You are on page 1of 31

PERAN PERSI DALAM

DISASTER BENCANA DAN NON ALAM DI ERA PANDEMI COVID 19

Dr Kuntjoro Adi Purjanto, Mkes


Ketum Umum
PERSI ( Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia )
Jakarta, 23 Febuari 2021
SISTEMATIKA
I. PENGANTAR;

II. KEBIJAKAN

III. UPAYA

IV. PERAN PERSI

V. PENUTUP

“ To err is human, to cover up is unforgivable, and to fail to learn is inexcusable ”


Sir Liam Donaldson World Health Organization Envoy for Patient Safety
VISI
Terwujudnya PERSI sebagai wadah pemersatu
komunitas perumahsakitan di Indonesia yang handal,
mandiri, tangguh dan berstandar internasional serta
dipercaya seluruh lapisan masyarakat dan anggota.

“ The secret of change is to focus all of your energy, not on fighting the old, but on building the new ”
- Socrates -
MISI
1. Berperan aktif mewujudkan kebijakan dan regulasi yang berpihak
pada rumah sakit dalam kendali mutu kendali biaya.
2. Berperan aktif mewujudkan tatakelola korporasi rumah sakit yang
baik.
3. Berperan aktif mewujudkan tatakelola klinis rumah sakit yang
baik.
4. Berperan aktif mewujudkan tatakelola etik yang baik.
5. Berperan aktif mewujudkan tatakelola asuhan pasien yang baik.
6. Mewujudkan kerjasama dengan stakeholder dan shareholder di
bidang perumahsakitan.

PRIMUM, NON NOCERE Theme: Health Worker Safety: A Priority for Patient Safety
FIRST, DO NO HARM Slogan: Safe health workers, Safe patients.
Call for action: Speak up for health worker safety.
HIPPOCRATES’S TENET:
( 460-335 BC )
NILAI
1. Transparansi
2. Akuntabel
3. Responsibel
4. Independen
5. Fairness

“ Clinical governance is essentially an organisational concept aimed at ensuring that every health organisation creates the
culture, the systems and the support mechanisms so that good clinical performance will be the norm and so that quality
improvement will be part and parcel of routine clinical practice. ”, Sir Liam Donaldson, November 1999
NOTA KESEPAKATAN

If you want to travel fast, you travel alone…


If you want to go far, travel with others…
KEBIJAKAN TATA KELOLA

Penjelasan
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
KEBIJAKAN DISASTER BENCANA DAN NON ALAM
DI ERA PANDEMI COVID 19
KEBIJAKAN KOMITE MUTU
The Joint Commission's 2021 national patient
safety goals for hospitals are:
1. Improve the accuracy of patient identification.
2. Improve staff communication.
3. Improve the safety of medication administration.
4. Reduce patient harm associated with clinical alarm
systems.
5. Reduce the risk of healthcare-associated infections.
6. Better identify patient safety risks in the hospital.
7. Better prevent surgical mistakes.

International Patient Safety Goals


Goal One. Identify patients correctly.
Goal Two. Improve effective
communication.
Goal Three. Improve the safety of high-
alert medications.
Goal Four. Ensure safe surgery.
Goal Five. Reduce the risk of health care-
associated infections.
Goal Six. Reduce the risk of patient harm
resulting from falls.
UHC
BENCANA Without
Harm
Gagal
Mencapai
Kinerja
Strategis
Best practice

Quality
Piutang vs Hutang Assesment? disruption sebagai perubahan
secara radikal dan revolusioner
yang bisa memicu ketegangan
karena ada unsur 3 S “sudden,
speed , dan surprise”.

Era
CoVid 19,
Banyak
Resiko

Silent Killer
Gagal
Komunikasi
Internal
“ DARK TRIAD “

Pelayanan kesehatan di dunia saat ini menghadapi kondisi VUCA ( volatile, uncertainty, complexity dan
ambiguity ) karena dihadapkan pada disruption in healthcare.

Volatility Uncertainty Complexity Ambiguity


Bergejolak, berubah2 Memiliki ketidakpastian Saling berhubungan, Menimbulkan
yang tinggi saling tergantung, rumit Keragu-raguan
11
DAMPAK BENCANA TERHADAP RS

• Kerusakan yang diakibatkan bencana


merupakan pemicu tidak berfungsinya layanan
kesehatan (Functional Collapse) dan
fasilitasnya (Structural Collapse)

• Maka, rumah sakit yang dibangun tanpa


mempertimbangkan risiko bencana dan
mengabaikan aspek pemeliharaan dapat
memperburuk layanan kesehatan dan
fasilitasnya seiring waktu.
SAFE HOSPITAL

Safe hospital adalah fasilitas kesehatan yang dapat tetap ter-akses dan
berfungsi pada kapasitas maksimum, dan dalam infrastruktur yang
sama, selama dan segera setelah terkena hazard .

Safe hospital bertujuan untuk melindungi hidup pasien, pengunjung dan


staf, melindungi investasi berupa perlengkapan dan alat kesehatan dan
melindungi performa fasilitas kesehatan.

Maksud strategi rumah sakit yang selamat dari bencana ini adalah untuk
memastikan bahwa rumah sakit tidak hanya akan tetap berdiri bila ada
bencana, tapi juga akan berfungsi secara efektif tanpa gangguan
apapun.
BENCANA NON-ALAM
MEMPUNYAI KARAKTERISTIK YANG
SANGAT BERBEDA DANGAN
BENCANA ALAM ATAU BENCANA LAIN

PANDEMI COVID 19
MENIMBULKAN KONSEKWENSI
KHUSUS PADA RS DI SELURUH
INDONESIA
NEW NORMAL = BALANCING ACT

SAAT NEW NORMAL RUMAH SAKIT


MEMILIKI BEBAN GANDA:
COVID 19 DAN PASIEN UMUM

“ Balancing Act ”, perawatan untuk pasien


COVID 19 tetap berjalan disaat bersamaan
pelayanan pasien umum juga berjalan dengan
resiko penularan seminimal mungkin 4

“ Shifts in behavior, new regulation, accelerated adoption of tech –it's the moment innovators have been waiting for “
PERAN RUMAH SAKIT

• Bagaimana dampak Covid-19 terhadap


keselamatan pasien dan pegawai rumahsakit

• Bagaimana dampak Covid-19 terhadap


pendapatan RS karena pasien-pasien non-Covid
menurun?

• Bagaimana kemampuan sistem bencana di RS


menghadapi Covid-19?

• Bagaimana fasilitas dan fisik RS dalam


menghadapi Covid-19?

• Bagaimana aplikasi telemedicine dalam masa


Covid-19?
The Hospital readiness checklist sheet consists
of 12 key components that are essential to
managing COVID-19 in a hospital or facility

Component 1. Leadership and incident management


system
Component 2. Coordination and Communication
Component 3. Surveillance and information
management
Component 4. Risk communication and community
engagement
Component 5. Administration, finance and business
continuity
Component 6. Human resources
Component 7. Surge capacity
Component 8. Continuity of essential support
services
Component 9. Patient management
Component 10. Occupational health, mental health
and psychosocial support
Component 11. Rapid identification and diagnosis
Component 12. Infection prevention and control
The Hospital readiness checklist sheet consists
of 12 key components that are essential to
managing COVID-19 in a hospital or facility

Component 2. Coordination
and communication
Accurate communication and
timely coordination are necessary
to ensure that risk analyses and
decision-making are informed by
data and there is effective
collaboration, cooperation and
confidence among all hospital staff
and stakeholders. This component
includes communication and
coordination both within the
hospital and through links with
local and national authorities,
including communities and primary
health care services

Reference;
1. Hospital readiness checklist for COVID-19: interim document, version 5, 10 February 2020. Washington, DC: World Health Organization, Pan American Health Organization.
(https://www.paho.org/en/documents/hospital-readiness-checklist-covid-19, accessed 13 March 2020).
2. Hospital readiness checklist for COVID-19: interim version, February 24, 2020. Copenhagen: World Health Organization, Regional Office for Europe (https://apps.who.int/iris/handle/10665/333972,
accessed 13 March 2020).
3. Hospital readiness checklist for COVID-19: interim document, version 1, March 29, 2020. Cairo: World Health Organization, Regional Office for the Eastern Mediterranean
(http://www.emro.who.int/images/stories/coronavirus/documents/hospital_readiness_checklist_for_covid_1 9.pdf?ua=1, accessed 28 May 2020).
The range of approaches and interventions for
achieving continuity of care

Lembaga-lembaga Kesehatan yang


seharusnya mempunyai Knowledge
tentang Covid19 dengan baik;
• Policy maker/Regulator: Kemenkes,
DinKes
• Organisasi Pengelola Dana Kesehatan:
BPJS
• Organisasi pemberi pelayanan
kesehatan kuratif pemerintah/swasta:
RS, FKTP
• Organisasi pemberi pelayanan
preventif/promotif
• Lembaga-lembaga pendidikan/pelatihan
tenaga kesehatan
• LSM di bidang kesehatan
• ……………
Continuity and coordination of care: a practice brief to support implementation of the WHO Framework on integrated people-centred health services, 2018
• Rumah sakit merupakan suatu simpul yang sangat
penting yang bersama dengan simpul-simpul lain
menjadi suatu jaringan dalam penanggulangan
bencana. Dapat dikatakan, rumah sakit merupakan
tumpuan harapan masyarakat apabila terjadi
bencana.

• Setiap orang berpikir korban harus dibawa ke


rumah sakit.
Karena itu, seperti dijelaskan
Dalam doktrin dalam SPGDT,
penanggulangan bencana penanggulangan bencana
dikatakan bahwa “ Tidak dilaksanakan secara
memindahkan terintegrasi di sekitar tempat
bencana/korban massal ke kejadian disertai upaya-upaya
rumah sakit ”. evakuasi untuk korban yang
harus dirujuk ke rumah sakit.
RUMAH SAKIT
berfungsi sebagai sumber utama :

• Penanganan, evakuasi, dan perawatan korban


bencana.

• Manajemen rumah sakit bersama pemimpin


pelayanan medis harus menyiapkan semacam
“skenario” untuk penanggulangan bencana di
daerah di mana rumah sakit berada.


Inilah yang disebut sebagai penyusunan
disaster plan rumah sakit, yaitu suatu
perencanaan yang komprehensif untuk
menangani bencana, berupa dokumen tertulis
yang berisi macam-macam SOP, termasuk
kerjasama dengan rumah sakit lain, serta
koordinasi dengan pihak-pihak lain yang
terkait.
ISU POKOK yang dapat mempengaruhi kemampuan
rumah sakit dalam memberikan respons terhadap
bencana atau terhadap peristiwa korban massal,
meliputi:

• Kemampuan rumah sakit menyediakan tambahan tempat


secara tiba-tiba untuk perawatan (Surge Capacity & Surge
Capability) dan evakuasi sekunder ke RS lain bila RS
bersangkutan tidak mampu.

RS yang paling dekat dengan daerah bencana dapat berubah


menjadi triage area.

• Medikasi dan persediaan bahan-bahan, Integritas struktur,


Kekuatan infrastruktur, Staf terlatih

• Prosedur tanggap dan prosedur respons bencana secara


sempurna yang termasuk dalam disaster plan.Kemampuan
rumah sakit untuk berfungsi sesuai dengan rencana
penanganan bencana.
Disaster plan sebuah rumah Selain itu akan makin baik
sakit harus terkoordinasi jika instansi-instansi lain di
dengan baik dengan disaster wilayah itu mempunyai
plan rumah sakit-rumah sakit disaster plan yang juga
yang lain, juga disaster plan
dari kota, kabupaten, provinsi, terkoordinasi dalam suatu
dan bahkan disaster plan kerja sama jaringan
nasional. (network).
PERAN RUMAH SAKIT
DALAM MENGHADAPI BENCANAN DANMEMASTIKAN
KEMAMPUAN:

1. Menyediakan Surge Capacity & Surge Capability

2. Melakukan evakuasi sekunder (rujukan ke RS lain)

3. Menyediaan obat dan BMHP

4. Integritas infrastruktur

5. Kekuatan infrastruktur

6. Staf terlatih

7. Kesiapan rencana penanggulangan (disaster plan)

8. Menjamin RS dapat berfungsi saat bencana


BENCANA DI INTERNAL RUMAH SAKIT

1. Kebakaran

2. Gempa bumi/banjir

3. Kecelakaan oleh chemical berbahaya

4. Kejadian luar biasa penyakit

5. Ancaman bom
BENCANA EKSTERNAL RUMAH SAKIT

1.Kecelakaan masal, mobil, kereta


2.Kecelakaan pesawat terbang
3.Huru-hara
4.Bencana alam
5.Kasus wabah yang dikirim ke RS sebagai rujukan
Melalui pemahaman-pemahaman terhadap bencana dan prinsip-
prinsip penanggulangannya, rumah sakit bisa memulai dengan
membentuk Komite Bencana dan sebuah tim yang nantinya akan
menjadi BSB.

Kemudian bisa dilakukan kerjasama antar rumah sakit, mulai dari


pertukaran informasi, kerjasama, koordinasi sampai ke sebuah
kegiatan bersama berupa pelatihan-pelatihan dan simulasi-simulasi.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut selanjutnya melibatkan
pihak-pihak lain di luar rumah sakit sesuai prinsip SPGDT.

Dukungan Pemda tentu sangat penting termasuk BPBD.

Pertemuan-pertemuan antar RS baik melalui PERSI atau


bersama 18 Asosiasi RS mengundang berbagai pihak baik
dilingkungan Pemda atau instansi lain akan menyebabkan
timbulnya peran serta dan kerjasama.

Tentu harus dipahami fungsi-fungsi dan kewenangan


instansi-intansi ataupun organisasi tersebut.
PERAN PERSI
1. Berperan serta dalam merumuskan kebijakan dan regulasi terkait yang berpihak pada Rumah
Sakit dan Sistem Kesehatan Nasional, termasuk saat ini dalam sukses pelaksanaan penjagaan
mutu melalui akreditasi Rumah Sakit
2. Menyukseskan program Pemerintah dalam bidang kesehatan pada umumnya dan Rumah Sakit
pada khususnya, terutama yang terkait penjagaan dan peningkatan mutu pelayanan di Rumah
Sakit
3. Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepatuhan Rumah Sakit terhadap pelaksanaan
peningkatan mutu, Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko Rumah Sakit
4. Berperan aktif mewujudkan; Tatakelola Korporasi Rumah Sakit yang Baik, Tatakelola Klinis
Rumah Sakit yang Baik,Tatakelola Etik yang Baik dan Tatakelola Asuhan Pasien yang Baik
5. Berperan aktif dalam meningkatkan Kemampuan dan Kompetensi pelaksanaan Peningkatan Mutu,
Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko di Rumah Sakit melalui pemanfaatan Workshop dan
Seminar virtual dengan memerankan peran IMRS, IKPRS, LDP, LSP PERSI dan PT ISM.
6. Membantu dan menyiapkan Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
non-diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan Standar
Pelayanan Rumah Sakit
A forced reset of our society is the
perfect opportunity to explore
new areas for growth!

TERIMA KASIH
Shifts in behavior, new regulation,
accelerated adoption of tech –it's the
moment innovators have been waiting for.

You might also like