You are on page 1of 10

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No.

1
ISSN : 1978 - 0303

PROFIL ASAM AMINO, GUGUS FUNGSIONAL DAN DISTRIBUSI BERAT


MOLEKUL GELATIN KULIT KAMBING YANG DIPRODUKSI
MELALUI PROSES ASAM

Amino Acid Profile, Group of Functional and Molecular Weight Distribution of Goat Skin
Gelatin That Produced Through Acid Process

Muhammad Irfan Said1, Suharjono Triatmojo2, Yuny Erwanto2, Achmad Fudholi3


1)
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Jl.Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar 90245
2)
Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Jl. Fauna 3 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
3)
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara Yogyakarta 55281

diterima 18 Agustus 2010; diterima pasca revisi 5 Februari 2011


Layak diterbitkan 28 Maret 2011

ABSTRACT

Gelatin is a product of hydrolysis of collagen protein from animals that are partially
processed. Gelatin used in food and non food industries. Gelatin is produced when many
import of raw skins and bones of pigs and cows. Goat skins potential as a raw material
substitution that still doubt its halal. Process production of gelatin determine the properties of
gelatin. The objectives of this research were to determine amino acid profile, group of
functional and molecular weight distribution of gelatin made from goat skins which was
produced through a process of acid. The skin of male Bligon goat, 1.5 to 2.5 year old was
used as raw materials. Process production of gelatin was using acid type acetic acid
(CH3COOH 0.5 M) (v/v) as curing material. The experimental design applied in this study
and commercial gelatin was used as control. The results showed that gelatin produced from
goat skin through the process of acid had properties identical with commercial gelatin. It can
be concluded that the gelatin has the potential substitute product of commercial gelatin.

Keywords: collagen, gelatin, goat skin, curing, acid process

PENDAHULUAN memproduksinya cukup besar dan tersedia.


Dalam kurun waktu Januari-Desember
Kulit kambing merupakan by 2009, pemerintah kembali mengimpor
product dari pemotongan kambing yang gelatin sebanyak 3.124.255 kg dengan nilai
kaya protein kolagen. Kebutuhan gelatin impor mencapai US$ 16.741.918 (Anonim,
untuk bahan baku industri pangan dan 2010).
farmasi setiap tahunnya semakin Kulit kambing berpotensi untuk
meningkat. Dilain pihak industri dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai
pembuatan gelatin di dalam negeri saat ini bahan baku dalam pembuatan gelatin untuk
belum tersedia. Penyediaan gelatin hingga mensubtitusi bahan baku dari ternak babi
kini sepenuhnya masih tergantung pada dan sapi. Untuk mengkonversi protein
produk impor, sedangkan potensi bahan kolagen yang terkandung dalam kulit
baku di dalam negeri untuk kambing afkir menjadi produk gelatin,

18
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

dibutuhkan teknologi proses tertentu yang komersial (Merck) digunakan sebagai


disebut curing. Pada proses curing terjadi pembanding untuk profil asam amino dan
proses hidrolisis dan denaturasi ikatan distribusi berat molekul, sedangkan gelatin
protein kolagen secara terbatas, sehingga komersial (teknis) digunakan sebagai
akan sangat mempengaruhi kuantitas pembanding untuk profil gugus fungsional.
maupun kualitas gelatin yang dihasilkan Bahan tambahan yang digunakan adalah
(Ockerman and Hansen, 2000). aquadest.
Gelatin impor yang digunakan di
Indonesia, sampai saat ini masih diragukan Peralatan Penelitian
kehalalan dan higienitasnya, karena diduga Water bath (Memmert Tipe WNB7-
bahan bakunya berasal dari kulit dan tulang 45), oven digital (Memmert), timbangan
pada babi maupun sapi yang kemungkinan analitik (Sartorius TE 214S), labu ukur,
besar dapat bersifat carrier terhadap kuman beker glass, erlemenyer, corong gelas, gelas
penyakit Sapi Gila (Madcow) dan penyakit ukur, termometer dan ember. Peralatan-
Mulut dan Kuku (PMK). Bagi masyarakat peralatan pendukung untuk proses
di Indonesia yang merupakan penganut pengujian antara lain : HPLC (Waters
agama Islam terbesar, hal ini merupakan Associates) dan Fourier Transform Infra
suatu masalah yang membutuhan Red (FTIR) Spektrofotometer (Shimadzu
pemecahan (Nagai et al., 2008; Hidaka and PC-8201) dan elektroforesis (Atta Pagerun
Liu, 2002; Grobben et al., 2004). AE 6531).
Ketersediaan gelatin komersial
untuk memenuhi kebutuhan industri pangan Metode Penelitian
dan farmasi dalam negeri masih sangat
1. Proses penyiapan bahan baku
rendah, sehingga perlu suatu upaya untuk Bahan baku dipersiapkan melalui
mencari sumber-sumber terbaru akan bahan serangkaian proses pendahuluan (beam
baku gelatin. Salah satu produk hasil house operation) dari kulit kambing
sampingan (by product) ternak yang
mentah garaman, penimbangan, pencucian,
berpotensi untuk digunakan sebagai bahan perendaman, buang daging, buang bulu,
baku adalah kulit kambing. Pemikiran ini buang kapur hingga diperoleh kulit
diambil mengingat kulit kambing kaya kambing yang bersih (tanpa bulu) serta
dengan senyawa protein kolagen yang dikondisikan pada suasana netral (pH 7-
merupakan protein utama yang menyusun
7,5). Kulit kambing tanpa bulu dipotong
gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk kecil-kecil ukuran 3x3 cm. Potongan-
membandingkan profil asam amino, gugus potongan kulit ini selanjutnya digunakan
fungsional dan distribusi berat molekul sebagai bahan baku gelatin.
gelatin yang diproduksi dari bahan baku
kulit kambing melalui proses asam dengan 2. Proses penyiapan larutan curing
gelatin komersial yang banyak Larutan curing menggunakan bahan
dimanfaatkan dalam industri pangan dasar asam asetat (CH3COOH 0,5 M) (v/v)
maupun non pangan. pada konsentrasi larutan 9%. Konsentrasi
ini dibuat dengan melarutkan 9 ml larutan
MATERI DAN METODE asam asetat (CH3COOH 0,5 M) (v/v) ke
dalam labu ukur 100 ml yang berisi
Bahan Penelitian aquadest hingga batas volume 100 ml.
Materi utama penelitian 3. Proses produksi gelatin
menggunakan 10 lembar kulit kambing Proses produksi gelatin yang
Bligon jantan dengan umur potong pada diterapkan adalah proses produksi asam
kisaran 1,5-2,5 tahun. Bahan curing untuk menghasilkan gelatin Tipe A
menggunakan asam asetat (Gambar 1). Sebanyak 400 gram bahan
(CH3COOH 0,5 M) (v/v). Gelatin baku kulit dimasukkan masing-masing ke

19
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

dalam beker glass yang berisi larutan aquades hingga keseluruhan bahan baku
curing hingga seluruh permukaan kulit kulit terendam dengan sempurna.
terendam dengan sempurna untuk Erlemenyer yang berisi bahan baku kulit
selanjutnya disimpan selama 4 hari pada dan aquades diberi penutup aluminium foil
refrigerator suhu ± 5-10oC. kemudian dimasukkan ke dalam water bath
Bahan baku gelatin untuk menjalani proses ekstraksi
(extraction). Proses ekstraksi kulit secara
Curing konsentrasi 9% (suhu 5-10oC), keseluruhan berlangsung selama 9 jam,
4 hari
yang terbagi atas 3 tahap, yaitu tahap I
Pencucian/penetralan (3 jam pertama) ekstraksi dilakukan pada
(sampai dicapai pH 6-7,5)
suhu 55-60oC, tahap II (3 jam kedua) suhu
60-65oC dan tahap III (3 jam ketiga) suhu
Penimbangan 65-70oC. Pada setiap tahapan dilakukan
2 kali proses penyaringan (filtration), yaitu
Ekstraksi (tiga tahap) penyaringan kasar dan halus untuk
Tahap I : 55-60oC, 3 jam menghasilkan fraksi gelatin cair. Tahap I,
Tahap II : 60-65 oC, 3 jam
Tahap III : 65-70 oC, 3 jam II dan III masing-masing akan
menghasilkan fraksi I, II dan III. Ketiga
fraksi (I,II, dan III) gelatin cair yang
Penyaringan (dua kali)
dihasilkan, kemudian dicampur menjadi
satu hingga homogen di dalam beker glass
Gelatin cair
untuk dipekatkan di dalam oven suhu 70oC
selama 2 jam. Fraksi campuran gelatin cair
Pemekatan (70oC, 2 jam)
kemudian didinginkan dalam refrigerator
suhu ± 5-10oC selama 30 menit. Fraksi
Pendinginan (5-10oC, 30 menit) campuran gelatin cair selanjutnya dituang
pada loyang aluminium yang sebelumnya
Pengeringan (55oC, 18-20 jam) diberi lapisan plastik bening untuk
selanjutnya dikeringkan di dalam oven
Gelatin padat suhu 55oC selama 18-20 jam hingga fraksi
gelatin cair membentuk lapisan film dengan
Penggilingan (memakai blender) konsistensi rapuh yang selanjutnya disebut
gelatin padat. Lapisan gelatin padat digiling
Gelatin serbuk
dengan blender hingga membentuk serbuk
dan selanjutnya ditimbang dan dikemas
Pengemasan
untuk dilakukan analisis lebih lanjut.

Gambar 1. Diagram alir proses produksi 4. Metode analisis


gelatin (Ockerman and Hansen, Asam amino (Muchtadi, 1993).
2000) Sebanyak 0,2 gram sampel disiapkan dalam
tabung reaksi tertutup dan ditambahkan
Selama proses perendaman bahan 5 ml HCl 6 N. Sampel dimasukkan dalam
baku kulit sesekali dilakukan pengadukan. oven dengan suhu 100oC selama
Setelah proses perendaman selesai, 18-24 jam. Sampel disaring dengan kertas
selanjutnya bahan baku kulit dicuci saring Whatman 40. Hasil hidrolisis
beberapa kali hingga bersih dan kondisinya dipipet sebanyak 10 µl dan dimasukkan ke
mendekati suasana netral (pH ± 6-7,5). dalam tabung reaksi. Selanjutnya
Bahan baku kulit selanjutnya ditiriskan. ditambahkan 30 µl larutan pengering dan
Bahan baku kulit kemudian dimasukkan ke kemudian dikeringkan dengan pompa
dalam erlemenyer dan ditambah dengan vakum bertekanan 50 torr. Sampel yang

20
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

telah kering ditambahkan larutan derivat (SDS-PAGE)7. Sebanyak 0,01 gr sampel


sebanyak 30 µl dan dibiarkan selama 20 gelatin ditambah 1 ml aquades steril.
menit. Sampel selanjutnya diencerkan Larutan dihomogenkan menggunakan
dengan 200 µl larutan pengencer natrium vortex. Selanjutnya dilakukan proses
asetat 1 M. Sampel siap dianalisis dengan pengenceran (500 µg). Sebanyak 0,1 ml
menggunakan HPLC (Waters Associates). larutan yang telah diencerkan ditambah
Kondisi HPLC saat analisis adalah sebagai 0,4 ml aquadest steril dan disentrifus pada
berikut: suhu 38oC; kolom menggunakan suhu ruang dengan kecepatan 3000 rpm
Pico tag 3,9 x 150 m coulomb ; kecepatan selama 10 menit. Sebanyak 0,015 ml
alir menggunakan sistem linear gradient supernatan ditambah dengan 0,015 ml
(1,5 ml/menit) dengan batas tekanan 3000 larutan sampel kemudian dipanaskan
psi; program menggunakan gradient selama 2 menit pada suhu 100oC. Larutan
dengan fase gerak asetonitril 60% dan selanjutnya didinginkan pada suhu ruangan.
buffer Natrium Acetat 1 M, pH 5,75; Larutan tersebut diambil sebanyak 0,01 ml
Detektor menggunakan UV dengan panjang dan siap untuk dilakukan proses running.
gelombang 254 m. Konsentrasi Asam
Amino ditentukan melalui persamaan: % 5. Desain penelitian dan analisis data
Asam Amino = (Act/Ast) x (Bst x BM x Kegiatan penelitian dilaksanakan
FK x 100/ Bct), dalam hal ini Act = luas secara eksperimental. Data yang dihasilkan
area contoh ; Ast = luas area standar ; Bst = selanjutnya ditampilkan dalam bentuk
berat sampel standar (µg) ; BM = berat grafik dan gambar. Tampilan data yang
molekul masing-masing asam amino ; FK = diperoleh dianalisis secara deskriptif.
Faktor koreksi/pengenceran (15) Bct = Gambaran data secara kualitatif selanjutnya
berat sampel contoh (µg)5. menjelaskan pola hubungan dan kemiripan
Gugus fungsional sifat-sifat antara gelatin kulit kambing
(Sastrohamidjojo, 1992; Sastrohamidjojo, dengan gelatin komersial. Adanya
2001). Proses analisis menggunakan alat kemiripan sifat-sifat yang dimiliki oleh
Fourier Transform Infrared gelatin kulit kambing dengan gelatin
Spectrofotometri (FTIR) (Shimadzu PC- komersial menunjukkan bahwa dalam
8201) jarak bilangan gelombang 4000 aplikasinya, gelatin kulit kambing memiliki
hingga 650 cm-1. Metode yang digunakan potensi dalam mensubtitusi gelatin
adalah teknik preparasi bentuk pelet KBr komersial.
(Kalium Bromida). Cuplikan (0,1-2%
berat) ditumbuk bersama-sama dengan KBr HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian dipress pada tekanan 8-20
ton/satuan luas hingga diperoleh bentuk Profil Asam Amino
pelet. KBr dalam keadaan kering ditumbuk
Gelatin merupakan jenis protein
dibawah lampu inframerah untuk mencegah
hasil ekstraksi dari kolagen sehingga secara
terjadinya kondensasi uap dari atmosfer
umum memiliki komposisi asam amino
dan selanjutnya divakumkan untuk
menyerupai kolagen (Giménez et al.,
melepaskan air. Cuplikan pellet kemudian
2005). Perbandingan profil asam amino
dimasukkan ke dalam tempat sampel pada
gelatin dari bahan baku kulit kambing yang
spektrofotometer inframerah dan hasil
diproduksi menggunakan proses asam
spektra akan terbaca melalui monitor
dengan gelatin komersial (teknis) sebagai
computer.
kontrol secara lengkap disajikan pada
Distribusi berat molekul (Laemmli
Gambar 2.
(1970) dalam Carvalho et al. (2007)).
Distribusi berat molekul gelatin
menggunakan metode Sodium Dodecyl
Sulfat Polyacrylamide Gel Electrophoresis

21
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

terdahulu. Asam amino yang merupakan


komponen utama penyusun protein kolagen
sangat peka terhadap aktivitas zat asam
(Martoharsono dan Mulyono, 1978).
Beberapa jenis asam amino tertentu dapat
mengalami kerusakan oleh aktivitas zat
asam. Kontaminasi zat asam secara
langsung akan mempengaruhi struktur
protein kolagen (Sarkar, 1995).
Pemberian zat asam dalam proses
pembuatan gelatin, menyebabkan
terjadinya pemisahan struktur ikatan-ikatan
dalam protein secara parsial hingga
terbentuknya molekul kolagen yang dapat
larut (Schrieber and Gareis, 2007).
Perlakuan asam dapat menyebabkan fibril
kolagen mengalami pembengkakan
(swelling) dan pecah (cleavage) menjadi
satuan fibrilar yang dikenal sebagai
makromolekul tropokolagen (= asam
amino) (Leeson et al., 1995), hingga
Gambar 2. Perbandingan Profil Asam akhirnya mengalami proses denaturasi dan
Amino Gelatin Kulit Kambing larut (Muyonga et al., 2003).
yang Diproduksi melalui Proses Profil Gugus Fungsional
Asam dengan Gelatin Gugus fungsional merupakan
Komersial kelompok gugus khusus pada atom dalam
molekul yang berperan dalam memberi
Data pada Gambar 2 terlihat bahwa karakteristik reaksi kimia pada molekul
profil asam amino gelatin yang diproduksi tersebut. Gambaran spektra inframerah
melalui proses asam sedikit lebih rendah yang dimiliki gelatin yang diproduksi
dibanding gelatin komersial namun nilainya melalui proses asam dengan gelatin
tidak jauh berbeda. Bahan curing asam komersial selengkapnya disajikan pada
diketahui memiliki kinerja yang lebih Gambar 3 dan 4.
kuat dalam aktivitasnya memecah ikatan- Hasil pengujian dengan FTIR pada
ikatan intermolekuler rantai asam amino Gambar 3 menunjukkan bahwa pada
(Zeugolis et al., 2008). Kinerja tersebut gelatin yang diproduksi telah terdeteksi
memungkinkan beberapa rantai asam adanya beberapa gugus fungsional
amino tertentu mengalami proses diantaranya OH, C-H, C=O dan C-O.
denaturasi dan proses pelarutan hingga Terlihat pula pada Gambar 4, bahwa pada
akhirnya mengalami kerusakan secara gelatin teknis yang diuji juga terdeteksi
permanen (Abustam dkk., 2003) dan adanya beberapa gugus fungsional OH, C-
akhirnya berdampak pada terjadinya H, C=O dan C-O seperti halnya pada
perubahan komposisi asam amino. Saat gelatin yang diproduksi. Fenomena ini
dilakukan proses pencucian dan netralisasi menunjukkan bahwa sifat-sifat yang
pasca curing, kemungkinan sejumlah berhubungan dengan sifat fungsional yang
protein kolagen yang larut terbuang dimiliki oleh gelatin kulit kambing yang
bersama sisa pencucian yang pada akhirnya diproduksi melalui proses asam identik
akan mempengaruhi komposisi asam amino dengan sifat - sifat gelatin yang digunakan
gelatin. Dugaan tersebut didasarkan oleh
pendapat beberapa ahli dan peneliti
22
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

C-O
C-H

OH
C=O

Gambar 3. Spektra FTIR Gelatin Kulit Kambing yang Diproduksi melalui Proses Asam

C-O

C-H

OH
C=O

Gambar 4. Spektra FTIR Gelatin Komersial (teknis)

secara komersial khususnya gelatin teknis. 1800-1650 cm-1 serta gugus C-O pada
Senyawa yang memiliki gugus fungsional bilangan gelombang mendekati 1550-650
yang sama cenderung memiliki reaksi cm-1. Ikatan-ikatan kovalen yang menyusun
kimia yang sama (Anonim, 2009). Adanya protein gelatin akan menyerap berbagai
sifat identik dalam hal sifat fungsional dari frekwensi radiasi elektromagnetik dalam
produk gelatin yang diuji memberikan daerah spektra inframerah. Jika puncak
indikasi bahwa gelatin yang diproduksi dari spektra kedua senyawa tepat sama maka
bahan baku kulit kambing melalui proses dalam banyak hal kedua senyawa tersebut
asam memiliki potensi untuk mensubtitusi adalah identik (Sastrohamidjojo, 1992).
gelatin komersial. Keberadaan gugus-gugus fungsi tersebut
Gugus fungsi OH, CH dan N-H terkait dengan struktur molekul asam
akan menyerap inframerah pada bilangan amino yang menyusun gelatin. Gelatin
gelombang 4000-2500 cm-1, gugus C=O secara struktural tersusun atas sejumlah
pada bilangan gelombang mendekati asam amino, dimana asam amino yang
menyusunnya juga mengandung gugus

23
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

tersebut. Gugus fungsi yang terdeteksi sebagai kebalikan dari besaran %


selain berasal dari struktur penyusunnya Transmitansi (% T). Intensitas pita serapan
sendiri (asam amino) juga dapat berasal dalam spektra inframerah sulit diukur
dari bahan curing yang digunakan. dengan ketepatan yang sama. Intensitas
Disamping beberapa kemiripan yang serapan biasanya dilambangkan dengan
dimiliki, kedua jenis produk gelatin yang kuat (strong) (s), sedang (medium) (m),
diuji juga memiliki perbedaan. Salah satu lemah (weak) (w) atau tak menentu (v).
perbedaan yang penting untuk diketahui Nilai (%T) yang semakin tinggi
adalah dalam hal intensitas dalam menggambarkan intensitas serapan yang
menyerap sinar inframerah yang semakin kecil atau lemah (w) atau
selanjutnya dilambangkan dengan % sebaliknya %T yang semakin rendah
Transmitansi (%T). Gambaran grafik menggambarkan intensitas serapan yang
perbandingan intensitas serapan gugus semakin besar atau kuat (s)6. Intensitas
fungsional utama (OH, CH, C=O dan C-O) serapan yang paling rendah atau lemah (w)
gelatin komersial dengan gelatin kulit ditunjukkan oleh gugus C-H. Hal tersebut
kambing selengkapnya disajikan pada ditandai oleh nilai %T yang paling tinggi
Gambar 5. dibanding gugus fungsional lain.
Sebaliknya intensitas serapan yang paling
tinggi atau kuat (s) adalah gugus O-H yang
ditandai oleh nilai %T yang paling rendah.

Profil Distribusi Berat Molekul


Distribusi berat molekul (BM)
kolagen dalam produk gelatin ditentukan
dengan menggunakan SDS-PAGE.
Karakteristik kimia produk gelatin
berhubungan dengan sifat fungsional dari
gelatin itu sendiri. Salah satu karakteristik
yang penting dalam menilai produk gelatin
adalah distribusi BM. Gambaran
perbandingan pola distribusi BM gelatin
Gambar 5. Grafik Perbandingan % yang diproduksi melalui proses asam
Transmitansi Gelatin Kulit dengan gelatin komersial selengkapnya
Kambing yang Diproduksi disajikan pada Gambar 6.
melalui Proses Asam dengan M1 K G1 G2 G3 G4 G5 G6 M2
Gelatin Komersial 102 KDa
66 KDa
45 KDa
Berdasarkan Gambar 5 terlihat
bahwa pola intensitas serapan inframerah
dari kedua jenis produk gelatin yang diuji
memiliki bentuk yang identik. Gambaran
pola yang identik ini memberikan indikasi,
bahwa sebagian sifat-sifat fungsional yang Gambar 6. Perbandingan SDS-PAGE
dimiliki produk-produk tersebut terdapat gelatin kulit kambing yang
hal yang juga identik. Sebaliknya diproduksi menggunakan
perbedaan beberapa sifat seperti proses asam dengan gelatin
fisikokimia dapat ditandai oleh adanya komersial (teknis)
perbedaan intensitas dalam menerima
serapan inframerah. Tingkat intensitas
serapan inframerah diinterpretasikan Keterangan :

24
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

- M1 (Marker : MCPVNN (Major Coat Protein UCAPAN TERIMA KASIH


Viral Nervous Necrosis)
- M2 (Marker : BSA (Bovine Serum Albumin) Ucapan terima kasih penulis
- K = Gelatin Komersial (Kontrol) sampaikan kepada Direktorat Penelitian
- G1 G6 = Gelatin Kulit Kambing (replikasi 1- dan Pengabdian kepada Masyarakat
6)
(DP2M), Ditjen Dikti, Depdiknas RI atas
dukungan pembiayaan melalui program
Hibah Penelitian untuk Mahasiswa
Distribusi BM terkait dengan Program Doktor.
perubahan komposisi dan struktur asam
amino yang menyusun rantai protein DAFTAR PUSTAKA
gelatin sehingga pada akhirnya juga akan Abustam, E., M.I.Said, N.K. Sukendar dan
terkait dengan sifat-sifat fungsional lainnya E. Wahyuddin. 2003. Produksi
seperti kekuatan gel, viskositas dan titik Gelatin dan Produk Kapsul dari Kaki
leleh (Pranoto, 2008); (Leuenberger, (shank) Ayam. Laporan Penelitian
1991); (Gudmundsson dan Hafsteinsson, Hibah Bersaing. Fakultas Peternakan
1997). Faktor waktu dan suhu juga Universitas Hasanuddin, Makassar.
kemungkinan menjadi penyebab adanya Anonim. 2010. Statistik Perkembangan
perbedaan distribusi BM diantara produk Ekspor-Impor Indonesia 2009.
gelatin. bahwa penggunaan waktu Kementerian Perindustrian RI.
ekstraksi yang panjang dengan suhu yang www.kemenperin.go.id. [Diakses 8
tinggi akan menghasilkan BM yang lebih Desember 2010]
rendah dibanding penggunaan waktu Anonim. 2009. Gugus Fungsional.
ekstraksi yang lebih pendek dengan suhu http://wikimediafoundation.org/wiki
yang rendah (Gudmundsson, 2002). Berat /Terms_of_Use.
molekul sangat sensitif terhadap perubahan Badii, F and K.H. Nazlin. 2006. Fish
suhu yang dapat menghancurkan Gelatin. Structure, gelling
makromolekulnya. Pemanasan secara properties, and interaction with egg
bertahap dapat menyebabkan struktur albumen proteins. Food
kolagen rusak dan rantai molekulnya Hydrocolloids, 20: 630-640.
terpisah-pisah satu sama lain. Sifat-sifat Carvalho, R.A., P.J.A. Sobral, M.
gelatin tergantung pada distribusi BM, Thomazine, A.M.Q.B. Habitante, B.
komponen kolagen maupun rasio rantai - Giménez, M.C. Gómez-Guillén and
1/ -2 (Gómez-Guillén et al., 2002). P. Montero. 2007. Development of
Komponen rantai , , dan memiliki edible films based on differently
kontribusi terhadap sifat-sifat gelatin processed Atlantic halibut
(Normand et al., 2000). (Hippoglossus hippoglossus) skin
gelatin. Food Hydrocolloids, 22 (6):
KESIMPULAN 1117-1123.
1. Gelatin yang diproduksi dari bahan baku Duan, R., J. Zhang, X. Du, X. Yao and K.
kulit kambing melalui proses asam Konno. 2008. Properties of collagen
memiliki sifat-sifat yang mirip dengan from skin, scale and bone of carp
gelatin komersial diantaranya dalam hal (Cyprinus carpio). Food Chemistry,
profil asam amino, profil sifat fungsional 112 (3): 702-706.
dan profil distribusi berat molekul Giménez, B., M.C. Gómez-Guillén and P.
2. Gelatin yang diproduksi dari bahan baku Montero. 2005. Storage of dried
kulit kambing melalui proses asam fish skins on quality characteristics
berpotensi untuk mensubtitusi gelatin of extracted gelatin. Food
komersial Hydrocolloids, 19 (6): 958-963.

25
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Gómez-Guillén., M.C, J. Turnay, M.D. Muchtadi, D. 1993. Teknik Evaluasi Nilai


Fernández-D ´az, N. Ulmo, M.A. Gizi Protein. Program Studi Ilmu
Lizarbe and P. Montero. 2002. Pangan. IPB, Bogor.
Structural and physical properties of Muyonga, J.H., C.G.B. Cole and K.G.
gelatin extracted from different Duodu. 2004. Extraction and
marine species : A comparative physico-chemical characterization
study. Food Hydrocolloids, 16: 25 of Nile perch (Lates niloticus) skin
34. and bone gelatin. Food
Grobben, A. H., P.J. Steele, R.A. Hydrocolloids, 18: 581-592.
Somerville, and D.M. Taylor. 2004. Muyonga, J.H., C.G.B. Cole and K.G.
Inactivation of the bovine- Duodu. 2003. Fourier transform
spongiform-encephalopathy (BSE) infrared (FTIR) spectroscopic study
agent by the acid and alkali processes of acid soluble collagen and gelatin
used in the manufacture of bone from skins and bones of young and
gelatine. Biotechnology and Applied adult Nile perch (Lates niloticus).
Biochemistry, 39: 329-338. Food Chemistry, 86 (3): 325-332.
Gudmundsson, M. 2002. Rheological Nagai, T., N. Suzuki and T. Nagashima.
properties of fish gelatin. J.Food 2008. Collagen from common minke
Sci., 67 (6): 2172-2175. whale (Balaenoptera acutorostrata)
Gudmundsson, M and H. Hafsteinsson. unesu. Food Chem., 111 (2): 296-
1997. Gelatin from cod skin as 301.
affected by chemical treatments. Normand, V., S.Muller, J-C.Ravey and
J.Food Sci., 62: 37-39. A.Parker. 2000. Gelation kinetics of
Hidaka, S and S.Y. Liu. 2002. Effect of gelatin: A master curve and network
gelatins on calcium phosphate modeling, Macromolecules, 33:
precipitation : a possible application 1063 1071.
for distinguishing bovine bone Ockerman, H.W and C.L. Hansen. 2000.
gelatin from porcine skin gelatin. Animal By Product Processing and
J.Food Composition and Analysis, Utilization. CRC Press, USA.
16: 477-483. Pranoto, Y. 2008. Pemanfaatan Gelatin
Leeson, C.R., T.S.Leeson and A.A.Paparo. Ikan dalam Industri Pangan.
1995. Buku Ajar Histologi (Textbook http://www.foodreview.biz/login/prev
of Histology). Penerjemah : Siswojo, iew.php?view&id=55706 [Diakses 9
S.K., J.Tambajong, S. Wonodirekso, November 2010]
I.A.Suryono, R.Tanzil, H.Soeharto, Rahmawati, H. 2008. Karakterisasi
S.Roewijoko, I.Goeritnoko dan M. Gelatin Hasil Ekstraksi Kulit Segar
Martoprawiro. Edisi V, Penerbit dan Kering dari Beberapa Jenis Ikan
Buku Kedokteran, Jakarta. Air Laut dan Tawar. Tesis. Program
Leuenberger, B.H. 1991. Investigation o Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
viscosity and gelation properties of Sekolah Pascasarjana UGM,
different mammalian and fish Yogyakarta.
gelatins. Food Hydrocolloids, 5 (4): Sarkar, K.T. 1995. Theory and Practice of
353 361. Leather Manufacture. The Author 4.
Martoharsono, S dan Mulyono. 1978. Second Avenue, Mahatma Gandhi
Petunjuk Praktika Biokimia. Tim Road, Madras 600 041.
Pengelola Kuliah dan Praktika Sastrohamidjojo, H. 1992. Spektroskopi
BIOKIMIA. Universitas Gadjah Infra Merah. Editor : Sardjoko.
Mada, Yogyakarta. Cetakan Pertama. Liberty,
Yogyakarta.

26
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Maret 2011, Hal 18-27 Vol. 6, No. 1
ISSN : 1978 - 0303

Sastrohamidjojo, H. 2001. Spektroskopi.


Cetakan Kedua. Liberty, Yogyakarta.
Schrieber, R and H. Gareis. 2007. Gelatine
Handbook, Wiley-VCH GmbH & Co,
Weinhem
Zeugolis, D.I., S.T. Khew, E.S.Y. Yew,
A.K. Ekaputra, Y.W. Tong,
L.L.Yung, D.W. Hutmacher,
C.Sheppard and Michael. 2008.
Electro-spinning of pure collagen
nano-fibres Just an expensive way
to make gelatin ?. Biomaterials,
(15), 2293-2305.

27

You might also like