Professional Documents
Culture Documents
Penanganan Gagal Jantung Diastolik: Starry H. Rampengan
Penanganan Gagal Jantung Diastolik: Starry H. Rampengan
Starry H. Rampengan
Abstract: Diastolic heart failure (HF) is also referred to as heart failure with normal left
ventricular systolic function (normal ejection fraction). The difference between the systolic
and diastolic HFs is based on their pathophysiology. In the diastolic HFs, the left ventricular
function is normal or slightly impaired. The typical manifestations have an increased filling
pressure caused by impaired relaxation and compliance of the left ventricle. The management
of diastolic HFs includes antihypertensive treatment, maintenance of the sinus rhythm,
prevention of tachycardia, reduction of venous pressure, prevention of myocardial ischemia,
and prevention of diabetes mellitus. The aim of the diastolic HFs is: to reduce the progression,
to relieve its symptoms, to eliminate exacerbations, and to reduce the mortality. The
predisposing factors for the diastolic dysfunction include elderly age, female sex, obesity,
coronary artery disease, hypertension, and diabetes mellitus. The European Society of
Cardiology specifies therapy in diastolic HFs based on: angiotensin converting enzyme
inhibitors, angiotensin receptor blockers, beta-blockers, non-dihydropyridine calcium channel
blockers, and diuretics.
Keywords: diastolic heart failure, management
Abstrak: Gagal jantung diastolik disebut juga sebagai gagal jantung dengan fungsi sistolik
ventrikel kiri yang normal (fraksi ejeksi normal). Perbedaan antara gagal jantung sistolik dan
diastolik terletak pada patofisiologinya. Pada gagal jantung diastolik fungsi ventrikel kiri
normal atau sedikit menurun. Manifestasi yang timbul disebabkan oleh peningkatan tekanan
pengisian yang diakibatkan oleh gangguan relaksasi dan komplains ventrikel kiri. Manajemen
gagal jantung diastolik meliputi terapi antihipertensi, pemeliharaan irama sinus, pencegahan
takikardi, pengurangan tekanan vena, pencegahan iskemik miokard dan pencegahan diabetes
melitus. Tujuan terapi gagal jantung diastolik yaitu mengurangi progresivitas, menghilangkan
gejala, mencegah eksaserbasi dan menurunkan angka mortalitas. Faktor predisposisi disfungsi
diastolik meliputi usia lanjut, jenis kelamin wanita, obesitas, penyakit jantung koroner,
hipertensi, dan diabetes melitus. The European Society of Cardiology mengeluarkan beberapa
macam penatalaksanaan gagal jantung diastolik berdasarkan: ACE-inhibitors, angiotensin
receptor blocker, beta blocker, non dihydropiridine calcium channel blocker, dan diuretik.
Kata kunci: gagal jantung diastolik, penatalaksanaan
Gagal jantung kongestif merupakan salah sedikit terganggu yang didiagnosis dengan
satu penyebab rawat inap tersering di gagal jantung diastolik atau disebut juga
dunia. Biasanya pasien gagal jantung di- heart failure with preserved ejection
sertai dengan pembesaran jantung dan fraction (HFPEF).1,2
penurunan fungsi sistolik, tetapi sekitar Pada HFPEF fungsi sistolik ventrikel
50% pasien gagal jantung mempunyai kiri bisa normal atau sedikit menurun
fungsi sistolik yang normal atau hanya (fraksi ejeksi pada ekokardiografi ≥40%),
1
2 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9
sedangkan pada gagal jantung sistolik, gagal jantung tidak mungkin hanya ber-
kontraktilitas dari ventrikel kiri sangat me- dasarkan gejala saja, sehingga diagnosis
nurun. Pada HFPEF manifestasi klinis diferensial harus mencakup beberapa
muncul karena peningkatan tekanan peng- kondisi berikut: a) kondisi kardiovas-
isian yang disebabkan gangguan relaksasi kular: penyakit jantung iskemik, penya-
dan komplains ventrikel kiri yang me- kit jantung katup, kardiomiopati hiper-
nurun.3,4 trofi dan restriktif, dan pericarditis
Perbedaan antara dua jenis gagal jan- konstriktif; b) kondisi non-kardiak:
tung ini juga diamati pada tingkat selular. penyakit paru, obesitas, anemia, hiper-
Van Heerebeek et al3 menunjukkan bahwa ventilasi, hipertiroidism, dan hipertensi
pada HFPEF sering kali didapatkan elonga- pulmonal.
si miosit jantung dengan peningkatan 2. Fungsi sistolik ventrikel kiri yang
resting tone. Kekakuan pada dinding dan normal atau hanya sedikit abnormal
penurunan komplians dari miokardium dengan fraksi ejeksi >40-50%. Fraksi
merupakan akibat dari meningkatnya jum- ejeksi merupakan parameter yang
lah kolagen pada lapisan interstisial.3,4 paling penting dalam membedakan
Curah jantung tidak hanya bergantung gagal jantung sistolik dan diastolik.
pada fraksi ejeksi tetapi juga pada volume 3. Gangguan relaksasi, pengisian, serta
diastolik. Pada disfungsi diastolik terjadi komplians diastolik dan kekakuan
disfungsi diastolik ventrikel kiri, menye- diastolik pada ventrikel kiri.
babkan peningkatan resistensi pengisian
ventrikel kiri dan akhirnya mengakibatkan Parameter di atas terutama dinilai
gagal jantung. Gangguan relaksasi ventrikel berdasarkan ekokardiografi. Tanda-tanda
dan meningkatnya tahanan pada ventrikel disfungsi diastolik yang ditemukan pada
merupakan mekanisme dasar terjadinya ekokardiografi antara lain abnormalitas dari
disfungsi diastolik. Kardiomiopati hiper- fase diastolik di mitral inflow (pada pasien
trofi merupakan contoh klasik dari gejala dengan irama sinus normal), profil aliran
gagal jantung dengan fungsi sistolik yang darah pada vena pulmonalis, serta rasio
masih sangat baik. 4 kecepatan awal pengisian mitral dan ke-
cepatan awal diastolik anulus mitral (E/E’)
DIAGNOSIS yang diukur dengan ekokardiografi tissue
doppler.5
Diagnosis HFPEF dapat ditegakkan Faktor predisposisi dari disfungsi
bila pada pasien didapatkan gejala-gejala diastolik meliputi usia lanjut, obesitas,
khas gagal jantung, pemeriksaan fisik hipertensi, dan diabetes melitus. Risiko
menunjukkan adanya kongesti vena dan terjadinya HFPEF juga meningkat pada
kongesti paru atau bahkan edema paru, dan pasien dengan penyakit arteri koroner
ekokardiografi menunjukkan fraksi ejeksi selama beberapa tahun, pasien dengan
yang normal atau sedikit menurun. Me- riwayat sindroma koroner akut, dan pasien
nurut European Society of Cardiology dengan riwayat miokarditis. Sebagian besar
(ESC), diagnosis gagal jantung diastolik pasien dengan HFPEF yaitu pasien dengan
harus memperhatikan tiga hal sebagai hipertrofi ventrikel kiri yang disebabkan
berikut:1 oleh berbagai etiologi: kardiomiopati hiper-
1. Ada tidaknya gejala gagal jantung trofi, aorta stenosis, dan penyakit ginjal
kongesti. Intoleransi latihan ialah tanda kronis dengan komplikasi hipertensi.3
pertama dari kegagalan diastolik, seper- Prognosis akan memburuk dengan
ti peningkatan denyut jantung selama bertambahnya usia. Sebuah analisis dari
latihan memperpendek durasi pengisian beberapa studi menunjukkan bahwa selama
ventrikel kiri yang sudah terganggu dan periode lima tahun persentase pasien
menyebabkan kelebihan tekanan pada HFPEF yang meninggal 15% berusia <50
sirkulasi pulmonal. Identifikasi bentuk tahun, 33% berusia 50-70 tahun, dan 50%
Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik 3
hampir sama. Perbaikan yang bermakna terjadi atau perburukan dari gagal jantung.
kelas NYHA terjadi pada pasien yang Pada studi Systolic Hypertension in the
diberikan perindopril (P <0,030). Terdapat Elderly Program (SHEP)13 menunjukkan
juga peningkatan yang bermakna dalam bahwa kontrol yang baik dari hipertensi
jarak jalan kaki selama enam menit pada sistolik terisolasi secara bermakna menu-
kelompok yang diberikan perindopril (P = runkan risiko terjadinya gagal jantung dan
0,011). Pengobatan dengan perindopril menyebabkan pengurangan indeks massa
tidak mempengaruhi tingkat NT-proBNP.11 ventrikel kiri sebanyak 13%. Pengobatan
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di didasarkan pada chlorthalidone dan ate-
atas dapat disimpulkan bahwa terapi farma- nolol.13,14
kologik pada sistem renin-angiotensin-
aldosteron dapat mengakibatkan pening-
PEMELIHARAAN IRAMA SINUS
katan kapasitas latihan pasien dengan
DAN PENCEGAHAN TAKIKARDI
HFPEF, dan mungkin juga menurunkan
risiko rawat inap untuk gagal jantung, Panduan ACC/AHA menempatkan
tetapi tidak mempengaruhi prognosis. Dari kontrol irama ventrikel pasien dengan atrial
hasil studi PEP-CHF dapat disimpulkan fibrilasi (AF) dan pengembalian irama
bahwa keparahan gagal jantung pada studi sinus pada pasien dengan AF pada kelas
populasi tergolong ringan, yang dibuktikan rekomendasi II dengan tingkat bukti A. 7
oleh tingkat NT-proBNP (rerata nilai pada Dalam kondisi fisiologik, denyut jan-
kelompok dengan plasebo dan grup dengan tung meningkat menyebabkan relaksasi dan
perindopril ialah 453 pg/mL dan 335 sedikit menurunkan tekanan diastolik pada
pg/mL). Angka komplikasi yang relatif ventrikel.15
rendah, jauh lebih rendah dari yang Pada gagal jantung diastolik, takikardi
diharapkan, juga mendukung hipotesis di menimbulkan relaksasi yang tertunda dan
atas. Untuk melihat penurunan yang ber- peningkatan tekanan diastolik. Selain itu,
makna dari angka kematian pada populasi, terjadi kontribusi persentase diastolik da-
ke depannya diperlukan pemantauan yang lam kaitannya dengan penurunan sistolik
lebih lama dan memperbanyak jumlah melalui peningkatan denyut jantung. Porsi
sampel.11,12 diastolik mencakup hampir 70% dari siklus
Studi Valsartan in Diastolic Dysfunc- jantung pada denyut jantung 60 kali/menit;
tion (VALIDD)12 menunjukkan bahwa sekitar 50% pada denyut jantung 120
penurunan tekanan darah dapat meningkat- kali/menit; dan hanya 40% pada denyut
kan fungsi diastolik miokardium pada jantung 180 kali/menit. Oleh karena itu
pasien hipertensi tanpa gagal jantung dan waktu pengisian ventrikel kiri dipersingkat.
bahwa efek ini tidak tergantung pada jenis Penurunan denyut jantung menghasilkan
anti-hipertensi yang digunakan. penurunan tekanan pada periode awal dari
Panduan dari ACC/AHA menempat- fase diastolik dengan meningkatkan relak-
kan kontrol tekanan darah sistolik dan sasi dan meningkatkan waktu pengisian
diastolik sebagai pilihan utama untuk ventrikel kiri, yang akhirnya meningkatkan
penanganan HFPEF (kelas IA).7 Efek dari curah jantung. Waktu perfusi koroner juga
normalisasi tekanan darah meliputi penu- meningkat bersamaan dengan menurunnya
runan tekanan akhir diastolik, penurunan konsumsi oksigen oleh miokardium dan
tekanan atrium kiri, perbaikan dari relak- meningkatkan pasokan darah pada mio-
sasi yang mengarah ke peningkatan peng- kardium. Para pakar di ESC merekomen-
isian awal, pengurangan pada iskemia dasikan penggunaan beta bloker atau cal-
miokard (dengan mengurangi kebutuhan cium channel blockers (CCB) untuk me-
oksigen dan meningkatkan perfusi sebagai ngurangi denyut jantung.15
hasil dari penurunan tekanan akhir dias- Studi Swedish Doppler-echocardio-
tolik), pengurangan hipertrofi ventrikel kiri graphic (SWEDIC)16 meneliti efek peng-
dan menghasilkan pengurangan risiko gunaan carvedilol selama enam bulan pada
6 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9
pada fase awal penggunaan obat ini, harus mengurangi konsumsi oksigen miokardium
dengan pengawasan ketat dari tenaga (beta bloker, CCB, nitrat) dan revaskulari-
medis. Diuretik tidak memengaruhi sasi untuk meningkatkan pasokan oksigen
miokardium secara langsung, sedangkan ke miokardium.18
nitrat meningkatkan kemampuan ventrikel Peningkatan pasokan oksigen ke mio-
kiri untuk memperbesar volumenya dengan kardium menyebabkan meningkatnya
melepaskan nitrogen nitrat.7,15 relaksasi, menurunnya tekanan akhir
Efek penurunan tekanan vena me- diastolik ventrikel kiri, mengurangi risiko
liputi menurunkan tekanan ventrikel kiri terjadinya aritmia jantung, dan menurunkan
sehingga meningkatkan fungsi jantung; denyut jantung.11
menurunkan tekanan akhir diastolik
ventrikel kiri sehingga mengakibatkan PENGOBATAN LAIN
peningkatan kapasitas latihan; dan
meningkatkan pasokan oksigen ke mio- Fukuda et al.20 meneliti efek statin
kardium sehingga menghilangkan iskemia.9 pada pasien HFPEF yang diterapi dengan
Pengobatan diatas berisiko terjadinya beta bloker atau CCB, dan ACE inhibitor
dehidrasi yang akan mengakibatkan low- atau ARB. Sebanyak 68 pasien diberikan
output syndrome, hipotensi, dan gangguan statin dan sisanya 69 pasien tidak diberikan
fungsi ginjal. Dosis obat-obatan yang dapat statin. Hasilnya menunjukkan bahwa peng-
menyebabkan dehidrasi ini lebih rendah gunaan statin mempunyai efek mengun-
dibandingkan penggunaan pada pasien tungkan yaitu menurunkan 20% angka
dengan disfungsi sistolik. Spironolakton kematian (angka kematian 0,06 vs 0,62, P
merupakan obat yang bekerja multi fungsi = 0,005). Selain itu, statin mempunyai
dimana memiliki efek sebagai diuretik dan kecenderungan menurunkan angka rawat
efek untuk menyeimbangkan neuro- inap pasien penyakit kardiovaskular (P =
hormonal yang turut memperbaiki struktur 0,082). Penggunaaan obat lainnya tidak
ventrikel kiri.9 mempunyai efek yang menguntungkan.
Efek menguntungkan dari penggunaan
statin pada pasien HFPEF tidak hanya
PENCEGAHAN ISKEMIA karena stabilisasi plak pada arteri koroner,
Iskemia miokard merupakan salah satu tetapi juga karena statin dapat mengurangi
mekanisme penting yang mendasari FPEF. massa ventrikel kiri dan mengurangi
Oleh karena itu dibenarkan untuk meng- fibrosis. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan
gunakan obat yang mempunyai efek dasar patofiologi dan terapi HFPEF. 7