You are on page 1of 16

GADJAH MADA JOURNAL OF PSYCHOLOGY

VOLUME 1, NO. 1, JANUARI 2015: 45 . 60


ISSN: 2407-7798

Theory of Mind pada Anak Usia 3-5 Tahun Ditinjau dari


Kemampuan Bermain Simbolik dan
Kemampuan Bahasa Verbal
Resnia Novitasari1, Supra Wimbarti2
Program Magister Psikologi
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada

Abstract. This study aims at looking at the correlation between the ability to play a symbolic
Š—•1ŸŽ›‹Š•1•Š—•žŠ•Ž1œ”’••œ1’—1Œ‘’••›Ž— œ1 ‘Ž˜›¢1˜•1 ’—•ï1 ‘Ž—ð1•‘Ž1œ•ž•¢1’—Ÿ˜•ŸŽ•1œž‹“ŽŒ•œ1Šœ1
many as 49 children in the kindergarten in Yogyakarta. The age range of children involved in
the study was 46- 61 months. The average age of children was 54.551 months with comparison
subjects by sex was a boy of 20 people (40.81%) while girls were 29 people (59.19%). Data
collections were conducted through a research-contents false belief task, audiovisual
recordings while the children play in pair, rating on Smilansky Scale for Evaluation of
Dramatic and Sociodramatic Play (SSEDSP), and the Wechsler Preschool and Primary Scale of
Intelligence (WPPSI) on verbal subtes. Data analysis using binary logistic regression analysis
techniques. The results of the analysis of the major hypotheses using Omnibus Test of Model
Coefficient with scores of Chi-square=10.394, p=0.006 (p<0.01). These results indicate that there
is a very significant overall model proposed in this hypothesis. Thus, it can be concluded that
the symbolic play ability and verbal skills can predict Theory of Mind in very significant way.
Keyword: Theory of mind, ability to play a symbolic, verbal language skills, preschoolers

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara kemampuan bermain simbolik
dan kemampuan bahasa verbal pada Theory of Mind anak. Penelitian ini melibatkan subjek
sebanyak 49 orang anak di TK Yogyakarta. Rentang usia anak yang terlibat dalam penelitian
ini mulai dari usia 46-61 bulan. Usia rata-rata anak adalah 54,551 bulan dengan perbandingan
subjek berdasar jenis kelamin adalah anak laki-laki sebanyak 20 orang (40,81%) sedangkan
anak perempuan sebanyak 29 orang (59,19%). Pengumpulan data penelitian dilakukan
melalui tugas contents-false belief, rekaman audiovisual saat anak-anak bermain simbolik
berpasangan, rating pada Smilansky Scale for Evaluation of Dramatic and Sociodramatic Play
(SSEDSP), serta Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPSI) pada subtes verbal.
Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis regresi logistik biner. Hasil analisis
hipotesis mayor menggunakan Omnibus Test of Model Coefficient dengan skor Chi-
square=10,394; p=0,006 (p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat
signifikan pada keseluruhan model yang diajukan dalam hipotesis ini. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan bermain simbolik dan kemampuan verbal dapat
memprediksi Theory of Mind secara sangat signifikan.
Kata kunci: Theory of mind, kemampuan bermain simbolik, kemampuan bahasa verbal, anak usia
prasekolah

1 Korespondensi mengenai artikel ini dapat dilakukan melalui: resnia_psy@yahoo.com


2 Atau melalui: supra8@gmail.com

E-JURNAL GAMA JOP 45


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

Salah satu aspek perkembangan yang diambil kesimpulan bahwa kemampuan


penting adalah kemampuan anak dalam Theory of Mind berkaitan erat dengan ber-
memahami diri sendiri dan orang lain. bagai aspek perkembangan, khususnya
Kemampuan ini pada saat sekarang dike- dalam relasi interpersonal.
nal dengan istilah Theory of Mind. Dalam Kurangnya keterampilan Theory of
konteks perkembangan kognitif, Theory of Mind pada anak usia dini ternyata mem-
Mind memiliki peran yang strategis. berikan dampak yang negatif terutama
Ketika seorang anak telah memiliki ke- dalam hal keterampilan bersosialiasi. Keti-
mampuan tersebut maka ia akan mampu dakmampuan dalam memahami bagaima-
berinteraksi secara cepat dengan orang na keadaan mental orang lain dirujuk
lain (Astington & Gopnik, dalam Barr, sebagai mindblindness Š•Šž1 ”Ž‹žtaan da-
2006; Hughes & Lecce, 2010). Mereka juga •Š–1 –Ž–Š‘Š–’1 ™’”’›Š— 1 û ˜‘Ž›•¢ð1 XVV_ò1
akan mampu untuk mengembangkan ke- Hughes & Leekam, 2004). Kemampuan
mampuan empati pada relasi interper- yang rendah tersebut kemudian berimpli-
sonal (Meltzoff, 2011). Pada umumnya, kasi pada keberfungsian sosial anak-anak.
orang-orang menggunakan kemampuan Dalam sebuah penelitian dari Hughes (da-
ini untuk memahami moral, sarkasme, lam Repacholi, dkk., 2003) diungkapkan
humor, manipulasi, kebohongan, serta bahwa anak-anak yang cen•Ž›ž—•1 œž•’•1
mengembangkan memori autobografi •’Š•ž› 1 œŽ›•Š1 Š•›Žœ’•1 •’œ’—¢Šlir memiliki
yang koheren (Lagattuta & Wellman, 2001, kemampuan Theory of Mind yang rendah.
Repacholi, Slaughter, Pritchard, & Gibbs, Melihat pada paparan tersebut, maka
2003). Pemahaman yang tinggi akan hal nampak adanya peran penting dari Theory
tersebut akan memudahkan setiap indi- of Mind dalam perkembangan anak-anak.
vidu untuk beradaptasi dalam lingkungan Walaupun begitu, peneliti menemukan
sosial yang beragam. bahwa kajian tentang Theory of Mind pada
Selain itu, hasil penelitian menunjuk- anak usia dini di Indonesia belum banyak
kan pentingnya penguasaan kemampuan dilakukan. Penelitian baru dilakukan oleh
Theory of Mind dalam kehidupan sehari- Aryanti (2009) dengan subjek anak-anak
hari. Hal ini ditunjukkan melalui pene- usia Sekolah Dasar dan Suminar (2012)
litian dari Slaughter, Dennis, dan Pritchard dengan anak-anak usia 3-7 tahun.
(2002) yang mengambil kesimpulan bahwa Berdasarkan hal tersebut, studi
anak-anak usia prasekolah dengan ke- intensif akan Theory of Mind pada anak
mampuan Theory of Mind yang tinggi dalam konteks Indonesia masih terbuka
cenderung lebih diterima oleh teman- luas. Penelitian terkait dengan anak usia
temannya. Hubungan antar keduanya dini, khususnya usia prasekolah, masih
akan semakin berkembang seiring dengan membutuhkan kajian yang mendalam. Hal
usia anak. Penelitian lain yang dilakukan ini didasarkan pada kemunculan Theory of
oleh Walker (2005) menampakkan kecen- Mind yang diawali sejak anak berusia 3-5
derungan bahwa Theory of Mind akan tahun (Barr, 2006; Flavell, 2000; Wellman,
terkait dengan pembentukan awal kom- 2011). Dengan demikian, kajian penelitian
petensi sosial. Di samping itu, menurut pada rentang usia ini perlu dilakukan
Frye dan Moore (1991) Theory of Mind juga sebab pada tahapan ini berbeda dengan
berimplikasi secara luas pada aspek usia kanak-kanak tengah maupun tahapan
kognitif, bahasa, dan sosioemosional. Dari selanjutnya. Terlebih lagi, pemahaman
beberapa hasil penelitian tersebut dapat akan kemampuan Theory of Mind di

46 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

kelompok usia tersebut dapat membantu bermain simbolik merupakan precursor


orangtua, guru maupun profesional atau penanda awal munculnya keteram-
lainnya dalam melakukan deteksi dan pilan Theory of Mind. Hal ini ditunjukkan
intervensi dini. melalui penelitian dari Youngblade dan
Sesuai dengan konsep aslinya, Theory Dunn (1995) melalui penelitian longitu-
of Mind diartikan sebagai kemampuan dinal. Hasil dari penelitian tersebut
untuk memperkirakan kondisi mental diri menunjukkan bahwa kemampuan berpu-
sendiri dan orang lain (Premack & ra-pura muncul terlebih dahulu dan
Woodruff, 1978). Sedangkan Wellman, berkaitan erat dengan penguasaan Theory
Cross, dan Watson (2001) menyatakan of Mind di tahap usia selanjutnya.
bahwa Theory of Mind melibatkan pema- Dalam dua penelitian yang berbeda,
haman diri sendiri dan orang lain dalam kemampuan Theory of Mind anak ternyata
kondisi mental antara lain keinginan, lebih mengarah pada bermain peran
emosi, keyakinan, intensi serta pengala- secara sosial. Penelitian tersebut berasal
man internal lainnya yang dimanifestasi- dari Astington dan Jenkins (1995) dengan
kan dalam tindakan tertentu. Berdasarkan Schwebel, Rosen, dan Singer (1999) yang
hal tersebut, maka Theory of Mind memiliki menunjukkan bahwa bermain peran lebih
makna akan kemampuan dalam melihat terkait dengan kesuksesan Theory of Mind.
kondisi mental diri sendiri dan orang lain Berdasarkan hasil penelitian dari Asting-
melalui petunjuk perilaku yang nampak. ton dan Jenkins (1995) menunjukkan bah-
Aspek kemampuan Theory of Mind yang wa anak-anak yang bermain peran bersa-
dikaji oleh Wellman, Cross, dan Watson ma teman sebaya, dibandingkan dengan
(2001) adalah kemampuan untuk mema- bermain peran sendirian, secara nyata
hami keinginan dan keyakinan baik diri lebih berkorelasi dengan kemampuan
sendiri maupun orang lain. Theory of Mind.
Hasil berbagai kajian yang ekstensif Selanjutnya, faktor lain yang berpe-
menunjukkan bahwa kemampuan Theory ngaruh pada kemampuan Theory of Mind
of Mind dipengaruhi oleh banyak hal. adalah peran bahasa dalam mendukung
Faktor pertama yang berpengaruh secara kemampuan tersebut (Miller, 2006;
empiris adalah bermain pura-pura atau Milligan, Astington, & Dack, 2007). Anak-
bermain simbolik. Hal ini relevan dengan anak usia 2-3 tahun cenderung menggu-
tahapan perkembangan anak usia dini nakan terminologi kondisi mental untuk
yang erat dengan bermain (Essa, 2003). menjelaskan tentang isi pikirannya dan
Salah satu tahapan bermain yang signi- orang lain. Begitu pula dengan tahapan
fikan muncul menurut Piaget adalah usia selanjutnya melalui percakapan
bermain simbolik (Fein, 1981). Oleh sebab dengan orang lain menyangkut keinginan,
itu, keterkaitan antara keduanya sangat perasaan maupun keyakinan. Di sinilah
dimungkinkan ada sebab kedua variabel tampak peran dari bahasa untuk mendes-
tersebut berkembang di kelompok usia kripsikan kondisi mental yang abstrak
yang relatif sama. menjadi lebih mudah dipahami.
Bermain simbolik ternyata mengindi- Hasil kajian di beberapa literatur
kasikan adanya keterkaitan dengan ke- menunjukkan bahwa kemampuan bahasa
mampuan memahami proses mental orang verbal berimplikasi pada Theory of Mind.
lain. Doherty (2009) menyatakan bahwa Kemampuan bahasa verbal dinilai berpe-
kemampuan bermain pura-pura atau ran atas penguasaan keterampilan mema-

E-JURNAL GAMA JOP 47


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

hami individu (Hughes, dkk., 2005; Miller, serta fasilitas di sekolah terkait dengan
2006). Dari hasil pembahasan tersebut, proses pengambilan data.
menunjukkan bahwa kemampuan bahasa Selanjutnya, proses pengambilan sam-
anak secara umum memiliki peran penting pel penelitian dilakukan dengan teknik
dalam kemampuan Theory of Mind. purposive sampling terkait dengan tujuan
Doherty (2009) menyatakan bahwa tugas- penelitian yang ada. Kriteria subjek pene-
tugas Theory of Mind sangat kental dengan litian yang digunakan dalam penelitian ini
pemahaman bahasa anak. Oleh sebab itu, adalah: (1) Anak-anak di TK yang berusia
disinyalir bahwa tingkat perkembangan antara 3-5 tahun, (2) Berjenis kelamin laki-
bahasa anak juga perlu diperhatikan ter- laki maupun perempuan, serta (3) tidak
kait dengan pemahaman bahasa terhadap berkebutuhan khusus. Peneliti juga mem-
unsur simbolik dalam memahami suatu bagikan surat izin penelitian terlebih
proses mental. dahulu kepada orangtua anak.
Berdasarkan uraian di atas, maka Kemudian, subjek yang dapat diana-
kajian yang mendalam tentang Theory of lisis datanya dalam penelitian ini berjum-
Mind dan faktor-faktor yang mempenga- lah 49 anak. Hal ini disebabkan karena
ruhinya dibutuhkan terutama dalam dari 51 orang anak ternyata data 2 orang
konteks anak-anak di Indonesia. Dengan anak tidak lengkap dalam administrasi-
demikian, pengetahuan yang cukup ten- nya. Oleh sebab itu, kedua anak itu tidak
tang aspek dari perkembangan anak ini diteruskan lagi proses analisisnya. Selan-
dapat dilakukan. jutnya, perbandingan subjek berdasar jenis
kelamin adalah anak laki-laki sebanyak 20
Metode orang (40,81%) sedangkan anak perem-
puan sebanyak 29 orang (59,19%). Pada
Rancangan Penelitian rentang umur anak-anak yang terlibat
dalam penelitian ini mulai dari usia 46-61
Penelitian ini menggunakan pende-
bulan. Usia rata-rata anak adalah 54,551
katan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif
bulan.
bertujuan untuk menjelaskan gejala sosial,
menguji teori, membentuk fakta dan
Kriteria Rater dan Tester
menunjukkan keterkaitan antar variabel
(Neuman, 2000). Metode pengumpulan Berikut ini ada beberapa kriteria rater
data yang akan digunakan dalam peneli- yang melakukan penilaian atas kemam-
tian ini adalah dengan memberikan rating puan bermain simbolik dan Theory of
kemampuan bermain simbolik berdasar- Mind, yaitu: (1) Lulusan S1 Psikologi, dan
kan hasil rekaman audiovisual anak, tugas (2) Memiliki pengalaman dengan anak
Theory of Mind serta tes kemampuan usia dini (misalnya menjadi guru kelom-
bahasa verbal. pok bermain/ TK) minimal selama 1 tahun.
Selanjutnya ada beberapa kriteria
Subjek Penelitian tester untuk alat ukur kemampuan bahasa
Populasi dalam penelitian ini adalah verbal, yaitu: (1) Lulusan S1 Psikologi
siswa Taman Kanak-kanak (TK), Yogya- yang tengah menempuh pendidikan ma-
karta. Pengambilan keputusan peneliti gister profesi, dan (2) Memiliki pengala-
pada TK tersebut didasarkan pada man dalam melakukan pengetesan psiko-
pertimbangan ketersediaan jumlah subjek logis kepada anak usia dini. Kemudian,

48 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

diharapkan setelah kriteria tester dan rater Selanjutnya, untuk rentang waktu 20
terpenuhi maka penilaian variabel-varia- menit, di setiap kategori elemen ren-
bel terkait dalam penelitian ini dapat lebih tang skor antara 0-12. Sedangkan untuk
komprehensif. total kesemuanya rentang skor yang
didapatkan bisa mencapai 0-48.
Alat Pengumpul Data
3. Wechsler Preschool and Primary Scale of
1. Tugas-tugas Theory of Mind Intelligence (WPPSI)
Alat ukur untuk menilai kemampuan Penggunaan tes WPPSI dalam peneliti-
Theory of Mind pada anak mengguna- an ini didasarkan pada hasil penelitian
kan adaptasi kompilasi tugas-tugas dari sebelumnya seperti Hughes, dkk. (2005)
Wellman dan Liu (2004) serta Wellman, dan hasil penelitian metanalisis dari
Fang, Liu, Zhu, dan Liu (2006). Ada Milligan, dkk. (2007). Penggunaan tes
lima tugas Theory of Mind yang telah dalam penelitian tersebut lebih pada
disusun yakni real apparent emotion, kemampuan verbal. Ada beberapa per-
content false-belief, knowledge access, timbangan dalam menggunakan alat
diverse beliefs, dan diverse desires tes ini. Alasan pertama adalah karena
Dalam tugas Theory of Mind ini, di rentang usia anak dalam WPPSI mulai
setiap aitemnya berupa cerita/ skenario dari 3-7 tahun. Selain itu, pertimbangan
yang masing-masing memiliki perta- lainnya adalah WPPSI telah diperguna-
nyaan kontrol dan pertanyaan target. kan secara luas serta ada validasi yang
Pertanyaan kontrol hanya digunakan terjamin dalam menilai kemampuan
untuk menguji pemahaman atau ingat- bahasa verbal berdasarkan kajian
an anak tentang cerita yang disajikan. Wechsler, Golombok, dan Rust (dalam
Kemudian, pertanyaan target berguna Hughes, dkk., 2005).
untuk mengetahui kemampuan Theory Untuk setiap subtes kemampuan
of Mind anak. Pemberian skor hanya bahasa verbal ada beberapa aturan
dilakukan pada saat anak menjawab yang ditegakkan. Pada subtes informa-
pertanyaan target. Skor bergerak antara si, tes akan dihentikan jika anak gagal
0 (jawaban salah) dan 1 (jawaban selama 5 kali berturut-turut. Kemudian,
benar). Oleh sebab itu, tujuan utama skor bergerak antara 1 atau 0. Selanjut-
dari penggunaan alat tes ini adalah nya, pada subtes perbendaharaan kata
untuk melakukan kategorisasi kemam- akan dihentikan jika anak gagal selama
puan anak baik yang berhasil ataupun 5 kali berturut-turut. Skor bergerak
gagal. antara 2, 1 dan 0. Subtes berikutnya
adalah persamaan yang akan dihenti-
2. Smilansky Scale for Evaluation of Dramatic kan jika anak gagal pada nomor 1-5.
and Sociodramatic Play (SSEDSP) Penyajian subtes ini akan berhenti jika
Alat ukur ini merupakan observasi anak gagal 4 kali berturut-turut mulai
dengan rating scale. Terdapat 4 elemen nomor 5. Skor pada soal 1-10 adalah 1
dalam bermain simbolik yang hendak dan 0. Sedangkan untuk aitem 11-16
dinilai berdasarkan teori dari Smilans- adalah 2, 1, dan 0. Terakhir, pada subtes
ky dan Shefatya (1990). Masing-masing pemahaman, penyajian tes akan dihen-
elemen mendapatkan skor dengan tikan jika anak gagal empat kali bertu-
rentang 0-3 pada setiap waktu 5 menit rut-turut. Skor berkisar antara 2, 1 dan
tersebut dengan kriteria yang tersedia. 0.

E-JURNAL GAMA JOP 49


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

4. Properti Pendukung Bermain Simbolik menjaga kenyamanan anak secara psi-


Alat-alat bermain yang digunakan da- kologis karena setting penelitian masih
lam penelitian ini berdasarkan pada familiar baginya. Peneliti akan meng-
kajian tentang tema-tema dan alat main gunakan video kamera yang diletak-
bermain simbolik atau drama. Alat kan di satu sisi ruangan dalam posisi
main yang digunakan biasanya peralat- strategis sehingga memungkinkan
an makan, boneka, serta perangkat alat semua proses dapat direkam. Selanjut-
main dengan tema tertentu lainnya nya, hasil rekaman akan ditransfer ke
(Essa, 2003; Wolfgang & Wolfgang, flashdisk kemudian baru didistribusi-
1992). Kemudian peneliti melakukan kan kepada para rater.
observasi dan wawancara pada guru
anak-anak prasekolah untuk mengada- Hasil
kan penelitian awal. Hal ini dilakukan
untuk melakukan pengecekan silang Penelitian yang dilakukan kali ini
atas dasar teori yang digunakan dengan didasarkan pada data yang diperoleh dari
pendapat guru sebagai bagian dari 49 subjek yang ada. Untuk memperoleh
professional judgment. Hasil dari wawan- gambaran sampel penelitian secara umum,
cara awal menemukan bahwa ada bebe- pada Tabel 2 dipaparkan karakteristik
rapa alat main yang memiliki tema- subjek.
tema seperti terlihat pada Tabel 1. Berikut ini dipaparkan deskripsi data
5. Rekaman Audiovisual Theory of Mind terkait dengan kemampuan
anak-anak untuk berhasil dalam tes ini.
Proses anak dalam bermain simbolik
Kategorisasi data hanya didasarkan pada
akan direkam di satu ruangan dalam
saat anak berhasil atau gagal dalam tes
lingkup sekolah. Tujuan dari penggu-
(Tabel 3).
naan ruangan di sekolah adalah untuk

Tabel 1
Peralatan Bermain Simbolik
No. Tema Ragam Alat Main Simbolik
1. Keluarga Boneka, mainan dot bayi, kompor, piring, sendok, garpu, gelas, teko,
meja dan kursi
2. Dokter Baju dokter-dokteran, stetoskop, kotak obat, jarum suntik mainan,
kertas resep, pensil, boneka
3. Jual beli kasir, uang mainan, buah-buahan, sayur-sayuran, keranjang belanja
4. Polisi-polisian Pistol mainan, kostum polisi, berbagai gambar petunjuk lalu lintas,
peluit.

Tabel 2
Deskripsi Empirik dan Hipotetik Data Penelitian
Hipotetik Empirik
Variabel
Min. Maks Mean SD Min. Maks Mean SD
TOM 0 1 0,50 0,17 0 1 0,24 0,43
Simbolik 0 48,00 24,00 6,00 13,00 48,00 35,40 8,17
Verbal 0 139,00 69,50 23,17 22,00 84,00 48,67 14,19
keterangan: TOM=Theory of Mind, Simbolik=Kemampuan Bermain Simbolik, Verbal=
Kemampuan Verbal

50 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

Tabel 3
Kategorisasi Subjek pada Variabel Theory of Mind
Variabel Kategori Jumlah Persentase
Theory of Mind Berhasil 12 24,49%
Gagal 37 75,51%

Peneliti melakukan uji coba lima buah menggunakan metode statistik regresi
tugas guna mengukur kemampuan Theory logistik biner. Penggunaan analisis regresi
of Mind. Dari perbandingan terhadap lima logistik biner (binary) pada penelitian ini
buah tugas yang ada, ada dua tugas yang berdasarkan pada jenis variabel dependen
memiliki nilai point biserial yang tinggi. yang bersifat dikotomis (Field, 2009). Skor
Tugas-tugas tersebut adalah tugas ketiga tugas Theory of Mind pada penelitian ini
yaitu knowledge access dengan skor point lebih untuk menentukan apakah anak
biserial 0,875 serta tugas keempat yaitu berhasil atau gagal dalam menjawab
contents false-belief dengan skor point bise- pertanyaan terkait dengan kemampuan
rial 0,833. Kemudian, hasil perhitungan Theory of Mind. Oleh sebab itu, peneliti
reliabilitas dengan ›˜—‹ŠŒ‘ œ1 Š•™‘Š me- menyimpulkan bahwa skor yang ada lebih
nunjukkan skor 0,627. Kemudian, peneliti bersifat dikotomis dan menjadi variabel
memutuskan menggunakan false-belief dummy.
content test, dengan berdasarkan beberapa Kemudian, teknik analisis ini tidak
pertimbangan. Pertama, tes ini telah mulai memerlukan uji asumsi klasik sebagai-
dikembangkan sejak tahun 1987 oleh mana regresi linear pada umumnya. Uji
Perner, Leekam, dan Wimmer (dalam asumsi yang dibutuhkan pada analisis
Wellman & Liu, 2004) sehingga telah dike- regresi logistik biner adalah uji multiko-
nal luas. Kemudian, pertimbangan kedua, lienaritas. Uji normalitas juga tidak disya-
dalam penelitian meta-analisis ternyata tes ratkan, namun hasilnya lebih baik jika
ini menjadi salah satu tes utama untuk variabel independen terdistribusi dengan
menilai kemampuan Theory of Mind normal (Hidayat & Istiadah, 2011).
(Wellman, dkk., 2001).
Uji normalitas pada penelitian ini
Selanjutnya, peneliti melakukan peng- hanya dilakukan pada variabel indepen-
hitungan Intraclass Coefficient Reliability den saja yaitu kemampuan bermain sim-
(ICC) untuk menentukan reliabilitas dari bolik dan kemampuan verbal. Selanjutnya,
setiap rater dalam memberikan nilai untuk menguji apakah sebaran data
(Cartwright & Cartwright, 1984). Nilai per- residual normal atau tidak, maka peneliti
hitungan yang didapat dari perhitungan menggunakan One Sample Kolmogorov-
tersebut menunjukkan skor sebesar 0,983. Smirnov (Tabel 4).
Irwin dan Bushnell (1980) menyatakan
Berdasarkan hasil analisis di atas,
bahwa skor reliabilitas antar rater diang-
maka dapat dilihat bahwa seluruh variabel
gap tinggi dan dapat dipercaya ketika
independen memiliki sebaran data yang
skornya lebih besar dari 0,80. Dengan kata
normal. Hal ini ditunjukkan pada nilai p
lain, korelasi antar rater tersebut meng-
pada semua variabel independen berada
indikasikan reliabilitas yang tinggi.
di atas 0,05 (p>0,05).
Dalam melakukan analisis terhadap
hipotesis yang diajukan maka peneliti

E-JURNAL GAMA JOP 51


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

Tabel. 4
Hasil Uji Normalitas Variabel Independen
Variabel
Nilai Kemampuan Bermain Simbolik Kemampuan Verbal
N 49 49
SD 8,170 14,193
KS-Z 1,041 0,632
p (2-tailed) 0,229 0,819

Selanjutnya, peneliti melihat apakah justru menunjukkan kelayakan model


antar variabel independen memiliki keter- yang tinggi (Field, 2009).
kaitan atau tidak. Hal ini dapat dilihat Analisis lanjutan juga dilakukan oleh
melalui hasil collinearity statistics pada peneliti untuk menilai model yang
tabel coefficient melalui nilai Tolerance dan dihipotesiskan sudah fit atau tidak dengan
VIF/ Variance Inflation Factor (Field, 2009). data. Pengujian dilakukan dengan mem-
Dalam analisis ini, nilai VIF sebesar bandingkan nilai antara -2LL (Log
1,013 (nilai VIFlebih kecil dari 10) sedang- Likelihood) pada awal (block number=0)
kan tolerance yang dihasilkan sebesar 0,988 dengan nilai -2LL pada akhir (block
(nilai tolerance lebih besar dari 0,2). Dari number=1). Adanya pengurangan nilai
hasil yang didapatkan, dapat ditarik antara -2LL awal dengan -2LL akhir
sebuah kesimpulan bahwa tidak ada gejala menunjukkan bahwa model tersebut fit
multikoliniearitas antar variabel indepen- dengan data.
den. Dengan begitu, maka model yang Pada step 0 (block number=0), menun-
diajukan dalam penelitian ini dapat jukkan nilai -2LL sebesar 54,656. Jika
terjamin keshahihannya. dibandingkan dengan hasil pada step 1
Langkah selanjutnya, pada analisis (block number=1) maka nilai -2LL nampak
adalah dengan melihat kelayakan model menurun menjadi 44,159. Adanya penu-
secara keseluruhan. Hipotesis utama runan nilai -2LL tersebut menunjukkan
dalam penelitian ini adalah kemampuan bahwa model tersebut fit dengan data dan
bermain simbolik dan kemampuan verbal menunjukkan bahwa model regresi yang
secara bersama-sama dapat menjadi pre- dihasilkan lebih tinggi kualitasnya diban-
diktor atas kemampuan Theory of Mind. ding sebelumnya.
Dengan kata lain ada hubungan antara Selanjutnya, uji hipotesis mayor dapat
kedua variabel independen dengan depen- dilihat melalui Omnibus Test of Model
den secara simultan dan ditunjukkan Coefficient. Skor Chi-square=10,394; p=0,006
dalam satu model keseluruhan. (p<0,01). Hasil ini menunjukkan bahwa
Pada regresi logistik, kelayakan model ada hubungan yang sangat signifikan
dari interaksi antar variabel ini dapat pada keseluruhan model yang diajukan
terlihat pada nilai Hosmer and dalam hipotesis ini. Dengan demikian,
Ž–Žœ‘˜ œ Goodness of Fit Model (Field, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
2009; Hidayat & Istiadah, 2011). Hasil bermain simbolik dan kemampuan verbal
yang didapat pada tes ini menunjukkan dapat memprediksi Theory of Mind secara
skor Chi-square=2,686; p=0,953 (p>0,05). sangat signifikan.
Hasil uji Chi-square yang tidak signifikan Kemudian, dalam regresi logistik
biner juga menjelaskan sejauh mana

52 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

kemampuan dari variabel-variabel inde- antara dua variabel tersebut. Namun de-
penden melakukan prediksi pada kemun- mikian, jika nilainya kurang dari 1, maka
culan variabel dependen. Hal ini tampak korelasi yang terjadi bersifat negatif.
pada nilai persentase sensitivitas keselu- Dalam regresi logistik biner, hubung-
ruhan sebesar 79,6%. Makna dari persen- an tersebut dapat dilihat pada nilai Wald
tase tersebut adalah bahwa ketepatan sebesar 4,004 dengan nilai p=0,045 (p<0,05).
pengklasifikasian antara anak yang berha- Dengan demikian, ada korelasi negatif
sil dan gagal dalam tugas Theory of Mind yang signifikan antara kemampuan ber-
adalah benar pada hampir 80 anak pada main simbolik dengan Theory of Mind.
populasi 100 anak. Kemudian, hipotesis minor lainnya adalah
Langkah selanjutnya adalah pengujian ada hubungan antara kemampuan verbal
koefisien determinasi yang bertujuan un- dengan Theory of Mind. Pada nilai Wald
tuk mengetahui seberapa besar kombinasi yang dihasilkan sebesar 4,774 dengan nilai
variabel independen terhadap variabel p=0,029 (p<0,05). Oleh sebab itu, kesim-
dependen. Hal ini sering disebut juga pulan yang didapat adalah ada korelasi
dengan besaran sumbangan efektif. Di positif yang signifikan antara kemampuan
dalam hasil analisis penelitian ini, nilai verbal dengan Theory of Mind pada anak
•Š›’1 Š•Ž•”Ž›”Ž œ1R² adalah 0,285. Dengan usia prasekolah.
kata lain, nilai koefisien determinasi dan Pada regresi logistik biner, nilai yang
sumbangan efektif dari kedua variabel digunakan untuk membuat persamaan
independen terhadap variabel dependen garis regresi adalah pada skor B. Menurut
sebesar 28,5%. Sedangkan sisanya sebesar Menard (2002), bentuk persamaan dari
71,5% ditentukan oleh variabel lain yang regresi logistik biner pada umumnya
tidak terdapat dalam penelitian ini. adalah:
Uji parsial dalam regresi logistik biner ˜•’•1 û ü1½1 …1¸1 †W W1¸1 †X X1 ¸1 †Y Y1 ¸1
juga dapat dilakukan. Analisis ini bertu- óó󸆔 ”
juan untuk menguji hipotesis-hipotesis
Berikut ini adalah persamaan garis regresi
minor yang diajukan dalam penelitian ini.
dari model yang dikembangkan dalam
Hasil korelasi terlihat pada Tabel 5.
penelitian ini:
Selanjutnya, pemaknaan lebih lanjut
Logit (Y) = -1,425 - 0,90 X1 + 0,065 X2
dari analisis menggunakan regresi logistik
biner adalah adanya penilaian atas Odds Kemudian, pemaknaan dari
Ratio (OR) pada masing-masing variabel. persamaan regresi logistik pada penelitian
Nilai OR dapat terlihat pada Tabel 5 ini adalah dengan konstanta sebesar -1,425
dengan memperhatikan nilai Exp(B). menyatakan bahwa jika kemampuan
Berdasarkan Field (2009) jika nilai tersebut bermain simbolik dan kemampuan verbal
lebih besar dari 1, maka korelasi antara tidak ada maka Theory of Mind pada anak
kedua variabel positif. Apabila nilainya pun probabilitasnya rendah untuk muncul
sama dengan 1, maka tidak ada korelasi

Tabel 5
Hasil Uji Parsial Masing-masing Variabel
B Standard Error (SE) Wald p Exp(B)
Bermain Simbolik -0,90 0,45 4,004 0,045 0,914
Kemampuan Verbal 0,065 0,30 4,774 0,029 1,068

E-JURNAL GAMA JOP 53


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

Diskusi bermain peran/bermain sosiodrama. Disi-


nyalir bahwa kemampuan inilah yang
Pada penelitian yang dilakukan kali menguatkan kemampuan anak-anak da-
ini telah dilakukan pengujian hipotesis lam pemahaman keinginan dan keyakinan
secara empirik guna melihat pengaruh orang lain. Ketika anak-anak bermain
antara kemampuan bermain simbolik dan dengan teman sebaya, ternyata jauh lebih
kemampuan verbal terhadap Theory of tinggi kemampuan pemahamannya diban-
Mind pada anak usia prasekolah. Hasil dingkan ketika mereka bermain sendirian
yang didapat dari model yang diajukan atau dengan teman imajinatif. Kemam-
ketika kedua variabel independen tersebut puan bahasa dilihat dari sintaksis dan
bersama-sama menjadi prediktor adalah semantik berkaitan dengan Theory of Mind
sangat signifikan (Chi-square=10,394; (Kavanaugh, 2010).
p=0,006; p<0,01). Selanjutnya, sumbangan
Lebih lanjut lagi, dalam melihat hu-
efektif yang dihasilkan dari model ini
bungan antara bermain simbolik dengan
adalah sebesar 28,5%.
Theory of Mind perlu dilakukan penilaian
Berdasarkan hasil yang didapat maka atas kemampuan bahasa anak. Kemam-
nampak adanya kesamaan antara peneli- puan berbahasa akan muncul melalui
tian ini dengan hasil-hasil penelitian sebe- pemahaman anak pada tugas-tugas Theory
lumnya. Penelitian tentang keterkaitan of Mind dan konteksnya. Hal ini didasar-
antar variabel ini telah ada sejak tahun kan pada pendapat bahwa kemampuan
1995 (Smith, 2010). Hasil penelitian me- bahasa akan mendukung pemahaman
nunjukkan adanya variasi pada penelitian terhadap Theory of Mind (Doherty, 2009).
satu dengan lainnya. Namun demikian, Hasil penelitian ini juga menghasilkan
tidak semua penelitian melakukan peng- pemahaman yang sama. Kemampuan
ambilan data secara bersama-sama antara verbal ketika bersama-sama dengan ke-
kemampuan bermain simbolik dengan mampuan simbolik memiliki hubungan
kemampuan verbal pada anak. Oleh sebab yang sangat signifikan. Kemudian, saat
itu, penelitian ini menghasilkan wacana diuji sendiri dengan mengontrol kemam-
baru dalam penyusunan model teoretis puan bermain simbolik, ternyata kemam-
antara variabel kemampuan bermain sim- puan verbal masih memiliki korelasi
bolik dengan kemampuan verbal. positif yang signifikan. Hal tersebut
Penjelasan secara ilmiah tentang ke- menunjukkan bahwa kemampuan verbal
terkaitan antar semua variabel diungkap- memang berkaitan erat dengan bagaimana
kan oleh Goncu (dalam Kavanaugh, 2006). Theory of Mind seorang anak dapat
Tokoh tersebut menyatakan bahwa ketika terbentuk (Cutting & Dunn, 2006; Hughes,
anak-anak usia prasekolah bermain pura- dkk., 2005; Milligan, dkk., 2007; Taylor &
pura/simbolik maka pada saat itulah Carlson, 1997).
mereka dapat mengkomunikasikan intensi Namun demikian, ada temuan mena-
diri sendiri maupun orang lain. Proses rik yang didapatkan dari hasil penelitian
komunikasi ketika anak-anak bermain ini. Peneliti mencoba untuk memberikan
sangatlah didukung oleh kemampuan penjelasan mengapa pada saat uji parsial
bahasa mereka secara umum. dilakukan, ternyata hasil korelasi antara
Selain itu, anak-anak mulai mengem- kemampuan bermain simbolik dengan
bangkan kemampuan bermain pura-pura Theory of Mind cenderung negatif. Farver,
secara sosial atau dikenal juga dengan Kim, dan Lee (1995) menuliskan bahwa

54 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

anak-anak usia prasekolah keturunan mana pemikiran dirinya dan orang lain.
Korea di Amerika Serikat ternyata menun- Ketika tindakan bermain peran yang
jukkan pola bermain pura-pura yang dihadirkan cenderung mudah ditebak,
kurang imajinatif. Tema yang dihadirkan maka tantangan Theory of Mind yang ber-
dalam permainannya cenderung familiar fungsi untuk menjelaskan, memprediksi,
misalnya kegiatan sehari-hari dan minim dan memanipulasi perilaku diri sendiri
fantasi (berperan jadi ksatria atau putri, dan orang lain menjadi kurang berkem-
cerita luar angkasa, dll). Ditambah lagi bang. Hal inilah yang sekiranya dapat
tingkat interaksi sosial antar anak ketika dijadikan landasan berpikir mengapa pada
bermain cenderung rendah. penelitian ini, bermain simbolik justru
Kemudian, Farver dan Howes (dalam berkorelasi negatif dengan kemampuan
Chen, 2009) juga menyatakan bahwa pada Theory of Mind pada anak usia dini.
studi lintas budaya, ternyata interaksi Selanjutnya, pemaknaan lain yang
anak saat bermain di negara Cina dan bisa diambil dari hasil tersebut bahwa
Indonesia lebih rendah dibandingkan ternyata kemampuan bermain simbolik
dengan negara Amerika Utara. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari kemampuan
menunjukkan bahwa kemungkinan besar verbal yang dimiliki oleh anak. Harris
pola bermain simbolik yang ditunjukkan (1998, 2005) serta Harris, De Rosnay, dan
oleh anak-anak di budaya Timur cende- Pons (2005) menggarisbawahi bahwa
rung stereotipikal. Pernyataan ini juga kemampuan verbal secara umum adalah
ditunjang oleh penelitian dari Shinta dasar dari kemampuan individu dalam
(2012) yang mengkaji tentang pemilihan percakapan dengan orang lain. Padahal
alat main anak saat bermain bebas. Hasil- ternyata percakapan inilah yang semakin
nya adalah anak-anak di Indonesia ternya- meningkatkan kemampuan seorang anak
ta masih memilih mainan berdasarkan dalam memahami keyakinan dan keingin-
stereotipe gendernya. Variasi tema saat an orang lain (belief-desire reasoning). Aspek
bermain tampak menyesuaikan dengan pragmatis dari kemampuan bahasa verbal
nilai-nilai tradisional yang ada. Hal ini yang menguatkan pemahaman anak mela-
senada dengan pengamatan peneliti saat lui pertukaran informasi yang ada.
di lapangan. Anak-anak cenderung memi- Berdasarkan paparan di atas, maka
lih tema alat main simbolik yang stereo- peneliti melihat bahwa ada kecendeungan
tipikal, misalnya: anak perempuan masak- bermain simbolik akan berdampak positif
masakan sementara anak laki-laki bermain pada perkembangan Theory of Mind anak
polisi-polisian. Dengan demikian, pada jika memang anak memiliki partner dalam
akhirnya kesempatan anak untuk mem- bermain. Apabila ada pasangan main baik
perluas simulasi dari dirinya menjadi teman sebaya, saudara kandung, ataupun
terbatas. orang dewasa, ternyata hasil kemampuan
Padahal, fantasi dan imajinasi yang Theory of Mind mereka menjadi lebih tinggi
tinggi saat bermain akan mendukung dibandingkan bermain sendirian atau
anak-anak untuk mengembangkan Theory dengan teman imajinatif. Hal prinsipil
of Mind (Taylor & Carlson, 1997). Dinami- yang ditekankan di sini adalah kemam-
ka yang terjadi dari keterkaitan tersebut puan verbal khususnya pragmatis akan
adalah bahwa simulasi yang terjadi mela- berguna dalam membentuk keterampilan
lui fantasi akan mengasah kemampuan anak dalam membangun percakapan.
anak-anak untuk lebih memahami bagai- Kemudian, keterampilan dalam memper-

E-JURNAL GAMA JOP 55


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

tahankan percakapan dengan partner perlu dikaji lebih lanjut mengenai karak-
inilah yang membantu anak dalam mema- teristik budaya Asia yang melatarbela-
hami intensi, keyakinan serta keinginan kanginya.
dari partnernya melalui bermain. Dengan Kajian tentang peran budaya dan
demikian, proses bermain simbolik tidak kaitannya dengan pembentukan kemam-
akan dapat dipisahkan dengan kemam- puan Theory of Mind belum banyak diku-
puan verbal anak khususnya dalam pas oleh sebagian penelitian di psikologi.
membangun percakapan. Ulasan dari Doherty (2009) mencoba un-
Hal yang menarik ditemukan dalam tuk menjelaskan mengapa sebagian besar
penelitian ini. Pada pengambilan data kemunculan kemampuan Theory of Mind
dengan tes content false-belief ternyata di budaya Asia lebih lambat dibandingkan
sebanyak 75% anak-anak gagal dalam budaya Barat. Kebanyakan penelitian
memahami tugas tersebut. Peneliti menco- lintas budaya tidak melakukan kajian
ba membandingkan dengan hasil peneli- lebih lanjut terhadap latar belakang sosial
tian meta-analisis dari Wellman, Cross, ataupun kemampuan bahasa anak. Kemu-
dan Watson (2001). Di dalam penelitian dian, budaya Asia ternyata berbeda
tersebut, ketiga peneliti membandingkan dengan budaya Barat. Hasil analisis dari
178 hasil penelitian dengan total subjek Nisbett dan Miyamoto (dalam Doherty,
anak-anak di bawah usia 7 tahun sebanyak 2009) menyatakan bahwa orang Asia ter-
4000 orang. Hasil dari meta-analisis terse- nyata lebih menitikberatkan pada konteks
but salah satunya adalah adanya perhi- lingkungan secara keseluruhan diban-
tungan probabilitas munculnya kemam- dingkan detail dari suatu peristiwa. Hal
puan Theory of Mind. Pada usia 2,5 tahun tersebut mendorong pada cara pandang
kurang dari 20% anak-anak berhasil dalam orang dewasa dalam mendidik anak-
tes; usia 3 tahun 8 bulan kemungkinan anaknya. Padahal, konteks dalam tugas
berhasil sebesar 50%; sedangkan di usia 4 Theory of Mind tidak terlalu diperhatikan.
tahun 8 bulan kemungkinan keberhasilan Kemungkinan besar, hal tersebut menjadi
sebanyak 75%. Dari sana dapat terlihat penyebab besarnya kegagalan pada anak-
bahwa di usia lebih dari 4 tahun anak di kultur Timur.
kemungkinannya akan semakin tinggi. Pada akhirnya, penelitian ini masih
Masih berdasarkan hasil meta-analisis jauh dari sempurna. Keterbatasan pertama
dari Wellman, Cross, dan Watson (2001), dari penelitian ini adalah dari sisi jumlah
ternyata ada kecenderungan yang berbeda subjek. Dari sisi kuantitas, jumlah subjek
antara hasil penelitian di Barat dan Timur. dan sebaran populasi relatif terbatas.
Hasil studi komparasi menunjukkan Subjek penelitian ini hanya berasal dari
bahwa pada usia 44 bulan kemampuan satu sekolah saja. Oleh sebab itu, perlu
anak untuk berhasil di Australia, Amerika diperluas lagi konteks populasi pada
dan Jepang berbeda-beda. Di Amerika anak-anak. Di samping itu, cakupan usia
Serikat sebanyak 50% anak berhasil dalam anak perlu diperluas lagi, termasuk
tugas Theory of Mind. Sedangkan di Aus- mengambil subjek penelitian anak di awal
tralia 69% bisa menjawab benar. Terakhir, usia 3 tahun agar pemahaman awal Theory
di Jepang memiliki persentase yang of Mind dapat dipahami lebih lanjut. Selain
terendah yakni 40% bisa menjawab benar. itu, kelemahan yang lain adalah dalam
Karakteristik hasil penelitian anak-anak proses adaptasi tugas Theory of Mind yang
Indonesia ternyata lebih rendah. Hal ini menggunakan teknik tryout terpakai.

56 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

Padahal adanya uji coba terlebih dahulu adalah dari sisi keluarga, interaksi dengan
secara empiris akan membantu peneliti orangtua dan saudara kandung, executive
dalam meyakini validitas dan reliabilitas functioning dari sisi kognitif serta sosial
dari alat ukur yang digunakan. budaya. Saran selanjutnya terkait dengan
keterbatasan dalam penelitian ini. Jumlah
sampel dalam penelitian ini relatif
Kesimpulan
terbatas, baik dari segi kuantitas maupun
Ada kesimpulan yang dapat diambil sebaran populasinya. Oleh sebab itu, sang-
berdasarkan hasil analisis dan pembahas- at diharapkan pengambilan sampel dalam
an sebelumnya. Peneliti menyimpulkan jumlah yang lebih banyak dan beragam
bahwa kemampuan bermain simbolik dan latar belakangnya.
kemampuan bahasa verbal secara bersa-
ma-sama dapat memprediksi dengan Daftar Pustaka
sangat signifikan pada kemampuan Theory
of Mind anak usia prasekolah. Kesimpulan Aryanti, Z. (2009). Hubungan kemampuan
lain yang didapatkan oleh peneliti adalah mengenali ekspresi wajah dalam komu-
bahwa kemampuan bahasa verbal memi- nikasi nonverbal dan kemampuan theory
liki korelasi positif yang signifikan dengan of mind dengan kompetensi sosial pada
kemampuan Theory of Mind, sedangkan anak usia 11-12 tahun di SD N Bangirejo
kemampuan bermain simbolik memiliki II Yogyakarta. (Tesis tidak dipublika-
korelasi negatif yang signifikan dengan sikan). Universitas Gajah Mada,
kemampuan Theory of Mind. Hal tersebut Yogyakarta.
menunjukkan bahwa kekuatan kedua va- Astington, J., & Jenkins, J. (1995). Theory of
riabel prediktor lebih tinggi jika dilakukan mind development and social under-
secara bersama-sama. standing. Cognition and Emotion, 9,
Ada beberapa saran terkait dengan 151.165.
penelitian ini. Saran penelitian yang perta- Barr, R. (2006). Developing social under-
ma ditujukan bagi orangtua dan guru. standing in a social context. Dalam
Dari penelitian ini, ternyata bermain sim- McCartney, K. & Phillips, D. (Eds.).
bolik bersama-sama dengan kemampuan Blackwell handbook of early childhood
bahasa verbal mampu menjadi prediktor development (hal. 188-207). Oxford:
atas kemampuan Theory of Mind pada anak Blackwell Publishing
usia dini. Oleh sebab itu, orangtua dan
Cartwright, C. A., & Cartwright, G. P.
guru perlu memberikan kesempatan yang
(1984). Developing observation skills. 2nd
luas pada proses bermain simbolik dan
Edition. New York: McGraw-Hill
pengembangan bahasa verbal agar anak
dapat mengembangkan kemampuan Chen X. (2009). Culture and early socio-
Theory of Mind pada dirinya. emotional development. Dalam
Tremblay, R. E., Boivin, M., & Peters,
Kemudian, saran berikutnya dituju-
R. D. (Eds.). Encyclopedia on early
kan bagi peneliti selanjutnya. Penelitian
childhood development (hal. 1-6).
lanjutan dapat dilakukan dengan cara
Montreal: Centre of Excellence for
mengembangkan variabel-variabel inde-
Early Childhood Development
penden lainnya terkait dengan kemam-
puan Theory of Mind. Variabel lain yang Cutting, A. L., & Dunn, J. (2006). Conver-
cenderung dapat dieksplorasi lebih lanjut sations with siblings and with friends:

E-JURNAL GAMA JOP 57


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

Links between relationship quality Directions in Psychological Science, 14(2),


and social understanding. British Jour- 69-73.
nal of Developmental Psychology, 24, 73. Hidayat, T., & Istiadah, N. (2011). Panduan
87. lengkap menguasai SPSS 19 untuk
Doherty, M. J. (2009). Theory of mind: How mengolah data statistik penelitian.
Œ‘’••›Ž—1 ž—•Ž›œ•Š—•1 ˜•‘Ž›œ 1 •‘˜ž•‘•œ1 Š—•1 Jakarta: Mediakita
feelings. New York: Psychology Press Hughes, C., & Lecce, S. (2010). Early social
Essa, E. L. (2003). Introduction to early cognition. Dalam Tremblay R. E., Barr
childhood education. 4th Edition. Kanada: R. G., Peters R. D., & Boivin M. (Eds.).
Thomson-Delmar Learning. Encyclopedia on early childhood
Farver, J. M., Kim, Y. K., & Lee, Y. (1995). development (hal. 1-6). Montreal: Centre
Cultural differences in Korean and of Excellence for Early Childhood
—••˜1 –Ž›’ŒŠ—1 ™›ŽœŒ‘˜˜•Ž›œ 1 œ˜Œ’Š•1 Development
interaction and play behaviors. Child Hughes, C., & Leekam, S. (2004). What are
Development, 66(4), 1088.1099. the links between theory of mind and
Fein, G. (1981). Pretend play in childhood: social relations? Review, reflections,
An integrative review. Child and new directions for studies of
Development, 52(4), 1095-1118. typical and atypical development.
Social Development, 13(4), 590-621.
Field, A. (2009). Discovering statistics using
SPSS. 3rd Edition. London: Sage Hughes, C., Jaffee, S. R., Happe, F., Taylor,
Publications Ltd. A., Caspi, A., & Moffit, T. E. (2005).
Origins of individual differences in
Flavell, J. H. (2000). Development of
theory of mind: From nature to
Œ‘’••›Ž— œ1 ”nowledge about the
nurture? Child Development, 76(2), 356-
mental world. International Journal of
370.
Behavioral Development, 24(1), 15.23.
Irwin, D. M., & Bushnell, M. M. (1980).
Frye, D., & Moore, C. (1991). ‘’••›Ž— œ1
Observational strategies for child study.
theories of mind: Mental states and social
New York: Holt, Rinehart, and
understanding. Hillsdale, New Jersey:
Winston
Erlbaum.
Kavanaugh, R. D. (2006). Pretend play.
Harris, P. L. (1998). Desires, beliefs and
Dalam Spodek, B. & Saracho, O. N.
language. Dalam Carruthers, P. &
(Eds.). Handbook of research on the
Smith, P. K. (Eds.). Theories of theories of
education of young children (hal. 269-
mind (hal. 200-222). 2nd Edition. Cam-
278). New Jersey: Lawrence Erlbaum
bridge: Cambridge University Press
Associates, Inc.
_____. (2005). Conversation, pretense, and
___ (2010). Origins and consequences of
theory of mind. Dalam Astington, J.
social pretend play. Dalam Pellegrini,
W. & Baird, J. A (Eds.). Why language
A. (Ed.). The Oxford handbook of the
matters for theory of mind (hal. 70-83).
development of play (hal. 296-307).
Oxford: Oxford University Press, Inc.
Oxford: Oxford Library of Psychology.
Harris, P. L., De Rosnay, M., & Pons, F.
Lagattuta, K. H., & Wellman, H. M. (2001).
ûXVV[üï1 Š—•žŠ•Ž1 Š—•1 Œ‘’••›Ž— œ1
Thinking about the past: Young
understanding of mental state. Current
Œ‘’••›Ž— œ1 ”—˜ •Ž••Ž1 Š‹˜ž•1 •’—”œ1

58 E-JURNAL GAMA JOP


NOVITASARI & WIMBARTI

between past events, thinking, and Repacholi, B. & Slaughter, V. (Eds.).


emotion. Child Development, 72, 82-102. Individual differences in theory of mind:
Lillard, A. S. (1993). Pretend play skills Implication for typical and atypical
Š—•1 •‘Ž1 Œ‘’•• œ1 •‘Ž˜›¢1 ˜•1 –’—•ï1 Child development (hal.68-98). New York:
Development, 64, 348-371. Psychology Press

_____. (1998). Playing with a theory of Schwebel, D. C., Rosen, C. S., & Singer, J.
mind. Dalam Saracho, O. N. & ï1 ûW___üï1 ›ŽœŒ‘˜˜•Ž›œ 1 ™›Ž•Ž—•1 ™•Š¢1
Spodek, B. (Eds.). Multiple perspectives and theory of mind: The role of jointly
on play in early childhood education (hal. constructed pretence. British Journal of
11-33) New York: State University of Developmental Psychology, 17, 333.348.
New York Press Shinta, A. (2012). Variabel-variabel
Meltzoff, A. N. (2011). Social cognition and psikososial yang mempengaruhi
the origins of imitation, empathy and pilihan gender anak. Disertasi.
theory of mind. Dalam Goswami, U. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
(Ed.). The Wiley-Blackwell handbook of Slaughter, V., Dennis, M. J., & Pitchard, M.
childhood cognitive development (hal 49- (2002). Theory of mind and peer
75). 2nd Edition. West Essex: Wiley- acceptance in preschool children.
Blackwell British Journal of Developmental
Menard, S. (2002). Applied logistic regression Psychology, 20, 545-564.
analysis. 2nd Edition. California: Sage Smilansky, S., & Shefatya, L. (1990).
Publications, Inc. Facilitating play: A medium for promoting
Miller, C. A. (2006). Developmental cognitive, socio-emotional, and academic
relationship between language and development in young children. Silver
theory of mind. American Journal of Spring: Psychosocial and Educational
Speech Language Pathology, 15, 142-154. Publications.

Milligan, K., Astington, J. W., & Dack, L. Smith, P. (2010). Children and play:
A. (2007). Language and theory of U—•Ž›œ•Š—•’—•1 Œ‘’••›Ž— œ1 ˜›••. West
mind: Meta-analysis of the relation Sussex: John Wiley and Sons Ltd.
between language ability and false- Suminar, D. R. (2012). Theory of mind, jenis
belief understanding. Child kelamin, usia dan status sosial ekonomi:
Development, 78(2), 622 . 646. Suatu model teoretis pada bermain
Neuman, W. L. (2000). Social research simbolis dan khayal. (Disertasi tidak
methods: Qualitative and quantitative dipublikasikan). Universitas Gadjah
approaches. 6th edition. Boston: Pearson Mada, Yogyakarta.
International Edition Taylor, M., & Carlson, S. M. (1997). The
Premack, D., & Woodruff, G. (1978). Does relation between individual
the chimpanzee have theory of mind? differences in fantasy and theory of
Behavioral and Brain Sciences, 1(4), 515- mind. Child Development, 68(3), 436-
526. 455.

Repacholi, B., Slaughter, V., Pritchard, M., Walker, S. (2005). Gender differences in
& Gibbs, V. (2003). Theory of mind, the relationship between young
Machiavellianism and social Œ‘’••›Ž— œ peer-related social
functioning in childhood. Dalam competence and individual differences

E-JURNAL GAMA JOP 59


THEORY OF MIND PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

in theory of mind. The Journal of Wellman, H. M., Fang, F., Liu, D., Zhu, L.,
Genetic Psychology, 166(3), 297.312. & Liu, G. (2006). Scaling of theory of
Wellman, H. M. (2011). Developing a mind understandings in Chinese
theory of mind. Dalam Goswami, U. children. Psychological Science, 17, 1075-
(Ed.). The Wiley-Blackwell handbook of 1083.
childhood cognitive development (hal. Wolfgang, C. H., & Wolfgang, M. E. (1992).
258-284). 2nd Edition. West Essex: School for young children: Developmen-
Wiley-Blackwell tally appropriate practices. Boston: Allyn
Wellman, H. M., & Liu, D. (2004). Scaling and Bacon
of theory of mind tasks. Child Youngblade, L. M., & Dunn, J. (1995).
Development, 75(2), 523-541. Individual differences in young
Wellman, H. M., Cross, D., & Watson, J. Œ‘’••›Ž— œ1 ™›Ž•Ž—•1 ™•Š¢1 ’•‘1 –˜•‘Ž›1
(2001). Meta-analysis of theory of and sibling: Links to relationship and
mind development: The truth about ž—•Ž›œ•Š—•’—•1 ˜•1 ˜•‘Ž› œ1 •ŽŽ•’—•œ1 Š—•1
false belief. Child Development, 72, 655- beliefs. Child Development, 66(5), 1472-
684. 1492.

60 E-JURNAL GAMA JOP

You might also like