You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/320732273

COASTAL VULNERABILITY PREDICTION TO CLIMATE CHANGE: STUDY CASE


IN CIREBON COASTAL LAND

Article · July 2011


DOI: 10.28930/jitkt.v3i1.7834

CITATIONS READS

4 294

5 authors, including:

Ricky Rositasari Indarto Happy Supriyadi


Indonesian Institute of Sciences Research center for oceanology
19 PUBLICATIONS   19 CITATIONS    13 PUBLICATIONS   24 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Bayu Prayudha
Research Center for Oceanography, Indonesian Institute of Sciences
15 PUBLICATIONS   34 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Riset Prioritas COREMAP Phase 3 View project

COREMAP-CTI LIPI View project

All content following this page was uploaded by Indarto Happy Supriyadi on 24 April 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Hal. 52-64, Juni 2011

KAJIAN DAN PREDIKSI KERENTANAN PESISIR TERHADAP PERUBAHAN


IKLIM: STUDI KASUS DI PESISIR CIREBON

COASTAL VULNERABILITY PREDICTION TO CLIMATE CHANGE: STUDY


CASE IN CIREBON COASTAL LAND

Ricky Rositasari, Wahyu B. Setiawan, Indarto H.Supriadi,


Hasanuddin, dan Bayu Prayuda
Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ancol Timur, Jakarta 14430,
Indonesia; email: rr6862@yahoo.com

ABSTRACT
Coastal area is the most vulnerable area to climate change. Cirebon coastal land in
Western Java, Indonesia is low-lying coastal area which is one of the potential areal for
fish culture and farming. There are also major transportation facilities for western Java
province to the whole area in the island (Java) through this area. As low-lying
landscape, populated and developing city, Cirebon should be considered vulnerable to
future sea level rise. Geomorphology, geo-electric and remote sensing study were
conducted during 2008 and 2009 in coastal land of Cirebon. The result showed that
most part of coastal area in Cirebon was eroded in various scales which vulnerable
turn to worst. Sea water was penetrating throughout several kilometres inland.
Valuation on various land-uses would project 1,295,071,755,150 rupiah/ha/year of loss
while sea level were rose 0.8 meters that would inundate various land-uses i.e., Shrimp,
fish and salt ponds, rice fields and settlement in the area.

Keywords: vulnerability, coastal, climate change, sea level rise

ABSTRAK
Wilayah Pesisir adalah daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Wilayah
pesisir Cirebon di Jawa Barat, Indonesia adalah dataran rendah daerah pantai yang
merupakan salah satu areal potensial untuk budidaya ikan dan pertanian. Melalui daerah
ini terdapat juga sarana transportasi utama propinsi Jawa Barat untuk seluruh wilayah di
pulau Jawa. Sebagai kota yang terletak di dataran rendah dengan penduduk yang padat
dan kota berkembang, Cirebon sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut.
Studi geomorfologi, geo-listrik, dan penginderaan jauh dilakukan selama tahun 2008
dan 2009 di wilayah pesisir Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah pesisir di Cirebon telah longsor pada berbagai skala mulai dari kondisi
rentan menjadi buruk. Air laut telah menembus sampai beberapa kilometer kedaratan.
Kerugian nilai penggunaan lahan diproyeksikan sekitar Rp. 1.295.071.755.150/ha/
tahun akibat naiknya air laut sebesar 0,8 meter yang akan membanjiri berbagai lahan
seperti: tambak udang, ikan, garam kolam, sawah, dan pemukiman.

Kata kunci: kerentanan, pesisir, peribahan iklim, kenaikan air laut

I. PENDAHULUAN perubahan iklim. Dampak berskala luas


dari perubahan iklim terjadi di lautan
Indonesia adalah Negara kepulauan karena mencakup perubahan yang
yang sangat rentan terhadap dampak bersifat fisis, biologis dan kimiawi.

52 ©Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB
Rositasari et al.

Perubahan karakteristik kimia akan ke 4 (2007) menyebutkan bahwa


berdampak pada struktur ekologis perubahan muka laut rata-rata selama
lingkungan perairan. Selain itu abad 20 adalah 0,17 (0,12-1,22) meter
peningkatan muka laut akan banyak dan diproyeksikan akan meningkat
menimbulkan perubahan pada sistem hingga 0,59 (0,18-0,59) meter pada tahun
pesisir yang disebabkan oleh banjir 2100. Ketinggian muka laut rata-rata 0,59
pasang, cuaca ekstrim dan pengikisan meter tersebut merupakan batas pasang
lahan pesisir. tertinggi saat ini dan ketinggian air saat
Ekosistem pesisir merupakan terjadi badai. Fakta tersebut
ekosistem sangat unik karena di tempat menunjukkan bahwa kenaikan muka laut
ini tiga komponen planit bumi bertemu; rata-rata yang telah diprediksikan
hidrosfir, litosfir dan biosfir (Pallewatta, tersebut akan menjadi ancaman bagi
2010). Keunikan lain dari kawasan ini hampir semua lahan pesisir terutama
adalah terdapatnya beberapa habitat yang yang berelevasi rendah. Sedangkan SRES
sangat produktif seperti estuari, laguna, (Special Report on Emissions Scenarios)
lahan basah dan karang tepi (Clark, (IPCC, 2001) memprediksikan kenaikan
1995). Keunikan kawasan ini muka laut hingga mencapai nilai ekstrim
menghasilkan berbagai sektor bernilai yakni 0,8 meter pada tahun 2095.
komesial tinggi, seperti pangan, Keadaan ini mengharuskan pihak-pihak
pemukiman, parawisata, perikanan dan pemangku kepentingan untuk melakukan
industri. Perputaran roda ekonomi dari pendekatan yang memadai untuk
sektor-sektor tersebut menyebabkan menghadapi berbagai kemungkinan di
terjadinya peningkatan populasi yang abad mendatang (Cartwright, 2008).
sangat cepat di wilayah ini. Di berbagai Kecepatan kenaikan muka laut
Negara, wilayah pesisir merupakan sampai 100 tahun yang akan datang dapat
wilayah yang lebih cepat berkembang, diproyeksikan dari kenaikan muka laut
baik dalam tingkat perekonomian dalam periode 150 tahun yang lalu. Di
maupun tingkat populasinya. Pallewatta wilayah Australia, kenaikan muka laut
(2010) menyebutkan hampir separuh dari selama periode 1820 sampai 1945 (125
kota-kota besar dunia berada dalam jarak tahun) mencapai 90 mm, dan antara
50 kilometer dari daerah pesisir, dan tahun 1945 hingga tahun 2008 meningkat
kepadatan populasi di daerah ini dapat hingga 90 mm berikutnya. Muka laut
mencapai 2,6 kali lebih padat dari seluruh memperlihatkan kecenderungan terus
pulau tersebut. meningkat dengan kecepatan yang
Masyarakat pesisir sudah meningkat pula, hal ini terlihat dari hasil
beradaptasi terhadap berbagai perubahan proyeksi kenaikan 90 mm hingga 2040
yang terjadi di wilayah pesisir sepanjang dan terus meningkat hingga 90 mm
masa berkembangnya komunitas berikutnya pada tahun 2055 (Helman and
tersebut, namun perubahan iklim akan Tomlinson, 2009). Dengan mengidenti-
menyebabkan perubahan yang berbeda fikasi wilayah-wilayah pesisir yang
baik terhadap dinamika pesisir maupun rentan terhadap erosi dan bencana,
terhadap perubahan muka laut yang pemerintah daerah dapat mengurangi
dramatis. Dari berbagai fakta di lapangan resiko dampak perubahan secara efekktif
dan hasil prediksi berbagai model fisis, (Leaver in Helman and Tomlinson,
terbagun sebuah asumsi bahwa 2009).
perubahan sifat fisis perairan pesisir akan Wilayah pesisir merupakan
berlangsung secara bertahap dan bersifat laboratorium untuk menguji konsep yang
moderat. Dalam laporan asesmen IPCC baru karena dibandingkan dengan

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 53
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

berbagai dampak lainnya, kenaikan muka untuk mengetahui posisi profil pantai
laut merupakan dampak perubahan iklim terhadap muka laut rata-rata.
yang dapat dipahami dan dirasakan Karakteristik garis pantai diidentifikasi
secara langsung (Klein, 2002). Dalam melalui pengamatan secara periodik pada
prespektif oseanografi, wilayah pesisir beberapa titik ikat yang telah dibuat,
adalah wilayah yang paling rawan selama tahun 2008 hingga 2009. Untuk
terhadap perubahan iklim. Banjir pasang itu dibuat 6 patok pengamatan di
(penggenangan), banjir, abrasi/erosi dan sepanjang pesisir Cirebon (gambar 1).
intrusi air laut adalah beberapa aspek Profil melintang garis pantai dibuat setiap
yang mengancam wilayah pesisir, yang semester, untuk mengidentifikasi
akan menimbulkan kerugian. perubahan volume sedimen selama
periode aktif. Dari pengamatan ini dapat
II. METODE dipahami proses yang terjadi di
sepanjang garis pantai Cirebon.
2.1. Kajian garis pantai
Pengamatan lapangan terhadap 2.2. Intrusi
profil pantai terhadap muka laut rata-rata Geolistrik adalah salah satu metoda
(mean sea level) dan karakteristik garis yang digunakan untuk memetakan intrusi
pantai dilaksanakan untuk memprediksi air laut pada akuifer di bawah
perubahan garis pantai sebagai dampak permukaan. Resistivitas daratan diten-
dari kenaikan muka laut. Pengukuran tukan oleh formasi batuan, temperatur,
profil pantai dilakukan dengan struktur komposisi mineral, porositas dan
menggunakan metode water-pass. Tabel bentuk pori, saturasi fluida dan
prediksi pasang-surut yang dikeluarkan konduktifitas formasi fluida. Peningkatan
oleh Kantor Dinas Hirografi digunakan konsentrasi ion pada fluida akan

Gambar 1. Lokasi penelitian, pesisir Cirebon, Jawa Barat.

54 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31
Rositasari et al.

meningkatkan konduktifitas fluida dan Quicbird dan skala menengah


menurunkan resistivitasnya yang akan (intemediate) menggunakan Aster,
mempengaruhi struktur batuan secara dimaksudkan untuk mengidentifikasi
keseluruhan. Lintasan pengukuran yang tataguna lahan secara rinci, sehingga
berupa garis imajiner dibuat di daerah tambak udang dapat dibedakan dengan
pengamatan. Setiap lintasan terdiri dari tambak ikan atau tambak garam.
beberapa titik pengukuran. Kelima Valuasi unit lahan dihitung
lintasan tersebut adalah lintasan satu berdasarkan harga tanah dan atau harga
yang terdiri dari lima titik pengukuran; bangunan dan atau keuntungan per unit
lintasan dua yang terdiri dari tiga titik; lahan usaha (Modifikasi dari
lintasan tiga terdiri dari empat titik; Sumarno, 1991). Data lapangan yang
lintasan empat terdiri dari tiga titik dan dianalisa berupa data kuesioner dari
lintasan enam terdiri dari tiga titik sampel cuplikan yang berasal dari
pengukuran. Konfigurasi Schlumberger beberapa warga di beberapa rukun
(M-AB-N) digunakan dalam akusisi data tetangga (RT) pada setiap kecamatan.
hasil pengukuran di lapangan (Gambar2). Program ArcView atau ArcMap
Jarak antara electroda-elektroda potensial digunakan untuk memodifikasi citra
(MN) dinaikan secara bertahap dari 1 m menjadi peta tematik.
hingga 20 m untuk memperoleh
perbedaan potensial yang terukur. Jarak III. HASIL DAN DISKUSI
setengah arus elektroda (AB/2) dinaikan
secara bertahap mulai dari 2 m hingga 3.1. Kajian garis pantai
100 m. Nilai resististivitas yang Hasil pengamatan selama empat
mengindikasikan adanya intrusi air laut semester dari tahun 2008 sampai 2009
adalah < 1 m (Abdallah, 2008; memperlihatkan telah terjadinya
Cosentino et al., 2007). Alat yang perubahan garis pantai di sepanjang
digunakan dalam pengukuran adalah pesisir Cirebon, perubahan ini telah
resistivitimeter Naniura. berlangsung selama 10 tahun terakhir.
Secara umum karakteristik garis pantai
2.3. Valuasi kerugian Cirebon terbagi menjadi 2 yaitu garis
Zona yang diprediksi rentan pantai yang mengalami sedimentasi dan
terhadap genangan bila kenaikan muka garis pantai yang mengalami erosi.
laut mencapai 0,8 meter dipetakan Losari dan Gebang cenderung
dengan menggunakan DEM (Digital tersedimentasi sedangkan Tanjung
Elevation Model). DEM adalah hasil Bangkaderes (Patok 3) sampai
pebandingan antara data elevasi ground Karangreja (Patok 6) cenderung tererosi.
truth terhadap peta topografi. Data DEM
ini kemudian digunakan untuk membuat
peta topografi melalui interpolasi
sehingga dapat dibuat garis kontur
elevasi.
Citra satelit Aster dan Quicbird
dengan ketelitian spasial 15 meter dan
0,6 meter digunakan untuk mengamati
pola perubahan tataguna lahan baik
yang bersifat alamiah maupun buatan. Gambar 2. Konfigurasi elektroda
Intepretasi berdasarkan skala detil Schlumberger
dengan menggunakan citra satelit

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 55
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

Lahan pesisir di patok 1 (Losari) kedepan, lahan pesisir di Patok 4 akan


merupakan lahan pengendapan aktif, terendam seperti halnya lahan pesisir di
tataguna lahan di daerah ini adalah Patok 3.
tambak ikan. Dalam kecepatan Patok 5 (Bungko) merupakan
sedimentasi tetap hingga 100 tahun ke pantai dengan rataan lumpur dengan
depan, dan muka laut naik 0,8 meter indikasi erosi yang ringan. Tata guna
seperti yang diprediksikan oleh IPCC lahan di daerah ini adalah tambak ikan.
(2007), daerah ini akan tergenang Garis pemisah antara daratan dan lautan
sedalam 0,5 meter. Garis pantai di daerah di daerah ini digunakan sebagai lahan
Patok 2 (Gebang) tererosi, tataguna lahan tambak, sehingga tanggul di sepanjang
utama di daerah ini adalah tambak ikan. garis pantai berfungsi sebagai pelindung
Elevasi rata-rata lahan di Patok 2 lebih pantai. Pantai di daerah ini bersifat
rendah daripada lahan di Patok 1, erosional, sehingga adanya gelombang
sehingga dapat dipastikan daerah di akan menurunkan fungsi tanggul sebagai
sekitar patok 2 akan terendam bila pelindung pantai. Untuk melindungi
kenaikan muka laut mencapai 0,8 meter. tambak dari penggenangan, baik dalam
Kondisi lahan yang tererosi serta elevasi skenario kenaikan 0,5 maupun 0,8 meter,
yang rendah merupakan ancaman tanggul harus diperkuat dengan
tersendiri bagi daerah ini dalam konstruksi yang lebih baik. Patok 6
menghadapi dampak perubahan iklim di (Karangreja) merupakan pantai dengan
masa yang akan datang. rataan lumpur yang terindikasi
Garis pantai di Patok 3 (Tanjung mengalami erosi yang kuat, dengan sifat
Bangderes) berupa tebing tererosi, erosi pantai yang demikian, maka dapat
terjadi pada batuan lempung induk. dipastikan bahwa karakter pantai yang
Tataguna lahan di daerah ini berupa erosional akan tetap bertahan, sehingga
tambak garam. Daerah ini akan tergenang laju erosi dan atau kekuatan gelombang
pada saat pasang dalam skenario laut akan meningkat seiring dengan
kenaikan muka laut 0,5 meter, dan akan pertambahan kedalaman perairan karena
tergenang baik pada saat pasang maupun penggenangan. Kemudian, karena posisi
surut pada skenario kenaikan muka laut garis pantai ditentukan oleh kehadiran
0,8 meter, sehingga garis pantai akan tanggul tambak, maka ketahanan tambak
bergeser ke arah darat. Patok 4 dan Patok terhadap erosi pantai merupakan faktor
3 terletak pada daerah yang berdekatan, penting yang menentukan pergeseran
kondisi garis pantai di lokasi ini tererosi, garis pantai. Dalam kondisi tanggul
elevasi rendah dan datar. Perbedaan tambak seperti sekarang, prediksi
antara Patok 3 dan 4 adalah adanya sabuk pergeseran garis pantai dapat dilakukan
pasir di patok 4 yang terhampar di atas dengan menghitung laju erosi tanggul
batuan induk yang berupa batu lempung. tambak.
Tata guna lahan sebagian besar berupa Hasil penggambaran prediksi
tambak garam. Dengan asumsi lahan kenaikan muka laut di lokasi Patok II
pesisir stabil hingga tahun 2100 dan memberikan gambaran bahwa pergeseran
endapan pasir berperan sebagai garis pantai akan merusak sekitar 40%
pelindung garis pantai dalam bentuk areal tambak. Sedangkan lokasi Patok III
berm, kenaikan muka laut tidak akan dan IV yang terletak di Delta
berpengaruh terhadap lahan pesisir di Bangkaderes menunjukkan bahwa laju
daerah ini. Dengan catatan dinamika air pergeseran yang sangat besar yang akan
akan menyebabkan terjadinya erosi menghabiskan sebagian besar areal
terhadap bern selama periode 100 tahun tambak garam di kawasan tersebut.

56 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31
Rositasari et al.

Walker (2007) menemukan fenomena Mundu) hingga 4,6 km di barat laut


yang sama di pesisir timur laut Pulau daerah penelitian (Kecamatan Bungko, di
Graham, Inggris. Di daerah ini erosi yang lintasan 6). Terlihat bahwa intrusi yang
kuat dan penggenangan merupakan terjadi di barat laut pesisir Cirebon lebih
ancaman bagi garis pantai di sepanjang luas dibanding intrusi yang terjadi di
Tlell hingga ke Masset, karena daerah ini bagian tenggara. Sebagai ilustrasi hasil
sebagian besar merupakan dataran rendah pengukuran resistivitas lahan pesisir
dengan tingkat erosi yang parah dan Cirebon, pada gambar 4 dan 5 dapat
sering terjadi badai yang ekstrim. Dengan dilihat gambaran luasan akuifer di bawah
kecepatan kenaikan muka laut saat ini 1,6 permukaan (subsurface) dalam bentuk
mm hingga 3,4 mm per tahunnya, maka lensa. Gambar 4 merupakan gambaran
pesisir timur laut Pulau Gaham sangat hasil interpretasi daerah yang mengalami
rentan terhadap kenaikan muka laut. intrusi paling pendek yakni sepanjang
Elevasi daratan pesisir secara 1,1 km ke arah daratan dan gambar 5
umum pada saat ini masih berada pada memperlihatkan wilayah intrusi
posisi yang lebih tinggi dari muka laut terpanjang di pesisir bagian barat laut
rata-rata maupun dari muka laut pada Cirebon.
kondisi pasang. Pada kondisi seperti itu, Daerah intrusi di pesisir Cirebon
perubahan garis pantai dapat terjadi dapat mencakup areal yang makin luas
melalui mekanisme erosi yang setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
menyebabkan pantai bergeser ke arah karena penggunaan/eksploitasi air tanah
darat, atau sedimentasi yang yang cenderung akan meningkat untuk
menyebabkan pantai bergeser ke arah berbagai kepentingan serta terdapatnya
laut. Dalam periode waktu satu tahun, fenomena kenaikan muka laut yang mulai
kedua kondisi tersebut dapat terjadi memperlihatkan bukti makin jelas.
secara bergantian sesuai dengan musim Karakteristik geomorfologi, bentang
yang berlaku. Resultan dalam periode lahan dan tataguna lahan sangat
satu tahun itu menentukan apakah garis berpengaruh terhadap luasan penetrasi air
pantai bergeser ke arah darat atau ke arah asin ke arah darat di wilayah Cirebon.
laut. Untuk mengetahui resultan tersebut Karakter geomorfologi wilayah barat laut
maka perlu dilakukan pemantauan yang pesisir Cirebon adalah berupa endapan
menerus di satu titik pantau tertentu yang alluvial sebagai hasil endapan sungai
mewakili suatu segmen pantai tertentu. sedangkan wilayah tenggara berupa
Jadi, kecenderungan perubahan garis endapan gunung api. Endapan alluvial
pantai pada kondisi muka laut belum bersifat lepas, tidak terkonsolidasi dan
melampaui daratan pantai dapat bersifat porous yang menyebabkan air
diprediksi dengan melakukan laut lebih mudah menyusup daripada
pemantauan yang menerus terhadap garis terhadap sedimen yang terkonsolidasi
pantai. dan masif seperti batuan yang berasal
dari gunung api. Di beberapa wilayah,
3.2. Intrusi terdapat penghalang (barriers) seperti
Lima titik pengukuran yang terletak mangroves atau bukit-bukit pasir
mulai dari Kecamatan Mundu (lintasan 3) (cheniers) yang memisahkan wilayah laut
hingga Bungko di lintasan 6 (Gambar 3) dengan lahan basah (wetlands) atau
menunjukkan telah terjadinya intrusi sumber air tawar. Kerusakan pada
(penyusupan air laut ke arah darat) wilayah penghalang ini dapat disebabkan
hingga mencapai 1,1 km di bagian oleh berbagai hal, yang mengakibatkan
tenggara pesisir Cirebon (Kecamatan air laut mudah menyusup ke arah daratan

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 57
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

Gambar 3. Daerah yang diperkirakan telah mengalami intrusi air laut di pesisir Cirebon

Gambar 4. Interpretasi daerah yang terintrusi air laut di wilayah tenggara pesisir
Cirebon

58 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31
Rositasari et al.

Gambar 5. Interpretasi daerah yang terintrusi air laut di wilayah barat laut pesisir
Cirebon

yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang Estimasi nilai kerugian akibat
dapat menyebabkan terbukanya penggenangan dalam skenario kenaikan
penghalang tersebut dapat bersifat alami muka laut 0,8 meter di pesisir Cirebon,
seperti kerusakkan yang disebabkan oleh dikalkulasi berdasarkan biaya total
badai, atau akibat aktivitas manusia produksi lahan dalam hal ini adalah
seperti pengerukkan untuk kepentingan tambak bandeng, udang, garam dan
pelayaran, pengikisan atau erosi yang sawah (Gambar 9). Peta tematik tata guna
disebabkan aktivitas perahu/kapal dan lahan di lokasi penelitian dapat dilihat
atau akibat kegiatan hewan (Geoscience pada gambar 8. Desa yang diprediksi
Australia, 2010). akan mengalami kerugian tertinggi
adalah Mundu pesisir, Mertasinga, dan
3.3. Prediksi kerugian ekonomi Pasindangan, Desa Kapetakan, Pegagan
Pemetaan zona genangan yang Lor, Jatimerta, Kalisapu dan Klayan.
diturunkan dari data topografi dengan Desa-desalainnya termasuk katagori
menggunakan analisis DEM dan prediksi ‘ringan’ sampai ‘sedang’.
kenaikan permukaan laut 0,8 meter dapat Dari enam komponen unit lahan di
dilihat pada gambar 6 dan 7. Pada pesisisr pantai utara Cirebon (lahan
gambar 6 zonasi dapat dilihat luas tambak udang, bandeng, garam, sawah,
genangan bila air laut meningkat hingga pemukiman dan ekosistem mangrove)
0,8 m, yakni mencapai 12 km ke arah maka nilai total kerugian yang paling
barat Kapetakan. Gambar 7 besar yaitu lahan permukiman hampir
memperlihatkan zona genangan dengan 96,69 % atau Rp 1,25 trilyun. Prediksi
mempertimbangkan jalur utama Pantura nilai kerugian terbesar dengan asumsi
sebagai barrier, dengan asumsi hingga terjadi genangan 0,8 meter yaitu
100 tahun yang akan datang fasilitas jalur pemanfaatan lahan permukiman yaitu
ini tetap terjaga seperti saat ini. Tataguna sebesar Rp 1,25 trilyun (96,69%),
lahan di daerah genangan ini adalah sedangkan sawah 20,5 milyar (1,58 %),
sawah dan tambak garam. tambak bandeng 8,75 milyar (0,68%),

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 59
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

Gambar 6. Daerah genangan di dataran rendah pesisir Cirebon berdasarkan prediksi


kenaikan muka laut hingga 0,8 meter

Gambar 7. Daerah pesisir yang diprediksi akan mengalami genangan bila kenaikan
muka laut mencapai 0,8 meter, dengan mempertimbangkan jalur utama
Pantura sebagai barrier

60 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31
Rositasari et al.

tambak garam 7,75 milyar (0,59 %), Kenaikan muka laut akan
tambak udang 4,43 milyar (0,34 %) dan menimbulkan perubahan terhadap
ekosistem mangrove 1,4 milyar (0,11%). bentang alam dan pola vegetasi di
Nilai kerugian akibat penggenangan akan wilayah pesisir karena terjadinya
terus meningkat setiap tahunnya. Sebuah penggenangan, badai yang lebih sering
kajian yang mencakup 307 km lahan terjadi dan erosi. Infrastruktur vital,
pesisir di Kota Cape Town pemukiman dan fasilitas pendukung
memperlihatkan bahwa kenaikan muka sosial-ekonomi masyarakat pesisir akan
laut hingga 2,5 meters dapat mengalami ancaman yang serius. Untuk
mendatangkan kerugian hingga 3 % dari merancang aksi adaptasi sangatlah
nilai total GDP kota tersebut (Cartwright, penting untuk lebih dahulu mengetahui
2008). besaran biaya dan keuntungan yang akan
didapat dari langkah adaptasi tersebut.

Figure 8. Peta tematik tata guna lahan di pesisir Cirebon, tahun 2009

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 61
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

Figure 9. Peta spasial desa pantai yang terkena dampak genangan dan tingkat
besaran nilai kerugiannya

IV. KESIMPULAN erosi di daerah yang lebih luas, karena


wilayah ini merupakan pesisir berelevasi
Kajian kerentanan wilayah pesisir rendah dan sebagian besar pantainya
terhadap perubahan iklim di pesisir mengalami erosi dalam berbagai skala.
Cirebon mengindikasikan akan terjadinya Ketinggian genangan akan menambah

62 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31
Rositasari et al.

kecepatan dan energi pada air, kondisi Group I to the Fourth Assessment
inilah yang akan menambah luas lahan Report of the Intergovernmental
tererosi di sepanjang pesisir. Erosi yang Panel on Climate Change [Solomon,
terjadi akan memicu perubahan garis S., D. Qin, M. Manning, Z. Chen, M.
pantai ke arah darat dan intrusi akan Marquis, K.B. Averyt, M. Tignor
menjadi ancaman berikutnya, mengingat and H.L. Miller (eds.)]. Cambridge
penggunaan air tanah akan terus University Press, Cambridge, United
meningkat bersama dengan makin Kingdom and New York, NY, USA.
meningkatnya jumlah populasi dan Clark, J.R. 1995. Coastal zone
aktivitas ekonomi. Langkah pelindungan management handbook. Lewis pub:
terhadap garis pantai beserta fungsi 694 pp
alamiahnya dalam ekosistem pesisir Cartwright, A. 2008. Global climate
merupakan agenda yang sangat penting change and adaptation – a sea-level
jika pemerintah setempat tidak ingin rise risk assessment. Phase 4: Sea-
mengalami kerugian ekonomis hingga level rise adaptation and risk
mencapainya 1,295,071,755,150 rupiah/ mitigation measures for the City of
ha/tahun, sebagai akibat hilang berbagai Cape Town: 12 pp.
jenis lahan produktif. Consentino, P., P. Capizzi, G. Fiandaca,
R. Martorana, P. Messina, and S.
UCAPAN TERIMAKASIH Pelerito. 2007. Study and monitoring
Kegiatan ini merupakan bagian dari of salt water intrusion in coastal area
Kajian perubahan iklim di pesisir between Mazarra del Vallo and
Cirebon, dibiayai oleh DIPA Pusat Marsala, South-western Sicily.
Penelitian Oseanografi, LIPI, pada tahun Water science and technology
2008 sampai 2009. Kami mengucapkan library, 62(4):303–321.
terimakasih kepada tim pelaksana Geoscience Australia. Saline intrusion.
kegaiatan baik di lapangan maupun http://www.ozcoasts.org.au/indicator
pihak-pihk yang berwenang atas s/ocean_acid.jsp (Diakses tanggal
konstribusinya, sehingga kegiatan ini 15/5/2010).
dapat terselenggara dengan baik dan Helman, P. and R. Tomlinson 2009.
lancar. Coastal Vulnerability Principles for
Climate Change. Griffith Centre for
DAFTAR PUSTAKA Coastal Management. Griffith
University, Qld: 8 pp.
Abdallah, M. A. 2008. Effect of Salt IPCC. 2001. Climate Change 2001: The
Water Intrusion on The Groundwater Scientific Basis. Contribution of
Resources at Delta of Wadi Kiraf Working Group I to the Third
area, Shalten. Geophysical Research Assessment Report of the
Abstracts, 10, EGU2008-A-02018 Intergovernmental Panel on Climate
Bindoff, N.L., J. Willebrand, V. Artale, Change [Houghton, J.T., Y. Ding,
A, Cazenave, J. Gregory, S. Gulev, D.J. Griggs, M. Noguer, P.J. van der
K. Hanawa, C. Le Quéré, S. Levitus, Linden, X. Dai, K. Maskell, and
Y. Nojiri, C.K. Shum, L.D. Talley C.A. Johnson (Editors)],. Cambridge
and A. Unnikrishnan, 2007. University Press, Cambridge, United
Observations: Oceanic Climate Kingdom and New York, NY, USA,
Change and Sea Level. In: Climate 881 pp.
Change 2007: The Physical Science
Basis. Contribution of Working

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 1, Juni 2011 63
Kajian Dan Prediksi Kerentanan Pesisir Terhadap Perubahan...

Klein, R.J.T. 2002. Coastal Vulnerability,


Resilience and Adaptation to
Climate Change an interdisciplinary
perspective. Thesis of Dr. rer. nat.the
Mathematisch-
Naturwissenschaftliche Fakultät of
the Christian-Albrechts-Universität
zu Kiel. 30 pp
Pallewatta, N. 2010. Coastal Zones and
Climate Change. (D. Michel and
A.Pandya, eds.). The Henry L.
Stimson Center: 16 pp.
Sumarno. 2001. Analisis efisiensi
ekonomi usaha budidaya udang
windu (Panaeeus monodon) Fabricus
system madya antara pola swadana
dan pola kerjasama di Kecamatan
Sragi, Kabupaten Pekalongan. Tesis.
Universitas Diponegoro: 112 pp
Walker, I.J. 2007. Coastal vulnerability
to climate change and sea-level rise,
Northeast Graham Island, Haida
Gwaii (Queen Charlotte Islands),
British Columbia CCIAP Project
A580 Final Report: 249 pp.

64 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt31

View publication stats

You might also like