Professional Documents
Culture Documents
Kantor Sewa Dan Apartemen Dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis Di Jakarta
Kantor Sewa Dan Apartemen Dengan Pendekatan Arsitektur Simbiosis Di Jakarta
id
Abstract: Jakarta, which has a high population density continues to be an attraction for urbanization. The space
requirement for residence and work constantly rising demand for space is no longer built horizontally but
vertically, namely the emergence of demand for the supply of rental office buildings and apartments. The objective
of this scheme is to create a model of the Office of Rent and apartments are able to accommodate a phenomenon
that appears in the mixed use building according to the character of the city. The problem that arises is how to
design the office rental and apartments in Jakarta vertical and integrated are capable of symbiosis to become a
group of compact design. The challenge contained in the planning and Apartment and Rental Office in Jakarta is
the mastery of informal space at the negative space that appears as mixed use development impact. Building is
planned to apply a symbiotic relationship at every function without interfering with the main function of one
another. Develop transition, maximizing the utilization of the structure and function space contained in rent office
buildings and apartments are to achieve a balanced utilization of the zone. The results obtained are building Rent
office, apartment, group support activities, structuring informal area, utilization of green open spaces, circulation
and space division transition. Each zone is planned effective and efficient so that it becomes a model that is
integrated, the combined application of typical compact building at the regional level can double function space
intersecting zones.
dengan pembangunan di negara Barat, yaitu Tabel 1. Kebutuhan Ruang Kantor Sewa
munculnya PKL di sekitar tapak dan
PELAKU KEGIATAN PERUANGAN
minimnya pemanfaatan pedestrian
dikarenakan iklim tropis. Kantor Sewa dan Penyewa Administrasi Ruang kerja
Apartemen dengan Pendekatan Arsitektur Menerima tamu Hall
Simbiosis di Jakarta merupakan studi untuk
Meeting R. Rapat
perancangan bangunan tipikal yang
Tamu Mencari R. Informasi
menerapkan hubungan timbal balik dengan
informasi
lingkungan, masyarakat, dan budaya sebagai
upaya menjawab kebutuhan masyarakat Fasilitas Kantor sewa
urban di Jakarta. perkantoran
Simbiosis yang diterapkan muncul di Rapat R. Rapat
antara bangunan kantor sewa dengan Petugas Ganti pakaian Ruang ganti
apartemen, kantor sewa dan apartemen Bekerja Ruang kerja
dengan lingkungan dan masyarakat, dan
Menyimpan alat Gudang
simbiosis yang dapat berlangsung antar
model tipikal kantor sewa dan apartemen
dalam skala kawasan.
Tabel 2. Kebutuhan Ruang Apartemen
Untuk mencapai pola tersebut
diterapkan pola transisi sirkulasi baik secara PELAKU KEGIATAN PERUANGAN
vertikal maupun horizontal dengan
pemanfaatan ruang negatif pada setiap Penghuni Tidur R. Tidur
mintakat kegiatan sebagai area publik untuk Santai R. Keluarga
perekat kawasan. Bangunan secara Makan/minum Pantry
konstruktif merupakan struktur yang mampu Metabolisme Lavatory
menopang kebutuhan bersama.
Tamu Datang Entrance
Kegiatan yang ditampung pada
Mencari R. Informasi
bangunan ini adalah kantor sewa, apartemen,
informasi
kelompok kegiatan penunjang, penataan area
informal, ruang publik, dan area servis. Pada Menunggu R. Tunggu
area penunjang merupakan transisi antara Petugas Ganti pakaian Ruang ganti
kantor sewa dan apartemen, penataan area Bekerja Ruang kerja
informal merupakan transisi kantor sewa dan
Menyimpan Gudang
apartemen dengan masyarakat dan budaya,
alat
dan kelompok kegiatan servis dan RTH
merupakan transisi terhadap lingkungan.
c. Pencapaian Manusia
Sisi barat tapak diakses untuk
pencapaian manusia karena
terdapat halte Trans Jakarta
dengan jembatan
penyeberangan yang terhubung
langsung dengan pedestrian di
muka tapak. Pada selatan tapak
juga memungkinkan digunakan
untuk pencapaian manusia di Gambar 4. Pemintakatan Kebisingan
mana terdapat gang yang
menghubungkan jalan utama E. Analisis View dan Orientasi
dengan area pemukiman 1. Tujuan
penduduk (lihat Gambar 3). Mendapatkan arah orientasi
bangunan untuk memaksimalkan
tingkat arah ekspos bangunan.
2. Dasar Pertimbangan
Sebagai bangunan komersial
kebutuhan akan view menjadi daya
jual sehingga perlu upaya untuk
memaksimalkan nilai lahan.
3. Proses Analisis
a. Residensial
Orientasi bangunan
dimaksimalkan menghadap ke
Gambar 3. Pencapaian Tapak arah danau pada utara/belakang
tapak. Untuk memaksimalkan
D. Analisis Kebisingan view pada sisi sebaliknya, lahan
1. Tujuan yang berbatasan dengan
Mendapatkan pemanfaatan awal pemukiman dimanfaatkan
mintakat kegiatan yang efektif sebagai RTH untuk kebutuhan
pada tapak sesuai jangkauannya view dari dalam bangunan.
terhadap sumber kebisingan. b. Kantor
2. Dasar Pertimbangan Orientasi mengarah ke bagian
Sumber kebisingan pada tapak barat dan timur tapak di mana
berasal dari barat/muka tapak di pada bagian barat atau muka
mana terdapat ruas jalan utama bangunan terdapat Jalan
yang sering terjadi kemacetan Sudirman yang tampak
pada waktu tertentu menjadi dasar pemandangan gedung
pertimbangan. perkantoran beserta kondisi
3. Proses Analisis lalu lintasnya. Massa yang
Penentuan mintakat kelompok dipotong pada bagian timur
kegiatan penunjang dengan fungsi tapak yang dimanfaatkan
yang lebih publik dimaksimalkan sebagai view bagi residensial
berada di muka bangunan, diikuti sekaligus dapat dimanfaatkan
mintakat kelompok kegiatan kantor untuk memberi view bagi
sewa pada mintakat dengan bangunan kantor.
kebisingan sedang, sedangkan c. Penunjang
hunian dengan fungsi privat yang Orientasi bangunan terdapat di
membutuhkan tingkat noise rendah Jalan Sudirman pada arah barat
memanfaatkan bagian tapak yang tapak. Kelompok kegiatan
lebih dalam (lihat Gambar 4). commit to user penunjang tidak memiliki
H. Analisis Bentuk dan Tampilan antar fungsi sebagai jalur hijau (lihat
Bangunan Gambar 9).
1. Tujuan
Menentukan karakter bentuk dan
tampilan bangunan Kantor Sewa
dan Apartemen dengan
Pendekatan Arsitektur Simbiosis.
2. Dasar Pertimbangan
Mengatasi permasalahan karakter
bangunan yang terdapat pada Gambar 9. Lansekap Tapak
lahan studi dengan memanfaatkan
genius loci sebagai wujud J. Analisis Pemintakatan dan Tata
simbiosis keberlanjutan terhadap Massa Bangunan
budaya. 1. Tujuan
3. Proses Analisis Menentukan pemanfaatan mintakat
Mentransformasi kembali tradisi, dan tata massa bangunan.
yaitu menerapkan sifat yang 2. Dasar Pertimbagan
terdapat pada ruang bangunan Berdasaran analisis tapak yang
publik pendhapa sebagai fasada telah dibahas pada bagian
aktif bangunan tradisional tidak sebelumnya diperoleh penentuan
lagi secara horizontal namun pemintakatan dan tata massa
vertikal, yaitu sebagai pedestrian bangunan.
yang mewadahi ruang tumbuh 3. Proses Analisis
PKL dan skybridge untuk kegiatan Mintakat dan tata massa bangunan
seni dan budaya (lihat Gambar 8). dapat dijabarkan melalui diagram
mikro dan makro sebagai berikut
(lihat Gambar 10 dan 11).
a. Mikro
REFERENSI
Boulton, Alan, 2005, Municipal Policies and
Actions on the Informal Economy in
Selected Cities in Indonesia. Jakarta :
International Labour Office.
Wibisono, Bambang Hari, 2010, Mixed Use
Building : Solusi atau Masalah Baru
bagi Perkembangan Perkotaan di
Indonesia?. UGM, Yogyakarta.
Harris, Cyril M, 1993, Dictionary of
Architecture and Construction. NY :
University of Michigan.
commit to user