You are on page 1of 9

PENANGANAN GAGAL JANTUNG DIASTOLIK

Starry H. Rampengan

Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/BLU RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou
Manado
Email: starry8888@yahoo.com

Abstract: Diastolic heart failure (HF) is also referred to as heart failure with normal left
ventricular systolic function (normal ejection fraction). The difference between the systolic
and diastolic HFs is based on their pathophysiology. In the diastolic HFs, the left ventricular
function is normal or slightly impaired. The typical manifestations have an increased filling
pressure caused by impaired relaxation and compliance of the left ventricle. The management
of diastolic HFs includes antihypertensive treatment, maintenance of the sinus rhythm,
prevention of tachycardia, reduction of venous pressure, prevention of myocardial ischemia,
and prevention of diabetes mellitus. The aim of the diastolic HFs is: to reduce the progression,
to relieve its symptoms, to eliminate exacerbations, and to reduce the mortality. The
predisposing factors for the diastolic dysfunction include elderly age, female sex, obesity,
coronary artery disease, hypertension, and diabetes mellitus. The European Society of
Cardiology specifies therapy in diastolic HFs based on: angiotensin converting enzyme
inhibitors, angiotensin receptor blockers, beta-blockers, non-dihydropyridine calcium channel
blockers, and diuretics.
Keywords: diastolic heart failure, management

Abstrak: Gagal jantung diastolik disebut juga sebagai gagal jantung dengan fungsi sistolik
ventrikel kiri yang normal (fraksi ejeksi normal). Perbedaan antara gagal jantung sistolik dan
diastolik terletak pada patofisiologinya. Pada gagal jantung diastolik fungsi ventrikel kiri
normal atau sedikit menurun. Manifestasi yang timbul disebabkan oleh peningkatan tekanan
pengisian yang diakibatkan oleh gangguan relaksasi dan komplains ventrikel kiri. Manajemen
gagal jantung diastolik meliputi terapi antihipertensi, pemeliharaan irama sinus, pencegahan
takikardi, pengurangan tekanan vena, pencegahan iskemik miokard dan pencegahan diabetes
melitus. Tujuan terapi gagal jantung diastolik yaitu mengurangi progresivitas, menghilangkan
gejala, mencegah eksaserbasi dan menurunkan angka mortalitas. Faktor predisposisi disfungsi
diastolik meliputi usia lanjut, jenis kelamin wanita, obesitas, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus. The European Society of Cardiology mengeluarkan beberapa
macam penatalaksanaan gagal jantung diastolik berdasarkan: ACE-inhibitors, angiotensin
receptor blocker, beta blocker, non dihydropiridine calcium channel blocker, dan diuretik.
Kata kunci: gagal jantung diastolik, penatalaksanaan

Gagal jantung kongestif merupakan salah sedikit terganggu yang didiagnosis dengan
satu penyebab rawat inap tersering di gagal jantung diastolik atau disebut juga
dunia. Biasanya pasien gagal jantung di- heart failure with preserved ejection
sertai dengan pembesaran jantung dan fraction (HFPEF).1,2
penurunan fungsi sistolik, tetapi sekitar Pada HFPEF fungsi sistolik ventrikel
50% pasien gagal jantung mempunyai kiri bisa normal atau sedikit menurun
fungsi sistolik yang normal atau hanya (fraksi ejeksi pada ekokardiografi ≥40%),

1
2 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9

sedangkan pada gagal jantung sistolik, gagal jantung tidak mungkin hanya ber-
kontraktilitas dari ventrikel kiri sangat me- dasarkan gejala saja, sehingga diagnosis
nurun. Pada HFPEF manifestasi klinis diferensial harus mencakup beberapa
muncul karena peningkatan tekanan peng- kondisi berikut: a) kondisi kardiovas-
isian yang disebabkan gangguan relaksasi kular: penyakit jantung iskemik, penya-
dan komplains ventrikel kiri yang me- kit jantung katup, kardiomiopati hiper-
nurun.3,4 trofi dan restriktif, dan pericarditis
Perbedaan antara dua jenis gagal jan- konstriktif; b) kondisi non-kardiak:
tung ini juga diamati pada tingkat selular. penyakit paru, obesitas, anemia, hiper-
Van Heerebeek et al3 menunjukkan bahwa ventilasi, hipertiroidism, dan hipertensi
pada HFPEF sering kali didapatkan elonga- pulmonal.
si miosit jantung dengan peningkatan 2. Fungsi sistolik ventrikel kiri yang
resting tone. Kekakuan pada dinding dan normal atau hanya sedikit abnormal
penurunan komplians dari miokardium dengan fraksi ejeksi >40-50%. Fraksi
merupakan akibat dari meningkatnya jum- ejeksi merupakan parameter yang
lah kolagen pada lapisan interstisial.3,4 paling penting dalam membedakan
Curah jantung tidak hanya bergantung gagal jantung sistolik dan diastolik.
pada fraksi ejeksi tetapi juga pada volume 3. Gangguan relaksasi, pengisian, serta
diastolik. Pada disfungsi diastolik terjadi komplians diastolik dan kekakuan
disfungsi diastolik ventrikel kiri, menye- diastolik pada ventrikel kiri.
babkan peningkatan resistensi pengisian
ventrikel kiri dan akhirnya mengakibatkan Parameter di atas terutama dinilai
gagal jantung. Gangguan relaksasi ventrikel berdasarkan ekokardiografi. Tanda-tanda
dan meningkatnya tahanan pada ventrikel disfungsi diastolik yang ditemukan pada
merupakan mekanisme dasar terjadinya ekokardiografi antara lain abnormalitas dari
disfungsi diastolik. Kardiomiopati hiper- fase diastolik di mitral inflow (pada pasien
trofi merupakan contoh klasik dari gejala dengan irama sinus normal), profil aliran
gagal jantung dengan fungsi sistolik yang darah pada vena pulmonalis, serta rasio
masih sangat baik. 4 kecepatan awal pengisian mitral dan ke-
cepatan awal diastolik anulus mitral (E/E’)
DIAGNOSIS yang diukur dengan ekokardiografi tissue
doppler.5
Diagnosis HFPEF dapat ditegakkan Faktor predisposisi dari disfungsi
bila pada pasien didapatkan gejala-gejala diastolik meliputi usia lanjut, obesitas,
khas gagal jantung, pemeriksaan fisik hipertensi, dan diabetes melitus. Risiko
menunjukkan adanya kongesti vena dan terjadinya HFPEF juga meningkat pada
kongesti paru atau bahkan edema paru, dan pasien dengan penyakit arteri koroner
ekokardiografi menunjukkan fraksi ejeksi selama beberapa tahun, pasien dengan
yang normal atau sedikit menurun. Me- riwayat sindroma koroner akut, dan pasien
nurut European Society of Cardiology dengan riwayat miokarditis. Sebagian besar
(ESC), diagnosis gagal jantung diastolik pasien dengan HFPEF yaitu pasien dengan
harus memperhatikan tiga hal sebagai hipertrofi ventrikel kiri yang disebabkan
berikut:1 oleh berbagai etiologi: kardiomiopati hiper-
1. Ada tidaknya gejala gagal jantung trofi, aorta stenosis, dan penyakit ginjal
kongesti. Intoleransi latihan ialah tanda kronis dengan komplikasi hipertensi.3
pertama dari kegagalan diastolik, seper- Prognosis akan memburuk dengan
ti peningkatan denyut jantung selama bertambahnya usia. Sebuah analisis dari
latihan memperpendek durasi pengisian beberapa studi menunjukkan bahwa selama
ventrikel kiri yang sudah terganggu dan periode lima tahun persentase pasien
menyebabkan kelebihan tekanan pada HFPEF yang meninggal 15% berusia <50
sirkulasi pulmonal. Identifikasi bentuk tahun, 33% berusia 50-70 tahun, dan 50%
Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik 3

Tabel 1. Karakteristik gagal jantung diastolik dibandingkan gagal jantung sistolik.7


Karakteristik Gagal jantung diastolik Gagal jantung sistolik
Klinis
Gejala (contoh: sesak nafas) Ya Ya
Kongesti (contoh: edema) Ya Ya
Aktivasi neurohormonal (contoh: BNP) Ya Ya
Fungsi dan struktur ventrikel kiri
Fraksi ejeksi Normal Menurun
Massa ventrikel kiri Meningkat Meningkat
Ketebalan relatif dinding Meningkat Menurun
Volume akhir diastolik Normal Meningkat
Tekanan akhir diastolik Meningkat Meningkat
Ukuran atrium kiri Meningkat Meningkat
Aktifitas
Kapasitas latihan Menurun Menurun
Curah jantung Menurun Menurun
Tekanan akhir diastolik Meningkat Meningkat

berusia >70 tahun. Menurut Aurigemma6 dikaitkan dengan penurunan angka


kelangsungan hidup pasien dengan HFPEF kematian.7 Obat-obatan seperti angiotensin
hanya sedikit lebih lama dibandingkan converting enzyme (ACE) inhibitor,
dengan pasien dengan disfungsi sistolik. angiotensin receptor blocker (ARBs), beta
Tabel 1 menunjukkan karakteristik gagal blockers, aldosterone antagonist, dan
jantung diastolik dibandingkan gagal diuretik ditetapkan sebagai pengobatan
jantung sitolik.7 untuk gagal jantung sistolik, tetapi
penggunaan obat-obat ini pada HFPEF
tidak didukung oleh studi multipel.1,7
PENATALAKSANAAN
Menurut panduan dari AHA/ACC,
Pengobatan HFPEF ditujukan untuk pengobatan dari HFPEF harus meliputi
menghentikan progresivitas penyakit, terapi hipertensi, pemeliharaan irama sinus,
meringankan gejala, mencegah eksaserbasi pencegahan terjadinya takikardia, penu-
dan mengurangi angka kematian. Kesuk- runan tekanan vena, dan pencegahan
sesan pengobatan gagal jantung tergantung terjadinya iskemia miokard.1,7
pada etiologinya. Ekokardiografi merupa- Terapi kausatif, bila digunakan pada
kan alat diagnostik utama, banyak tersedia, tahap awal penyakit, sebaiknya di tahap A
banyak diproduksi, dan tidak mahal. Hasil- (risiko tinggi terjadinya gagal jantung tanpa
nya dilengkapi oleh hasil elektrokardiografi adanya gejala) yang paling efektif. Terapi
dan foto toraks.7 yang efektif pada hipertensi, penyakit arteri
Panduan American College of Car- koroner, dan diabetes melitus akan menu-
diology (ACC) dan American Heart Asso- runkan risiko terjadinya komplikasi lanjut.1,7
ciation (AHA) menekankan bahwa peng-
ukuran brain natriuretic peptide (BNP) dan
N-terminal pro B-type natriuretic peptide PENANGANAN HIPERTENSI
(NT-proBNP) sangat membantu dalam stra- Terapi anti-hipertensi merupakan ele-
tifikasi risiko pada pasien dengan disfungsi men pengobatan yang paling penting. Di-
diastolik dan sistolik ventrikel kiri, perkirakan hipertensi diderita oleh sekitar
meskipun tidak boleh digunakan sebagai 60% pasien dengan HFPEF. Korelasi erat
penanda keberhasilan pengobatan antara dua penyakit ini mendukung terapi
(rekomendasi kelas IIa). Pernyataan ini anti-hipertensi yang intensif. Harus diingat
berdasarkan fakta bahwa pengukuran BNP bahwa pasien usia lanjut mendominasi
untuk memonitor pengobatan tidak bisa kelompok ini dan sangat penting untuk
4 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9

menghindari penurunan tekanan darah losartan versus atenolol yang ditunjukkan


secara cepat. Hal ini penting karena telah dalam penurunan primary endpoint (kema-
terjadi gangguan fungsi saraf otonom yang tian akibat kardiovaskular, infark miokard,
mempunyai risiko terjadinya hipertensi atau stroke; P = 0,021) dan regresi hiper-
postural. Normalisasi tekanan darah sistolik trofi ventrikel kiri yang diukur dengan
membuat afterload yang lebih rendah ekokardiografi (P <0,0001).
sehingga mengurangi beban ventrikel kiri, Studi Candesartan in Heart failure:
yang nantinya akan mengakibatkan penu- assessment of Reduction in Mortality and
runan volume diastolik ventrikel kiri dan morbidity-Preserved (CHARM-Preserved)10
tekanan atrium kiri. Keuntungan tidak lang- membandingkan efek candesartan vs plase-
sung dari normalisasi tekanan darah yaitu bo pada kelompok pasien NYHA klas II,
perbaikan keseimbangan oksigen pada mio- III, dan IV dengan fraksi ejeksi >40%. Dari
kardium dengan peningkatan perfusi 3023 pasien, 1514 dipilih secara acak dan
miokardial dan relaksasi yang lebih cepat. diberi terapi candesartan (dosis target 32
Manfaat tidak langsung didapatkan dari mg/hari) sedangkan 1509 diberi plasebo.
penekanan atau pengurangan hipertrofi Primary endpoint ialah kematian karena
ventrikel kiri, dan dari penurunan persen- kardiovaskular atau angka rawat inap
tase kolagen pada dinding ventrikel kiri.3,6 karena gagal jantung. Selama periode 36,6
Pemilihan obat yang akan digunakan bulan, primary endpoint terjadi pada 333
sebagai terapi untuk edema paru pada (22%) pasien yang diberikan candesartan
hipertensi harus berdasarkan pada onset dan 366 (24%) pasien yang menerima
kerja obat. Penanganan pasien harus plasebo (P = 0,051). Kematian akibat
meliputi terapi oksigen, morfin, diuretik penyakit kardiovaskular terjadi pada kedua
intravena, dan glyceryl trinitrate (GTN). kelompok sebanyak 170 pasien. Angka
Penggunaan diuretik dan GTN secara rawat inap karena gagal jantung lebih
agresif pada pasien dengan pompa jantung sedikit pada kelompok yang diberi
yang jelek akan mengakibatkan hipotensi, candesartan daripada plasebo (230 versus
yang tentunya dapat berbahaya akibat 279, P = 0,017).10
penurunan cepat dari tekanan pengisian Studi lain yang mengevaluasi manfaat
ventrikel kiri dan penurunan curah terapi ACE inhibitor yaitu studi Perindopril
jantung.3,6 in Elderly People with Chronic Heart
Pemilihan obat antihipertensi dengan Failure (PEP-CHF).11 Jumlah total 850
penggunaan lama pada pasien HFPEF pasien usia ≥70 tahun dengan gejala
harus memperhatikan peran angiotensin HFPEF yang dipilih secara acak diberi
dalam proses terjadinya hipertrofi ventrikel terapi perindopril 4 mg atau plasebo.
kiri dan perubahan struktural pada dinding Primary endpoint meliputi semua sebab
ventrikel kiri berkaitan dengan peningkatan kematian dan kejadian rawat inap yang
kolagen. Dalam memperimbangkan aspek tidak terencana untuk gagal jantung. Rerata
manajemen ini, obat pilihan meliputi ACE lama pemantauan 26,2 bulan. Primary
inhibitor, AT1 receptor blocker (ARB) dan endpoint tampak pada 107 pasien yang
aldosterone antagonist.3,6 Warner et al8 diberikan plasebo dan 100 pasien yang
menunjukkan bahwa kapasitas latihan yang diberikan perindopril (P = 0,545). Efek
terbatas merupakan konsekuensi dari pe- terapi perindopril lebih menguntungkan
ningkatan tekanan darah, oleh karena itu pada tahun awal dilakukan studi. Pada
tujuan dasar dari terapi harus mencegah periode ini primary endpoint didapatkan
peningkatan tekanan darah selama latihan. pada 65 (15,3%) pasien dengan plasebo dan
Studi Losartan Intervention For 46 (10,8%) pasien dengan perindopril (P =
Endpoint reduction in hypertension (LIFE)9 0,055), dan angka rawat inap karena gagal
pada kelompok pasien dengan hipertensi jantung lebih rendah pada kelompok pasien
dan hipertrofi ventrikel kiri memper- yang diberikan perindopril (P = 0,033).
lihatkan keberhasilan yang lebih tinggi dari Angka kematian pada kedua kelompok
Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik 5

hampir sama. Perbaikan yang bermakna terjadi atau perburukan dari gagal jantung.
kelas NYHA terjadi pada pasien yang Pada studi Systolic Hypertension in the
diberikan perindopril (P <0,030). Terdapat Elderly Program (SHEP)13 menunjukkan
juga peningkatan yang bermakna dalam bahwa kontrol yang baik dari hipertensi
jarak jalan kaki selama enam menit pada sistolik terisolasi secara bermakna menu-
kelompok yang diberikan perindopril (P = runkan risiko terjadinya gagal jantung dan
0,011). Pengobatan dengan perindopril menyebabkan pengurangan indeks massa
tidak mempengaruhi tingkat NT-proBNP.11 ventrikel kiri sebanyak 13%. Pengobatan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di didasarkan pada chlorthalidone dan ate-
atas dapat disimpulkan bahwa terapi farma- nolol.13,14
kologik pada sistem renin-angiotensin-
aldosteron dapat mengakibatkan pening-
PEMELIHARAAN IRAMA SINUS
katan kapasitas latihan pasien dengan
DAN PENCEGAHAN TAKIKARDI
HFPEF, dan mungkin juga menurunkan
risiko rawat inap untuk gagal jantung, Panduan ACC/AHA menempatkan
tetapi tidak mempengaruhi prognosis. Dari kontrol irama ventrikel pasien dengan atrial
hasil studi PEP-CHF dapat disimpulkan fibrilasi (AF) dan pengembalian irama
bahwa keparahan gagal jantung pada studi sinus pada pasien dengan AF pada kelas
populasi tergolong ringan, yang dibuktikan rekomendasi II dengan tingkat bukti A. 7
oleh tingkat NT-proBNP (rerata nilai pada Dalam kondisi fisiologik, denyut jan-
kelompok dengan plasebo dan grup dengan tung meningkat menyebabkan relaksasi dan
perindopril ialah 453 pg/mL dan 335 sedikit menurunkan tekanan diastolik pada
pg/mL). Angka komplikasi yang relatif ventrikel.15
rendah, jauh lebih rendah dari yang Pada gagal jantung diastolik, takikardi
diharapkan, juga mendukung hipotesis di menimbulkan relaksasi yang tertunda dan
atas. Untuk melihat penurunan yang ber- peningkatan tekanan diastolik. Selain itu,
makna dari angka kematian pada populasi, terjadi kontribusi persentase diastolik da-
ke depannya diperlukan pemantauan yang lam kaitannya dengan penurunan sistolik
lebih lama dan memperbanyak jumlah melalui peningkatan denyut jantung. Porsi
sampel.11,12 diastolik mencakup hampir 70% dari siklus
Studi Valsartan in Diastolic Dysfunc- jantung pada denyut jantung 60 kali/menit;
tion (VALIDD)12 menunjukkan bahwa sekitar 50% pada denyut jantung 120
penurunan tekanan darah dapat meningkat- kali/menit; dan hanya 40% pada denyut
kan fungsi diastolik miokardium pada jantung 180 kali/menit. Oleh karena itu
pasien hipertensi tanpa gagal jantung dan waktu pengisian ventrikel kiri dipersingkat.
bahwa efek ini tidak tergantung pada jenis Penurunan denyut jantung menghasilkan
anti-hipertensi yang digunakan. penurunan tekanan pada periode awal dari
Panduan dari ACC/AHA menempat- fase diastolik dengan meningkatkan relak-
kan kontrol tekanan darah sistolik dan sasi dan meningkatkan waktu pengisian
diastolik sebagai pilihan utama untuk ventrikel kiri, yang akhirnya meningkatkan
penanganan HFPEF (kelas IA).7 Efek dari curah jantung. Waktu perfusi koroner juga
normalisasi tekanan darah meliputi penu- meningkat bersamaan dengan menurunnya
runan tekanan akhir diastolik, penurunan konsumsi oksigen oleh miokardium dan
tekanan atrium kiri, perbaikan dari relak- meningkatkan pasokan darah pada mio-
sasi yang mengarah ke peningkatan peng- kardium. Para pakar di ESC merekomen-
isian awal, pengurangan pada iskemia dasikan penggunaan beta bloker atau cal-
miokard (dengan mengurangi kebutuhan cium channel blockers (CCB) untuk me-
oksigen dan meningkatkan perfusi sebagai ngurangi denyut jantung.15
hasil dari penurunan tekanan akhir dias- Studi Swedish Doppler-echocardio-
tolik), pengurangan hipertrofi ventrikel kiri graphic (SWEDIC)16 meneliti efek peng-
dan menghasilkan pengurangan risiko gunaan carvedilol selama enam bulan pada
6 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9

97 pasien hipertensi dengan parameter Keuntungan dari penggunaan digitalis pada


fungsi diastolik pada ekokardiografi. kelompok ini sama dengan pasien yang
Ditemukan adanya perbaikan yang mempunyai fraksi ejeksi yang menurun,
bermakna dibandingkan dengan placebo namun diyakini secara luas bahwa peng-
pada rasio E/A dari 0,72 ke 0,83 (P = gunaan digitalis pada HFPEF harus dibatasi
0,046). Pada salah satu publikasi sebelum- untuk pasien dengan AF. Tujuan utama
nya ditunjukkan adanya manfaat peng- penggunaan obat ini yaitu untuk kontrol
gunaan verapamil intravena dengan irama ventrikel. Digitalis tidak boleh
parameter pengisian ventrikel kiri pada digunakan bila irama sinus masih dapat
pasien dengan kardiomiopati hipertrofi. 16 dipertahankan.
Dengan memperhatikan hubungan Gangguan pengisian ventrikel kiri
dekat antara tekanan pengisian ventrikel pada disfungsi diastolik dapat semakin
kiri dan kapasitas latihan pada pasien, diperparah oleh irama non-sinus; oleh ka-
penurunan denyut jantung pada HFPEF rena itu menghilangkan aritmia seperti AF
harus diprioritaskan. Pada pasien dengan atau atrium flutter merupakan elemen
HFPEF, jantung sudah tidak mampu untuk pengobatan yang penting. Bila irama sinus
mengambil manfaat dari mekanisme Frank- tidak dapat dipertahankan, mungkin dapat
Starling selama latihan atau aktivitas fisik. dipertimbangkan melakukan ablasi atrio-
Pada ventrikel yang kaku, meskipun ventricular node atau pemasangan pace-
tekanan pengisian meningkat tetapi tidak maker.18
dapat meningkatkan volume. Sebagai kon-
sekuensinya terjadi peningkatan tekanan
PENURUNAN TEKANAN VENA
pengisian ventrikel tetapi curah jantung
tidak meningkat. Oleh karena itu dengan Peningkatan tekanan arteri pulmonal
menurunkan irama ventrikel maka curah sebanyak 1 mmHg akan mengakibatkan
jantung dapat ditingkatkan. Gejala ini peningkatan 23% angka kematian dan 13%
mungkin dapat dihilangkan dengan pem- angka terjadinya kejadian kardiovaskular.
berian beta bloker dan CCB. Pada Study of Dengan menurunkan tekanan pulmonal,
Effects of Nebivolol Intervention on kapasitas latihan dan prognosis akan me-
Outcomes and Rehospitalization in Seniors ningkat. Kesulitan dalam mengoptimalkan
With Heart Failure (SENIORS)17 nebivolol tekanan pengisian ventrikel kiri pada
secara bermakna menurunkan risiko HFPEF disebabkan pasien HFPEF mem-
kematian dan angka rawat inap pada dua punyai kurva tekanan ataupun volume yang
kelompok pasien yaitu yang dengan gagal berbeda dari kurva fisiologik. Pada pasien
jantung dan fraksi ejeksi menurun dan yang HFPEF, meskipun terdapat penurunan
dengan fraksi ejeksi normal. tekanan pengisian ventrikel kiri sedikit saja
Perbedaan penting pada penanganan akan menimbulkan penurunan volume dias-
kedua jenis gagal jantung terletak pada tolik ventrikel kiri yang bermakna, sehing-
penggunaan CCB dihidropiridin, yang ber- ga akhirnya terjadi penurunan curah jan-
manfaat untuk terapi pada disfungsi dias- tung yang bermakna. Peningkatan tekanan
tolik. CCB dihidropiridin mempunyai efek pengisian seringkali gagal secara bermakna
relaksasi miokardium, juga dapat menurun- mempengaruhi curah jantung tetapi mung-
kan tekanan darah dan denyut jantung.15 kin dapat menyebabkan edema paru.8,19
Peran digitalis dalam peñatalaksanaan Pasien HFPEF menunjukkan kecen-
HFPEF masih kontroversial, terutama da- derungan ke arah retensi cairan; oleh kare-
lam hal mempertahankan irama sinus. na itu disarankan melakukan pembatasan
Dalam studi Digitalis Investigation Group diet garam dan cairan. Diuretik merupakan
(DIG),18 sebanyak 988 pasien dengan gagal andalan untuk pengobatan simtomatik,
jantung mempunyai fraksi ejeksi >45%, tetapi mengingat risikonya maka diper-
492 diantaranya secara acak diberikan lukan kewaspadaan dalam penggunaan
digoxin dan 496 diberikan plasebo. diuretik atau nitrat kerja panjang, terutama
Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik 7

pada fase awal penggunaan obat ini, harus mengurangi konsumsi oksigen miokardium
dengan pengawasan ketat dari tenaga (beta bloker, CCB, nitrat) dan revaskulari-
medis. Diuretik tidak memengaruhi sasi untuk meningkatkan pasokan oksigen
miokardium secara langsung, sedangkan ke miokardium.18
nitrat meningkatkan kemampuan ventrikel Peningkatan pasokan oksigen ke mio-
kiri untuk memperbesar volumenya dengan kardium menyebabkan meningkatnya
melepaskan nitrogen nitrat.7,15 relaksasi, menurunnya tekanan akhir
Efek penurunan tekanan vena me- diastolik ventrikel kiri, mengurangi risiko
liputi menurunkan tekanan ventrikel kiri terjadinya aritmia jantung, dan menurunkan
sehingga meningkatkan fungsi jantung; denyut jantung.11
menurunkan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri sehingga mengakibatkan PENGOBATAN LAIN
peningkatan kapasitas latihan; dan
meningkatkan pasokan oksigen ke mio- Fukuda et al.20 meneliti efek statin
kardium sehingga menghilangkan iskemia.9 pada pasien HFPEF yang diterapi dengan
Pengobatan diatas berisiko terjadinya beta bloker atau CCB, dan ACE inhibitor
dehidrasi yang akan mengakibatkan low- atau ARB. Sebanyak 68 pasien diberikan
output syndrome, hipotensi, dan gangguan statin dan sisanya 69 pasien tidak diberikan
fungsi ginjal. Dosis obat-obatan yang dapat statin. Hasilnya menunjukkan bahwa peng-
menyebabkan dehidrasi ini lebih rendah gunaan statin mempunyai efek mengun-
dibandingkan penggunaan pada pasien tungkan yaitu menurunkan 20% angka
dengan disfungsi sistolik. Spironolakton kematian (angka kematian 0,06 vs 0,62, P
merupakan obat yang bekerja multi fungsi = 0,005). Selain itu, statin mempunyai
dimana memiliki efek sebagai diuretik dan kecenderungan menurunkan angka rawat
efek untuk menyeimbangkan neuro- inap pasien penyakit kardiovaskular (P =
hormonal yang turut memperbaiki struktur 0,082). Penggunaaan obat lainnya tidak
ventrikel kiri.9 mempunyai efek yang menguntungkan.
Efek menguntungkan dari penggunaan
statin pada pasien HFPEF tidak hanya
PENCEGAHAN ISKEMIA karena stabilisasi plak pada arteri koroner,
Iskemia miokard merupakan salah satu tetapi juga karena statin dapat mengurangi
mekanisme penting yang mendasari FPEF. massa ventrikel kiri dan mengurangi
Oleh karena itu dibenarkan untuk meng- fibrosis. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan
gunakan obat yang mempunyai efek dasar patofiologi dan terapi HFPEF. 7

Tabel 2. Dasar patofisiologi dan terapi pada HFPEF.7


Dasar Patofisiologi Terapi
Kontrol hipertensi ACE inhibitor
AT1 receptor blocker
Aldosterone antagonist
Menurunkan denyut jantung (pertahankan irama Beta blocker
sinus) Calcium channel blocker (non-dihydropiridine)
Menormalkan kontraksi atrium (fibrilasi atrium) Digoxin (kontroversial)
Mengurangi volume overload (tekanan vena) Diuretik
Aldosterone antagonist
Restriksi garam dan cairan
Pencegahan iskemia Beta blocker
Calcium channel blocker (non-dihydropiridine)
Nitrat
Revaskularisasi
8 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9

the diagnosis and management of heart


SIMPULAN failure in adult: A report of the Ame-
Pada gagal jantung diastolik (HFPEF) rican College of Cardiology Founda-
ditemukan fungsi sistolik yang normal atau tion/ American Heart Association Task
hanya sedikit terganggu. Penanganan gagal Force on Practice Guidelines.
jantung diastolik harus dilakukan secara Circulation. 2009;119:1977-2016.
8. Gandhi SK, Powers JC, Nomeir AM,
optimal untuk meningkatkan prognosis pa-
Fowle K, Kitzman DW, Rankin KM,
sien, yang didasarkan pada: et al. The pathogenesis of acute
1. Penanganan kausatif yang meliputi pe- pulmonary edema associated with
nanganan hipertensi, diabetes melitus hypertension. N Engl J Med.
tipe II, aritmia (pencegahan takiaritmia 2001;244:17-22.
dan jika memungkinkan mempertahankan 9. Dahlof B, Devereux RB, Kjedsen SE,
irama sinus), penyakit jantung iskemik, Julius S, Beevers G, de Faire U, et al.
Cardiovascular morbidity and mortality
penurunan berat badan, dan pembatasan
in the Losartan Intervention for End-
diet garam. point Reduction in Hypertension Study
2. Penanganan simptomatik dengan beta (LIFE): A randomised trial againts
bloker, CCB non-dihidropiridin, ACE atenolol. Lancet. 2002;359:995-1003.
inhibitor, ARB, diuretik, statin, dan an- 10. Yusuf S, Pfeffer MA, Swedberg K,
tagonis aldosteron. Granger CB, Held P, McMurray
JJV, et al. Effects of candesartan in
patients with chonic heart failure and
DAFTAR PUSTAKA preserved left ventricular ejection frac-
1. Aurigemma GP. Diastolic heart failure: A tion: The CHARM-Preserved Trial.
common and lethal codition by any Lancet. 2003;362: 771-81.
name. N Engl J Med. 2006;355:308-10. 11. Cleland JGF, Tendera M, Adamus J,
2. Grossman W. Defining diastolic dysfunc- Freemantle N, Polonski L, Taylor J,
tion. Circulation. 2000; 101:2020-1. et al. The perindopril in elderly people
3. Dickstein K, Cohen-Solal A, Fillippatos with chronic heart failure (PEP-CHF)
G, McMurray J, Ponikowski P, study. Eur Heart J. 2006;27:2338-45.
Poole-Wilson PA, et al. ESC 12. Solomon SD, Janardhanan R, Verma A,
Guidelines for the diagnosis and Bourgoun M, Daley WL,
treatment of acute and chronic heart Purkayastha D, et al. Valsartan in
failure. Eur Heart J. 2008;29:2388-442. Diastolic Dysfunction (VALIDD)
4. Van Heerebeek L, Borbly A, Niessen Investigators. Effect of angiotensin
HW, Bronzwaer JG, Van der Velden receptor blockade and antihypertensive
J, Stienen GJ, et al. Myocardial drugs on diastolic function in patients
structure and function differ in systolic with hypertension and diastolic dys-
and diastolic heart failure. Circulation. function: A randomised trial. Lancet,
2006;113:774-81. 2007; 369: 2079-2087.
5. Opolski G. Echocardiography parameters 13. Kostis JB, Davis BR, Cutler J, Grimm
in heart failure patients with preserved RH, Berge KG, Cohen JD, et al.
ejection fraction. Kardiologia. Prevention on heart failure by anti-
Wroclaw: Urban & Partner, 2003. hypertensive drug treatment in older
6. Nagueh SF, Appleton CP, Gillebert TC, person with isolated systolic hyper-
Marino PN, Oh JK, Smiseth OA, et tension. SHEP Cooperative Research
al. Recommendation for the eva- Group. JAMA. 1997;278:212-6.
luations of the left ventricular diastolic 14. Ofili EO, Cohen JD, St. Vrain J, Pearson
function by echocardiography. Eur J A, Martin TJ, Uy ND, et al. Effect of
Echocardiogr. 2009; 10:165-93. treatment of isolated systolic hyper-
7. Jessup M, Abraham WT, Casey DE, tension on left ventricular mass.
Feldman AM, Francis GS, Ganiats JAMA. 1998; 278-80.
TG, et al. ACCF/AHA guidelines for 15. Bergstorm A, Adersson B, Edner M,
Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik 9

Nylander E, Persson H, Dahlstrom nebivolol in elderly heart failure


U. et al. Effect of carvedilol on patients with or without systolic left
diastolic dysfunction in patients with ventricular dysfunction: Results of the
diastolic heart failure and preserved SENIORS echo-cardiographic substudy.
systolic function. Result of the Swedish Eur Heart J. 2006;27:562-8.
Doppler-echocardiographic study 18. The digitalis investigation group. The
(SWEDIC). Eur J Heart Fail. 2004; effect of digoxin on mortality and
6:453-61. morbidity in patients with heart failure.
16. Tendera M, Schneeweiss A, N Engl J Med. 1997;336: 525-33.
Bartoszewski A, Polonski L, 19. Kramer K, Kirkman P, Kitzman D,
Wodniecki J, Salomon A, et al. The Little WC. Flash pulmonary edema:
acute response of the left ventricular association with hyper-tension and
filling dynamics to intravenous vera- reoccurrence despite coronary
pamil predicts the changes in exercise revascularization. Am Heart J.
tolerance after oral verapamil therapy 2000;40:451-5.
in patients with hypertrophic cardio- 20. Fukuda H, Sane DC, Brucks S, Little
myopathy, Eur Heart J. 1993;14:410-5. WC. Statin therapy may be associated
17. Ghio S, Magrini G, Serio A, Klersy C, with lower mortality in patients with
Fucilli A, Ronaszeki A, et al. diastolic heart failure. A preliminary
SENIORS investigators. Effects of report. Circulation. 2005;112:357-63.

You might also like