repor ng the accuracy implementa on of pa ent iden fica on;
keselamatan pasien rumah sakit perlu melakukan sosialisasi and the need to emphasize the officer's responsibility in
prosedur iden fikasi pasien; melakukan pencatatan dan explaining the importance of iden fica on pa ents and
pelaporan pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien; dan usefulness of bracelet iden ty at the me of the installa on of
perlunya menekankan tanggung jawab petugas dalam bracelet iden ty .
menjelaskan pen ngnya iden fikasi pasien dan kegunaan gelang
iden tas pada saat pemasangan gelang iden tas.

Keywords : Iden fikasi Pasien, Keselamatan Pasien, Kata Kunci : Pa ent Iden fica on, Pa ent Safety, Knowledge
Pengetahuan
Correspondence : Ahmed Mawardi
Email : mawar.diahmed@gmail.com , 0812 6437 7006

• Received 01 Juli 2020• Accepted 03 September 2020 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol6.Iss2.546
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 6, No. 2
249 Agustus 2020

PENDAHULUAN 3,2-16,6%. Dengan data-data tersebut, berbagai negara


segera melakukan peneli an dan mengembangkan Sistem
Indonesia belum mampu bersaing dengan rumah sakit di luar
Keselamatan Pasien (Kemenkes RI 2015).
negeri di era globalisasi ini. Fokus permasalahan yang
Gerakan keselamatan pasien di Indonesia dimulai ke ka
menyebabkan hal tersebut salah satunya yaitu dengan krisis
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI)
ke dakpercayaan dari masyarakat terhadap mutu pelayanan
mengambil inisia f membentuk Komite Keselamatan Pasien
kesehatan dimana semakin seringnya muncul dugaan malprak k
Rumah Sakit pada tahun 2005 (Kemenkes RI 2015). Laporan
dan salah diagnosis oleh petugas kesehatan (Adisasmito 2008).
Insiden Keselamatan Pasien di Indonesia berdasarkan jenisnya
Untuk itu perlunya peningkatan keselamatan pasien rumah sakit
dari 145 insiden yang dilaporkan didapatkan kejadian nyaris
dengan harapan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
cidera (KNC) sebanyak 69 kasus (47,6%), KTD sebanyak 67 kasus
rumah sakit dapat meningkat. Dengan adanya program
(46,2%), dan lain-lain sebanyak 9 kasus (6,2%). Berdasarkan data
keselamatan pasien dapat mengurangi Kejadian Tak Diharapkan
di atas menunjukkan bahwa masih banyaknya masalah pa ent
(KTD), yang dapat berdampak pada peningkatan biaya
safety yang seharusnya dapat dicegah dengan penerapan
pelayanan, menimbulkan konflik antara petugas kesehatan
Interna onal Pa ent Safety Goal. Walaupun telah ada laporan
dengan pasien, menimbulkan tuntutan hukum, tuduhan
insiden yang diperoleh, perhitungan kejadian yang berhubungan
malprak k, yang akhirnya menimbulkan opini nega f terhadap
dengan keselamatan pasien masih sangat terbatas.
pelayanan rumah sakit (Kemenkes RI 2015).
Peneli an Ismaniar (2012) di salah satu rumah sakit swasta di
Keselamatan pasien merupakan sistem yang dibentuk rumah
Riau menunjukkan hasil dari 42 kasus laporan insiden, terjadi
sakit untuk mencegah dan mengurangi kesalahan dalam
45,22% medica on error, 2,38% mengakibatkan kema an dan
perawatan terhadap pasien akibat dari kelalaian atau kesalahan
50% kasus dak dilakukan analisis. Tidak ada laporan internal dan
asuhan yang diberikan. Keselamatan pasien rumah sakit
eksternal yang dilakukan oleh m KPRS (Ismaniar 2015). Sama
merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan kepada pasien di
halnya dengan data di ngkat provinsi, laporan keselamatan
rumah sakit yang aman dan dak merugikan pasien. Semua
pasien di ngkat kabupaten juga dak tercatat dan terlapor.Di
komponen pelayanan kesehatan rumah sakit melipu dokter,
Kabupaten Rokan hulu terdapat 6 rumah sakit, dimana salah
perawat dan tenaga kesehatan lainnya(Se owa et al. 2013).
satunya adalah Rumah Sakit Surya Insani. Dari enam sasaran
Keselamatan pasien di rumah sakit dimulai dari ketepatan
keselamatan pasien, pelaksanaan iden fikasi di RumahSakit
iden fikasi pasien. Karena salah iden fikasi pasien diiden fikasi
Surya Insani masih belum mencapai target yang ditetapkan. Hal
sebagai akar penyebab banyak kesalahan yang
ini yang mendasari peneli untuk melakukan analisis terhadap
terjadi.Kesalahankarena kekeliruan iden fikasi pasien terjadi di
pelaksanaan iden fikasi pasien di RumahSakit Surya Insani.
hampir semua aspek atau tahapan diagnosis dan pengobatan
sehingga diperlukan adanya ketepatan iden fikasi pasien. METODE
Kesalahan iden fikasi pasien dapat mengakibatkan dampak yang
Peneli an ini merupakan peneli an kualita f deskrip f,
serius bagi pasien seper medica on errors, kesalahan
dengan informan peneli an adalah orang yang mengetahui
pemberian obat, salah dalam transfusi darah, pemberian
permasalahan secara mendalam, mampu dan memiliki
prosedur pengobatan pada orang yang salah, bahkan bisa
pengetahuan luas serta bersedia memberikan informasi dengan
menyebabkan penyerahan bayi pada keluarga yang salah
baik dalam proses kegiatan penyelenggaraan iden fikasi
(Abdella f, James P Bagian, et al. 2007).
pasien.Informan utama adalah ketua m keselamatan pasien
Pada tahun 2000 Ins tute of Medicine di Amerika Serikat
rumah sakit; petugas yang terlibat langsung dalam proses
menerbit-kan laporan yang mengejutkan banyak pihak (“wake up
kegiatan iden fikasi pasien, yaitu perawat, bidan, dan tenaga
call”) : “TO ERR IS HUMAN”, Building a Safer Health System.
kesehatan lainnya yang berhubungan langsung dalam
Laporan itu mengemukakan peneli an di rumah sakit di Utah dan
memberikan pelayanan kepada pasien. Kemudian dipilih juga
Colorado serta New York. Kejadian dak diharapkan (KTD) atau
informan pendukung yaitu Pasien, dan Keluarga pasien.Teknik
Adverse Event di Utah dan Colorado ditemukan sebesar 2,9%,
penentuan subjek peneli an menggunakan metode purposive.
dimana 6,6% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York,
Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara
KTD adalah sebesar 3,7% dengan angka kema an 13,6%. Angka
mendalam, observasi langsung dan telaah dokumen. Pedoman
kema an akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika
wawancara dan lembar observasi digunakan sebagai instrumen
yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000 – 98.000 per
peneli an. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-
pengetahuan petugas terhadap iden fikasi pasien, kemudian
angka peneli an rumah sakit di berbagai Negara; Amerika,
peneli mengobservasi langsung terhadap petugas dalam
Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang
pelaksanaan iden fikasi pasien. Peneli an dilakukan sejak bulan

h p://jurnal.htp.ac.id
Ahmed Mawardi, et al
Analysis of the Accuracy Implementa on of Pa ent Iden fica on Based on Objec ve Standards of Pa ent Safety
Analisis Pelaksanaan Ketepatan Iden fikasi Pasien Berdasarkan Standar Sasaran Keselamatan Pasien
250

Agustus hingga September 2019. Adapun langkah-langkah yang diberikan ke perawat igd atau poliklinik untuk dipakekan
peneli lakukan adalah: 1) observasi petugas dalam melakukan gelangnya kalau pasien rawat inap. Nah perawat pun ke ka
iden fikasi pasien 2) telaah dokumen, 3) wawancara dengan memasang infus, memberikan obat atau mengambil darah
memang sudah kroscek minimal nama sama tanggal lahir.
informan. Analisis dilakukan terhadap data yang telah
Kalau secara praktek mungkin sudah jalan, pencatatannya kita
dikumpulkan, disajikan dalam bentuk nara f deskrip f. Untuk
yang belum.”(TKP1)
menjamin keabsahan data, maka peneli melakukan
Standar Prosedur Operasional (SPO) merupakan salah satu
pengumpulan data dengan teknik triangulasi. Dalam peneli an
dokumen yang juga dibutuhkan untuk memenuhi elemen
ini, peneli menggunakan teknik triangulasi sumber.
sasaran ketepatan iden fikasi pasien.Tim keselamatan Rumah
HASIL Sakit Surya Insani juga sudah membuat SPO tentang Iden fikasi
Pasien. Terdapat sepuluh SPO yang dibuat untuk ketepatan
Terdapat lima elemen yang harus dipenuhi pada sasaran
iden fikasi pasien, yaitu Pemasangan gelang iden fikasi,
ketepatan iden fikasi pasien, yaitu: ada regulasi yang mengatur
penggelangan ulang pasien, iden fikasi pasien rawat inap dan
pelaksanaan iden fikasi pasien, iden fikasi pasien dilakukan
pasien yang melakukan ndakan di kamar operasi, iden fikasi
dengan menggunakan minimal dua iden tas dan dak boleh
melakukan ndakan medis, Iden fikasi pasien poliklinik,
menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat
iden fikasi pasien sebelum pemberian pengobatan dan
sesuai dengan regulasi rumah sakit, iden fikasi pasien dilakukan
ndakan, iden fikasi sebelum pemberian darah dan atau produk
sebelum dilakukan ndakan, prosedur diagnos k, dan
darah, iden fikasi sebelum pemberian obat, iden fikasi sebelum
terapeu k, pasien diiden fikasi sebelum pemberian obat, darah,
pengambilan darah dan specimen klinis, dan pasien menolak
produk darah, pengambilan spesimen, dan pemberian diet,
pemasangan gelang iden fikasi. Secara keseluruhan, iden fikasi
pasien diiden fikasi sebelum pemberian radioterapi, menerima
pasien yang dibuat oleh m keselamatan sudah sesuai dengan
cairan intravena, hemodialisis, pengambilan darah atau
standar akreditasi.
pengambilan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, katerisasi
“ S P O k i ta j u g a s u d a h p u ny a , p o k j a S K P y a n g
jantung, prosedur radiologi diagnos k, dan iden fikasi terhadap membuatsesuaidengan elemen akreditasi, semua elemen
pasien koma. akreditasi dimasukkan di SPO itu” (TKP1)
Dalam pemenuhan elemen pertama pada sasaran ketepatan Panduan iden fikasi pasien juga sudah dibuat oleh m
iden fikasi pasien, Rumah Sakit Surya Insani sudah menyiapkan keselamatan pasien. Panduan ini dibuat untuk tatalaksana
dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk memenuhi sasaran iden fikasi pasien secara rinci yang sudah disesuaikan dengan
ketepatan iden fikasi pasien, seper Peraturan Direktur, Standar Rumah Sakit Surya Insani, panduan tersebut diperlukan karena
Prosedur Operasional (SPO), dan Panduan Iden fikasi Pasien. Peraturan Direktur tentang iden fikasi pasien di Rumah Sakit
Kebijakan terkait Ketepatan Iden fikasi Pasien, yaitu Peraturan Surya Insani dak membahas secara rinci tatalaksana iden fikasi
Direktur Nomor 009/RSSI/PER-DIR/III/2017 tentang Iden fikasi pasien.
Pasien Rumah Sakit Surya Insani. Perawat dan bidan merupakan petugas yang akan sering
Kebijakan tentang ketepatan iden fikasi pasien mengatur melakukan iden fikasi pasien sebelum melakukan ndakan
tentangiden fikasi pasien harus menggunakan minimal dua kepada pasien. Berdasarkan hasil wawancara terhadap perawat
iden tas (nama dan tanggal lahir pasien) dan dak boleh dan bidan yang ditanyakan mengenai kebijakan ketepatan
menggunakan nomor kamar pasien atau lokasi pasien dirawat iden fikasi pasien, beberapa perawat dan bidan mengatakan
sesuai dengan elemen kedua dalam sasaran ketepatan bahwa peraturan terkait ketepatan iden fikasi ada berupa SPO
iden fikasi pasien. Kebijakan tersebut sudah berjalan, tetapi dan ditempatkan di nurse sta on. Perawat lainnya mengatakan
belum semua terbiasa melakukan ketepatan iden fikasi pasien bahwa peraturan ketepatan iden fikasi pasien dilakukan sesuai
sesuai dengan peraturan yang ada.Iden fikasi pasien sudah dengan ketentuan akreditasi. Kemudian ada juga perawat yang
dilakukan oleh perawat, tetapi terkadang mereka lupa untuk dak mengetahui tentang peraturan mengenai iden fikasi
menggunakan dua iden tas. Pencatatan dan pengawasan juga pasien baik berupa peraturan direktur ataupun SPO, tetapi
belum dijalankan oleh m keselamatan pasien terhadap melakukan iden fikasi pasien sesuai arahan kepala ruangan dan
pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien. Berikut ku pan manajer keperawatan.
wawancara dengan m keselamatan pasien mengenai Sosialisasi terhadap peraturan, terutama prosedur perlu
pelaksanaan Peraturan Direktur tentang Iden fikasi Pasien : dilakukan kepada perawat agar perawat mengetahui prosedur
“Pelaksanaannya sudah berjalan pasien diberikan gelang iden fikasi pasien sesuai dengan peraturan yang ada.
iden tas yang berisi ga iden tas disana, nama, nomer rekam Berdasarkan wawancara, sebagian perawat mengatakan bahwa
medis sama tanggal lahir. Iden tas itu yang nulis petugas belum pernah mendapat sosialisasi tentang ketepatan
p e n d a f a t a r a n b a r u k e m u d i a n iden fikasi pasien.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No. 2
251 Agustus 2020

“kalo disini ngga pernah ada sosialisasi. Cuma dari rumah baru tamat juga dari pendidikan, jadi ya itu harus
sakit sebelumnya sudah tau begitu” (BID2) disosialisasikan lagi waktu orientasi” (KRU1)
“hmm kalo pas aku masuk, kayaknya belum, tapi
Wawancara lebih lanjut terhadap informan manajer
sebelumnya mungkin udah ya.” (PER5)
keperawatan dan kepala ruangan mengenai penyebab ngginya
Sedangkan sebagian besar perawat lainnya mengatakan pergan an perawat diperoleh informasi yang beragam. Menurut
pernah mendapat sosialisasi terkait ketepatan iden asi pasien. manajer keperawatan perawat yang baru tersebut karena untuk
“ada dulu waktu mau akreditasi disosialisasikan sama m memenuhi standar jumlah tenaga kesehatan dibandingkan
SKP” (PER2)
jumlah tempat dur sesuai permenkes, kemudian beberapa
Dengan adanya peraturan yang dibuat tentang iden fikasi karyawan juga yang sudah habis kontrak dak diperpanjang, dan
pasien, ada perubahan yang signifikan terhadap pelaksanaan alasan lain karena tempat nggal yang jauh.
iden fikasi pasien. Petugas yang berhubungan dengan pasien “iya memang perawat kita dan bidan disini banyak yang
harus melakukan iden fikasi pasien sebelum melakukan baru karena memang untuk memenuhi ketentuan akreditasi,
ndakan sesuai dengan peraturan yang ada. jadi pada saat akreditasi kemaren jumlah tenaga kesehatan
Pengetahuan perawat terhadap prosedur iden fikasi pasien kita masih kurang, belum sesuai permenkes jadi bertahap kita
tambah. Kemudian juga beberapa perawat yang kita kontrak
harus sesuai dengan regulasi yang sudah dibuat oleh m
sudah habis kontraknya dak dilanjutkan. Kalo alasannya kita
keselamatan pasien. Berdasarkan wawancara kepada perawat,
tanya kebanyakan karena menikah, setelah menikah ikut
beberapa perawat kurang tepat dalam menjelaskan SPO suami, dan ada yang dak diizinkan suami bekerja.
iden fikasi pasien yang telah dibuat. Sebagian perawat Kebanyakan alasannya begitu sih. Ada juga karena masalah
mengatakan bahwa prosedur ketepatan iden fikasi pasien yang tempat nggal karena disini banyak dari luar kota banyak yang
mereka tahu yaitu iden fikasi pasien dilakukan se ap akan dari sumbar, jadi disuruh pulang oleh orang tuanya. Kalo untuk
melakukan ndakan, serta menanyakan nama pasien dan tanggal kesejahteraan disini kayanya bukan jadi penyebab utama
lahir. mereka keluar karena kita sudah lumayan nggi kalo gaji,
“kayak manggil nama pasien, tanggal lahir, kalo nomor rm tekanan juga disini dak terlalu, kita cukup santai pekerjaan di
pas pasiennya gak nger . Jadi biasanya nama pasien sama surya insani.” (KEP1)
tanggal lahir” (PER2 ) Cara yang dilakukan m keselamatan pasien untuk
“se ap ndakan, pemberian obat, terus observasi tanda- mengetahui bahwa perawat sudah mengetahui prosedur
tanda vital kita iden fikasi juga, apalagi yaa pemberian obat, iden fikasi pasien, yaitu dari kepala ruangan, dan juga dari
pengambilan darah, terapi medikasi semua kita iden fikasi itu laporan kesalahan iden fikasi pasien saat petugas melakukan
sih”(PER3)
ndakan kepada pasien. Sedangkan, kepala ruangan melakukan
Berdasarkan panduan iden fikasi pasien Rumah Sakit Surya juga supervisi untuk melihat serta mengawasi perawat-perawat
Insani bahwa pada saat melakukan iden fikasi pasien, perawat dalam melakukan ndakan kepada pasien.
harus melakukan verifikasi dengan menanyakan nama dan “caranya tau ya, yaa, sebenernya ya awalnya ada
tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan dengan gelang iden fikasi, kayak giniini supaya dak ada salah iden fikasi ya,
iden tas yang digunakan pasien. Perawat juga harus jadi ke ka kita udah kayak gini akan minimal nih orang yang
menanyakan iden tas pasien dengan pertanyaan terbuka, salah pemberian obat, salah tranfusi jadi dengan kayak gini
pas kejadian kayak gitu menurun”(TKP1)
contohnya: “siapa nama bapak/ibu?”, dan dak boleh
menggunakan pertanyaan tertutup seper “Apakah nama anda Selanjutnya pemenuhan elemen ke ga, keempat, dan
Sri?”. kelimadari sasaran ketepatan iden fikasi pasien dilakukan
Kepala ruangan bertanggung jawab menjelaskan SPO kepada observasi terhadap petugas. Berdasarkan observasi kepada
perawat. Menurut kepala ruangan, petugas kesehatan baik perawat saat melakukan asuhan/ ndakan kepada pasien,
perawat atau bidan yang bekerja di Rumah Sakit Surya Insani sebagian perawat yang diobservasi sudah sesuai dengan
sering bergan . Penjelasan sistem di rumah sakit, termasuk prosedur iden fikasi pasien, yaitu mengiden fikasi pasien
ketepatan iden fikasi pasien kepada perawat dilakukan pada dengan membandingkan iden tas pada gelang iden tas.
saat orientasi dilaksanakan dan hari penempatan perawat Sedangkan sebagian besar perawat dak melakukan semua
tersebut. prosedur dengan benar. Tahapan prosedur iden fikasi pasien
“semua di awal masuk kan ada orientasi, orientasi itu yang biasa dak dilakukan oleh perawat yaitu memeriksa dan
tentang sistem yang ada disini,... iya, terus juga pas hari membandingkan data pada gelang pengenal dengan rekam
penempatan disini kami juga orientasi di ruangan, seputar medis. Sebagian besar perawat melakukan iden fikasi pasien
ruangan, seputar sistem, seputar ya kebiasannya disini. Karena hanya dengan menanyakan nama pasien, tanpa membandingkan
memang perawat bidan kita banyak yang baru baru ada yang dengan gelang iden tas. Kemudian perawat terkadang dak

h p://jurnal.htp.ac.id
Ahmed Mawardi, et al
Analysis of the Accuracy Implementa on of Pa ent Iden fica on Based on Objec ve Standards of Pa ent Safety
Analisis Pelaksanaan Ketepatan Iden fikasi Pasien Berdasarkan Standar Sasaran Keselamatan Pasien
252

selalu menanyakan nama pasien karena merasa sudah mengenal disesuaikan dengan elemen-elemen pada sasaran ketepatan
pasien, dan juga agar pasien dak merasa bosan ditanya terus- iden fikasi pasien sesuai standar akreditasi RS versi 2012.
menerus. Prosedur ini belum disosialisasikan kepada perawat secara
“nanya namanya siapa, tapi kalo se ap hari kita sama keseluruhan. Akan tetapi, kepala ruangan yang juga sebagai m
kayak gitu,pasiennya ngerasa susternya gak kenal-kenal keselamatan pasien memiliki tanggung jawab untuk melakukan
nihsama kita, aku jarang-jarang sih ya, paling 3 sampe 5 kali sosialisasi kebijakan serta SPO kepada perawat. Berdasarkan
ketemu masih aku tanya tapi kalo udah 5 kali lebih udah peneli an, dak semua perawat mendapatkan sosialisasi dari
langsung ke pasiennya. Karena kalo sering ditanya siapa kepala ruangan terkait SPO ketepatan iden fikasi pasien.
namanya, pasiennya ngomong susternya gak hapal-hapal Beberapa perawat mengatakan pernah dilakukan sosialisasi saat
nih”(PER6)
orientasi, atau langsung mendapat sosialisasi dari kepala
Berdasarkan wawancara dengan pasien rawat inap, sebagian ruangan, namun beberapa perawat lainnya mengaku belum
besar pasien mengatakan saat perawat akan melakukan pernah mendapat sosialisasi terhadap SPO ketepatan iden fikasi
ndakan/ asuhan hanya menanyakan nama pasien, dan dak pasien. Oleh karena itu, prosedur iden fikasi pasien dak
mencocokkannya dengan gelang iden tas pasien. diketahui secara keseluruhan oleh perawat.
“iya biasanya suka nanya nama aja, kadang-kadang Sosialisasi seharusnya dilakukan secara menyeluruh kepada
ngecek, kadang gak susternya udah hapal.”(PAS6) seluruh perawat agar pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien
“enggak, mereka langsung tanya aja gitu , ibunya berjalan dengan op mal. Hal tersebut sesuai dengan peneli an
namanya siapa gitu”(PAS8) Yudhawa dan Lis owa , menyatakan bahwa sosialisasi dan SPO
yang belum op mal menjadi hambatan dalam pelaksanaan
PEMBAHASAN
ketepatan iden fikasi pasien oleh perawat (Aditama 2008).
Ketepatan dalam mengiden fikasi pasien merupakan upaya Untuk pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien dapat
untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan ndakan dilakukan secara menyeluruh oleh petugas medis yang
terhadap pasien (Abdella f, James P. Bagian, et al. 2007). Rumah berhubungan dengan pasien, m pokja SKP melibatkan semua
Sakit Surya Insani telah membuat dokumen-dokumen yang instalasi yang berhubungan dengan paisen untuk menjadi m
diperlukan untuk ketepatan iden fikasi pasien, mulai dari keselamatan pasien. Maka se ap instalasi memiliki perwakilan
Kebijakan/ Peraturan Direktur, SPO, dan Panduan Iden fikasi yang menjadi m keselamatan pasien. Hal ini merupakan
Pasien. Semua dokumen tersebut sudah memenuhi standar pengelolaan m yang dilakukan m keselamatan pasien agar
akreditasi RS untuk sasaran ketepatan iden fikasi pasien. peraturan terkait ketepatan iden fikasi pasien berjalan dengan
Tim keselamatan pasien sudah membuat kebijakan sesuai op mal. Hal ini sesuai dengan peneli tan Sunar bahwa ada
dengan ketentuan standar akreditasi RS versi 2012 Peraturan hubungan antara faktor manajemen dan organisasi dengan
Direktur Nomor 009/RSSI/PER-DIR/III/2017 tentang Iden fikasi ketepatan iden fikasi pasien (Swas karini et al. 2019).
Pasien Rumah Sakit Surya Insani. Menurut Guwandi dalam Menurut Yudhawa dan Lis owa , bahwa kebijakan dan SPO
rangka menjamin keamanan pasien, rumah sakit wajib membuat iden fikasi pasien belum menjadi budaya bagi petugas, evaluasi
dan memberlakukan aturan dan kebijakan dalam rangka iden fikasi belum dilaksanakan secara ru n oleh manajemen,
menjamin pelayanan yang aman bagi pasien (Cahyono & Suharjo menyebabkan pelaksanaan iden fikasi pasien dak op mal
2008). Hal ini sesuai dengan langkah-langkah yang harus (Aditama 2008). Berdasarkan peneli an, dengan adanya
dilakukan rumah sakit menuju keselamatan pasien, dimana kebijakan/peraturan yang telah dibuat oleh m pokja
langkah pertama yaitu rumah sakit harus memiliki kebijakan dan keselamatan pasien terkait ketepatan iden fikasi pasien, lebih
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada menekankan petugas medis agar menjadi patuh dalam
insiden (Kemenkes RI 2017). melakukan iden fikasi pasien sebelum ndakan. Namun belum
Kebijakan yang telah dibuat oleh m keselamatan pasien ada pencatatan dan pelaporan sebagai bahan evaluasi dan
mengatur tentang iden fikasi pasien harus menggunakan pengawasan yang dilakukan oleh m keselamatan pasien
minimal dua iden tas dan kapan saja dilakukan iden fikasi terhadap ketepatan iden fikasi pasien oleh perawat.
pasien. Berdasarkan panduan iden fikasi pasien Rumah Sakit Pengetahuan perawat terhadap prosedur yang berlaku di
Surya Insani, dua iden tas yang ditanyakan pada saat Rumah Sakit Surya Insani tentang ketepatan iden fikasi pasien
mengiden fikasi pasien yaitu nama pasien dan tanggal lahir perlu diketahui secara maksimal oleh perawat. Menurut WHO,
pasien, kedua iden tas tersebut juga harus ada pada gelang perlu dilakukan pela han atau sosialisasi tentang prosedur untuk
iden tas pasien. memverifikasi pasien (Abdella f, James P. Bagian, et al. 2007).
Standar Prosedur Operasional (SPO) tentang iden fikasi Untuk itu, SPO yang telah dibuat seharusnya dijelaskan kepada
pasien di Rumah Sakit Surya Insani telah dibuat dan sudah perawat agar mengetahui isi dari SPO tersebut dan

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 6, No. 2
253 Agustus 2020

melaksanakannya sesuai dengan prosedur tersebut. Sesuai iden fikasi pasien di Rumah Sakit Surya Insani sudah dibuat
dengan elemen kedua sasaran ketepatan iden fikasi pasien sesuai dengan standar akreditasi. Sebagian besar perawat
standar akreditasi, perawat harus melakukan iden fikasi pasien mengetahui bahwa iden fikasi pasien dilakukan sebelum
dengan dua iden tas pasien (KARS 2017). Berdasarkan SPO melakukan ndakan/asuhan kepada pasien, namun dak
iden fikasi pasien yang ada di Rumah Sakit Surya Insani bahwa mengetahui harus mengiden fikasi pasien dengan dua iden tas
pada saat melakukan iden fikasi pasien, perawat harus dan verifikasi data pasien. Tahapan yang sering dilewatkan oleh
membandingkan data pasien dengan gelang iden tas pasien. perawat dalam melakukan iden fikasi pasien yaitu melakukan
Namun, dak semua perawat yang diteli mengetahui dengan verifikasi data dengan membandingkan data pasien dengan
tepat prosedur iden fikasi pasien. gelang iden tas pasien, serta hanya menanyakan nama pasien
Berdasarkan peneli an, dak semua perawat mengetahui saja.
dengan tepat SPO iden fikasi pasien yang ada di Rumah Sakit Konflik Kepen ngan
Surya Insani. Hanya sebagian kecil perawat yang mengetahui Dalam peneli an ini dak ada konflik kepen ngan.
dengan tepat prosedur dalam mengiden fikasi pasien. Sebagian Ucapan Terima Kasih
besar perawat dak mengetahui dengan tepat prosedur Peneli mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
iden fikasi pasien yang sudah dibuat oleh m keselamatan yang banyak memberikan bantuan dan dukungan serta
pasien. Prosedur yang sering terlewat oleh perawat saat ucapan terimakasih kepada Bapak/ibu Pimpinan Rumah
melakukan iden fikasi pasien yaitu mengiden fikasi pasien Sakit Surya Insani Pasir Pengaraian Riau tahun 2019 yang
dengan dua iden tas pasien dan melakukan verifikasi dengan telah memberikan kesempatan, tempat, waktu dan
membadingkan data pasien dengan gelang iden tas yang memberikan arahan kepada peneli untuk melakukan
digunakan pasien. Kurangnya pengetahuan perawat terhadap peneli an ini.
pelaksanaan iden fikasi pasien di Rumah Sakit Surya Insani,
dapat membuat pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien dak DAFTAR PUSTAKA
berjalan dengan op mal. Hal ini sesuai dengan peneli an Sitorus
Abdella f, A., Bagian, J.P., et al., 2007. Pa ent
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan perawat
Iden fica on: Pa ent Safety Solu ons, Volume 1,
terhadap pelaksanaan iden fikasi pasien secara tepat (Sitorus Solu on 2, May 2007. Joint Commission Journal on
2013). Oleh karena itu, dengan kurangnya pengetahuan perawat Quality and Pa ent Safety, 33(7), pp.434–437.
terhadap SPO iden fikasi pasien, m keselamatan pasien perlu Abdella f, A., Bagian, J.P., et al., 2007. Pa ent Safety
melakukan sosialisasi terkait prosedur iden fikasi pasien agar Solu ons Preamble - May 2007. The Joint
pelaksanaan ketepatan iden fikasi pasien dapat berjalan Commission Journal on Quality and Pa ent Safety,
op mal. 33(7), pp.427–429.
Berdasarkan hasil peneli an juga didapatkan bahwa Adisasmito, W., 2008. Kesiapan Rumah Sakit Dalam
kurangnya pengetahuan perawat dan petugas kesehatan lain Menghadapi Globalisasi. Case Studi: Analisis
dalam iden fikasi pasien disebabkan oleh sering terjadi Kesehatan. Fakulatas Kesehatan Masyarakat
pergan an karyawan. Hal ini menyebabkan perawat atau bidan Universitas Indonesia.
yang baru bergabung belum mendapatkan sosialisasi terkait Aditama, T.J., 2008. Manajemen Administrasi Rumah Sakit,
pelaksanaan iden fikasi pasien. Tingginya turnover inten on Jakarta: Universitas Indonesia.
karyawan di Rumah Sakit Surya Insani akan berpengaruh Asmara, A.P., 2018. Pengaruh Turnover Inten on terhadap
terhadap beberapa aspek terkait pekerjaan karyawan. Hal ini Kinerja Karyawan di Rumah Sakit Bedah Surabaya.
sesuai dengan peneli an Asmara (2017) di Rumah Sakit Bedah Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia, 5(2),
Surabaya bahwa turnover inten on berpengaruh terhadap p.123.
kinerja karyawan. Turnover yang nggi akan berbahaya bagi Cahyono, J. & Suharjo, B., 2008. Membangun Budaya
keberlangsungan organisasi dan dapat mengurangi produk vitas Keselamatan Pasien Dalam Praktek Kedokteran,
organisasi (Asmara 2018).
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ismaniar, H., 2015. Keselamatan Pasien di Rumah Sakit D. N.
KESIMPULAN Rachmawa , ed., Yogyakarta: Deepublish.
Dari kelima elemen sasaran ketepatan iden fikasi pasien KARS, 2017. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi
akreditasi SNARS edisi 1, hanya elemen pertama yang sudah
1, Jakarta: Komisi Akreditasi Rumah Sakit.
Kemenkes RI, 2015. Pedoman Nasional Keselamatan Pasien
sesuai dengan standar akreditasi Untuk elemen kedua hingga
Rumah Sakit 3rd ed., Jakarta: Kementerian
elemen kelima belum sesuai dengan ketentuan yang sudah
Kesehatan Republik Indonesia.
ditetapkan. Kebijakan/peraturan terkait pelaksanaan ketepatan

h p://jurnal.htp.ac.id
Ahmed Mawardi, et al
Analysis of the Accuracy Implementa on of Pa ent Iden fica on Based on Objec ve Standards of Pa ent Safety
Analisis Pelaksanaan Ketepatan Iden fikasi Pasien Berdasarkan Standar Sasaran Keselamatan Pasien
254

Kemenkes RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia No 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien,
S e owa , D. , A l l e n i d e ka n i a & S a b r i , L . , 2 0 1 3 .
Kepemimpinan Efek f Head Nurse Meningkatkan
Penerapan Budaya Keselamatan Pasien oleh
P e r a w a t P e l a k s a n a d i R S U P N D r. C i p t o
Mangunkusumo Jakarta. Jurnal Makara Seri
Kesehatan, 2(17), pp.79–81.
Sitorus, S., 2013. Analisis Kepatuhan Perawat Terhadap
Pelaksanaan Iden fikasi Pasien Sebelum Melakukan
Tindakan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Siloam
Hospitals Lippo Village. Skripsi, p.2013.
Swas karini, S. et al., 2019. Analisis Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Pelaksanaan Ketepatan
Iden fikasi Pasien oleh Perawat Pelaksana. , (2),
pp.125–134.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS

You might also like