Professional Documents
Culture Documents
Abstract: The purpose of the research was to provide empirical evidence on the variables that
affected loan growth. The variables used to assess fund resources and allocation were deposit
growth, borrowing growth, equity growth, excess liquidity (secondary reserve) growth; and
the variables used to assess macro economics were BI rate, inflation and exchange rate. The
research population was all banks which operated in Indonesia and divided into two groups:
national bank and foreign bank; and the secondary data was the publication of bank financial
statements of four time perception which were during December 2004-December 2008. Multiple
regression was used for instrument analysis. The result of the research showed that two variables
funds resources represented significant determination of loan growth on the national bank,
and three variables fund resources represented significant determination of loan growth on
foreign bank. All variables macro-economics represented significant determination of loan
growth on national bank, but not significant on foreign bank. The result of the Chow test
showed that the regression model for two group banks that operated in Indonesia was different.
Key words: loan growth, national bank , foreign bank, multiple regression
Terjadinya krisis keuangan global menjelang perbankan, sehingga perbankan harus lebih
akhir tahun 2008 mempunyai dampak terhadap berhati-hati dalam penyaluran kreditnya. Gejolak
industri perbankan di Indonesia. Kelangkaan keuangan dan penurunan permintaan akibat
likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan krisis keuangan menyebabkan terdepresiasinya
sektor korporasi dan rumah tangga terhadap nilai rupiah, tekanan inflasi yang cukup kuat dan
kondisi perekonomian, sehingga produsen dan meningkatnya suku bunga juga berdampak pada
konsumen melakukan langkah antisipasi dalam penyaluran kredit perbankan di Indonesia.
melakukan investasi dan konsumsi. Menurunnya Peningkatan suku bunga pada semester dua
kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil tahun 2008 dan illikuiditas mendorong lambatnya
berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva
Sri Haryati
PERBANKAN
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK); demikian Penyaluran kredit merupakan fokus dan
juga DPK berdasar Valas dengan terdepresiasinya merupakan kegiatan utama perbankan dalam
nilai rupiah, pertumbuhan DPK terjadi penurunan; menjalankan fungsi intermediasinya. Meskipun
namun demikian mulai pertengahan semester terjadi krisis finansial pada semester akhir tahun
dua (September) DPK kembali meningkat 2008, jumlah kredit yang disalurkan perbankan
(Kajian Stabilitas Keuangan, 2009). Kenaikan Indonesia per 31 Desember 2008 tercatat sebesar
DPK tersebut antara lain disebabkan karena Rp. 1.318.567 milyar, mengalami peningkatan
adanya Kebijakan Pemerintah meningkatkan sebesar 35.72% dibandingkan dengan jumlah
penjaminan simpanan serta kelonggaran Giro kredit per 31 Desember 2007 yang tercatat
Wajib Minimum (GWM) baik rupiah dan valas; sebesar Rp. 971.549 milyar. Bank yang beroperasi
hal tersebut juga memperbaiki kondisi likuiditas di Indonesia terdiri dari bank-bank nasional yang
perbankan Indonesia. terdiri dari BUMN, BPD dan Bank Swasta, Bank
Kebijakan Pemerintah dalam mendorong Asing dan Campuran. Perkembangan jumlah
fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan kredit yang disalurkan periode 31 Desember
hasil positif, hal ini ditunjukkan pada masa 2005–31 Desember 2008 dan share berdasar
krisis keuangan pertumbuhan kredit perbankan kelompok bank menunjukkan bahwa Bank Umum
melampaui pertumbuhan kredit yang ditargetkan Swasta Nasional dan Bank Umum Milik Negara
perbankan dalam rencana bisnisnya (24%) memiliki share lebih tinggi (Tabel 1).
yaitu pada akhir tahun 2008 mencapai 29,5 %. Stabilitas makro ekonomi merupakan
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibanding prasyarat utama tercapainya stabilitas sistem
pertumbuhan DPK mendorong peningkatan Loan keuangan; instabilitas sistem keuangan (krisis
to Deposit Ratio (LDR). Pertumbuhan kredit yang keuangan) selain mempengaruhi likuiditas
cukup tinggi pada tahun 2008 dibiayai dengan perbankan juga mendorong terjadinya
pencairan secondary reserve yang tercermin peningkatan kredit bermasalah sehingga
dengan turunnya ekses likuiditas sebesar 30,18% mengakibatkan perlambatan pertumbuhan
yang sebagian besar terjadi pada penurunan kredit maupun pembiayaan lainnya, karenanya
Sertifikat Bank Indonesia (Kajian Stabilitas perbankan harus semakin selektif dalam
Keuangan, 2009) penyaluran kreditnya.
Tabel 1. Perkembangan Jumlah Kredit Perbankan 31 Desember 2004 – 31 Desember 2008 (dalam
milyar rupiah)
Kelompok Bank Des 2005 Des 2006 Des 2007 Des 2008 Share
BUMN 250,319 282,784 348,973 473,732 35.93%
BPD 44,909 55,959 71,921 96,444 7.31%
SWASTA NAS 298,689 357,680 409,124 545,399 41.36%
ASING+CAMPURAN 99,401 113,449 141,531 202,992 15.40%
Total 682,651 809,872 971,549 1,318,567 100.00%
Krisis keuangan berdampak pada terhadap total aset, diikuti dengan penurunan
terdepresiasinya nilai tukar rupiah; peningkatan surat-surat berharga dan kas (Scot & Timothy,
harga komoditas di pasar internasional 2006).
menyebabkan tekanan inflasi yang cukup kuat Fungsi intermediasi bank merupakan
sehingga mendorong Bank Sentral melakukan aplikasi konsep Asset Allocation Approach yang
kebijakan moneter melalui peningkatan suku merupakan pendekatan manajemen aktiva-
bunga. Tingginya suku bunga SBI akan pasiva, dimana sumber dana terdiri dari simpanan
memberikan pilihan bagi perbankan untuk dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga: DPK),
menempatkan dananya dalam secondary reserve, borrowing (pinjaman/simpanan yang diterima dari
selain itu bank akan mengalami perlambatan bank lain atau pinjaman lainnya) dan equity
dalam menghimpun dana masyarakat sehingga capital (modal sendiri). Namun demikian dalam
dana yang dialokasikan ke dalam kredit menjadi menjalankan fungsi intermediasinya industri
berkurang. perbankan harus memperhatikan regulasi yang
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ditetapkan otoritas moneter misalnya penyediaan
pengaruh variabel makro ekonomi (suku bunga, giro wajb minimum, batas maksimum pemberian
tingkat inflasi, nilai tukar) dan variabel kredit, posisi devisa netto bagi bank devisa dan
pertumbuhan ekses likuiditas (secondary reserve) kecukupan penyediaan modal minimum yang
serta variabel penghimpunan dana yang terdiri merupakan pilar pertama dalam Arsitektur
dari dana pihak ketiga, pinjaman diterima dan Perbankan Indonesia (API).
modal sendiri (ekuitas) terhadap pertumbuhan Selain itu fungsi intermediasi perbankan
kredit pada perbankan yang beroperasi di juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro
Indonesia. diantaranya: tingkat bunga, inflasi dan fluktuasi
Intermediasi adalah merupakan fungsi nilai tukar. Jika terjadi peningkatan suku bunga
utama bank sebagaimana diatur dalam Undang- maka untuk meningkatkan simpanan masyarakat
Undang No 10 Tahun 1998 yang menyatakan: bank harus meningkatkan bunga simpanan,
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun peningkatan suku bunga simpanan (biaya dana),
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan akan meningkatkan bunga kredit yang
menyalurkannya kepada masyarakat dalam disalurkan, sehingga akan mempengaruhi
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam pertumbuhan kredit yang disalurkan; demikian
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. pula peningkatan bunga SBI mendorong
Dalam menjalankan kegiatan inter- kecenderungan bank akan menempatkan
mediasinya, bank harus memperhatikan dananya di Bank Indonesia karena lebih aman/
likuiditasnya yaitu terjadinya penarikan dana tidak berisiko atau dialokasikan dalam pos
simpanan maupun pinjaman dengan tetap secondary reserve lainnya, sehingga hal tersebut
berupaya menjaga profitabilitasnya, untuk itu akan mengurangi portfolio alokasi kredit yang
bank harus prudent dalam menjalankan kegiatan diberikan.
operasionalnya. Dengan tetap menekankan pada Gejolak pasar keuangan yang terjadi pada
fungsi penyaluran dana dalam bentuk kredit, semester 2 tahun 2008 yang melemahkan nilai
untuk penyebaran risiko, dan untuk menjaga tukar rupiah terhadap US$, mendorong
likuiditasnya mengalokasian dana dalam primary kenaikkan harga komoditas, penurunan
reserve. Studi empiris menunjukkan bahwa bahwa permintan, sehingga menyebabkan tekanan
peningkatan pertumbuhan persentase kredit inflasi yang relatif cukup kuat.
Sri Haryati
PERBANKAN
Sri Haryati
PERBANKAN
RSS2 = Restricted residual sum of square pada terjadi krisis mulai pertengahan 2008, namun
bank asing-campuran dengan df = n2 –k pertumbuhan kredit yang disalurkan menunjukkan
n1 = jumlah mengamatan selama tahun 2005- peningkatan; sedang dari sumber pendanaan
2008 untuk perbankan nasional menunjukkan bahwa sampai dengan tahun
n2 = jumlah pengamatan selama tahun 2005- 2007 pada kedua kelompok bank pertumbuhan
2008 pada bank asing-campuran yang pinjaman diterima cenderung meningkat
beroperasi di Indonesia. kemudian menurun pada tahun 2008, demikian
pula pertumbuhan dana pihak ketiga pada
k = jumlah variabel independen
tahun 2008 mengalami penurunan dibanding
Dengan tingkat signifikansi 5%, jika tahun sebelumnya. Penurunan sumber dana
F-hitung > F-tabel, maka Ha4 diterima yang diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekses
berarti model regresi untuk perbankan nasional likuiditas pada kedua kelompok bank, dan
dan bank asing-campuran yang beroperasi di peningkatan pertumbuhan ekuitas pada bank-
Indonesia memang berbeda. bank asing-campuran, hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah kredit yang disalurkan
pada dua kelompok didanai dari secondary
HASIL reserve yang diukur melalui ekses likuiditas.
Pertumbuhan ekuitas pada perbankan Indonesia
tahun 2008 mengalami penurunan dibanding
tahun sebelumnya yang meningkat selama tiga
Analisis Deskriptif
tahun berturut-turut, hal ini mengindikasikan
Sebagai lembaga intermediasi, pertum- bahwa pada masa krisis permodalan pada
buhan sumber dana (DPK, pinjaman diterima dan perbankan Indonesia digunakan untuk meng-
ekuitas) akan mempengaruhi pertumbuhan kredit cover risiko yang terjadi. Pada kelompok bank
yang diberikan. Selama periode penelitian dari asing-campuran pada tahun dengan peningkatan
dua kelompok bank yang diteliti menunjukkan modal sendiri (ekuitas) yang relatif cukup besar
dari komponen kredit yang disalurkan meskipun (Tabel 2).
Tabel 2. Posisi GEL, GDPK, GPD, GEk dan GKred Perbankan Indonesia Tahun 2005-2008
Kelompok Bank Variabel 2005 2006 2007 2008
GEL (X1) 0.3160 0.7230 0.2301 -0.0691
Nasional GDPK (X2) 0.2424 0.1997 0.2787 0.3546
GPD (X3) 1.2649 0.6769 1.6506 1.4503
GEk (X4) 0.2493 0.2699 0.7186 0.2550
GKred (Y) 0.2424 0.1997 0.2787 0.3546
GEL (X1) 0.1638 0.6753 0.2179 0.0461
Asing - Campuran GDPK (X2) 0.3642 0.3088 0.6317 0.4119
GPD (X3) 3.6043 0.5359 2.8086 1.4840
GEk (X4) 0.1872 0.0934 0.6347 5.7424
GKred (Y) 0.8298 0.5452 0.5617 1.6204
Sumber: Ekofin, diolah (2009).
Sri Haryati
PERBANKAN
Tabel 4. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Perbankan Indonesia
Variabel T hitung T tabel Signifikansi Kesimpulan Determinasi
X1 (GEL) -1.897 -1.650 0.059 Ha diterima 0.0117
X2 (GDPK) 13.642 1.650 0.000 Ha diterima 0.3782
X3 (GPD) 5.331 1.650 0.000 Ha diterima 0.0852
X4 (GEk) -0.002 1.650 0.998 Ha ditolak 0.000
X5 (BIRate) -2.607 -1.650 0.010 Ha diterima 0.0216
X6 (Infl) 2.533 1.650 0.012 Ha diterima 0.0245
X7 (ER) -2.684 -1.650 0.008 Ha diterima 0.0231
Tabel 5. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Bank Asing-Campuran
Sri Haryati
PERBANKAN
hipotesis menunjukan bahwa semua variabel proporsi yang relatif cukup besar, rata-rata
makro ekonomi mempunyai pengaruh signifikan, lebih dari 50% (Tabel 5). Hal ini sesuai dengan
namun selama periode penelitian pertumbuhan hasil penelitian Haas & Lelyveld (2006) bahwa
kredit perbankan tetap meningkat (Tabel 2), di Central dan Eastern Europe kondisi ekonomi
hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan mempengaruhi pertumbuhan kredit pada bank
fundamental perbankan di Indonesia saat ini domestik sedangkan pada bank asing tidak
sudah cukup kuat. Namun demikian karena dipengaruhi kondisi perekonomian dinegara
semua variabel ekonomi makro yang digunakan dimana bank tersebut beroperasi.
dalam penelitian ini mempunyai pengaruh Tabel 6. Proporsi Kredit Valas terhadap Total
signifikan tehadap pertumbuhan kredit pada Kredit Tahun 2005-2008
perbankan Indonesia, maka perbankan nasional Kelompok Bank Proporsi Kredit Valuta Asing
dalam menyalurkan kredit harus tetap memper- 2005 2006 2007 2008
timbangkan prediksi kondisi ekonomi makro di Perbankan Nasional 0.1059 0.0960 0.0930 0.1066
samping tetap menjaga prinsip kehati-hatian Bank Asing-Campuran 0.5391 0.5503 0.5415 0.5718
dalam menjalankan fungsi intermediasinya, Sumber: Laporan Keuangan Publikasi, diolah (2009).
sehingga tidak meningkatkan timbulnya kredit
bermasalah yang dapat berakibat pada penurunan
ekuitas khususnya dan penurunan kemampuan KESIMPULAN DAN SARAN
permodalan secara umum.
Pada bank-bank asing-campuran ketiga
variabel makro tersebut (suku bunga BI, inflasi, Kesimpulan
exchange rate) mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
diberikan, hal ini terjadi meskipun model yang pengaruh variabel makro ekonomi (suku
digunakan berdasar uji goodness of fit adalah bunga, tingkat inflasi, nilai tukar) dan variabel
fit, namun dari hasil chow test menunjukkan pertumbuhan ekses likuiditas (secondary
bahwa model regresi untuk kedua kelompok reserve) serta variabel penghimpunan dana
bank memang berbeda, yaitu struktur ekonomi yang terdiri dari dana pihak ketiga, pinjaman
yang mempengaruhi pertumbuhan kredit pada diterima dan modal sendiri (ekuitas) terhadap
dua kelompok bank tersebut berbeda. Dengan pertumbuhan kredit pada perbankan yang
demikian meskipun di Indonesia mengalami beroperasi di Indonesia. Variabel pertumbuhan
dampak krisis keuangan global, variabel makro ekses likuiditas, dana pihak ketiga, pinjaman
ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini diterima, ekuitas, suku bunga BI, inflasi dan nilai
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap tukar, secara bersama-sama mempunyai pengaruh
pertumbuhan kredit, karena struktur operasional signifikan terhadap pertumbuhan kredit baik
bank asing-campuran ditentukan oleh kebijakan pada perbankan nasional maupun bank asing-
dan kesehatan bank dari Negara asal. Di samping campuran.
itu dari besarnya jumlah kredit yang disalurkan, Pada perbankan nasional, variabel
maka pada bank asing-campuran hanya memiliki yang merupakan aktivitas operasional bank,
share yang relatif kecil yaitu 15% (Tabel 1), pertumbuhan DPK dan pertumbuhan pinjaman
meskipun proporsi kredit dalam valas terhadap diterima mempunyai pengaruh positif signifikan
total kredit yang diberikan pada bank asing- terhadap pertumbuhan kredit sedangkan
campuran selama periode penelitian memiliki pertumbuhan ekses likuiditas mempunyai
pengaruh negatif signifikan. Hal ini meng- Hasil penelitian mengindikasikan bahwa
indikasikan bahwa fungsi intermediasi perbankan fungsi allocation funds approach telah berjalan
nasional telah berjalan dengan baik. Sedangkan dengan baik, dengan demikian disarankan agar
semua variabel makro ekonomi,: suku bunga BI, bank benar-benar mengaplikasikan portofolio
inflasi dan nilai tukar semuanya mempunyai alokasi dana dengan benar dan tepat, sehingga
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan selain mempertahankan likuiditas untuk
kredit, namun demikian krisis yang terjadi pada memenuhi ketentuan regulasi dan memper-
pertengahan 2008 tidak menghambat tahankan kepercayaan mayarakat juga tetap
pertumbuhan kredit yang disalurkan. Hal ini menghasilkan pendapatan bagi bank.
mengindikasikan bahwa kemampuan fundamental Mengingat semua variabel makro ekonomi
perbankan nasional sudah cukup baik. yang digunakan mempunyai pengaruh signifikan
Pada bank asing-campuran yang beroperasi terhadap pertumbuhan kredit, maka meskipun
di Indonesia variabel pertumbuhan DPK, selama periode krisis finansial pertumbuhan kredit
pertumbuhan pinjaman diterima dan tetap meningkat, diharapkan perbankan nasional
pertumbuhan ekses likuiditas mempunyai mempertahankan dan meningkatkan
pengaruh positif signifikan terhadap terhadap kemampuan fundamentalnya, sehingga apabila
pertumbuhan kredit, ini berarti bank asing- terjadi krisis finansial/ekonomi perbankan
campuran yang beroperasi di Indonesia juga telah nasional tetap eksis dan menjalankan fungsi
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik. intermediasinya dengan baik.
Namun demikian semua variabel makro ekonomi Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak
suku bunga BI, inflasi dan nilai tukar mempunyai memasukkan semua variabel yang digunakan
pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini untuk mengukur kondisi ekonomi makro di
mengindikasikan bahwa struktur bank asing- Indonesia, di samping itu periode pengukuran
campuran ditentukan oleh kebijakan dari kantor variabel yang digunakan adalah tahunan,
pusat/negara asal. sehingga kemungkinan terjadi adanya data yang
Model regresi untuk kedua kelompok bank saling mengkompensasi khususnya untuk
memang berbeda, hal ini diperkuat dengan hasil pengukuran variabel makro ekonomi yang
pengujian pengaruh secara parsial khususnya dihitung secara rata-rata, sehingga kemungkinan
variabel makro ekonomi yang mempunyai akan lebih sesuai jika menggunakan volatilitas
pengaruh signifikan pada perbankan nasional, untuk mengukur variabel tersebut. Bagi peneliti
akan tetap pada bank asing-campuran selanjutnya disarankan agar menambah variabel
mempunyai pengaruh tidak signifikan. makro ekonomi lainnya di luar variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, sehingga dapat
Saran
memberikan gambaran bagaimana pengaruh
Pertumbuhan DPK mempunyai pengaruh makro ekonomi secara menyeluruh. Mencoba
positif signifikan dengan determinasi parsial relatif pengukuran untuk variabel makro dengan
cukup besar terhadap pertumbuhan kredit yaitu menggunakan volatilitas harian/bulanan, tidak
37,82%; dengan demikian bank diharapkan menggunakan data rata-rata, sehingga tidak ada
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, data yang saling mengkompensasi. Mengingat
sehingga meskipun terjadi krisis ekonomi, model regresi untuk perbankan nasional dan bank
masyarakat tetap percaya menempatkan dananya asing-campuran dari hasil Chow Test
dan atau mempertahankan simpanannya di bank. menunjukkan perbedaan, maka diharapkan
Sri Haryati
PERBANKAN
peneliti lain tidak menggabung bank nasional Hempel, H.G. S. 1999. Bank Management Text
dengan bank asing-campuran sebagai satu subyek and Cases. Fifth Edition. New York:
pengamatan dalam penelitian. JohnWiley & Sons. Inc.