You are on page 1of 9

EVALUASI KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR

DENGAN MENGGUNAKAN METODE BINAMARGA


(STUDI KASUS RUAS JALAN DESA KAPUR)

Ahmad Sawaludin1), Syafarudin AS2), Siti Mayuni2)

Ahmadsyawaludin85@yahoo.com

ABSRACT

Road in Desa Kapur is one of the Road in kubu raya Regency that functioned as a connecting
Road/entrance between kubu raya regency and Pontianak City. This road hold gread role in Suppoting
economic growth especially for Kubu rayaRegency residents. This damaged road has Cause heavy traffic
in entering Kubu Raya Regency and vice versa. Considering this problem, it is Important to find solution
for this damaged road.
The purposes in handling this damaged road are to evaluate types and the level of road damage,
Identify the level of road damage (light, medium, weight) and propose an alternative inreparing The
damaged road. This research was done visually by the method of flexible pavement on Desa kapur road
with a Length of 3.0 km, divided into one big road with a size of 5 m. this research used BinaMaerga
Method (a manual in conducting routine maintenance ofnational road and provincial road Chapter 1
Survey Method,No:001/T/bt/1995)
The evalusion showed that the damage occurred in five tives : holes (3867,61 m2) , defressions
(195,00 m2), diagonal craking (115,40 m2), polished aggregate (67,00 m2) and alligator craking (12,00
m2),The total of the damage found is around 4257,01 m2 or 28,38% from the total of 15.000 m2 . The
damage that is found most dominand is holes at around 90,85% from the total damage, one of the action
to repair the damaged road can be done by reparing the damage on the damaged spots and preserving
the road regularly or by rehabilitation ( improving quality of the road)

Keyword; damage road

1. PENDAHULUAN pembangunan dan pemeliharaan jalan


Secara umum jalan dibangun sebagai menjadi prioritas untuk dapat diteliti dan
prasarana untuk memudahkan mobilitas dan dikembangkan dalam perencanaan,
aksesibilitas kegiatan sosial ekonomi dalam pelaksanaan, serta pemeliharaannya.
masyarakat. Prasarana yang terbebani oleh volume
Keberadaan jalan raya sangatlah lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang
diperlukan untuk menunjang laju akan menyebabkan terjadinya penurunan
pertumbuhan ekonomi, pertanian serta kualitas jalan sebagaimana indikatornya
sektor lainnya. Mengingat manfaatnya yang dapat diketahui dari kondisi permukaan
begitu penting maka dari itulah sektor

1
1. Alumni Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
2. Dosen Prodi Teknik Sipil FT. UNTAN
jalan, baik kondisi struktural maupun sektor yang berkembang pesat.Salah satu
fungsionalnya yang mengalami kerusakan. pendukung majunya sector tersebut adalah
Salah satu contoh jalan yang jalan yang menunjang.
mengalami kerusakan yaitu terlihat pada Jalan merupakan suatu elemen penting
Ruas Jalan Desa Kapur sepanjang 3 Km demi terwujudnya peningkatan
yang mengalami kerusakan, baik rusak perekonomian masyarakat.Keamanan dan
ringan, rusak sedang maupun rusak berat kenyaman dijalan merupakan salah satu
pada beberapa stasiun. faktror pendukung kelancaran kegiatan
Ruas Jalan Desa Kapur merupakan perekonomian masyarakat.Kondisi jalan
salah satu ruas jalan yang menghubungkan yang harus memadai dan sesuai standar yang
antara Kubu Raya dan Kota berlaku merupakan hal yang wajib dipenuhi
Pontianak.Sektor perkebunan, pertanian, dan untuk kelancaran kegiatan perekonomian
perdagangan tersmasuk dalam salah satu masyarakat.
b. Kontruksi perkerasan kaku (Rigid
2. TINJAUAN PUSTAKA Pavement), yaitu perkerasan yang
Perkembangan pada bidang menggunakan semen (Portland
kontruksi jalan seiring dengan Cement) sebagai bahan pengikat pelat
perkembangan perekonomian, industri dan beton dengan atau tanpa tulangan
perkembangan penduduk, konstruksi diletakkan diatas tanah dasar dengan
perkerasan modern pada umumnya terdiri atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban
dari beberapa lapisan bahan dengan kualitas lalu lintas sebagian besar dipikul oleh
yang berbeda-beda. pelat beton.
Berdasarkan bahan pengikatnya, c. Kontruksi perkerasan komposit
kontruksi perkerasan jalan dapat di bedakan (Composite Pavement) yaitu
atas: perkerasan kaku yang di kombinasikan
a. Kontruksi perkerasan lentur (flexible dengan perkerasan lentur diatas
pavement), yaitu perkerasan yang perkerasan kaku atau perkerasan kaku
menggunakan aspal sebagai bahan di atas perkerasan lentur.
pengikat. Lapisan–lapisan perkerasan
bersifat memikul dan menyebarkan Perbedaan utama antara perkerasan
beban lalu lintas ketanah dasar. kaku dan perkerasan lentur diberikan pada
tabel

2.1. Konstruksi Perkerasan Lentur a. Permukaan yang rata, tidak


Kontruksi perkerasan lentur bergelombang, tidak melendut dan
dipandang dari keamanan dan tidak berlubang.
kenyamanan berlalu lintas harus b. Permukaan cukup kaku, sehingga
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: tidak mudah berubah bentuk akibat
beban yang bekerja diatasnya.

2
c. Permukaan cukup kesat, memberikan 2.2. Faktor - Faktor Penyebab Kerusakan
gesekan yang baik antara ban dan Kerusakan-kerusakan pada
permukaan jalan sehingga tidak konstruksi perkerasan jalan dapat
mudah selip. disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
d. Permukaan tidak mengkilap, tidak a. Lalu lintas yang dapat berupa
silau jika kena sinar matahari. peningkatan beban dan repetisi
beban.
Jika dipandang dari segi b. Air yang dapat berasal dari air
kemampuan memikul dan menyebarkan hujan, sistem drainase jalan yang
beban, kontruksi perkerasan jalan harus tidak baik, naiknya air dengan sifat
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: kapilaritas.
a. Ketebalan yang cukup sehingga c. Material konstruksi perkerasan.
mampu menyebarkan beban/muatan Dalam hal ini dapat disebabkan oleh
lalu lintas ketanah dasar. sifat material itu sendiri atau dapat
b. Kedap terhadap air, sehingga air pula disebabkan oleh sistem
tidak mudah meresap kelapisan pengolahan yang tidak baik.
bawahnya. d. Iklim. Indonesia beriklim tropis,
c. Permukaan mudah mengalirkan air, dimana suhu udara dan curah hujan
sehingga air hujan yang jatuh umumnya tinggi, yang dapat
diatasnya dapat dengan cepat merupakan salah satu penyebab
dialirkan. kerusakan jalan.
d. Kekakuan untuk memikul beban e. Kondisi tanah dasar yang tidak
yang bekerja tanpa menimbulkan stabil. Kemungkinan disebabkan
deformasi yang berarti. oleh system pelaksanaan yang
kurang baik, atau dapat disebabkan
Kontruksi perkerasan lentur dari oleh sifat tanah dasar yang memang
lapisan-lapisan yang diletakkan diatas jelek.
tanah dasar yang telah dipadatkan. f. Proses pemadatan di atas tanah dasar
Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk yang kurang baik.
menerima beban lalu lintas dan
menyebarkannya ke lapisan dibawahnya. Umumnya kerusakan-kerusakan
a. Lapisan permukaan (Surface jalan yang terjadi itu tidak disebabkan oleh
Course). satu faktor saja, tetapi dapat merupakan
b. Lapisan pondasi atas (Base Course). gabungan dari penyebab yang saling kait-
c. Lapisan pondasi bawah (subbase mengait.
course). Sebagai contoh adalah retak
d. Lapisan tanah dasar (subgrade). pinggir, pada awalnya dapat diakibatkan
oleh tidak baiknya sokongan dari
samping.Dengan terjadinya retak pinggir,
memungkinkan air meresap masuk ke lapis

3
di bawahnya yang melemahkan ikatan cracking, patching and utility cut patching,
antara aspal dengan agregat, hal ini dapat polished aggregate, potholes, railroad
menimbulkan lubang-lubang disamping crossings, rutting, shoving, slippage
melemahkan daya dukung lapisan cracking, swell, weathering and ravelling.
dibawahnya. Menurut Direktorat Jendral Bina
Marga dalam Manual Pemeliharaan Jalan
2.3. Jenis Kerusakan Nomor : 03/MN/B/1983, jenis kerusakan
Berbagai jenis kerusakan pada jalan dapat dibedakan atas :
konstruksi perkerasan jalan yang terjadi, a. Retak (cracking).
bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor b. Distorsi (distortion).
tertentu. c. Cacat permukaan
Menurut Shahin (1994), jenis dan (disintergration).
tingkat kerusakan perkerasan untuk jalan d. Pengausan (polished aggregate).
raya ada 19 kerusakan yaitu: Alligator e. Kegemukan (bleending or
cracking, bleeding, block cracking, bums flushing).
and sags, corrugation, depression, edge f. Penurunan pada bekas
cracking, joint reflection, lane/ shoulder penanaman utilitas.
drop off, longitudinal and transverse

4
Metodologi penelitian merupakan a. Cat semprot, untuk menulis tiap
suatu kegiatan dengan menggunakan satuan stasiun.
prosedur atau langkah – langkah yang b. Kamera, untuk mengambil foto
sistematis dengan tujuan untuk dokumentasi
mengungkapkan sumber masalah yang c. Buku Manual Pemeliharaan Rutin
terjadi atau menerapkan Ilmu Pengetahuan Untuk Jalan Nasional dan Jalan
dan Teknologi (IPTEK). Propinsi, Jilid I Metode Survai
Dilihat dari sifatnya, penelitian ini (no : 001/T/Bt/1995).
digolongkan sebagai penelitian
(Exsperiment Reseach), karena dalam 3.1. StudiLiteratur
penelitian ini penulis melakukan survey Mempelajari teori-teori, konsep-
dan pengukuran terhadap jalan pada konsep, dan rumusan-rumusan yang akan
perkerasan lentur yang mengalami dijadikan pedoman atau dasar dalam
kerusakan. penelitian ini.

a. Meteran pita, untuk mengukur 3.2. Pengumpulan Data


panjang dan luas kerusakan serta Pengumpulan data dengan obser vasi
panjang persegmen penelitian. langsung atau pengamatan langsung
b. Penggaris, untuk mengukur adalah cara pengambilan data yang
kedalaman kerusakan alur menggunakan mata visual tanpa bantuan
lubang, amblas, dsb. alat standar lain untuk keperluan penelitian
c. Form survey,untuk data hasil tersebut. Ada juga data yang dikumpulkan
survey penelitian kondisi jalan. dari data yang sudah ada sebelumnya,
misalnya dari instansi-instansi terkait.

3. ANALISA DATA DAN Data didapat secara langsung


PEMBAHASAN dilapangan (primer) dan tidak langsung
Ruas Jalan Desa Kapur terletak di (sekunder). Data-data tersebut
Kabupaten Kubu Raya, panjang ruas dikumpulkan dan dianalisa agar
tersebut 4 KM dan ruas penanganan 3 KM mendapatkan hasil yang maksimal dalam
mulai dari persimpangan Jalan Trans penelitian ini.
Kalimantan menuju jatanglan desa Adapun data-data tersebut berupa :
Kumpai. Jalan ini merupakan jalan a. Data geometrik jalan.
Kabupaten. Kenpa hanya 3 KM yang di b. Data lingkungan sekitar (kondisi
tangani di karenakan jalan yang yang 1 drainase, curah hujan).
KM nya sudah di timbun dan juga c. Data lalu lintas / lalu lintas harian
walaupun penanganan samapai 4 KM hasil rata-rata.
dari evaluasi sama saja hasilnya. d. Jenis dan tingkat kerusakan pada
Ditinjau dari geometriknya ruas jalan permukaan jalan.
ini adalah jalan dengan satu jalur untuk e. Dokumentasi dengan photo-
duaarah dengan lebar perkearasan 5 meter, photo.
sedangkan klasifikasi medannya berada a. lebar bahu 0,5 sampai 1,5 meter
didaerah rawa-rawa. (dapat dilihat pada tabel )

5
3.3. Klasifikasi dan Kelas Jalan jika dilihat dari fungsinya jalan ini
Jalan ini juga diklasifikasikan pada termasuk jalan kelas III (Peraturan
Jaringan Jalan Strategis (JJS) atau Jalan Perencanaan Geometrik Jalan Raya, 1970)
Penghubung dimana jalan tersebut dan peraturan terbaru tahun 1992
menghubungkan antara jalan – jalan dari diklasifikasikan Jalan kelas IIIA lihat tabel
golongan yang sama atau berlainan, dan 4.1.
 kendaraan
3.4. Data Survey Volume Lalu Lintas
Ykendaraan= n
Data lalu lintas yang digunakan yaitu
data LHR berdasarkan survey, yang
dilakukan selama 3 hari yaitu hari Sabtu, Ykendaraan = Rata-rata
Minggu, dan Senin yang mewakili 5 hari kendaraan per jam
kerja, lamanya waktu survey diambil 15 Σ kendaraan = Jumlah
jam atau mencakup hampir 65 % dari arus kendaraan
lalu lintas selama 24 jam yaitu dari pukul n = Jumlah jam pengamatan
06.00 – 21.00 WIB dengan interval waktu
selama 1 jam.
Adapun pembagian pengamatan 3.5. Volume Lalu Lintas Yang Melewati
survey terbagi atas 2 segmen atau 2 pos Jalan Desa Kapur
pengamatandan membagi kendaraan yang Survey volume lalu lintas yang
melewati jalan tersebut menjadi tiga melewati ruas jalan Desa Kapur dilakukan
golongan yaitu : secara bersamaan pada 2 pos pengamatan
a. Kendaraan Berat (HV) : Truck, yaitu pada hari Sabtu, Minggu, dan Senin
Dump Truck, dan lain – lain yang mewakili 5 hari kerja (15 Oktober
b. Kendaraan Ringan (LV) : Mobil sampai dengan 17Oktober 2016).
Pribadi, Pick Up, dan lain – lain Dari hasil perhitungan data yang
c. Sepeda Motor (MC) ditabulasikan adalah rata – rata jumlah
kendaraan yang melewati
Dimana untuk mencari rata jumlah
kendaraan di gunakan rumus di bawah ini:
 Sabtu = (3953 + 3241 ) / 2 = 3597
smp/Hari
 Minggu = (3509 + 2529) / 2 = sekunder atau jalan penghubung LHR
3018 smp/Hari >500 smp/hari
 Senin = (4288 + 3256) / 2 = 3772
smp/hari Hari senin merupakan hari yang
paling sibuk diantara hari-hari lainnya,
Pembahasan dari hitungan diatas oleh karena itu pada hari tersebut
terlihat bahwa lalu lintas harian rata-rata kerusakan jalan yang terjadi dirasa sangat
paling tinggi adalah hari senin yaitu 3772 mengganggu kelancaran lalu lintas.
smp/hari. Ini menunjukan bahwa jalan
Desa Kapur masih memenuhi standar yang
ditetapkan Bina Marga yaitu untuk jalan

6
3.6. Rekapitulasi Kerusakan Dan kerusakan lubang, yaitu dengan luas
Tindakan Perbaikan Pada Permukaan 3867,61 m2. Dari luas kerusakan maka
Jalan. didapat persentase setiap kerusakan, dapat
Dari tabel 1 di bawah dapat dlihat dilihat pada tabel 1.
kerusakan yang terjadi di masing-masing
station pengamatan, dan kerusakan ini Tabel 1. Persentase kerusakan terhadap
dapat dikategorikan beberapa jenis luas total kerusakan dan terhadap luas total
Kerusakan yang paling dominan adalah penanganan

NO KERUSAKAN LUAS % TERHADAP TOTAL % TERHADAP


KERUSAKAN(M2) LUAS KERUSAKAN TOTAL LUAS
PENANGANAN
1 LUBANG 3867.61 90.85 25.78
2 AMBLES 195.00 4.58 1.30
3 RETAK 115.40 2.71 0.77
GARIS
4 TERKELUPAS 67.00 1.57 0.45
5 RETAK 12.00 0.28 0.08
BUAYA
TOTAL 4257.01 100.00 28.38
KERUSAKAN
TOTAL 15000.00 M2
PENANGANA
N

3.7. Analisa Data Dan Tindakan Kerusakan Ambles yang terjadi


Perbaikan sebesar 195 m2 atau 4,58 % dari luas total
Berdasarkan tabel 4.5 bahwa total kerusakan ( 4257,01 m2), atau 1,30%
kerusakan yang terjadi sebesar 4257,01 m2 terhadap luas penanganan (15000 m2) dan
atau sebesar 28,38 % dari luas total 15000 kerusakan ini juga terjadi di beberapa STA
m2 ruas jalan. dan mempengaruhi kualitas jalan tersebut.
Kerusakan Lubang yang terjadi Cara perbaikan: Untuk ambles sama atau
sebesar 3867,61 m2 atau 90,85 % dari luas kurang dari 5 cm, bagian yang rendah diisi
total kerusakan (4257,01m2) atau 25,78% dengan bahan yang sesuai seperti lapen,
terhadap luas penanganan (15000 m2), dan lataston, laston. Untuk amblas yang sama
merupakan kerusakan yang paling atau lebih dari 5 cm, bagian yang amblas
dominan dibanding dengan kerusakan dibongkar bagian yang rusak dan melapisi
lainnya dan terjadi hampir disepanjang kembali
ruas jalan. Cara perbaikan: Perbaikan
dilakukan dengan cara membongkar dan
dilapisi kembali, dengan cara perbaikan Kerusakan Retak Garis yang terjadi
yang bersifat permanen juga disebut deep sebesar 115,40 m2 atau 2,71% dari luas
pacth (tambalan dalam). total kerusakan ( 4257,01m2), atau 0,77%
7
terhadap luas penanganan (15000 m2) dan pelapisan burda, burtu, atau lataston, dan
kerusakan ini terjadi pada STA tertentu jika bagian perkerasan yang telah
pada ruas jalan dan mempengaruhi kualitas mengalami retak kulit buaya akibat
jalan tersebut. Cara perbaikan perbaikan rembesan air masuk kedalam pondasi dan
untuk retak dapat dilakukan dengan tanah dasar sebaiknya diperbaiki dengan
mengisi celah-celah dengan campuran cara dibongkar dan membuang bagian
aspal cair dan pasir. yang basah, dilapisi kembali dengan bahan
Kerusakan Terkelupas yang terjadi yang sesuai.
sebesar 67 m2 atau 1.57% dari luas total
kerusakan ( 4257,01m2) atau 0,45% Tindakan perbaikan yang paling
terhadap luas penanganan (15000 m2), tepat adalah dengan cara kombinasi spot-
pada table 4.4 dapat dilihat kerusakan ini spot lubang, overlay pada STA tertentu.
terjadi dibeberapa STA pada ruas jalan dan Dimana pada keseluruhan STA kerusakan
sangat mengganggu kelancaran aktivitas kerusakan yang paling parah ialah pada
pengguna jalan. Cara perbaikan dengan STA 00+550 s/d 00+950, STA 01+250 s/d
cara digaruk, diratakan, dan dipadatkan 01+600, STA 02+700 s/d 03+000 dimana
kemudian dilapisi dengan buras kerusakan di dominasi oleh kerusakan
Kerusakan retak buaya yang terjadi Lubang.
sebesar 12.00m2 atau 0.28% dari luas total Kerusakan di atas perlu dilakukan
kerusakan (4257,01m2) atau 0,08% penambalan (patching) serta dilapisi ulang
terhadap luas penanganan (15000 m2) dan (overlay) agar Lubang serta keruskan-
kerusakan ini terjadi tidak disemua ruas kerusakan lain yang terjadi di sepanjang
jalan . Kerusakan ini bila tidak di tangani jalan tersebut tertutupi oleh aspal hotmix
akan berpotensi menjadi lubang. Dan agar air tidak cepat meresap kedalam
dapat mengganggu pengguna jalan. Cara lapisan jalan yang menyebabkan semakin
perbaikan: dilakukan dengan penambahan bertambahnya kerusakan yang terjadi.
kerusakan jalan Desa Kapur dalam
4. KESIMPULAN kondisi Sangat Buruk.
Berdasarkan hasil observasi dan b. Kerusakan-kerusakan yang terjadi
analisa data, maka dapat di ambil karena kurang berfungsinya
kesimpulan yang bersifat terbatas : drainase yang ada, bahkan sebagian
a. Jenis Kerusakan yang terjadi ada 5 besar ruas jalan tersebut tidak
macam kerusakan terdiri dari: memiliki drainase sehingga pada
kerusakan Lubang (3867,61m2), waktu musim penghujan, air tidak
kerusakan Ambles (195,00m2), dapat dialirkan dengan baik dan
Kerusakan RetakGaris (115,40 m2), menyebabkan terjadinya genangan,
Kerusakan Terkelupas (67,00 m2), dan mengakibatkan meresapnya
Kerusakan RetakBuaya (12,00m2). air kedalam pori-pori jalan yang
Kerusakan yang terjadi di dominasi mengakibatkan melemahkan ikatan
oleh kerusakan Lubang 3867,61m² antar agregat dan aspal pengikat,
atau 90,85 % terhadap luas Lama-kelamaan jalan akan
kerusakan sebesar 4257,01 m2. atau mengalami retak-retak dan memicu
25,78 % terhadap luas penanganan terjadinya lubang.dan juga akibat
(15000 m2) Maka tingkat dari penanganan kerusakan

8
(pemeliharaan jalan) tidak 1,00 m, dengan kondisi saluran
dilakukan secara dini dan tepat sebelah kanan rata-rata di tumbuhi
(kerusakan lubang yang terjadi tanaman, dan kondisi saluran
akibat dari kerusakan-kerusakan sebelah kiri rata-rata tidak ada
kecil yang terus menerus dibiarkan, saluran. Maka sebelum melakukan
misalkan kerusakan retak yang perbaikan jalan perlu di lakukan
telah menjadi lubang). normalisasi saluran drainase, dan
c. Kondisi geometric jalan dengan drainase yang rusak segera di
lebar badan jalan rata-rata 5,00 m, perbaiki agar tidak terjadi
lebar bahu kiri dan kanan rata-rata genangan air pada badan jalan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jendral Bina Marga., Manual
Pemeliharaan Jalan, Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga 1983.

Departemen Pekerjaan Umum Direktorat


Jendral Bina Marga, Manual
Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan
Nasional dan Propinsi, Penerbit
Departemen Pekerjaan Umum
Direktorat Jendral Bina Marga 1995.

Hary Christady Hardiyatmo,


Pemeliharaan Jalan Raya, Penerbit
Gadjah Mada University Prees 2007.

You might also like