You are on page 1of 15

ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

REMAJA DAN PERILAKU MEROKOK

Ika Tristanti
Jurusan Kebidanan, STIKES Muhammadiyah Kudus
Email: ikatristanti@stikesmuhkudus.ac.id

ABSTRACT
The World Health Organisation said that the number of smokers in the world as much as
30% are teenagers. Research in Jakarta showed that 64.8% of men over the age of 13
years were smokers (Tandra, 2003). Male smokers is much higher than the number of
female smokers. Indonesian Cancer Foundation (ICF) found 27.1% of 1961 respondents
male students of SMA / SMK, already started or even used to smoke (Sirait, 2001). The
purpose of this study was to determine the smoking habits of teenagers, the influence of
intrinsic and extrinsic factors on smoking behavior in teenagers. This type of research is
observational analytic cross sectional study design. This research was conducted in SMK
Muhammadiyah Kudus in January 2016. The population in this study were all students of
SMK Muhammadiyah Kudus 2015/2016 academic year ( 1148 students), the number of
samples obtained by 32 students with accidental sampling techniques Primary data were
collected using a questionnaire. Data analysis using bivariate and multivariate analyzes.
Bivariate analysis between the variables X1 to Y and X2 to Y using Fisher's exact test. The
multivariate analysis using logistic regression test . There are a number of research results
21.8% of students (teenagers) are smoker .There are 57.1% of the total number of
students (teenagers) smoke spent ≥ 1 pack of cigarettes for a day. There are 71.4% of the
total number of students (teenagers) begin a smoker since age <15 years.There is
intrinsic factors effect on smoking behavior in teenagers . There is the influence of
extrinsic factors on smoking behavior in teenagers. Taken together intrinsic factors likely
0062 compared with only 0:00 extrinsic factors in influencing students (teenagers) behaves
smoking.

Keywords: Teenagers, smoking,behavior.

PENDAHULUAN ada), terlebih bagi perokok yang belum


Merokok merupakan salah satu mempunyai penghasilan sendiri. Bagi
perilaku yang sangat merugikan. Bagi orang yang ada disekeliling perokok atau
pelakunya merokok dapat menyebabkan yang dikenal dengan istilah perokok pasif,
berbagai macam penyakit seperti tekanan merokok menimbulkan efek yang lebih
darah tinggi dan gangguan kerja jantung berbahaya karena daya tahan terhadap zat-
yang disebabkan oleh pengaruh bahan- zat yang berbahaya sangat rendah dan
bahan kimia yang terkandung di dalam mereka menghirup asap rokok tanpa filter
rokok seperti nikotin dan tar. atau saringan. Semakin lama jumlah
Selain itu juga menyebabkan perokok semakin banyak dan usia mereka
penurunan sensitivitas indra penciuman untuk mulai merokok juga semakin muda,
dan pengecapan bagi pelakunya. Secara seperti yang sering ditayangkan di berita
ekonomi, merokok sangat merugikan televisi, bahwa anak-anak sekarang sudah
karena menghamburkan banyak uang mulai mengenal rokok bahkan sejak usia
hanya untuk dibakar (manfaatnya tidak balita.

328
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

Menurut Kurt Lewin, perilaku karena pada masa remaja mereka


merokok merupakan fungsi dari cenderung memisahkan diri dari orang tua
lingkungan dan individu yang berarti dan bergabung dengan kelompok teman
perilaku merokok selain disebabkan oleh sebaya. Kebutuhan untuk diterima
faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh seringkali membuat remaja mau
faktor lingkungan. Pada remaja, faktor dari melakukan segala hal termasuk merokok.
dalam diri terkait dengan adanya krisis Smet (1994) menyatakan bahwa usia
psikososial yang dialami pada masa pertama kali merokok pada umumnya
perkembangannya yaitu masa dimana berkisar antara 11-13 tahun dan umumnya
mereka mencari jati diri. Remaja menjadi individu pada usia tersebut merokok
seorang perokok karena berusaha untuk sebelum berusia 18 tahun. Data WHO
mencari kompensasi atau usaha menyebutkan bahwa jumlah perokok yang
kompensatoris dalam upaya pencarian jati ada di dunia sebanyak 30% adalah remaja.
diri. Selain itu menurut Brigham (1991) , Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa
merokok merupakan perilaku simbolisasi 64,8% pria dengan usia di atas 13 tahun
bagi remaja yang menganggap bahwa adalah perokok (Tandra,2003). Perokok
dengan merokok mereka akan terlihat lebih laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan
matang, dewasa ,kuat, bisa menjadi jumlah perokok perempuan dimana jika
pemimpin dan bisa menarik lawan jenis. diuraikan menurut umur,prevalensi
Selain itu, merokok juga dapat sebagai perokok laki-laki paling tinggi pada umur
media relaksasi , dengan merokok dapat 15-19 tahun . Remaja laki-laki pada
meredakan ketegangan, memudahkan umumnya mengkonsumsi 11-20 batang per
berkonsentrasi dan pengalaman yang hari (49,8%) dan yang mengkonsumsi
menyenangkan. Sayangnya, karena di lebih dari 20 batang per hari sebesar 5,6%.
dalam rokok terkandung zat nikotin yang Yayasan kanker Indonesia (YKI)
sifatnya adiktif, maka setelah mengenal menemukan 27,1% dari 1961 responden
rokok ,biasanya seseorang akan selalu pelajar pria SMA/SMK , sudah mulai atau
ketagihan untuk merokok lagi dan sulit bahkan terbiasa merokok , umumnya siswa
untuk menghentikan kebiasaan tersebut. kelas satu menghisap satu sampai empat
Menurut Bandura dalam teori Social batang per hari, sementara siswa kelas tiga
cognitif Learning menyebutkan bahwa mengkonsumsi rokok lebih dari sepuluh
perilaku individu disebabkan oleh batang per hari (Sirait,2001).
pengaruh lingkungan, individu dan Penelitian yang dilakukan di Amerika
kognitiv. Perilaku merokok tidak semata- pada tahun 1998 menyatakan bahwa lebih
mata perilaku imitasi dan penguatan positif dari 4 miliar remaja adalah perokok,
dari keluarga maupun lingkungan teman dimana konsumsi rokok paling banyak
sebaya tetapi juga ada pertimbangan- adalah murid high
pertimbangan atas konsekuensi perilaku scholl(Siquera,dkk,2004).
merokok. Jika orangtua atau saudaranya Tandra (2003) menyayangkan
merokok maka bisa menjadi agen imitasi meningkatnya jumlah perokok di kalangan
terbaik, Jika orang tua atau saudara tidak remaja meskipun telah mengetahui
merokok tetapi mereka tidak melarang dampak buruk rokok bagi kesehatandan
pelaku untuk merokok maka merupakan menyebutkan bahwa 20% dari total
sikap permisif yang mendukung kebiasaan perokok di Indonesia adalah remaja
untuk merokok. Teman sebaya memiliki dengan rentang usia 15 hingga 21 tahun.
pengaruh yang sangat besar bagi remaja Meningkatnya prevalensi perokok di

329
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

negara berkembang , termasuk di 1. KAJIAN LITERATUR DAN


Indonesia terutama di kalangan remaja PENGEMBANGAN HIPOTESIS
menyebabkan masalah merokok menjadi Rokok bukan lagi menjadi barang
semakin serius. aneh untuk saat ini, ketika disebut kata
Hasil riset kesehatan dasar(Riskesdas) “rokok”, yang terbayang adalah sebuah
tahun 2007 menunjukkan bahwa usia komoditi terlaris yang paling gampang di
pertama kali merokok tiap hari yaitu usia undang untuk menjadi sponsor pada
10-14 tahun sebanyak 9,6%, 15-19 tahun berbagai event olahraga ataupun
sebanyak 36,3%, 20-24 tahun sebanyak pertunjunkan besar. Sampai saat ini jarang
16,3%, 25-29 tahun sebanyak 4,4%, dan sekali toko atau warung yang tidak
lebih dari 30 tahun sebanyak 3,2%. Riset menjual rokok, bahkan dalam setiap toko
ini dilakukan di 33 propinsi dan secara grosir makanan rokok bisa mengisi 40–50
nasional persentase usia mulai merokok % barang yang laris terjual setiap harinya.
tiap hari yang menduduki tempat tertinggi Melihat fenomena ini sepertinya rokok
adalah usia 15-16 tahun yaitu sebanyak telah menjelma menjadi kebutuhan pokok
36,3%. Berita Metro TV ,15 Februari 2013 layaknya sembako. Seandainya rokok itu
pukul 16.20 WIB memberitakan bahwa sarat manfaat, mengandung unsur gizi
Indonesia mendapat label “Baby Smoker” yang dibutuhkan tubuh, tentunya tidak
karena prevalensi jumlah perokok anak masalah. Tetapi rokok sudah diakui
yang meningkat secara signifikan dan usia sebagai komoditi yang berbahaya bagi
mulai merokok yang semakin muda. Hal kesehatan (Aula, 2010).
tersebut sangat mengkhawatirkan karena A. Rokok dan Masalahnya
semakin muda seseorang mulai merokok 1. Sejarah rokok
maka dia berpeluang besar untuk menjadi Rokok merupakan hasil olahan
perokok jangka panjang. tembakau terbungkus, termasuk cerutu
Lipperman –Kreda&Grube dalam atau bentuk lainnya, yang dihasilkan dari
Sirait(2001) menemukan bahwa perilaku tanaman nicotina tabaccum, nicotina
merokok pada remaja sebagian besar rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
merupakan hasil dari proses kognitif yang mengandung nikotin dan tar dengan
bahwa mereka memiliki antisipasi atau tanpa bahan tambahan.
terhadap konsekuensi terkait dengan 2. Zat yang Terkandung dalam Rokok
perilaku-perilaku mereka. Perilaku Seperti yang telah di ulas diatas,
merokok merekapun ditentukan oleh terdapat dua bahan utama zat yang
keyakinan mereka terhadap perilaku terkandung dalam setiap batang rokok
tersebut, diantaranya penghayatan social yakni nikotin dan tar. Nikotin, didalam
dan risiko-risiko kesehatan atau tubuh menyebabkan perangsangan sistem
keuntungan-keuntungan dari saraf simpatis. Perangsangan saraf simpatis
merokok,kemudahan mendapatkan rokok, (pelepasan adrenalin), berdampak pada
dan persepsi terhadap perilaku merokok peningkatan denyut jantung, tekanan
yang berasal dari teman. darah, kebutuhan oksigen jantung, serta
Berdasarkan uraian di atas, maka menyebabkan gangguan irama jantung.
penting dilakukan penelitian mengenai Selain itu nikotin mengaktifkan trombosit
Remaja dan Perilaku Merokok untuk yang beresiko pada timbulnya adhesi
mengetahui kebiasaan merokok remaja, trombosit (penggumpalan) ke dinding
pengaruh faktor instrinsik dan ekstrinsik pembuluh darah termasuk pembuluh darah
terhadap perilaku merokok pada remaja. jantung. Adapun tar, disebut sebagai zat

330
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

karsinogenik, karena ampas tar yang mudah memasuki sel-sel tubuh. Begitu
tersimpan terutama dalam saluran nafas kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini
akan mengubah struktur dan fungsi saluran sehingga jika disuntikan sedikit saja
nafas dan jaringan paru. Pada saluran kedalam tubuh bisa menyebabkan
napas besar, sel mukosa membesar seseorang pingsan.
(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah Formic acid : jenis cairan yang tidak
banyak (hiperplasia). Pada saluran napas berwarna yang bergerak bebas dan dapat
kecil, terjadi radang ringan hingga mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat
penyempitan akibat bertambahnya sel dan tajam dan baunya menusuk. Zat ini dapat
penumpukan lendir. Sedangkan pada menyebabkan seseorang seperti merasa
jaringan paru-paru, terjadi peningkatan digigit semut. Bertambahnya zat ini dalam
jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. peredaran darah akan mengakibatkan
Hal ini yang memungkinkan terjadinya pernafasan menjadi cepat.
pembentukan sel kanker. Acrolein : sejenis zat tidak berwarna,
Selain kedua zat tersebut, masih seperti aldehid. Zat ini diperoleh dengan
terdapat zat-zat lain yang terkandung mengambil cairan dari gliserol dengan
dalam rokok dan berakibat buruk terhadap metode pengeringan. Zat ini seduikit
sistem tubuh. Zat berbahaya tersebut banyak mengandung kadar alkohol. Cairan
diantaranya : ini sangat menganggu bagi kesehatan.
Karbonmonoksida : merupakan sejenis gas Hydrogen cyanide : sejenis gas yang
yang tidak berbau yang dihasilkan dari tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
pembakaran zat arang atau karbon yang memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang
tidak sempurna. Gas ini memiliki sifat paling ringan, mudah terbakar dan sangat
racun yang dapat mengurangi kemampuan efisien untuk menghalangi pernapasan.
darah membawa oksigen. Hal ini Cyanide adalah salah satu zat yang
disebabkan karena unsur ini memiliki mengandung racun yang sangat berbahaya.
kemampuan yang cepat untuk bersenyawa Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung
dengan haemoglobin, sehingga menggangu ke dalam tubuh dapat mengakibatkan
ikatan oksigen dengan haemoglobin, yang kematian.
pada akhirnya menyebabkan suplai Nitrous oksida : sejenis gas yang tidak
oksigen ke seluruh organ tubuh berkurang. berwarna, dan bila terisap dapat
Arsenic : sejenis unsur kimia yang menyebabkan hilangnya pertimbangan dan
digunakan untuk membunuh serangga. mengakibatkan rasa sakit.
Nitrogen oksida : Unsur kimia ini dapat Formaldehyde : zat yang banyak
mengganggu saluran pernafasan bahkan digunakan sebagai pengawet dalam
merangsang kerusakan dan perubahan kulit laboratorium (formalin).
tubuh. Phenol : merupakan campuran yang terdiri
Ammonium karbonat : zat ini dari kristal yang dihasilkan dari destilasi
membentuk plak kuning pada permukaan beberapa zat organic seperti kayu dan
lidah dan menggangu kelenjar makanan arang, selain diperoleh dari ter arang.
dan perasa yang terdapat dipermukaan Phenol terikat dengan protein dan
lidah. menghalangi aktivitas enzim.
Ammonia : merupakan gas yang tidak Acetol : hasil pemanasan aldehyde
berwarna yang terdiri dari nitrogen dan (sejenis zat yang tidak berwarna yang
hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan bebas bergerak) dan mudah menguap
sangat merangsang. Ammonia ini sangat dengan alkohol.

331
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

Hydrogen sulfide : sejenis gas yang jantung berkurang karena berikatan dengan
beracun yang gampang terbakar dengan Hb darah. Hal inilah yang menyebabkan
bau yang keras. Zat ini menghalangi gangguan pada jantung, termasuk
oxidasi enxym (zat besi yang berisi timbulnya penyakit jantung koroner.
pigmen). c. Impotensi
Pyridine : cairan tidak berwarna Nikotin yang beredar melalui darah
dengan bau yang tajam. Zat ini dapat akan dibawa keseluruh tubuh termasuk
digunakan untuk mengubah sifat alkohol organ reproduksi. Zat ini akan menggangu
sebagai pelarut dan pembunuh hama. proses spermatogenesis sehingga kualitas
Methyl chloride : adalah campuran sperma menjadi buruk. Sedangkan Taher
dari zat-zat bervalensi satu dimana menambahkan, selain merusak kualitas
hidrogen dan karbon merupakan unsurnya sperma, rokok juga menjadi faktor resiko
yang utama. Zat ini adalah merupakan gangguan fungsi seksual terutama
compound organic yang dapat beracun. gangguan disfungsi ereksi (DE). Dalam
Methanol : sejenis cairan ringan yang penelitiannya, sekitar seperlima dari
gampang menguap dan mudah terbakar. penderita DE disebabkan oleh karena
Meminum atau mengisap methanol dapat kebiasaan merokok.
mengakibatkan kebutaan dan bahkan
kematian. d. Kanker kulit, mulut, bibir dan
3. Masalah yang Ditimbulkan Akibat kerongkongan
Merokok Tar yang terkandung dalam rokok
Beberapa penyakit tersebut antara lain dapat mengikis selaput lendir dimulut,
: bibir dan kerongkongan. Ampas tar yang
a. Penyakit paru tertimbun merubah sifat sel-sel normal
Merokok dapat menyebabkan menjadi sel ganas yang menyebakan
perubahan struktur dan fungsi saluran kanker. Selain itu, kanker mulut dan bibir
napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran ini juga dapat disebabkan karena panas
napas besar, sel mukosa membesar dari asap. Sedangkan untuk kanker
(hipertrofi) dan kelenjar mukus bertambah kerongkongan, didapatkan data bahwa
banyak (hiperplasia). Pada saluran napas pada perokok kemungkinan terjadinya
kecil, terjadi radang ringan hingga kanker kerongkongan dan usus adalah 5-10
penyempitan akibat bertambahnya sel dan kali lebih banyak daripada bukan perokok .
penumpukan lendir. Pada jaringan paru- e. Merusak otak dan indera
paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang Sama halnya dengan jantung, dampak
dan kerusakan alveoli. rokok terhadap otak juga disebabkan
b. Penyakit jantung koroner karena penyempitan pembuluh darah otak
Seperti yang telah diuraikan diatas yang diakibatkan karena efek nikotin
mengenai zat-zta yang terkandung dalam terhadap pembuluh darah dan supply
rorok. Pengaruh utama pada penyakit oksigen yang menurun terhadap organ
jantung terutama disebakan oleh dua bahan termasuk otak dan organ tubuh lainnya.
kimia penting yang ada dalam rokok, yakni Sehingga sebetulnya nikotin ini dapat
nikotin dan karbonmonoksida. Dimana mengganggu seluruh system tubuh.
nikotin dapat mengganggu irama jantung f. Mengancam kehamilan.
dan menyebabkan sumbatan pada Hal ini terutama ditujukan pada wanita
pembuluh darah jantung, sedangkan CO perokok. Banyak hasil penelitian yang
menyebabkan persediaan oksigen untuk menggungkapkan bahwa wanita hamil

332
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

yang merokok meiliki resiko melahirkan yang dipengaruhi oleh perasaan diri.
bayi dengan berat badan yang rendah, Berdasarkan udara atau asap yang dihirup,
kecacatan, keguguran bahkan bayi perokok dikategorikan menjadi: Perokok
meninggal saat dilahirkan. pasif yakni mereka yang tidak merokok,
tetapi berada di sekeliling perokok dan
4. Perilaku terhadap Rokok menghirup asap rokok yang dihembuskan
Merokok merupakan istilah yang oleh perokok. Perokok aktif, yakni mereka
digunakan untuk aktivitas menghisap yang menghisap rokok secara langsung.
rokok atau tembakau dalam berbagai cara. Adapun berdasarkan jumlah rokok yang
Merokok itu sendiri ditujukan untuk dikonsumsi, tipe perokok dikategorikan
perbuatan menyalakan api pada rokok menjadi ; Perokok sangat berat, adalah jika
sigaret atau cerutu, atau tembakau dalam mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang
pipa rokok yang kemudian dihisap untuk perhari, Perokok berat yakni mereka yang
mendapatkan efek dari zat yang ada dalam merokok sekitar 21-30 batang perhari,
rokok tersebut. Menurut Leventhal dan Perokok sedang adalah perokok yang
Clearly dalam Kurniasih(2008) terdapat 4 menghabiskan rokok 11-21 batang perhari,
tahap seseorang menjadi perokok, dan Perokok ringan yang merokok sekitar
diantaranya : 10 batang/hari.
Tahap preparatory : seseorang B. Remaja dan Rokok
mendapatkan gambaran yang 1. Batasan Remaja
menyenangkan mengenai merokok dengan Istilah remaja atau adolesccene berasal
cara mendengar, melihat atau dari hasil dari bahasa latin adolescere yang berarti
bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat ”tumbuh” atau tumbuh dewasa. Istilah
untuk merokok. adolescene yang digunakan sampai
Tahap initiation : tahap perintisan sekarang ini mempunyai arti luas
merokok yaitu tahap apakah seseorang mencakup kematangan mental, emosional,
akan meneruskan ataukah tidak terhadap sosial dan fisik (Hurlock, 2004)
perilaku merokok. Secara umum masa remaja dibagi kedalam
Tahap becoming a smoker : apabila 3 tahap yang dilihat dari rentang usia.
seseorang telah mengkonsumsi rokok Sampai saat ini masih banyak perbedaan
sebanyak 4 batang perhari maka mengenai klasifikasi remaja tersebut.
mempunyai kecenderungan menjadi Hurlock(2004) membagi tahapan masa
perokok. remaja tersebut menjadi : remaja awal (12-
Tahap maintenance of smoking : tahap 14 tahun), remaja pertengahan (15-17
ini perokok sudah menjadi salah satu tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun).
bagian dari cara pengaturan diri (self- 2.2.2 Karakteristik Remaja
regulating). Merokok dilakukan untuk Masa remaja mempunyai karakteristik
memperoleh efek fisiologis yang yang khas, dimana semua tugas
menyenangkan. perkembangan pada masa ini dipusatkan
5. Tipe Perokok pada penanggulangan sikap dan pola
Secara umum tipe perokok di bagi perilaku yang kekanak-kanakan dan
menjadi beberapa kategori yakni tipe mengadakan persiapan untuk menghadapi
perokok yang berhubungan dengan udara masa dewasa. Oleh sebab itu, masa remaja
atau asap yang dihirup, tipe perokok disebut juga sebagai periode peralihan,
berdasarkan jumlah rokok yang periode perubahan, periode bermasalah,
dikonsumsi dalam 1 hari, dan tipe perokok periode pencarian identitas, dan periode

333
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

tidak realistik. Pada periode pencarian skizofrenia, depresi, cemas dan


identitas, remaja yang tidak ingin lagi penyalahgunaan zat-zat tertentu. Pada
disebut sebagai anak-anak, berusaha remaja, didapatkan asosiasi antara
menampilkan atau mengidentifikasi merokok dengan depresi dan cemas.
perilaku yang menjadi simbol status Gejala depresi lebih sering pada remaja
kedewasaan. Salah satu perilaku yang perokok daripada bukan perokok. Merokok
muncul adalah perilaku merokok yang berhubungan dengan meningkatnya
mereka anggap sebagai simbol kejadian depresi mayor dan
kematangan, dimana perilaku ini seringkali penyalahgunaan zat-zat tertentu.
dimulai pada usia sekolah menengah b. Faktor Kognitif
pertama (Hurlock, 2004). Kesulitan untuk menghentikan
Sangat besarnya pengaruh teman kebiasaan merokok akibat dari kecanduan
sebaya, maka dapat dimengerti bahwa nikotin disebabkan karena perokok
teman sebaya sangat berpengaruh pada merasakan efek bermanfaat dari nikotin.
pembentukan sikap, pembicaraan, minat, Beberapa perokok dewasa mengungkapkan
penampilan dan perilaku dibandingkan bahwa merokok memperbaiki konsentarsi.
dengan keluarga (Hurlock, 2004). c. Jenis kelamin
Sedangkan secara emosional, telah Pada saat ini, peningkatan kejadian
diketahui bahwa masa remaja dianggap merokok tidak hanya terjadi pada remaja
sebagai masa “badai dan topan”, suatu laki-laki. Begitupun dengan wanita, wanita
masa dimana ketegangan emosi meninggi yang merokok dilaporkan menjadi percaya
sebagai akibat dari perubahan fisik dan diri, suka menentang dan secara social
hormonal. Hal ini dikuatkan dengan cakap.
tekanan sosial yang menuntut remaja d. Faktor Etnik
menampilkan pola kehidupan sosial yang Kejadian merokok di Amerika Serikat
baru. Untuk menghadapi hal tersebut cenderung lebih tinggi terjadi pada orang-
sebagian besar remaja akan mengalami orang kulit putih dan penduduk asli
ketidakstabilan demi penyesuaian. Kondisi Amerika, serta terendah pada orang
tersebut diistilahkan sebagai kondisi stress Amerika keturunan Afrika dan Asia.
pada remaja yang disebabkan perubahan Laporan tersebut memberi kesan bahwa
fisik dan psikologis yang terjadi secara perbedaan asupan nikotin dan tembakau
bersamaan. serta waktu paruh kotinin antara perokok
2.3. Faktor yang Berhubungan dengan dewasa Amerika keturunan Afrika dengan
Perilaku Remaja terhadap Rokok orang kulit putih adalah substansial. Hal
Sama halnya dengan penggunaan zat-zat ini dapat menjelaskan mengapa ada
(substance) lainnya, terdapat beberapa perbedaan resiko pada beberapa etnik
faktor resiko yang berpengaruh terhadap dalam hal penyakit yang berhubungan
penggunaan rokok atau perilaku merokok dengan merokok.
pada remaja. e. Faktor genetic
Dalam Siquera (2004) terdapat dua faktor Variasi genetik mempengaruhi fungsi
yang mempengaruhi perilaku merokok: reseptor dopamin dan enzim hati yang
1. Faktor intrinsic memetabolisme nikotin. Kensekuensinya
a. Faktor psikiatrik adalah meningkatnya resiko kecanduan
Studi epidemiologi pada dewasa nikotin pada beberapa individu. Variasi
mendapatkan asosiasi antara merokok efek nikotin dapat diperantarai oleh
dengan gangguan psikiatrik seperti polimorfisme gen dopamin yang

334
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

mengakibatkan lebih besar atau lebih peningkatan kejadian mulainya merokok


kecilnya reward dan mudah kecanduan pada remaja, walaupun telah banyak dibuat
obat. usaha-usaha untuk mencegahnya.
f. Stress c. Dukungan Keluarga
Stress merupakan respon individu Anak-anak dengan orangtua perokok
dimana terjadi ketidaksesuaian antara cenderung akan merokok dikemudian hari,
harapan dan pencapaian yang ditampilkan hal ini terjadi paling sedikit disebabkan
melalui perasaan secara emosional. oleh karena dua hal: Pertama, karena anak
Banyak hal yang dapat menyebabkan tersebut ingin seperti bapaknya yang
stress, terlambat dalam perjalanan, kelihatan gagah dan dewasa saat merokok.
kecemasan akan kondisi keluarga, ataupun Kedua, ialah karena anak sudah terbiasa
tugas yang sudah ditunggu pada batas dengan asap rokok dirumah, dengan kata
waktu akhir. Ketidakmampuan mengatasi lain disaat kecil mereka telah menjadi
hal tersebut dengan baik akan direfleksikan perokok pasif dan sesudah remaja anak
melalui perasaan emosional seperti marah, gampang saja beralih menjadi perokok
tegang, cemas bahkan agresi. Stress aktif
merupakan pergerakan energi “mobilized d. Dukungan Teman
energy” yang diperlukan agar seseorang Pada masa remaja, pola interaksi
dapat berfikir lebih baik, sehingga dari mereka lebih banyak dihabiskan dengan
ketidaksesuaian yang ada, seseorang dapat teman-teman sebayanya. Teman sebaya
menganalisa masalah dan mempunyai peran yang sangat berarti
memperbaikinya. karena pada masa tersebut remaja mulai
g. Faktor ekstrinsik memisahkan diri dari orangtua dan mulai
a. Faktor Lingkungan bergabung dengan teman sebaya.
Faktor-faktor lingkungan yang Kebutuhan untuk dapat diterima sering kali
berkaitan dengan penggunaan tembakau membuat remaja berbuat apa saja agar
antara lain orangtua, saudara kandung dapat diterima oleh kelompoknya.
maupun teman sebaya yang merokok. (Hurlock,2004).
Selain itu juga karena paparan iklan rokok e. Dukungan Iklan
dimedia. Orangtua sepertinya memegang Untuk menjaring konsumen yang
peranan penting, dalam pembentukan lebih banyak, para produsen rokok
perilaku merokok remaja. Sebuah studi mempunyai cara yang handal. Berbagai
kohort terhadap siswa SMU didapatkan iklan baik dalam bentuk reklame, poster
bahwa prediktor bermakna dalam maupun iklan dalam media elektronik
peralihan dari kadang-kadang merokok ditampilkan dengan maksud untuk
menjadi merokok secara teratur adalah merangsang para konsumen mencoba
orangtua perokok dan konflik keluarga. produk yang mereka iklankan.
b. Faktor Regulatori Selain berperan terhadap perubahan
Peningkatan harga jual atau persepsi, iklan menjadi media penting bagi
diberlakukannya cukai yang tinggi, remaja dalam memperolah informasi
diharapkan dapat menurunkan daya beli seputar rokok.
masyarakat terhadap rokok. Selain itu f. Faktor Psikososial
pembatasan fasilitas merokok dengan Aspek perkembangan sosial remaja
menetapkan ruang atau daerah bebas rokok antara lain: menetapkan kebebasan dan
diharapkan dapat mengurangi konsumsi. otonomi, membentuk identitas diri dan
Akan tetapi kenyataannya masih terdapat penyesuaian perubahan psikososial

335
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

berhubungan dengan maturasi fisik. menggunakan uji Chi Square tidak


Merokok menjadi sebuah cara agar mereka terpenuhi. Uji multivariate menggunakan
tampak bebas dan dewasa saat mereka uji Regresi logistic dengan menggunakan
menyesuaikan diri dengan teman program SPSS.
sebayanya. Istirahat, santai dan
kesenangan, penampilan diri rasa ingin 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
tahu rasa bosan, sikap menentang dan Tabel 1. Persentase jenis kelamin
stress mengkontribusi remaja untuk mulai No Jenis kelamin Jumlah
merokok. Selain itu rasa rendah diri, (Persentase)
hubungan interpersonal yang kurang baik, 1 Laki-laki 32(100%)
putus sekolah sosial ekonomi yang rendah 2 Perempuan 0(0%)
dan tingkat pendidikan orangtua yang Total 32(100%)
rendah serta tahun-tahun pertama transisi menunjukkan jenis kelamin, terdiri
antara sekolah dasar dan sekolah dari 32 siswa berjenis kelamin laki-laki
menengah juga menjadi faktor resiko lain (100%)
yang mendorong remaja mulai merokok. Tabel 2 . Persentase usia
No Usia Jumlah
HIPOTESIS: (Persentase)
1. Ada pengaruh faktor instrinsik 1 15 tahun 11(34,4%)
terhadap perilaku merokok 2 16 tahun 11(34.4%)
2. Ada pengaruh faktor ekstrinsik 3 17 tahun 10(31.2%)
terhadap perilaku merokok Total 32(100%)
3. Ada hubungan antara faktor intrinsic menunjukkan usia responden, terdiri
dan ekstrinsik secara bersama-sama dari 11 siswa(34,4%) berusia 15 tahun, 11
dengan perilaku merokok siswa (34,4%) berusia 16 tahun dan 10
siswa(31,2%) berusia 17 tahun.
3. METODE PENELITIAN Tabel 3 . Persentase jumlah siswa
Jenis penelitian yang digunakan dalam yang merokok
penelitian ini adalah penelitian No Kebiasaan Jumlah
observasional analitik dengan desain cross merokok (Persentase)
sectional study. Penelitian ini dilakukan di 1 Merokok 7(21.8%)
SMK Muhammadiyah Kudus pada bulan 2 Tidak merokok 25(78.2%)
Januari 2016. Populasi dalam penelitian ini Total 32(100%)
adalah seluruh siswa SMK menunjukkan kebiasaan merokok
Muhammadiyah Kudus tahun ajaran responden. Sebanyak 7 siswa (21.8%)
2015/2016 yaitu 1148 siswa, jumlah merokok dan 25 siswa (78.2%) tidak
sampel diperoleh 32 siswa yang bersedia merokok.
untuk berpartisipasi dalam penelitian Tabel 4 . Persentase jumlah rokok
dengan menggunakan teknik sampling yang dihabiskan per hari
Accidental sampling Data primer diperoleh No Jumlah batang rokok Jumlah
menggunakan instrumen berupa kuesioner. (Persentase)
Analisis data dilakukan melaui dua cara 1 ≥ 1 bungkus rokok 4(57.1%)
yaitu analisis bivariat dan multivariate. per hari
Analisis bivariat antara variabel X1 dan Y 2 <1 bungkus rokok 3(42.9%)
serta variabel X2 dan Y menggunakan uji perhari
Fisher sebagai alternatif uji karena syarat
Total 7(100%)

336
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

menunjukkan jumlah rokok yang Hasil uji Fisher untuk mengetahui


dihabiskan per hari. Dari 7 siswa yang pengaruh faktor instrinsik dengan perilaku
merokok terdapat 4 siswa (57.1%) merokok didapatkan hasil bahwa nilai
menghabiskan ≥ 1 bungkus rokok per hari signifikasi sebesar 0.003, hal ini berarti
dan 3 siswa(42.9%) menghabiskan <1 p<0.05, diambil kesimpulan bahwa ada
bungkus rokok perhari. pengaruh faktor intrinsik terhadap perilaku
Tabel 5 . Persentase usia awal merokok pada siswa.
merokok Tabel 7 Persentase pengaruh faktor
No Usia awal Jumlah ekstrinsik (pengaruh orangtua,teman,iklan)
merokok (Persentase) terhadap perilaku merokok pada siswa
1 < 15 tahun 5(71.4%) NO PERILAKU JUMLAH
2 >15 tahun 2(28.6%) MEROKOK
FAKTO YA TIDAK
Total 7(100%) R
menunjukkan usia awal merokok. Dari EKSTRI
7 siswa yang mulai merokok pada usia < NSIK
15 tahun sebanyak 5 siswa(71.4%) dan YA 7(21.9%) 11(34.4%) 18(56.3%)
TIDAK 0(0%) 14(43.7%) 14(43.7%)
terdapat 2 siswa(28.6%) yang mulai
Total 7(21.9%) 25(78.1%) 32(100%)
merokok pada usia >15 tahun.
Tabel 6 . Pengaruh faktor instrinsik menunjukkan pengaruh faktor
(usia, jenis kelamin, kepribadian, stress) ekstrinsik (pengaruh orangtua,teman,iklan)
terhadap perilaku merokok pada siswa terhadap perilaku merokok pada siswa.
NO PERILAKU JUMLAH
MEROKOK Dari 32 siswa , semua siswa yang merokok
FAKTO YA TIDAK dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik dan ada
R 11 siswa yang dipengaruhi oleh faktor
INTRIN ekstrinsik tapi tidak merokok.
SIK Hasil uji Fisher untuk mengetahui
YA 6(18.8%) 5(15.6%) 11(34.4%)
TIDAK 1(3.1%) 20(62.5%) 21(65.6%)
pengaruh faktor ekstrinsik terhadap
Total 7(21.9%) 25(78.1) 32(100%) perilaku merokok didapatkan hasil bahwa
menunjukkan pengaruh faktor nilai signifikasi sebesar 0.01, hal ini berarti
instrinsik (usia, jenis kelamin, kepribadian, p<0.05, diambil kesimpulan bahwa ada
stress) terhadap perilaku merokok pada pengaruh faktor ekstrinsik terhadap
siswa. Dari 32 siswa ,yang dipengaruhi perilaku merokok pada siswa.
oleh faktor instrinsik sebanyak 8 siswa Berdasarkan uji regresi logistik
dan yang tidak dipengaruhi oleh faktor diketahui bahwa faktor instrinsik
intrinsik sebanyak 19 siswa. Dari 9 siswa berpeluang 0.062 dibandingkan dengan
yang tidak merokok , yang dipengaruhi faktor ekstrinsik yang hanya 0.00
oleh faktor instrinsik sebanyak 4 siswa, mempengaruhi siswa berperilaku merokok.
yang tidak terpengaruh faktor instrinsik 5 4. PEMBAHASAN
siswa. Menurut Rachmat,dkk(2007) Perilaku
Untuk mengetahui hubungan antara merokok merupakan fungsi dari
faktor instrinsik dengan perilaku merokok lingkungan dan individu. Artinya perilaku
dan faktor ekstrinsik dengan perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor-
merokok menggunakan uji Fisher, karena faktor dari dalam diri juga disebabkan oleh
nilai ekspektasi dari kedua variabel faktor lingkungan. Faktor dari dalam
tersebut 50% kurang dari lima. remaja terkait dengan kajian
perkembangan remaja yang mulai

337
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

merokok berhubungan dengan krisis aspek rasa rokok. Sehubungan dengan usia
psikososial yang dialami pada masa mereka yang masih remaja dimana masa
perkembangan, ketika mereka mencari remaja merupakan masa pencarian jati diri
jatidiri. Perilaku merokok biasanya dimulai bagi mereka maka mereka akan mencoba
pada masa remaja meskipun proses pengalaman baru termasuk tentang rokok.
menjadi perokok telah dimulai sejak Proses mencoba pengalaman baru ini
kanak-kanak. Masa remaja juga belum diimbangi dengan pengetahuan
merupakan periode penting risiko untuk yang baik sehingga terkadang mereka
pengembangan perilaku merokok jangka belum memperhatikan risiko dari
panjang. Selain itu, perilaku merokok pengalaman baru yang sedang mereka
merupakan pintu masuk perilaku negatif coba. Rasa penasaran membuat mereka
yang lain seperti penyalahgunaan mencoba berulang-ulang sampai mereka
narkotika dan minum-minuman keras. merasa yakin atau jenuh. Padahal di dalam
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat kita rokok terkandung zat nikotin yang bersifat
ketahui dan tegaskan bahwa masa remaja adiktif, sehingga yang semula hanya
adalah masa paling rawan dimulainya berawal dari coba-coba akibat penasaran
kebiasaan atau perilaku merokok yang kemudian berlanjut menjadi
dapat merugikan baik secara ekonomi ketergantungan sehingga remaja tersebut
maupun kesehatan. Remaja berada pada selanjutnya akan menjadi perokok berat.
tahap kebimbangan untuk mengetahui Seperti yang diungkapkan oleh Leventhal
seperti apa dirinya dan mau menjadi & Clearly bahwa terdapat empat tahap
seperti apa nantinya, jika dalam masa itu dalam perilaku merokok yaitu 1) Tahap
remaja mempelajari kebiasaan negatif preparatory: seseorang mendapatkan
seperti merokok maka kebiasaan tersebut gambaran yang menyenangkan mengenai
relatif akan menjadi kebiasaan jangka rokok dengan cara mendengar,melihat,
panjang atau bersifat langgeng. atau dari hasil membaca. Hal ini
Pengaruh faktor intrinsik terhadap menimbulkan minat untuk merokok. 2)
perilaku merokok tahap Initiation: tahap perintisan merokok
Dari 32 siswa ,yang dipengaruhi oleh yaitu tahap apakah seseorang akan
faktor instrinsik sebanyak 8 siswa dan meneruskan atau tidak kebiasaannya
yang tidak dipengaruhi oleh faktor merokok.3) tahap becoming a smoker:
intrinsik sebanyak 19 siswa. Dari 9 siswa apabila seseorang telah mengkonsumsi
yang tidak merokok , yang dipengaruhi rokok sebanyak 4 batang per hari maka
oleh faktor instrinsik sebanyak 4 siswa, mempunyai kecenderungan menjadi
yang tidak terpengaruh faktor instrinsik 5 perokok. 4) tahap maintenance of
siswa. smoking: tahap ini merokok sudah menjadi
Gejala merokok di kalangan remaja salah satu bagian dari cara pengaturan diri.
disebabkan oleh rasa ingin tahu atau Merokok dilakukan untuk mendapatkan
mencoba-coba pengalaman baru , mencoba efek psikologis yang menyenangkan.
menghilangkan kejenuhan, ingin di anggap Menurut penelitian Kusyogo,dkk
jantan . (Gunawan, 1993). Hal ini sesuai tahun 2012 diketahui bahwa subyek
dengan hasil penelitian yaitu dari 7 siswa penelitian menganggap bahwa rokok
yang merokok 6 diantaranya dipengaruhi mempunyai dampak positif yaitu mampu
oleh faktor instrinsik. Siswa yang merokok menghilangkan stress dan pikiran-pikiran
mempunyai rasa ingin tahu yang besar yang mengganggu serta memberikan
(penasaran) terhadap wujud, penggunaan, perasaan hangat di badan. Hal ini

338
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

disebabkan oleh adanya kandungan zat rokok atau karena perasaan tidak enak
nikotin di dalam rokok, sehingga rokok karena semua temannya merokok. Hal ini
dapat memberikan ketenangan pada sesuai dengan hasil penelitian bahwa
penghisapnya. Selaras dengan penelitian faktor eksternal (salah satunya adalah
tersebut pada penelitian ini juga pengaruh teman) merupakan faktor yang
didapatkan data bahwa rokok sebagai penting dalam mempengaruhi perilaku
sarana penghilang stress (termasuk faktor merokok pada remaja. Perasaan senasib
instrinsik) merupakan salah satu faktor sepenanggungan dengan teman
yang memicu siswa untuk merokok. sekelompok, perasaan tidak enak untuk
Beberapa remaja melakukan perilaku menolak lebih memicu remaja untuk
merokok sebagai cara kompensatoris . merokok karena takut dijauhi teman.
Menurut Brigham(1991) bahwa perilaku Keluarga berperan strategis
merokok bagi remaja merupakan perilaku membentuk sikap remaja , merupakan
simbolisasi . Simbol dari sekolah dan tempat pembelajaran pertama
kematangan,kekuatan , kepemimpinan dan bagi remaja. Orangtua merupakan teladan
daya tarik terhadap lawan jenis. Remaja bagi anak , interaksi mendalam antara
ingin dianggap bahwa mereka sebenarnya orangtua dan anak menghasilkan karakter
sudah dewasa dan berhak serta mampu yang mirip. Transmisi vertikal perilaku
memilih hal yang diinginkannya. Simbol merokok dilakukan oleh orangtua, berupa
dari dewasa adalah adanya sikap permisif orangtua terhadap perilaku
kematangan,kekuatan, kepemimpinan dan merokok. Orangtua atau saudara yang
mampu menarik lawan jenisnya. Dengan merokok merupakan agen imitasi terbaik.
merokok mereka ingin dianggap dewasa Orangtua yang merokok dianggap sebagai
dan berkuasa tidak lagi dianggap anak- bentuk legitimasi merokok bagi anak-anak
anak yang belum bisa bertanggungjawab mereka (Rachmat,dkk, 2007). Teori
atas diri sendiri. Selain itu , masa remaja tersebut sesuai dengan hasil penelitian
adalah masa untuk melakukan aktualisasi bahwa dari 7 siswa yang merokok ternyata
diri bagi mereka, remaja ingin dianggap semua orangtuanya adalah perokok dan
jantan, hal ini terbentuk dari pola saudara yang tinggal satu rumah pun juga
pemikiran yang salah tentang rokok yang perokok. Kebiasaan orangtua yang selalu
dianggap sebagai simbol kejantanan laki- merokok didepan anaknya dan sikap
laki. orangtua yang tidak melarang anaknya
Pengaruh faktor ekstrinsik terhadap untuk merokok merupakan faktor pemicu
perilaku merokok dan penguat perilaku merokok pada
Dari 32 siswa , semua siswa yang anaknya. Orangtua cenderung tidak mau
merokok dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik tahu dan menganggap bahwa merokok
dan ada 11 siswa yang dipengaruhi oleh adalah hal yang wajar bagi anak remaja
faktor ekstrinsik tapi tidak merokok. membuat mereka menjadi semakin percaya
Menurut Leventhal dalam diri untuk merokok.
Kusyogo(2012) diketahui bahwa tekanan Pengaruh faktor intrinsik dan
dari kelompok teman sebaya merupakan ekstrinsik secara bersama-sama terhadap
variabel yang penting yang menyebabkan perilaku merokok
remaja untuk merokok. Berkumpul dengan Dari hasil penelitian didapatkan data
teman sebaya merupakan kebiasaan dan bahwa faktor instrinsik berpeluang lebih
telah menjadi gaya hidup bagi remaja besar dari pada faktor ekstrinsik dalam
sehingga remaja ingin ikut merasakan mempengaruhi perilaku merokok pada

339
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

siswa, hal ini disebabkan karena tidak keinginan sendiri tetapi bisa saja mereka
semua faktor ekstrinsik menarik minat malah akan menantang dengan cara nekat
siswa untuk merokok, salah satunya adalah merokok baik di depan maupun di
pengaruh iklan rokok. belakang orangtuanya. Cara yang lebih
Rokok merupakan produk yang sudah tepat adalah dengan mengajak mereka
sangat dikenal oleh seluruh golongan tidak berdiskusi dan menyadarkan mereka akan
hanya orang tua tapi juga sampai dengan bahaya atau akibat rokok bagi kesehatan.
anak-anak. Produk rokok yang Menurut Fikriyah(2012) dengan
ditayangkan di iklan televisi, radio, poster memberikan motivasi tentang bahaya
di pinggir jalan sudah sangat sering kita merokok dan penyuluhan kesehatan
temui. Terkait dengan display produk mampu mengurangi kebiasaan merokok.
rokok di tempat-tempat yang biasa Terjadi perubahan secara bertahap dalam
didatangi sudah merupakan hal umum diri perokok, mulai dari mengurangi
sehingga sudah tidak memberikan jumlah rokok yang dihisap sampai dengan
pengaruh yang berarti. (Kusyogo, 2012) berhenti merokok sama sekali. Dengan
Hal ini relevan dengan hasil penelitian memberikan motivasi tentang gaya hidup
dimana salah satu faktor ekstrinsik adalah sehat dan penyuluhan-penyuluhan tentang
adanya iklan tentang rokok. Karena iklan, penyakit akibat dampak rokok,diharapkan
tayangan,gambar tentang rokok sudah dapat membangun pengetahuan remaja
sering dan sangat mudah ditemui oleh yang benar tentang kesehatan dan bahaya
siswa maka mereka menganggap bahwa rokok. Dengan adanya pengetahuan yang
iklan tersebut sudah tidak lagi bisa benar maka diharapkan akan tumbuh sikap
menarik perhatian mereka untuk merokok. anti rokok dan sebagai wujud aplikasinya
Mereka mengganggap bahwa hal itu remaja akan menghindari rokok.
sudah biasa ditemui dan bukan faktor Penelitian yang dilakukan di Utah,
pemicu utama untuk merokok. menunjukkan bahwa remaja yang religius,
Sebagai upaya pencegahan perilaku memiliki kemungkinan kecil untuk
merokok pada remaja sebaiknya orangtua merokok, minum-minuman keras dan
perlu berhati-hati karena berdasarkan teori menggunakan ganja disbanding remaja
Havigurst(Hurlock,2004) menyebutkan yang tidak religius (Bahr dan Hoffman,
bahwa masa remaja adalah masa yang 2008). Berdasarkan hal itu, perlu kiranya
tidak realistik. Remaja pada masa ini kita tingkatkan pengetahuan dan
melihat dirinya sendiri dan orang lain pemahaman remaja tentang rokok dan
sebagaimana yang ia inginkan dan bukan kesehatan melalui kegiatan-kegiatan
sebagaimana adanya, terlebih dalam cita- keagamaan. Pada kegiatan pengajian
cita. Semakin tinggi realistic cita-citanya ia remaja, baik di lingkungan masyarakat
semakin menjadi marah. Remaja akan maupun sekolah, informasi tentang rokok
sakit hati dan kecewa apabila orang lain dikaji dari nilai-nilai keagamaan sangat
mengecewakannya atau kalau ia tidak penting untuk disampaikan sehingga
berhasil mencapai tujuan yang remaja dapat memahami dengan benar
ditetapkannya sendiri. Jika orangtua hokum merokok berdasarkan nilai agama.
mengingatkan atau melarang dengan cara Menurut agama Islam, hukum merokok
yang keras atau frontal maka tidak adalah mubah (bagi orang sehat) dan
menutup kemungkinan akan menyebabkan haram (bagi yang sudah mengidap
kemarahan pada remaja. Mereka tidak penyakit yang memburuk akibat rokok).
berusaha berhenti secara baik atau atas Artinya bagi orang sehat ,merokok boleh

340
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

tapi sebaiknya tidak dilakukan karena spiritual termasuk dalam pemberian


berisiko menyebabkan penyakit berbahaya informasi akan bahaya atau dampak
bagi kesehatan. negatif dari merokok.
5. SIMPULAN 3. Orangtua siswa
1. Terdapat sejumlah 21.8% Memberikan teladan yang baik bagi
siswa(remaja) mempunyai anaknya sehingga mereka tidak merokok.
perilaku merokok
2. Terdapat sejumlah 57.1% dari 6. REFERENSI
jumlah siswa(remaja) merokok Aula, Lisa Ellizabet.(2010).Stop
menghabiskan ≥ 1 bungkus rokok merokok. Jogjakarta:Gerai Ilmu.
sehari Bahr,Stephen J,dan John P, Hoffmann.
3. Terdapat sejumlah 71.4% dari 2008. Religiosity ,Peers, and Adolescents
jumlah siswa(remaja) merokok Drug Use. Journal Drug issues: 743-770.
telah mengenal rokok sejak Brigham C.J. (1991). Social
berumur <15 tahun psychology. Boston: Harper Collins
4. Ada pengaruh faktor intrinsik Publisher
terhadap perilaku merokok pada Departemen Kesehatan Republik
remaja Indonesia. Riset Kesehatan
5. Ada pengaruh faktor ekstrinsik Dasar(Riskesdas) 2007 Nasional. Jakarta:
terhadap perilaku merokok pada Departemen Kesehatan Republik
remaja Indonesia:2008.
6. Secara bersama-sama faktor Fikriyah,Samrotul, Yoyok Febrijanto.
instrinsik berpeluang 0.062 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi
dibandingkan dengan faktor Perilaku Merokok pada mahasiswa Laki-
ekstrinsik yang hanya 0.00 dalam laki di Asrama Putra. Jurnal STIKES
mempengaruhi siswa(remaja) RS.Baptis Kediri.
berperilaku merokok Gunawan, Nardho, dkk. Pedoman
Pelatihan Kader Kesehatan Remaja di
Sekolah Tingkat Lanjut : Penyalahgunaan
SARAN obat, narkotika, rokok dan alcohol. Jakarta:
1. Untuk Sekolah (SMK Muhammadiyah Depkes RI.1993.
Kudus) Haryono. 2007. Hubungan Antara
Memperbanyak kegiatan positif yang Ketergantungan Merokok Dengan Percaya
bersifat kelompok yang dapat mengalihkan Diri. [online] tersedia di
remaja dari perilaku merokok, misalnya http://www.infoskripsi.com/Artikel-
dengan mengadakan kegiatan Penelitian/Ketergantungan-Merokok.html
ekstrakulikuler olahraga dan keagamaan . pada pada: 7 mei 2009, 06.30.
Selain itu lebih meningkatkan bagian Hurlock,E. (2004) .Psikologi
bimbingan konseling untuk memberikan Perkembangan. Jakarta : PT. Gramedia
bimbingan agar remaja bisa lebih disiplin Pustaka.
dalam bergaul dan memilih teman. Kemala N, Indri. (2007). Perilaku
2. Untuk Petugas Kesehatan Merokok pada Remaja. Semarang: Digital
Petugas kesehatan mempunyai USU.
kewajiban untuk memberikan informasi Komalasari, D & Helmi, A.F (2000).
maupun pelayanan kesehatan yang Faktor-Faktor Penyebab Perilaku
komprehensif baik bio-psiko-sosial dan Merokok Pada Remaja.[online] tersedia di

341
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016

http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/peril Kesehatan Masyarakat Universitas


akumerokok_avin.pdf pada: 7 mei 2009, Hasanuddin.
06.30. Republika. (1988). Lebih Dari Tiga
Kurniasih.A.(2008). Faktor-faktor Juta Meninggal Karena Tembakau dalam
yang berhubungan dengan perilaku Setahun. 30 oktober 1988
merokok siswa SLTP di Bekasi tahun Rita L. Atkinson, dkk. (1983).
2008.[skripsi]. Depok: Universitas Pengantar Psikologi, edisi kedelapan,
Indonesia. Jakarta: PT. Erlangga,
Kusyogo Cahyo,dkk. 2012. Salawati,Trixie, Rizki Amalia.2010.
Rokok,Pola Pemasaran, dan Perilaku Perilaku Merokok di Kalangan Mahasiswa
merokok siswa SMA/sederajat di Kota Universitas Muhammadiyah Semarang.
Semarang. Semarang: Media Kesehatan Prosiding Seminar Nasional UNIMUS
Masyarakat Indonesia.Vol II No I 2010.
Mu’tadin, Zainun.(2002). Remaja dan SiraitM.A.(2001). Perilaku merokok
Rokok.http://www.e- di Indonesia. Jurnal Fakultas Kesehatan
psikologi.com/remaja/05062.htm. 25 Masyarakat. Medan : Universitas Sumatra
Januari 2008. Utara.
Pikiran Rakyat. (2009). Kebiasaan Siquera,dkk.(2004).Smoking cessation
Merokok Dalam Tinjauan Kesehatan in adolescent: The Role of nicotine
Jiwa. 10 Mei 2009 dependence,stress, and coping methods:
Poerwadarminta. (1995) Kamus Archives of Pediatrics & Adolescent
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Medicine. Chicago.
Pustaka http://www.proquest.com/[on-line]
Rachmat, Muhammad,dkk. 2007. Smet, B (1994). Psikologi Kesehatan.
Perilaku Merokok Remaja Sekolah Semarang: PT gramedia
Menengah Pertama. Bagian Promosi Tandra,Hans.(2003).Merokok dan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan.http://www.antirokok.or.id/berit
a/berita_rokok_kesehatan.htm[on-line]

342

You might also like