You are on page 1of 12

Vol. 1 No.

1 Januari 2019 : 26-37


JURNAL SABHANGA e-journal.stikessatriabhakti.ac.id

LATIHAN FISIK REHABILITATIF OUT PATIENT TERHADAP RESPIRATORY


RATE DAN HEART RATE
PADA PENDERITA GAGAL JANTUNG

Aditya Tiara Putri1, Henny Purwandari 2, Erni Tri Indarti 3


123Dosen STIKes Satria Bhakti Nganjuk
Email: Putrit59@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: A physical exercise program for heart sufferers aims to optimize body capacity, helping
to activate before sickness. The out-patient program was performed after hospital discharge and out
patient treatment. This study aims to determine the Effect of Rehabilitative Physical Exercise Out
Patient to Respiratory Rate and Heart Rate in Heart Failure patients in Tanjunganom District Health
Working Area Nganjuk. Methods: Pre-experimental research design with One Group Pre-Post Test
Design approach, conducted on January 29-February 11, 2018 In Tanjunganom District Health
Working Area Nganjuk with population 13 people. The population of this study were All Heart
Failure sufferers who were out patient. Sampling technique purposive sampling samples of 10
respondents. Variable Respiratory Rate, Heart Rate, Rehabilitative Exercise Out Patient. Data
collection using exercise supervision module, SPO, observation sheet. Statistical test using Wilcoxon
with α=0,05. Results: Result of research from 10 respondents, before given Physical Exercise Out
Patient 4 respondent (40%) have Respiratory Rate 24 x / minute, 5 respondent (50%) have Heart Rate
86 x / minute, after Physical Exercise Out Patient 6 respondent (60% ) has 24 x / minute Respiratory
Rate, 7 respondents (70%) have Heart Rate 80 x / min. Wilcoxon Test Result ρ Value Respiratory
Rate = 0,010 with α = 0,05, ρ value Heart Rate = 0,005 with α = 0,05 H1 accepted, influence of
rehabilitative physical exercise Out Patient to Respiratory Rate and Heart Rate in Heart failure patient
in Territory Tanjunganom Health Center Work Nganjuk District. Conclusion: Exercise Out Patient
can improve cardiac output and reduce shortness, mestabilkan cardiac output, so needs to be done
heart failure patients regularly and periodically.

Keywords: Rehabilitative Physical Exercise, Respiratory Rate, Heart Rate, Heart Failure

gangguan jantung. Pada program ini


PENDAHULUAN
pasien dilatih agar dapat kembali
Gagal jantung merupakan salah menjalankan hidup secara optimal dan
satu penyakit kardiovaskuler yang produktif. Latihan fisik yang dilakukan
menjadi penyebab utama kematian di terbatas pada aktivitas sehari-hari
negara- negara maju dan tampak adanya misalnya gerakan tangan dan kaki dan
kecenderungan meningkat menjadi pengubahan postur sedangkan program
penyebab kematian di negara berkembang latihan fisik rehabilitatif out patient
(Depkes, 2013). Program latihan fisik dilakukan segera setelah kepulangan
rehabilitasi pada penderita gangguan pasien dari rumah sakit dan menjalani
jantung merupakan program multi fase rawat jalan. Tujuan utama dari program
yang dirancang untuk memulihkan ini adalah untuk mengembalikan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 26
JURNAL SABHANGA

kemampuan fisik pasien pada keadaan Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau
sebelum sakit. Setelah dilakukan Studi diperkirakan sekitar 229.696 orang,
Pendahuluan terhadap pasien Gagal sedangkan berdasarkan diagnosis dokter
Jantung pada tanggal 18 Oktober-23 gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan
Oktober 2017 di Puskesmas sekitar 530.068 orang. Berdasarkan
Tanjunganom, terdapat 3 penderita Gagal diagnosis dokter, estimasi jumlah
Jantung di Puskesmas Tanjunganom. 2 penderita penyakit gagal jantung
Penderita Gagal Jantung memang merasa terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur
khawatir setelah pasca serangan jantung sebanyak 54.826 orang (0,19%) (Pusat
karena sering diantara mereka Data dan Informasi Kemenkes RI 2014).
kebingungan tentang apa saja yang harus Pada bulan Agustus 2017 di Kabupaten
mereka lakukan setelah menjalani Nganjuk ditemukan sebanyak 600
perawatan selama dua sampai tiga minggu penderita gagal jantung, Puskesmas
di rumah sakit, karena mengalami Tanjunganom peringkat ke- 2 dengan
serangan jantung. Sedangkan, 1 penderita jumlah penderita 29 orang pada bulan
Gagal Jantung bisa beraktivitas seperti Oktober.
biasa, ada rasa khawatir tapi bisa
METODE
diminimalisir.
Data (WHO 2017) Lebih dari 17 Penelitian ini menggunakan
juta orang meninggal setiap tahun akibat desain penelitian Pra Eksperimen dengan
penyakit kardiovaskular. Sekitar 5,7 juta pendekatan One Group Pre-Post Test
orang dewasa di Amerika Serikat Design, dilakukan pada 29 Januari-11
mengalami gagal jantung. Sekitar Februari 2018 Di Wilayah Kerja
setengah dari orang yang mengalami Puskesmas Tanjunganom Kabupaten
gagal jantung meninggal dalam waktu 5 Nganjuk dengan populasi 13 orang.
tahun setelah diagnosis. Gagal jantung Populasi penelitian ini adalah Semua
membebani negara tersebut dengan penderita Gagal Jantung yang sedang
perkiraan $ 30,7 miliar setiap tahunnya. rawat jalan.Teknik sampling purposive
Jumlah ini mencakup biaya layanan sampling sampel 10 responden. Variabel
perawatan kesehatan, obat-obatan untuk Respiratory Rate, Heart Rate, Latihan
mengobati gagal jantung, dan melewatkan fisik rehabilitatif Out Patient.
hari kerja. Berdasarkan diagnosis dokter Pengumpulan data menggunakan Modul
prevalensi penyakit gagal jantung di Pengawasan Latihan yang berisi 9
gerakan latihan out patient, SOP, lembar
e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 27
JURNAL SABHANGA

observasi. Uji statistik menggunakan versi 16 pada α = 0,05.


Wilcoxon Sign Rank Test melalui SPSS

HASIL PENELITIAN

Pengaruh Latihan Fisik Rehabilitatif Out Patient terhadap Respiratory Rate pada penderita
Gagal Jantung di Wilayah kerja Puskesmas Tanjunganom.

Tabel 1 Respiratory Rate pada penderita Gagal Jantung Sebelum dan Sesudah di berikan Latihan
Fisik Rehabilitatif Out Patient di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjunganom Kabupaten
Nganjuk pada tanggal 29 Januari- 11 Februari 2018

No HR Pre ∑ (%) HR Post ∑ (%)


1 82 3 30 80 7 70
2 86 5 50 82 2 20
3 88 2 20 84 1 10
Mean 85,2 80,8
ρ value 0,005 pada α =0,05

Berdasarkaan Tabel 1 dapat diketahui ditolak, sehingga ada Pengaruh Latihan


bahwa dari 10 responden sebelum Fisik Rehabilitatif Out Patient terhadap
diberikan Latihan Fisik Rehabilitatif Out Respiratory Rate pada pasien Gagal
Patient hampir setengahnya yaitu 4 Jantung di Wilayah kerja Puskesmas
responden (40%) memiliki Respiratory Tanjunganom
Rate 24 x/menit dan rata – rata Pengaruh Latihan Fisik Rehabilitatif Out
Respiratory Rate sebesar 27x/menit. Patient terhadap Heart Rate pada
Selanjutnya dapat diketahui bahwa dari 10 penderita Gagal Jantung di Wilayah kerja
responden sesudah diberikan Latihan Puskesmas Tanjunganom.
Fisik Rehabilitatif Out Patient sebagian
besar yaitu 6 responden (60%) memiliki
Respiratory Rate 24 x/menit dan rata –
rata Respiratory Rate sebesar 24 x/menit
Berdasarkan Tabel 1 Uji Wilcoxon pada
Respiratory Rate didapatkan ρ value =
0,010 ≤ α = 0,05 maka H1 diterima H0

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 28
JURNAL SABHANGA

Tabel 2 Heart Rate pada penderita Gagal Jantung Sebelum dan Sesudah di berikan Latihan Fisik
Rehabilitatif Out Patient di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjunganom Kabupaten Nganjuk
pada tanggal 29 Januari- 11 Februari 2018

No RR Pre ∑ (%) RR Post ∑ (%)


1 24 4 40 24 6 60
2 26 1 10 26 2 20
3 28 3 30 22 2 20
4 34 1 10
5 36 1 10
Mean 27 24
ρ value 0,010 pada α =0,05

1. Respiratory Rate pada penderita


Berdasarkaan Tabel 2 dapat diketahui
Gagal Jantung sebelum
bahwa dari 10 responden. sebelum
mendapatkan Latihan Fisik
diberikan Latihan Fisik Rehabilitatif Out
Rehabilitatif Out Patient
Patient. Setengahnya yaitu 5 responden
(50%) memiliki Heart Rate 8.6 x/menit Berdasarkan hasil penelitian dari 10
dan rata – rata Heart Rate sebesar 85,2 responden hampir setengahnya yaitu 4
x/menit. Selanjutnya dapat diketahui responden (40%) memiliki Respiratory
bahwa dari 10 responden sesudah Rate 24 x/menit dan rata-ratanya yaitu 27
diberikan Latihan Fisik Rehabilitatif Out x/menit sebelum diberikan Latihan Fisik
Patient sebagian besar yaitu 7 responden Rehabilitatif Out Patient. Dari 4
(70%) memiliki Heart Rate 80 x/menit responden yang memiliki Respiratory
dan rata – rata Heart Rate sebesar 80,8 Rate 24x/menit, Seluruhnya yaitu 4
x/menit. Berdasarkan Tabel 2 Uji responden (100%) memiliki Pendidikan
Wilcoxon pada Heart Rate didapatkan ρ SD. Hasil Coefficient Contingency
value = 0,005 ≤ α = 0,05) maka H1 didapatkan ρ value Pendidikan=0,040
diterima H0 ditolak, sehingga ada sehingga Respiratory Rate sebelum
Pengaruh Latihan Fisik Rehabilitatif Out dilakukan Latihan Fisik Rehabilitatif Out
Patient terhadap Heart Rate pada pasien Patient di pengaruhi oleh Pendidikan
Gagal Jantung di Wilayah kerja secara signifikan.
Puskesmas Tanjunganom Menurut Mistiani (2014) dalam
jurnalnya Pengaruh Pendidikan, Ekonomi,
PEMBAHASAN
dan Pengetahuan Terhadap Pertolongan
Pertama Ibu Pada Balita Infeksi Paru-

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 29
JURNAL SABHANGA

paru. Pendidikan akan mempengaruhi Berdasarkan hasil penelitian dari 10


pengetahuan dan tindakan tentang pola responden, setengahnya yaitu 5 responden
hidup sehat dalam menjaga kesehatan (50%) memiliki Heart Rate 86 x/menit
paru, ibu yang pendidikannya tinggi akan dan rata-ratanya yaitu 85,2 x/menit
berbuka wawasannya untuk mengambil sebelum dilakukan Latihan Fisik
keputusan dan tindakan yang positif Rehabilitatif Out Patient. Dari 5
dalam menerapkan pola hidup sehat. responden, yang memiliki Heart Rate 86
Menurut Supriyono (2008) Tindakan pola x/menit Hampir seluruhnya yaitu 4
hidup sehat seperti tidak merokok, responden (80%) memiliki umur 56-65
olahraga teratur, makan makanan sehat, tahun. Hasil Coeffisien Contingency
menghindari konsumsi kolesterol dan didapatkan, ρ value Umur= 0,145
tidak stress dapat menjaga fungsi sehingga Heart Rate sebelum dilakukan
pernafasan, menurunkan sesak dan Latihan Fisik Rehabilitatif Out Patient di
menurunkan Respiratory Rate. pengaruhi oleh Umur secara signifikan.
Respiratory Rate sebelum Latihan Menurut Anis (2010) Frekuensi nadi
Fisik Rehabilitatif Out Patient pada secara bertahap akan menetap memenuhi
penderita gagal jantung di Wilayah Kerja kebutuhan oksigen selama pertumbuhan.
Puskesmas Tanjunganom Kabupaten Denyut jantung bayi lebih tinggi dari
Nganjuk, menurut teori dapat di anak-anak dan dewasa. Hal ini dikaitkan
pengaruhi oleh pendidikan akan dengan kebutuhan metabolisme dalam
mempengaruhi pengetahuan dan tindakan tubuh bayi. Pada lansia, hampir semua
tentang pola hidup sehat dalam menjaga organ mengalami penurunan salah
kesehatan jantung, penderita gagal satunya jantung. Penurunan kerja jantung
jantung yang pendidikannya tinggi akan membuat beban jantung untuk memompa
terbuka wawasannya untuk mengambil darah lebih cepat sehingga Heart Rate
keputusan dan tindakan yang positif akan terjadi peningkatan.
dalam menerapkan pola hidup sehat. Heart Rate sebelum Latihan Fisik
Rehabilitatif Out Patient pada penderita
2. Heart Rate pada penderita Gagal gagal jantung di Wilayah Kerja
Jantung sebelum mendapatkan Puskesmas Tanjunganom Kabupaten
Latihan Fisik Rehabilitatif Out Nganjuk, secara teori dipengaruhi oleh
Patient usia. Semakin bertambahnya usia, fungsi
jantung akan mengalami penurunan,

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 30
JURNAL SABHANGA

sehingga terjadi penurunan cardiac yang lain, maka meningkatkan resiko


output. Penurunan cardiac output akan terjadinya penyakit yang sama. Pasien
membuat jantung terkompensasi untuk yang tidak mempunyai riwayat keturunan
bekerja lebih kuat dengan harapan mampu akan termotivasi dan optimis untuk
memenuhi kebutuhan tubuhnya. latihan secara rutin dan sesuai dengan
SOP sehingga menghasilkan Respiratory
3. Respiratory Rate pada penderita
Rate yang optimal. Peran keluarga pun
Gagal Jantung sesudah
sangat penting karena keluarga
mendapatkan Latihan Fisik
merupakan sistem pendukung utama yang
Rehabilitatif Out Patient
memberikan perawatan langsung baik
Berdasarkan hasil penelitian dari 10
keadaan baik sehat maupun sakit pada
sebagian besar yaitu 6 responden (60%)
anggota keluarga yang lain (Subekti,
memiliki Respiratory Rate 24 x/menit
2005). Bentuk dukungan keluarga berupa
rata-ratanya yaitu 24 x/menit sesudah
dukungan informasional, penilaian,
dilakukan Latihan Fisik Rehabilitatif Out
instrumental dan emosional. Dukungan
Patient. Dari 6 reponden yang memiliki
penilaian berupa pemberian support,
Respiratory Rate 24 x/menit seluruhnya
penghargaan dan perhatian bahkan
yaitu 6 responden (100%) tidak
pengawasan terhadap suatu terapi yang
mempunyai riwayat keturunan gagal
dilakukan pada pasien anggota keluarga.
jantung. Hasil Uji Coefficient
Dukungan emosional diwujudkan dalam
Contingency didapatkan ρ value Riwayat
bentuk afeksi, adanya kepercayaan,
Keturunan = 0,022 sehingga Respiratory
perhatian, mendengarkan dan didengarkan
Rate sesudah dilakukan Latihan Fisik
(Soeharto, 2004).
Rehabilitatif Out Patient di pengaruhi
Dengan demikian Respiratory
oleh riwayat keturunan secara signifikan.
Rate sesudah Latihan Fisik Rehabilitatif
Menurut Widiastuti (2015) dalam
Out Patient pada penderita gagal jantung
jurnalnya yang berjudul Latihan otot
di wilayah kerja puskesmas Tanjunganom
pernafasan dan nafas dalam untuk
Kabupaten Nganjuk di pengaruhi oleh
meningkatkan ekspansi dada dan paru
riwayat keturunan. Jika ada riwayat
pada post operasi CABG , bahwa Genetik
keturunan gagal jantung kemungkinan
atau faktor keturunan tidak dapat
besar juga akan menderita gagal jantung,
diabaikan pada penyakit gagal jantung,
tetapi mungkin bisa di minimalisir dengan
karena jika ada riwayat gagal jantung dini
pada orang tua atau anggota keluarga

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 31
JURNAL SABHANGA

pola hidup yang sehat dan pencegahan seseorang maka akan banyak pula
sejak dini. pengetahuan yang didapat (Niven, 2002).
Tetapi, semua individu memiliki self-care
4. Heart Rate pada penderita Gagal
agency.Self-Care Agency perlu
Jantung sesudah mendapatkan
ditingkatkan oleh individu karena
Latihan Fisik Rehabilitatif Out
pelaksanaan Self-Care membutuhkan
Patient
pembelajaran, pengetahuan, motivasi dan
Berdasarkan hasil penelitian dari 10
skill (Taylor dan Renpenning, 2011).
responden sebagian besar yaitu 7
Menurut Cutler dan Lieras-Muney dalam
responden (70%) memiliki Heart Rate 80
penelitian Deasy (2010), tingkat
x/menit dan rata-ratanya yaitu 80,8
pendidikan berpengaruh positif dengan
x/menit sesudah dilakukan Latihan Fisik
perilaku kesehatan. Semakin tinggi
Rehabilitatif Out Patient. Dari 7
pendidikan, maka semakin tinggi pula
responden yang memiliki Heart Rate 80
kesadaran seseorang terhadap tindakan
x/menit seluruhnya yaitu 7 responden
kesehatan. Menurut Notoatmodjo (2010),
(100%) berpendidikan SD sehingga Hasil
bahwa tindakan seseorang terhadap
Uji Coefficient Contingency didapatkan ρ
masalah kesehatan pada dasarnya akan
value Pendidikan = 0,108 sehingga Heart
dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang
Rate sesudah dilakukan Latihan Fisik
terhadap masalah tersebut. Dalam hal ini
Rehabilitatif Out Patient di pengaruhi
semakin tinggi tingkat pengetahuan yang
oleh Pendidikan secara signifikan.
dimiliki maka semakin tinggi pula
Makin tinggi pendidikan seseorang
kepatuhan penderita tersebut untuk
makin mudah menerima informasi
melakukan latihan.
sehingga makin banyak pula pengetahuan
Heart Rate sesudah Latihan Fisik
yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang
Rehabilitatif Out Patient pada penderita
kurang akan menghambat perkembangan
gagal jantung di wilayah kerja puskesmas
sikap seseorang terhadap nilai-nilai atau
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk di
hal-hal yang diperkenalkan (Notoatmodjo,
pengaruhi oleh Pendidikan. Karena
2010). Informasi atau penyuluhan
berdasarkan teori di atas bahwa makin
merupakan penerangan atau keterangan
tinggi pendidikan seseorang makin mudah
yang disampaikan dari ahlinya kepada
menerima informasi sehingga makin
orang lain. Salah satu faktor yang
banyak pula pengetahuan yang dimiliki
mempengaruhi pengetahuan adalah
dan berpengaruh positif dengan perilaku
informasi yang masuk dalam diri

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 32
JURNAL SABHANGA

kesehatan. Semakin tinggi pendidikan, Sekolah Terdapat peningkatan nilai VO2


maka semakin tinggi pula kesadaran max Latihan fisik atau olahraga dapat
seseorang terhadap tindakan kesehatan. meningkatkan nilai VO2 max. Akan tetapi
5. Pengaruh Latihan Fisik Rehabilitatif peningkatan ini hanya terbatas sekitar 10-
Out Patient terhadap Respiratory 20% dari nilai VO2 max sebelumnya.
Rate pada penderita Gagal Jantung Diduga hal ini berkaitan dengan
di Wilayah kerja Puskesmas meningkatnya kerja sistem kardiovaskuler
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk yang berupa peningkatan cardiac output,
Berdasarkan hasil penelitian stroke volume, dan volume darah yang
didapatkan Hasil Uji Statistik dengan diikuti dengan menurunnya denyut
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan ρ jantung istirahat.
value = 0,010 karena ρ value ≤ α (0,05) Latihan fisik dapat meningkatkan
H1 diterima dan H0 ditolak sehingga ada peak VO2. Peak VO2 secara klinik sangat
pengaruh Latihan fisik rehabilitatif Out penting untuk mekanisme peningkatan
Patient terhadap Respiratory Rate pada cardiac output dan suplai oksigen.
pasien gagal Jantung di Wilayah Kerja Mekanisme pertukaran dan suplai oksigen
Puskesmas Tanjunganom Kabupaten didalam tubuh dipengaruhi oleh kondisi
Nganjuk. jantung dan aktivitas yang dilakukan.
Menurut (Perhimpunan Dokter Peningkatan cardiac output dan suplai
Spesialis Kardiovaskular, 2015) oksigen akan meningkatkan kemampuan
Pengobatan bagi penderita gagal jantung paru-paru, mengurangi sesak dan
dapat di lakukan dengan cara non kelelahan. Latihan fisik meningkatkan
farmakologis salah satu diantaranya yaitu kerja mitokondria dan mengaktifkan
Latihan fisik rehabilitatif enzim yang berada di otot skeletal.
direkomendasikan kepada semua pasien Pengaktifan enzim yang berada pada otot
gagal jantung kronik stabil. Program skeletal akan meningkatkan kekuatan otot
latihan fisik memberikan efek yang sama anggota gerak sehingga 6-MWD akan
baik dikerjakan di rumah sakit atau di lebih tinggi. Peningkatan peak VO2, 6-
rumah. Menurut Adhikarmika Uliyandari MWD dan cardiac output secara klinis
(2009) dalam Jurnalnya yang berjudul akan meningkatkan kapasitas fungsional
Pengaruh Latihan Fisik Terprogram (Smart et al., 2004; Lloyd, 2002 dan Rees
terhadap perubahan Nilai Konsumsi et al., 2004).
Maksimal (VO2max) Pada Siswi Sekolah

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 33
JURNAL SABHANGA

Berdasarkan paparan diatas, peneliti pengaruh Latihan fisik rehabilitatif Out


berpendapat bahwa Program latihan fisik Patient terhadap Heart Rate pada pasien
rehabilitatif pada penderita gangguan gagal Jantung di Wilayah Kerja
jantung untuk memulihkan gangguan Puskesmas Tanjunganom Kabupaten
jantung karena pada program ini pasien Nganjuk
dilatih agar dapat kembali menjalankan Menurut (Arovah, 2010) Penderita
hidup secara optimal dan produktif. gagal jantung sangat memerlukan
Tujuan utama dari latihan fisik program rehabilitatif yang komprehensif
rehabilitatif ini adalah untuk untuk mengembalikan kemampuan fisik
mengembalikan kemampuan fisik pasien pasca serangan serta mencegah terjadinya
pada keadaan sebelum sakit. Latihan fisik serangan ulang. Latihan fisik pada
ini dapat meningkatkan peak VO2. Peak penderita gagal jantung bertujuan untuk
VO2 secara klinik sangat penting untuk mengoptimalkan kapasitas fisik tubuh,
mekanisme peningkatan cardiac output memberikan penyuluhan pada pasien dan
dan suplai oksigen. Mekanisme keluarga dalam mencegah perburukan dan
pertukaran dan suplai oksigen didalam membantu pasien untuk kembali dapat
tubuh dipengaruhi oleh kondisi jantung beraktivitas fisik seperti sebelum
dan aktivitas yang dilakukan. Peningkatan mengalami gagal jantung.
cardiac output dan suplai oksigen akan Menurut I Nengah Sandi (2016)
meningkatkan kemampuan paru-paru, dalam penelitian Pengaruh Latihan Fisik
mengurangi sesak dan kelelahan Terhadap Frekeunsi Denyut Nadi, Latihan
fisik menyebabkan peningkatan denyut
6. Pengaruh Latihan Fisik Rehabilitatif nadi. Peningkatan ini disebabkan oleh
Out Patient terhadap Heart Rate peningkatan kebutuhan darah yang
pada penderita Gagal Jantung di mengangkut O2 ke jaringan tubuh yang
Wilayah kerja Puskesmas aktif, mengangkut bahan limbah seperti
Tanjunganom Kabupaten Nganjuk CO2 dan produk samping metabolik
lainnya. Meningkatkan intensitas latihan,
Berdasarkan hasil penelitian denyut nadi latihan meningkat, sebaliknya
didapatkan Hasil Uji Statistik dengan menurunkan intensitas olah raga, denyut
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan ρ nadi menurun. Perubahan ini diatur oleh
value = 0,005 karena ρ value ≤ α (0,05) sistem saraf dan sistem hormon. Ini
H1 diterima dan H0 ditolak sehingga ada adalah efek akut dari latihan. Jika latihan

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 34
JURNAL SABHANGA

fisik dilakukan secara teratur dan terus Latihan fisik melatih otot-otot skeletal dan
menerus dalam jangka panjang, akan otot-otot jantung, sehingga meningkatkan
terjadi penurunan denyut nadi istirahat. kapasitas metabolik dan fungsional otot
Ini adalah efek kronis dari olahraga. skeletal, respon perifer meningkat dan
Orang yang terlatih akan memiliki denyut beban kerja jantung menurun.
jantung istirahat yang lebih rendah Peningkatan kekuatan otot jantung akan
daripada orangbiasa. Denyut jantung yang meningkatkan cardiac output yang
lebih rendah mengakibatkan nilai VO2 meningkatkan suplai oksigen ke jaringan
max pada orang terlatih menjadi lebih meningkat terutama pada daerah paru-
tinggi. Denyut jantung dapat mengalami paru dan otak.
penurunan setelah melakukan latihan fisik
selama waktu tertentu. Ini adalah KESIMPULAN
kompensasi tubuh terhadap latihan fisik.
Hasil Penelitian diatas menunjukkan
Berdasarkan paparan diatas peneliti
bahwa penderita gagal jantung yang
berpendapat bahwa dengan adanya latihan
diberikan Latihan Fisik Rehabilitatif Out
fisik rehabilitatif out patient ini akan
Patient menunjukkan adanya penurunan
terjadi Peningkatan kekuatan otot jantung
Respiratory Rate dan Heart Rate sesudah
akan meningkatkan kinerja jantung
diberikan latihan fisik rehabilitatif out
sehingga Heart Rate menjadi normal.
patient. Adanya peningkatan cardiac
Penurunan cardiac output akan membuat
output mengakibatkan suplai oksigen
jantung terkompensasi untuk bekerja lebih
meningkat sehingga menurunkan sesak
kuat lagi dengan harapan mampu
nafas dan akan mengakibatkan
memenuhi kebutuhan tubuhnya, tetapi
respiratory rate dalam batas normal.
dengan kronisnya kondisi jantung
Latihan fisik rehabilitatif Out Patient
membuat jantung semakin gagal dalam
dilakukan selama 6 kali latihan dalam
memompa. Hal ini sesuai dengan
waktu 2 minggu dengan durasi 10 menit.
pendapat Elices (2009) penderita gagal
Adanya peningkatan cardiac output juga
jantung kronik, curah jantungnya
akan membuat heart rate menjadi stabil.
menurun atau tidak adekuat pada keadaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat
istirahat, sedangkan pasien penderita
dikembangkan oleh peneliti selanjutnya
gagal jantung ringan atau gagal diastolik
dengan adanya kelompok kontrol dan
curah jantungnya menjadi tidak adekuat
mungkin sampel nya lebih banyak lagi.
misalnya pada saat beraktivitas atau stres.

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 35
JURNAL SABHANGA

DAFTAR PUSTAKA Timbulnya Keluhan Gangguan


Pernapasan Pada Pekerja Mebel
Anis Kalpika (2010) Perbedaan Denyut Jati Berkah Kota Jambi Tahun
Nadi Sebelum dan sesudah Bekerja 2012. Volume 6 Fakultas Kesehatan
Pada Iklim Kerja Panas Di Unit Masyarakat Universitas Sriwijaya
Workshop PT. INDO ACIDATAMA
Tbk Kemisi Kebak Kramat Niven, Neil. 2012. Psikologi Kesehatan:
Karanganyar. Program Diploma III Pengantar Untuk Perawat &
Hyperkes Dan Keselamatan Kerja Profesional Kesehatan Lain.
Fakultas Kedokteran Universitas Jakarta: EGC Notoatmodjo, S.
Sebelas Maret Surakarta (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: PT Rineka
Anugrah Yuma (2013) Faktor-Faktor Cipta.
Yang Berhubungan Dengan
Kapasitas Vital Paru Pada Pekerja Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Ilmu
Penggilingan Divisi Batu Putih di Perilaku Kesehatan. Jakarta:
PT. Sinar Utama Karya. Jurusan Rineka Cipta
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Universitas Negeri Semarang
Salemba Medika
Aru W, Sudoyo (2009). Buku Ajar Ilmu
Perhimpunan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam, jilid II, edisi
Kardiovaskular Indonesia(2015)
V.Jakarta: Interna Publishing
Pedoman Tatalaksana Gagal
Arovah Intan N. (2010) Program Latihan Jantung Edisi Pertama
Fisik Rehabilitatif Pada Penderita http://www.inaheart.org/upload/fil
Penyakit Jantung. Medikora Vol. VI e/Pedoman_TataLaksana_Gagal_J
No1. antung_2015.pdf Diakses pada 18
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132 Oktober 2017
300162/penelitian/3.+Program+Lati
Sandi Nengah I (2016) Pengaruh Latihan
han+Fisik+Rehabilitatif+Pada+Pend
erita+Penyakit++Jantung.pdf. Fisik Terhadap Frekeunsi Denyut
Diakses pada 26 September 2017 Nadi Sport and Fitness Journal

Simanjutak Kristina (2011) Efek Dari


Deasy, Dwi (2010). Analisis Perilaku Pecandu Alkohol Terhadap
Kepala Keluarga Tentang Peningkatan Kerusakan Hati : Bina
Pencegahan Chikungunya Dengan Widya Volume 23 Nomor I Edisi
Pendekatan Teori Health Belief Oktober
Model Di Desa Karangandu
Kecamatan Watulimo Kabupaten Taylor,S and Renpenning, K. (2011). Self
Trenggalek. Universitas Airlangga Care Science, Nursing Theory and
Evidence Based Practice. 1st Edition.
Elices, Minguez R (2009) Cardiovascular New York: Springer Publishing
Disease:Heart Failure. In Company, LLC
Proceeding of The International
Congress of The Italian
Association. 29-31 Mei 2009 Uliyandari Adhikarmika (2009) Pengaruh
Latihan Fiisk Terprogram Terhadap
Fujianti Poppy et, al (2015) Faktor- Perubahan Nilai Konsumsi Oksigen
Faktor Yang Mempengaruhi Maksimal (VO2MAX) Pada Siswi

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 36
JURNAL SABHANGA

Sekolah Bola Voli Tugu Muda Widiastuti Ani (2015) Latihan otot
Semarang Usia 11-13 Tahun. pernafasan dan nafas dalam untuk
Fakultas Kedokteran Universitas meningkatkan ekspansi dada dan
Diponegoro Semarang. paru pada post operasi CABG.
UPN Veteran Jakarta

e-journal.stikessatriabhakti.ac.id 37

You might also like