Professional Documents
Culture Documents
Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening Pada Ba
Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening Pada Ba
Istiqlaliyah Tri Utami dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana
Muhammad Taufiq Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720.
Korespondensi : Istiqlaliyah Tri U, Telp. -
e-mail : istiqlalu@gmail.com
Jurnal Abstract : The identifications of this research are: 1) How did the customer's
Living Law, account break into the Depok Branch of Bank Mandiri ?; 2) What is the bank's
Vol. 10, No. responsibility towards the customer who is a victim of a Bank Mandiri Depok branch
1,
burglary? The research method used in this study is a normative juridical approach,
2018
hlm. 58-77 namely law is conceived as a norm, rule, principle or dogmas / jurisprudence. The
results of this study are: The form of corporate responsibility according to the law in
an effort to provide protection for customers who have suffered losses on funds in
their accounts can be done in non-litigation and litigation. Non-litigation reports to
Indonesian banking mediation institutions, while litigation is through the court.
Suggestions for this research, namely: 1) There needs to be a guarantee that means
for customers who have entrusted their funds to banks; 2) The government must pay
more attention to the activities of banks, especially for Bank Indonesia as a supervisor
and supervisor of banking activities so that in this case the bank is more responsible.
ingin membuka account di bank yang tidak terdakwa Zurais Al-Korni Bin Hatib7 pada
memiliki fasilitas e-banking. hari Jum’at tanggal 06 Januari 2012 sekitar
5. New business model pukul 11.41 wib atau pada hari yang sama
E-banking memungkinan adanya bisnis sekitar pukul 21.48 wib bertempat di
model yang baru. Layanan perbankan baru kampung jemblongan RT.01/11 No. 12
dapat diluncurkan melalui jaringan Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan
internet dengan cepat. Pancoran Mas, Kota Depok atau setidak-
Semakin berkembang dan kompleks tidaknya masih termasuk daerah hukum
fasilitas yang diterapkan perbankan untuk Pengadilan Negeri Depok, telah mengambil
memudahkan pelayanan, semakin beragam suatu barang berupa uang sejumlah Rp.
dan kompleks pula adopsi teknologi yang 4.900.000,- (empat juta sembilan ratus ribu
dimiliki oleh suatu bank.5 Setiap terdapat rupiah) dan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu
keuntungan dan kemudahan sudah tentu rupiah) milik saksi Oman, dengan sengaja
akan terdapat pula beberapa kelemahan dan tanpa hak atau melawan hukum
dan kerugian yang didapatkan dari mengakses komputer dan/atau sistem
digunakannya teknologi yang ada. elektronik dengan cara apapun dengan
Kelemahan tersebut diantaranya adalah melanggar, menerobos, melampaui atau
munculnya tindak kejahatan Informasi dan menjebol sistem pengaman, perbuatan
Transaksi Elektronik (ITE) atau cyber crime tersebut dilakukan secara berlanjut dengan
seperti kasus pembobolan terhadap sistem cara mengakses internet banking pada
keamanan dan pembobolan rekening atau komputer di rumahnya, lalu terdakwa
yang biasa disebut dengan hacking, sistem membuka situs Bank Mandiri dengan
electronic nasabah dalam sistem perbankan mengetik di broser www.bankmandiri.co.id
nasional dengan menggunakan sarana setelah masuk program Mandiri lalu
prasarana dan identitas orang lain guna terdakwa memasukkan no. user untuk
memalsukan kartu kredit dalam kejahatan mencari nama nasabah Bank Mandiri lewat
yang disebut carding.6 Munculnya tindak internet banking Mandiri lalu terdakwa
kejahatan cyber crime di bidang perbankan memilih nasabah perorangan, salah satu
sudah tentu akan menimbulkan kerugian nasabah yang dipilih terdakwa bernama
bagi bank yang menjadi korban tindak Oman dengan nomor rekening
kejahatan ITE di bidang perbankan yang 1270004446207, kemudian terdakwa
dilakukan oleh pelaku kejahatan ITE di mengetik no. user id. Oman 123, setelah itu
bidang perbankan. terdakwa mengetik password standar
Bank yang menjadi korban tersebut dengan nomor 123456, setelah terdakwa
memiliki hak dalam mendapatkan hak-hak berhasil masuk kedalam situs banking
atas kerugian yang dialami dan juga mandiri Oman, lalu terdakwa mengecek
perlindungan yang sama seperti nasabah saldo saksi Oman, setelah mengetahui
bank. Kerugian tersebut baik menyangkut jumlah uang dalam rekening Oman
mengenai dengan sistem jaringan selanjutnya terdakwa mengetik layar
komputer yang dirusak atau dibobol oleh transfer dan tampilan menu pilihan
pelaku tindak kejahatan ITE di bidang tabungan kemudian terdakwa mengklik
perbankan juga ganti kerugian atas layar transfer dan tampilan menu pilihan
rekening nasabah yang telah dicuri atau tabungan kemudian terdakwa
dibobol oleh pelaku kejahatan ITE di memasukkan nomor rekening milik
bidang perbankan. terdakwa yang berada di Bank BCA KCU
Sebagai contoh kasus dalam Putusan Margonda Depok Pancoran atas nama
Pengadilan Negeri Depok Nomor Zurais Alkorni dengan nomor rekening
186/Pid.Sus/2012/PN.Dpk. Bahwa 8690876133, lalu terdakwa mengetik
nominal uang sebesar Rp. 4.900.000,- menjamin dana masyarakat yang disimpan
(empat juta sembilan ratus ribu rupiah) pada bank yang bersangkutan.”
yang akan ditransfer kedalam rekening Dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Bank BCA milik terdakwa, setelah penghimpun dana dari masyarakat bank
terdakwa mencantumkan jumlah uang menganut asas kepercayaan dari
sebesar Rp. 4.900.000,- (empat juta masyarakat, apabila masyarakat percaya
sembilan ratus ribu rupiah), lalu dari layar pada bank, maka masyarakat akan merasa
diperintahkan untuk memasukkan Nomor aman untuk menyimpan uang atau
PIN kemudian terdakwa memasukkan dananya di bank dengan demikian, bank
Nomor PIN 111000, setelah terdakwa menanggung risiko reputasi atau
memasukkan PIN, kemudian terdakwa reputation risk yang besar oleh karena itu
memasukkan nomor transfer lewat sudah selayaknya bank memberikan
internet banking mandiri ke Bank BCA perlindungan bagi nasabah yang
dinyatakan berhasil, dan setelah terdakwa menggunakan jasanya agar mendapatkan
berhasil menjebol Sistem Pengamanan kepercayaan tersebut.
Bank Mandiri dan berhasil mengambil uang Dalam hal pemenuhan terhadap
sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu perlindungan nasabah telah terdapat
rupiah) dengan cara yang sama milik saksi Undang-undang yang menjamin tentang
Oman mendapat informasi dari SMS kepastian hukum bagi nasabah itu sendiri
internet banking Bank Mandiri bahwa telah yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
terjadi pendebitan pada tanggal 06 Januari tentang Perlindungan Konsumen,
2012, karena tidak pernah melakukan selanjutnya disebut dengan UUPK. Selain
transaksi di internet banking pada tanggal adanya pengaturan mengenai perlindungan
06 Januari 2012 sebesar Rp. 4.900.000,- nasabah juga telah terdapat beberapa
(empat juta sembilan ratus ribu rupiah) pengaturan dasar mengenai tindak
dan Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah), kejahatan e-banking di bidang perbankan
lalu saksi Oman mengkomplain Bank yaitu Undang-undang Nomor 11 Tahun
Mandiri dan berdasarkan laporan 2008 tentang Informasi dan Transaksi
komplainan saksi Oman maka pihak Bank Elektronik, selanjutnya disebut dengan UU
Mandiri menindaklanjuti laporan tersebut ITE.
dengan membentuk tim untuk Dalam penerapannya untuk
mengungkap pelakunya dengan cara menyelesaikan masalah dalam tindak
membuka lagi log transaksi internet kejahatan e-banking UU ITE memiliki
banking Bank Mandiri nasabah Oman, kekurangan seperti apabila hakim
maka kedua transaksi tersebut ditujukan menerapkan ketentuan UU ITE, maka hal
ke rekening BCA atas nama Zurais Alkorni tersebut hanya ditujukan kepada pelaku
dengan nomor rekening 8690876133. kejahatannya saja, sehingga UU ITE belum
Selain bank yang menjadi korban dari memberikan perlindungan atas hak-hak
tindak kejahatan ITE nasabah juga menjadi nasabah bank sebagai korban dari
korban atas kejahatan yang dilakukan oleh kejahatan ITE di bidang perbankan,
pelaku kejahatan, akibat dari kejahatan ITE sedangkan upaya hukum perdata yang
tersebut sudah selayaknya bank dilakukan oleh pihak bank dan nasabah
memberikan perlindungan terhadap bank yang menjadi korban dari tindak
nasabah dari berbagai kerugian yang akan kejahatan ITE di bidang perbankan, hak-
muncul sesuai dengan ketentuan Pasal 2 hak nasabah bank yang menjadi korban
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 belum juga terealisasi. Berdasarkan realita
tentang Perbankan, sebagaimana telah yang ada lembaga perbankan tidak
dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 menjamin ganti kerugian material atas
Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 37B tindak kejahatan e-banking yang dilakukan
ayat (1) yang berbunyi “Setiap bank wajib oleh pelaku kejahatan ITE apabila tidak
62 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..
bahwa kejahatan bank makin meningkat Keuangan (OJK) Pusat, Beston Panjaitan,
dewasa ini, modus operandinya pun makin mengatakan dari jumlah kasus kejahatan
canggih. Bahkan, dalam beberapa kasus, perbankan tersebut, sebanyak 236 kasus
terlibat sindikat mafia, baik dari dalam telah divonis majelis hakim pengadilan.
maupun dari luar negeri. Di samping itu, Sedangkan sebanyak 146 kasus, telah
lebih dari 90% kejahatan bank dilakukan dihentikan penyidikannya karena para
melalui kerja sama orang luar dan orang tertuduh tidak diketahui lagi
dalam bank. Uniknya, orang dalam tersebut keberadaannya dan sebagian telah
terdiri dari para young urban profesional meninggal dunia. "Kita kesulitan
(Yuppies) Indonesia, dengan ciri-ciri yang menghadirkan para pelaku ke persidangan
sama: muda, pintar, gesit, workaholic, karena alamat tempat tinggalnya tidak
ambisius, punya posisi baik, punya diketahui lagi dan sebagian lagi sudah
penghasilan, dan memiliki angan-angan meninggal".14 Kemudian 10 kasus
tinggi. Terkadang bahkan mereka kejahatan perbankan lainnya, telah
menggunakan komputer sebagai sarana diserahkan kepada instansi lain untuk
kejahatannya. Lalu populerlah apa yang penyelesaiannya. Menurut Beston
sering disebut sebagai kejahatan komputer Panjaitan, kasus tindak pidana perbankan
yang merupakan salah satu kristal dari biasanya nasabah memberikan atau
kejahatan kerah putih (white collar crime). menitip ATM/buku tabungannya kepada
Di antara bentuk banking crimes adalah orang lain atau pegawai bank. Akibatnya,
misaplikasi dari dana bank, false bank pegawai yang memegang ATM atau buku
entries, laporan palsu kepada pemerintah, tabungan dengan leluasa menguras uang
kredit palsu atau warkat palsu. Sayangnya nasabah yang ada di bank tempat
tidak semua bentuk tersebut dapat menabung. "Untuk mencegah tindak
diakomodasikan oleh hukum positif kejahatan pihak pegawai bank, nasabah
Indonesia saat ini.12 jangan pernah menitipkan ATM bersama
Jos Luhukay, pengamat Perbankan PIN-nya kepada orang lain maupun
Strategi Indonesia, mengatakan, modus pegawai bank". Sebab hal tersebut sama
kejahatan perbankan bukan hanya soal saja memberikan peluang kepada penerima
penipuan (fraud), tetapi lemahnya titipan menyalahgunakan ATM pemilik
pengawasan internal control bank terhadap dengan mencairkan uang tanpa
sumber daya manusia juga menjadi titik sepengetahuan pemiliknya.15
celah kejahatan perbankan. "Internal Berdasarkan uraian latar belakang
control menjadi masalah utama perbankan. penelitian tersebut di atas maka peneliti
Bank Indonesia harus mengatur Standard dalam penelitian ini mengambil judul
Operating Procedure (SOP)".13 tentang: “ANALISIS YURIDIS KASUS
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga PEMBOBOLAN REKENING BANK
pengawasan industri perbankan di MANDIRI CABANG DEPOK”.
Indonesia, sepanjang tahun 2016 Berdasarkan latar belakang penelitian
menangani 619 kasus kejahatan perbankan di atas, maka penulis dapat
di berbagai daerah. Investigator Eksekutif mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Departemen Pemeriksaan Khusus dan 1. Bagaimana terjadi pembobolan
Investigasi Perbankan Otoritas Jasa rekening nasabah pada Bank Mandiri
Cabang Depok?
12 Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan
Praktik Buku Kesatu, Bandung: Citra Aditya Bakti,
1996, Hlm. 144. 14“Ojk Tangani 619 Kasus Kejahatan Perbankan
13“Inilah 9 Kasus Kejahatan Perbankan”, dikutip Sepanjang 2016”, dikutip dari
dari http://www.antaranews.com/berita/449592/ojk-
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/05 tangani-619-kasuskejahatan-perbankan-sepanjang-
/03/09441743/Inilah.9.Kasus.Kejahatan.Perbankan 2013, diakses pada tanggal 13 Mei 2017.
, diakses pada tanggal 13 Mei 2017. 15 Ibid.
64 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..
2. Bagaimana tanggung jawab bank ia dilakukan oleh orang yang tidak paham
terhadap nasabah korban pembobolan tentang bank.16
rekening Bank Mandiri Cabang Depok? Modus operandi dalam pembobolan
bank antara lain pemalsuan dokumen,
METODE PENELITIAN transaksi fiktif, pembukuan ganda,
Metode penelitian yang digunakan manipulasi dan korupsi17, penggelapan
dalam penelitian ini adalah pendekatan uang nasabah, pemanfaatan/
yuridis normatif, yaitu hukum penyalahgunaan prosedur seperti
dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas penyelewengan dalam transaksi yang
atau dogma-dogma/yurisprudensi. Tahap menggunakan L/C, transfer, dan
penelitian yuridis normatif, menggunakan perubahan/perusakan data. 18 Sebagian
studi kepustakaan (penelaahan terhadap dari modus operansi tersebut dilakukan
literatur). dengan menggunakan peralatan serta
teknologi canggih berupa komputer, yakni
PEMBAHASAN dalam hal transfer dan
A. PEMBOBOLAN REKENING NASABAH perubahan/perusakan data.
PADA BANK MANDIRI CABANG Dari berbagai jabaran modus operandi
DEPOK yang dimungkinkan untuk dilakukan oleh
pembobol bank, secara umum dapat
Kejahatan pembobolan bank yang dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis
terjadi melibatkan para pihak di dalamnya, kejahatan pembobolan bank, yaitu:19
sebagian besar didukung oleh pihak 1. Kejahatan pembobolan bank dalam
terafiliasi atau pihak dalam bank itu sendiri bentuk error omission
yang paham prosedur dan sistem
Bentuk error omission berupa pelanggaran
peredaran uang di bank tersebut termasuk
terhadap suatu ketentuan berupa sistem
sistem jaringan dan keamanan transaksi di
dan prosedur yang seharusnya dipatuhi
bank tersebut. Pada saat melakukan
tetapi tidak dilaksanakan. Bagi
kejahatan perbankan, pelaku biasanya
pelanggarnya akan dikenakan sanksi
menggunakan modus-modus operandi
administratif yang dimuat dalam ketentuan
tertentu. Modus operandi mengandung
baku.
makna cara melakukan kejahatan. Istilah
modus operandi berbicara tentang 2. Kejahatan pembobolan bank dalam
bagaimana cara melakukan suatu tindak error commission
pidana atau tindak kejahatan. Dalam kaitan Berupa pelanggaran dalam bentuk
dengan persoalan modus operandi ini perlu melaksanakan sesuatu yang seharusnya
dipahami bahwa bentuk-bentuk modus tidak boleh, tetapi karena tidak tertulis
operandi yang dilakukan seorang pelaku dalam sistem dan prosedur tetap saja
dalam melakukan tindak kejahatannya dilakukan. Bagi pelanggarnya akan
sering kali istilahnya sama dengan istilah dikenakan sanksi normatif yang biasanya
yang dipergunakan untuk tindakan yang dimuat dalam code of conduct (kode etik).
dikualifikasikan sebagai delik menurut
Kitab Undang-undang hukum Pidana 16 Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 149.
(KUHP) atau peraturan perundang- 17 K. Wantjik Saleh, Tindak Pidana Korupsi dan
undangan lainnya. Kejahatan pembobolan Suap, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1971, Hlm. 51.
18 Etrizal Suar, “Upaya Penanggulangan
bank termasuk dalam kelompok kejahatan Pembobolan Bank”, Tesis, Program Studi Ilmu
kerah putih (white collar crime), ia Hukum Pascasarjana Universitas Indonesia: Jakarta,
merupakan bentuk kejahatan yang 1999, Hlm. 74.
memerlukan intelektual dan teknologi yang 19 Krisna Wijaya, Kejahatan Perbankan dalam
canggih, sehingga hampir mustahil apabila Perbankan Nasional Catatan Kolom Demi Kolom,
Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Kompas Media
Nusantara, 2002, Hlm. 38.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 65
Mekanisme transfer dana terbagi atas sesuai dengan syarat dan kondisi L/C
dua, yaitu: (1) menggunakan sistem (comply with) maka bank prinsipnya sudah
transfer dana secara internal dalam satu bisa memutuskan untuk memberikan
bank, (2) menggunakan sistem transfer fasilitas.23 Pada prinsipnya, sejak
dana yang melibatkan bank pengirim dan menerbitkan L/C, issuing bank telah terikat
penerima yang berbeda (antar bank). membayar maksimum senilai nominal L/C.
Pembobolan bank melalui mekanisme Namun, issuing bank baru efektif
transfer dana terjadi karena adanya bertanggung jawab atas pembayaran L/C
keterlibatan orang dalam bank. bila ada tagihan dari pengekspor
Pelaksanaannya dapat terjadi dengan berdasarkan dokumen yang diserahkan
memanfaatkan teknologi. dengan kondisi comply with.24
5. Pemanfaatan/Penyalahgunaan Jaminan pembayaran oleh issuing bank
Prosedur Mekanisme L/C karena kondisi dokumen yang comply with
Selain dengan menggunakan menjadi dasar kebijaksanaan negotiating
kelemahan mekanisme transfer, kejahatan bank untuk memberikan fasilitas negosiasi
pembobolan bank yang sering dilakukan wesel ekspor. Sementara fasilitas diskonto
adalah dengan menggunakan dokumen wesel ekspor hanya bisa diberikan kepada
kredit atau yang lebih dikenal dengan pengekspor apabila ada bukti akseptasi
Letter of Credit (L/C).20 (kesanggupan bayar oleh pengimpor pada
tanggal tertentu) dari issuing bank. Di
Pada dasarnya, fasilitas L/C disediakan
samping akseptasi itu, penting untuk
melalui produk perbankan bidang ekspor
menjadi pegangan negotiating bank, juga
impor, baik fasilitas yang diberikan
ketentuan tanggal sanggup bayar di
sebelum realisasi ekspor (pre-shipment
kemudian hari yang tercantum pada saat
finance)21 maupun fasilitas yang diberikan
sanggup (akseptasi) akan menjadi dasar
setelah realisasi (post-shipment finance)22.
perhitungan bunga di muka (diskonto)
Pemberian fasilitas prapengapalan atau
sejak tanggal fasilitas itu dikucurkan. L/C
fasilitas kredit ekspor berlaku layaknya
diterbitkan karena akan dilakukan
seperti pemberian kredit modal kerja,
transaksi ekspor-impor antara pengekspor
konsumsi, atau investasi. Berdasarkan
dengan pengimpor dengan cara
asumsi bahwa ekspor atau pengapalan
pembayaran yang melibatkan bank. L/C ini
barang ke luar negeri belum terjadi maka
pun akan menjadi jaminan pengekspor
L/C tidak bisa menjadi jaminan kredit,
untuk memastikan pembayaran dari
namun L/C sudah menjadi dasar pengajuan
issuing bank sebagai antisipasi apabila
kredit ekspor. Sementara itu, untuk status
muncul ketidakmampuan pengimpor
L/C pascapengapalan yang dibuktikan
dalam melaksanakan pembayarannya.25
dengan kehadiran dokumen, akan menjadi
acuan bank devisa untuk menentukan L/C Akan menjadi masalah apabila
kebijaksanaan menolak atau memberikan sengaja diterbitkan untuk mengelabui
fasilitas wesel ekspor. Selama bank issuing bank dan negotiating bank sehingga
diberikan wewenang oleh L/C untuk L/C benar-benar diterbitkan tanpa
menegosiasi dan dokumen ekspornya kecurigaan bank sedikit pun. Mula-mula
pengimpor dan pengekspor bersepakat
20Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 94.
21Fasilitas pre-shipment finance diberikan guna 23 FR. Sumarwan, “Mewaspadai Pembobolan
pembayaran proses produksi untuk tujuan ekspor Bank Melaluui Transaksi L/C”, Hukum Bisnis,
dengan menunjukkan L/C yang diterima Volume 24-No. 1 Tahun 2005, Hlm. 28-29.
pengekspor dari luar negeri. 24 Tok Suwarto, “Bisnis Kriminal Pembobolan
22 Fasilitas post-shipment finance disediakan Bank Nasional”, <http://www.pikiranrakyat.
dalam bentuk negosiasi wesel ekspor dari L/C atas com/cetak/1206/15.htm>, Diakses pada tanggal 10
unjuk (sight L/C) dan diskonto wesel ekspor dari Oktober 2017.
L/C berjangka (usance L/C) . 25 FR. Sumarwan, Loc.Cit.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 67
membagi tugas seolah-olah akan ada jual pengimpor luar negeri pada awal-awal
beli barang lintas negara (ekspor fiktif). transaksinya membayar tagihan dokumen
Melalui sales contract yang dibuat, atau membayar tepat waktu sesuai tanggal
pengimpor datang ke issuing bank untuk jatuh tempo, sedangkan fasilitas wesel
mengajukan aplikasi pembukaan L/C. ekspornya dilunasi dari hasil pembayaran
Singkat kata, L/C yang sudah diterbitkan pengimpor luar negeri. Modus operandi
langsung dikirim kepada pengekspor pembobolan dana bank melalui L/C tidak
melalui bank yang ditunjuk dalam L/C mudah terdeteksi karena bank sama sekali
sebagai negotiating bank. Berdasarkan L/C tidak berurusan dengan transaksi barang.
yang diterimanya, pengekspor dapat Itu persoalan yang tidak pernah dipahami
mengajukan fasilitas kredit ekspor. Untuk secara lebih dalam.
selanjutnya, apabila waktu proses Sementara itu, kebenaran realisasi
produksi, pengepakan dan pengiriman pengiriman barang ekspor hanya
barang ekspor dipandang cukup rasional, dibuktikan dengan kehadiran dokumen
pengekspor dapat mempersiapkan ekspor. Sekalinya ada pemalsuan dokumen
dokumen seolah-olah ada realisasi ekspor ekspor, tentu akan sulit menanganinya.
guna memperoleh fasilitas wesel ekspor. Kejahatan pembobolan bank yang banyak
Setelah bank memberikan fasilitas terjadi sebagian besar melibatkan pihak
negosiasi wesel ekspor, bank meneruskan interen bank (pihak terafiliasi) yang
dokumen ke issuing bank untuk menagih mengetahui dan memahami tentang seluk
pembayaran. Tagihan atas dokumen beluk perbankan. Tindakan curang
pertama langsung dibayarkan oleh tersebut tentunya memiliki dampak yang
pengimpor melalui issuing bank sehingga dapat merugikan baik secara mikro
pelunasan atas tagihan wesel ekspor pada maupun secara makro. Pembobolan bank
negotiating bank dapat diselesaikan. yang dilakukan dengan modus operandi
Semakin cepat respons pengimpor untuk apa pun kesemuanya sama-sama
membayar dokumen, semakin meningkat menggunakan atau memanfaatkan
kepercayaan issuing bank kepada kecanggihan teknologi yang ada. Dampak
pengimpor dan pada gilirannya negotiating negatif secara mikro yang dapat
bank juga akan lebih tertarik untuk ditimbulkan sebagai akibat dari kejahatan
memberikan fasilitas ekspor kepada pembobolan bank terjadi pada nasabah
pengekspor. Kalau sudah mendapatkan perbankan itu sendiri. Sebagian nasabah
kepercayaan dari kedua bank tersebut, yang dirugikan secara individu oleh pelaku
pengimpor dan pengekspor yang memang pembobolan bank dapat meminta
sejak mulanya tidak memiliki itikad baik pertanggungjawaban bank agar
akan memainkan jurus-jurus jitu yang tidak simpanannya dapat dikembalikan kedalam
akan tampak dalam jangka pendek.26 kondisi semula, pada kenyataannya apabila
Persoalannya adalah bank belum tentu nasabah tersebut mengklaim, ia harus
menyadari akan permainan pengekspor dapat menunjukkan bukti-bukti nyata
dalam memanipulasi fasilitas bank. Bisa bahwa ia telah dirugikan atas tindakan
saja pengekspor mulai membobol dana pelaku pembobolan bank yang curang,
bank pada saat terima kredit ekspor secara prosedurnya pun mengalami proses yang
berulang-ulang. Sementara itu, banknya panjang.
sendiri tidak merasa dirugikan karena
tagihan kredit ekspornya dilunasi dengan B. TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP
fasilitas wesel ekspor. Mungkin juga NASABAH KORBAN PEMBOBOLAN
REKENING BANK MANDIRI CABANG
26 F.R. Sumarwan, “Ketika Musim Pembobolan
DEPOK
Bank Tiba”,
<http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1206/10/0
801.htm>, Diakses pada tanggal 10 Oktober 2017.
68 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..
Pelanggaran hak nasabah oleh bank Dalam ranah hukum, seorang tentu
dapat diselesaikan melalui jalur hukum. harus bertanggung jawab terhadap
Namun ketika kita kembali sadarkan kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan
terhadap nilai-nilai Negara hukum yang bertentangan dengan hukum dari
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 orang lain, hal ini disebut tanggung jawab
yang mengedepankan asas musyawarah, kwalitatif, yaitu orang yang bertanggung
forum mediasi merupakan dimensi yang jawab karena orang itu memiliki suatu
juga penting.27 kwalitas tertentu.
Artinya, ketika sengketa perbankan Sesuai dengan penerapan hukum di
masih dapat diselesaikan secara baik dan Indonesia, seorang konsumen yang
tetap menguntungkan kedua belak pihak, dilakukan oleh pelaku usaha, termasuk
maka jalur hukum atau pengadilan dapat nasabah kepada bank, dapat menggugat
dikesampingkan/dihentikan. Hal ini juga pihak yang menimbulkan kerugian atas
terkait dengan prinsip penyelesaian produk dan jasanya tersebut. Kwalifikasi
sengketa secara murah, sederhana dan gugatan yang lazim adalah wanprestasi
cepat. atau perbuatan melawan hukum.
Hadirnya upaya tersebut tentu tidak Dalam gugatan adanya wanprestasi,
terlepas dari hubungan timbal balik antara maka terdapat hubungan kontraktual
nasabah dan bank, baik itu nasabah antara konsumen dan pelaku
penyimpan dalam bentuk tabungan usaha/produsen. Kerugian yang dialami
maupun deposito atau nasabah lain. oleh nasabah tidak lain adalah karena tidak
Hubungan timbal balik ini dapat berupa dilaksanakan prestasi oleh bank sebagai
pemberian bunga oleh pihak bank terhadap pelaku usaha.
simpanan dari nasabah, serta kewajiban- Apabila tidak terdapat hubungan
kewajiban nasabah untuk memenuhi kontraktual antara nasabah dan bank,
ketentuan sistem administrasi tertentu maka tidak ada tanggung jawab (hukum)
apabila hendak mengambil atau pelaku usaha nasabah. Hal inilah yang
menyimpan uang. dikenal dengan doktrin yang mengandung
Selain itu sebagai upaya peningkatan prinsip “tidak ada hubungan kontraktual,
dan pemberdayaan nasabah, tentu bank tidak ada tanggung jawab”.
sebagai pelaku usaha harus memberikan Sedangkan dalam gugatan berdasarkan
layanan penyelesaian dan infrastruktur perbuatan melawan hukum, hubungan
atas berbagai keluhan dan pengaduan kontraktual tidaklah disyaratkan. Dalam
nasabah. Media penyelesaian ini juga harus hal ini nasabah haruslah membuktikan
memenuhi standar waktu dan pelayanan, adanya unsur-unsur:28
Artinya dapat berlaku secara efektif dan 1. Adanya perbuatan melawan hukum,
efesien.
2. Adanya kesalahan/kelalaian pelaku
Bank Indonesia sebagai pemegang usaha,
otoritas perbankan Indonesia dalam upaya
memenuhi standar tersebut juga telah 3. Adanya kerugian yang dialami oleh
memprioritaskan program-program terkait konsumen,
perlindungan nasabah, termasuk 4. Adanya hubungan kausal antara
penanganan pengaduan nasabah, termasuk perbuatan melawan hukum dan
penanganan perbankanan pembentukan kerugian yang dialami oleh
lembaga mediasi perbankan independen. konsumen.
Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen,
27 Az. Lukman Santoso, Hak dan Kewajiban dalam konteks pertanggungjawaban pelaku
Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta: Pustaka Yustisia,
2011, Hlm. 126. 28 Ibid., Hlm. 127.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 69
usaha atas gugatan nasabah ini, diatur Ketentuan ini tidak berlaku apabila
beberapa ketentuan:29 pelaku usaha dapat membuktikan bahwa
1. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi kerugian tersebut merupakan atau sebagai
akibat kesalahan konsumen. Sehingga,
Subjek hukum tindak pidana Undang-
pembuktian terhadap ada tidaknya unsur
Undang Perlindungan Konsumen adalah
kesalahan dalam gugatan- gugatan ganti
pelaku usaha. Pelaku usaha yang termasuk
rugi, merupakan beban dan tanggung
dalam pengertian ini adalah perusahaan,
jawab pelaku usaha (Pasal 28 UUPK).
korporasi, BUMN, koperasi, impotir,
pedagang, distributor, dan lain-lain. Pada umumnya nasabah akan
Artinya, bank pemerintah maupun swasta, mengalami kesulitan untuk membuktikan
termasuk Bank Perkreditan termasuk unsur ada tidaknya kesalahan atau
kategori ini. kelalaian pelaku usaha. Untuk itulah dianut
doktrin productliability, dimana tergugat
2. Hak Gugat Lembaga Konsumen
dianggap telah bermasalah (presumption of
Lembaga konsumen, atas nama guilty) kecuali ia mampu membuktikan
kepentingan konsumen, dapat mengajukan bahwa ia tidak melakukan kelalaian atau
gugatan atas pelanggaran yang dapat kesalahan. Maka ia harus memikul resiko
dilakukan pelaku usaha yang merugikan kerugian yang dialami pihak lain karena
kepentingan konsumen (Pasal 46 ayat (1) mengkonsumsi atau menggunakan
huruf c UUPK). Disini lembaga konsumen produknya.
mempunyai hak gugat (legal standing to
Peraturan Bank Indonesia Nomor
sue) kepada pelaku usaha, lepas ada atau
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan
tidak ada surat kuasa dari konsumen yang
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
dirugikan.
(selanjutnya disingkat PBI No.5/8/
3. Gugatan Kepentingan Kelompok PBI/2003). Perlunya manajemen resiko ini
Terhadap sengketa konsumen yang ada kaitannya dengan kepercayaan
melibatkan konsumen dalam jumlah masyarakat terhadap dunia perbankan,
besar/missal, padahal ini persoalaan sehingga perlu menghindari potensi
menyangkut hal yang sama, konsumen terjadinya suatu peristiwa (events) yang
dapat mengajukan gugatan kepentingan dapat menimbulkan kerugian bank.31
kelompok (class action) kepada pelaku Sedangkan mengenai manajemen
usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b UUPK). resiko merupakan serangkaian prosedur
4. Beban Pembuktian Terbalik dan metodologi yang digunakan untuk
Pelaku usaha bertanggung jawab mengidentifikasi, mengukur, memantau,
memberikan ganti rugi atas kerusakan, dan mengendalikan resiko yang timbul dari
pencemaran, dan/atau kerugian konsumen kegiatan usaha bank. Perihal manajemen
akibat menggunakan produk atau jasa yang resiko, bank wajib menerapkan Manajemen
dihasilkan atau diperdagangkan (Pasal 19 Resiko secara efektif.
ayat (1) UUPK). Penerapan Manajemen Resiko
Ganti rugi dapat berupa pengembalian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
uang atau penggantian barang dan/atau sekurang-kurangnya mencakup:
jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau a. Pengawasan aktif dewan Komisaris
perawatan kesehatan dan/atau pemberian dan Direksi;
santunan yang sesuai dengan ketentuan b. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan
peraturan Perundang-undangan yang penetapan limit;
berlaku. 30
Adapun dana untuk penyertaan modal para calon pemilik dan pengurus bank
tersebut hanya dapat diambil dari dana dalam melakukan kegiatan usaha bank.
cadangan tujuan. 2) Mendapatkan izin usaha, yang lebih
1. Pengawasan Eksternal Yang kepada syarat administratif pendirian
Dilakukan Oleh Bank Indonesia suatu bank. Izin usaha baru dapat
Pengawasan eksternal yang dilakukan diberikan apabila izin prinsip telah
oleh Bank Indonesia meliputi empat dipenuhi.
kewenangan, yaitu: c. Power to Control
a. Power to Regulate Kewenangan untuk mengendalikan
Sistem hukum suatu Negara dapat atau mengawasi merupakan kewenangan
mempengaruhi kondisi perekonomian yang paling mendasar yang diperlukan oleh
suatu Negara. Krisis ekonomi yang terjadi otoritas pengawas bank. Adapun kontrol
dipenghujung tahun 1997 menyebabkan yang dilakukan oleh lembaga independent
pemerintah, lembaga keuangan dalam hal menjaga kesehatan bank.
internasional dan pengamat lainnya telah Pengawasan bank dilaksanakan melalui
berusaha untuk memahami penyebab dari pengawasan tidak langsung (off site
krisis regional tersebut, dan mereka supervision), yaitu pengawasan yang
berkesimpulan bahwa sistem hukum dari dilakukan melalui alat pantau seperti
Negara yang terkena krisis merupakan laporan berkala yang disampaikan bank,
salah satu faktor yang memberikan laporan hasil pemeriksaan dan informasi
kontribusi.36 Masalah terpuruknya lainnya. Dengan data yang diperoleh
perbankan, selain menyangkut masalah melalui alat pantau tersebut, otoritas
pemilik, pengelola dan pengawas bank, pengawas melakukan penilaian terhadap
juga menyangkut penegakan hukum dan keadaan usaha dan kesehatan bank. Selain
seluruh perangkat kelembagaannya, dari pengawasan tidak langsung ada juga
ketentuan perundangan sampai ke lembaga pengawasan langsung (on site examination)
penegak hukum.37 yang dapat berupa pemeriksaan umum dan
pemeriksaan khusus. Pengawasan langsung
b. Power to Lisence
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran
Perketat mekanisme pendirian bank tentang ketaatan terhadap peraturan yang
dalam hal persyaratan pendirian bank. berlaku serta untuk mengetahui apakah
Kewenangan pemberian izin ini merupakan terdapat praktik-praktik yang tidak sehat
seleksi awal terhadap berdirinya sebuah yang membahayakan kelangsungan usaha
bank. Sebelum menjalankan usahanya, bank.39
suatu bank harus lebih dahulu mendapat
d. Power to Impose Sanction
izin dari Bank Indonesia untuk
mendapatkan izin sebagai bank, bank Liberalisasi industri perbankan harus
terlebih dahulu harus melalui dua tahapan diikuti dengan penerapan prinsip tata
berikut, yaitu:38 kelola perusahaan yang baik. Untuk
menerapkan prinsip itu hukum harus
1) Mendapatkan izin prinsip yang
diterapkan dengan tegas. Sanksi optimal
mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu: 1) akhlak
harus diterapkan kepada siapa saja yang
dan moral calon pemilik dan pengurus
mencoba bermain-main dengan ketentuan
bank, 2) kemampuan menyediakan dana
yang diberlakukan. Faktor budaya hukum
dalam jumlah tertentu atau modal bank,
yang merupakan salah satu persyaratan
dan 3) kesungguhan dan kemampuan dari
bekerjanya sistem hukum sangat lemah di
36 Zulkarnain Sitompul, Op.Cit., Hlm. 250.
Negara-negara berkembang. Oleh karena
37 J. Soedradjad Djiwandono, Bergulat Dengan itu, regulator harus tegas agar terbentuk
Krisis dan Pemulihan Ekonomi Indonesia, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan, 2001, Hlm. 69.
38 Hermansyah, Op.Cit., Hlm. 31. 39 Ibid., Hlm. 167.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 10 Nomor 1, Januari 2018 73
membantu pencapaian tingkat keterbukaan tetapi hasil yang diperoleh belum cukup
bank yang memuaskan, yaitu:45 adil bagi pihak yang dirugikan, maka upaya
a. Kinerja keuangan. hukum lain yang dapat ditempuh adalah
b. Posisi keuangan (termasuk dengan mekanisme proses melalui
pemodalan, solvensi dan likuidasi). pengadilan.
c. Praktik dan strategi manajemen
risiko. KESIMPULAN
d. Risk exposure (termasuk risiko kredit, Berdasarkan hasil penelitian dan
risiko pasar, risiko likuidasi, dan pembahasan di atas, penulis dapat
risiko operasional, hukum dan mengambil kesimpulan sebagai berikut:
lainnya). Bank Indonesia sebagai pemegang
e. Kebijaksanaan akuntansi. otoritas perbankan Indonesia dalam upaya
f. Bisnis dasar, informasi pengaturan memenuhi standar yang berlaku dalam
(governance) perusahaan dan bidang perbankan telah memprioritaskan
manajemen. program terkait terhadap perlindungan
Lembaga swadaya yang merupakan nasabah, penanganan pengaduan nasabah,
perwakilan dari masyarakat umum dapat dan termasuk penanganan pembentukan
memberikan pengawasan terhadap kinerja lembaga mediasi perbankan yang
bank. Salah satu lembaga swadaya yang independen. Perlunya manajemen resiko
dapat berperan disini adalah Yayasan ini sebagai bentuk yang ada kaitannya
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), yang dengan kepercayaan masyarakat terhadap
dapat melakukan upaya perlindungan dunia perbankan, sehingga perlu
hukum bagi konsumen nasabah penyimpan menghindari potensi terjadinya suatu
dana pada suatu bank atas perilaku curang peristiwa (events) yang dapat
dari bank atau pelaku kejahatan menimbulkan kerugian bank. Bentuk
pembobolan bank atas dasar permintaan pertanggungjawaban korporasi menurut
dari nasabah penyimpan dana yang undang-undang dalam upaya memberikan
dirugikan atau dengan inisiatif sendiri dari perlindungan bagi nasabah yang
YLKI tersebut, melalui opini-opini yang mengalami kerugian atas dibobol dana
dapat memberikan informasi secara benar pada rekeningnya dapat dilakukan secara
dan jelas kepada masyarakat umum non litigasi dan secara litigasi. Secara non
khususnya konsumen bank penyimpan litigasi melakukan pelaporan kepada
dana. Melalui informasi yang benar dan lembaga mediasi perbankan Indonesia,
jelas masyarakat akan dapat mengambil sedangkan secara litigasi melalui jalur
tindakan-tindakan untuk menyelamatkan pengadilan.
asset yang dia punya pada bank yang
bermasalah secara mandiri, sehingga tidak
akan membuat susah pemerintah. SARAN
Penyelesaian permasalahan
1. Perlu adanya penjaminan yang berarti
pembobolan bank dapat dilakukan dengan
bagi nasabah yang telah
cara melaporkan kepada Lembaga Mediasi
mempercayakan dananya pada bank,
Perbankan Indonesia yang berkantor di
jaminan dari pemerintah melalui
Bank Indonesia selaku Bank Central yang
Lembaga Penjamin Simpanan memang
dapat memberikan pengawasan terhadap
telah ada hanya saja batas maksimal
kinerja perbankan. Apabila persoalan
dana yang dijamin oleh bank hanya
kejahatan pembobolan bank ini dirasa
maksimal dua Milyar Rupiah,
belum dapat diselesaikan oleh Lembaga
bagaimana nasib nasabah yang
Mediasi Perbankan atau telah diselesaikan
dananya melebih jaminan tersebut.
Belum lagi dana yang dijamin hanya
45 Ibid, Hlm. 258.
76 Istiqlaliyah, et. al. Analisis Yuridis Kasus Pembobolan Rekening..
dana dalam bentuk tabungan, Giro dan sebagai pembina dan pengawas
Deposito saja, sedangkan dalam bentuk terhadap kegiatan perbankan agar
lain seperti danareksa itu tidak dijamin dalam hal ini pihak bank lebih
keberadaannya. Pemerintah harusnya bertanggung jawab dan
tidak memberikan batasan jaminan, memperhatikan apa yang menjadi hak-
tetapi memberikan jaminan penuh atas hak dari pihak nasabah dan apabila
dana nasabah dalam bentuk apapun. bank-bank pelaksana melalaikan
2. Pihak pemerintah agar lebih kewajiban dan tanggung jawab maka
memperhatikan kegiatan dari bank- perlu ada sanksi yang tegas terhadap
bank terutama bagi Bank Indonesia bank tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Andi Hamzah, Hukum Pidana yang Berkaitan dengan Komputer, Jakarta: Sinar Grafika,
1993.
Az. Lukman Santoso, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Yogyakarta: Pustaka
Yustisia, 2011.
Gunarto Suhardi, Risiko Kriminalisasi Kredit Perbankan, Cetakan Pertama, Andi Offset:
Yogyakarta, 2006.
K. Wantjik Saleh, Tindak Pidana Korupsi dan Suap, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1971.
Krisna Wijaya, Kejahatan Perbankan dalam Perbankan Nasional Catatan Kolom Demi
Kolom, Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2002.
----------, Teori dan Praktek Keuangan Mikro di Indonesia, Yogyakarta: Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, 2010.
Kusuma Mahesa Jati, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Bandung; Nusa Media, 2012.
Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2000.
Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktik Buku Kesatu, Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1996, Hlm. 144.
Peraturan Perundang-undangan
Jurnal, Tesis
Eko Budi Supriyanto, Skandal Demi Skandal Mulai Meledakkan Bank Infobank, Edisi Khusus,
Juni, Nomor 211/1997.
Etrizal Suar, “Upaya Penanggulangan Pembobolan Bank”, Tesis, Program Studi Ilmu Hukum
Pascasarjana Universitas Indonesia: Jakarta, 1999.
FR. Sumarwan, “Mewaspadai Pembobolan Bank Melaluui Transaksi L/C”, Hukum Bisnis,
Volume 24-No. 1 Tahun 2005.
Internet
“Ojk Tangani 619 Kasus Kejahatan Perbankan Sepanjang 2016”, dikutip dari
http://www.antaranews.com/berita/449592/ojk-tangani-619-kasuskejahatan-
perbankan-sepanjang-2013, diakses pada tanggal 13 Mei 2017.