You are on page 1of 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK CIPTA MENURUT PASAL 12

UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA DI


INDONESIA

Oleh : Fajar Alamsyah Akbar


Pembimbing 1 : Dr. Maryati Bachtiar, S.H., M.Kn.
Pembimbing 2 : Ulfia Hasanah, S.H., M.Kn.
Alamat : Jalan Sisingamangaraja Aspol Nomor 47 Pekanbaru
Email : fajaralamsyahakbar@rocketmail.com ± Telepon: 08117601593

ABSTRACT

The portrait is one of the works protected by copyright legislation, namely Act (UU)
No. 28 of 2014 about copyright. However in practice often happens to violations of copyright
or portrait photography is the property of a person or the copyright holder, which is called
model or artist management taken by the perpetrator of the offence without the written
consent of the copyright holder. Problems that arise now is how legal protection over the
portrait. This research includes types of sociological research, which is research by
examining its legal aspects to look at legislation and comparing with the implementation on
the ground gained by way of surveys. Analysis of the research material in this thesis using
qualitative methods, in order to draw conclusions by using deductive methods.
Then from the results showed that the entire creation works of photography or
portrait produced by Act (UU) No. 28 of 2014 about copyright, all concern parties can prove
that his work is his creation, which can be proven by way of registering creations or in any
way in accordance with the laws and regulations that govern it. And in the completion of the
portrait is a file a lawsuit as compensation demands to the Court of Commerce and in the
implementation of the rules of criminal law can be made by an authorized investigator, but
most of the management model of resolving the problem of infringement of his work with the
line of non litigation (other than the Court) or in a family.

Key Words: Copyright protection - Portrait - Taking illegally

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 1


PENDAHULUAN merupakan Hak Eksklusif yang hanya
ada dan melekat pada pemilik atau
A. Latar Belakang Masalah pemegang hak, sehingga pihak lain
Hak Atas Kekayaan Intelektual apabila ingin memanfaatkan atau
pertama kali muncul di Venesia (Italia) menggunakan hak tersebut untuk
pada tahun 1470 dan berkaitan dengan menciptakan atau memproduksi benda
hak paten kemudian di adopsi Kerajaan material bentuk jelmaannya wajib
Inggris pada tahun 1500-an dan mulai memperoleh lisensi (izin) dari pemilik
di adopsi banyak negara-negara di atau pemegang hak.3
dunia dan dilakukan harmonisasi yang HKI secara umum dapat di
pertama kali terjadi tahun 1883 dengan golongkan ke dalam dua kategori
lahirnya Paris Convention untuk utama, yaitu hak cipta dan hak
masalah paten, merek dagang dan kekayaan industri. Ruang lingkup hak
desain.1 Secara substantif, pengertian cipta adalah karya cipta dalam bidang
Hak Atas Kekayaan Intelektual ilmu pengetahuan, seni, dan sastra,
(selanjutnya disebut HKI) dapat di sedangkan ruang lingkup hak kekayaan
deskripsikan sebagai hak atas kekayaan industri adalah dalam bidang teknologi.
yang timbul atau lahir karena Dalam terminologi HKI dikenal istilah
kemampuan intelektual manusia. HKI ³SHQFLSWD´ GDQ DWDX ³SHQHPX´ 4
di kategorikan sebagai hak atas Hak cipta terdiri atas hak ekonomi
kekayaan mengingat HKI pada (economic rights) dan hak moral (moral
akhirnya menghasilkan karya-karya rights). Hak ekonomi adalah hak untuk
intelektual berupa; pengetahuan, seni, mendapatkan manfaat ekonomi atas
sastra, teknologi, dimana dalam ciptaan serta produk hak terkait. Hak
mewujudkannya membutuhkan moral adalah hak yang melekat pada
pengorbanan tenaga, waktu biaya, dan diri pencipta atau pelaku yang tidak
pikiran. Adanya pengorbanan tersebut dapat dihilangkan atau dihapus tanpa
menjadikan karya intelektual tersebut alasan apapun, walaupun Hak Cipta
menjadi memiliki nilai. Apabila atau Hak Terkait telah dialihkan.5
ditambah dengan manfaat ekonomi Di era globalisasi saat ini dengan
yang dapat dinikmati, maka nilai berbagai teknologi yang sudah semakin
ekonomi yang melekat menumbuhkan maju, setiap orang dapat memanfaatkan
konsepsi kekayaan (property) terhadap teknologi saat ini dengan mudah untuk
karya-karya intelektual tadi.2 melakukan usaha guna memenuhi
HKI merupakan benda tidak kebutuhan hidupnya. Namun kemajuan
berwujud hasil kegiatan intelektual teknologi informasi yang sangat pesat
(daya cipta) manusia yang diungkapkan ini juga memberikan dampak negatif
ke dalam suatu bentuk ciptaan atau dalam hal perlindungan hak cipta. Dan
penemuan tertentu. Kegiatan intelektual saat ini persaingan dalam berbagai hal
(daya cipta) terdapat dalam bidang ilmu nampak sangat jelas terjadi, berbagai
pengetahuan, seni, dan teknologi. Dari cara dilakukan oleh pihak-pihak yang
segi hukum, perlu dipahami bahwa berkepentingan baik melalui cara yang
yang dilindungi oleh hukum adalah
HKI, bukan benda material bentuk 3
jelmaan HKI. Alasannya adalah HKI Abdul Kadir Muhammad, Kajian Hukum
Ekonomi Hak Kekayaan Intelektual, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001, hlm.1.
1 4
Much. Nurrachmad, Segala tentang HAKI Iswi Hariyani, Prosedur Mengurus HAKI
Indonesia, Buku Biru, Yogyakarta, 2012, hlm.18. yang Benar, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2010,
2
Budi Agus Riswandi dan M.Syamsudin, Hak hlm.17.
5
Kekayaan Intelektual dan Budaya Hukum, PT Raja Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan
Grafindo, Jakarta, 2004, hlm.31. Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, hlm. 115.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 2


wajar maupun melalui cara yang tidak Berdasarkan uraian diatas maka
sesuai dengan peraturan yang berlaku. dari itu penulis tertarik untuk
Pemegang hak cipta adalah melakukan penelitian lebih lanjut
pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau tentang permasalahan tersebut dengan
pihak yang menerima hak tersebut dari judul ³Perlindungan Hukum
pencipta atau pihak lain yang menerima Terhadap Hak Cipta Menurut Pasal
lebih lanjut hak dari pihak yang 12 Undang-Undang Nomor 28 Tahun
menerima hak tersebut.6 Jika suatu 2014 Tentang Hak Cipta Di
ciptaan dirancang oleh seseorang, tetapi ,QGRQHVLD´
diwujudkan dan dikerjakan oleh orang
lain, tetapi masih di bawah pimpinan B. Rumusan Masalah
dan pengawasan perancangnya, maka 1. Bagaimana pelaksanaan
yang dianggap sebagai penciptanya perlindungan hak cipta terhadap
adalah orang yang merancang atas potret yang digunakan tanpa
ciptaan itu.7 pemberitahuan terlebih dahulu
Dengan meningkatnya kebutuhan kepada pemilik atau pemegang hak
masyarakat, menyebabkan hak cipta cipta?
khususnya hak cipta potret akhir-akhir 2. Upaya apa yang dilakukan oleh
ini semakin banyak mendapat sorotan. pemegang hak cipta atas potret yang
Banyak upaya dari pihak yang tidak di ambil pelaku pelanggaran?
bertanggung jawab dalam menjalankan
keinginannya, salah satunya adalah C. Tujuan Penelitian
seperti kasus yang penulis alami, yang 1. Untuk mengetahui bagaimana
mana potret atas hasil pembuatan pelaksanaan perlindungan hak cipta
profile yang ditujukan untuk promosi terhadap potret yang digunakan
bagi kepentingan manajemen model tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
sebagai pemegang hak cipta yang bebas kepada pemilik atau pemegang hak
mempromosikan diberbagai media, cipta.
diambil tanpa izin dan 2. Untuk mengetahui upaya apa saja
sepengatahuannya oleh pelaku yang akan dilakukan pemegang hak
pelanggaran, fotonya dijadikan spanduk cipta atas potret yang di ambil
dan pamflet iklan obat pembesar alat pelaku pelanggaran.
vital yang dimana bermaksud untuk
dikomersilkan. D. Kegunaan Penelitian
Hal ini tentu merugikan para 1. Secara teoritis penelitian dibuat
pemegang hak cipta potret seperti sebagai salah satu syarat untuk
manajemen artis dan artisnya yang memperoleh gelar Sarjana Srata Satu
sebagai objek potret tersebut (S1) Ilmu Hukum pada Fakultas
seharusnya mendapatkan hak ekonomi Hukum Universitas Riau.
berupa royalti namun karena 2. Mendapatkan ilmu pengetahuan bagi
pengambilan potret tersebut ilegal, para penulis dalam memahami
pelaku tidak melakukan perjanjian perlindungan hak cipta dan
dengan pihak manajemen dan tidak penegakan hukum kepada para
membayar royalti pada pemilik hak pemegang hak cipta karena ini juga
cipta potret tersebut. menjadi masalah yang dialami oleh
penulis sendiri sebagai objek potret
6
Abdul R. Sailman, Hukum Bisnis Untuk tersebut.
Perusahaan, Kencana, Jakarta, 2010, hlm. 174. 3. Dapat memberikan bahan
7
Rooseno Harjowidigdo, Mengenal Hak Cipta pertimbangan kepada pemerintah
Indonesia, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1994, dalam rangka memberikan
hlm. 27.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 3


perlindungan hukum secara baik dan F. Kerangka Teori
benar terhadap para pemegang hak 1. Teori Perlindungan Hukum
cipta khususnya pada potret agar Menurut Fitzgerald,
tidak terjadinya pelanggaran. menjelaskan teori perlindungan
hukum bahwa hukum bertujuan
E. Kerangka Konseptual mengintegrasikan dan
1. Perlindungan Hukum adalah mengkoordinasikan berbagai
menjamin berlangsungnya sistem kepentingan dalam masyarakat
hubungan kerja tanpa adanya karena dalam suatu lalu lintas
tekanan dari pihak yang kuat kepentingan, perlindungan terhadap
(perusahaan) kepada pihak yang kepentingan tertentu hanya dapat
lemah (pekerja). dilakukan dengan cara membatasi
2. HKI adalah hak untuk menikmati berbagai kepentingan di lain pihak.13
secara ekonomis hasil dari Menurut Djumhana dijelaskan
8
kreativitas intelektual. bahwa doktrin-doktrin yang
3. Hak Cipta adalah hak eksklusif berkembang dalam perlindungan
pencipta yang timbul secara otomatis Hak Cipta, yaitu: 1) Doktrin
berdasarkan prinsip deklaratif setelah Publisitas (Right of Publicity); 2)
suatu ciptaan diwujudkan dalam Making Available Right dan
bentuk nyata tanpa mengurangi Merchandising right; 3) Doktrin
pembatasan sesuai dengan ketentuan Penggunaan yang pantas (Fair use/
peraturan perundang-undangan.9 Fair dealing); 4) Doktrin Kerja Atas
4. Undang-undang adalah setiap Dasar Sewa (the Work Made for
keputusan tertulis yang dikeluarkan Hire Doctrine); 5) Perlindungan
pejabat atau lingkungan jabatan yang (Hak) Karakter; 6) Pengetahuan
berwenang yang berisi aturan Tradisional (traditional Knowledge);
tingkah laku yang bersifat atau dalam lingkup keterkaitan Hak
mengikat secara umum.10 Cipta; 7) Cakupan-cakupan baru
5. Pemegang Hak Cipta, Pencipta dalam perlindungan Hak Cipta;
sebagai pemilik hak cipta, pihak software free, copyleft, open
yang menerima hak tersebut secara source.14
sah dari pencipta, atau pihak lain Perlindungan hukum terhadap
yang menerima lebih lanjut hak dari Hak Cipta dimaksudkan untuk
pihak yang menerima hak tersebut mendorong individu-individu di
secara sah.11 dalam masyarakat yang memiliki
6. Potret adalah gambar yang dibuat kemampuan intelektual dan
dari perkakas kodak dan sebagainya; kreativitas agar lebih bersemangat
foto.12 menciptakan sebanyak mungkin
karya cipta yang berguna bagi
kemajuan bangsa.15
8
Much. Nurrachmad, Op.cit, hlm. 15.
9 13
Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 28 5LWD 7HUHVLD ³3HUOLQGXQJDQ +XNXP +DN
Tahun 2014 Tentang Hak Cipta. Cipta Terhadap Pemilik Lagu Atas Perbuatan
10
Alwi Wahyudi, Hukum Tata Negara Pengunduhan Lagu Melalui Situs Tanpa Bayar Di
Indonesia Dalam Perspektif Pancasila ,QWHUQHW´ Skripsi, Program Sarjana Hukum
Reformasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2012, hlm. Universitas Riau, Pekanbaru, 2015, hlm. 10.
14
302. Hasbir Paserangi, Perlindungan Hukum Hak
11
Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Hak Cipta. Cipta Software Program Komputer di Indonesia,
12
Team Pustaka Phoenis, Kamus Besar Bahasa Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, Fakultas Hukum
Indonesia Edisi Baru, Pustaka Phoenis, 2007, UII, Vol. 18 Oktober 2011, hlm. 24.
15
Jakarta, hlm. 673 Iswi Hariyani, Op.cit, hlm. 46.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 4


Menurut David Bainbridge, tidak memihak, sesuai dengan
justifikasi perlindungan HKI dapat hukum acara yang menjamin
digambarkan dengan ungkapan pemeriksaan yang obyektif oleh
sederhana. Intinya ,setiap orang hakim yang jujur dan adil untuk
harus diakui dan berhak memiliki memperoleh putusan yang adil dan
apa yang dihasilkannya. Bila hak itu benar.19
diambil darinya, ia tak lebih dari
seorang budak. Ungkapan ini 2. Teori Penegakan Hukum
menjadi semakin penting mengingat Soerjono Soekanto mengatakan
dalam perspektif HKI, apa yang bahwa penegakan hukum adalah
dihasilkan sepenuhnya berasal dari kegiatan menyerasikan hubungan
otak atau kemampuan intelektual nilai-nilai yang terjabarkan di dalam
manusia.16 Selanjutnya perlu pula di kaidah-kaidah/pandangan-pandangan
catat rasionalitas lain yang lebih nilai yang mantap dan
bersifat pragmatik. Rasionalitas ini mengejewantah dan sikap tindak
bertumpu pada prinsip bahwa sebagai rangkaian penjabaran nilai
perlindungan diperlukan untuk tahap akhir, untuk menciptakan,
menjaga tatanan perekonomian pada memelihara, dan mempertahankan
khususnya dan kehidupan sosial kedamaian hidup.20 Secara umum,
pada umumnya.17 sebagaimana dikemukakan oleh
Pentingnya perlindungan hukum Soerjono Soekanto, ada lima faktor
bagi kaum lemah, juga ditemukan yang mempengaruhi penegakan
dalam pemikiran Grotius, Thomas hukum, yaitu:21 faktor hukumnya
Hobbes, Spinoza, dan John Locke. sendiri, penegak hukum, sarana atau
Mereka adalah ahli-ahli yang muncul fasilitas, masyarakat, dan
di era kebangkitan teori Hukum kebudayaan. Kelima faktor tersebut
Alam abad XVII. Grotius saling berkaitan dengan eratnya, oleh
mengatakan bahwa hukum itu ada karena merupakan esensi dari
karena adanya suatu perjanjian atau penegakan hukum, juga merupakan
kontrak, perjanjian ini terjadi tolok ukur daripada efektivitas
semata-mata karena manusia itu penegakan hukum.22
adalah makhluk sosial, sehingga Secara umum pelanggaran Hak
selalu ada keinginan untuk hidup Cipta dapat diklasifikasikan menjadi
bermasyarakat. Hukum dan negara dua bagian pokok, yakni
bertujuan untuk ketertiban dan pelanggaran Hak Cipta dari aspek
keamanan.18 Karena pada dasarnya keperdataan dan pelanggaran Hak
setiap orang, tanpa diskriminasi, Cipta dari aspek pidana. Pelanggaran
berhak untuk memperoleh keadilan Hak Cipta dari aspek pidana
dengan mengajukan permohonan, mengandung arti adanya suatu
pengaduan, dan gugatan, dalam pelanggaran hukum yang dapat
perkara pidana, perdata, maupun berdampak pada kepentingan negara,
administrasi serta diadili melalui sementara pelanggaran Hak Cipta
proses peradilan yang bebas dan dari aspek keperdataan mengandung
arti adanya suatu pelanggaran hukum
16 19
Henry Soelistyo, Hak Cipta Tanpa Hak Pasal 12 Undang-undang Nomor 39 Tahun
Moral, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 21. 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
17 20
Ibid, Hlm. 22. Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang
18
Satya Arinanto dan Ninuk Triyanti, Mempengaruhi Penegakan Hukum, Rajawali Pers,
Memahami Hukum Dari Kontruksi Sampai Jakarta, 2010, hlm. 5.
21
Implementasi, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2001, Ibid, hlm. 8.
22
hlm. 11. Ibid, hlm. 9.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 5


yang mengakibatkan kerugian menyatakan bahwa kedua
kepada pemegang Hak Cipta.23 hak tersebut merupakan satu
kesatuan, tetapi dari
3. Konsep HKI keduanya dapat dibedakan
Hak Kekayaan Intelektual atau dipisahkan satu sama
adalah harta kekayaan intelektual lainnya. Teori yang ketiga
yang dilindungi oleh undang- inilah yang banyak oleh
undang. Perlindungan hukum negara-negara dewasa ini
terhadap hak milik intelektual dan dilembagakan dalam
didasari pada dua alasan. Pertama, undang-undang nasional.
karena dalam karya intelektual Sebagai bagian dari agenda
terdapat moral right yang pembangunan hukum nasional,
mencerminkan tentang keprinadian pembangunan sistem Hak Atas
dari si pencipta. Kedua karena faktor Kekayaan Intelektual dalam dekade
ekonomi atau commercial right yang WDKXQ ¶DQ hingga awal abad XXI
dikandung oleh karya intelektual itu. tampak menampilkan catatan penuh
Faktor yang terakhir inilah yang aksentuasi.26 Pada tahun 1886
mendorong negara-negara di dunia diadakanlah Berne Convention untuk
untuk memberikan perlindungan masalah copyright atau hak cipta.
hukum secara penuh dan tegas Kedua konvensi itu membentuk biro
terhadap karya intelektual.24 administratif yang dikenal dengan
Kedua faktor diatas juga telah nama World Intellectual Property
digambarkan oleh tiga teori Organization (WIPO) yang menjadi
mengenai hak milik intelektual, badan khusus di bawah PBB yang
yaitu:25 menangani administrasi perjanjian
1) Monism Theory multilateral mengenasi Hak Atas
Menurut teori ini moral right Kekayaan Intelektual.27
dan commercial right yang
terdapat dalam hak milik G. Metode Penelitian
intelektual itu merupakan 1. Jenis Penelitian
satu kesatuan utuh yang Jenis penelitian hukum yang
tidak dapat dipisahkan. digunakan peneliti adalah jenis
2) Dualism Theory penelitian hukum empiris atau
Menurut teori ini antara sosiologis. Penelitian hukum empiris
moral right dan commercial atau sosiologis sebagai penelitian
right merupakan dua hal yang hendak melihat korelasi antara
yang terpisah satu sama hukum dan masyarakat, sehingga
lainnya. mampu mengungkap efektifitas
3) Modern Theory berlakunya hukum dalam
Pertentangan kedua teori masyarakat.
diatas, diambil jalan tengah Sifat penelitian ini bersifat
oleh ahli hukum modern deskriptif. Penelitian deskriptif
yang dipelopori oleh Ulmer, bertujuan menggambarkan secara
Schricker dkk, dengan tepat sifat-sifat suatu individu,
modern theory, yang keadaan, gejala atau kelompok
tertentu, atau untuk menentukan
23
Henry Soelistyo, Op. cit, hlm. 23. penyebaran suatu gejala, atau untuk
24
Ok. Saidin, Aspek Hukum Hak Atas
Kekayaan Intelektual, PT Raja Grafindo Persada,
26
Jakarta, 2010, hlm. 111. Henry Soelistyo, Op.cit, hlm. 1.
25 27
Ibid. Ibid, hlm. 2.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 6


menentukan ada tidaknya hubungan
antara suatu gejala dengan gejala 4. Sumber Data
lainnya dalam masyarkat.28 a. Data Primer
Penelitian hukum sosiologis Data primer adalah data yang
yang penulis gunakan adalah diperoleh secara langsung dari
penelitian terhadap Perlindungan responden baik data dari sampel
Hukum terhadap Hak Cipta Menurut maupun informan dari penelitian.
Pasal 12 Undang-Undang Nomor 28 Data tersebut berkaitan dengan
Tahun 2014 tentang Hak Cipta di perlindungan hukum terhadap
Indonesia. hak cipta menurut Pasal 12
Undang-Undang Nomor 28
2. Lokasi Penelitian Tentang Hak Cipta.
Penelitian ini dilakukan
disalah satu instansi tepatnya b. Data Sekunder
kantor CV. Melayu International Data sekunder adalah data yang
Production Jalan Tunas Jaya diperoleh melalui studi
Nomor 18A Harapan Raya kepustakaan. Sumber bahan
Pekanbaru, selaku pemegang hak hukum tersebut, antara lain :
cipta atas potret yang di ambil oleh 1) Bahan hukum primer
pelaku yang bertujuan untuk Bahan-bahan hukum primer
mengetahui upaya apa yang terdiri dari perundang-
dilakukan CV. Melayu undangan dan putusan-
International Production terhadap putusan hakim.
pengambilan potret yang secara 2) Bahan hukum sekunder
ilegal tersebut. Bahan hukum sekunder,
berupa semua publikasi
3. Populasi dan Sampel tentang hukum yang bukan
Populasi merupakan merupakan dokumen-
keseluruhan dari unit kerja atau dokumen resmi. Bahan
individu yang akan diteliti, sifat dan hukum sekunder yang
karakteristiknya. Sebagaimana yang terutama adalah buku teks
dikemukakan Sugiono, populasi karena buku teks berisi
adalah wilayah generalisasi yang mengenai prinsip-prinsip
terdiri dari obyek/subyek yang dasar ilmu hukum dan
mempunyai kualitas dan pandangan-pandangan klasik
karakteristik tertentu yang ditetapkan para sarjana yang
oleh peneliti untuk dipelajari dan mempunyai kualifikasi
kemudian ditarik kesimpulannya.29 tinggi. Disamping buku teks,
Adapun yang menjadi populasi bahan hukum sekunder dapat
dalam penelitian ini adalah Direktur berupa tulisan-tulisan tentang
CV. Melayu International Production hukum baik dalam bentuk
selaku pemegang hak cipta, pelaku buku ataupun jurnal-jurnal.
pelanggaran pengambilan potret 3) Bahan hukum tersier
secara ilegal dan objek dari potret Bahan hukum tersier adalah
tersebut. bahan hukum yang dapat
memberikan penjelasan
28
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar terhadap bahan hukum
Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, primer dan sekunder, seperti
Jakarta, 2010, hlm. 25. kamus, ensiklopedia, indeks
29
Sugiono, Metode Penelitian Administrasi,
Alfabeta, Bandung, 2010, hlm. 90.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 7


kumulatif.30 Dalam suatu proposisi umum yang
penelitian ini peneliti kebenarannya telah diketahui
menggunakan Kamus Besar (diyakini) dan berakhir pada suatu
Bahasa Indonesia. kesimpulan (pengetahuan baru)
yang bersifat lebih khusus.32
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi, yaitu teknik
pengumpulan data dengan HASIL PENELITIAN DAN
pengamatan mengenai fokus PEMBAHASAN
penelitian.
b. Wawancara, yaitu peneliti A. Pelaksanaan Perlindungan Hak
mengumpulkan data melalui Cipta terhadap Potret yang
wawancara, dengan menyiapkan Digunakan Tanpa Pemberitahuan
instrumen penelitian berupa Terlebih Dahulu Kepada Pemilik
pertanyaaan-pertanyaan secara atau Pemegang Hak Cipta.
tertulis tentang fokus penelitian Untuk melindungi hak moral
yang dijadikan oleh peneliti pencipta dapat memiliki informasi
sebagai alat bantu untuk manajemen hak cipta yang meliputi
mewawancarai responden dalam tentang metode atau sistem yang
mendapatkan data sesuai dengan mengidentifikasi originalitas substansi
permasalahan yang diteliti. ciptaan dan penciptanya, serta kode
c. Kajian Kepustakaan yaitu peneliti informasi dan kode akses. Sedangkan
mengambil kutipan dari buku informasi elektronik hak cipta meliputi
bacaan, literatur, atau buku informasi tentang suatu ciptaan, yang
pendukung yang memiliki kaitan muncul dan melekat secara elektronik
dengan permasalahan yang akan dalam hubungan dengan kegiatan
diteliti. pengumuman ciptaan yang berupa
nama pencipta, aliasnya atau nama
6. Analisis Data samarannya, pencipta sebagai
Berdasarkan dengan pemegang hak cipta, masa dan kondisi
rumusan permasalahan dan penggunaan ciptaan, nomor, dan kode
pembahasan atas permasalahan informasi.33
yang digunakan maka teknik Pengakuan lahirnya hak atas Hak
analisis data penulisan dilakukan Cipta adalah sejak suatu gagasan itu
dengan cara kualitatif. Hal ini dituangkan atau diwujudkan dalam
disebabkan data yang terkumpul bentuk yang nyata (tangible form).
tidak berupa angka-angka, data Pengakuan lahirnya hak atas Hak Cipta
tersebut sukar diukur dengan angka tersebut tidak diperlukan suatu
dan hubungan antar variabel tidak formalitas atau bukti tertentu, berbeda
jelas.31 dengan hak-hak dari pada hak kekayaan
Selanjutnya diuraikan dan intelektual lainnya, seperti Paten,
disimpulkan dengan memakai Merek, Desain Industri, dan Desain
metode berfikir deduktif. Pada Tata Letak Sirkuit Terpadu.
prosedur deduktif, bertolak dari Konsep dasar lahirnya Hak Cipta
akan memberikan perlindungan hukum
30 terhadap suatu karya cipta yang
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,
Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan
32
Singkat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. Bambang Sunggono, Metode Penelitian
13. Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011,
31
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam hlm. 45.
33
Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 78. Pasal 7 Undang-Undang Hak Cipta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 8


memiliki bentuk yang khas dan pelanggaran pengambilan potret secara
menunjukkan keaslian sebagai ciptaan ilegal tersebut, pelaku pelanggaran yang
seseorang atas dasar kemampuan dan berlokasi di Desa Tretes, Kecamatan
kreatifitasnya yang bersifat pribadi. Prigen Kabupaten Pasuruan, Provinsi
Sifat pribadi yang terkandung di dalam Jawa Timur yang terletak 60 km
Hak Cipta melahirkan konsepsi hak sebelah selatan dari Surabaya itu tidak
moral bagi si pencipta atau ahli mengetahui mengenai adanya Undang-
warisnya. Hak moral tersebut dianggap undang Hak Cipta. Pelaku pelanggaran
sebagai hak pribadi yang dimiliki oleh berpendapat seharusnya masyarakat
seorang pencipta untuk mencegah khususnya para pedagang obat-obatan
terjadinya penyimpangan atas karya diajak sosialisasi atau penyuluhan
ciptanya dan untuk mendapatkan mengenai Undang-undang Hak Cipta.
penghormatan atau penghargaan atas Pelanggaran hukum terhadap Hak Cipta
karyanya tersebut. Hak moral tersebut atas potret pada praktiknya terjadi
merupakan perwujudan dari hubungan dikarenakan banyaknya ketidaktahuan
yang terus berlangsung antara si dan ketidakpahaman para pedagang
pencipta dengan hasil karya ciptanya obat-obatan dan masyarakat tentang
walaupun si penciptanya telah hukum Hak Cipta.34
meninggal atau telah memindahkan Permasalahan hak cipta potret pada
Hak Ciptanya kepada orang lain, dasarnya sering kali timbul karena
sehingga apabila pemegang hak kemajuan teknologi dan semakin
menghilangkan nama pencipta, maka berkembangnya dunia fotografi digital
pencipta atau ahli warisnya berhak dengan menggunakan kamera digital.
untuk menuntut kepada pemegang Hak Kamera jenis ini tidak lagi memerlukan
Cipta supaya nama pencipta tetap film karena gambar-gambar hasil
dicantumkan dalam ciptaannya. jepretan disimpan dalam bentuk file
Disamping itu juga pemegang Hak pada kartu memori. File digital tersebut
Cipta tidak diperbolehkan mengadakan sangat mudah untuk digandakan dan
perubahan suatu ciptaan kecuali dengan diambil oleh setiap orang untuk
pesetujuan pencipta atau ahli warisnya dimanfaatkan dalam berbagai
dan apabila pencipta telah menyerahkan kepentingan, tanpa sepengetahuan
Hak Ciptanya kepada orang lain, maka penciptanya.
selama penciptanya masih hidup Seperti kasus yang penulis alami,
diperlukan persetujuannya untuk yang mana potret atas hasil pembuatan
mengadakan perubahan, tetapi apabila profile yang ditujukan untuk promosi
penciptanya telah meninggal dunia bagi kepentingan manajemen model
diperlukan izin dari ahli warisnya. sebagai pemegang hak cipta yang bebas
Terkait dengan masalah mempromosikan di media sosial,
perlindungan terhadap hasil karya seni diambil tanpa izin dan
termasuk potret atas seseorang di sepengetahuannya oleh pelaku
Indonesia juga semakin berkembang pelanggaran, fotonya dijadikan spanduk
seiring diberlakukannya Undang- dan pamflet iklan obat pembesar alat
Undang No. 28 Tahun 2014 tentang vital yang dimana bermaksud untuk
Hak Cipta, dimana negara memberikan dikomersilkan.
perlindungan secara eksklusif melalui
Undang-Undang tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara 34
Wawancara dengan Bapak Raymond
dengan Direktur Melayuintpro Djambek, Direktur CV. Melayu International
diperoleh informasi bahwa, ketika pihak Production, Hari Senin, Tanggal 9 Mei 2015,
Melayuintpro menghubungi pelaku Bertempat di Kantor CV. Melayu International
Production.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 9


Pelaksanaan perlindungan hukum promosi yang menarik dan efektif untuk
represif seharusnya bisa berjalan jika memperkenalkan talent-talentnya.
Melayuintpro menyelesaikan sengketa Dimana Melayuintpro dapat membuat
dengan jalur litigasi atau mengajukan promosi dengan melakukan kampanye
gugatan kepada Pengadilan Niaga, Direct Mailing yang lengkap dengan
karena telah terjadinya pelanggaran katalog stok foto, atau CD dengan
hukum/kejahatan terhadap Hak Cipta, contoh foto-foto, memasang iklan di
yaitu pelaku pelanggaran pemilik toko media, dan lain-lain, atau berusaha
obat dengan sengaja menggunakan untuk mendapatkan penerbitan yang
potret dari salah satu talent luas bagi karya fotonya melalui media
Melayuintpro tanpa izin dan umum, atau mengirimkan Profile ID
sepengetahuannya. talentnya kepada pihak PH (Production
Pada kasus tersebut Melayuintpro House).
selaku pemegang Hak Cipta atas potret Melayuintpro juga memberikan
tersebut tidak mengajukan gugatan pembatasan terhadap hasil karyanya
kepada Pengadilan Niaga atas dalam hal pengumuman atau
pelanggaran Hak Ciptanya, namun perbanyakan yang bersifat komersial
menyelesaikan sengketa dengan jalur sesuai dengan perjanjian antara kedua
non litigasi yaitu penyelesaian sengketa belah pihak yaitu antara pemegang Hak
melalui jalur di luar pengadilan. Cipta dengan pihak lain melalui lisensi,
Melayuintpro sebagai pemegang Hak untuk menghindari masalah di
37
Cipta meminta pelaku pelanggaran kemudian hari.
dapat memulihkan nama seseorang Menurut penulis, Melayuintpro
yang menjadi objek potret, memulihkan tentu mendapatkan perlindungan hukum
kerugian aktual (biaya yang biasanya yang jelas, namun pada prakteknya
dibayar untuk penggunaan), dan Melayuintpro tidak mendaftarkan
menghentikan semua kegiatan ciptaanya. Pendaftaran Hak Cipta tidak
pelanggaran.35 mutlak diharuskan, tanpa pendaftaran
Dengan hak moral, pencipta dari pun Hak Cipta telah dilindungi Undang-
suatu karya cipta memiliki hak untuk:36 Undang Hak Cipta. Dimana prinsip
a. namanya dicantumkan sebagai deklaratif yang menyatakan ciptaan
Pelaku Pertunjukan, kecuali bukan ide tetapi ekspresi ide yang
disetujui sebaliknya; dan memiliki perlindungan sejak
b. tidak dilakukannya distorsi publikasinya selesai dibuat, diketahui,
Ciptaan, mutilasi Ciptaan, didengar, dan dilihat pihak lain. Hal ini
modifikasi Ciptaan, atau hal- diperjelas dengan pengaturan dalam
hal yang bersifat merugikan Pasal 64 ayat (2) UUHC, yang
kehormatan diri atau menyatakan Pencatatan Ciptaan dan
reputasinya kecuali disetujui produk Hak Terkait bukan merupakan
sebaliknya. syarat untuk mendapatkan Hak Cipta
Direktur Melayuintpro yang dan Hak Terkait.
menyatakan bahwa bagaimana mereka
menilai hasil karyanya, pertama dengan B. Upaya yang Dilakukan Oleh
melihat dari asumsi mutu dan kekuatan Pemegang Hak Cipta atas Potret
kreatifitas dalam pemotretan. yang di ambil Pelaku Pelanggaran.
Selanjutnya Melayuintpro Upaya penanggulangan
memperhatikan rencana pemasaran dan pelanggaran Hak Moral, betapa pun
kecilnya diyakini memiliki hasil dan
35
Ibid.
36 37
Pasal 22 Undang-Undang Hak Cipta. Wawancara, Op.cit.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 10


manfaat bagi para pihak baik pencipta dalam Undang-undang Hak Cipta juga
atau pemegang Hak Cipta. Seringnya disebutkan larangan bagi siapapun
terjadi pelanggaran menunjukkan untuk melakukan penggandaan dan/atau
banyaknya pelanggaran dan sulit untuk penggunaan secara komersial suatu
mengatasinya. Seiring dengan masalah ciptaan.39
yang terjadi, guna mengapresiasikan Hak ekonomi (economic rights)
kreativitas para pencipta, dan yang terkandung dalam Pasal 9 UUHC
memberikan penghormatan dan meliputi hak untuk mengumumkan dan
perlindungan secara sepantasnya memperbanyak. Termasuk dalam
terhadap hasil karyanya dan hak-haknya pengumuman adalah pembacaan,
dengan adanya penegakan hukum penyiaran pameran, penjualan,
melalui jalur non litigasi yang pengedaran, atau penyebaran suatu
merupakan penyelesaian sengketa ciptaan dengan menggunakan alat
melalui jalur di luar pengadilan. apapun, termasuk media internet, atau
Penyelesaian sengketa seperti ini melakukan dengan cara apa pun
dikarenakan pemegang hak cipta yang sehingga suatu ciptaan dapat dibaca,
mengalami pelanggaran atas karya didengar, atau dilihat orang lain.
ciptanya tidak ingin terlalu lama dalam Sedangkan yang termasuk dalam
menyelesaikan masalah ini. Dalam perbanyakan adalah penambahan
kasus pelanggaran tersebut antara pihak jumlah suatu ciptaan, baik secara
Melayuintpro dan pelaku pelanggaran keseluruhan maupun bagian yang
telah sepakat lebih memilih sangat substansial dengan
penyelesaian melalui jalur non litigasi menggunakan bahan-bahan yang sama
tersebut dikarenakan tidak memakan ataupun tidak sama, termasuk
biaya banyak yang hanya untuk satu mengalihwujudkan secara permanen
jenis ciptaan saja selain itu dengan cara atau temporer.40
musyawarah tidak perlu berbelit-belit Seharusnya jika ingin
dalam penyelesaiannya karena hanya menggunakan atau menggandakan
dibutuhkan kesepakatan antara pihak suatu potret seseorang harus
dalam pemberian royalty sebagai ganti mendapatkan izin tertulis atau lisensi
rugi yang wajar kepada pihak yang dari pemegang hak cipta. Padal Pasal 80
haknya telah dilanggar. ayat (1) Undang-undang Hak Cipta
Upaya yang dilakukan PHQ\DWDNDQ ³kecuali diperjanjikan
Melayuintpro selaku pemegang hak lain, pemegang Hak Cipta atau pemilik
cipta atas potret tersebut adalah dengan Hak Terkait berhak memberikan
menyelesaikan masalah tersebut diluar Lisensi kepada pihak lain berdasarkan
pengadilan atau secara musyawarah, perjanjian tertulis untuk melaksanakan
dan mendapatkan ganti kerugian atau perbuatan sebagaimana dimaksud
hak ekonomi atas perbuatan yang dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 23 ayat
dilakukan oleh pelaku pelanggaran.38 (2), Pasal 24 ayat (2), dan Pasal 25 ayat
Pasal 8 Undang-Undang Hak Cipta ´ 3HUMDQMLDQ /Lsensi yang dimaksud
PHQ\DWDNDQ ³+DN HNRQRPL merupakan menurut Pasal 1 Undang-undang Hak
hak eksklusif pencipta atau pemegang Cipta berlaku selama jangka waktu
hak cipta untuk mendapatkan manfaat tertentu dan tidak melebihi masa
HNRQRPL DWDV FLSWDDQ´ Bagi setiap berlaku Hak Cipta dan Hak Terkait.41
orang yang melaksanakan hak ekonomi
tersebut wajib mendapatkan izin
pencipta atau pemegang hak cipta dan 39
Pasal 9 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Hak
Cipta.
40
Henry Soelistyo, Op.cit, hlm. 49.
38 41
Wawancara, Op.cit. Pasal 80 ayat (1) Undang-Undang Hak Cipta.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 11


Pada kasus ini Melayuintpro selaku dengan itikad baiknya tidak ingin
pemegang hak cipta atas potret tersebut mengajukan gugatan ke Pengadilan
tidak mengajukan gugatan kepada Niaga dan bernegosiasi dengan pelaku
Pengadilan Niaga atas pelanggaran Hak pelanggaran yang telah mengakui
Ciptanya. Tetapi menyelesaikan kesalahannya dengan mengambil potret
sengketa dengan jalur non litigasi yaitu tanpa izin dan menjadikan spanduk
penyelesaian sengketa melalui jalur di iklan juga penyebaran pamflet salah
luar pengadilan. Namun dalam kasus satu obat pembesar alat vital. Dengan
tersebut, kesalahan dari pelaku negosiasi terdapatlah kesepakatan
pelanggaran pemilik toko obat yaitu antara kedua belah pihak yang nantinya
dengan sengaja menggunakan potret akan dibuat perjanjian tertulis di atas
seseorang tanpa izin dan materai, yaitu:43
42
sepengetahuannya. 1. Pelaku pelanggaran wajib
Melayuintpro selaku pemegang hak membayar biaya ganti kerugian
cipta atas potret berhak memperoleh atas nama baik dari talent
kompensasi dari foto yang telah Melayuintpro sebesar
dijadikan spanduk iklan tersebut. Rp1.000.000,00 (satu juta
Kompensasi yang diterima pemegang rupiah).
hak cipta berdasarkan kesepatakatan 2. Pelaku pelanggaran harus
antara pencipta dengan pelaku melepas spanduk iklan yang
pelanggaran. Pelaku pelanggaran wajib terpasang di depan tokonya dan
untuk membayar ganti rugi dengan tidak memberikan selebaran
sejumlah uang yang wajar kepada pamflet kepada konsumen.
pemegang hak cipta yang haknya telah Pelaku pelanggaran menyetujui
dilanggar. Pemberian kompensasi ini perjanjian antara mereka, dikarenakan
merupakan pemulihan hak pencipta. pelaku pelanggaran tidak ingin masalah
Dengan demikian dalam kasus sengketa ini menjadi lebih rumit dan harus
foto tersebut dilindungi dengan membayar lebih besar lagi jika
perlindungan hukum secara preventif Melayuintpro menggugat ke Pengadilan
terhadap pencipta karya foto Niaga.Sanksi bagi yang melakukan
sebagaimana telah dikemukakan dalam pelanggaran terdapat pada pasal 9 ayat
salah satu elemen-elemen perlindungan (1) huruf h yang akan dikenakan Pasal
hukum bagi rakyat terhadap pemerintah 113 ayat (2) Undang-Undang Hak
diarahkan kepada untuk menyelesaikan Cipta, yaitu:
sengketa antara rakyat dan pemerintah ³Setiap Orang yang dengan tanpa
dilakukan dengan cara musyawarah hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau kekeluargaan. atau pemegang Hak Cipta
Melayuintpro yang telah melakukan pelanggaran hak
menghubungi pelaku pelanggaran via ekonomi Pencipta sebagaimana
telepon mengatakan bahwa pelaku dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1)
pelanggaran merasa sangat keberatan huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau
dengan biaya ganti kerugian yang huruf h untuk Penggunaan Secara
diinginkan oleh Melayuintpro yaitu Komersial dipidana dengan pidana
sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta penjara paling lama 3 (tiga) tahun
rupiah), dikarenakan pelaku dan/atau pidana denda paling
pelanggaran memang tidak menyadari banyak Rp500.000.000,00 (lima
dan tidak mengerti adanya Hak Cipta ratus juta UXSLDK ´
atas potret tersebut. Melayuintpro

42 43
Wawancara, Op.cit. Ibid.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 12


Namun pada praktiknya pelaku pelanggaran terhadap Hak Cipta atas
pelanggaran tidak dikenakan sanksi Potret.
yang terdapat pada pasal tersebut, 2. Bahwa upaya yang dilakukan oleh
pelaku pelanggaran telah melakukan pemegang Hak Cipta atas potret
upaya negosiasi dengan Melayuintpro yang di ambil pelaku pelanggaran
agar tidak mengganti kerugian yang dalam kasus penyelesaian sengketa
cukup besar dan telah sepakat dengan dilakukan dengan jalur non litigasi
semua yang kesepakatan yang telah atau secara musyawarah dengan
disepakati oleh kedua pihak. membuat kesepakatan atau
Sedangkan dari sudut pandang perjanjian tertulis diatas materai.
objek foto tersebut yaitu penulis alami Pelaku pelanggaran harus membayar
sendiri, seharusnya Melayuintpro mau ganti kerugian sebesar
melakukan tindakan yang lebih tegas Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah)
seperti mengajukan perkara ini ke dan pelaku pelanggaran juga harus
Pengadilan Niaga. Melayuintpro tentu melepas spanduk iklan yang
akan mendapatkan ganti kerugian yang terpasang di depan tokonya dan tidak
besar jika perkara sudah diputuskan di memberikan selebaran pamflet
Pengadilan, dan pelaku pelanggaran kepada pembelinya.
pasti akan jera. Penulis juga berharap
agar Melayuintpro sebagai pemegang B. Saran
Hak Cipta atas potret dapat 1. Hendaknya pemerintah memberikan
mendaftarkan Hak Cipta potret kepada sanksi yang tegas kepada pelanggar
Ditjen HKI agar jika terjadinya hak cipta atas potret yang
permasalahan yang sama pemegang hak menggunakan potret orang lain
cipta atau Melayuintpro mendapatkan untuk promosi, sebab perlindungan
penggantian yang setimpal dan tidak Hak Cipta atas potret secara
lagi membiarkan atau menganggap preventif jarang dilakukan oleh
spele masalah yang terjadi. manajemen model ataupun artis
dalam mempublikasikan hasil Potret
PENUTUP talentnya. Penerapan perlindungan
secara preventif dilakukan untuk
A. Kesimpulan mencegah adanya pelanggaran Hak
1. Bahwa pelaksanaan perlindungan Cipta atas potret. Apabila telah
Hak Cipta timbul secara otomatis dilakukan penerapan perlindungan
berdasarkan prinsip deklaratif setelah secara preventif, maka tidak perlu
suatu ciptaan diwujudkan dalam melakukan pengajuan gugatan di
bentuk nyata tanpa mengurangi Pengadilan Niaga. Masyarakat juga
pembatasan sesuai dengan ketentuan harus menghargai karya cipta orang
peraturan perundang-undangan. lain terutama potret atas seseorang
Berdasarkan Undang-Undang dan tidak menggunakan barang hasil
Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak pelanggaran Hak Cipta.
Cipta, Perlindungan Hak Cipta atas 2. Hendaknya Manajemen model
Potret dapat dilakukan dengan 2 ataupun artis lebih berhati-hati lagi
(dua) cara, yaitu secara preventif dan lebih selektif dalam
yaitu melakukan pendaftaran Hak mempublikasikan potret talentnya
Cipta ke Direktorat Jenderal Hak untuk keperluan promosi, karena
Kekayaan Intelektual, dan represif seseorang yang di potret tersebut
yaitu mengajukan gugatan ke jelas banyak mendapat kerugian,
Pengadilan Niaga jika terjadinya seperti yang penulis alami bukan
hanya rugi dalam materi tetapi juga

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 13


kerugian dalam konteks pencemaran Implementasi, PT Raja Grafindo
nama baik karena potret tersebut Persada, Jakarta.
digunakan untuk iklan salah satu
obat pembesar alat vital. Soelistyo, Henry, 2011, Hak Cipta
Tanpa Moral, Rajawali Pers,
DAFTAR PUSTAKA Jakarta.

A. Buku Soekanto, Soerjono, 2010, Faktor-


Amiruddin dan Zainal Asikin, 2010, Faktor yang Mempengaruhi
Pengantar Metode Penelitian Penegakan Hukum, Rajawali
Hukum, Raja Grafindo Persada, Pers, Jakarta.
Jakarta.
Soekanto, Soerjono, dan Sri
Budi Agus Riswandi dan M. Mamudji, 2011, Penelitian
Syamsudin, 2004, Pengantar Hukum Normatif, Suatu
Ilmu Hukum, PT. Raja Grafindo Tinjauan Singkat, Raja Grafindo
Persada, Jakarta. Persada, Jakarta.

Djaja, Ermansyah, 2009, Hukum Sugiono, 2010, Metode Penelitian


Hak Kekayaan Intelektual, Sinar Administrasi, Alfabeta,
Grafika, Jakarta. Bandung.

Hariyani, Iswi, 2010, Prosedur Sunggono, Bambang, 2011, Metode


Mengurus HAKI yang Benar, Penelitian Hukum, Raja
Pustaka Yustisia, Yogyakarta. Grafindo Persada, Jakarta.

Harjowidigdo, Rooseno, 1994, Wahyudi, Alwi, 2012, Hukum Tata


Mengenal Hak Cipta Indonesia, Negara Indonesia Dalam
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Perspektif Pancasila Reformasi,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Muhammad, Abdul Kadir, 20012,
Kajian Hukum Ekonomi Hak Waluyo, Bambang, 2002, Penelitian
Kekayaan Intelektual, PT Hukum dalam Praktek, Sinar
Alumni Bandung, Bandung. Grafika, Jakarta.

Nurrachmad, Much, 2012, Segala B. Jurnal/Skripsi/Kamus


tentang HAKI Indonesia, Buku
Biru, Yogyakarta. Paserangi, Hasbir, 2008,
Perlindungan Hukum Hak Cipta
Saidin, Ok, 2010, Aspek Hukum Software Program Komputer di
Hak Atas Kekayaan Intelektual, Indonesia, Jurnal Hukum Ius
PT Raja Grafindo, Jakarta. Quia Iustum, Fakultas Hukum
UII, Edisi Khusus, No. 18,
Sailman, Abdul R, 2010, Hukum Oktober 2011.
Bisnis Untuk Perusahaan,
Kencana, Jakarta. Teresia, Rita, 2015, Perlindungan
Hukum Hak Cipta Terhadap
Satya Arinanti dan Ninuk Triyanti, Pemilik Lagu Atas Perbuatan
2010, Memahami Hukum Dari Pengunduhan Lagu Melalui
Kontruksi Sampai Situs Tanpa Bayar Di Internet,

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 14


Skripsi, Program Sarjana
Hukum Universitas Riau,
Pekanbaru.

Team Pustaka Phoenis, 2007, Kamus


Besar Bahasa Indonesia Edisi
Baru, Pustaka Phoenis, Jakarta.

C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2014 Tentang Hak Cipta,
Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014.

Undang-Undang Nomor 39 Tahun


1999 Tentang Hak Asasi
Manusia, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999.

JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016 Page 15

You might also like