You are on page 1of 12

Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No.2 Mei 2009, hal.

299 – 310 PERBANKAN


Terakreditasi SK. No. 167/DIKTI/Kep/2007

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN


DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN
PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI
Sri Haryati
STIE Perbanas Surabaya
Jl. Nginden Semolo No.36 Surabaya

Abstract: The purpose of the research was to provide empirical evidence on the variables that
affected loan growth. The variables used to assess fund resources and allocation were deposit
growth, borrowing growth, equity growth, excess liquidity (secondary reserve) growth; and
the variables used to assess macro economics were BI rate, inflation and exchange rate. The
research population was all banks which operated in Indonesia and divided into two groups:
national bank and foreign bank; and the secondary data was the publication of bank financial
statements of four time perception which were during December 2004-December 2008. Multiple
regression was used for instrument analysis. The result of the research showed that two variables
funds resources represented significant determination of loan growth on the national bank,
and three variables fund resources represented significant determination of loan growth on
foreign bank. All variables macro-economics represented significant determination of loan
growth on national bank, but not significant on foreign bank. The result of the Chow test
showed that the regression model for two group banks that operated in Indonesia was different.
Key words: loan growth, national bank , foreign bank, multiple regression

Terjadinya krisis keuangan global menjelang perbankan, sehingga perbankan harus lebih
akhir tahun 2008 mempunyai dampak terhadap berhati-hati dalam penyaluran kreditnya. Gejolak
industri perbankan di Indonesia. Kelangkaan keuangan dan penurunan permintaan akibat
likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan krisis keuangan menyebabkan terdepresiasinya
sektor korporasi dan rumah tangga terhadap nilai rupiah, tekanan inflasi yang cukup kuat dan
kondisi perekonomian, sehingga produsen dan meningkatnya suku bunga juga berdampak pada
konsumen melakukan langkah antisipasi dalam penyaluran kredit perbankan di Indonesia.
melakukan investasi dan konsumsi. Menurunnya Peningkatan suku bunga pada semester dua
kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil tahun 2008 dan illikuiditas mendorong lambatnya
berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva

Korespondensi dengan Penulis:


Sri Haryati: Telp. +62 31 594 7151, Fax. +62 31 599 2985
E-mail: haryati@perbanas.ac.id

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 299


PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN
pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK); demikian Penyaluran kredit merupakan fokus dan
juga DPK berdasar Valas dengan terdepresiasinya merupakan kegiatan utama perbankan dalam
nilai rupiah, pertumbuhan DPK terjadi penurunan; menjalankan fungsi intermediasinya. Meskipun
namun demikian mulai pertengahan semester terjadi krisis finansial pada semester akhir tahun
dua (September) DPK kembali meningkat 2008, jumlah kredit yang disalurkan perbankan
(Kajian Stabilitas Keuangan, 2009). Kenaikan Indonesia per 31 Desember 2008 tercatat sebesar
DPK tersebut antara lain disebabkan karena Rp. 1.318.567 milyar, mengalami peningkatan
adanya Kebijakan Pemerintah meningkatkan sebesar 35.72% dibandingkan dengan jumlah
penjaminan simpanan serta kelonggaran Giro kredit per 31 Desember 2007 yang tercatat
Wajib Minimum (GWM) baik rupiah dan valas; sebesar Rp. 971.549 milyar. Bank yang beroperasi
hal tersebut juga memperbaiki kondisi likuiditas di Indonesia terdiri dari bank-bank nasional yang
perbankan Indonesia. terdiri dari BUMN, BPD dan Bank Swasta, Bank
Kebijakan Pemerintah dalam mendorong Asing dan Campuran. Perkembangan jumlah
fungsi intermediasi perbankan juga menunjukkan kredit yang disalurkan periode 31 Desember
hasil positif, hal ini ditunjukkan pada masa 2005–31 Desember 2008 dan share berdasar
krisis keuangan pertumbuhan kredit perbankan kelompok bank menunjukkan bahwa Bank Umum
melampaui pertumbuhan kredit yang ditargetkan Swasta Nasional dan Bank Umum Milik Negara
perbankan dalam rencana bisnisnya (24%) memiliki share lebih tinggi (Tabel 1).
yaitu pada akhir tahun 2008 mencapai 29,5 %. Stabilitas makro ekonomi merupakan
Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibanding prasyarat utama tercapainya stabilitas sistem
pertumbuhan DPK mendorong peningkatan Loan keuangan; instabilitas sistem keuangan (krisis
to Deposit Ratio (LDR). Pertumbuhan kredit yang keuangan) selain mempengaruhi likuiditas
cukup tinggi pada tahun 2008 dibiayai dengan perbankan juga mendorong terjadinya
pencairan secondary reserve yang tercermin peningkatan kredit bermasalah sehingga
dengan turunnya ekses likuiditas sebesar 30,18% mengakibatkan perlambatan pertumbuhan
yang sebagian besar terjadi pada penurunan kredit maupun pembiayaan lainnya, karenanya
Sertifikat Bank Indonesia (Kajian Stabilitas perbankan harus semakin selektif dalam
Keuangan, 2009) penyaluran kreditnya.

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Kredit Perbankan 31 Desember 2004 – 31 Desember 2008 (dalam
milyar rupiah)

Kelompok Bank Des 2005 Des 2006 Des 2007 Des 2008 Share
BUMN 250,319 282,784 348,973 473,732 35.93%
BPD 44,909 55,959 71,921 96,444 7.31%
SWASTA NAS 298,689 357,680 409,124 545,399 41.36%
ASING+CAMPURAN 99,401 113,449 141,531 202,992 15.40%
Total 682,651 809,872 971,549 1,318,567 100.00%

Sumber: SEKI dan EKOFIN, diolah (2009).

300 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310


PERBANKAN

Krisis keuangan berdampak pada terhadap total aset, diikuti dengan penurunan
terdepresiasinya nilai tukar rupiah; peningkatan surat-surat berharga dan kas (Scot & Timothy,
harga komoditas di pasar internasional 2006).
menyebabkan tekanan inflasi yang cukup kuat Fungsi intermediasi bank merupakan
sehingga mendorong Bank Sentral melakukan aplikasi konsep Asset Allocation Approach yang
kebijakan moneter melalui peningkatan suku merupakan pendekatan manajemen aktiva-
bunga. Tingginya suku bunga SBI akan pasiva, dimana sumber dana terdiri dari simpanan
memberikan pilihan bagi perbankan untuk dari masyarakat (Dana Pihak Ketiga: DPK),
menempatkan dananya dalam secondary reserve, borrowing (pinjaman/simpanan yang diterima dari
selain itu bank akan mengalami perlambatan bank lain atau pinjaman lainnya) dan equity
dalam menghimpun dana masyarakat sehingga capital (modal sendiri). Namun demikian dalam
dana yang dialokasikan ke dalam kredit menjadi menjalankan fungsi intermediasinya industri
berkurang. perbankan harus memperhatikan regulasi yang
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ditetapkan otoritas moneter misalnya penyediaan
pengaruh variabel makro ekonomi (suku bunga, giro wajb minimum, batas maksimum pemberian
tingkat inflasi, nilai tukar) dan variabel kredit, posisi devisa netto bagi bank devisa dan
pertumbuhan ekses likuiditas (secondary reserve) kecukupan penyediaan modal minimum yang
serta variabel penghimpunan dana yang terdiri merupakan pilar pertama dalam Arsitektur
dari dana pihak ketiga, pinjaman diterima dan Perbankan Indonesia (API).
modal sendiri (ekuitas) terhadap pertumbuhan Selain itu fungsi intermediasi perbankan
kredit pada perbankan yang beroperasi di juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro
Indonesia. diantaranya: tingkat bunga, inflasi dan fluktuasi
Intermediasi adalah merupakan fungsi nilai tukar. Jika terjadi peningkatan suku bunga
utama bank sebagaimana diatur dalam Undang- maka untuk meningkatkan simpanan masyarakat
Undang No 10 Tahun 1998 yang menyatakan: bank harus meningkatkan bunga simpanan,
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun peningkatan suku bunga simpanan (biaya dana),
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan akan meningkatkan bunga kredit yang
menyalurkannya kepada masyarakat dalam disalurkan, sehingga akan mempengaruhi
bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam pertumbuhan kredit yang disalurkan; demikian
rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. pula peningkatan bunga SBI mendorong
Dalam menjalankan kegiatan inter- kecenderungan bank akan menempatkan
mediasinya, bank harus memperhatikan dananya di Bank Indonesia karena lebih aman/
likuiditasnya yaitu terjadinya penarikan dana tidak berisiko atau dialokasikan dalam pos
simpanan maupun pinjaman dengan tetap secondary reserve lainnya, sehingga hal tersebut
berupaya menjaga profitabilitasnya, untuk itu akan mengurangi portfolio alokasi kredit yang
bank harus prudent dalam menjalankan kegiatan diberikan.
operasionalnya. Dengan tetap menekankan pada Gejolak pasar keuangan yang terjadi pada
fungsi penyaluran dana dalam bentuk kredit, semester 2 tahun 2008 yang melemahkan nilai
untuk penyebaran risiko, dan untuk menjaga tukar rupiah terhadap US$, mendorong
likuiditasnya mengalokasian dana dalam primary kenaikkan harga komoditas, penurunan
reserve. Studi empiris menunjukkan bahwa bahwa permintan, sehingga menyebabkan tekanan
peningkatan pertumbuhan persentase kredit inflasi yang relatif cukup kuat.

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 301


PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN

Inflasi mencerminkan stabilitas ekonomi, jika (ER) secara simultan berpengaruh


tingkat inflasi meningkat, masyarakat cenderung signifikan terhadap Pertumbuhan Kredit
mengurangi saving/investasi, maka aset (GKred) pada perbankan nasional maupun
perbankan secara riil akan menurun, sehingga bank asing-campuran yang beroperasi di
akan mempengaruhi kemampuan operasi Indonesia.
perbankan dalam penyaluran kreditnya. Fluktuasi Ha2: Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (GDPK),
nilai tukar mempengaruhi perbankan, Pertumbuhan Pinjaman/Simpanan
meningkatnya kurs nilai mata uang asing (US$) Diterima (GPD), Pertumbuhan Ekuitas
terhadap rupiah mengakibatkan masyarakat (GEk), Inflasi (Infl) secara parsial mempunyai
cenderung untuk memiliki US$ (menarik dana dan pengaruh positif signifikan terhadap
mengkonversikannya dalam US$) yang Pertumbuhan Kredit (GKred) pada
mengakibatkan menurunnya dana rupiah perbankan nasional maupun bank asing-
perbankan, sehingga mempengaruhi kegiatan campuran yang beroperasi di Indonesia.
bank dalam penyaluran kreditnya. Ha3: Variabel Pertumbuhan Ekses Likuiditas
Mongid (2008) menyatakan SBI mempunyai (GEL), Bunga SBI (BIRate), dan Nilai Tukar
pengaruh negatif signifikan DPK mempunyai Valuta Asing (ER) secara parsial mempunyai
pengaruh positif signifikan, perubahan base pengaruh negatif signifikan terhadap
money mempunyai pengaruh positif signifikan, pertumbuhan kredit (GKred) pada
exchange rate mempunyai pengaruh negatif perbankan nasional maupun bank asing-
signifikan terhadap pemberian kredit selama krisis campuran yang beroperasi di Indonesia.
ekonomi. Siregar (2006) menyatakan tingkat suku Ha4: Model regresi untuk kelompok perbankan
bunga (TSB) berpengaruh negatif signifikan nasional dengan kelompok bank asing -
terhadap permintaan kredit pada bank campuran adalah berbeda (penge-
pemerintah. Kristijadi & Bayu (2006) menyatakan lompokan bank mempengaruhi stabilitas
variabel pertumbuhan DPK dan pertumbuhan model regresi).
simpanan bank lain mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan kredit pada
bank-bank pemerintah. Haas & Lelyveld (2006)
METODE
menyatakan bahwa variabel makro ekonomi (GDP,
inflasi dan lending rate) mempunyai pengaruh
tidak signifikan terhadap pertumbuhan kredit Populasi dalam penelitian ini adalah
pada foreign bank, sedang pada domestik bank perbankan di Indonesia yang sampai tahun 2009
mempunyai pengaruh negatif signifikan. masih beroperasi; sebagai subyek penelitian bank-
bank dikelompokkan menjadi dua yaitu; semua
bank nasional (BUMN, BPD dan BUSN) dan bank
HIPOTESIS asing-campuran. Pengujian asumsi klasik tidak
dilakukan dalam penelitian ini, karena
Ha1: Variabel Pertumbuhan Ekses Likuiditas pengamatan dilakukan terhadap semua anggota
(GEL), Dana Pihak Ketiga (GDPK), populasi.
Pertumbuhan Pinjaman/Simpanan Diterima Variabel yang digunakan dalam penelitian
(GPD), Pertumbuhan Ekuitas (GEk), Bunga ini adalah: variabel dependen (Y) GKred yang
SBI (BIRate), Inflasi (INFL) dan Nilai Tukar dihitung pertumbuhannya selama periode tahun

302 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310


PERBANKAN
2005-2008. Variabel independen yang terdiri dari: X2, X3, X4 dan X6 terhadap variabel dependen Y.
X1 (GEL), X2 (GDPK), X3 (GPD), X4 (GEk), yang Dengan tingkat signifikansi = 5% , jika t hitung
dihitung pertumbuhannya mulai tahun 2005 > t tabel maka Variabel independen X2, X3, X4
sampai dengan 2008 sedang X5 (BIRate), X6 (Infl) dan X6 secara parsial mempunyai pengaruh
dan X7 (ER) yang dihitung rata-ratanya dalam satu positif signifikan terhadap variabel dependen Y,
tahun (setiap tahun) selama tahun 2005-2008. dengan demikian Ha2 diterima.
Teknik analisis yang digunakan adalah
Regresi Linear Berganda yang dinyatakan dalam Ha3. Uji Pengaruh Negatif secara Parsial (Uji
persamaan: Y = E0 + E1X1 + E2X2 + E3X3 + E4X4 + E5X5+ Statistik t sisi kiri)
E6X6 + E7X7 + e Uji t sisi kiri dilakukan untuk menguji
Dimana: signifikansi pengaruh negatif variabel independen
X1, X5 dan X7 terhadap variabel dependen Y.
Y = pertumbuhan kredit
Dengan tingkat signifikansi = 5% , jika t hitung
b0 = konstanta
< - t tabel artinya variabel independen X1, X5, dan
bI = koefisien regresi X7 secara parsial mempunyai pengaruh negatif
X1 = pertumbuhan ekses likuiditas (GEL) signifikan terhadap variabel dependen Y, dengan
X2 = pertumbuhan DPK (GDPK) demikian Ha3 diterima.
X3 = pertumbuhan pinjaman/simpanan
Ha4. Uji kesamaan koefisien (Chow Test)
diterima(GPD)
X4 = pertumbuhan ekuitas (GEk) Uji Chow Test dilakukan untuk menguji
apakah model regresi untuk kelompok bank
X5 = suku bunga Bank Indonesia (BIRate)
yang beroperasi di Indonesia yaitu perbankan
X6 = tingkat inflasi (Infl)
nasional dan bank asing-campuran memang
X7 = kurs valas/exchange rate (ER) berbeda. Dengan tingkat signifikansi: = 5%,
jika F-hitung > F-tabel, maka Ha4 diterima
Pengujian Hipotesis artinya model regresi untuk dua kelompok bank:
Ha1: Uji Pengaruh Simultan (Uji Statistik F) perbankan nasional dan bank asing-campuran
yang beroperasi di Indonesia memang berbeda,
Uji ANOVA (Ftest) dilakukan untuk menguji
yang berarti variabel independen mengalami
goodness-of-fit dari model regresi yang dihasilkan
mempengaruhi perubahan srtuktural diantara
apakah dapat digunakan untuk memprediksi
dua kelompok bank.
pengaruh variabel independen Xi secara simultan
terhadap variabel Y baik pada perbankan nasional Nilai F test dihitung dengan rumus:
maupun bank asing-campuran. Dengan tingkat
(RSSr – RSSur)/k
signifikansi: = 5% ; jika F hitung>F tabel maka F=
Ha diterima yang berarti secara simultan semua (RSSur)/(n1+n2 -2k)
variabel Xi mempunyai pengaruh signifikan
terhadap variabel Y Keterangan:
RSSr = Restricted residual sum of square pada
Ha2. Uji Pengaruh Positif secara Parsial (Uji seluruh perbankan di Indonesia
Statistik t sisi kanan) RSSur = RSS1+RSS2 dengan df = (n1+n2-2k)
Uji t sisi kanan dilakukan untuk menguji RSS1 = Restricted residual sum of square pada
signifikansi pengaruh positif variabel independen perbankan nasional dengan df = n1-k

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 303


PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN
RSS2 = Restricted residual sum of square pada terjadi krisis mulai pertengahan 2008, namun
bank asing-campuran dengan df = n2 –k pertumbuhan kredit yang disalurkan menunjukkan
n1 = jumlah mengamatan selama tahun 2005- peningkatan; sedang dari sumber pendanaan
2008 untuk perbankan nasional menunjukkan bahwa sampai dengan tahun
n2 = jumlah pengamatan selama tahun 2005- 2007 pada kedua kelompok bank pertumbuhan
2008 pada bank asing-campuran yang pinjaman diterima cenderung meningkat
beroperasi di Indonesia. kemudian menurun pada tahun 2008, demikian
pula pertumbuhan dana pihak ketiga pada
k = jumlah variabel independen
tahun 2008 mengalami penurunan dibanding
Dengan tingkat signifikansi 5%, jika tahun sebelumnya. Penurunan sumber dana
F-hitung > F-tabel, maka Ha4 diterima yang diikuti dengan penurunan pertumbuhan ekses
berarti model regresi untuk perbankan nasional likuiditas pada kedua kelompok bank, dan
dan bank asing-campuran yang beroperasi di peningkatan pertumbuhan ekuitas pada bank-
Indonesia memang berbeda. bank asing-campuran, hal ini menunjukkan
bahwa peningkatan jumlah kredit yang disalurkan
pada dua kelompok didanai dari secondary
HASIL reserve yang diukur melalui ekses likuiditas.
Pertumbuhan ekuitas pada perbankan Indonesia
tahun 2008 mengalami penurunan dibanding
tahun sebelumnya yang meningkat selama tiga
Analisis Deskriptif
tahun berturut-turut, hal ini mengindikasikan
Sebagai lembaga intermediasi, pertum- bahwa pada masa krisis permodalan pada
buhan sumber dana (DPK, pinjaman diterima dan perbankan Indonesia digunakan untuk meng-
ekuitas) akan mempengaruhi pertumbuhan kredit cover risiko yang terjadi. Pada kelompok bank
yang diberikan. Selama periode penelitian dari asing-campuran pada tahun dengan peningkatan
dua kelompok bank yang diteliti menunjukkan modal sendiri (ekuitas) yang relatif cukup besar
dari komponen kredit yang disalurkan meskipun (Tabel 2).

Tabel 2. Posisi GEL, GDPK, GPD, GEk dan GKred Perbankan Indonesia Tahun 2005-2008
Kelompok Bank Variabel 2005 2006 2007 2008
GEL (X1) 0.3160 0.7230 0.2301 -0.0691
Nasional GDPK (X2) 0.2424 0.1997 0.2787 0.3546
GPD (X3) 1.2649 0.6769 1.6506 1.4503
GEk (X4) 0.2493 0.2699 0.7186 0.2550
GKred (Y) 0.2424 0.1997 0.2787 0.3546
GEL (X1) 0.1638 0.6753 0.2179 0.0461
Asing - Campuran GDPK (X2) 0.3642 0.3088 0.6317 0.4119
GPD (X3) 3.6043 0.5359 2.8086 1.4840
GEk (X4) 0.1872 0.0934 0.6347 5.7424
GKred (Y) 0.8298 0.5452 0.5617 1.6204
Sumber: Ekofin, diolah (2009).

304 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310


PERBANKAN
Pengujian Hipotesis Pengujian Ha2
Pengujian Ha1 Pengujian variabel yang mempunyai
Output model Regresi Linear Berganda yang pengaruh positif.
diaplikasikan dengan menggunakan software SPSS Hasil pengujian statistik berdasar output
for Window versi 12.00 pada a = 5% , df = 314-7- SPSS untuk variabel independen yang secara parsial
1=306 menunjukkan pada perbankan nasional nilai mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
statistik F nilai F-hitung =38.658 dengan demikian variabel dependen (GKred) menunjukkan
lebih besar dari F-tabel yaitu sebesar 2.040 dan bahwa pada bank-bank nasional selama periode
pada perbankan asing-campuran dengan df= penelitian terdapat 3 (tiga) variabel yaitu:
98-7-1=90, F-hitung =13.653 dengan demikian GDPK(X2), GPD (X3) dan Infl (X6) dimana thitung>ttabel,
lebih besar dari > F-tabel =2.113 dengan tingkat sedang variabel GEk(X4) mempunyai pengaruh
signifikansi 0 %; dengan demikian model yang positif tidak signifikan (Tabel 4). Sedangkan pada
digunakan adalah fit sebagai model prediksi bank asing-campuran, hasil pengujian statistik
pada dua kelompok bank. menunjukkan bahwa variabel GDPK (X2), GPD(X3)
Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa dan GEk(X4) bahwa thitung>ttabel dengan demikian
secara bersama-sama variabel GEL, GDPK, GPD, GEk, ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh
BIRate, Infl, dan ER mempunyai pengaruh signifikan positif signifikan terhadap GKred(Y), sedang
terhadap pertumbuhan kredit (GKred) pada variabel Infl (X6) mempunyai pengaruh negatif
industri perbankan yang beroperasi di Indonesia. tidak signifikan (Tabel 5). Dengan demikian tidak
Kemampuan model untuk mengukur seberapa jauh semua hipotesis penelitian Ha2 pertama diterima,
variabel independen menjelaskan / memprediksi karena pada perbankan nasional terdapat satu
variasi variabel dependen (GKred) menunjukkan variabel X4(GEk) mempunyai pengaruh positif
bahwa R square pada perbankan nasional semua tidak signifikan dan pada bank asing - campuran
variabel GEL(X1), GDPK(X2), GPD(X3), Gek(X4), variabel X6 (Infl) mempunyai pengaruh negatif
BIRate(X5), Infl(X6) dan ER(X7) sebesar 46.9% tidak signifikan.
sedang pada bank asing-campuran sebesar 51.5%.
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Goodness of Fit Model dan R-Square


Keterangan Bank-Bank Nasional Bank Asing dan Campuran
F-hitung 38.658 13.653
Signifikan 0.000 0.000
R square 0.469 0.515
Adjusted R Square 0.457 0.477
Bank Nasional:
Persamaan Regresi Y= 26.267 -0.011X1 +0.744X2 + 0.020X3 +0.00.X4 -74.943x5 +
34.352X6 -0.002X7 +e
Bank Asing dan Campuran:
Y= -41.079-0.028X1 +0.543X2 + 0.0963 +0.117X4 +118.239.X5 -
55.054X6 +0.004X7 +e

Sumber: Data primer, diolah (2009).

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 305


PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN

Pengujian Ha3 Variabel yang mempunyai kontribusi


Pengujian variabel yang mempunyai dominan terhadap pertumbuhan kredit pada
pengaruh negatif perbankan nasional adalah pertumbuhan
dana pihak ketiga (X2) yaitu sebesar 37,82%.,
Hasil pengujian statistik berdasar output
demikian pula pada bank asing-campuran
SPSS menunjukkan bahwa pada perbankan
variabel yang mempunyai kontribusi dominan
nasional selama periode penelitian variabel
terhadap pertumbuhan kredit adalah variabel
GEL(X1), BIRate(X5), dan ER(X7) menghasilkan
pertumbuhan dana pihak ketiga (X2) yaitu
thitung<-ttabel dengan demikian ketiga variabel
sebesar 40,32%.
tersebut mempunyai pengaruh negatif signifikan
terhadap GKred(Y). Sedang hasil pengujian Pengujian Ha4
pada bank asing-campuran menunjukkan Pengujian Chow Test untuk menguji
bahwa variabel GEL(X1) mempunyai pengaruh apakah model regresi untuk perbankan nasional
negatif tidak signifikan (thitung>-ttabel) BIRate(X5 dan bank asing-campuran merupakan subyek
) dan ER(X7) mempunyai pengaruh positif tidak proses ekonomi yang sama, ditunjukkan dengan
signifikan (t hitung<-t tabel) terhadap GKred(Y). perhitungan berikut.
Dengan demikian tidak semua hipotesis penelitian
Ha3 diterima, karena tidak semua variabel (60.728-(31.644+16.911))/2
mempunyai pengaruh signifikan terhadap F = = 50.1439
pertumbuhan kredit. (31.644+16.911)/(314+98-4)

Tabel 4. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Perbankan Indonesia
Variabel T hitung T tabel Signifikansi Kesimpulan Determinasi
X1 (GEL) -1.897 -1.650 0.059 Ha diterima 0.0117
X2 (GDPK) 13.642 1.650 0.000 Ha diterima 0.3782
X3 (GPD) 5.331 1.650 0.000 Ha diterima 0.0852
X4 (GEk) -0.002 1.650 0.998 Ha ditolak 0.000
X5 (BIRate) -2.607 -1.650 0.010 Ha diterima 0.0216
X6 (Infl) 2.533 1.650 0.012 Ha diterima 0.0245
X7 (ER) -2.684 -1.650 0.008 Ha diterima 0.0231

Sumber: Data primer, diolah (2009).

Tabel 5. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Secara Parsial Bank Asing-Campuran

Variabel T hitung T tabel Signifikansi Kesimpulan Determinasi


X1 (GEL) -0.837 -1.662 0.405 Ha ditolak 0.0074
X2 (GDPK) 7.794 1.662 0.000 Ha diterima 0.4032
X3 (GPD) 3.685 1.662 0.000 Ha diterima 0.1310
X4 (GEk) 1.776 1.662 0.079 Ha diterima 0.0338
X5 (BIRate) 1.728 -1.662 0.087 Ha ditolak 0.0320
X6 (Infl) -1.705 1.662 0.092 Ha ditolak 0.0313
X7 (ER) 1.789 -1.662 0.077 Ha ditolak 0.0342
Sumber: Data primer, diolah (2009).

306 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310


PERBANKAN

Dengan df = n1+n2-2k=314+98-4 = 408 dan upaya pemenuhan regulasi (roadmap Arsitektur


2, maka diperoleh F-tabel = 3,018 dengan Perbankan Indonesia dalam pemenuhan modal)
demikian F-hitung > F-tabel sehingga dapat yaitu bank wajib memiliki modal inti minimum Rp.
disimpulkan bahwa model regresi untuk bank- 80 milyar pada akhir tahun 2008 dan Rp. 100 milyar
bank nasional dan bank asing-campuran pada tahun 2010. Di samping itu, sesuai dengan
adalah memang berbeda; hal ini mendukung fungsi utama dari modal bank adalah untuk
hasil pengujian pengaruh variabel independen meng-cover terjadinya risiko, sehingga bank-bank
khususnya variabel makro ekonomi pada bank akan memenuhi ketentuan penyediaan modal
asing-campuran yang beroperasi di Indonesia minimum yang ditetapkan oleh otoritas moneter
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap Bank Indonesia. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan kredit. pertumbuhan ekuitas pada perbankan nasional
pada posisi akhir tahun 2008 mengalami
penurunan yang mengindikasikan adanya
PEMBAHASAN menggunaan modal untuk mengkover risiko yang
terjadi; sedang pada bank asing-campuran
mengalami peningkatan yang cukup signifikan,
Berdasar hasil pengujian hipotesis
yang mengindikasikan adanya setoran modal dari
menunjukkan bahwa pada bank-bank nasional
kantor pusat dari negara asal.
maupun bank asing dan campuran yang
beroperasi di Indonesia secara simultan semua Variabel pertumbuhan ekses likuiditas
variabel independen (pertumbuhan ekses mempunyai pengaruh negatif tidak signifikan,
likuiditas, pertumbuhan DPK, pertumbuhan mengingat ekses likuiditas merupakan salah satu
pinjaman/simpanan diterima, pertumbuhan portfolio alokasi dana yang diterima bank dalam
ekuitas, suku bunga Bank Indonesia, tingkat inflasi secondary reserve yang akan dicairkan apabila
dan kurs valas/exchange rate) mempunyai dana dibutuhkan. Perkembangan pertumbuhan
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan kredit ekses likuiditas, dan pertumbuhan kredit (Y)
selama periode penelitian 2004-2008. selama periode penelitian menunjukkan bahwa
pada bank-bank nasional maupun bank asing-
Sedangkan pengaruh masing-masing
campuran di saat terjadi penurunan pertumbuhan
variabel secara parsial pada perbankan nasional
kredit maka terjadi peningkatan pertumbuhan
variabel pertumbuhan DPK dan pertumbuhan
secondary reserve (ekses likuiditas) dan sebaliknya
pinjaman diterima mempunyai pengaruh positif
(Tabel 2.)
signifikan terhadap pertumbuhan kredit sedang
pada bank asing-campuran semua pertumbuhan Variabel makro ekonomi pada perbankan
variabel sumber dana (pertumbuhan DPK, nasional semuanya mempunyai pengaruh
pertumbuhan pinjaman diterima dan signifikan terhadap pertumbuhan kredit; suku
pertumbuhan ekuitas) mempunyai pengaruh bunga BI (X5) mempunyai pengaruh negatif
signifikan terhadap pertumbuhan kredit. Hal ini signifikan, inflasi (X6) mempunyai pengaruh positif
menunjukkan bahwa fungsi intermediasi bank- signifikan dan exchange rate (X7) mempunyai
bank yang beroperasi di Indonesia telah berjalan pengaruh negatif signifikan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan fungsinya. Variabel pertumbuhan mendukung dan melengkapi hasil penelitian
ekuitas pada bank-bank nasional mempunyai terdahulu (Mongid, 2008; Siregar, 2006; dan
pengaruh tidak signifikan terhadap pertumbuhan Kristijadi & Bayu, 2006).
kredit; disebabkan karena pertumbuhan Meskipun terjadi krisis keuangan pada
permodalan pada perbankan nasional merupakan pertengahan tahun 2008, dan hasil pengujian
PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 307
PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN

hipotesis menunjukan bahwa semua variabel proporsi yang relatif cukup besar, rata-rata
makro ekonomi mempunyai pengaruh signifikan, lebih dari 50% (Tabel 5). Hal ini sesuai dengan
namun selama periode penelitian pertumbuhan hasil penelitian Haas & Lelyveld (2006) bahwa
kredit perbankan tetap meningkat (Tabel 2), di Central dan Eastern Europe kondisi ekonomi
hal ini mengindikasikan bahwa kemampuan mempengaruhi pertumbuhan kredit pada bank
fundamental perbankan di Indonesia saat ini domestik sedangkan pada bank asing tidak
sudah cukup kuat. Namun demikian karena dipengaruhi kondisi perekonomian dinegara
semua variabel ekonomi makro yang digunakan dimana bank tersebut beroperasi.
dalam penelitian ini mempunyai pengaruh Tabel 6. Proporsi Kredit Valas terhadap Total
signifikan tehadap pertumbuhan kredit pada Kredit Tahun 2005-2008
perbankan Indonesia, maka perbankan nasional Kelompok Bank Proporsi Kredit Valuta Asing
dalam menyalurkan kredit harus tetap memper- 2005 2006 2007 2008
timbangkan prediksi kondisi ekonomi makro di Perbankan Nasional 0.1059 0.0960 0.0930 0.1066
samping tetap menjaga prinsip kehati-hatian Bank Asing-Campuran 0.5391 0.5503 0.5415 0.5718
dalam menjalankan fungsi intermediasinya, Sumber: Laporan Keuangan Publikasi, diolah (2009).
sehingga tidak meningkatkan timbulnya kredit
bermasalah yang dapat berakibat pada penurunan
ekuitas khususnya dan penurunan kemampuan KESIMPULAN DAN SARAN
permodalan secara umum.
Pada bank-bank asing-campuran ketiga
variabel makro tersebut (suku bunga BI, inflasi, Kesimpulan
exchange rate) mempunyai pengaruh yang tidak
signifikan terhadap pertumbuhan kredit yang Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
diberikan, hal ini terjadi meskipun model yang pengaruh variabel makro ekonomi (suku
digunakan berdasar uji goodness of fit adalah bunga, tingkat inflasi, nilai tukar) dan variabel
fit, namun dari hasil chow test menunjukkan pertumbuhan ekses likuiditas (secondary
bahwa model regresi untuk kedua kelompok reserve) serta variabel penghimpunan dana
bank memang berbeda, yaitu struktur ekonomi yang terdiri dari dana pihak ketiga, pinjaman
yang mempengaruhi pertumbuhan kredit pada diterima dan modal sendiri (ekuitas) terhadap
dua kelompok bank tersebut berbeda. Dengan pertumbuhan kredit pada perbankan yang
demikian meskipun di Indonesia mengalami beroperasi di Indonesia. Variabel pertumbuhan
dampak krisis keuangan global, variabel makro ekses likuiditas, dana pihak ketiga, pinjaman
ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini diterima, ekuitas, suku bunga BI, inflasi dan nilai
mempunyai pengaruh tidak signifikan terhadap tukar, secara bersama-sama mempunyai pengaruh
pertumbuhan kredit, karena struktur operasional signifikan terhadap pertumbuhan kredit baik
bank asing-campuran ditentukan oleh kebijakan pada perbankan nasional maupun bank asing-
dan kesehatan bank dari Negara asal. Di samping campuran.
itu dari besarnya jumlah kredit yang disalurkan, Pada perbankan nasional, variabel
maka pada bank asing-campuran hanya memiliki yang merupakan aktivitas operasional bank,
share yang relatif kecil yaitu 15% (Tabel 1), pertumbuhan DPK dan pertumbuhan pinjaman
meskipun proporsi kredit dalam valas terhadap diterima mempunyai pengaruh positif signifikan
total kredit yang diberikan pada bank asing- terhadap pertumbuhan kredit sedangkan
campuran selama periode penelitian memiliki pertumbuhan ekses likuiditas mempunyai

308 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310


PERBANKAN

pengaruh negatif signifikan. Hal ini meng- Hasil penelitian mengindikasikan bahwa
indikasikan bahwa fungsi intermediasi perbankan fungsi allocation funds approach telah berjalan
nasional telah berjalan dengan baik. Sedangkan dengan baik, dengan demikian disarankan agar
semua variabel makro ekonomi,: suku bunga BI, bank benar-benar mengaplikasikan portofolio
inflasi dan nilai tukar semuanya mempunyai alokasi dana dengan benar dan tepat, sehingga
pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan selain mempertahankan likuiditas untuk
kredit, namun demikian krisis yang terjadi pada memenuhi ketentuan regulasi dan memper-
pertengahan 2008 tidak menghambat tahankan kepercayaan mayarakat juga tetap
pertumbuhan kredit yang disalurkan. Hal ini menghasilkan pendapatan bagi bank.
mengindikasikan bahwa kemampuan fundamental Mengingat semua variabel makro ekonomi
perbankan nasional sudah cukup baik. yang digunakan mempunyai pengaruh signifikan
Pada bank asing-campuran yang beroperasi terhadap pertumbuhan kredit, maka meskipun
di Indonesia variabel pertumbuhan DPK, selama periode krisis finansial pertumbuhan kredit
pertumbuhan pinjaman diterima dan tetap meningkat, diharapkan perbankan nasional
pertumbuhan ekses likuiditas mempunyai mempertahankan dan meningkatkan
pengaruh positif signifikan terhadap terhadap kemampuan fundamentalnya, sehingga apabila
pertumbuhan kredit, ini berarti bank asing- terjadi krisis finansial/ekonomi perbankan
campuran yang beroperasi di Indonesia juga telah nasional tetap eksis dan menjalankan fungsi
menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik. intermediasinya dengan baik.
Namun demikian semua variabel makro ekonomi Keterbatasan dari penelitian ini adalah tidak
suku bunga BI, inflasi dan nilai tukar mempunyai memasukkan semua variabel yang digunakan
pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini untuk mengukur kondisi ekonomi makro di
mengindikasikan bahwa struktur bank asing- Indonesia, di samping itu periode pengukuran
campuran ditentukan oleh kebijakan dari kantor variabel yang digunakan adalah tahunan,
pusat/negara asal. sehingga kemungkinan terjadi adanya data yang
Model regresi untuk kedua kelompok bank saling mengkompensasi khususnya untuk
memang berbeda, hal ini diperkuat dengan hasil pengukuran variabel makro ekonomi yang
pengujian pengaruh secara parsial khususnya dihitung secara rata-rata, sehingga kemungkinan
variabel makro ekonomi yang mempunyai akan lebih sesuai jika menggunakan volatilitas
pengaruh signifikan pada perbankan nasional, untuk mengukur variabel tersebut. Bagi peneliti
akan tetap pada bank asing-campuran selanjutnya disarankan agar menambah variabel
mempunyai pengaruh tidak signifikan. makro ekonomi lainnya di luar variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, sehingga dapat
Saran
memberikan gambaran bagaimana pengaruh
Pertumbuhan DPK mempunyai pengaruh makro ekonomi secara menyeluruh. Mencoba
positif signifikan dengan determinasi parsial relatif pengukuran untuk variabel makro dengan
cukup besar terhadap pertumbuhan kredit yaitu menggunakan volatilitas harian/bulanan, tidak
37,82%; dengan demikian bank diharapkan menggunakan data rata-rata, sehingga tidak ada
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, data yang saling mengkompensasi. Mengingat
sehingga meskipun terjadi krisis ekonomi, model regresi untuk perbankan nasional dan bank
masyarakat tetap percaya menempatkan dananya asing-campuran dari hasil Chow Test
dan atau mempertahankan simpanannya di bank. menunjukkan perbedaan, maka diharapkan

PERTUMBUHAN KREDIT PERBANKAN DI INDONESIA: INTERMEDIASI DAN 309


PENGARUH VARIABEL MAKRO EKONOMI

Sri Haryati
PERBANKAN

peneliti lain tidak menggabung bank nasional Hempel, H.G. S. 1999. Bank Management Text
dengan bank asing-campuran sebagai satu subyek and Cases. Fifth Edition. New York:
pengamatan dalam penelitian. JohnWiley & Sons. Inc.

Ken, B.C. 2000. Determinant of Bank Growth


Choise. Journal of Banking and Finance,
DAFTAR PUSTAKA Vol. 24, pp.708-734.

Mongid, A. 2008. The Impact of Monetary Policy


Bank Indonesia. 2008. Laporan Pengawasan On Bank Credit During Economics Crisis:
Perbankan. Direktorat Penelitian dan Indonesia Experience. Jurnal Keuangan dan
Pengaturan Perbankan. Jakarta Perbankan, Vol.12, No.1, hal. 100-110.
_________. 2009. Kajian Stabilitas Keuangan. Republik Indonesia, 1998, Undang-Undang
Direktorat Penelitan dan Pengaturan Tentang Perbankan No.10.
Perbankan. Indonesia.
Santoso, W. 2000. The Determinant of Bank in
Banking and Financial Consultants. 2008. Indonesia (An Empirical Study). http://
Indonesian Banking Indicator & Financial www.go.id/bank indonesia/utama/
Performance Rating. Jakarta: PT. Ekofin publikasi/upload/wimboh determinat PDI.
Konsulindo.
Scot, M.D. & Timothy W. K. 2006. Management of
Cooper, D. & Schneidler, P.S. 2003. Business Banking. Thompson. South-Western.
Research Method. Eight Edition. New York:
Mc.Graw-Hill. Sinkey, J.F. 2002. Commercial Bank Financial
Management. Six Edition. International
Ghozali, I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Edition. Prentice Hall.
dengan Program SPSS. Cetakan IV.
Universitas Diponegoro. Siregar, T.T.M. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Permintaan Kredit pada
Haas, R. & Lelyveld, I. 2006. Foreign Bank and Bank Pemerintah di Sumatera Utara. USU
Credit Stability in Central and Eastern Repository@2007.
Europe. A Panel Data Analysis. Journal of
Banking & Finance,Vol.30, pp.1927-1952.

310 JURNAL KEUANGAN DAN PERBANKAN

Vol. 13, No. 2, Mei 2009: 299 – 310

You might also like