You are on page 1of 8

ISSN 1858-0882

E-ISSN 2338-9982 Spesies Tikus ...................................(Dina Supriyati et al.)

BALABA
JURNALLITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG
SPESIES TIKUS, CECURUT DAN PINJAL YANG DITEMUKAN DI PASAR KOTA
BANJARNEGARA, KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013

SPECIES RATS, SHREW AND FLEAS FOUND IN THE MARKET TOWN BANJARNEGARA,
BANJARNEGARA
BANJARNEGARA DISTRICT 2013
VOLUME 9 NO. 2 Desember 2013
Dina Supriyati*, Adil Ustiawan**
ABSTRACT SHEET *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
This abstract sheet may reproduced/copied without permission Kampus Undip Tembalang Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang Selatan
NLM: WC 765 BALABA ** Balai Litbang P2B2 Banjarnegara
Bina Ikawati, Adil Ustiawan, Muhammad Umar Vol. 9 No. 2, December 2013, Pages. 39-46 Jl. Selamanik No. 16A Banjarnegara
Yusuf E_mail: dinasupriyati.undip@yahoo.co.id
(Vector and Animal Borne Disease Control Unit, Rats harm to human life, both in terms of economics
Banjarnegara) and health. Rats transmitted disease, ectoparasites Accepted:30/8/2013 Reviewed:6/9/2013 Reviewed:8/10/2013 Revised:15/10/2013
and endoparasites. Many potential sites where rat
ENTOMOLOGY SURVEY AS EARLY WARNING found in high enough quantities, one of those sites is
OF MALARIA TRANSMISION IN KENDAGA a traditional market. The purpose of this study was to ABSTRAK
VILLAGE, BANJARMANGU SUB DISTRICT, know the presence of rats and fleas in the market
BANJARNEGARA DISTRICT AT 2012 town Banjarnegara, Banjarnegara District. This Tikus merugikan bagi kehidupan manusia, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan. Tikus membawa kuman
research is a descriptive study using survey methods. penyakit, ektoparasit dan endoparasit. Pasar tradisional merupakan tempat potensial ditemukan tikus dalam
BALABA Research design using cross-sectional approach. jumlah cukup tinggi. Tujuan penelitian untuk mengetahui keberadaan tikus, cecurut dan ektoparasit pinjal di
Vol. 9 No. 2, December 2013, Pages. 33-38 Rats data obtained by trapping rats using a live trap. Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian deskriptif dengan metode survei dan pendekatan
Population was rats living in markets Banjarnegara, cross sectional. Data tikus dari penangkapan tikus menggunakan live trap. Populasi adalah fauna tikus yang
Central Java malaria case's decreases, either from Banjarnegara. The sample was rats that were caught hidup di Pasar Kota Banjarnegara. Sampel adalah tikus yang tertangkap menggunakan perangkap yang diberi
number of cases or wide of region. Data from Central using bait traps roasted coconut and cucumber. The umpan kelapa bakar dan mentimun. Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tikus yang
Java Province Health Office showed at 2012 malaria collected data were analyzed descriptively. Result
tertangkap sebanyak 33 ekor .Tikus yang banyak tertangkap adalah Rattus tanezumi (84,85%) dan paling sedikit
cases in Banjarnegara District residing in rangking showed that 33 rats had been caught during the study.
two after Purworejo District with Annual Paracyte The most abundant species was Rattus tanezumi tertangkap Rattus norvegicus (3,03%). Tikus berjenis kelamin jantan lebih banyak ditemukan 20 ekor (60,61%)
Incidence (API) as much 0,68 ‰ while Purworejo (84.85%), while the least is Rattus norvegicus daripada tikus betina 13 ekor (39,39%). Tikus sebagian besar terdapat di dalam los pasar (77,42%) daripada di
District as much 0,78 ‰. Until 2012 Banjarmangu (3.03%). As much 20 (60.61%) were male higger luar los pasar (22,58%). Trap success tikus sebesar 8,25% dengan keberhasilan penangkapan paling tinggi pada
Sub district, Kendaga Village is High Case Incidence than female rat as much as 13 rats (39.39%). Rats in hari ke-2 (4,5%). Trap success berdasarkan lokasi penangkapan di dalam los pasar lebih besar (6,5%) daripada
area. The aimed of this research was to know actual the market stalls (77,42%) greater than the outside luar los pasar (1,75%). Jumlah pinjal yang menginfestasi spesies tertangkap sebanyak 67 ekor. Spesies pinjal
malaria vector situation in Kendaga Village. This market stall (22,58%). The trap succes were 8.25% yaitu Xenopsylla cheopis. Indeks umum pinjal sebesar 2,03 melebihi standar. Perlu dilakukan pengendalian tikus
research was descriptive with all night entomology with the successful capture of the highest rats on day dan pinjal (Xenopsylla cheopis).
survey methode and seeking Anopheles mosquitoes 2 (4.5%). While the success of trapping rats (trap
larval habitat. Survey had been done in Kendaga success) based on the location of the arrest shows
Village on June and December 2012. This research that in the market stalls (6.5%) greater than the Kata kunci: keberhasilan penangkapan, tikus, pinjal
found all species malaria vector that found in 2001 outside market stall (1.75%). Number of fleas that
that were Anopheles balabacencis, An. maculatus infest species caught as many as 67 tails. Species of
and An. aconitus. Wall MHD between 0.4 to .75 was fleas that infest rats identified as Xenopsylla cheopis. ABSTRACT
found in 2001 and zero for 2012. MHD cage Common flea index as much 2,03 upper than Rats harm to human life, both in terms of economics and health. Rats transmitted disease, ectoparasites and
between 0.85 to 2.57 in 2001 and between 0.08-0.17 standard. Control of rats and fleas (Xenopsylla endoparasites. Many potential sites where rat found in high enough quantities, one of those sites is a traditional
in 2012. Indoor MBR between 0.06 to 0.3 in 2001 cheopis) was needed. market. The purpose of this study was to know the presence of rats and fleas in the market town Banjarnegara,
and in 2012 was 0.02 . Outdoor MBR 2001 from 0.08 Banjarnegara District. This research is a descriptive study using survey methods. Research design using cross-
to 0.25 and in 2012 was 0.02 . Trend of relative Key words: trap success, rats, fleas sectional approach. Rats data obtained by trapping rats using a live trap. Population was rats living in markets
density was decreases than in 2001. Banjarnegara, Banjarnegara. The sample was rats that were caught using bait traps roasted coconut and
cucumber. The collected data were analyzed descriptively. Result showed that 33 rats had been caught during the
Key words:malaria, Kendaga, relative density NLM: QX 400 study. The most abundant species was Rattus tanezumi (84.85%), while the least is Rattus norvegicus (3.03%). As
Ribia Tutstsintaiyn much 20 (60.61%) were male higger than female rat as much as 13 rats (39.39%). Rats in the market stalls
(Public Health Faculty, Ahmad Dahlan University) (77,42%) greater than the outside market stall (22,58%). The trap succes were 8.25% with the successful capture
NLM: WA 106 of the highest rats on day 2 (4.5%). While the success of trapping rats (trap success) based on the location of the
Dina Supriyati, Adil Ustiawan STUDY ENDOPARACITES HELMINTH OF arrest shows that in the market stalls (6.5%) greater than the outside market stall (1.75%). Number of fleas that
(Public Health Faculty, Diponegoro University) RATS (Rattus spp.) IN CITEREUP- DAYEUH infest species caught as many as 67 tails. Species of fleas that infest rats identified as Xenopsylla cheopis. Common
KOLOT BANDUNG, WEST JAVA 2013 flea index as much 2,03 upper than standard. Control of rats and fleas (Xenopsylla cheopis) was needed.
SPECIES RATS, SHREW AND FLEAS FOUND
IN THE MARKET TOWN BANJARNEGARA, BALABA Key words: trap success, rats, fleas
BANJARNEGARA DISTRICT 2013 Vol. 9 No. 2, December 2013, Pages. 47-52

39
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 39-46 Pemeriksaan Bakteri..........................(Sefrita Tri Utami et al.)

PENDAHULUAN Peterongan dan Pasar Wonodri Semarang, paling Jakarta:Puslitbang Oseanologi-LIPI; 2009.
Faktor lingkungan biotik dan abiotik akan banyak ditemukan adalah jenis tikus Rattus 16. Yepyhardi. 2009. Elektroforesis:pintu gerbang
mempengaruhi dinamika populasi tikus. Suatu norvegicus, masing-masing sebesar 53,3% di Pasar penelitian biologi molekular. [diakses tanggal 2
populasi tikus domestik, peridomestik dan silvatik Peterongan dan 27,8% di Pasar Wonodri.12 J u n i 2 0 1 3 ] . Av a i l a b l e f r o m :
akan beragam dalam struktur umur, fase Pasar di Kabupaten Banjarnegara dibagi http://sciencebiotech.net.
perkembangan, atau komposisi genetik dari menjadi 3 UPT (Unit Pelaksana Teknis) yang 17. Martin R. Gel electrophoresis: nucleid acids.
individu-individu penyusunnya diduga mempunyai tersebar di beberapa wilayah. Salah satu pasar yang Oxford: Bios scientific Publisher; 1996.
perbedaan keragaman komposisi ektoparasit yang termasuk UPT 1 yaitu Pasar Kota Banjarnegara.
1
menempatinya. Pasar Kota Banjarnegara terletak di pusat
Hubungan tikus dan manusia seringkali Kabupaten Banjarnegara dan merupakan pasar
bersifat parasitisme, yaitu menimbulkan kerugian dengan total luas lahan sebesar 13.000 m2. Pasar
dalam berbagai bidang kehidupan manusia. tradisional merupakan tempat jual beli yang
Dibidang kesehatan, tikus dapat menjadi reservoir umumnya mempunyai kondisi sanitasi yang kurang
beberapa patogen penyebab penyakit pada manusia, memenuhi persyaratan kesehatan. Aktivitas jual beli
2,3
baik hewan, ternak maupun peliharaan. Jenis yang padat sangat rentan terhadap penularan
penyakit yang dibawa oleh tikus antara lain pes, penyakit. Selain itu, banyak kerusakan bahan
leptospirosis, murine typhus , scrub typhus , pangan yang ditimbulkan oleh tikus. Eksistensi
leishmaniasis, salmonellosis, penyakit chagas dan pasar sebagai penyedia bahan pangan identik
juga beberapa penyakit cacing seperti dengan kesesakan dan kekumuhan di ruang kota.
schistosomiasis dan angiostrongyliasis.3,4,5 Penyakit- Kondisi ini merupakan tempat yang nyaman bagi
penyakit tersebut juga ditularkan melalui ektoparasit tikus karena banyak limbah seperti sisa-sisa jualan
yang ada di tubuh tikus.4,5,6 Ektoparasit yang yang tidak laku atau jeroan ikan laut yang sengaja
ditemukan pada tikus berbeda dengan binatang dibuang. 1 2 Hal tersebut sangat mendukung
mamalia lainnya, baik keragaman jenis maupun perkembangbiakan reservoir penyakit, khususnya
7,8
jumlah ektoparasit. Weber dalam Ristiyanto, tikus. Pemilihan Kabupaten Banjarnegara sebagai
menemukan dua kelompok artropoda ektoparasit lokasi penelitian mempunyai potensi yang sama
pada rodensia, khususnya tikus yaitu serangga untuk ditemukan tikus, cecurut dan pinjal sehingga
(pinjal, kutu) serta tungau (larva tungau, tungau penelitian ini dapat dilakukan di lokasi manapun.
dewasa dan caplak) mamalia lainnya, baik Penelitian ini dapat digunakan sebagai kewaspadaan
keragaman jenis maupun jumlah ektoparasit.1 dini penyakit tular rodent dan tular vektor terutama
Dibandingkan ektoparasit lainnya, ektoparasit pinjal pinjal. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
mempunyai peran penting dalam bidang kesehatan. mengkaji keberadaan tikus dan pinjal di pasar Kota
Pinjal merupakan serangga kecil Siphonaptera, dan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara dan
9,10
mengalami metamorfosis sempurna. Pinjal permasalahannya bagi kesehatan manusia. Hasil
dewasa bersifat parasitik, sedangkan pradewasanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan
hidup di sarang atau tempat-tempat yang sering informasi yang bermanfaat untuk pencegahan dan
8
dikunjungi tikus. Pinjal berperan sebagai vektor pengendalian penyakit tular rodent dan tular vektor
penyakit, diantaranya adalah penyakit pes. Vektor khususnya pinjal supaya lebih tepat dan terarah.
penyakit pes adalah pinjal Xenopsylla cheopis yang
paling banyak ditemukan selama survei ektoparasit
METODE
pada rodent komensal.10,11
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Tikus termasuk jenis binatang yang
deskriptif yaitu menggambarkan keberadaan tikus,
perkembangannya sangat cepat apabila kondisi
cecurut dan pinjal di Pasar Kota Banjarnegara,
lingkungan menguntungkan bagi kehidupannya.
Kabupaten Banjarnegara. Metode yang digunakan
Faktor yang sangat menunjang reproduksi tikus
adalah metode survei dengan pendekatan cross
meliputi tersedianya makanan, minuman dan tempat
3 sectional. Populasi penelitian meliputi seluruh tikus,
persembunyian atau perlindungan. Banyak tempat-
cecurut serta ektoparasit pinjal yang berada di pasar
tempat potensial ditemukan tikus dalam jumlah
Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara.
yang cukup tinggi, salah satunya adalah di pasar.
Sampel penelitian adalah semua tikus, cecurut serta
Survei yang dilakukan oleh Listriyani dkk di Pasar

40 81
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 74-81 Spesies Tikus ...................................(Dina Supriyati et al.)

dituangkan ke dalam baki gel agarosa, dibiarkan Geneva. 1982; 171. ektoparasit pinjal yang berhasil tertangkap dengan Tabel 1 menunjukkan hasil penangkapan
hingga larutan berubah menjadi gel yang padat. 3. Ebrahimi A, Nasr Z, Kojouri GHA. menggunakan perangkap hidup (live trap) di Pasar tikus dan cecurut di Pasar Kota Banjarnegara selama
Sisir diambil dengan hati-hati, selotip dilepaskan Seroinvestigation of bovine leptospirosis in Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara pada penelitian diperoleh spesies yang paling banyak
dari ujung-ujung baki. Baki yang telah berisi gel Shahrekord district, central Iran. Iranian. J. Vet. Bulan Agustus 2013. Teknik pengambilan sampel ditemukan adalah tikus R. tanezumi (84,85%).
agarosa dimasukkan ke dalam tangki Res. 2004; 5(2): 110-113. yang digunakan adalah purposive sampling.
elektroforesis yang telah diisi dengan larutan 4. Rad MA, Zeinali A, Yousofi JV, Tabata AH, Penelitian ini menggunakan perangkap live trap.
Tabel 2. Hasil Penangkapan Tikus Berdasarkan Jenis
buffer TBE 1x (dipastikan bahwa gel terendam Brokaie S. Seroprevalence and bacteriological Dalam penelitian ini umpan yang digunakan yaitu
Kelamin di Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten
seluruhnya dalam TBE). DNA hasil PCR study of canine leptospirosis in Tchran and its kelapa bakar dan mentimun. Penangkapan Banjarnegara Tahun 2013
suburban areas. Iranian J. Vet. Res. 2004; 5(2): dilakukan di Pasar Kota Banjarnegara pada sore hari
diambil 0,7 l menggunakan mikropipet dan
73-80.
dimasukkan ke dalam sumuran. Kabel dari pukul 15.00 – 17.00 WIB kemudian diambil pada No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
sumber arus dihubungkan ke tangki 5. Rocha T. A review of leptospirosis in farm keesokan harinya pada pukul 06.00 WIB selama 2 1 Jantan 20 60,61
animals in Portugal. Rev. Sci. Tech. Off. In. hari berturut-turut. Jumlah perangkap yang dipasang 2 Betina 13 39,39
elektroforesis (dipastikan bahwa kabel yang
Epiz. 1998; 17 (3): 699-712.
tersambung ke kutub negatif berada di dekat adalah 200 perangkap per hari dengan jumlah Total 33 100
sumuran; jika tidak demikian, posisi baki/gel 6. Hartman EG, Ingh TSGAM, Rothuizen J. masing-masing di dalam dan luar los pasar sebanyak
Clinical, pathological and serological features of 100 perangkap. Perangkap diletakkan di dalam los
diubah ke arah sebaliknya). Sumber arus
spontaneous canine leptospirosis. An evaluation
dinyalakan, voltase dan waktu running diatur pasar dan luar los pasar yang terdapat tanda-tanda Tabel 2 menunjukkan hasil penangkapan
of the IgM- and IgG- specific ELISA. Vet.
hingga diperoleh angka 100 V dan 40 menit Immunol, and Immunopathol. 1986; 13: 261- keberadaan tikus, misalnya dengan melihat bekas tikus yang berjenis kelamin jantan (60,61%) lebih
dengan cara menekan tombol yang sesuai pada 271. telapak kaki dan kotoran. Peletakkan perangkap tinggi daripada tikus berjenis kelamin betina.
sumber arus. Elektroforesis dijalankan (running) yang tepat sangat penting untuk memperoleh hasil
7. Kositanont. Detection and differentiation 13
dengan cara tombol run pada sumber arus between pathogenic and saprophytic Leptospira yang maksimal. Setelah tikus terperangkap,
Tabel 3. Hasil Penangkapan Tikus Berdasarkan Jenis
ditekan. Elektroforesis dihentikan apabila DNA- spp. by multiplex polymerase chain reaction. peletakan perangkap berikutnya harus berbeda
14,15 Habitat di Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten
nya sudah mencapai garis ketiga. Sumber arus Diagnostic Microbiology and Infectious tempat agar tikus tidak jera. Banjarnegara Tahun 2013
dimatikan dan baki diangkat dari tangki Disease. 2007: 117-122.
elektroforesis. Gel dikeluarkan dan diletakkan di 8. Albert B. Biologi molekular sel Edisi ke-2.
HASIL No Jenis Habitat Jumlah Persentase (%)
atas UV transluminator (selubung kaca hitam Jakarta:Gramedia; 1994.
Spesies tikus dan cecurut yang tertangkap di 1 Dalam Los Pasar 20 60,61
diletakkan di atas UV transluminator). UV 9. Doyle JJ, Doyle JL. 1997. A rapid DNA isolation
Pasar Kota Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel 1. 2 Luar Los Pasar 13 39,39
transluminator dinyalakan, pita-pita DNA yang procedure for small quantities of fresh leaf
Total 33 100
tervisualisasi diamati. tissue. Phytochem. Bull.
10. Arumingtyas EL. Isolasi DNA dan RAPD. Tabel 1. Hasil Penangkapan Tikus dan Cecurut di Pasar
Disampaikan pada Pelatihan Analisis DNA Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara Tabel 3 menunjukkan hasil penangkapan
KESIMPULAN Fingerprinting Tanaman dengan Metode RAPD tikus di dalam los pasar (60,61%) lebih banyak
Tahun 2013
Komponen-komponen yang dibutuhkan Tanggal 4-6 Juli 2011. Laboratorium Sentral dibandingkan di luar los pasar.
dalam pemeriksaan bakteri Leptospira pada sampel Ilmu Hayati Universitas Brawijaya. Malang. No Spesies Jumlah Persentase
Tabel 4 menunjukkan secara keseluruhan
darah manusia menggunakan metode PCR adalah 11. Jamilah. 2005. Pengaruh berbagai macam (%)
trap success dalam penelitian ini sebesar 8,25 %.
DNA template, enzim polymerase, Primer PU 1 dan detergen, penambahan enzim, dan ekstrak nanas 1 Rattus tanezumi 28 84,85
Keberhasilan penangkapan tikus yang paling tinggi
Primer SU 1 (forward), Primer Lep R1 (reverse), air, (Ananas comusus (L) Merr) Terhadap hasil 2 Rattus norvegicus 1 3,03
isolasi DNA berbagai macam buah sebagai topik pada hari ke-2 (3,75 %).
Mg2+ , dan dNTP. Pemeriksaan bakteri Leptospira 3 *Suncus murinus 4 12,12
praktikum mata kuliah genetika. Total 33 100
pada sampel darah manusia meliputi beberapa Skripsi.Malang:Universitas Negeri Malang;
teknik, yaitu pengambilan sampel, isolasi DNA, 2005. *S. murinus tidak termasuk rodentia /tikus
pemeriksaan dengan metode PCR, dan running
12. Nicholl DST. An introduction to genetic
elektroforesis. engineering Third Edition. New
York:Cambridge University; 2008.
Tabel 4. Trap Success Berdasarkan Hari Penangkapan Tikus di Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten
13. Sachse K, Nat R, Frey J. PCR detection of Banjarnegara Tahun 2013.
microbial pathogens. Humana Press; 2010.
14. Saiki RKS, Faloona F, Mullis F, Horn KB,Erlich No Hari Total Jumlah Trap Persentase
DAFTAR PUSTAKA GT, Arnheim N. Enzymatic amplification of Penangkapan perangkap spesies success (%) (%)
1. Hickey PW, Deemeks D. Leptospirosis. betaglobin genomic sequences and restriction tertangkap
Emedicine. 2003: 1-9. site analysis for diagnosis of sickle cell anemia. 1 Hari 1 100 15 3,75 45,46
Science. 1989; 230: 1350-54.
2. Faine S. Guidelines for the control of 2 Hari 2 100 18 4,5 54,54
leptospirosis. World Health Organization, 15. Pratiwi R. Mengenal Metode Elektroforesis. Total 200 33 8,25 100

80 41
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 39-46 Pemeriksaan Bakteri..........................(Sefrita Tri Utami et al.)

Tabel 5 menunjukkan keberhasilan Tabel 7. Jenis Spesies dan Jenis Kelamin Pinjal yang farmasi untuk identifikasi DNA dalam 1. Ukuran molekul DNA
penangkapan tikus di dalam los pasar (6,5%) lebih Menginfestasi Tikus yang Tertangkap di Pasar pembuatan antibiotik.15 Molekul DNA kecil akan melintasi gel lebih
Kota Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara
banyak daripada di luar los pasar. Marker adalah segmen DNA yang cepat karena ruang gerak yang tersedia untuk
Tahun 2013
Tabel 6 menunjukkan dari ketiga spesies spesifik dan telah diketahui ukurannya. Marker melintasi gel lebih banyak.
tikus yang tertangkap semuanya terinfestasi oleh No Spesies Jenis Jumlah Persentase berfungsi untuk mengetahui ukuran DNA hasil 2. Konsentrasi gel
pinjal. Jumlah pinjal yang menginfestasi tikus paling Pinjal Kelamin (%) amplifikasi. Marker DNA (fermentas) berfungsi Konsentrasi agarosa yang semakin tinggi
banyak pada spesies R. tanezumi yaitu sebanyak 61 1 X. cheopis Jantan 38 61,29 sebagai penanda posisi molekul DNA yang menyebabkan molekul-molekul DNA sukar
ekor. 2 X. cheopis Betina 24 38,71 bermigrasi, untuk menentukan perkiraan ukuran
Total 62 100
melewati gel. Konsentrasi gel tinggi
basa-basanya. Fragmen DNA yang letaknya mempermudah DNA berukuran kecil
paling dekat dari sumuran adalah fragmen DNA melewati gel, sedangkan konsentrasi gel
Tabel 6. Jumlah Pinjal pada Tikus yang Tertangkap di Tabel 7 menunjukkan spesies pinjal yang
Pasar Kota Banjarnegara, Kabupaten
yang memiliki berat molekul terbesar. Fragmen rendah mempermudah molekul DNA
mengenfestasi tikus X. cheopis. Jumlah pinjal yang DNA marker yang laju migrasinya paling cepat
Banjarnegara Tahun 2013 berukuran besar untuk melintasi gel.
berjenis kelamin jantan (61,29%) lebih banyak atau paling jauh dari sumuran adalah fragmen
daripada pinjal yang berjenis kelamin betina. 3. Bentuk molekul
No Spesies Jumlah Spesies Total Pinjal marker yang memiliki berat molekul atau ukuran
Tertangkap fragmen terkecil.16 Molekul yang berbentuk supercoil atau elips
1 R. tanezumi 28 61 Jumlah Pinjal akan bergerak lebih cepat melewati gel.
IUP = Alat-alat yang digunakan dalam tahap
2 R. norvegicus 1 3 Jumlah Spesies Tertangkap 4. Densitas muatan
3 *S. murinus 4 3
elektroforesis adalah microwave yang digunakan
Total 33 67 untuk membuat gel agarosa. Baki gel agarosa Molekul dengan densitas tinggi akan lebih
67 berfungsi untuk mencetak gel agarosa sebagai
*S. murinus tidak termasuk ke dalam rodentia/tikus IUP = = 2,03 cepat bergerak dibandingkan molekul
33 tempat DNA sampel akan ditempatkan dalam dengan densitas yang rendah. Densitas
sumuran-sumuran, sedangkan sisir elektroforesis merupakan jumlah muatan per unit volume
Tabel 6 menunjukkan dari ketiga spesies digunakan untuk membuat sumuran. Sisir molekul.
Indeks umum pinjal pada penelitian ini
tikus yang tertangkap semuanya terinfestasi oleh elektroforesis tersebut dipasang di salah satu
sebesar 2,03. 5. Voltase
pinjal. Jumlah pinjal yang menginfestasi tikus paling ujung baki gel agarosa dengan posisi hampir
menyentuh dasar baki. Selotip digunakan untuk Voltase tinggi akan menyebabkan cepatnya
banyak pada spesies R. tanezumi yaitu sebanyak 61
melekatkan tiap ujung baki gel agarosa yang pergerakan molekul DNA. Hal tersebut
ekor. PEMBAHASAN
bertujuan mencegah terjadinya lubang pada dikarenakan oleh tingginya muatan positif
Jumlah pinjal yang berhasil diidentifikasi Fauna tikus yang ditimbulkan.
masing-masing ujung baki. Tangki elektroforesis
sebanyak 62 ekor, dikarenakan 5 ekor pinjal lainnya Jenis tikus yang tertangkap di pasar Kota berfungsi sebagai tempat running elektroforesis. 6. Larutan buffer
terjadi kerusakan pada saat pengawetan sehingga Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara terdiri dari Mikropipet digunakan untuk memindahkan Buffer dengan kadar ion tinggi akan
tidak teridentifikasi. R. norvegicus (Berkenhout, 1769), R. tanezumi DNA ke dalam sumuran dengan volume 0,7 menaikkan konduktansi listrik sehingga
(Temminck, 1844), dan cecurut S. murinus mikroliter. UV transilluminator digunakan untuk migrasi DNA akan lebih cepat.
interpretasi hasil pemeriksaan PCR.15
Tahapan-tahapan dalam melakukan
Bahan dan larutan yang digunakan dalam elektroforesis adalah membuat gel agarosa 1%
running elektroforesis memiliki fungsi masing- dibuat dengan cara menimbang agarosa 0,3 g
Tabel 5. menunjukkan keberhasilan penangkapan tikus di dalam los pasar (6,5%) lebih banyak daripada di masing. Gel agarosa merupakan matriks untuk dilarutkan ke dalam buffer TBE 1x hingga
luar los pasar. penyangga yang banyak dipakai untuk separasi volume 30 ml. Larutan agarosa dididihkan
protein dan asam nukleat, digunakan sebagai hingga larut sempurna. Selanjutnya, baki gel
Trap success
pemadat, sebagai media elektroforesis. DNA agarosa disiapkan, selotip dilekatkan di tiap
No Spesies Dalam los pasar Luar los pasar Persentase marka sebagai DNA penanda. Larutan buffer ujung baki gel agarosa (pastikan bahwa selotip
(%) TBE 1 X untuk penyangga. Akuades untuk
Jumlah tikus Trap success (%) Jumlah tikus Trap success (%) melekat kuat dan tidak ada lubang pada masing-
melarutkan agarosa. Pewarna Gold View bekerja masing ujung baki). Sisir elektroforesis dipasang
1 R. tanezumi 26 6, 5 2 0,5 84,85 menyisip di sela-sela basa-basa DNA, berfungsi
2 R. norvegicus 0 0 1 0,25 3,03 di salah satu ujung baki gel agarosa dengan
3 *S. murinus 0 0 4 1 12,12
sebagai pewarna agar DNA dapat tervisualisasi posisi hampir menyentuh dasar baki. Suhu
7
Total 26 6, 5 7 1,75 100 pada UV Transilluminator. larutan agarosa ditunggu hingga sekitar 50-600C,
*S. murinus tidak termasuk ke dalam rodentia/tikus Pergerakan DNA pada elektroforesis ditambahkan 1 µl etidium bromid. Sarung tangan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai digunakan untuk melindungi dari EtBr yang
17
berikut: bersifat karsinogenik. Larutan agarosa
dihomogenkan sebentar, kemudian larutan

42 79
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 74-81 Spesies Tikus ...................................(Dina Supriyati et al.)

16
Komponen Volume tabung, jika perlu dapat disentrifus sebentar. PCR (Linnaeus). Cecurut (shrew) jika dilihat sepintas Sanitasi yang dimaksud adalah pembuangan sampah
2x Reaction Mix 10 l mix selanjutnya Serba SerbikeParasit
dimasukkan dalam thermal memang mirip dengan tikus kecil atau mencit, pada tempatnya dan kebersihan lingkungan.6
cycler, kemudian alat dijalankan sesuai dengan namun jika diperhatikan lebih cermat terdapat Tikus mempunyai penyebaran geografis
Primer PU 1 (Forward) 2l
program sebagai berikut: (i) Sintesis cDNA 1 beberapa perbedaan yang menunjukkan bahwa yang menyebar di seluruh dunia sehingga disebut
Primer SU 1 (Forward) 2l siklus : 600 C selama 45 menit; (ii) Predenaturasi cecurut bukan golongan hewan pengerat.
0
hewan kosmopolit.2,3 Spesies Rattus sp., Bandicota
Primer Lep R1 (Reverse) 2l 1 siklus : 94 C selama 1 menit; (iii) Amplifikasi Lingkungan manusia terutama pasar menjadi habitat sp. dan S. murinus tersebut juga merupakan rodent
30-35 siklus ; 940C selama 1 menit (denaturasi), yang menguntungkan bagi tikus sebagai omnivora komensal, yaitu hewan yang sudah beradaptasi
DNA 4l 0 0
60 C selama 30 detik (annealing), 68 C selama 1 dan cecurut sebagai insektivora. Keberadaan cecurut dengan baik pada aktivitas manusia serta
PCR tube ini harus bebas dari nuclease menit (ekstensi); (iv) Ekstensi akhir 1 siklus : S. murinus di pasar berkaitan dengan adanya sumber menggantungkan hidupnya (pakan dan tempat
dengan tujuan agar DNA hasil isolasi tidak rusak 680C selama 5 menit. Untuk mengetahui hasil makanan utamanya yaitu berupa serangga dan tinggal) pada kehidupan manusia. Keberadaan tikus
oleh enzim nuklease. Tujuan PCR mix disentrifus akhirnya, selanjutnya digunakan metode mampu beradaptasi baik dengan pakan selain tidak selalu terbatas di daerah huniannya saja, hal ini
sebentar adalah untuk memastikan agar tidak ada elektroforesis. serangga, yaitu sisa pakan manusia.
17
disebabkan satu jenis tikus dapat menghuni
sisa remukan sel, protein, maupun RNA.
Jenis tikus yang sering tertangkap adalah R. beberapa macam habitat atau satu macam habitat
Thermal cycler digunakan untuk tahap 3. Elektroforesis
tanezumi. Keberadaan jenis tikus ini di Pasar Kota dapat dihuni beberapa jenis tikus.2 Keanekaragaman
pemeriksaan PCR. Alat thermal cycler ini
Elektroforesis adalah teknik yang Banjarnegara karena letak pasar yang dekat dengan jenis tikus disebabkan karena penyebaran tikus
disesuaikan dengan program yang telah
digunakan untuk memisahkan DNA berdasarkan perumahan penduduk. Hal ini dikarenakan tikus berlangsung bersama-sama dengan migrasi manusia
dijelaskan pada langkah kerja.12
ukuran (berat molekul) dan struktur fisik tersebut termasuk kelompok tikus domestik dimana
3
antar pulau dan antar benua. Habitat dari R.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain molekulnya. Gel yang biasa digunakan antara aktivitas hidup jenis tikus ini mencari makan, tanezumi, R. norvegicus dan S. murinus biasanya
Primer PU 1 (Forward) digunakan untuk lain agarosa. Dengan gel agarosa dapat berlindung, bersarang, dan berkembangbiak di dipemukiman manusia, rumah, dan gudang karena
mendeteksi Leptospira patogen dengan produk dilakukan pemisahan sampel DNA dengan dalam rumah sehingga lebih dikenal dengan tikus merupakan jenis tikus domestik.3
PCR sebesar 615 bp. Primer SU 1 (Forward) ukuran dari beberapa ratus hingga 20.000 pasang rumah. Menurut Priyambodo, tikus yang biasa hidup Jenis tikus R. norvegicus ditemukan paling
digunakan untuk mendeteksi Leptospira saprofit basa (pb). Molekul DNA bermuatan negatif di tanah lapang dapat berpindah ke pemukiman sedikit. Keberadaan R. norvegicus di Pasar Kota
dengan produk PCR sebesar 316 bp. Primer Lep sehingga di dalam medan listrik akan bermigrasi penduduk terutama jika kekurangan makanan.
2
Banjarnegara ini dikarenakan di lingkungan sekitar
R1 digunakan sebagai reverse yang digunakan melalui matriks gel menuju kutub positif Tidak adanya pembatas antara pasar dan pemukiman pasar terdapat saluran air yang merupakan habitat
untuk membuat PCR mix. DNA hasil isolasi (anode). Makin besar ukuran molekulnya, penduduk memberi peluang terjadinya perpindahan yang sesuai. Tikus ini disebut tikus riul atau tikus got
berfungsi sebagai komposisi utama dalam makin rendah laju migrasinya. Berat molekul tikus dari habitat asal ke habitat lain di lingkungan karena habitat tikus ini adalah di saluran air (riul) di
pembuatan PCR mix. Hasil PCR selanjutnya di suatu fragmen DNA dapat diperkirakan dengan pasar. Hal ini serupa dengan penelitian Listriyani di pasar atau daerah pemukiman kota.3 Rattus
running dengan elektroforesis untuk mengetahui membandingkan laju migrasinya dengan laju Pasar Peterongan dan Pasar Wonodri, Semarang dan norvegicus dikenal sebagai reservoir penular
jenis bakteri Leptospira yang berasal dari migrasi fragmen-fragmen molekul DNA penelitian Ania Maharani di Pasar Johar, Semarang Leptospira ke manusia. Beberapa serovar yang
sampel darah manusia. strandar (marker) yang telah diketahui yang menyatakan terdapat tikus rumah.12,18 berbahaya bagi manusia dibawa oleh R. norvegicus
Langkah-langkah yang dilakukan dalam ukurannya. Visualisasi DNA selanjutnya
Keberadaan tikus di lingkungan manusia adalah ichterohamorragie, ballum, dan autumnali.
metode PCR diawali dengan pembuatan PCR dilakukan di bawah paparan sinar ultraviolet
dapat mencerminkan sanitasi lingkungannya. Infeksi Leptospira yang sifatnya kronis seperti pada
mix dalam PCR tube 0,2 ml yang bebas nuclease, setelah terlebih dulu gel direndam di dalam
14 Terdapat berbagai jenis los di Pasar Kota tikus riul tidak menimbulkan gejala klinis. Oleh
dan dikerjakan di dalam es menggunakan dua larutan etidium bromid.
Banjarnegara seperti los sayur, los sembako dan karena itu, R. norvegicus merupakan host sejati
kali reaksi pencampuran dengan komposisi Metode elektroforesis adalah metode warung makanan yang dalam aktivitas sehari-hari Leptospira.19
sebagai berikut: Primer PU 1 sebagai forward untuk mengidentifikasi suatu zat berdasarkan tempat tersebut menghasilkan sisa makanan atau Tikus yang berhasil tertangkap di Pasar Kota
sebanyak 2 mikroliter, primer SU 1 (forward) pada sifa tkelistrikan zat tersebut, khususnya sampah. Jika sanitasi lingkungan pasar tidak dijaga Banjarnegara sebagian besar berjenis kelamin
sebanyak 2 mikroliter, primer Lep R1 sebagai berdasar besarnya berat molekul (BM) dan dengan baik, maka lingkungan pasar akan menjadi jantan. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian
reverse sebanyak 2 mikroliter, dan DNA 4 struktur fisik (ukuran) zat tersebut. tempat sarang tikus. Tikus menyukai tempat yang Listriyani tentang studi kepadatan tikus di Pasar
mikroliter. Komponen-komponen tersebut Elektroforesis dalam dunia medis biasa kotor, lembab, dan kurang pencahayaan. Kurangnya Peterongan dan Pasar Wonodri dimana sebagian
dicampur perlahan-lahan, dan dipastikan semua digunakan dalam proses pencucian darah, tindakan pengendalian tikus yang dilakukan oleh besar tikus ditemukan berjenis kelamin betina 16
komponen berada di bagian bawah atau dasar diagnosis penyakit, dan digunakan dalam bidang petugas kebersihan atau pedagang, dapat 12
ekor (60%). Sedangkan penelitian lain yang serupa
Tabel 1. Primer untuk Pemeriksaan Bakteri Leptospira dengan Metode PCR
menguntungkan bagi perkembangbiakan ditempat di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas tentang
tersebut. kepadatan tikus, dari 98 ekor tikus yang tertangkap,
Jenis Primer Leptospira Sekuens Primer Ukuran Pita
Menurut Brooks dan Rowe, dalam 67 ekor (67%) tikus berjenis kelamin betina.11
Forward:
Ristiyanto, kondisi lingkungan yang kurang terjaga Priyambodo menyatakan bahwa tikus berjenis
PU 1 Patogen 5’-TAT CAG AGC CTT TTA ATG G- 3’ PU 1 – Lep R1= 615
kebersihannya merupakan tempat yang sesuai bagi kelamin betina lebih sering berada di luar rumah
3
SU 1 Saprofit 5’-TTT AGG GTT AGC GTG GTA- 3’ SU 1 – Lep R1= 316 kehidupan tikus. Selain itu menurut Riyadi, dalam untuk mencari makan bagi anak-anaknya,
Reverse: Ristiyanto, pencegahan keberadaan tikus di sedangkan jantan lebih sering berada di sarang untuk
2
Lep R1 5’-TAG TCC CGA TTA CAT TTT C- 3’ lingkungan sangat dipengaruhi oleh sanitasinya. mempertahankan daerahnya.

78 43
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 39-46 Pemeriksaan Bakteri..........................(Sefrita Tri Utami et al.)

Keberhasilan penangkapan tikus populasi tikus yang cukup tinggi. Menurut Suyanto, basa nukleotida berupa empat macam dNTP tahap selanjutnya, masing-masing untai tunggal
Keberhasilan penangkapan tikus yang tikus memiliki pergerakan yang terbatas yang (dATP, dGTP, dCTP, dTTP), dan enzim DNA akan ditempeli oleh primer. Jadi, ada dua buah
tertangkap selama dua hari berturut-turut masing- disebut dengan daerah kembara/ jelajah. Tikus tidak polimerase. Langkah pertama dalam metode ini primer yang masing-masing menempel pada
masing memiliki jumlah yang berbeda. pernah melewati daerah terbuka seperti lapangan adalah membuat DNA template.11 untai tunggal DNA template. Biasanya, kedua
Keberhasilan penangkapan ini dapat atau jalan raya pada saat siang hari kecuali terpaksa, primer tersebut dinamakan primer maju (forward
DNA template adalah DNA untai ganda
menggambarkan kepadatan populasi tikus relatif di sebab secara naluri rodent lebih aktif di malam primer) dan primer mundur (reverse primer).
yang membawa urutan basa fragmen atau gen
suatu tempat. Presentase keberhasilan penangkapan hari.20 Setelah menempel pada untai DNA template,
yang akan digandakan. Urutan basa ini disebut
atau trap success dihitung berdasarkan jumlah tikus Angka keberhasilan penangkapan juga urutan target (target sequence). primer mengalami polimerisasi mulai dari tempat
yang tertangkap dibagi dengan jumlah perangkap dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kualitas Penggandaan urutan target pada dasarnya penempelannya hingga ujung 5' DNA template.
3
yang dipasang. Secara keseluruhan, trap success perangkap, ketepatan pemilihan umpan, dan merupakan akumulasi hasil polimerisasi molekul Dengan demikian, pada akhir putaran reaksi
2
dalam penelitian ini sebesar 8,25 %. Jumlah kepadatan tikus. Keberhasilan tikus juga primer. Primer adalah molekul oligonukleotida pertama akan diperoleh dua pasang untai DNA,
penangkapan tikus yang paling tinggi pada hari ke- dipengaruhi oleh cara penempatan perangkap tikus untai tunggal yang terdiri atas sekitar 30 basa. jika DNA template awalnya berupa sepasang
12
2. yang kurang tepat di runway tikus. Menurut Hadi, Polimerisasi primer dapat berlangsung karena untai DNA.
Hasil penangkapan tikus yang lebih sedikit keberhasilan penangkapan dipengaruhi oleh adanya penambahan basa demi basa dari dNTP Pasangan-pasangan untai DNA yang
pada hari ke-1 kemungkinan disebabkan oleh jenis penempatan perangkap yang tepat karena tikus yang dikatalisasi oleh enzim DNA polimerase. diperoleh pada suatu akhir putaran reaksi akan
umpan yang kurang disukai tikus. Sifat tikus yang mempunyai sifat thigmotaxis yaitu mempunyai Namun, pada PCR enzim DNA polimerase yang menjadi template pada putaran reaksi berikutnya.
mudah curiga terhadap setiap benda yang lintasan yang sama saat mencari makan,sarang, dan digunakan harus termostabil karena salah satu Begitu seterusnya hingga pada putaran yang ke n
21
ditemuinya, termasuk pakannya, disebut dengan aktivitas harian lainnya. tahap reaksinya adalah denaturasi untai ganda diharapkan akan diperoleh fragmen DNA pendek
nophobia. Dalam proses mengenali dan mengambil DNA yang membutuhkan suhu sangat tinggi sebanyak 2n – 2n. Fragmen DNA pendek yang
pakan yang ditemukan, tikus tidaklangsung Pinjal pada tikus (sekitar 95ºC). Salah satu enzim DNA polimerase dimaksudkan adalah fragmen yang ukurannya
memakan seluruhnya, namun mencicipi terlebih yang umum digunakan adalah taq DNA sama dengan jarak antara kedua tempat
Dari ketiga spesies tikus yang tertangkap polimerase, yang berasal dari bakteri termofilik penempelan primer. Fragmen pendek inilah yang
dahulu untuk melihat reaksi di dalam tubuhnya.
semuanya terinfestasi oleh pinjal. Jumlah pinjal thermus aquaticus.11 merupakan urutan target yang memang
Sebaliknya, ada tikus yang bersifat nophilia artinya
yang menginfestasi tikus paling banyak pada dikehendaki untuk digandakan (diamplifikasi).
13
menyukai benda asing atau baru. Adapun sifat tikus Tiap putaran reaksi PCR terdiri atas tiga
spesies R. tanezumi. Hal ini berbeda dengan
yang enggan memakan umpan beracun karena tidak tahap, yaitu denaturasi template, penempelan Alat-alat yang digunakan dalam
penelitian Mutholib di Pasar Peterongan dan
melalui umpan pendahuluan disebut dengan jera primer, dan polimerisasi primer, yang masing- pemeriksaan dengan menggunakan metode PCR
Wonodri, Semarang, pinjal hanya menginfestasi
umpan (bait-shyness) atau jera racun (poison- 14 masing berlangsung pada suhu lebih kurang antara lain, PCR tube 0,2 ml yang bebas nuclease
2 R. tanezumi dan R. norvegicus. Hasil identifikasi
shyness). 95ºC, 50ºC, dan 70ºC. Pada tahap denaturasi, digunakan sebagai tempat pembuatan PCR mix
pinjal menunjukkan bahwa keseluruhan pinjal
Keberhasilan penangkapan tikus (trap merupakan spesies yang sama, yaitu Xenopsylla pasangan untai DNA templat dipisahkan satu dengan komposisi sebagai berikut:
success) di dalam los pasar lebih banyak daripada di cheopis. sama lain sehingga menjadi untai tunggal. Pada
luar los pasar. Hal ini dapat dikarenakan kondisi
Pada umumnya, X. cheopis lebih suka pada
antara di dalam dan di luar los pasar memiliki cukup
tikus rumah karena berhubungan dengan
banyak perbedaan. Kondisi di luar los pasar lebih
perkembangan larva pinjal yang memerlukan
tidak tertata, sering ditemukan sampah dan kondisi
kondisi kering seperti pada sarang tikus rumah.
permukaan tanah yang becek sehingga tampak
Pinjal tidak dapat bertahan di tempat yang lembab
kotor. Namun, disisi lain pada malam hari terdapat
dan suhu udara rendah. Menurut Harwood dan
kucing yang berkeliaran sehingga memungkinkan
James, X. cheopis merupakan jenis pinjal yang
tikus untuk takut keluar dari sarangnya. Sedangkan
sangat mudah berpindah dari satu host ke host lain
di dalam los pasar terdapat banyak sumber makanan
baik itu sejenis ataupun berbeda jenis. 2 1
yang menyebabkan tikus menyukai untuk tinggal di
Ditemukannya X. cheopis pada R. norvegicus
dalam los pasar tersebut.
menunjukkan terjadinya perpindahan pinjal dari
Menurut Priyambodo, lingkungan yang satu host ke host lain dan kondisi iklim yang kering.
kotor merupakan tempat yang disukai tikus. Faktor Hal ini disebabkanoleh habitat R. norvegicus yaitu
lain yang memungkinkan tingginya trap success selokan air yang tidak memungkinkan terjadinya
adalah adanya tumpukan puing- puing bangunan, perkembangbiakan pinjal.
batu bata, dan sampah di sekitar gedung.2
Hasil penyisiran pinjal X. cheopis yang
Berdasarkan observasi, banyak tikus yang
berasal dari seluruh jenis tikus, sebagian besar
menampakkan diri di siang hari meskipun ada
berasal dari penangkapan di dalam los pasar.
manusia. Hal ini menunjukkan tingkat kepadatan
Xenopsylla cheopis merupakan pinjal yang khas Gambar 1. Putaran Pertama PCR

44 77
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 74-81 Spesies Tikus ...................................(Dina Supriyati et al.)

kontaminan lain pada tangan, serta menjaga mikroliter dan 40 mikroliter Proteinase K ditemukan pada rodent dalam gedung. Indeks umum Merapi, Jawa Tengah. Jurnal Vektor dan
pinjal dan indeks khusus pada penelitian memiliki Reservoir Penyakit. 2009; 1 (2): 73-83.
tangan dari larutan yang berbahaya. Tabung ditambahkan ke dalam eppendorf, kemudian
eppendorf (tube) digunakan untuk menampung dihomogenkan dengan menggunakan vortex. persamaan karena hanya ditemukan satu jenis pinjal 2. Priyambodo S. Sigit SH dan Upik KH, editor.
larutan hasil ekstraksi, sedangkan vortex Selanjutnya, diinkubasi dalam waterbath selama
.
X. cheopis. Indeks umum pinjal sebesar 2,03 Hama pemukiman Indonesia: pengenalan,
0 termasuk melebihi standar. biologi dan pengendalian tikus. Bogor:
digunakan untuk menghomogenkan larutan 10 menit pada suhu 70 C. setelah diinkubasi, Fakultas Kedokteran Hewan IPB; 2006.
dengan prinsip menggunakan bantuan energi ditambahkan 100 mikroliter isopropanol dan Menurut WHO tahun 1988 dan pedoman
listrik. Waterbath digunakan untuk inkubasi dihomogenkan menggunakan vortex. Larutan 3. Ristiyanto, Sustriayu N, Soenarto N,
pemberantasan pes di Indonesia tahun 2000, suatu
Haripurnomo K, Damar TB. Tikus, ektoparasit,
sampel DNA. Ice pack berfungsi untuk yang sudah homogen dipindah ke tabung high wilayah dikatakan waspada terhadap penularan pes dan penyakitnya. Salatiga: Balai Besar
menyimpan DNA hasil isolasi. Microsentrifuge pure filter, kemudian disentrifugasi selama satu jika 30% tikus dihuni oleh pinjal, indeks khusus Penelitian dan Pengembangan Vektor dan
digunakan untuk sentrifugasi, mikropipet dan tip menit dengan kecepatan 8000 x g. Cairan berupa pinjal X. cheopis >1, dan indeks umum pinjal Reservoir Penyakit (B2P2VRP); 2002.
digunakan untuk memindahkan larutan secara kotoran yang terdapat di tabung koleksi dibuang. X. cheopis >2. Jika memenuhi kriteria tersebut maka 4. Omudu, Agbo E, Terlumun T. A survey of rats
akurat, lemari pendingin digunakan untuk proses 500 mikroliter inhibitor removal buffer perlu dilakukan pengendalian.13,15 trapped in residential apartments and their
kondensasi. Tabung high pure filter berfungsi ditambahkan, kemudian disentrifugasi dengan ectoparasites in Makurdi, Nigeria. Research
untuk memisahkan natan dan supernatan yang kecepatan 8000 rpm selama 1 menit. Journal of Agriculture and Biological Science
diperoleh ketika proses sentrifugasi. DNA Selanjutnya, cairan berupa kotoran yang terdapat KESIMPULAN [serial on the Internet]. 2010 [cited 2013 Aug
sampel tidak luruh bersama kotoran, protein, di tabung koleksi dibuang. Wash buffer sebanyak Tikus yang banyak tertangkap adalah Rattus 17]; 6 (2): [144-49]. Available from:
www.insipub.com/rjabs/2010/144-149.pdf.
maupun RNA, karena DNA akan menempel 500 mikroliter ditambahkan, kemudian tanezumi dan lebih banyak berjenis kelamin jantan.
pada filter yang terdapat dalam tabung tersebut disentrifugasi dengan kecepatan 8000 x g selama Tikus lebih banyak tertangkap di dalam los pasar. 5. Kia EB, Sani HM, Hassanpoor H, Vatandoost
(bagian yang berwarna putih). Pasangan dari 1 menit. Cairan berupa kotoran yang terdapat di Keberhasilan penangkapan tikus lebih tinggi pada H, Zahabiun F, Akhavan AA, Bojd AA,
Telmadarraiy Z. Ectoparasites of rodents
tabung high pure filter ini dinamakan tabung tabung koleksi dibuang kembali, kemudian 500 hari ke-2 dan di dalam los pasar lebih besar. Ketiga
captured in Bandar Abbas, Southern Iran.
koleksi (collection tube), yang berfungsi untuk mikroliter inhibitor removal buffer ditambahkan, spesies tikus yang tertangkap semuanya terinfestasi Iranian J Arthropod-Borne Dis [serial on the
menampung cairan berupa kotoran, protein, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 8000 oleh pinjal. Jumlah pinjal yang menginfestasi Internet]. 2009 [cited 2013 Aug 17]; 3(2): [44-
maupun RNA pada saat proses sentrifugasi. x g selama 1 menit. Cairan berupa kotoran yang spesies yang tertangkap sebanyak 67 ekor. Spesies 9 ] . A v a i l a b l e f r o m :
Tabung vakum digunakan untuk menampung terdapat di tabung koleksi dibuang, dan pinjal yang menginfestasi tikus yaitu Xenopsylla www.journals.tums.ac.ir/pdf/14951.
sampel darah manusia.7 disentrifugasi dengan kecepatan 13.000 x g cheopis. Indeks umum pinjal melebihi standar. 6. Ristiyanto. Pengamatan fauna tikus dan
Sementara bahan yang digunakan selama 10 menit. Tabung koleksi dibuang, ektoparasit di daerah pemukiman penduduk
tabung mikro di masukkan ke dalam tabung dan persawahan sekitar Danau Rawa Pening
meliputi sampel darah manusia. Binding buffer SARAN sehubungan dengan potensinya sebagai
berfungsi untuk melisiskan sel sampel yang eppendorf dan ditambahkan 200 mikroliter
Perlu dilakukan pengendalian populasi tikus penular penyakit bersumber binatang. Sanitas.
digunakan, sedangkan Proteinase K berperan elution buffer (700 C). Sentrifugasi selama 1 1997; 3 (1): 32-5.
menit dengan kecepatan 8000 x g. Akhirnya, secara rutin dengan melibatkan peran serta pedagang
dalam perusakan protein yang terdapat dalam sel 7. Ristiyanto dan Farida DH. Rodentologi
purifikasi DNA template dihasilkan. pasar. Selain itu juga perlu pengendalian vektor
darah manusia yang digunakan. Isopropanol Kesehatan. Salatiga: Balai Besar Penelitian dan
pinjal tikus Xenopsylla cheopis dengan
digunakan untuk presipitasi DNA setelah Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit
memperhatikan sanitasi lingkungan.
disentrifugasi, yaitu pembuangan remukan sel 2. Pemeriksaan dengan PCR (B2P2VRP); 2005.
atau protein maupun RNA. Larutan inhibitor 8. Boris R, Krasnov, Irina S, Khoklova, George I,
Polymerase Chain Reaction (PCR)
removal buffer berfungsi untuk menjaga agar UCAPAN TERIMA KASIH Shenbrot. Density dependent host selection in
merupakan suatu metode yang digunakan untuk ectoprasites: An application of isodar theory to
natan (sampel DNA) tetap menempel pada filter Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
amplifikasi urutan basa DNA tertentu (selektif). fleas parasitizing rodents. [cited 2013 Aug 17].
dan digunakan juga sebagai pencuci dan langkah seluruh pihak yang turut berkontribusi dalam
Metode yang ditemukan oleh Kary Mullis pada A v a i l a b l e f r o m :
awal protokol elusi. Wash buffer digunakan penelitian ini, khususnya kepada Balai Litbang
tahun 1987 ini dapat digunakan untuk www.springerlink.com/index/E64H93PKYD
sebagai pencuci dan langkah kedua dan ketiga P2B2 Banjarnegara dan Dinas Pasar utamanya Unit B3R4R2.pdf.
menggandakan urutan basa nukleotida tertentu
pada protokol elusi. Larutan elution buffer Pelaksana Teknik Pasar Kota Banjarnegara yang
secara in vitro. Penggandaan urutan basa 9. Sembel DT. Entomologi Kedokteran.
berfungsi untuk menghasilkan purifikasi DNA telah memberikan kesempatan untuk dapat
nukleotida berlangsung melalui reaksi Yogyakarta: Andi; 2009.
yang ditambahkan sebelum sentrifugasi terakhir melakukan penelitian ini.
polimerisasi yang dilakukan berulang-ulang 10. Ibrahim IN, Winoto I, Wongsrichanalai C, Blair
agar didapatkan DNA yang benar-benar murni.7
secara berantai selama beberapa putaran (siklus). P, Stoops C. Abundance and distribution of
Pemeriksaan DNA bakteri Leptospira Tiap reaksi polimerisasi membutuhkan Xenopsylla cheopis during on small mammals
untuk pemeriksaan High Pure PCR Template DAFTAR PUSTAKA
komponen-komponen sintesis DNA seperti untai collected in West Java, Indonesia during rodent
Preparation Kit (Roche, Cat. No. 11 858 874 DNA yang akan digunakan sebagai cetakan 1. Ristiyanto, Mulyono A, Agustini M, Yuliadi B, – borne disease surveys. Southest Asia J Top
001). Langkah-langkah isolasi DNA diawali Muhidin. Indeks keragaman ektoparasit pada Med Public Health [serial on the Internet]. 2006
(template), molekul oligonukleotida untai tikus rumah Rattus tanezumi (Temminck, [cited 2013 Aug 17]; 37(5). Available from:
dengan pengambilan 200 mikroliter sampel tunggal dengan ujung 3'-OH bebas yang 1844) dan tikus polinesia Rattus exulans (Peal, www.tm.mahidol.ac.th/seameo/2006_37_5/13
darah manusia dan kemudian diletakkan dalam berfungsi sebagai prekursor (primer), sumber 1848) di daerah enzootik pes Lereng Gunung -3815.pdf.
tabung eppendorf. Binding buffer sebanyak 200

76 45
BALABA Vol. 9, No. 02, Desember 2013 : 39-46 Pemeriksaan Bakteri..........................(Sefrita Tri Utami et al.)

11. Purwanto S, Praba G, Retno H. Kepadatan 15. WHO. Vector control in international health. minggu pertama setelah infeksi dan berlangsung monosmotik, sedangkan bahan-bahan yang lebih
Tikus dan Pinjal sebagai Indikator Kerentanan Geneva; 1988. sampai beberapa bulan. Kasus leptospirosis kasar perlu diperlakukan dengan detergen yang
Wilayah Pelabuhan tanjung Emas terhadap
16. Suyanto A. Rodent di Jawa. Bogor: LIPI; 2006. seringkali tidak menunjukkan gejala klinis yang kuat seperti triton X-100 atau dengan sodium
Transmisi Pes. Jurnal Ilmiah Nasional [serial
Internet]. 2008 [diakses tanggal 17 Agustus 17. Priyambodo S. Pengendalian hama tikus spesifik dan sulit didiagnosis tanpa pengujian dodesil sulfat (SDS). Langkah ini harus disertai
2 0 1 3 ] . Av a i l a b l e f r o m : terpadu. Jakarta: Penebar Swadaya; 2003. sampel di laboratorium. Pengujian dengan dengan perusakan membran nukleus. Sel
http://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?tabID=6 menggunakan metode PCR (Polymerase Chain mengalami lisis, remukan-remukan sel harus
18. Maharani, A. Studi kepadatan tikus beserta
1&src=a&id=129313. Reaction) dinilai lebih akurat apabila dibandingkan dibuang. Pembuangan remukan sel dilakukan
infestasi pinjal dan tungau di Pasar Tradisonal
6
12. Listriyani I. Survei kepadatan tikus di Pasar Johar, Kota Semarang. Skripsi. Semarang: dengan metode yang lain. dengan sentrifugasi. Protein yang tersisa
Peterongan dan Pasar Wonodri. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas dipresipitasi menggunakan fenol atau pelarut
Semarang: Fakultas Kesehatan Masyarakat Diponegoro; 2010. organik seperti kloroform, selanjutnya
Universitas Muhammadiyah Semarang; 2006. METODE
19. Mulyono A, Ristiyanto, Soesanti N. disentrifugasi dan dihancurkan secara enzimatis
13. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Karakteristik histopatologi hepar tikus got Bahan penulisan artikel ini adalah literatur dengan protease. DNA yang telah dibersihkan
penanggulangan pes di Indonesia. Sub Rattus norvegicus infektif Leptospira sp. Jurnal dan cara yang digunakan dalam penulisan ini adalah dari protein dan remukan sel masih tercampur
Direktorat Zoonosis Dirjen Pengendalian Vektor dan Reservoir Penyakit. 2009; 1 (2): 85- studi literatur dari berbagai sumber baik berupa buku dengan RNA sehingga perlu ditambahkan
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta: 93. maupun artikel ilmiah yang berhubungan dengan
Depkes; 2000. RNAse untuk membersihkan DNA dari RNA.7
20. Delany MJ. The ecology of small mammals. pemeriksaan bakteri Leptospira menggunakan
14. Mutholib A. Indeks pinjal pada tikus yang London: Edward Arnold; 1976. Prinsip utama sentrifugasi adalah
metode PCR.
tertangkap di Pasar Peterongan dan Wonodri memisahkan substansi berdasarkan berat jenis
21. Hadi. Jenis-jenis tungau trombokulid di molekul. DNA kromosom dan plasmid yang
Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas
Indonesia. Jakarta: Universitas
Kesehatan Masyarakat Universitas PEMBAHASAN kemurniannya cukup tinggi akan diperoleh
Indonesia;1991.
Muhammadiyah Semarang; 2006. dengan menjalankan prosedur secara benar,
Pemeriksaan bakteri Leptospira pada sampel
dapat dilihat dari penampakan hasil
darah penderita suspect leptospirosis melalui
elektroforesis yang baik. Tujuan dilakukannya
beberapa tahapan berikut:
lima kali sentrifugasi adalah agar dalam proses
1. Isolasi DNA isolasi DNA akan didapatkan DNA murni yang
Isolasi DNA adalah memisahkan DNA bebas dari kotoran-kotoran sel, maupun RNA
kromosom atau DNA genom dari komponen - dan protein. Ketelitian dan kecermatan dalam
komponen sel lain. Sumber DNA bisa berasal pelaksanaan penelitian, sangat menentukan hasil
dari tanaman, kultur mikroorganisme, atau sel kemurnian DNA kromosom dan plasmid.8
manusia. Membran sel dilisis dengan Presipitasi merupakan tahap terakhir dalam
menambahkan detergen untuk membebaskan isolasi DNA. Presipitasi bertujuan untuk
isinya, kemudian pada ekstrak sel tersebut mengendapkan protein histon, sehingga untai-
ditambahkan protease, yang berfungsi untai DNA tidak lagi menggulung (coiling) dan
mendegradasi protein dan RNAse, yang berikatan dengan protein histon, yang
berfungsi untuk mendegradasi RNA, sehingga menyebabkan DNA menjadi terlihat.9
yang tinggal adalah DNA. Ekstrak tersebut Berdasarkan hasil isolasi DNA
selanjutnya dipanaskan sampai suhu 90 0C untuk menggunakan sampel darah manusia,
menginaktifasi enzim yang mendegradasi DNA menunjukkan adanya kabut putih, hal ini dapat
(DNase). Larutan DNA kemudian di presipitasi dikatakan bahwa isolasi DNA berhasil, sesuai
dengan etanol dan bisa dilarutkan kembali pernyataan,10 pekat atau tidaknya larutan DNA
menggunakan air, akhirnya didapatkan DNA tergantung dari preparasinya, ditunjukkan
7
murni. dengan adanya kabut putih. Semakin baik
Isolasi DNA diawali dengan perusakan preparasinya, seringkali menghasilkan DNA
dan atau pembuangan dinding sel, yang dapat yang pekat. Hasil DNA yang didapatkan kurang
dilakukan baik dengan cara mekanis seperti pekat, maka diperlukan adanya pemekatan untuk
sonikasi, tekanan tinggi, beku-leleh, maupun meningkatkan konsentrasi DNA.
dengan cara enzimatis seperti pemberian lisozim. Isolasi DNA bakteri Leptospira
Langkah berikutnya adalah lisis sel. Bahan- menggunakan alat-alat, seperti sarung tangan
bahan sel yang relatif lunak dapat dengan mudah digunakan untuk menghindari hasil isolasi
diresuspensi di dalam medium buffer terkontaminasi DNAse dari keringat atau

46 75

You might also like