Professional Documents
Culture Documents
Abstract
Patchouli essential oil is an dominant product from Batang but its production has not been able to meet
export needs. The main problem in the production of essential oil of patchouli is limited amount of seeds and dry
season effect on the growth of patchouli. On the other hand, society units of patchouli essential oil is very
dependent on the availability of raw materials of patchouli. Searching of patchouli local varieties must develop in
order to encourages of sustainibility of patchouli production. The purpose of this activity is search and
propagate patchouli plant from local varieties that can survive in different seasons of the year according to the
climatic conditions of Batang. The study was conducted with the search and propagation of patchouli plant
varieties used by farmers in Batang which is Sidikalang varieties and local varieties originating from Batang
region and the surrounding area. Furthermore, the vegetative propagation using cuttings will be use followed by
its growth observation during dry and rainy season. Results showed that the activities of patchouli plant local
varieties of Bandungan, Kendal and Batang showed the best growth in the dry season.
Minyak atsiri nilam merupakan produk unggulan Kabupaten Batang yang saat ini produksinya belum
mampu memenuhi kebutuhan ekspor. Permasalahan utama dalam produksi minyak atsiri nilam adalah
keterbatasan bibit dan musim panas yang berkepanjangan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan nilam. Disisi
lain, UKM dan unit penyulingan minyak atsiri nilam sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku
tanaman nilam. Hal ini mendorong upaya untuk pencarianndan pengembangan nilam varietas unggul maupun
lokal yang mampu bertahan sepanjang tahun. Tujuan dari kegiatan ini adalah pencarian dan perbanyakan
tanaman nilam varietas unggul maupun lokal yang mampu bertahan dalam berbagai musim sepanjang tahun
sesuai dengan kondisi iklim Kabupaten Batang. Penelitian dilakukan dengan pencarian dan perbanyakan tanaman
nilam varietas unggul yang biasa digunakan petani nilam di Batang yaitu nilam varietas Sidikalang dan varietas
lokal yang berasal dari Kota Batang maupun daerah sekitarnya. Selanjutnya dilakukan perbanyakan secara
vegetatif menggunakan stek dan diamati pertumbuhannya aselama musim panas khusunya dan musim
hujan. Hasil kegiatan memperlihatkan bahwa tanaman nilam varietas lokal dari Bandungan, Kendal dan
Batang memperlihatkan pertumbuhan terbaik pada musim panas.
Komponen utama minyak nilam 2012). Minyak nilam juga dapat mengurangi
adalah patchouli alcohol sebesar 45% sampai peradangan, mengurangi kegelisahan dan depresi,
50%). Bahan kimia lain dalam nilam yang atau membantu penderita insomnia serta bersifat
ditemukan dalam nilam adalah patchoully afrodisiak (Bakkali et al., 2010; Djilani and
camphor, benzaldehyde, eugenol, cinnamic Dicko, 2012).
aldehyde, seychellene, aciphyllene, α- Tanaman nilam merupakan tanaman perdu
bulnesene, α-, β and δ-patchoulene - berukuran sekitar setengah sampai satu meter.
patchoulene, , β-caryophyllene, α- and δ- Pertumbuhan nilam membutuhkan intensitas
guaiene, pogostone δ-cardinene, germacrene- B, cahaya yang tidak terlalu kuat karena mudah
α-guaiene, δ-guaiene, β-elemene, layu bila kekurangan air. Perkembangbiakan
frieddelin. trans-caryophyllene, epifriedelinol, tanaman nilam. Tanaman nilam mempunyai
pachypodol, retusine, oleanolic acid, β- sitosterol batang berkayu berbentuk segi empat. Daun hijau
daucosteroldan pogostol. Analisis GC dan tersusun dalam pasangan berlawanan. Berbentuk
GC/MS terhadap nilam Indonesia menemukan bulat lonjong, panjang 10 cm, lebar 8 cm, dengan
unsur lain yaitu α-pinene, pogostol, β-pinene, ujung agak meruncing. Tangkai daun sekitar 4 cm
aciphyllene, limonene, cycloseychellene, δ- berwarna hijau kemerahan. Nilam bisa tumbuh di
elemene,7-epi-α-selinene, α-copaene, mana saja, baik di dataran rendah maupun dataran
norpatchoulenol, α-patchoulene, 1,10-epoxy-11- tinggi (0 –1.200 m dpl) namun tumbuh baik pada
bulnesene, nortetrapatchoulol, caryophyllene 200 – 600 m dpl. Kondisi pertumbuhan lainnya
oxide, patchoulenone, seychellene, β- yang dibutuhkan nilam adalah curah hujan 2.000
caryophyllene, γ-gurjunene, 9-oxopatchoulol, – 3.500 mm/th, garis lintang 20 º LS – 20 º LU,
α-humulene, α-patchoulene, isopatchoulenone, bulan kering ( CH < 60 mm/bln) 3 bulan, suhu
dan germacrene D. Analisis kandungan kimia maksimum 30 – 32 º C, minimum 18 – 21 º C.
terhadap sampel nilam dari Cina memperlihatkan dengan suhu optimal 27 º C. Perbanyakan
kandungan utama beberapa senyawa pada batang biasanya dilakukan secara vegetatif. Minyak
dan daun yaitu senyawa pogostone (30.99% atsiri nilam merupakan produk unggulan
pada batang, 21.31% pada daun), Kabupaten Batang yang saat ini produksinya
patchouli alcohol (10.26% pada batang, belum mampu memenuhi kebutuhan ekspor.
37.53% pada daun), trans-caryophyllene Nilai ekonomi minyak atsiri Batang cukup
(4.92% pada batang, 6.75% pada daun), α- tinggi dengan pangsa pasar yang luas,
guaiene (2.27% pada batang, 6.18% pada sudah tersedia, sangat terbuka dan cepat
daun) dan seychellene (1.56% pada batang, berkembang dan sangat membantu pendapatan
1.99% pada daun (Ketaren. 1985) daerah. Permasalahan utama dalam produksi
Minyak nilam memiliki banyak fungsi minyak atsiri nilam adalah kuantitas dan
karena kandungan bahan yang dimilikinya yaitu kualitas bibit yang rendah, usia tanaman yang
sebagai bahan antimikrobia terhadap 20 bakteri, semakin tua, mesin produksi dengan skala
virus dan 12 fungi antara lain Acenitobacter terbatas dan umur yang sudah tua, jenis
baumanii, Aeromonas veronii, Candida albicans, produk yang sedikit karena skala produksi yang
Enterococcus faecalis, E. aerogenes, B. subtilis, belum meningkat. Hal ini menunjukkan
Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, kecenderungan kuantitas dan kualitas produksi
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella enteric, minyak atsiri yang dapat diekspor akan semakin
Helicobacter pylori, Streptococcus, menurun bila tidak segera dicari upaya untuk
Staphyllococcus aureus, Virus influenza H1N1 mengatasi permasalahan tersebut. Kabupaten
dan H2N2 (Chao et al,, 2008; Swamy and Sinniah, Batang mengalami kesulitan dalam penyediaan
2015) Selain itu minyak nilam digunakan bibit nilam pada musim panas. Nilam mudah layu
sebagai obat HIV/AIDS, tumor dan kanker, sakit jika terkena sinar matahari langsung atau
perut, pembekuan darah, antijerawat, eksem kekurangan air. Karakterisasi nilam tersebut
dan kulit pecah-pecah, obat ketombe, insektisida membuat ketersediaannya cukup sulit pada daerah
dan sebagai antioksidan (National Cancer Institute, di Indonesia yang terkenan intensitas tinggi
Pemuliaan Tanaman Nilam (Progestemon cablin) Lokal 129
seperti di daerah Batang apalagi sepanjang musim dibudidayakan. Perbanyakan tanaman nilam lebih
panas pada tahun 2015. Banyak sekali nilam yang banyak dilakukan secara vegetatif agar
mati akibat kekurangan air termasuk nilam memperoleh sifat yang sama dengan induknya.
varietas unggul dari Aceh seperti varietas Perbanyakan tersebut merupakan suatu cara-
Sidikalang dan varietas Lhoksemauwe. cara perbanyakan atau perkembangbiakan tanaman
Nilam Jawa (P. heyneani), dengan menggunakan bagian-bagian tanaman
merupakan nilam asli India yang banyak seperti batang, cabang, ranting, pucuk, daun,
tumbuh di hutan di Pulau Jawa dan memiliki umbi dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang
kualitas PA yang lebih rendah dibanding tanaman baru, yang sama dengan induknya. Prinsip
nilam yang banyak ditemukan di Aceh (P. perbanyakan vegetatif adalah merangsang tunas
patchouli atau P. cablin Benth, atau P. adventif yang ada dibagian-bagian tersebut agar
mentha). Nilam P. patchouli berasal dari berkembang menjadi tanaman sempurna yang
Filipina, tapi dikembangkan di Malaysia, memiliki akar, batang, dan daun sekaligus.
Madagaskar, Paraguay, Brasil, dan Indonesia. P. Tanaman yang berasal dari perbanyakan
patchouli yang dikenal dengan Nilam Aceh secara vegetatif lebih cepat berbunga dan berbuah
banyak dibudidayakan secara komersial dan (Syukur dkk, 2002; Jaenicke and Beniest, 2002;
Daerah Istimewa Aceh, terutama Aceh Selatan Raharja dan Wiryanta, 2003; Mangoendidjojo,
dan Tenggara menjadi sentra tanaman nilam 2003; Kementerian Pendidikan Nasional, 2011).
terluas di Indonesia diikuti oleh Sumatra Utara
(Nias, Tapanuli Selatan), Sumatra Barat, BAHAN DAN METODE
Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah (Banyumas, Bahan yang digunakan dalam kegiatan ini
Banjarnegara), dan Jawa Timur (Tulungagung). ada 4 jenis bibit nilam yaitu nilam varietas
Varietas lainnya adalah P. hortensis, atau nilam Sidikalang (P. cablin Benth) dari Balittro,
sabun (minyak atsirinya bisa untuk mencuci nilam varietas lokal dari Batang, nilam
pakaian) banyak dijumpai di daerah Banten, Jawa varietas Sidikalang yang diaklimatisasi di
Barat dimana morfologinya mirip Nilam Jawa Bandungan dan Sukorejo. Proses pembibitan
tapi mempunyai bunga. secara vegetatif dan pesemaian menggunakan
Pencarian dan pengembangan nilam stek dari batang ataupun cabang dari pohon
varietas unggul yang mampu bertahan dalam nilam. Panjang untuk bibit adalah sekitar 15
setiap musim sepanjang tahun merupakan hingga 23 cm dengan mata tunas. Setek
upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga ataupun bibit ditanam dengan posisi miring
ketersediaan bahan baku minyak atsiri nilam dengan sudut 45° sedalam 10 cm dengan jarak
secara terus menerus. Tujuan dari kegiatan tanam sekitar 10 kali 10 cm. Bibit-bibit nilam
ini adalah pencarian dan perbanyakan tanaman akan siap untuk dipindahkan dalam 3 hingga 4
nilam varietas unggul maupun lokal yang mampu minggu.
bertahan dalam berbagai musim sepanjang tahun Perbanyakan nilam varietas Sidikalang Aceh
sesuai dengan kondisi iklim Kabupaten Batang. dan varietas lokal Batang dilakukan di green
Kegiatan dilakukan melalui pencarian dan house menggunakan stek dan tidak ditumbuhkan
pemuliaan tanaman nilam varietas lokal yang menggunakan naungan. Perbanyakan nilam
biasa digunakan petani nilam di Batang yaitu varietas Sidikalang yang telah diaklimatisasi di
nilam varietas Sidikalang dan varietas lokal Sukorejo dan Bandungan dilakukan di green house
yang berasal dari Kota Batang maupun daerah menggunakan stek dan ditumbuhkan dalam
sekitarnya dan optimasi pertumbuhannya. naungan. Stek yang telah mengalami pertumbuhan
Kegiatan ini utamanya diharapkan akan lalu ditanam di demplot BP3K di Blado Batang
memperoleh tanaman nilam yang mampu tumbuh dan di daerah Bawang Kabupaten Batang.
dengan kondisi air terbatas pada musim panas Perbanyakan dilakukan secara secara vegetatif
di daerah Batang. Pembibitan nilam menjadi menggunakan stek dan diamati pertumbuhannya
satu hal yang penting untuk dilakukan agar ada selama musim panas khususnya dan musim hujan
bibit-bibit nilam yang siap untuk ditanam dan
130. Hermin Pancasakti Kusumaningrum, Endang Dwi Purbajanti dan Agus Setiadi
Gambar 2. Tanaman nilam kultivar lokal : (1) Batang (2) Sidikalang (3) Bandungan (4) Sukorejo
.
rendah, batang lebih pendek dan bentuk daun yang Pemuliaan varietas lokal Bandungan telah
lebih membulat dengan permukaan daun akan dilakukan menggunakan stek dalam polybag di
lebih kasar. Hasil pemuliaan memperlihatkan bawah naungan dan menggunakan sungkup telah
bahwa karakterisasi nilam berdasarkan atas memperlihatkan pertumbuhan yang baik setelah
morfologi menjadi kurang valid karena sangat dipindahkan di lapangan. Hasil yang diperoleh
bergantung pada faktor lingkungan. tersebut diperlihatkan pada Gambar 5 dan
Tanaman nilam adalah tanaman Gambar 6. Pemuliaan lebih lanjut terhadap bibit
penghasil minyak atsiri, oleh sebab itu tanaman nilam dari varietas ukorejo juga
pemuliaan suatu varietas akan menentukan memperlihatkan hasil yang sama dengan varietas
keunggulannya terkait dengan produksi, kadar Bandungan. Hasil yang diperoleh tersebut
dan mutu minyak atsiri. Karakter lain yang memperlihatkan bahwa varietas Sidikalang telah
diamati selama kegiatan pemuliaan mengalami aklimatisasi dan adaptasi dengan
memperlihatkan bahwa nilam varietas kondisi geografis di Batang, Bandungan dan
Sidikalang yang ditanam langsung dari stek Sukorejo dan mempunyai ketahanan penyakit yang
dalam polybag di bawah naungan dan tidak lebih tinggi dibanding tanpa aklimatisasi dan
menggunakan sungkup seperti diperlihatkan pada pemuliaan
Gambar 4. ternyata kurang tahan terhadap
serangan bekicot sehingga menyebabkan
kematian sebesar 60% dari 30.000 bibit,
Selain itu tanaman yang tersisa dan sudah
bertunas kemudian mengalami kelayuan
sehingga hanya tersisa kurang dari 1 % dalam
polybag.