You are on page 1of 6

PERTANIAN ORGANIK SUATU ALTERNATIF PENGELOLAAN

Mochamad Hadi, RC Hidayat Soesilohadi, FX Wagiman Yayuk Rahayuningsih 72 - 77

PERTANIAN ORGANIK
SUATU ALTERNATIF PENGELOLAAN EKOSISTEM SAWAH YANG SEHAT,
ALAMI DAN RAMAH LINGKUNGAN

Mochamad Hadi*, RC Hidayat Soesilohadi**, FX Wagiman***, Yayuk Rahayuningsih****


*
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika UNDIP
**
Fakultas Biologi UGM
***
Fakultas Pertanian UGM
****
Bagian Zoologi LIBANG Biologi LIPI

ABSTRACT
Rice crops are the main food crops in Indonesia. In efforts to increase rice productivity , there are still
many obstacles such as pest nuisance problem . In an effort to control pests for rice crop , farmers initially
apply conventional farming systems are dependent applications of synthetic pesticides and synthetic
fertilizers are made from chemicals . From time to time, conventional farming systems has led to
environmental problems such as environmental pollution , resistance to pests and natural enemies of pests
involved killing . Another strategy to reduce the negative impacts is the application of organic rice
farming system as an environmentally friendly alternative . Organic farming systems is done by
eliminating the use of chemicals in fertilizers , pesticides and other means of cultivation . The goal is to
reduce environmental burden and environmental menciptalan rice ecosystems healthy , natural and
productive. In organic rice farming system does not use synthetic chemicals in fertilizers and pesticides
application . Fertilizer used is bio-fertilizers (organic) made from manure, compost , and green manure .
Pesticide used is a mixture of botanical pesticide made from various parts of the plant that could
potentially exist in the surrounding environment . The use of organic fertilizers and pesticides do not
cause disturbance to the ecosystem fields because the ingredients used are organic materials that are
environmentally friendly. Use other means such as the use of seed cultivation (seeds), water use and weed
management done without synthetic chemicals .

Keywords : organic farming , organic rice ecosystems , sustainable ecosystem

ABSTRAK
Tanaman padi merupakan tanaman pangan utama di Indonesia. Dalam upaya peningkatan
produktivitas padi, masih terdapat banyak kendala diantaranya adalah masalah gangguan hama. Dalam
upaya mengendalikan gangguan hama terhadap tanaman padi, awalnya petani menerapkan sistem
pertanian konvensional yang menggantungkan aplikasi pestisida sintetik dan penggunaan pupuk sintetik
yang berbahan dasar bahan kimia. Dari waktu ke waktu sistem pertanian konvensional telah
menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran lingkungan, resistensi hama dan ikut terbunuhnya
musuh alami hama. Strategi lain untuk mengurangi dampak negatif yang timbul adalah dengan penerapan
sistem pertanian sawah organik sebagai alternatif yang ramah lingkungan. Sistem pertanian organik
dilakukan dengan menghilangkan penggunaan bahan kimia pada pupuk, pestisida maupun sarana
budidaya tanaman lainnya. Tujuannya adalah mengurangi beban lingkungan dan menciptalan lingkungan
ekosistem sawah yang sehat, alami dan tetap produktif. Dalam sistem pertanian sawah organik tidak
menggunakan bahan kimia sintetik dalam aplikasi pupuk maupun pestisida. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk hayati (organik) berbahan pupuk kandang, pupuk kompos, dan pupuk hijau. Pestisida yang
digunakan adalah pestisida botani berbahan dasar campuran berbagai bagian tanaman berpotensi yang ada
di lingkungan sekitar. Penggunaan pupuk dan pestisida organik tidak menyebabkan terganggunya
ekosistem sawah karena bahan-bahan yang digunakan adalah bahan-bahan organik yang ramah
lingkungan. Penggunaan sarana budidaya lain seperti penggunaan benih (bibit), penggunaan air dan
pengelolaan gulma dilakukan dengan tanpa bahan kimia sintetis .

Kata kunci: pertanian organik, ekosistem sawah organik, ekosistem ramah lingkungan

72
64
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 1, Maret 2014

LATAR BELAKANG sendiri, dan dijaga agar input dari luar


Tanaman padi merupakan tanaman sangat minimal (Winarno, 2004).
pangan utama di Indonesia, bahkan Asia Desa Bakalrejo, Susukan,
maupun dunia. Padi dipilih sebagai sumber Semarang, dipilih sebagai tempat penelitian
pangan utama karena cara budidaya dan karena terdapat beberapa sawah organik
pengelolaannya menjadi bahan pangan dalam pengelolaan Kelompok Tani Green
lebih sederhana dibandingkan dengan Grow dan bersertifikat nasional dari
tanaman pangan lain (Andoko, 2004; Lembaga Sertifikasi Pangan Organik
Siregar, 1981). Upaya peningkatan INOFICE (SNI 6729:2010 : Sistem Pangan
produktivitas padi, masih terdapat banyak Organik : Padi).
kendala diantaranya adalah masalah Masalahnya adalah apakah sistem
gangguan hama. Taksiran kehilangan hasil pertanian organik dapat menjadi alternatif
yang disebabkan oleh gangguan hama yang ramah lingkungan untuk menciptakan
sekitar 10-30% dari potensial produksi ekosistem sawah yang sehat, alami dan
nasional (Semangun, 1990; Anonim, 1983). ramah lingkungan. Tujuannya adalah
Untuk mengendalikan hama padi, teknik dengan ekosistem sawah yang sehat, alami
yang umum dilakukan petani yaitu dengan dan ramah lingkungan diharapkan mampu
sistem pertanian konvensional yang meningkatkan produktivitas padi dan
menggantungkan pemakaian pestisida mendukung ketahanan pangan Indonesia.
sintetik secara intensif. Penggunaan Pertanian organik didasarkan pada
pestisida sintetik secara intensif dan tidak standar produksi yang spesifik dan tepat
bijaksana akan menimbulkan pencemaran yang bertujuan pencapaian agroekosistem
lingkungan, resistensi hama dan ikut yang optimal dan berkelanjutan secara
terbunuhnya musuh alami hama. ekologi, sosial, ekonomi (BSN, 2004).
Strategi lain sebagai alternatif
mengurangi dampak negatif pertanian METODOLOGI
konvensional adalah penerapan sistem Penelitian dilakukan di Dusun
pertanian organik. Sistem pertanian organik Dolok, Desa Bakalrejo Kecamatan
dilakukan dengan tanpa penggunaan bahan Susukan, Kabupaten Semarang. Sawah
kimia sintetik baik dalam pupuk maupun organik adalah milik Ibu Siti Sunarti yang
pestisida. Konsep awal pertanian organik tergabung dalam Kelompok Tani Organik
adalah menggunakan seluruh input yang Green Grow. Bersertifikasi nasional sejak
berasal dari dalam pertanian organik itu November 2010 sebagai sawah organik

73 69
PERTANIAN ORGANIK SUATU ALTERNATIF PENGELOLAAN
Mochamad Hadi, RC Hidayat Soesilohadi, FX Wagiman Yayuk Rahayuningsih 72 - 77

produsen pangan organik ruang lingkup yang digunakan adalah sisa jerami dan
padi. Pengamatan dilakukan dengan tumbuhan air/seperti Azolla, Pistia,
pengamatan langsung di ekosistem sawah Marsillea, Lemna, dan lain sebagainya.
organik. Pupuk kompos yang digunakan adalah
kompos yang dibuat sendiri berbahan dasar
HASIL DAN PEMBAHASAN jerami dan pupuk kandang ditambah EM 4
Pengolahan lahan sebelum tanam sebagai starter. Penggaruan dilakukan
meliputi sistem pengairan, pembajakan dengan tujuan meratakan tanah sebagai
tanah, pemupukan awal, penggaruan dan media tanam.
perataan. Penanaman meliputi penyiapa Penanaman meliputi dua tahap, yaitu
benih, pindah tanam. Pengolahan setelah penyiapan benih dan pindah tanam.
tanam meliputi penyiangan, pengelolaan Penyiapan benih dilakukan dengan
hama penyakit, pemanenan. penaburan benih padi organik dengan dosis
Pada dasarnya sistem pengairan 1 kg benih untuk 4 m2 lahan. Sebelumnya
sawah organik harus bebas kandungan benih dijemur selama 6 jam pada kondisi
bahan kimia cemaran. Hal ini dilakukan sinar matahari penuh, kemudian direndam
dengan membuat bak treatment yang selama 48 jam, kemudian ditiriskan dan
ditanami Eceng Gondok (Eichorrnia diperam dalam ember selama 24 jam,
crassipes) untuk menyerap cemaran dan sesudahnya ditabur di lahan persemaian.
menjaga kualitas air. Di bak treatment ini Pembersihan gulma dilakukan secara
juga di tebar ikan sebagai alat bioindikator mekanik, pengendalian hama dilakukan
kualitas air, dan ditanami tanaman air dengan biopestisida sebanyak 2 kali. Benih
sebagai pupuk hijau seperti Azolla, Pistia, siap dipindah-tanamkan setelah berumur 25
Marsillea. Pembajakan dilakukan setelah hari. Benih dipindah-tanamkan dengan
pengairan untuk mengolah tanah dan jarak tanam 20-25 cm dan 3-4 benih setiap
membersihkan atau membenamkan gulma. lubang tanam.
Pemupukan dilakukan sebelum tanam Lima belas hari setelah pindah tanam
(pindah tanam). Pupuk yang digunakan dilakukan penyiangan pertama terhadap
adalah pupuk organik yaitu campuran gulma secara mekanik. Penyiangan kedua
pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk dilakukan pada 30 hari sesudah tanam
kompos. Pupuk kandang berasal dari dengan cara yang sama.
kotoran kerbau, kotoran sapi, kotoran Pengamatan hama dan penyakit atau
kambing atau kotoran bebek. Pupuk hijau organisme pengganggu tanaman (OPT)

66 74
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 1, Maret 2014

dilakukan setiap minggu, dengan tujuan sebagai agen pengendali hayati adalah
apabila terdapat OPT dapat segera Laba-laba, Semut, Dolicopodidae,
diketahui. OPT yang perlu diwaspadai Carabidae, Staphylinidae (predator),
antara lain adalah belalang, ulat, penggerek Tetrastikus, Telenomus dan Trichogramma,
batang padi, walang sangit, tikus, wereng, Tachinidae, Phoridae (kelompok parasitoid)
penyakit hawar daun dan jamur. (Aminah, 2012; Pratama, 2012; Nurcahya,
Pengendalian OPT dilakukan dengan 2012; Aryani, 2012).
menggunakan pestisida organik atau Jenis gulma sawah organik yang
biopestisida dengan memanfaatkan bahan- umum dijumpai adalah Pistia stratoides
bahan yang ada di lingkungan sekitar. (kiapu), Salvinia molesta (kiambang),
Pengendalian terhadap belalang dan Azolla pinnata, Echinochloa crusgalli
ulat serta penggerek batang padi dapat (rumput jawan), Marsilea crenata
menggunakan biopestisida berbahan biji (semanggi), Eichornia crassipes (eceng
mahoni, daun nimba, daun tembakau yang gondok), Alternanthera sessilis (kremah),
ditumbuk dan direndam dengan air kelapa Monochoria vaginalis (wehwehan),
selama satu minggu. Pengendalian terhadap Cynodon dactylon (rumput grinting), dan
tikus dilakukan secara mekanis dengan cara Commelina diffusa (brambangan)
gropyokan dan penangkapan atau juga (Purdyaningrum, 2012). Juga Ludwigia
dengan pengumpanan. Pengendalian octovalvis (cacabean), Ludwigia ascendens
wereng dilakukan dengan menggunakan (cacabean), Limnocharis flava (genjer),
biopestisida berbahan daun sirsak, sereh, Scirpus sp (wlingi), Paspalum
bawang putih yang ditumbuk dan direndam commersonii (rumput), Eleocharis
dengan air kelapa selama satu minggu. acicularis (rumput), Eclipta alba (urang
Pengendalian walang sangit dilakukan aring), Dactyloctenium aegyptium (rumput),
dengan pengumpanan menggunakan umpan Cyperus sp (teki-tekian), Eleusine indica
bangkai tikus atau bangkai bekicot. (rumput lulangan). Pengendalian terhadap
Pengendalian penyakit hawar dan jamur gulma dilakukan secara mekanik dengan
menggunakan biopestisida berbahan jahe pencabutan gulma secara langsung.
dan laos yang ditumbuk dan direndam air Pemanenan padi dilakukan setelah umur
kelapa selama satu minggu. tanaman mencapai 120 ± 130 hari, dengan
Organisme musuh alami yaitu kondisi bulir padi sudah menguning,
predator dan parasitoid yang umum merunduk dan cukup kering. Setelah
dijumpai di sawah organik dan berpotensi pemanenan maka dilakukan perontokan

75 69
PERTANIAN ORGANIK SUATU ALTERNATIF PENGELOLAAN
Mochamad Hadi, RC Hidayat Soesilohadi, FX Wagiman Yayuk Rahayuningsih 72 - 77

gabah, gabah selanjutnya dijemur sampai (herbivore) serta musuh alami akan
kering. Dari 1 hektar sawah organik dapat menjadi lebih baik.
dihasilkan 5 ton beras dalam setiap panen. 2. Keanekaragaman hayati meningkat
Dari 5 ton beras, hanya 2,5 ton untuk dijual tetapi kemelimpahan individu
dan sisanya untuk upah para penggarap merata, sehingga potensi menjadi
sawah dan konsumsi sendiri (pemilik). hama dapat ditekan oleh
Beras organik yang dihasilkan (IR 36) mekanisme keseimbangan hayati.
dijual dalam kisaran harga Rp. 9.000 ± Rp. 3. Ketahanan atau kestabilan
11.000. ekosistem sawah organik akan
Menurut Widjajanto (2005), mampu menunjang produktivitas
Amarger (2001), Sutanto (2002), Cuttle, padi sehingga akan mampu pula
dkk (1999) beberapa persyaratan sawah menunjang ketahanan pangan
organik antara lain : nasional.
1. Lahan sawah harus benar-benar
bebas bahan pencemar kimia. DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A. 2004. Budidaya Padi Secara
2. Sawah telah melalui masa konversi
Organik. Penebar Swadaya.
2-3 tahun. Jakarta.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi
3. Semua proses produksi harus bebas
di Iindonesia. Sastra Husada.
dari penggunaan bahan kimia Jakarta.
Semangun, H. 1990. Penyakit - penyakit
sintetis.
Tanaman Pangan di Indonesia.
4. Sawah organik harus mempunyai Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
batas-batas yang jelas dengan lahan
Anonim. 1983. Pedoman Bercocok Tanam
pertanian lainnya, pembatas bisa Padi, Palawija, Sayur-sayuran.
Departemen Pertanian Jakarta.
menggunakan saluran air dan
Winarno, F.G. 2004. Pangan Organik dan
tanaman leguminosa. Pengembangannya di Indonesia.
http://www.kompas.com/kompas-
KESIMPULAN
cetak/0211/04/iptek/pang30.htm.
Dengan pertanian organik yang BSN (Badan Standar Nasional). 2004.
Sistem Pangan Organik.
meminimalkan masukan bahan kimia
\My20%Documents\sni_organik.htm.
sintetik akan membentuk : Purdyaningrum, LR. 2012. Kemelimpahan
jenis gulma padi sawah organik
1. Ekosistem yang alami, ramah
dan anorganik. Biologi FSM
lingkungan dan sehat sehingga UNDIP
Aminah, 2012. Keanekaragaman
keseimbangan antara produsen
Hymenoptera parasitoid pada
(tamanan padi) dan konsumen

68 76
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Volume XXII, Nomor 1, Maret 2014

lahan sawah organik dan tanah di sawah organik dan


anorganik. Biologi FSM UNDIP anorganik. Biologi FSM UNDIP.
Pratama, RH, 2012. Keanekaragaman Widjajanto, D.W. dan Sumarsono. 2005.
anggota ordo Diptera pada lahan Pertanian Organik. Badan
sawah organik dan anorganik. Penerbit Universitas Diponegoro.
Biologi FSM UNDIP Semarang.
Nurcahya, SI, 2013. Kelimpahan populasi Amarger. 2001. Rhizobia in the Field. Adv.
wereng di ekosistem sawah In. Agron.
organik dan anorganik. Biologi Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian
FSM UNDIP Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Aryani, S. 2012. Keanekaragaman Cuttle, S., R. Weller and E. Jones. 1999..
Arthropoda predator permukaan Organic Farming : Opportunities for
Dairy Farmers. IGER Innovations.

77 69

You might also like