You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/323998144

AUDIT TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN (STUDI KASUS XYZ CARGO)

Conference Paper · March 2018

CITATIONS READS

3 2,982

1 author:

Johanes Andry
Universitas Bunda Mulia
70 PUBLICATIONS   119 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Journal View project

Audit Zahir View project

All content following this page was uploaded by Johanes Andry on 25 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B1

AUDIT TATA KELOLA TI DI PERUSAHAAN


(STUDI KASUS XYZ CARGO)
Johanes Fernandes Andry
Sistem Informasi, Universitas Bunda Mulia
Jl. Lodan Raya Ancol No. 2, Jakarta 14430 Indonesia
email : jandry@bundamulia.ac.id

ABSTRACT kelola teknologi informasi. Tata kelola teknologi


Established in 2001, XYZ Cargo, a Freight informasi (Bahasa Inggris: IT governance) adalah suatu
Forwarder and a Service Company specialized in the cabang dari tata kelola perusahaan yang terfokus pada
logistic transportation, located in Jakarta. Experience in sistem teknologi informasi (TI) serta manajemen kinerja
both ocean freight and air freight service which more dan risikonya. Meningkatnya minat pada tata kelola TI
than sixty agents of partnership around the world. XYZ sebagian besar muncul karena adanya prakarsa
Cargo has implemented Information Technology (IT). kepatuhan (seperti Sarbanes-Oxley di Amerika Serikat
Business organizations undergo different types of audits dan Basel II di Eropa) serta semakin diakuinya
for different purposes. An IT audit focuses on the kemudahan proyek TI untuk lepas kendali yang dapat
computer-based aspects of an organization’s berakibat besar terhadap kinerja suatu organisasi [1].
information system and modern systems employ Tata kelola TI merupakan tanggung jawab pihak
significant levels of technology. manajemen didalam suatu organisasi, sehingga
The purpose of this research is to get an overview of bagaimana TI bisa menjadi lebih efisien dan efektif
the performance of information technology governance dalam mendukung proses bisnis yang dijalankan tersebut
in order to determine the extent of maturity level in the [2].
XYZ Cargo which is currently running, with a few Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan
aspects to consider such as effectiveness, efficiency, gambaran mengenai kinerja dari tata kelola teknologi
functional unit of information technology within an informasi di perusahaan XYZ Cargo yang sedang
organization. Implementing IT governance, however, is berjalan saat ini, dengan beberapa aspek yang
a challenge to organizations. To ensure IT alignment diperhatikan seperti: efektivitas (effectiveness), efisiensi
with business goals use standard COBIT. The analytical (efficiency), unit fungsional teknologi informasi pada
tool used is the standard procedure COBIT issued by suatu organisasi, data integrity, saveguarding assets,
ISACA. In this paper the method to be used is COBIT 4.1 realibility, confidentiality, availability, dan security.
is focused on the domain of AI (Acquire Implement) and Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
DS (Delever Support). tingkat maturity level tata kelola teknologi informasi
pada XYZ Cargo menggunakan cobit 4.1, fokus pada
Key words domain AI (Acquire Implement) dan DS (Delever
IT Governance, COBIT 4.1, AI & DS Support).

1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka

XYZ Cargo adalah perusahaan yang bergerak 2.1 Audit


dibidang jasa pengiriman barang atau logistic. Jasa
pengiriman barang yang dilakukan melalui darat, laut dan Sarno (2009) mendefinisikan audit sebagai proses
udara. XYZ Cargo berkomitmen untuk mengutamakan sistematis yang dilakukan dengan memperhatikan
kepercayaan dan kepuasan sebagai kunci kesuksesan, keobyektifan dari pihak kompeten dan independen dalam
dengan dedikasi Manajemen dan staff dalam memenuhi perolehan dan penilaian bukti-bukti terhadap
kebutuhan dan harapan pelanggan. Saat ini banyak tuntutantuntutan yang yang terkait dengan hal-hal atau
bermunculan jenis usaha yang sama, hal ini tentunya kejadian. Tujuan dari audit adalah untuk menentukan dan
memperketat persaingan, baik dari sisi kualitas pegiriman melaporkan tingkat kesamaan antara informasi yang
barang sampai kepada kualitas pelayanan terhadap dinilai dengan ukuran atau kriteria yang ada (Surendro,
konsumen. Untuk Memastikan kualitas dan layanan yang 2005) [3], [9], [10].
diberikan oleh XYZ Cargo dapat terarah dan selaras Audit SI/TI dalam kerangka kerja COBIT lebih
dengan tujuan bisnis perusahaan, maka diterapkan tata sering disebut dengan istilah IT Assurance ini bukan

1
B1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016

hanya dapat memberikan evaluasi terhadap keadaan tata Efisiensi Memfokuskan pada ketentuan informasi
kelola Teknologi Informasi di XYZ Cargo tetapi dapat melalui penggunaan sumber
juga memberikan masukan yang dapat digunakan untuk daya yang optimal.
perbaikan pengelolaannya di masa yang akan datang [4]. Kerahasiaan Memfokuskan proteksi terhadap
Audit Sistem Informasi adalah proses untuk mengumpu informasi yang penting dari orang yang
lkan dan mengevaluasi bukti dalam menentukan apakah tidak memiliki hak otorisasi.
sistem informasi telah dibangun sehingga memelihara Integritas Berhubungan dengan keakuratan dan
integritas data, menjaga aset, membuat sasaran organisasi kelengkapan informasi sebagai
dapat tercapai secara efektif, dan menggunakan sumber kebenaran yang sesuai dengan harapan
daya yang efisien [5]. dan nilai
bisnis.
2.2 COBIT Framework Ketersediaan Berhubungan dengan informasi yang
tersedia ketika diperlukan dalam proses
Contol Objective for Information and Related bisnis sekarang dan yang akan datang.
Technologi (COBIT) memberikan kebijakan yang jelas Kepatuhan Sesuai menurut hukum, peraturan dan
dan praktik yang baik dalam tata kelola teknologi dengan rencana perjanjian untuk proses bisnis.
membantu Manajemen senior dalam memahami dan Keakuratan Berhubungan dengan ketentuan
mengelola risiko yang terkait dengan tata kelola informasi kecocokan informasi untuk manajemen
teknologi informasi dengan cara memberikan kerangka
mengoperasikan entitas dan mengatur
kerja tata kelola teknologi informasi dan panduan tujuan
pelatihan
pengendalian terinci / detailed control objective bagi
keuangan dan kelengkapan laporan
pihak manajemen, pemilik proses bisnis, pengguna dan
pertanggungjawaban.
juga auditor [6].
Framework tata kelola TI Cobit 4.1 berorientasi pada
Pada Gambar 1. Boundaries of Business, General and
bagaimana menghubungkan tujuan bisnis dengan tujuan
Application Controls, Framework COBIT
TI, menyediakan metrik dan maturity model untuk
menggambarkan antara business dan aplikasi [11], [12],
mengukur pencapaiannya, dan mengidentifikasi tanggung
[13].
jawab terkait bisnis dan pemilik proses TI [7].
Sumberdaya TI merupakan suatu elemen yang sangat
disoroti COBIT, termasuk pemenuhan kebutuhan bisnis
terhadap: efektivitas, efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan,
ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan dan
keandalan informasi (effectiveness, efficiency,
confidentiality, integrity, availability, compliance, dan
reliability), untuk lebih detil lihat Tabel 1. Kriteria Kerja
COBIT [8]. COBIT menyediakan langkah-langkah
praktis terbaik yang dapat diambil dan lebih difokuskan
pada pengendalian (control), yang selanjutnya dijelaskan
dalam tahap dan framework proses. Manfaat dari
langkah-langkah praktis terbaik yang dapat diambil
tersebut antara lain:
 Membantu mengoptimalkan investasi teknologi
informasi yang mungkin dapat dilakukan.
 Menjamin pengiriman service.
Framework COBIT 4.1, secara keseluruhan terdiri Gambar 1. Boundaries of Business, General and Application Controls
dari 4 domain yatiu PO (Plan & Organized), AI, (Aquire (sumber: IT Governance Institute., 2007)
& Implement), DS (Deliver & Support) dan ME (Monitor
& Evaluated) dan berisi 34 macam proses aktifitas dari
domain-domain tersebut. 2.3 Maturity Level
Adapun generic maturity model yang digunakan
Tabel 1 Kriteria kerja COBIT (sumber: Surbakti, Herison., 2012) adalah
Efektifitas Untuk memperoleh informasi yang  0 Non-existent – tidak ada sama sekali proses yang
relevan dan berhubungan dengan terlihat. Perusahaan belum menyadari bahwa ada
proses bisnis seperti penyampaian masalah yang harus dikaji.
informasi dengan benar, konsisten, dapat  1 Initial/Ad Hoc – Ada bukti bahwa perusahaan
dipercaya dan tepat waktu. telah menyadari ada masalah yang ada dan harus

2
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B1

dikaji namun belum ada standarisasi. Tetapi, ada


pendekatan ad hoc yang cenderung diaplikasikan
sesuai kasus. Pendakatan manajemen secara umum
tidak terstruktur.
 2 Repeatable but Intuitive – Proses telah
dikembangkan pada tahap dimana prosedur yang
mirip telah diikuti oleh bermacam-macam orang
yang melaksanakan tugas ini. Tidak ada training
atau komunikasi secara formal tentang prosedur
standard dan tanggung jawabnya jatuh pada
individu. Ada ketergantungan yang tinggi pada
individu dan sering terjadi error.
 3 Defined Process – Prosedur telah terstandarisasi
dan terdokumentasi, dan komunikasi lewat training.
Merupakan keharusan bahwa proses tersebut harus
diikuti. Tetapi, sedikit deviasi yang terjadi.
Prosedur tersebut tidak rumit tetapi formalisasi dari Gambar 3. Diagram Alir Wawancara
practice yang sekarang
 4 Managed and measurable – manajemen
memantau dan mengukur kesesuaian dengan
prosedur dan mengambil tindakan dimana proses
terlihat tidak berjalan efektif. Proses dikembangkan
secara berkelanjutan dan memberikan practice yang
baik. Otomasi dan alat bantu digunakan dalam cara
yang terbatas dan terpecah-pecah.
 5 Optimised – proses telah dirancang sampai
tingkat pelaksanaan yang baik, berdasarkan hasil
dari pengembangan berkelanjutan dan maturity
modelling dengan perusahaan lain. IT digunakan
dalam cara terintegrasi untuk mengotomasikan alur
kerja, menyediakan alat bantu untuk meningkatkan
kualitas dan efektivitas, membuat perusahaan
mudah diadaptasi.

3. Metodologi Penelitian
Gambar 4. Diagram Alir Kuisioner
Metodologi penelitian yang dilakukan dan tahapan-
tahapan penulis dalam mengambil ataupun memperoleh
data dari sumber, mulai dari survei awal, wawancara dan
4. Hasil Evaluasi Audit Tata Kelola TI
kuisioner ditujukan pada Gambar 2. Diagram Alir
Penelitian, Gambar 3. Diagram Alir Wawancara dan Bagian ini, penulis akan membahas general control
Gambar 4. Diagram Alir Kuesioner. dengan pendekatan COBIT 4.1 framework pada XYZ
Cargo. Disini, penulis akan menganalisa lebih mendalam
kepada lingkungan yang terjadi didalam IT departemen,
mulai dari karyawan, perlengkapan, keamanan fisik,
regulasi, dan sebagainya.

4.1 ACQUIRE AND IMPLEMENT (AI)


Dalam merealisasikan semua yang telah di
rencanakan, solusi dari tahap plan and organise harus
diidentifikasikan, dikembangkan atau dipelajari
sebagaimana diimplementasikan dan diintegrasikan
kedalam proses bisnis di XYZ Company (yang selanjutya
akan disebut XC). Semua perawatan dan perubahan
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian sistem dalam perusahaan juga terdapat didapat tahap ini.

3
B1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016

Rekomendasi atau expected maturity level dari AI yang infrastruktur tersebut mendukung kebutuhan kritikal dari
diharapkan dari level ini adalah 4 yaitu Managed and aplikasi bisnis yang diperlukan dan diarahkan pada IT
measurable. dan strategi bisnis yang telah ditentukan sebelumnya,
tetapi tidak secara konsisten dilakukan diperusahaaan.
4.1.1 Hasil AI1 Identifikasi solusi-solusi Tetapi untuk penjadwalan atau koordinasi pemeliharaan
otomatis tidaklah dilakukan secara terstruktur, tetapi berdasarkan
institusi senior management dalam IT departemen.
XC menyadari pentingnya tahap ini, karena XC Untuk bagian dokumentasinya masih telah dilakukan
bergerak dibidang logistic. Kebutuhan untuk aplikasi secara formal, sebelumnya hanya dilakukan secara
atau fungsi yang baru memerlukan analisa sebelum ingatan dan institusi semata. Dari penjelasan diatas, XC
memperoleh atau membuatnya yang digunakan untuk disimpulkan bahwa untuk proses AI3 yaitu Mendapatkan
menjamin bahwa keperluan bisnis akan terpenuhi di dan memelihara infrastruktur teknologi, rata-rata berada
dalam pendekatan yang efektif dan efisien. Proses ini dilevel 3.1, Defined Process.
mencakup definisi dari kebutuhan, pertimbangan dari
beberapa sumber alternatif, tinjauan terhadap 4.1.4 Hasil AI4 Menjalankan operasi dan
kemungkinan secara ekonomi dan teknologi, pemutusan menggunakannya
analisa resiko dan analisa cost benefit, serta kesimpulan Proses ini memerlukan dokumentasi dan manual
dari keputusan yang untuk untuk membeli aplikasi. standar yang akan digunakan oleh users dan IT, serta
Semua tahapan ini, memungkinkan organisasi untuk pelatihan perlu diadakan untuk menjamin aplikasi dan
meminimalkan biaya dalam memperoleh dan infrastruktur digunakan serta dijalankan dengan tepat.
menerapkan solusi yang dapat menjamin bahwa mereka XC selalu memberikan pelatihan kepada karyawanyang
mendukung bisnis dalam pencapaian tujuannya. Dari nantinya akan menggunakannya, apabila terdapat aplikasi
penjelasan diatas, XC disimpulkan bahwa untuk proses atau sistem yang baru dan aplikasi atau sistem yang telah
AI1 yaitu Identifikasi solusi-solusi otomatis, rata-rata dibuat. XC memiliki dokumentasi atas smua pelatihan
berada dilevel 3.1, Defined Process. yang diberikan ke karyawannya. Semua pelatihan
diberikan secara informal dan formal untuk yang
4.1.2 Hasil AI2 Mendapatkan dan memelihara
melatihnya tentu dari orang-orang tertentu dari IT
perangkat lunak departemen yang telah ahli dalam hal tersebut. Untuk
XC telah menyadari pentingnya pengelolaan dan manual standar, beberapa aplikasi telah memilikinya.
pemeliharaan aplikasi yang sudah dimiliki. Tetapi Tapi khusus untuk aplikasi fixed asset tentu memiliki
selurah pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi manual book. Dari penjelasan diatas. XC disimpulkan
ditentukan oleh orang-orang tertentu dari IT departemen bahwa untuk proses AI4 yaitu Menjalankan operasi dan
dan ada beberapa aplikasi yang juga hanya di mengerti menggunakannya, rata-rata berada dilevel 3.2, Defined
oleh orang-orang tertentu di IT departemen. Aplikasi Process.
telah tersedia sesuai dengan keperluan bisnis. Proses-
4.1.5 Hasil AI5 Pengadaan sumber daya TI
proses ini mencakup rancangan aplikasi, penempatan
yang sesuai untuk keperluan keamanan dan kontrol IT resource seperti orang, hardware, software dan
aplikasi, serta susunan dan perkembangan terbaru yang service perlu disediakan. Pengadaan IT resource
sesuai dengan standar. Hal ini mengijinkan organisasi membutuhkan suatu ketentuan dan cara pelaksanaan,
untuk mendukung operasi bisnis yang sesuai dengan seperti membuat prosedur pengadaan, melakukan seleksi
aplikasi otomatisasi yang telah dikoreksi. Dari penjelasan vendor, menyusun berdasarkan kontrak dan proses
diatas, XC disimpulkan bahwa untuk proses AI2 yaitu pengadaan itu sendiri. Hal dilakukan untuk menjamin
Mendapatkan dan memelihara perangkat lunak aplikasi, bahwa perusahaan mendapatkan semua keperluan IT
rata-rata berada dilevel 2.9, Repeatable But Intuitive. resource dalam waktu yang tepat dan sesuai dengan
efisiensi biaya. Untuk hal ini, XC mutlak keputusan
4.1.3 Hasil AI3 Mendapatkan dan memelihara berasal dari senior management. Dalam hal
infrastruktur teknologi perekrutannya senior management mempunyai kreteria
XC telah memiliki proses-proses untuk memperoleh, dan cara tersendiri dalam menilai resource tersebut layak
mengimplementasikan, dan memperbaharui teknologi masuk kedalam perusahaan atau tidak. Seperti halnya
infrastruktur yang dimiliki. Proses ini memerlukan suatu perekrutan karyawan baru, calon karyawan hanya harus
pendekatan yang terencana dalam hal memperoleh, melewati tahap wawancara dengan senior management
merawat dan melindungi infrastruktur agar sesuai dengan dan apabila menurut senior management bahwa kandidat
strategi teknologi dan ketentuan pengembangan serta pantas masuk maka kandidat akan direkrut. Atau untuk
percobaan terhadap lingkungan sekitarnya yang telah resource software atau hardware sebelum masuk atau
disetujui. Hal ini menjamin bahwa teknologi secara dibeli perusahaan, ia akan melewati tahap testing dari
terus-menerus akan dapat mendukung aplikasi orang-orang IT maupun senior management. Dari
bisnis.Semua proses penetapan dan pemeliharaan penjelasan diatas, XC disimpulkan bahwa untuk proses

4
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B1

AI5 yaitu Pengadaan sumber daya TI, rata-rata berada Tabel 2. Hasil Maturity Acquire and Implement.
dilevel 2.7, Repeatable But Intuitive.
Acquire and Implement (AI) Level
4.1.6 AI6 Hasil Mengelola perubahan AI1 Identifikasi solusi-solusi otomatis 3.1
Semua perubahan meliputi penambahan dan Mendapatkan dan memelihara
perawatan darurat, yang menghubungakan infrastruktur AI2 perangkat lunak 2.9
dan aplikasi dalam lingkungan produksi telah diatur Mendapatkan dan memelihara
secara resmi sesuai dengan aturan yang telah dikontrol. AI3 infrastruktur teknologi 3.1
Perubahan (meliputi prosedur, proses-proses, sistem dan Menjalankan operasi dan
parameter service) harus dikunci, dinilai dan diotorisasi AI4 menggunakannya 3.2
terlebih dahulu sebelum diimplementasikan dan AI5 Pengadaan sumber daya TI 2.7
dilakukan peninjauan terhadap hasil implementasi yang AI6 Mengelola perubahan 2.3
akan dilakukan dan telah direncanakan. Perubahan yang AI7 Instalasi dan akreditasi solusi
dilakukan dalam XC memang masih memasuki tahap AI7 serta perubahan 2.5
tidak resmi atau formal. Biasanya perubahan yang akan AI Rata-rata 2.83
dilakukan itu merupakan keputusan dari senior
management. Meskipun begitu keputusan tersebut selalu
Dari hasil analisa diatas, diperoleh level kematangan
sudah melewati pemikiran yang matang dan terkadang
dari setiap proses yang ada dalam tahap Acquire and
senior management meminta pendapat dari karyawan
Implement (AI) dan proses-prosesnya dapat dilihat pada
lainnya. Tetapi jarang sekali ada dokumentasi yang
Gambar 5 dan Tabel 2 Hasil Maturity Acquire and
dilakukan, meskipun ada mungkin dokumentasi tersebut
Implement.
tidaklah lengkap dan tidak konsisten. Akibatnya
terkadang sering terjadi kecenderungan error apabila
terjadi perubahan. Apabila terjadi hal tersebut maka akan
segera ditanggapi dan diperbaiki secapat mungkin. Dari
penjelasan diatas, XC disimpulkan bahwa untuk proses
AI6 yaitu Mengelola perubahan, rata-rata berada dilevel
2.3, Repeatable But Intuitive.
4.1.7 Hasil AI7 Instalasi dan akreditasi solusi serta
perubahan
Ketika pengembangan sistem yang baru telah selesai
dilakukan maka akan dibutuhkan sistem operasional.
Sistem tersebut memerlukan percobaan yang tepat,
sehingga akan tercipta penyesuaian antara lingkungan
dengan data percobaan yang berhubungan, serta akan Gambar 5. Hasil Maturity Acquire and Implement
ditentukan suatu pemaparan dan instruksi tentang
keringanan resiko, dan akan dikeluarkan suatu 4.2 DELIVER AND SUPPORT (DS)
perencanaan dan promosi yang digunakan untuk
produksi, serta peninjauan post implementation. Hal ini Tahap ini difokuskan pada actual delivery yang
dapat menjamin bahwa operasional dari sistem yang baru diterapkan didalam XC, mulai dari layanan, manajemen
sesuai dengan hasil dan harapan yang telah disetujui. keamanan, support, manajemen data, fasilitas
Aplikasi telah dibeli untuk digunakan dalam perusahaan. operasional, dan sebagainya. Rekomendasi atau expected
maturity level dari DS yang diharapkan dari level ini
Percobaan-percobaan akan dilakukan terhadap sistem
adalah 4 yaitu Managed and measurable.
atau aplikasi baru tersebut. Tetapi percobaan-percobaan
tersebut lebih kearah tidak resmi atau informal dan yang 4.2.1 Hasil DS1 Menetapkan dan Mengatur Tingkat
mencobanya merupakan orang-orang yang ahli dalam Layanan
bidangnya tersendiri. Tidak ada dokumentasi dalam
Komunikasi yang efektif antara IT management dan
proses percobaan ini. Entah aplikasi atau sistem baru ini
konsumen bisnis mengenai service yang diperlukan akan
layak pakai atau jual merupakan keputusan mutlak dari
dibantu dengan adanya dokumentasi dan persetujuan dari
senior management. Dari penjelasan diatas, XC
IT service serta service level yang telah ditentukan
disimpulkan bahwa untuk proses AI7 yaitu Instalasi dan
sebelumnya. Proses ini juga meliputi monitoring dan
akreditasi solusi serta perubahan, rata-rata berada dilevel
adanya laporan yang tepat waktu kepada stakeholders
2.5, Repeatable But Intuitive.
mengenai pencapaian service level. Proses ini dapat
membantu untuk menyesuaikan antara IT service dan
keperluan bisnis yang berhubungan. Dalam hal service
levels, XC selalu memikirkan pelayanan yang selalu

5
B1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016

diberikan kepada konsumen-konsumennya. Setiap terjadi dokumentasi secara baik. Dari penjelasan diatas,
perubahan ataupun upgrade dari aplikasi yang mereka disimpulkan bahwa untuk proses DS3 yaitu mengatur
buat, maka seluruh konsumen akan dikabarkan guna kinerja dan kapasitas, rata-rata berada dilevel 2.3,
untuk meng-update aplikasinya atau tidak perlu. XC Repeatable But Intuitive.
memiliki minimnya dokumentasi secara formal. Dari
4.2.4 Hasil DS4 Memastikan Ketersediaan Layanan
penjelasan diatas disimpulkan bahwa untuk proses DS1
yaitu menetapkan dan mengatur tingkat layanan, rata-rata Kebutuhan untuk menyediakan IT services yang
berada dilevel 2.3, Repeatable But Intuitive. berkelanjutan akan memerlukan suatu pengembangan,
perawatan dan percobaan rencana kelancaran IT,
4.2.2 Hasil DS2 Pengaturan Layanan Dengan Pihak
penyimpanan offsite backup serta rencana pelatihan yang
Ketiga
akan dilaksanakan secara berkala. Proses service
Suatu kebutuhan untuk menjamin bahwab service berkelanjutan yang efektif akan dapat meminimalkan
yang disediakan oleh pihak ketiga sesuai dengan kemungkinan dan pengaruh gangguan IT service yang
keperluan bisnis, selain itu juga diperlukan utama pada fungsi dan proses-proses bisnis. Untuk
prosesmanajemen dari pihak ketiga yang lebih efektif. pelayanan lanjutan yang diberikan XC kepada konsumen,
Proses ini dilakukan dengan cara membuat perjanjian harus berdasarkan kesepakatan bersama antara XC
dengan pihak ketiga, perjanjian tersebut berisi tentang dengan konsumen. Dan untuk aplikasi yang dimiliki
peraturan, tanggungjawab serta keinginan yang jelas dari sendiri oleh Perusahaan diatur pelayanannya oleh
masing-masing pihak, selain itu juga membahas tentang individu masing-masing yang berurusan langsung dengan
peninjauan dan monitoring yang akan dilakukan aplikasi tersebut. Tetapi semua yang diatas tetap
berkaitan dengan efektifitas dan pemenuhan proses. dilakukan berdasarkan keputusan senior management dan
Layanan dengan pihak ketiga dalam XC merupakan harus sesuai dengan IT strategi. Dan semua juga masih
orang-orang yang bekerja dengan XC tetapi bersifat dilakukan berdasarkan intuisi dan pengalaman dari senior
freelance atau pekerja lepas. Orang-orang yang menjadi management. Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa
pekerja lepas untuk TC merupakan orang-orang yang untuk proses DS4 yaitu memastikan ketersediaan
sudah dikenal dan sering melakukan kerja sama dengan layanan, rata-rata berada dilevel 2.7, Repeatable But
TC, sehingga untuk masalah kekompakan atau Intuitive.
kecocokan kerjasama antara TC dengan para pekerja
4.2.5 Hasil DS5 Memastikan Keamanan Sistem
lepas sudah terjalin dengan baik. Lalu untuk masalah
dokumentasi perjanjian kerja, penjelasan tentang Kebutuhan untuk merawat integritas informasi dan
tanggung jawab, dan lain-lain telah belum melindungi aset-aset IT akan memerlukan proses
terdokumentasi dengan cukup baik, lebih dominan pada manajemen keamanan. Proses ini meliputi penetapan dan
saling percaya. Dari penjelasan diatas, disimpulkan perawatan terhadap peraturan dan tanggungjawab,
bahwa untuk proses DS2 yaitu pengaturan layanan kebijakan, standar dan prosedur IT security. Manajemen
dengan pihak ketiga, rata-rata berada dilevel 2.4, keamanan juga termasuk monitoring terhadap sistem
Repeatable But Intuitive. keamanan yang akan dilakukan serta percobaan serta
implementasi tindakan korektif, untuk menentukan
4.2.3 Hasil DS3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas
kelemahan atau kecelakaan keamanan yang akan
Keperluan untuk mengatur kebutuhan dan kapasitas dilakukan secara berkala. Sistem keamanan telah disadari
IT resources memeerlukan tinjauan proses secara benar oleh XC. Untuk aplikasi-aplikasi yang telah dibeli
periodik untuk menilai performance dan kapasitas IT oleh XC sistem keamanannya dibuat sedemikian rupa
resources saat ini. Proses ini meliputi peramalan sehingga sulit untuk ditembus dan selalu di protect
kebutuhan yang akan datang berdasarkan pada workload, dengan login ID. Untuk keamanan infrastruktur yang ada
penyimpanan yang dilakikan dan kemungkinan terhadap di XC diperlakukan hamper, seperti ID dan password
keperluan. Proses ini menyediakan jaminan bahwa pada storage server, wireless, dan lain-lain. Lalu untuk
resources informasi dapat mendukung keperluan bisnis prosedur dan tanggung jawab keamanan telah
yang akan disediakan secara terusmenerus. Dalam dikomunikasikan dengan baik ke seluruh karyawan XC.
pengaturan kebutuhan dan kapasitas dari IT resource Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa untuk proses
yang ada di XC dilakukan secara tidak terencana maupun DS5 yaitu memastikan keamanan sistem, rata-rata berada
terstruktur, itu semua dilakukan dengan intuisi dan dilevel 3.1, Defined Process.
pengalaman dari senior management. Tetapi keputusan
4.2.6 Hasil DS6 Identifikasi dan Biaya Tambahan
atau tindakan yang dilakukan oleh senior management
masih mengarah kepada IT strategi yang telah Kebutuhan untuk mengadakan sistem yang adil dan
ditentukan. Terkadang pengaturan dengan cara ini sedikit pantas dengan mengalokasikan biaya-biaya IT bagi
membahayakan, contohnya seperti pembelian storage bisnis, maka akan diperlukan pengukuran yang akurat
server guna mem-back up data saat kehilangan data telah dan adanya persetujuan business users terhadap biaya-
terjadi. Dan sekali lagi itu semua terjadi tanpa ada biaya IT yang akan dialokasikan dengan adil. Proses ini

6
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B1

meliputi, membangun dan mengoperasikan sistem yang individu masing-masing karyawan XC. Ada training dan
dapat menyimpan, mengalokasikan dan melaporkan komunikasi secara formal dalam standar prosedur dan
biaya-biaya IT untuk service yang dilakukan oleh users. tanggungjawab diserahkan untuk individu yang
Dalam permasalahan pengalokasian dana di XC bersangkutan. Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa
sepenuhnya dipegang oleh senior management, tapi untuk proses DS8 yaitu mengelola bantuan layanan dan
senior management juga selalu meminta pendapat kepada insiden, rata-rata berada dilevel 2.4, Repeatable But
tiap individu yang dananya akan dialokasikan untuk Intuitive.
kebutuhan individu tersebut. Di XC sangat tinggi akan
4.2.9 Hasil DS9 Mengatur Konfigurasi
rasa kejujuran dan kebersamaan, sehingga senior
management memberikan kepercayaan lebih dalam hal Menjamin integritas konfigurasi hardware dan
pengalokasian dana untuk kebutuhan masing-masing software, sehingga akan memerlukan penetapan dan
individu. Untuk tahap ini terdapat dokumentasi yang baik perawatan terhadap keakuratan serta kelengkapan tempat
dan terstruktur. Tapi dana yang dialokasikan hanya penyimpanan konfigurasi. Proses ini meliputi
berdasarkan intuisi dan pengalaman dari masing-masing pengumpulan konfigurasi informasi awal, menetapkan
individu. Dari penjelasan diatas, XC disimpulkan bahwa dasar, melakukan verifikasi dan audit konfigurasi
untuk proses DS6 yaitu identifikasi dan biaya tambahan informasi, serta mengupdate tempat penyimpanan
rata-rata berada dilevel 3.0, Defined Process. konfigurasi yang dibutuhkan. Manajemen konfigurasi
yang efektif akan memfasilitasi ketersediaan sistem.
4.2.7 Hasil DS7 Mendidik dan Melatih User
Meminimalkan permasalahan produksi dan
Efektifnya, pendidikan untuk seluruh users dari IT menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cepat.
system, meliputi segala hal yang ada dalam IT dan Pada tahap ini kebutuhan akan configuration
keperluan untuk menentukan training yang dibutuhkan management telah diakui dalam XC, hanya manajemen
oleh setiap grup users. Sebagai tambahan untuk konfigurasi berdasarkan sifatnya, seperti pemeliharaan
menentukan suatu kebutuhan, maka dalam proses ini juga inventori, software, hardware, dan lain-lain telah
akan ditentukan dan diputuskan suatu strategi yang dikerjakan oleh individu tertentu didalam perusahaaan.
efektif untuk pelatihan dan pengukuran terhadap hasil Tetapi tidak ada standar khusus atau tertulis, standar
yang diperoleh. Di XC diberlakukan sistem training yang ditetapkan hanya berdasarkan intuisi dan
secara informal dan formal untuk karyawan XC. pengalaman senior management dan pada tahap ini XC
Biasanya apabila ada aplikasi baru yang masuk kedalam memiliki dokumentasi yang baik. Dari penjelasan diatas,
TC, maka hal tersebut akan dikomunikasikan dengan disimpulkan bahwa untuk proses DS9 yaitu mengatur
seluruh karyawan. Sedangkan untuk training kepada konfigurasi, rata-rata berada dilevel 3.1, Defined
users akan bersifat formal dengan perjanjian yang telah Process.
disepakati oleh kedua belah pihak. Ini dilakukan karena
4.2.10 Hasil DS10 Mengelola Masalah
hubungan dengan users merupakan hubungan yang murni
bisnis dan harus dilindungi dengan perjanjian hitam Efektifnya, mengatur suatu masalah akan memerlukan
diatas putih. Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa identifikasi dan klasifikasi dari masalah yang ada.
untuk proses DS7 yaitu mendidik dan melatih user rata- Menganalisa akar masalah dan adanya penyelesaian
rata berada dilevel 2.4, Repeatable But Intuitive. terhadap masalah tersebut. Proses mengatur masalah juga
meliputi identifikasi terhadap rekomendasi yang
diberikan untuk melakukan peningkatan, melakukan
4.2.8 Hasil DS8 Mengelola Bantuan Layanan dan perawatan terhadap catatan permasalahan dan meninjau
Insiden status dari tindakan korektif yang diambil. Efektifitas
dari proses untuk mengatur masalah akan dapat
Respon yang tepat dan efektif terhadap IT user
meningkatkan service level, mengurangi biaya dan
queries dan masalah yang timbul, memerlukan
meningkatkan kepuasan serta memudahkan konsumen.
perancangan serta pelaksanaan yang baik dari service
Dalam mengatasi masalah di XC hanyalah berdasarkan
desk dan proses manajemen kecelakaan. Proses ini
intuisi dan pengalaman dari individu masing-masing.
meliputi, pemasangan fungsi dari service desk yaitu
Tidak ada dokumentasi maupun prosedur dalam
registrasi, proses peningkatan kecelakaan, analisa tren
penanganan masalah yang terjadi didalam perusahaan
dan akar masalah serta penyelesaiannya. Manfaat bisnis
maupun yang terjadi pada perusahaan users. Untuk saat
meliputi peningkatan produktifitas melalui penyelesaian
ini metode ini terbukti lumayan efektif, tetapi mungkin
yang cepat dari user queries. Sementara itu, bisnis dapat
untuk kedepannya akan menghadapi kendala-kendala
menjawab akar masalah yang ada dengan sistem
seperti keluarnya orang penting dalam perusahaan,
pelaporan yang efektif. Terdapat kesadaran dalam hal
masalah baru yang belum pernah terjadi, atau kendala
service desk function dan incident management process.
lainnya yang dapat terjadi. Dari penjelasan diatas,
Tetapi pertolongan-pertolongan yang dilakukan terhadap
disimpulkan bahwa untuk proses DS10 yaitu mengelola
pertanyaan users maupun kendala-kendala users
diberikan secara informal berdasarkan atas pengetahuan

7
B1 Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016

masalah, rata-rata berada dilevel 2.3, Repeatable But fisik sebagian besar merupakan tanggungjawab masing-
Intuitive. masing karyawan XC. Ini dikarenakan sebagian besar
karyawan menggunakan laptop untuk bekerja, dan laptop
4.2.11 Hasil DS11 Mengelola Data
tersebut sering dibawa pulang guna melanjutkan
Efektifnya, pengaturan data akan memerlukan pekerjaan dirumah. Untuk masalah dikantor seperti
penentuan data yang diperlukan. Proses pengaturan data storage server tidak dilindungi oleh perlindungan fisik
juga meliputi penetapan prosedur yang efektif untuk apapun. Didalam perusahaan juga tidak terdapat
mengatur media library, backup dan recovery data, serta perlindungan anti-maling, kebakaran, atau sejenisnya.
media pemusnahan yang tepat. Pengaturan data yang Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa untuk proses
efektif akan membantu menjamin kualitas, timeliness dan DS12 yaitu mengelola fasilitas, rata-rata berada dilevel
ketersediaan data bisnis. Didalam XC data merupakan 1.5, initial / Ad Hoc.
salah satu hal yang paling fatal, ini semua dikarenakan
4.2.13 Hasil DS13 Mengelola Operasi
Perusahaan tersebut selain menjadi IT Consultant mereka
juga menerima outsourcing payroll yang isinya berupa Pemrosesan data yang akurat dan lengkap akan
seluruh data-data karyawan yang menggunakan produk memerlukan efektifitas dari manajemen dalam
mereka. Oleh karena itu, data di XC mendapatkan memproses data dan memelihara hardware. Proses ini
perhatian yang lebih, mulai dari disiapkannya storage meliputi penentuan prosedur-prosedur dan
server, satu komputer server guna menyimpan data juga, kebijakankebijakan operasi untuk mengefektifkan
dan lain-lain. Keamanan data users juga dilindungi oleh manajemen dalam menjadwalkan pemrosesan,
perjanjian hitam diatas putih antara TC dengan para melindungi output yang sensitif, memonitor infrastruktur
users dan untuk keamanan data dalam perusahaan dibuat dan perawatan preventif untuk hardware. Di XC masalah
sedemikian rupa agar dimudah ditembus oleh parah manajemen operasi seluruhnya dipegang oleh senior
orang-orang usil. Dan yang mengatur dan mengawasi management. Dan penentuan prosedur-prosedur dan
seluruh itu semuanya ada ditangan senior management. kebijakan-kebijakan yang nantinya akan diberlakukan
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa untuk proses didalam perusahaan ditentukan berdasarkan intuisi dan
DS11 yaitu mengelola data, rata-rata berada dilevel 3.0, pengalaman dari senior management tersebut. Pada tahap
Defined Process. ini, XC kembali dihadapkan dengan permasalahan
dokumentasi yang kurang memadai. Dari penjelasan
4.2.12 Hasil DS12 Mengelola Fasilitas diatas, disimpulkan bahwa untuk proses DS13 yaitu
mengelola operasi rata-rata berada dilevel 2.2,
Perlindungan untuk perlengkapan komputer dan
Repeatable But Intuitive.
personil memerlukan rancangan dan pengaturan fasilitas

Delivery and Support (DS) Level


Menetapkan dan mengatur tingkat
DS 1 layanan 2.3
Pengaturan layanan dengan pihak
DS 2 ketiga 2.4
DS 3 Mengatur kinerja dan kapasitas 2.3
DS 4 Memastikan ketersediaan layanan 2.7
DS 5 Memastikan keamanan sistem 3.1
DS 6 Identifikasi dan biaya tambahan 3.0
DS 7 Mendidik dan melatih user 2.4
Mengelola bantuan layanan dan
DS 8 insiden 2.4
Gambar 6. Hasil Maturity Deliver and Support
DS 9 Mengatur konfigurasi 3.1
DS10 Mengelola masalah 2.3 Dari hasil analisa diatas, diperoleh level kematangan
DS11 Mengelola data 3.0 dari setiap proses yang ada dalam tahap Deliver and
DS12 Mengelola fasilitas 1.5 Support (DS) dan proses-prosesnya dapat dilihat pada
Gambar 6 dan Tabel 3. Hasil Maturity Deliver and
DS13 Mengelola operasi 2.2
Support.
DS Rata-rata 2.56
fisik yang baik. Proses untuk mengatur lingkungan fisik,
meliputi penentuan keperluan physical sit, pemilihan
fasilitas yang sesuai serta perancangan proses-proses
yang efektif untuk mengawasi faktor-faktor lingkungan
dan mengatur akses fisik. Untuk masalah perlindungan

8
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 B1

5. Simpulan Jurnal Teknologi Informasi, Vol . VII Nomor 19, ISSN :


1907-2430.
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian yang [9] Sarno, Riyanarto. , 2009, “Audit Sistem & Teknologi
Informasi” ITS Press, Surabaya.
telah dilakukan adalah sebagai berikut :
[10] Surendro, Kridanto., 2005, “Implementasi Tata Kelola
 Tata kelola TI pada XYZ Company sudah Teknologi Informasi”, Jakarta, Informatika.
dilakukan walaupun masih belum berjalan secara [11] IT Governance Institute., 2007, “COBIT 4.1 Framework,
optimal karena belum mencapai pada tingkat Control Objective, Management Guidelines, Maturity
kematangan yang diharapkan. Models”, Rolling Meadows, IL 60008 USA: ITGI.
 Tingkat kematangan (maturity level) yang ada pada [12] Andry, J. F., 2016, “Audit Tata Kelola TI Menggunakan
setiap proses TI yang terdapat dalam domain Kerangka Kerja Cobit Pada Domain DS dan ME di
Acquire Implement (AI) dan Deliver Support (DS) Perusahaan Kreavi Informatika Solusindo”, Seminar
Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi, pp. 287-
rata-rata pada level 2,83 dan level 2,56 dan masih
294.
berada pada level 2 (repeatable but intuitive). [13] Andry, J. F., 2016, “Audit Sistem Informasi Sumber Daya
 Proses tata kelola TI di XYZ Company telah Manusia Pada Training Center Di Jakarta Menggunakan
memiliki pola yang berulangkali dilakukan. Di Framework Cobit 4.1”, Jurnal Ilmiah FIFO, vol. VIII,
dalam melakukan manajemen aktivitas terkait no.1, pp. 28-34.
dengan tata kelola teknologi informasi, namun
keberadaannya belum terdefinisi secara baik dan
formal sehingga masih terjadi ketidakkonsistenan. Johanes Fernandes Andry, memperoleh gelar S.T dari
Universitas Atma Jaya, Jakarta tahun 1998 dan M.Kom dari
Saran untuk penelitian ini adalah memberikan pelatihan Universitas Budi Luhur, Jakarta tahun 2006. Saat ini sebagai
COBIT 4.1 atau 5 bagi karyawan yang terlibat dalam Staf Pengajar program studi Sistem Informasi Universitas
kegiatan evaluasi tata kelola TI, jika memungkinkan di Bunda Mulia.
certified oleh ISACA, dengan CISA (Certified
Information System Auditor)

REFERENSI
[1] “Tata Kelola Teknologi Informasi”, 2016,
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_kelola_teknologi_infor
masi
[2] “Tata kelola IT Governance”, 2016, https://prezi.com/-
zrcshmj3ne3/tata-kelola-it-it-governance/
[3] Revinggar, Bilqish Nadia., Tanuwijaya Haryanto.,
Mastan, Ignatius Adrian., “Audit Sistem Informasi
Instalasi Rawat Jalan Berdasarkan Perspektif Pelanggan
Balanced Scorecard dan Standar Cobit 4.1 (Studi Kasus:
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya)”, Sekolah Tinggi
Manajemen Komputer & Teknik Komputer Surabaya.
[4] Fitrianah, Devi., Sucahyo, Yudho Giri., “Audit Sistem
Informasi/Teknologi Informasi dengan Kerangka Kerja
COBIT untuk Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi
di Universitas XYZ” Jurnal Sistem Informasi MTI-UI,
Volume 4, Nomor 1, ISBN 1412-8896.
[5] Maniah., Lestari, Sri., 2008, “Model Audit Sistem
Informasi Akademik Proses Penyampaian dan Dukungan
Pelayanan (Studi Kasus : Universitas Widyatama)”,
Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan
Komunikasi Untuk Indonesia”, Jakarta.
[6] Harris, Ivan., Tarigan, Muara Laut Adong., Mawlan,
Suwirno., “Analisis Manajemen Risiko Pada
Implementasi Sistem Informasi Keamanan di PT. Pupuk
Sriwidjaja Dengan Framework COBIT 4.1”, STMIK GI
MDP.
[7] Susandi, Bagus Apri., 2014, “Audit Tata Kelola
Teknologi Informasi Menggunakan COBIT 4.1 Pada
PTPN VII Unit Usaha Betung”, Jurnal Teknik
Informatika, Universitas Bina Darma Palembang.
[8] Surbakti, Herison., 2012, “Managing Control Object for
IT (COBIT) Sebagai Standar Framework Pada Proses
Pengelolaan IT-Governance dan Audit Sistem Informasi”,

View publication stats

You might also like