Professional Documents
Culture Documents
NIM :A14190025
PARAREL :1
FAKULTAS PERTANIAN
2020
1. HASIL
Abs 4
0 -0,0002 3 y = 6,6629x - 0,0052
R² = 0,9997
Cu (Ppm)
0,1 0,0121 2
0,4 0,061 1
0,6 0,0931 0
1 0,1531 -0,1 -1 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5
2 0,3046 Abs
3 0,4474
2. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, tanah yang digunakan yaitu tanah podsolik, grumusol, andosol,
latosol, mediteran dan regosol. Setiap tanah memiliki kadar hara mikro yang berbeda. Tanah
podsolik memiliki kadar hara Cu sebesar 1,698919062 ppm. Lahan kering biasanya
berkualitas rendah dan sebagian besar terdiri dari tanah podsolik, maka dapat dipastikan
bahwa akan terjadi defisiensi unsur-unsur hara (Fe, Bo, Cu, Zn, Cl) (Rusdi et al. 2017). Kadar
hara Mn sebesar 73,85546337 ppm. Tanah podsolik dengan harkat hara sedang memiliki
kadar hara Mn sebesar 65 ppm (Fauziyah 2010). Kadar hara Fe sebesar 12,33479798 ppm dan
kadar hara Zn sebesar 3,290166678 ppm. Hal tersebut sesuai berdasarkan literatur Rusdi et
al. 2017. Tanah grumusol memiliki kadar hara Cu sebesar 3,811079669 ppm dan kadar hara
Zn sebesar 5,436663795 ppm. Pada tanah grumusol umumnya mempunyai faktor pembatas :
kahat hara N, P, K dan unsur mikro seperti Cu dan Zn (Nursyamsi et al. 2012). Kadar hara
Mn sebesar 247,7100116 ppm dan kadar hara Fe sebesar 62,51745457 ppm. tanah
grumusol/verstisol umumnya banyak mengandung Fe (Supriyo 2008).
Tanah andosol memiliki kadar hara Cu sebesar 0,954435213 ppm dan kadar hara Zn
sebesar 2,338937699 ppm. Pada tanah andosol, tanah horizon 1 (0-30 cm) Cu dan Zn sebesar
1,20 dan 1,64 ppm, tanah horizon 2 (30-60 cm) Cu dan Zn sebesar 0,80 dan 1,52 ppm dan
tanah horizon 3 (>60 cm) Cu dan Zn sebesar 0,50 dan 2,84 ppm (Pratiwi dan Garsetiasih
2007). Kadar hara Mn sebesar 56,09476849 ppm. Tanah fiksasi P tinggi misal Andosol dalam
beberapa kasus mempunyai kadar Al dan Mn terlarut yang tinggi (Sufardi 2020). Kadar hara
Fe sebesar 1,104716938 ppm. Unsur Fe pada tanah andosol relatif rendah berkisar antara 0,50
sampai 3,96 ppm (Pratiwi dan Garsetiasih 2007). Tanah latosol memiliki kadar hara Cu
sebesar 2,270778182 ppm. Tanah latosol atau inceptisol kadar hara Cu sebesar 2 ppm
(Nursyamsi et al. 2012). Kadar hara Mn sebesar 107,4680296 ppm. Kadar hara Fe sebesar
17,79508834. Tanah latosol dengan sifat tanah yang memiliki nilai SiO2 fraksi lempung
rendah, kemantapan agregat tinggi dan berwarna merah yang memiliki pelapukan dan
perkembangan lanjut sehingga bereaksi masam, kandungan hara P, K, Ca dan Mg rendah
sedangkan kadar Al dan Fe yang tinggi (Sudiarsana et al. 2019). Kadar hara Zn sebesar
6,165068945 ppm. Tanah latosol memiliki unsur hara mikro Mn yang rendah (Nursyamsi et
al. 2012).
Tanah mediteran memiliki kadar hara Cu sebesar 2,215621279 ppm, kadar hara Mn
sebesar 66,16874336 ppm, kadar hara Fe sebesar 2,284472203 ppm dan kadar hara Zn sebesar
11,54339693 ppm. Berdasarkan penelitian Taufiq 2001, Tanah mediteran atau alfisol
memiliki kadar hara Cu sekitar 0,44 – 8,92 ppm, kadar hara Mn sekitar 6,51 – 259 ppm, kadar
hara Fe sekitar 2,41 ppm dan kadar hara Zn sekitar 0,52 – 28,8 ppm. Tanah regosol memiliki
kadar hara Cu sebesar 4,72936278 ppm dan kadar hara Zn sebesar 15,39233406 ppm. Tanah
regosol memiliki kandungan ketersediaan hara mikro Zn dan Cu termasuk kurang sampai
cukup (Setiobudi et al. 2007). Kadar hara Mn sebesar 50,32768639 ppm. Kandungan Mn
mempunyai kisaran yang cukup tinggi dari 35-202 ppm, pada tanah vulkanik yang masih
sangat muda (regosol vulkanik; entisols), mempunyai kandungan paling kecil, karena fraksi
tanahnya didominasi oleh fraksi pasir yang artinya unsur haranya belum banyak tersedia
(Supriyo dan Prehaten 2014). Kadar hara Fe sebesar 10,67737483 ppm.
Daftar Pustaka
Fauziyah B. 2010. Analisis unsur hara tanah podzolik merah kuning sebagai rekomendasi
pemupukan tanaman kakao umur 0 – 1 tahun. Malang (ID) : Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Nursyamsi D, Budiarto A, Anggria L. 2012. Pengelolaan kahat hara pada inceptisols untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Bogor (ID) : Balai Penelitian Tanah.
Pratiwi dan Garsetiasih R. 2007. Sifat fisik dan kimia tanah serta komposisi vegetasi di Taman
Wisata Alam Tangkuban Parahu, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam. 4(5) : 457 – 466.
Rusdi RY, Tolangara AR, Ahmad H. 2017. Jenis tumbuhan bertahan hidup di lahan kering.
Jurnal Penelitian. 6(2) : 9 – 14.
Sudiarsana IKG, Budiasa IKM, Duarsa MAP. 2019. Pertumbuhan dan produksi hijauan
panicum maximum cv. Trichoglume pada jenis tanah dan dosis pupuk tsp berbeda.
Jurnal Peternakan Tropika. 7(3) : 1148 – 1163.
Supriyo H. 2008. Catatan kuliah kesuburan tanah dan pemupukan (KTB 617). Yogyakarta
(ID) : Universitas Gadjah Mada.
Supriyo H dan Prehaten D. 2014. Kandungan unsur hara dalam daun jati yang baru jatuh pada
tapak yang berbeda. Jurnal Ilmu Kehutanan. 8(2) : 108 – 116.
Taufiq A. 2001. Evaluasi keharaan alfisol dan peningkatan produktivitasnya untuk kacang
tanah. Jurnal Ilmu Pertanian. 8(1) : 16 – 25.