You are on page 1of 6

Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 17

IDENTIFIKASI TITIK KRITIS KEHALALAN GELATIN

Sri Endang Aris1, Aji Jumiono1, Syahrir Akil1


1
Program Studi Magister Teknologi Pangan, Universitas Djuanda Bogor
email: ajijumiono@unida.ac.id

ABSTRACT

Gelatin is a substance obtained from partial hydrolysis of collagen from skin, white connective tissue and
animal bones. The halal status of gelatin is certainly determined by the type of gelatin source, if it is made
of halal animal skin or bones such as cow, buffalo, goat, sheep, then the halal status of gelatin is
influenced by the method of slaughtering the animal. If the slaughter is in accordance with the provisions
of Islamic law, the source of the skin and bones used is halal. However, if it comes from skin or bones or
mixed with pork, then the status is haram. If the source of the ingredients for making gelatin uses skin,
fins and fish bones, this gelatin source is a halal material. To show the halal status of gelatin, a document
in the form of a halal certificate is required. Gelatin, which in the numbering of food additives has the
code E441, can be used for various purposes in processed food products such as hydrocolloids, capsule-
making materials, fruit juice concentrating and purification, materials for making Marsmallow products
and others. Gelatin can also be used as a filler, coating to coat the outside of a product that is unstable,
resulting in peptone being used as a medium for growing microorganisms, and can also be used as an
auxiliary material for the manufacture of ion-exchange resins. Another byproduct of the gelatin industry
from bone is di-tricalsium phosphate.

Keywords: Critical Point, Halal, Gelatin.

ABSTRAK

Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan
tulang hewan. Status kehalalan gelatin tentu ditentukan oleh jenis sumber gelatinnya, jika terbuat dari
kulit atau tulang hewan yang jenisnya halal seperti sapi, kerbau, kambing, domba maka status kehalalan
gelatin dipengaruhi oleh cara penyembelihan hewan tersebut. Jika penyembelihan sesuai ketentuan
syariat Islam maka sumber kulit dan tulang yang digunakan adalah halal. Namun jika berasal dari kulit
atau tulang atau tercampur babi maka statusnya haram. Jika sumber bahan pembuatan gelatin
menggunakan kulit, sirip dan tulang ikan maka sumber gelatin ini merupakan bahan yang halal. Untuk
menunjukkan status halal dari gelatin diperlukan adanya dokumen berupa sertifikat halal. Gelatin yang
dalam penomoran bahan tambahan makanan memiliki kode E441 ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan pada produk olahan pangan seperti sebagai hidrokoloid, bahan pembuatan kapsul, pemekatan
dan penjernihan juice buah, bahan pembuat produk Marsmallow dan lain-lain. Gelatin juga dapat
digunakan sebagai bahan pengisi (filler), bahan penyalut (coating) untuk melapisi bagian luar suatu
produk yang bersifat tidak stabil, menghasilkan pepton digunakan sebagai salah satu media pertanaman
mikroorganisme, dan dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan penolong pembuatan resin penukar ion.
Produk lain dari hasil samping industri gelatin dari tulang adalah di-tricalsium phosphat.

Kata kunci: Titik Kritis, Kehalalan, Gelatin.

PENDAHULUAN di pasaran umumnya dibuat dari hidrolisis tulang


sapi, kulit sapi, dan kulit babi. Gelatin mudah
Kata gelatin berawal dari bahasa latin
dicerna dan mengandung asam amino yang
“gelatus” yang berarti kaku atau beku. Gelatin
tergabung dalam ikatan polipeptida membentuk
adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisis
polimer yang berbentuk ideal (Schrieber at al,
parsial kolagen dari kulit, jaringan ikat putih dan
2007).
tulang hewan (Anonim, 1995). Gelatin
merupakan protein berbobot molekul tinggi yang Gelatin merupakan sistem koloidal padat
dapat larut dalam air panas. Gelatin yang beredar (protein) dalam cairan (air) sehingga pada suhu
dan kadar air yang tinggi gelatin mempunyai
18 S. E. Aris, et al. Indentifikasi Titik Kritis Kehalalan Gelatin

kemampuan cairan, yaitu disebut fase sol atau diinginkan pada produk akhir (Sultana, Ali &
hidrosol, sebaliknya pada suhu dan kadar air Ahamed, 2018).
yang rendah gelatin mempunyai kemampuan Hidrolisis termal terjadi ketika bahan yang
yang lebih kasar atau lebih pekat strukturnya, diolah direndam dalam pelarut ekstraksi pada
yaitu disebut fase gel. Pemanasan dan suhu tinggi. Suhu pemanasan umum untuk
penambahan air akan mengubah gelatin menjadi ekstraksi gelatin adalah antara 40ºC hingga 70ºC,
fase sol, sebaliknya pendinginan dan tergantung pada sumber mentahnya. Ketika
pengurangan air akan mengubah gelatin menjadi protein terpapar pada suhu yang berlebihan,
fase gel (Schrieber at al, 2007). Proses energi mekanik dari panas mengganggu
pembuatan gelatin melibatkan tiga langkah; keseimbangan gaya yang menopang struktur
perlakuan kimiawi bahan baku, ekstraksi gelatin tersier dan kuaterner dari protein. Hilangnya
(hidrolisis termal), dan pengeringan dan struktur ini disebut denaturasi Secara kimiawi,
pemurnian produk akhir Pada tahap pertama, gelatin yang merupakan polipeptida dengan berat
perawatan bahan menggunakan larutan kimia molekul besar, diperoleh dari hidrolisis parsial
bertujuan untuk menghilangkan bahan non- jaringan kolagen hewan pada bagian tulang, kulit
kolagen dan melarutkan kolagen native dengan dan tulang rawan (GMIA, 2012; Karim & Bhat,
cara mengganggu ikatan non-kovalen yang 2009). Perubahan kolagen menjadi gelatin
menahan struktur protein dengan cara disebabkan hancurnya bentuk struktur helik
pembengkakan (Karim dan Bhat, 2009). kolagen tersebut. Ketika kolagen direaksikan
Didahului dengan perawatan bahan baku, dengan suatu asam atau basa diikuti dengan
eliminasi protein non-kolagen dengan proses pemanasan, maka struktur fibrosa kolagen
menggunakan larutan alkali meningkatkan akan pecah secara irreversible menjadi bentuk
kemurnian gelatin yang diproduksi di samping ikatan silang (cross-linking) dan terbentuklah
menonaktifkan protease yang terlibat dalam gelatin (Karim and Bath, 2009).
degradasi kolagen. Selanjutnya, penghapusan
lemak dari sumber kolagen dengan tingkat lemak HASIL DAN PEMBAHASAN
tinggi membantu dalam meminimalkan efek
negatif pada gelatin. A. FUNGSI GELATIN
Ada dua jenis proses pra-perawatan yang
merupakan proses asam dan proses alkali, dan hal Gelatin digunakan sangat luas dalam
ini sebagian besar tergantung pada bahan berbagai industri terutama dalam industri
bakunya. Prosedur sebelumnya cocok untuk farmasi, makanan dan kosmetik. Pada industri
bahan baku Tipe A dengan jumlah rendah ikatan makanan, gelatin banyak digunakan dalam
silang antarmolekul yang stabil seperti kulit babi industri cokelat, produk turunan susu (dairy
dan kulit ikan, sementara metode alkali product), dll, sedangkan pada industri kosmetika,
digunakan untuk menghidrolisis protein dalam hampir semua produk kosmetika
proses pengapuran yang menghasilkan gelatin menggunakannnya dalam proses produksi. Pada
tipe B. Perlakuan asam menghancurkan ikatan industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan
silang kovalen dalam kolagen, yang mana, untuk pembuatan kapsul keras dan kapsul lunak,
selama ekstraksi melepaskan rantai- α bebas. sebagai bahan penyalut tablet, untuk penstabil,
Gangguan ikatan amida intra-rantai dalam pengikat dan pengemulsi. Pada industri makanan,
kolagen oleh reaksi enzimatik berkurang karena gelatin digunakan sebagai bahan penstabil pada
perlakuan asam menonaktifkan protease sampai pembuatan susu, coklat, marshmallow, permen,
batas tertentu. Proses ini mengarah pada rantai jelly, dan lain-lain. Pada industri kosmetik,
kolagen yang lebih panjang yang sebanding gelatin digunakan sebagai bahan pembuatan
dengan kualitas gelatin karena residu asam amino cream (Agustin, 2013).
lebih sedikit yang hilang. Dikarenakan kulit ikan
sangat larut dan konsentrasi rendah dari tautan B. SUMBER-SUMBER GELATIN
silang yang tidak dapat direduksi intra dan antar
rantai, pra-perlakuan asam ringan biasanya Sumber gelatin menjadi penting untuk
digunakan dalam produksi gelatin ikan saat ini. diketahui oleh konsumen dengan beberapa
Ada beberapa jenis asam yang telah dimasukkan alasan. Pertama, adanya penyakit-penyakit yang
dalam pra-perlakuan asam. Namun, asam sitrat sering mewabah pada hewan seperti bovine
kebanyakan digunakan karena tidak spingoform enchepalopathy (BSE) dan swine
menyebabkan bau dan warna yang tidak influenza yang berhubungan dengan alasan
keamanan pangan dan obat. Kedua, adanya reaksi
Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 19

alergi pada beberapa konsumen terhadap protein Gelatin berupa lembaran, kepingan atau
hewan. Ketiga, alasan keagamaan dimana babi potongan atau serbuk kasar sampai halus, kuning
merupakan hewan yang haram dikonsumsi oleh lemah atau coklat terang, warna bervariasi
muslim dan yahudi dan sapi dilarang dikonsumsi tergantung ukuran partikel. Larutannya berbau
oleh orang Hindu (Huda, 2009). lemah seperti kaldu. Jika kering, stabil di udara,
Sumber gelatin yang paling banyak adalah tetapi mudah terurai oleh mikroba jika lembab
kulit babi (46%), kulit sapi (29,4%), campuran atau dalam bentuk larutan. Di Eropa, gelatin
tulang babi dan sapi (23,1%) dan sumber lainnya komersial untuk pangan tersedia dalam bentuk
(1,5%). Kulit babi merupakan sumber pertama lembaran tipis, sedangkan di Amerika Serikat
yang digunakan oleh industri untuk menghasilkan gelatin diperdagangkan dalam bentuk serbuk atau
gelatin pada tahun 1930 dan sampai saat ini granul. Warna serbuk atau granul putih atau agak
merupakan sumber utama gelatin. Karena alasan kuning pucat. Pada bentuk lembaran, gelatin
keagamaan, maka diproduksi gelatin dari kulit berwarna kuning pucat transparan. Sifat kelarutan
dan tulang sapi. 15 tahun terakhir, ikan dan jenis gelatin adalah tidak larut dalam air dingin,
unggas merupakan sumber baru yang mengembang dan lunak bila dicelup dalam air,
menjanjikan. Namun karena produksinya masih menyerap air secara bertahap sebanyak 5 sampai
terbatas, maka gelatin dari ikan dan unggas 10 kali beratnya, larut dalam air panas, dalam
harganya kurang kompetitif dibanding mamalia asam asetat 6N dan dalam campuran panas
darat. Namun para peneliti terus mengembangkan gliserin dan air, tidak larut dalam etanol, dalam
kulit dan tulang ikan untuk produksi gelatin dan kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan
mempelajari sifat-sifatnya. dalam minyak menguap. Pada larutan asam atau
Pembuatan gelatin yang bersumber dari babi basa kuat, gelatin akan mengalami presipitasi.
dan sapi lebih banyak diminati karena gelatin Gelatin larut dalam air hangat dan apabila
yang dihasilkan memberikan kualitas yang lebih didinginkan dibawah suhu 30 derajat celcius,
baik dibandingkan dengan sumber lainnya seperti larutan koloid akan membentuk gel dengan sifat
ikan (Lombu, 2015). Penggunaan gelatin yang tiksotropik dan reversible menjadi cair kembali
bersumber dari kolagen sapi juga berpotensi apabila dipanaskan. pH larutan tipe A adalah 3,8-
untuk dikembangkan. Namun karena harga bahan 5,5 sedangkan pH larutan gelatin tipe 5,0-7,5
baku sapi harganya relatif lebih mahal (Anonim, 1995). Kekuatan gel (yang dinyatakan
dibandingkan dengan babi sehingga produsen di dengan bloom) tergantung pada beberapa faktor
Eropa lebih menyukai babi untuk sumber gelatin diantaranya konsentrasi gelatin di dalam air, pH
(Yuniarifin et al. 2006). Sumber lain yang dan berat molekul gelatin. Jika konsentrasi tinggi,
digunakan sebagai penghasil gelatin adalah ikan, kekuatan gel akan meningkat. Kekuatan gel
kerang dan udang. Huda at al, 2000 gelatin bervariasi mulai dari 50 hingga 300
memproduksi gelatin dari kolagen tulang kaki bloom. Dalam industri, gelatin dicampur dengan
ayam. Irwandi et al., 2009 memproduksi dan bahan baku lain untuk mendapatkan kekuatan gel
mengkarakterisasi gelatin dari ikan laut yang yang diinginkan (Rabadiya and Rabadiya, 2013).
berbeda spesiesnya yaitu kerapu (Epinephelus
Sifat Kimia Gelatin
sexfasciatus), jenahak (Lutjianus
Seperti protein lainnya kolagen mempunyai
argentimaculatus), kembung (Rastrelliger
struktur primer, sekunder dan tersier. Kolagen
kanagurta), and kerisi (Pristipomodes typus).
juga mempunyai struktur kuartener yang
Keempat gelatin yang diproduksi dari kolagen
membentuk komplek oligomerik. Namun,
ikan tersebut dibandingkan satu sama lain dalam
berbeda dengan struktur protein lain yang
hal sifat organoleptis dan kekuatan gelnya. Shyni
berbentuk globular dan sferis, kolagen
et al., 2014 melakukan isolasi dan karakterisasi
merupakan rantai linier menyerupai serat. Lebih
gelatin dari kulit hiu. Secara komersial, kulit ikan
dari 27 tipe kolagen telah diidentifikasi, namun
sebagai sumber gelatin kurang menguntungkan.
yang paling banyak adalah kolagen tipe I.
Ikan relatif kecil ukurannya dan kulit dan tulang
Kolagen tipe I terdapat pada kulit, tendon dan
ikan sering dikonsumsi oleh masyarakat bersama
tulang. Kolagen tipe II umumnya ada pada
dagingnya.Salah satu sumber lain yang
jaringan kartilago. Tipe kolagen lainnya berada
memungkinkan memenuhi persyaratan produksi
dalam jumlah yang sangat sedikit dan berada
gelatin adalah tersebut adalah kulit kambing.
pada organ-organ tertentu saja.
C. KARAKTERISTIK GELATIN
D. PROSES EKSTRASI GELATIN
Sifat Fisika Gelatin
20 S. E. Aris, et al. Indentifikasi Titik Kritis Kehalalan Gelatin

Pada pembuatan gelatin, perlakuan bahan akan selalu ada pada bahan baku sehingga
baku berupa kolagen hewan dengan asam encer dengan proses seperti ini akan didapat gelatin
atau dengan basa menyebabkan pemotongan dengan kemurnian yang tinggi. Kualitas dari
ikatan silang protein, strukturnya menjadi putus gelatin tipe B tergantung pada konsentrasi basa
dan potongan-potongan tersebut larut dalam air. yang digunakan, temperatur dan lama proses
Potongan-potongan rantai protein yang larut air pengkondisian. Setelah proses pengkondisian,
tersebut menjadi gelatin. Pemotongan ikatan gelatin tersebut dikeluarkan dari bahan baku
protein menggunakan asam encer atau basa dengan proses pemanasan.
disebut hidrolisis kimia. Hidrolisis kimia dapat
dilengkapi atau bahkan digantikan oleh enzim. E. UJI KANDUNGAN MIKROBA
Enzim diperlukan untuk memotong bagian
kolagen yang tidak larut dalam air yang bekerja Gelatin merupakan bahan makanan dan
secara spesifik hanya pada tempat tertentu saja eksipien pada industry farmasi sehingga
(Schrieber dan Gareis, 2007). Proses denaturasi diperlukan persyaratan microbial yang ketat.
protein yang dilanjutkan dengan hidrolisis pada Untuk kualitas gelatin yang baik, gelatin harus
proses ekstraksi gelatin disebut proses melalui uji kandungan mikroba total dan uji
pengkondisian (conditioning process). beberapa mikroba. Beberapa mikroba tumbuh
Berdasarkan proses pengkondisian tersebut, sangat cepat pada larutan gelatin. Eschericia coli
gelatin dibagi ke dalam 2 kategori yaitu gelatin dan salmonella adalah jenis mikroba yang dapat
tipe A dan gelatin tipe B : menginfeksi manusia, menghasilkan toksin,
berpengaruh terhadap penampilan sediaan dan
Gelatin Tipe A
menyebabkan aroma yang negatif pada bahan
Gelatin tipe A diperoleh dengan proses
makanan. Persyaratan mikrobial gelatin dapat
pengkondisian menggunakan asam encer. Metode
dilihat pada Tabel 1.
ini cocok untuk bahan baku kolagen yang
diperoleh dari hewan yang masih muda atau dari
bahan baku kulit. Ikatan silang pada kolagen
masih lemah sehingga untuk memutuskan ikatan
tersebut cukup dengan asam encer. Untuk
menjamin bahwa kolagen larut dalam air hangat
maka kolagen direndam dalam asam klorida 2-
6% selama 24-72 jam pada suhu kamar. Setelah
perlakuan dengan asam, pH larutan dinaikkan
menjadi 2-4 dengan penambahan alkali.
Selanjutnya dilakukan langkah pencucian dengan F. IDENTITIFIKASI TITIK KRITIS
air selama 24 jam (Schrieber dan Gareis, 2007; GELATIN
GMIA,2012).
Gelatin Tipe B Status kehalalan gelatin tentu ditentukan
Gelatin tipe B diperoleh dengan proses oleh jenis sumber gelatinnya, jika terbuat dari
pengkondisian menggunakan larutan basa. Bahan kulit atau tulang hewan yang jenisnya halal
bakunya adalah dari tulang atau kolagen hewan seperti sapi, kerbau, kambing, domba maka status
yang sudah agak tua. Tergantung pada kehalalan gelatin dipengaruhi oleh cara
konsentrasi alkali dan temperatur yang penyembelihan hewan tersebut. Jika
digunakan, proses pengkondisian bisa beberapa penyembelihan sesuai ektentuan syariat Islam
hari sampai berbulan-bulan. Jika menggunakan maka sumber kulit dan tulang yang digunakan
larutan NaOH 1% pada temperatur 20 derajat adalah halal. Namun jika berasal dari kulit atau
celcius, maka proses pengkondisian dilakukan tulang hewan babi maka statusnya haram. Jika
beberapa hari. Namun jika menggunakan larutan sumber bahan pembuatan gelatin menggunakan
kapur bisa lebih dari 1 bulan. kulit, sirip dan tulang ikan maka sumber gelatin
Walaupun proses pengkondisian ada yang ini merupakan bahan yang halal. Untuk
beberapa bulan, dan terlihat tidak efektif, namun menunjukkan status halal dari gelatin diperlukan
proses ini mempunyai keuntungan. Kalsium adanya dokumen berupa sertifikat halal.
hidroksida akan menghidrolisis bagian kolagen Gelatin yang dalam penomoran bahan
secara perlahan-lahan. Zat yang bukan protein, tambahan makanan memiliki kode E441 ini dapat
seperti mukopolisakarida, sulfur, ataupun zat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan pada
protein non kolagen seperti albumin dan globulin produk olahan pangan. Gelatin dapat dimanfaat
Jurnal Pangan Halal Volume 2 Nomor 1, April 2020 21

sebagai hidrokoloid yaitu suatu polimer larut air Saat ini, penelitian menunjukkan bahwa kulit
yang mampu membentuk koloid dan ikan dan sisa ikan lainnya dapat digunakan untuk
mengentalkan larutan atau membentuk gel. menghasilkan gelatin, dan juga, ikan diyakini
Pemanfaatan gelatin yang umum adalah sebagai bebas dari risiko penyakit.
bahan pembuatan kapsul untuk selongsong obat
atau suplemen. Pembuatan kapsul dari gelatin
DAFTAR PUSTAKA
melalui proses pencairan (melting), pewarnaan,
pencelupan, penyortiran dan pencetakan hingga
terbentuk selongsong. Pemanfaatan gelatin juga Agustin A Triasih. 2013. Gelatin Ikan: Sumber,
pada pemekatan juice buah. Konsentrat buah Komposisi Kimia, dan Potensi
yang jernih biasanya melibatkan penggunaan Pemanfaatannya: Jurnal Media
enzim sebagai penjernihnya yang dapat Teknologi Hasil Perikanan. Vol 1.
menggunakan gelatin sebagai bahan penolong
proses penjernihan. Pada produk Marsmallow Huda, W. N, W. Atmaka dan E. Nurhartadi.
umumnya menggunakan bahan utama berupa 2009. Kajian Karakteristik Fisik dan
gelatin, putih telur, gula atau sirup jagung dan Kimia Gelatin Ekstrak Tulang Kaki
flavor. Produk lain dari hasil samping industri Ayam (Gallus Gallus Bankiva) dengan
gelatin dari tulang adalah di-tricalsium phosphat. Variasi Lama Perendaman dan
Pemanfaatan gelatin juga sangat umum sebagai Konsentrasi asam. Jurnal Teknosains
bahan pengisi (filler) suatu produk. Gelatin juga Pangan.
umum untuk digunakan sebagai bahan penyalut
(coating) untuk melapisi bagian luar suatu Irwandi, J., Faridayanti, S., Mohamed, E. S. M.,
produk yang bersifat tidak stabil seperti vitamin. Hamzah, M. S., Torla, H. H. and Che
Produk lain dari gelatin adalah pepton yang Man, Y. B. (2009). Extraction and
merupakan hasil hidrolisis protein menggunakan characterization of gelatin from different
asam atau enzim. Pepton biasanya digunakan marine fish species in Malaysia.
sebagai salah satu media pertanaman International Food Research Journal 16:
mikroorganisme yang digunakan dalam produk 381-389.
mikrobial. Pemanfaatan gelatin lainnya dapat
digunakan saat pembuatan resin yang digunakan Irawan, M.D. 2006. Studi Perbandingan Kualitas
sebagai pembersih melalui cara penukaran ion. Gelatin Dari Limbah Kulit Ikan Tuna
(Thunnus spp.), Kulit Ikan Pari (Dasyatis
sp.) dan Tulang Ikan Hiu (Carcarias sp.)
KESIMPULAN Sebagai Alternatif Penyedia Gelatin
Halal. Jurnal PKMP 3(12):1-11.
Indonesia, yang didominasi oleh penduduk
Muslim, memiliki permintaan yang tinggi Juliasti, R. A. M. Legowo dan Y.B. Pramono.
terhadap produk halal, termasuk gelatin yang 2015. Pemanfaatan Limbah Tulang Kaki
sebagian besar digunakan untuk bahan baku Kambing Sebagai Sumber Gelatin dengan
produk konsumsi. Namun, dari sisi pasokan, Perendaman Menggunakan Asam
hanya ada 2 perusahaan yang memproduksi Klorida. Jurnal Aplikasi Teknologi
gelatin lokal di Indonesia dan tidak jelas apakah Pangan.
halal atau non-halal. Hal ini karena sifat halal
mungkin tidak hanya berasal dari bahan yang Karim and Bhat. (2008). Fish gelatin, properties,
digunakan, tetapi juga berasal dari semua proses challenges and prospects as an alternatif
produksi dan siklus lainnya. Saat ini, agar-agar to mammalian gelatins, Trend in Food
yang didistribusikan di seluruh Indonesia diimpor Science and Technology, 19,644-656
dari seluruh dunia, terutama dari negara-negara Karim, a. a., & Bhat, R. (2009). Fish gelatin:
non-Islam, seperti Cina, Australia, Eropa dan Properties, challenges, and prospects as an
India. Kenyataannya, banyak produk berbasis gel alternative to mammalian gelatins. Food
yang didistribusikan di seluruh dunia sebagian Hydrocolloids
besar dibuat dari bahan babi dan mamalia lain,
seperti sapi. Hal ini menyebabkan ketakutan akan Lombu F. V, Agustin A. T, Pandey E. V. 2015.
penyakit yang muncul dari penggunaan bahan Pemberian Konsentrasi Asam Asetat pada
tersebut. Karenanya, ada kesempatan untuk Mutu Gelatin Kulit Ikan Tuna. Jurnal
mencari sumber lain sebagai bahan baku yang Media Teknologi Hasil Perikanan. Vol. 3.
lebih sehat, halal, dan bebas dari risiko penyakit.
22 S. E. Aris, et al. Indentifikasi Titik Kritis Kehalalan Gelatin

rohita). Food HydrocolloidsRohman, A.,


Nur Hanani, Z. A. (2015). Encyclopedia of food and Che Man, Y, B. (2012). Analysis of
and health. (B. Caballero, P. Finglas, & F. pig derivatives for halal authentication
Toldra, Eds.) Academic Press. Elsevier studies analysis of pig derivatives for
Science. halal. Food Reviews International, 28,97–
112.
Rabadiya, B and Rabadiya,P. (2013). Capsule
shell material from gelatin to non animal Sockalingam, K., Nelson, H., Idris, M. I., &
origin material. International Journal of Abdullah, H. Z. (2016). Effects of pre-
Pharmaceutical Research and Bio Science treatment durations on properties of
(IJPRBS), black tilapia (Oreochromis
Mossambicus) skin gelatin. Materials
Ratnasari, I., Yuwono,S.S., Nusyam, H. and Science Forum,
Widjanarko, S.B. (2013). Extraction and
characterization of gelatin from different Sultana, S., Ali, M. E., & Ahamad, M. N. U.
fresh water fishes as alternative sources (2018). Gelatine, collagen, and single
of gelatin. International Food Research cell proteins as a natural and newly
Journal emerging food ingredients. In M. E. Ali
& N. N. A. Nizar (Eds.), Preparation
Schrieber, R., & Gareis, H. (2007). Gelatine and processing of religious and cultural
handbook: Theory and industrialpractice. foods (pp. 215-239). Woodhead
Weinheim: Wiley-VCH Verlag GmbH & Publishing
Co.
Yuniarifin. 2006. Pengaruh Berbagai Konsentrasi
Shyni,K., Herna,G.S., Ninan,G., Mathew,S., Asam Fosfat pada Proses Perendaman
Joshy,C.G. and Lakshmanan,P.T. (2014). Tulang Sapi Terhadap Rendemen, Kadar
Isolation and characterization of gelatin Abu dan Viskositas Gelatin. Jurnal.
from the skins of skipjack tuna Indon.Trop.Anim.Agric.
(Katsuwonus pelamis), dog shark
(Scoliodon sorrakowah), and rohu (Labeo .

You might also like