You are on page 1of 15

PERANAN BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DALAM

MEMBERANTAS TINDAK PIDANA PEREDARAN OBAT KERAS DI SARANA


YANG TIDAK MEMILIKI KEAHLIAN DAN KEWENANGAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DI
PROVINSI RIAU

Oleh : Handi Mulyansyah


Pembimbing I : Dr.Erdianto Effendi, SH.,M.Hum
PembimbingII :WidiaEdorita,.SH.,M.H
Alamat : jl. S.parman Gg Al-Khalis Nomor.13
Email : Handygooners@yahoo.com±Telepon : 081270076962

ABSTRACT

Health development is carried out in various ways, one through the health service. In
health care medicine is an important component because it is required in the majority of
health efforts. Drugs are substances that are consumed the body to reduce pain and eliminate
the disease. Drugs are usually manufactured in pharmaceutical companies with a chemical
that has one advantage compared with traditional medicine, which is more sterile and kept
clean. Hard drugs or medication list G (gevaarlijk) that is hard to obtain efficacious drugs
should be by prescription. It is therefore hard drugs unregistered prohibited distributed and
stored in facilities that do not have the expertise and authority. The purpose of this thesis,
namely: First, to determine the role of law enforcement in combating the crime of trafficking
of hard drugs that are not in accordance with the applicable provisions. Secondly, to know
the constraints of law enforcement in combating the crime of trafficking of hard drugs in
facilities that do not have the expertise and authority third, to know the constraints
menngatasi efforts in law enforcement criminal acts of trafficking of hard drugs in facilities
that do not have the expertise and authority in the province of Riau.
This type of research is classified in socio-juridical research, because this research
author directly conduct research on a study in order to provide a complete and clear picture
of the issues examined. This research was conducted at the Center for Food and Drug
Administration, while the sample population is overall the parties relating to the issues
examined in this study, the data source used, primary data, secondary data and data tertiary
data collection techniques in this study with interviews , questionnaire and literature study.
From the results, it can be concluded that, First, conduct investigations against
perpetrators of trafficking hard drugs in facilities that do not have the expertise and
authority. Second, constraints in dealing with law enforcement criminal acts of trafficking of
hard drugs in facilities that do not have the expertise and authority, among others; lack of
human resources, lack of facilities and pre facilities, lack of coordination with relevant
agencies, lack of awareness and concern for the laws of society, and a deliberate disregard
the store owner to distribute hard drugs. Third, efforts to overcome such obstacles; improve
coordination with relevant agencies, structuring of human resources, improve public
services. Brief advice of the author is to optimize the role of the investigator, did a deal with
related institutions and improve the dissemination of law about the dangers of prescription drugs
without a prescription

Keywords: Investigator-Combat Role-Distribution

1
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
Pembangunan kesehatan
A. Latar Belakang Masalah dilaksanakan dengan berbagai cara, salah
Hukum adalah peraturan satunya melalui pelayanan kesehatan.
perundang-undangan yang dibuat oleh Dalam pelayanan kesehatan obat
suatu kekuasaan dalam mengatur merupakan komponen yang penting
pergaulan hidup bermasyarakat. Maka karena diperlukan dalam sebagian besar
oleh kelompok masyarakat yang hidup upaya kesehatan. Dewasa ini
dalam suatu masyarakat atau negara meningkatnya kesadaran dan pengetahuan
diperlukan aturan-aturan yang secara masyarakat tentang kesehatan juga
tertulis, disebut hukum.1 Bekerjanya mendorong masyarakat menuntut
sistem hukum termasuk pola penegakan pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
hukum tidak dapat dilepaskan obat yang semakin berkualitas dan
hubungannya dengan proses sosial yang profesional.5
terjadi, dinamika perubahan nilai dan
norma masyarakat. Perubahan hukum juga Obat merupakan zat yang
mencerminkan dimensi fungsi hukum dikonsumsi tubuh untuk mengurangi rasa
yang orientasinya dapat berbeda dengan sakit maupun menghilangkan suatu
situasi sosio historis tertentu.2 Hukum penyakit. Obat dapat berguna untuk
pidana adalah hukum yang mengatur menyembuhkan jenis-jenis penyakit yang
tentang kejahatan atau perbuatan- diderita manusia. Obat yang biasanya
perbuatan apa saja yang dapat dihukum diproduksi di perusahaan-perusahaan
dengan pidana yang ditentukan undang- farmasi dengan bahan kimia yang
undang, dan terhadap siapa saja pidana mempunyai satu keunggulan dibanding
tersebut dapat dikenakan.3 Hukum dengan obat tradisional, yakni lebih steril
kesehatan adalah semua ketentuan hukum dan lebih terjaga kebersihannya. Obat
yang berhubungan langsung dengan modern salah satunya adalah obat yang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan didalam nya huruf K, lingkaran ini
dan penerapannya. Hal ini berarti hukum merupakan bahwa obat yang kita beli
kesehatan adalah aturan tertulis mengenai adalah obat daftar G. Obat yang termasuk
hubungan antara pihak pemberi pelayanan daftar G adalah obat yang berbahaya.6
kesehatan dengan masyarakat atau
Obat keras atau obat daftar G
anggota masyarakat. Dengan sendirinya
(gevaarlijk) yaitu obat berkhasiat keras
hukum kesehatan ini mengatur hak dan
untuk memperolehnya harus dengan resep
kewajiban masing-masing penyelenggar
dokter, berdasarkan Keputusan Menteri
pelayanan dan penerima pelayanan atau
Kesehatan RI Nomor
masyarakat, baik sebagai perorangan atau
02396/A/SK/VIII/1986 penandaan Obat
kelompok masyarakat. Perkembangan
Keras dengan lingkaran bulat berwarna
hukum kesehatan baru dimulai pada tahun
merah dan garis tepi berwarna hitam serta
1967, GHQJDQ GLVHOHQJJDUNDQQ\D ³world
huruf K yang menyentuh garis tepi. Obat-
congress on medical law´ GL %HOJLD WDKXQ
obatan yang termasuk dalam golongan ini
1967.4 adalah antibiotik (tetrasiklin, penisilin,
dan sebagainya), serta obat-obatan yang
1
Notoatmodjo Soekidjo, Etika dan Hukum
Kesehatan Rineka Cipta, jakarta: 2010, hlm 43. 5
2
(UGLDQV\DK ³Kekerasan dalam penyidikan Purwanto Hardjosaputra, Daftar Obat Indonesia
dalam perspektif Hukum dan Keadilan´, Jurnal Ilmu edisi II, PT.Mulia Purna Jaya Terbit, Jakarta: 2008,
Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Edisi I, hlm. 5.
6
No.1, Agustus 2010, hlm.91. Anne Ahira, (Obat modern,
3
Erdianto Effendi, Hukum Pidana Indonesia, www.anneahira.com), diakses, tanggal, 27 januari
Refika Aditama, Bandung 2011, hlm 9. 2016.
4
Ibid, hlm 44.
2
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
mengandung hormon (obat kencing penyidik pegawai negeri sipil Badan
manis, obat penenang, dan sebagainya). Pengawas Obat dan Makanan. Tujuan
Obat-obatan ini berkhasiat keras dan bila Penyidik Pegawai Negeri Sipil BPOM
dipakai sembarangan bisa berbahaya adalah melindungi masyarakat selaku
bahkan meracuni tubuh, memperparah konsumen dari produk obat keras, dan
penyakit atau menyebabkan kematian. meningkatkan penegakan hukum yang
Undang-undang mendefinisikan Tenaga bekerja sama dengan kepolisian dan
Kesehatan harus memiliki pengetahuan instansi pemerintahan untuk
dan keterampilan melalui pendidikan di meminimalisir ataupun memberantas
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu tindak pidana yang berhubungan dengan
memerlukan wewenang melakukan upaya kesehatan, khususnya dibidang produk-
kesehatan. Tenaga kesehatan yang produk obat keras yang dijual ke
termasuk dalam kelompok tenaga masyarakat.
kefarmasiaan menurut Pasal 11 ayat 6
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 Berdasarkan latar belakang
Tentang Tenaga Kesehatan adalah tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
apoteker dan tenaga teknis kefarmasian meneliti masalah ini dengan judul
meliputi sarjana farmasi, ahli madya ´3HUDQDQ %DODL %HVDU 3HQJDZDV 2EDW
farmasi dan analis farmasi.7 Obat Keras Dan Makanan Dalam Memberantas
mulai dari pembuatannya sampai Tindak Pidana Peredaran Obat Keras Di
pemakaiannya diawasi dengan ketat oleh Sarana Yang Tidak Memiliki Keahlian
pemerintah dan hanya boleh diserahkan Dan Kewenangan Berdasarkan Undang-
oleh apotek atas resep dokter. Tiap bulan Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
apotek wajib melaporkan pembelian dan Kesehatan Di Provinsi Riau´
pemakaiannya pada pemerintah.8
Oleh karena itu obat keras yang
B. Rumusan Masalah
tidak terdaftar dilarang didistribusi dan
1. Bagaimana peran Balai Besar
disimpan disarana yang tidak memiliki
Pengawas Obat dan Makanan dalam
keahlian. Tetapi faktanya banyak
memberantas tindak pidana peredaran
ditemukannya obat keras beredar bebas
obat keras di sarana yang tidak
diluar apotek ataupun di sarana yang tidak
memiliki keahlian dan kewenangan di
memiliki keahlian dan kewenangan,
Provisi Riau?
sehingga dapat mengakibatkan kerugian
2. Apakah yang menjadi kendala dalam
yang sangat fatal bagi orang yang
menangani penegakan hukum terhadap
mengkonsumsinya. ketentuan pidana yang
tindak pidana peredaran obat keras
mengatur tentang praktik kefarmasian
tersebut?
obat keras ini terdapat pada Undang-
3. Apa upaya yang dilakukan untuk
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
mengatasi kendala yang dihadapi oleh
Kesehatan diatur dalam pasal 198.
Balai Besar Pengawas Obat dan
Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang
Makanan dalam memberantas tindak
berwenang dalam memberantas tindak
pidana peredaran obat keras tersebut di
pidana dibidang kesehatan, salah satunya
Provinsi Riau?
peredaran obat keras di sarana yang tidak
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
memiliki keahlian dan kewenangan adalah
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan
7
Pasal 11 ayat 6, Undang-Undang Republik masalah diatas, maka tujuan yang ingin
Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga
dicapai dalam penelitian ini adalah
Kesehatan.
8
www.warta-medika.com (jenis-jenis obat 20 juli sebagai berikut:
2008), diakses, tanggal, 27 Januari 2016.
3
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
a. Untuk mengetahui upaya Balai Suatu peranan tertentu, dapat
Besar Pengawas Obat dan Makanan dijabarkan kedalam unsur-unsur , sebagai
dalam mengatasi kendala yang di berikut :
hadapi dalam menangani penegakan a. Peranan yang ideal (ideal role)
hukum terhadap tindak pidana b. Peranan yang seharusnya (expected
peredaran obat keras di Provinsi role)
Riau. c. Peranan yang dianggap oleh diri
b. Untuk megetahui apa yang menjadi sendiri (perceived role)
kendala dalam menangani d. Peranan yang sebenarnya dilakukan
penegakan hukum tindak pidana (actual role).
peredaran obat keras. Peranan Penyidik BPOM dalam
c. Untuk mengetahui upaya yang mengatasi tindak pidana obat keras di
dilakukan oleh Balai Besar sarana yang tidak memiliki keahlian dan
Pengawas Obat dan Makanan untuk kewenangan adalah melakukan
mengatasi kendala dalam pengawasan ketat terkait masalah lisensi
memberantas tindak pidana dan sertifikasi industri dibidang farmasi
peredaran obat keras di Provinsi berdasar cara-cara produksi obat yang
Riau. baik dan berdasarkan pengujian dari
2. Kegunaan Penelitian medis dengan mengadakan evaluasi
1) Sebagai sumbangan pemikiran produk sebelum diluncurkan dan
ilmiah yang sederhana bagi diizinkan beredar dengan resmi,
mahasiswa / Akademika Fakultas melakukan postmarketing vigilance,
Hukum Universitas Riau. termasuk sampel dan pengujian
2) Untuk menambah dan laboratorium, pemeriksaan sarana
mengembangkan wawasan penulis produksi dan distribusi serta penyidikan
serta untuk menerapkan ilmu dan penegakan hukum.Wewenang dari
pengetahuan yang penulis peroleh penyidik pegawai negeri sipil badan
selama perkuliahan dalam ilmu pengawas obat dan makanan berdasarkan
hukum secara umum dan khususnya Undang-Undang Republik Indonesia
dalam disiplin hukum pidana. Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP
3) Diharapkan dapat bermanfaat bagi pasal 7 ayat (2) serta Undang-Undang RI
instansi terkait, khususnya Balai Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Besar Pengawas Obat Pasal 189 ayat (2) adalah :
Makanandalam hal penegakan 1. Melakukan pemeriksaan atas
hukum terhadap tindak pidana kebenaran laporan serta keterangan
peredaran obat keras disarana yang tentang tindak pidana di bidang
tidak memiliki keahlian dan kesehatan.
kewenangan. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap
D. Kerangka Teori orang yang diduga melakukan tindak
1. Teori Peranan pidana di bidang kesehatan.
Secara sosiologis, setiap penegak 3. Meminta keterangan dan bahan bukti
hukum tersebut mempunyai kedudukan dari orang atau badan hukum
(status) dan peranan (role).9 Oleh karena sehubungan dengan tindak pidana di
itu seseorang yang mempunyai bidang kesehatan.
kedudukantertentu, lazimnya dinamakan 4. Melakukan pemeriksaan atas surat
memegang peranan (role occupation). dan/atau dokumen lain tentang tindak
pidana di bidang kesehatan.
9
5. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang
bahan atau barang bukti dalam perkara
Mempengaruhi Penegakan hukum, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta: 2007, hlm.8. tindak pidana di bidang kesehatan.
4
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
6. Meminta bantuan ahli dalam rangka Kejaksaan, Pengadilan dan Lembaga
pelaksanaan tugas penyidikan tindak Permasyarakatan atau dikenal dengan
pidana di bidang kesehatan. istilah Sistem Peradilan Pidana.12
7. Menghentikan penyidikan apabila tidak Penegakan hukum menurut
terdapat cukup bukti yang Hardjasoemantri adalah kewajiban dari
membuktikan adanya tindak pidana di seluruh anggota masyarakat sehingga
bidang kesehatan. untuk itu, pemahaman tentang hak dan
2. Teori Tindak Pidana kewajiban menjadi syarat mutlak.
Tindak pidana adalah suatu Penegakan hukum menurut Mertokusumo
perbuatan yang tidak boleh dilakukan, mempunyai makna yaitu bagaimana
yang dilarang, dengan disertai ancaman hukum itu dilaksanakan, sehingga dalam
atau sanksi yang berupa pidana tertentu penegakan hukum dalam masyarakat yaitu
bagi barang siapa yang melanggar aturan- :13
aturan hukum yang berlaku disuatu 1. Faktor hukumnya sendiri yang
negara.10 Dalam tindak pidana peredaran maksudnya adalah dari segi
obat keras dinilai sebagai tindak pidana peraturan perundang-undangannya,
kejahatan berat, selain dilandaskan pada Artinya peraturan perundang-
Undang-Undang hukum pidana untuk undangan yang tidak jelas, kurang
penjatuhan pidananya menganut asas lengkap, maka akan ada kesulitan
algemene srafminima maka Undang- dalam mencari pedoman dan dasar
Undang kesehatan pun sebagai landasan peraturan perundang-undangan
bagi hakim untuk menentukan penjatuhan dalam menyelesaikan masalah yang
pemidanaan bagi terdakwa. terdapat dalam masyarakat.
2. Faktor penegakan hukum yang
Dalam penelitian ini penulis dimaksud disini adalah pihak-pihak
memaparkan pengertian tindak pidana yang membentuk maupun
oleh para ahli sebagai berikut : menerapkan hukum. Dalam masalah
delik agama misalnya, pihak
a. Menurut Bambang Poernomo tindak
Kepolisian, Hakim, Advokat
pidana adalah perbuatan pidana, suatu
(Penasehat Hukum)
perbuatan yang oleh suatu aturan
3. Faktor sarana dan fasilitas yang
hukum pidana dilarang dan diancam
mendukung penegakan hukum.
dengan pidana bagi barang siapa yang
4. Faktor masyarakat, yakni
melanggar larangan tersebut
lingkungan dimana hukum tersebut
b. Simons mengartikan tindak pidana
berlaku atau diterapkan.
adalah tindakan melanggar hukum
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai
yang telah dilakukan dengan sengaja
hasil karya, cipta, dan rasa yang
ataupun tidak sengaja oleh seseorang
didasarkan pada karsa manusia
yang dapat di pertanggung jawabkan
didalam pergaulan hidup.
atas tindakannya dan oleh Undang-
Ketertiban dan ketentraman hanya
undang dinyatakan sebagai tindakan
dapat diwujudkan dalam kenyataan kalau
yang dapat di hukum.11
hukum dilaksanakan.14 Dalam kasus
3. Teori Penegakan Hukum
tindak pidana peredaran obat keras di
Penegakan Hukum sebagaimana
sarana yang tidak memiliki keahlian dan
dikemukakan oleh Kadri Husin, adalah
kewenangan, Penegak hukumnya dapat
Suatu sistem pengendalian kejahatan yang
dilakukan oleh lembaga kepolisian, 12
Ishaq, Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika,
Jakarta, 2006, hlm.244
10 13
Moeljatno, Asas-asas Hukum Pidana, Rineka Soejono Soekanto, Loc.cit.
14
Cipta, Jakarta : 2008, hlm. 9. Titik Triwulan Tutik, Pengantar Ilmu Hukum,
11
Erdianto Effendi, Loc.it. Prestasi Pustaka Raya, Jakarta: 2006, hlm, 225.
5
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
dilakukan oleh penyidik pegawai negeri lainnya, dan digaji berdasarkan
sipil Balai Besar Pengawas Obat dan perundang-XQGDQJDQ \DQJ EHUODNX´
Makanan adalah suatu instansi yang 6. Pemberantasan adalah suatu proses
memiliki peran penting bagi negara dalam membasmi, memusnahkan,
melaksanakan tugas dan fungsinya dalam melenyapkan, tindakan untuk
melakukan pengawasan, pengujian memusnahkan sesuatu.18
terhadap makanan, minuman, obat-obatan 7. Tindak pidana adalah suatu perbuatan
dan kosmetik yang ilegal, dan juga yang telah dilakukan dengan sengaja
melakukan penyelidikan, dan penyidikan ataupun tidak sengaja oleh seorang
apabila terdapat tindak pidana yang tindakannya tersebut dapat
didalamnya. dipertanggungjawabkan dan oleh
undang-undang telah dinyatakan
E. Kerangka Konseptual. sebagai suatu perbuatan yang dapat di
1. Peranan adalah ikut ambil bagian hukum.19
dalam suatu kegiatan keikutsertaan 8. Peredaran adalah proses berpidah-
secara aktif. pindah dari tangan ke tangan atau dari
2. Penyidik adalah pejabat polisi negara suatu tempat ke tempat lain.20
Republik Indonesia atau pejabat 9. Obat Keras adalah obat berkhasiat
pegawai negeri sipil yang diberi keras yang untuk memperolehnya
kewenangan khusus oleh undang- harus dengan resep dokter, berdasarkan
undang untuk melakukan penyidikan15 keputusan mentri kesehatan RI Nomor
3. Penyidikan adalah suatu istilah yang 02396/A/SK/VIII/1986 penandaan obat
dimaksudkan sejajar dengan pengertian keras dengan lingkaran bulat berwarna
opsporing (Belanda), dan investigation merah dan garis tepi berwarna hitam
(Inggris) atau penyiasatan serta huruf K yang menyentuh garis
16
(Malaysia). tepi.21
4. Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil 10. Di sarana yang tidak memiliki
yang selanjutnya disebut Penyidik keahlian dan kewenangan adalah
Pegawai Negeri Sipil adalah pegawai ditempat atau dilokasi yang meliputi:
negeri sipil tertentu sebagaimana Toko obat, Toko harian, Pasar bebas
dimaksud dalam KUHAP, baik yang dan lain sebagainya di luar apotek.
berada dipusat maupun daerah yang F. Metode penelitian
diberi kewenangan khusus oleh 1) Jenis penelitian
undang-undang.17 Jenis penelitian yaitu penelitian
5. Pegawai Negeri Sipil ditinjau dari hukum empiris/sosiologis yaitu
sudut hukum kepegawaian adalah : penelitian yang dilakukan dengan cara
³3HJDZDL 1HJHUL DGDODK VHWLDS ZDUJD mengadakan identifikasi hukum dan
negara republik indonesia yang telah menganalisa pelaksanaan pengawasan
memenuhi syarat yang ditentukan, dan penyidikan tindak pidana
diangkat oleh pejabat yang berwenang
dan diserahi tugas dalam suatu jabatan 18
Eka Yani Arfani, Kamus Besar Bahasa
negeri, atau diserahi tugas negara Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 2001, hlm, 38
19
Laden Marpaung, Asas - Teori - Praktik
Hukum Pidana (KUHP), Sinar Grafika, Jakarta: 2005,
hlm.8.
15 20
Indonesia pasal 1 ayat (1), Undang-undang Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat
Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP. Departemen Pendidikan Nasional, Gramedia Pustaka
16
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Utama.
21
Sinar Grafika, Jakarta, 2012, hlm.120.
17
Indonesia Pasal 1 ayat (6), Undang-undang http://dentalhealthridhafajarnugroho.blogspot.co.id/2
Nomor 58 Tahun 2010, Tentang Pelaksanaan Kitab 016/21/penggolongan-obat-menurut-uu-farmasi,
Undang-Undang Hukum Acara Pidana. diakses, tanggal, 4 Februari 2016.
6
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
peredaran obat keras tanpa dengan dengan pengumpulan data atau dari
keahlian dan kewenangan oleh hasil wawancara sendiri kemudian
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Balai diolah sendiri.
Besar Pengawas Obat dan Makanan b. Data Sekunder, yaitu data yang
Pekanbaru.. diperoleh dari badan hukum di
2) Lokasi Penelitian perpustakaan serta perundangan-
Sesuai dengan judul penelitian, undangan, data sekunder terdiri:
maka penelitian dilakukan pada 1. Bahan Hukum Primer, yaitu Bahan
lembaga-lembaga yang berkaitan hukum yang bersifat autoritatif
dengan hal-hal yang diteliti, yaitu di artinya mempunyai otoritas.23
Balai Besar Pengawas Obat dan 2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu
Makanan Pekanbaru, Jalan Diponegoro bahan yang memberikan penjelasan
Nomor10 Pekanbaru. Karena di Balai mengenai bahan hukum primer,
Besar Pengawas Obat dan Makanan seperti rancangan undang-undang,
Pekanbaru, saya bisa mendapatkan hasil-hasil penelitian, pendapat
data-data lengkap tentang kasus tindak pakar hukum, buku, artikel serta
pidana peredaran obat keras yang laporan penelitian.24
ditangani oleh Penyidik Pegawai 3. Bahan Hukum Tersier, yakni bahan
Negeri Sipil Badan Pengawas Obat dan yang memberikan petunjuk maupun
Makanan yang mencakup seluruh penjelasan terhadap bahan hukum
wilayah Provinsi Riau. primer dan sekunder, contohnya
3) Populasi dan Sampel adalah kamus, internet, dan
a. Populasi sebagainya.
Populasi adalah keseluruhan 5) Teknik Pengumpulan Data
atau himpunan objekdengan ciri yang a. Wawancara yaitu tanya jawab
sama. Populasi dapat berupa himpunan secara langsung dengan responden.
orang, benda(hidup atau mati) kejadian Metode ini digunakan untuk
kasus-kasus waktu atau tempat dengan melengkapi informasi data.25
tempat dengan ciri yang sama. b. Kajian kepustakaan merupakan
b. Sampel metode pengumpulan data yang
Sampel adalah bagian dari berkaitan dengan pelaksanaan
populasi yang akan dijadikan sebagai pengawasan dan penyidikan tindak
objek penelitian. Agar mempermudah pidana peredaran Obat Keras oleh
melakukan penelitian ini, Maka dari PPNS BBPOM (Penyidik Pegawai
jumlah populasi yang ada diatas Negeri Sipil Balai Besar Pengawas
ditetapkan jumlah sampelnya. Obat dan Makanan) di Provinsi
4) Sumber Data Riau.26
Dalam penelitian pada umumnya 6) Analisis Data
dibedakan antara data yang diperoleh Dalam penelitian hukum
secara langsung dari masyarakat dan dari sosiologis atau empiris, maka
bahan-bahan pustaka. Yang diperoleh
langsung dari masyarakat dinamakan data 23
sekunder.22 Didalam penelitian ini, Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum,
Kencana, Jakarta, 2007, hlm.141.
penulis akan mengumpulkan data yang 24
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum,
terdiri : PT.Rineka Cipta, Jakarta:2004,hlm.103.
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh 25
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dan
sendiri secara langsung dari responden Praktek, Cetakan Ketiga, Sinar Grafika, Jakarta: 2002,
hlm 55.
26
Amiruddin, dan Zinal Asikin, Pengantar
22
Soejono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta : 2001 hlm 12-13. 2010, hlm,30.
7
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
penggunaan metode analisis kualitatif dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
adalah suatu cara menganalisa data Makanan, dimana mempuyai tugas
berdasarkan konsep, teori, peraturan sebagai berikut ;28
perundang-undangan, pandangan pakar a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan
ataupun pandangan sendiri dengan nasional di bidang pengawasan obat
kalimat-kalimat. Dalam metode dan makanan.
kesimpulan dapat digunakan metode b. Pelaksanan kebijakan tertentu di
dedukatif yakni pengerucutan dari bidang pengawasan obat dan makanan;
bagian umum yang merupakan c. Koordinasi kegiatan fungsional dalam
permasalahan umum kepada yang lebih pelaksanaan tugas Badan POM;
khusus. d. Pemantauan, pemberian bimbingan dan
pembinaan terhadap kegiatan instansi
A. Peranan Balai Besar Pengawas Obat pemerintah dan masyarakat di bidang
Dan Makanan Dalam Memberantas pengawasan obat dan makanan.
Tindak Pidana Peredaran Obat Keras e. Penyelenggaraan pembinaan dan
Di Sarana Yang Tidak Memiliki pelayanan administrasi umum di
Keahlian Dan Kewenangan bidang perencanaan ketatausahaan,
Pengertian Penegak Hukum dapat organisasi dan tata laksana
dirumuskan sebagai usaha melaksanakan kepegawaian,keuangan, kearsipan,
hukum sebagaimana mestinya, mengawasi hukum, persandian, perlengkapan, dan
pelaksanaannya agar tidak terjadi rumah tangga.
pelanggaran dan jika terjadi pelanggaran Kewenangan penyidik pegawai
memulihkan hukum yang dilanggar itu negeri sipil dibidang kesehatan khususnya
supaya dapat ditegakkan kembali.27 penyidik Balai Besar Pengawasan Obat
dan Makanan dalam melakukan
Badan POM dibentuk berdasarkan
penyidikan sebagaimana diatur dalam
Keputusan Presiden Nomor 103 Tentang
Pasal 189 ayat (2) Undang-undang Nomor
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan terdiri
Susunan Organisasi dan Tata kerja
dari :
Lembaga Pemerintah Non Departemen,
a) Melakukan pemeriksaaan atas
sebagaimana telah beberapa kali diubah
kebenaran laporan serta keterangan
terakhir dengan peraturan Presiden Nomor
tentang tindak pidana dibidang
64 tahun 2005. Berdasarkan peraturan
kesehatan;
perundang-undangan tersebut, BPOM
b) Melakukan pemeriksaan terhadap
melaksanakan tugas pemerintah di bidang
orang yang diduga melakukan
Pengawasan Obat dan Makanan. Misi
tindak pidana dibidang kesehatan;
BPOM dalam melindungi masyarakat dari
c) Meminta keterangan dan bahan
produk obat dan makanan yang
bukti dari orang atau badan hukum
membahayakan dituangkan dalam sistem
sehubungan dengan tindak pidana
pengawasan full spectrum mulai dari
dibidang kesehatan;
market hingga post-market control yang
d) Melakukan pemeriksaan atas surat
disertai dengan upaya penegakan hukum
dan/ atau dokumen lain tentang
dan pemberdayaan masyarakat.
tindak pidana dibidang kesehatan;
Berdasarkan ketentuan tersebut
e) Melakukan pemeriksaan atau
maka Kepala Badan POM mengeluarkan
penyitaan bahan atau barang bukti
Peraturan Keputusan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor
02.001/SK/KBPOM Tentang Organisasi 28
Pasal 68 Keputusan Presiden Nomor 103 tahun
2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
27
Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm.115. Lembaga Pemerintah Non Departemen.
8
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
dalam perkara tindak pidana 1) Buat surat Perintah pemeriksaan
dibidang kesehatan; oleh atasan yang berwenang.
f) Meminta bantuan ahli dalam rangka 2) Masuki sarana dengan
pelaksaan tugas penyidikan tindak memberitahu pemilik atau
pidana dibidang kesehatan; pimpinan sarana dengan
g) Menghentikan penyidikan apabila menunjukkan surat tugas. Dalam
tidak terdapat cukup bukti yang hal pemeriksaan dilakukan di
membuktikan adanya tindak pidana dalam retailer (pertokoan, pasar,
dibidang kesehatan; pasar swalayan) maka dilakukan
Berdasarkan wawancara dengan pemberitahuan kepada sekuriti dan
Kepala Seksi Penyidikan Obat dan atau pengelola gedung.
Makanan Balai Besar Pengawasan Obat 3) Lakukan pemeriksaan sarana
dan Makanan Kota Pekanbaru peran produksi, distribusi, pelayanan dan
penyidik pegawai negeri sipil Balai Besar pengangkutan obat dan makanan
Pengawasan Obat dan Makanan dalam berdasarkan tindak lanjut terhadap
memberantas tindak pidana peredaran adanya laporan tentang dugaan
obat keras di sarana yang tidak memiliki terjadinya tindak pidana di bidang
keahlian dan kewenangan melakukan obat dan makanan.
upaya represif yang dilakukan oleh 4) Apabila tertangkap tangan terdapat
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Balai produk obat dan makanan ilegal
Besar Pengawasan Obat dan Makanan segera dilakukan tindak penyitaan.
apabila pelaku usaha masih mengedarkan 5) Buat berita acara pemeriksaan
atau menjual produk diluar ketentuan sarana, yang didalamnya
perundang-undangan tersebut adalah dilamprkan rincian barang bukti
dengan melakukan Penyelidikan.29 yang disita dengan ditandatangani
Penyelidikan adalah serangkaian tindakan pemilik barang.
mencari dan menemukan sesuatu keadaan b) Investigasi awal tertutup
atau peristiwa yang berhubungan dengan Investigasi Awal Tertutup
kejahatan dan pelanggaran tindak pidana adalah investigasi awal yang
atau yang diduga sebagai tindak pidana.30 dilaksanakan dengan cara tertutup
setiap operasi tersebut berlangsung secara dengan cara tertutup tanpa
efektif dan efisien. Investigasi awal secara sepengatahuan pemilik sarana. Dalam
umum dibagi menjadi dua yaitu : hal investigasi awal memerlukan
a) Investigasi awal terbuka bantuan penyelidikan dari penyelidik
Investigasi Awal Terbuka POLRI, maka permintaan bantuan
adalah investigasi awal yang dapat dilakukan menggunakan Surat
dilaksanakan secara terbuka yang Permintaan Bantuan Penyelidikan.
diketahui dan seijin pemilik sarana
yang dilakukan dengan cara Adapun tindakan-tindakan yang
pemeriksaan sarana. Proses dilakukan penyidik pegawai negeri sipil
investigasi awal terbuka adalah Balai Besar Pengawasan Obat dan
sebagai berikut : Makanan dalam melakukan penyidikan
terhadap tindak pidana peredaran obat
29
keras di sarana yang tidak memiliki
Wawancara dengan bapak Alex Sander. S.Farm, keahlian dan kewenangan adalah sebagai
Apt selaku Kepala Seksi Penyidikan BBPOM Kota
Pekanbaru, Pada Hari Selasa 19 April 2016,
berikut: 31
Bertempat di Balai Besar POM Kota Pekanbaru jalan
Diponegoro Nomor 10
30 31
M. Yahya Harahap, Pembahasan Wawancara dengan bapak Alex Sander. S.Farm,
Permasalahan dan Penerapan KUHP Penyidikan dan Apt selaku Kepala Seksi Penyidikan BBPOM Kota
Penuntutan, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, hlm. 101. Pekanbaru, Pada Hari Selasa 19 April 2016,
9
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
a. Melakukan pemeriksaan atas laporan Faktor tenaga kerja adalah yang paling
dan keterangan yang berkaitan dengan unik dan spesifik sekali karena
tindak pidana peredaran Obat Keras di manusia memiliki prilaku dan perasaan
sarana yang tidak memiliki keahlian dan mempunyai tujuan-tujuan pribadi,
dan kewenangan. 2. Kurangnya Sarana dan Prasarana
b. Pengumpulan barang bukti dan Pada BBPOM Kota Pekanbaru
melakukan penyitaan benda atau surat Fasilitas atau sarana amat
yang berhubungan dengan pemeriksaan penting untuk mengefektifkan suatu
perkara. aturan tertentu. Ruang lingkup sarana
c. Penangkapan tersangka pelaku dan dimaksud, terutama sarana fisik yang
Pencabutan izin toko obat tindak berfungsi sebagai faktor pendukung.
pidana Peredaran Obat Keras di sarana Bagaimana penegak hukum dapat
yang tidak memiliki keahlian dan bekerja dengan baik apabila tidak
kewenangan. dilengkapi dengan kendaraan dan alat-
d. Penyidik Pegawai Negeri Sipil Balai alat komunikasi yang proporsional.32
Besar Pengawasan Obat dan Makanan Pengawasan obat yang
melakukan pemeriksaan terhadap dilakukan oleh Badan POM sangatlah
Tersangka. kompleks. Selain kompleksitas
e. Pembuatan berita acara pemeriksaan permasalahan dibidang komiditi yang
(BAP) diawasi, jumlah sarana produksi dan
f. Penyidik pegawai negeri sipil Balai distribusi obat yang terus meningkat
Besar Pengawasan Obat dan Makanan terus meningkat menuntut perkuatan
menyerahkan hasil penyidikan kepada sistem pengawasan dibidang obat.
penuntut umum melalui penyidik Polri. Cakupan pengawasan yang dilakukan
oleh Badan POM pada tahun 2015
B. Kendala Dalam Menangani Penegakan hanya sekitar 14,75%.
Hukum Terhadap Tindak Pidana 3. Kurangnya Koordinasi Dengan
Peredaran Obat Keras Di Sarana Yang Instansi Terkait
Tidak Memiliki Keahlian Dan kegiatan penjualan produk
Kewenangan dengan tata cara yang tidak sesuai
1. Kurangnya Sumber Daya Manusia dengan ketentuan yang berlaku. Kalau
pada BBPOM Kota Pekanbaru ditinjau dari kepentingan kesehatan,
Sumber daya manusia keamanan dan keselamatan,
merupakan salah satu faktor yang sebenarnya pengawasan obat keras
terpenting dalam suatu organisasi, seharusnya menjadi prioritas dalam
merekalah yang menentukan maju implementasi Undang-undang
mundurnya suatu organisasi, dengan Kesehatan sebab dapat mengakibatkan
memiliki tenaga kerja yang terampi masalah yang serius dalam penanganan
serta motivasi tinggi, organisasi telah dibidang kesehatan.
mempunyai aset yang sangat mahal, Adapun pengawasan terhadap
sulit dinilai dengan uang. Oleh karena peredaran Obat Keras dilakukan oleh
itu sebuah organisasi perlu BBPOM Pekanbaru dengan koordinasi
mengadakan perencanaan dan dengan Dinas Kesehatan, Dinas
pengelolaan pegawai yang baik Perdagangan Provinsi Riau seta pihak
terhadap yang sudah ada maupun untuk Kepolisian diwilayah Provinsi Raiu,
pegawai yang akan datang. Namun dalam pelaksanaannya tidak
Dibandingkan dengan faktor lainnya, berjalan dengan baik dan lancar karena

32
Bertempat di Balai Besar POM Kota Pekanbaru jalan Zainuddin Ali, Sosiologi Hukum, Jakarta: Sinar
Diponegoro Nomor 10 Grafika, 2007, hlm. 64.
10
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
adanya beberapa kebijakan dari undangan yang dibuat oleh Badan
masing-masing instansi yang tumpang POM dengan instansi terkait seperti
tindih dengan kebijakan instansi kepolisian dalam hal penyidikan kasus
lainnya, sehingga pihak BBPOM tindak pidana obat keras, juga akan
merasa kesulitan dalam melaksanakan dilakukan penataan prosedur
tugas pengawasan. penyusunan dan pembentukannya serta
4. Rendahnya Kesadaran dan dokumentasinya.
Kepedulian Hukum Masyarakat Adapun upaya yang dilakukan
Dari hasil penelitian yang telah oleh Badan POM dalam
penulis lakukan di Provinsi Riau menanggulangi obat keras di toko obat
sebagian besar masyarakat belum meliputi:
mengetahui dan memahami dan a. Upaya preventif
pentingnya, Kesehatan dan tata cara BBPOM dalam rangka
pegobatan dalam kesehatan. mencegah terjadinya penjualan obat
Banyaknya peredaran obat keras di keras di toko obat adalah :
Provinsi Riau tidak terbatas pada 1) Memberikan sosialisasi peraturan
penegak hukum saja, tetap juga tentang bagaimana alur
melibatkan masyarakat sebagai pembelian dan penjualan obat
konsumen dan produsen yang yang sesuai aturan.
membuktikan bahwa kesadaran hukum 2) Adanya pengumuman oleh
kita (masyarakat) menurun. BBPOM bahwa telah dilakukan
5. Adanya Kesengajaan Dari Pemilik tahap penyidikan oleh aparat
Toko Obat Untuk Mengedarkan sampai tahap pemeriksaan di
Obat Keras pengadilan dan pengumuman
Kalau ditinjau dari kepentingan putusan hakim terhadap
kesehatan, keamanan dan kejahatan tersebut.
keselamatan, sebenarnya pengawasan 3) Mencari informasi atau
obat keras seharusnya menjadi menerima laporan yang
prioritas dalam implementasi berhubungan dengan penjualan
Undang-Undang kesehatan.Dalam obat keras di sarana yang tidak
menjualkan obat keras di Pekanbaru, memiliki kealian dan
adanya kepentingan pihak-pihak yang kewenangan.
cenderung hanya mecari keuntungan 4) Melakukan razia rutin ke toko
tetapi tidak perduli dengan kesehatan obat atau ditempat yang tidak
masyarakatnya, mudah-mudahan hal memiliki kewenangan secara
ini menjadi perhatian yang serius bagi mendadak yang tidak diketahui
para penegak hukum. oleh pelaku.
C. Upaya Yang Dilakukan Untuk b. Upaya Represif.
Mengatasi Kendala Yang Dihadapi Upaya yang dilakukan oleh
Oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Balai Besar Pengawas Obat dan
Makanan Dalam Memberantas Tindak Makanan Kota Pekanbaru menurut
Pidana Peredaran Obat Keras. hasil wawancara penulis dengan
Adapun upaya yang dilakukan Penyidik BBPOM pada waktu
dalam mengatasi hambatan yang ada diadakan razia atau pemeriksaan
adalah sebagai berikut: rutin dan operasi rahasia aparat
1. Meningkatkan Koordinasi Dengan menemukan obat keras maka pihak
Instansi Terkait penyidik BBPOM akan mengadakan
Untuk menghindari terjadinya tindakan penyidikan seperti :
tumpang tindih dan harmonisasi, perlu 1) Penyitaan terhadap barang / obat
dilakukan penataan perundang- keras tersebut
11
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
Penyitaan dilakukan meningkatkan kinerja pegawai
berdasarkan surat tugas, dan BBPOM Pekanbaru.
barang yang disita dilakukan 3. Meningkatkan Pelayanan Publik
pencatatan dan dibuat berita Disamping tugas pokok
acara. dibidang pengawasan obat,
Di tahun 2015 rekapitulasi sebagaimana instasi pemerintah lainny,
yang dilakukan oleh pihak Badan POM berkewajiban dalam
Penyidik Balai Besar Pengawas penyelenggaraan good govermance
Obat dan Makanan Di Provinsi dalam pengelolaan administrasi public,
Riau, mengalami peningkatan dan pelaksanaan akuntabilitas kinerja
jumlah barang sitaan obat keras instansi pemerintah yang merupakan
di sarana yang tidak memiliki perwujudan dari tanggung jawab
keahlian dan kewenangan di terhadap tuntutan dan aspirasi
provinsi Riau, hal ini juga masyarakat dalam mencapai tujuan
membuktikan bahwasanya serta cita-cita berbangsa dan bernegara.
peningkatan tentang indikasi Oleh karena itu, penggunaan sumber
peredaran obat keras tidak daya secara efesien dan tanggung
dengan keahlian dan kewenangan jawab serta pengembangan dan
ini kian meningkat. penerapan sistem pertanggungjawaban
2. Penataan Sumber Daya Manusia yang tepat dan transparan, perlu
Penataan SDM dilakukan mulai dilakukan secara konsisten. Azas
dari proses rekrutmen yaitu dengan akuntabelitas yang dirumuskan dalam
pembangunan dan pengembangan pasal 3 Undang-undnag Nomor 28
sitem rekrutmen secara online. Saat ini Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
baru dikembangkan sistem registrasi Negara yang Bersih dan Bebas KKN
online. Meningkatkan kompetensi adalah azas penentu bahwa setiap
melalui pelatihan dan pendidikan kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
diupayakan berbasis kompetensi dan penyelnggaraan negara harus dapat
penegakan displin . untuk itu, telah dipertanggung jawabkan kepada
diterapkan absensi sidik jari. Analisi masyarakat sebagai pemegang
jabatan dan evaluasi jabatan telah kedaulatan tertinggi negara.33
dilakukan mulai tahun 2009, seiring
dengan perkembangan tugas dan fungsi Kesimpulan
Badan POM, maka tahun 2013 telah Kesimpulan yang dapat diambil
dilakukan finalisasi analisis jabatan dan dari penelitian di Balai Besar Pengawas
evaluasi jabatan. Obat dan Makanan Kota Pekanbaru
Adapun tugas reformasi adalah sebagai berikut :
birokrasi adalah menciptakan birokrasi 1. Peranan Balai Besar Pengawas Obat
pemerintah yang profesional dengan dan Makanan dalam memberantas
karakteristik, berintegritas, bekerja tindak pidana peredaran obat keras di
tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu sarana yang tidak memiliki keahlian
melayani publik, berdedikasi, dan dan kewenangan di Pekanbaru adalah
memegang teguh nilai-nilai dasar dank dengan melakukan pengawasan dan
ode etik aparatur Negara. Penataan sosialisasi terhadap masyarakat
sumber daya manusia yang dilakukan ataupun pelaku usaha dan dalam
oleh BBPOM Pekanbaru dengan penindakan dibidang hukum adalah
memberikan izin belajar kepada melakukan pemeriksaan atas laporan,
pegawai yang ingin melanjutkan 33
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999
jenjang pendidikan ataupun
Tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
melaksanakan pelatihan-pelatihan guna Bebas KKN.
12
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
pengumpulan barang bukti, Pengawas Obat dan Makanan serta
penangkapan dan penahanan pelaku melakukan transparansi rekruitment
oleh bagian seksi penyidikan Balai pegawai penyidik dan dengan
Besar Pengawas Obat dan Makanan meningkatkan pelayanan publik.
yang dibantu oleh penyidik kepolisian, 1. Saran
Pemeriksaan terhadap tersangka, Adapun saran dari penulis terhadap
pembuatan Berita Acara Pemeriksaan penegakan hukum terhadap pelaku
(BAP), Penyerahan tersangka beserta tindak pidana peredaran obat keras di
surat pengantar dari penyidik BBPOM sarana yang tidak memiliki keahlian dan
kepada penyidik Polri, Menyerahkan kewenangan di Provinsi Riau adalah
hasil penyidikan kepada penuntut sebagai berikut :
umum melalui Penyidik Polri 1. Kepada pemerintah, khususnya
berdasarkan KUHAP dan Undang- Balai Besar Pengawasan Obat dan
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Makanan Kota pekanbaru untuk
Kesehatan. lebih mengoptimalkan peranan
2. Kendala yang ditemukan dalam penyidik pegawai negeri sipil Balai
menangani penegakan hukum terhadap Besar Pengawasan obat dan
tindak pidana peredaran obat keras di Makanan dalam memberantas
sarana yang tidak memiliki keahlian tindak pidana peredaran obat keras
dan kewenangan adalah kurangnya di sarana yang tidak memiliki
sumber daya manusia pada Balai Besar keahlian dan kewenangan di
Pengawas Obat dan Makanan, pekanbaru dengan menambah
kurangnya sarana dan prasarana pada anggaran penyidikan, sarana dan
Balai Besar Pengawas Obat dan fasilitas serta jumlah penyidik
Makanan, kurangnya koordinasi pegawai negeri sipil Balai Besar
dengan instansi terkait, kurangnya Pengawasan Obat dan Makanan.
kesadaran dan kepedulian hukum 2. Pihak penyidik pegawai negeri sipil
masyarakat, adanya kesengajaan Balai Besar Pengawasan Obat dan
pemilik toko obat untuk mengedarkan Makanan Kota Pekanbaru,
obat keras. Kepolisian, ataupun instansi yang
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi terkait dalam tindak pidana
kendala yang dihadapi oleh balai besar peredaran obat keras, pemerintah,
pengawas obat dan makanan dalam dan para medis kesehatan, pelaku
memberantas tindak pidana peredaran usaha serta masyarakat harus duduk
obat keras adalah meningkatkan bersama untuk membuat suatu
koordinasi dengan instansi terkait kesepakatan dan kepahaman untuk
khususnya dalam proses penegakan memberantas peredaran obat keras
hukum dengan instansi kepolisian yang tidak sesuai dengan ketentuan
dalam hal penyidikan terhadap tindak perundang-undangan.
pidana peredaran obat keras di sarana 3. Sosialisasi hukum harus lebih sering
yang tidak memiliki keahlian dan diberikan kepada masyarakat dan
kewenangan, Penataan sumber daya kepada para pedagang secara rutin
manusia, dalam penegakan hukum agar kesadaran terhadap hukum
tindak pidana dibidang kesehatan dalam masyarakat itu meningkat dan
kompetensi dan kualitas penegak masyarakat tahu mengenai bahaya
hukum sangatlah menjadi modal Obat Keras tidak dengan resep
utama. Hal ini bisa didapat dengan dokter.
memberikan pelatihan dan penerusan
jenjang pendidikan kepada setiap
penegak hukum di Balai Besar
13
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
DAFTAR PUSTAKA Indonesia, Sinar Grafika
Offset, Jakarta.
A. Buku Ishaq, 2006, Dasar-dasar Ilmu
Adisasmito, Wiku, 2006, Sistem Hukum, Sinar Grafika,
Kesehatan, PT.Raja Jakarta.
Grafindo Persada, Jakarta. Mahmud, Marzuki, Peter, 2007,
Ali, Zainuddin, 2007, Sosiologi Penelitian Hukum, Kencana,
Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.
Jakarta. Moeljatno, 2008, Asas-asas
Amiruddin, dan Zinal Asikin, Hukum Pidana, Rineka
2010, Pengantar Metode Cipta, Jakarta.
Penelitian Hukum, Rajawali Muhammad, Abdulkadir, 2006,
Pers, Jakarta. Etika Profesi Hukum, PT
Arfani, Yani, Eka, 2001, Kamus Citra Aditya Bakti, Bandung.
Besar Bahasa Indonesia, Marpaung, Laden, 2005,Asas-
Balai Pustaka, Jakarta. Teori-Praktik Hukum Pidana
Ashshofa, Burhan, 2004, Metode (KUHP), Sinar Grafika,
Penelitian Hukum, Jakarta.
PT.Rineka Cipta, Jakarta. Nawawi, Arief, Barda, 2008,
Chazawi, Adami, 2007, Tindak Masalah Penegakan Hukum
Pidana Mengenai dan Kebijakan Hukum
Kesopanan, Raja Grafindo Pidana dalam
Persada, Jakarta. Penanggulangan Kejahatan,
Daliyo, J.B, 2002, Pengantar Kencana Pranada Media
Hukum Indonesia, PT. Group, Jakarta.
Prenballindo, Jakarta. Purwanto, Hardjosaputra, 2008,
Effendi, Erdianto, 2011, Hukum Daftar Obat Indonesia edisi
Pidana Indonesia, Refika II, PT. Mulia Purna Jaya
Aditama, Bandung. Terbit, Jakarta.
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Raharjo, Satjipto, 2009,
2002, Asas-Asas Hukum Penegakan Hukum, Genta
Pidana di Indonesia dan Publishing, Yogyakarta.
penerapannya, Storia R.Abdoel Djamali, 2007,
Grafika, Jakarta. Pengantar Hukum
Hamzah, Andi, 2012, Hukum Indonesia, Edisi Revisi, Raja
Acara Pidana Indonesia, Grafindo Persada, Jakarta.
Sinar Grafika, Jakarta. Soekanto, Soerjono, 2007, Faktor-
______________, 2008, Asas-Asas Faktor Yang Mempengaruhi
Hukum pidana, PT Rineka Penegakan hukum,
Cipta, Jakarta. PT.RajaGrafindo Persada,
Harahap , M. Yahya, 2007, Jakarta.
Pembahasan Permasalahan __________________,2001,
dan Penerapan KUHP Penelitian Hukum Normatif,
Penyidikan dan Penuntutan, PT.Raja Grafindo Persada,
Sinar Grafika, Jakarta. Jakarta.
Hendrik, 2011, Etika dan Hukum Soekidjo, Notoatmodjo, 2010,
Kesehatan, EGC, Jakarta. Etika dan Hukum Kesehatan,
Husin, Kadri dan Budi Rizki Rineka Cipta, jakarta.
Husin, 2016, Sistem
Peradilan Pidana Di
14
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016
Sugono, Bambang, 2006, Metode Peraturan Pemerintah Nomor 58
Penelitian Hukum, Raja Tahun 2010 tentang
Grafindo Persada, Jakarta. pelaksanaan Hukum Acara
Syarifin, Pipin, 2000, Hukum Pidana, Lembaran Negara
Pidana Indonesia, Pustaka Republik Indonesia Tahun
Sasra, Bandung. 1983 Nomor 36, Tambahan
Tutik, Triwulan,Titik, 2006, Lembaran Negara Republik
Pengantar Ilmu Hukum, Indonesia Nomor 3258.
Prestasi Pustaka Raya, Undang-Undang Republik
Jakarta. Indonesia Nomor 18 Tahun
Waluyo, Bambang, 2002, 2003 tentang Advokat,
Penelitian Hukum dan Lembaran Negara Republik
Praktek, Cetakan Ketiga, Indonesia Tahun 2003,
Sinar Grafika, Jakarta. Nomor 49, Tambahan
B. Jurnal /Kamus Lembaran Negara Republik
(UGLDQV\DK ³.HNHUDVDQ Indonesia Nomor 4288.
dalam penyidikan dalam Undang-Undang Republik
perspektif Hukum dan Indonesia Nomor 2 Tahun
.HDGLODQ´ -XUQDO ,OPX 2002 Tentang, Negara
Hukum, Fakultas Hukum Indonesia. Lembaran Negara
Universitas Riau, Pekanbaru. Republik Indonesia Tahun
Kamus Besar Bahasa Indonesia 2002 Nomor 2, Tambahan
Edisi Keempat Departemen Lembaran Negara Nomor
Pendidikan Nasional, 4168.
Gramedia Pustaka Utama. D. Website
C. Peraturan Perundang-undangan Anne Ahira, (Obat modern,
Undang-Undang No. 8 Tahun www.anneahira.com),
1981, tentang Kitab Undang- diakses, tanggal, 27 januari
Undang Hukum Acara 2016.
Pidana, Lembaran Negara www.warta-medika.com (jenis-
Republik Indonesia Tahun jenis obat 20 juli 2008),
1981 Nomor 76, Tambahan diakses, tanggal, 27 Januari
Lembaran Negara Republik 2016.
Indonesia Nomor 3209. http://dentalhealthridhafajarnugroh
Undang-Undang Nomor 36 Tahun o.blogspot.co.id/2016/21/pen
2009 Tentang Kesehatan, ggolongan-obat-menurut-uu-
Lembaran Negara Republik farmasi, diakses, tanggal, 4
Indonesia Tahun 2009 Februari 2016.
Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Tenaga
Kesehatan, Lembaran
Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor
5607.

15
JOM Fakultas Hukum Volume III Nomor 2, Oktober 2016

You might also like