You are on page 1of 16

JURNAL TENGKAWANG (2018)

Vol. 8 (2) : 59 - 74

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL


KULIT BATANG MANGGA KWENI (Mangifera odorata Griff) TERHADAP
Escherichia coli ATCC 25922 DAN Staphylococcus aureus ATCC 25923

(The Antibacterial Activity Essay of Ethanol Extract Kweni Mango Bark (Mangifera odorata
Griff) Againts Escherichia coli ATCC 25922 and Staphylococcus aureus ATCC 25923)

Wuri Prihatiningtyas, Yeni Mariani, H.A. Oramahi, Fathul Yusro, Lolyta Sisillia
Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
Email : wuriprihatiningtyas94@gmail.com

Abstract
The aims of this research are to determine the secondary metabolite content found in the
ethanol extract of kweni mango bark (Mangifera odorata Griff) and analyze its potency as a
natural antibacterial against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The research was
started by maceration process using 96% ethanol solvent, then evaporated at 40-50oC and
obtain yield of 20,61% with powder content of 8,34%. Furthermore, phytochemical screening
was performed qualitatively to determine the secondary metabolite of the extract. The results
showed that ethanol extract of M. odorata Griff bark contained secondary metabolites such as
alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, terpenoids and phenolics. In this study antibacterial
activity was carried out using disc diffusion method in Plate Count Agar media and incubated
for 24-48 hours. The results showed that the largest diameter of inhibitory zones formed at a
concentration of 15 mg/ml for S. aureus was 12,33 mm with strong classified and for E. coli
bacteria with a concentration of 200 mg/ml of 23,67 mm with very strong classified, and almost
equal with the result shown by 30 µg tetracycline as positive control, which is 25 mm. The
results of this study it can be concluded that the ethanol extract of the kweni mango bark (M.
odorata Griff) is bacteriostatic.
Keywords: antibacterial activity, Mangifera odorata Griff, phytochemical screening,
Escherichia coli, Staphylococcus aureus.

PENDAHULUAN Escherichia coli, Staphylococcus


Diare merupakan salah satu aureus, Vibrio cholerae, Salmonella sp.,
penyakit klinis yang umum ditemui di Shigella sp., dan Campylobacter
Negara berkembang seperti Indonesia. (Ajizah, 2004).
Pada tahun 2008, 2009, dan 2010 terjadi Secara umum serangan atau infeksi
peningkatan jumlah penderita diare bakteri dapat diatasi dengan
yang menyebabkan kematian sehingga menggunakan antibakteri dan antibiotik
dilaporkan sebagai wabah Kejadian (Yang et al. 2009), tetapi seiring dengan
Luar Biasa (KLB) (Kemenkes RI, adanya peningkatan resistensi bakteri
2011). Diare dapat disebabkan oleh yang salah satunya disebabkan oleh
adanya infeksi yang berasal dari virus, penggunaan dari antibakteri dan
parasit dan bakteri. Di Indonesia, pada antibiotik yang tidak tepat
umumnya diare disebabkan oleh bakteri mengakibatkan berkurangnya

59
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

keefektifan dan kinerja dari metode ektraksi yang paling umum digunakan
pengobatan tersebut (Candrasari et al. (Depkes RI, 2000). Dengan
2012). Berdasarkan hal tersebut, maka menggunakan pelarut yang sesuai
dilakukanlah berbagai penelitian yang seperti pelarut etanol yang bersifat
bertujuan untuk menemukan antibakteri polar, diperoleh senyawa metabolit
baru sebagai alternatif lain dalam sekunder yang bersifat polar, nonpolar
mengatasi infeksi bakteri. Antibakteri dan semi polar (Poelengan et al. 2007).
baru ini diharapkan berasal dari bahan Beberapa pengujian aktivitas
alam yang mudah didapat dengan antibakteri M. odorata Griff telah
ketersediaan yang melimpah, dapat dilakukan dengan menggunakan bagian
diperbaharui serta memiliki resiko efek tanaman berupa buah dan daun.
samping yang lebih kecil. Salah satu Berdasarkan penelitian, ekstrak buah M.
bahan alam yang berpotensi sebagai odorata Griff dapat menghambat
antibakteri adalah tumbuhan Staphylococcus aureus pada konsentrasi
(Djajadisastra et al. 2009). 50% sebesar 7 mm dan konsentrasi
Pemanfaatan tumbuhan sebagai 100% sebesar 8,667 mm (Suerni et al.
antibakteri telah dikenal oleh 2013). Selain itu, ekstrak daun M.
masyarakat Indonesia dalam bentuk odorata Griff dengan konsentrasi 10
tumbuhan obat, dimana pada umumya mg/ml juga dapat menghambat Bacillus
tumbuhan obat ini berasal dari kawasan cereus sebesar 8,9 mm (Muskhazli et al.
hutan. Salah satu tumbuhan yang 2009). Sejauh ini penelitian aktivitas
berpotensi sebagai tumbuhan obat antibakteri dari M. odorata Griff hanya
antibakteri adalah mangga kweni pada bagian daun dan buah, namun
(Mangifera odorata Griff). M. odorata belum dilakukan penelitian pada bagian
Griff merupakan tumbuhan dari famili kulit batang M. odorata Griff. Menurut
Anarcardiaceae, dimana golongan Haygreen dan Bowyer (1989),
famili Anarcardiaceae dikenal memiliki kandungan ekstraktif dalam kulit batang
senyawa fenolik yang berpotensi kayu lebih tinggi daripada dalam kayu.
sebagai tumbuhan obat dan antibakteri Aktivitas antibakteri dari suatu
alami. Menurut hasil penelitian ekstrak atau senyawa dapat diketahui
Lukmandaru et al. (2012), ekstrak dengan melakukan pengujian
metanol M. odorata Griff mengandung penghambatan pertumbuhan bakteri
senyawa metabolit sekunder seperti (Dart, 1996). Metode difusi atau (disc
flavonoid, alkaloid, fenolik dan tanin. diffusion Kirby and Bauer) merupakan
Dimana senyawa tanin, flavonoid, metode pengujian yang umum
saponin, fenolik, terpenoid dan alkaloid digunakan dalam uji aktivitas
merupakan senyawa yang mempunyai antibakteri. Pada metode ini, kertas
sifat antibakteri (Santoso, 2012). cakram yang telah berisi bahan
Ekstraksi kulit batang M. odorata antibakteri (ekstrak) diletakkan di atas
Griff dilakukan dengan metode permukaan media yang telah tersuspensi
maserasi yang merupakan proses bakteri uji. Adanya zona bening pada

60
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

permukaan media mengindikasikan persentase kadar air dapat dihitung


hambatan pertumbuhan bakteri oleh menggunakan rumus:
bahan aktibakteri (Rhimou et al. 2010).
Penelitian ini menarik untuk Kadar air dihitung berdasarkan
dilakukan guna mengetahui kandungan rumus:
metabolit sekunder kulit batang M. KA = BA – BKO x 100%
odorata Griff serta potensinya sebagai BKO
bahan antibakteri alami, sehingga dapat dimana :
menjadi alternatif lain dalam KA = Kadar air (%)
penanganan diare yang disebabkan oleh BA = Berat serbuk awal (gram)
bakteri E. coli dan S. aureus. BKO = Berat kering oven (gram)
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di empat Ekstraksi Kulit Batang M. odorata
tempat yaitu Wood Work Shop dan Griff
Laboratorium Teknologi Kayu Fakultas Perhitungan Rendemen
Kehutanan Untan Pontianak, Sebanyak 1 gram serbuk kulit
Laboratorium Kimia Fakultas MIPA batang M. odorata Griff dimasukkan ke
Untan Pontianak, serta Laboratorium dalam Erlenmeyer dan ditambahkan
Mikrobiologi Unit Laboratorium pelarut etanol 96% hingga tercapai
Kesehatan. perbandingan volume 1:30. Selanjutnya
Persiapan Sampel Erlenmeyer diletakkan di atas shaker
Penelitian ini dimulai dengan (IKA KS 260 basic and control shaker,
pembuatan serbuk kulit batang M. USA) untuk dimaserasi selama 1x24
odorata Griff (diameter ±25 cm, umur jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam,
pohon ±10 tahun) dengan menggunakan ekstrak disaring dengan menggunakan
alat hammer mill (Qingdao Dahua kertas saring meteran. Perlakuan ini
Double Circle Machinery Co., LTD). diulang hingga diperoleh larutan ekstrak
Kulit batang diperoleh dari pohon M. yang jernih dengan asumsi bahwa
odorata Griff yang diambil dari semua zat ekstraktif yang terlarut etanol
halaman rumah warga di Jalan Parit H. dapat diperoleh. Ekstrak yang diperoleh
Husin Komplek Disbun Blok A selanjutnya diuapkan dengan waterbath
Pontianak. Serbuk yang diperoleh (Memmert, Germany) hingga diperoleh
selanjutnya diayak dengan mesh screen ekstrak kering dan ditimbang (Mettler
(Endecotts LTD. London, England) Toledo) untuk mengetahui rendemen
lolos 40 mesh tertahan 60 mesh. ekstrak. Rendemen ekstrak dapat
Selanjutnya dilakukan pengujian kadar dihitung dengan menggunakan rumus
air dengan mengoven (Memmert, berikut: (Rahmah, 2012).
Germany) sebanyak 2 gram serbuk pada 𝑎
Rendemen ekstrak = x 100%
suhu 103±2oC sampai mencapai berat (1−𝑥)𝑏

konstan (Manuhuwa, 2007). Penentuan dimana :


a = berat ekstrak (gram)

61
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

b = berat serbuk (gram) metanol sebanyak ± 10 ml (Mailuhu et


x = kadar air (%) al. 2017).
Uji Alkaloid
Pembuatan Ekstrak Kulit Batang M. Ekstrak kulit batang M. odorata
odorata Griff Griff sebanyak 1 ml dimasukkan ke
Pembuatan ekstrak kulit batang M. dalam 3 tabung reaksi. Selanjutnya pada
odorata Griff dilakukan dengan metode masing-masing tabung ditambahkan 10
maserasi, dimana sebanyak 200 gram tetes H2SO4 2 N dan dikocok kuat.
serbuk kulit batang M. odorata Griff Kemudian ditambahkan pereaksi ke
dilarutkan dengan 1200 ml pelarut dalam masing-masing tabung reaksi,
etanol 96% (perbandingan 1:6), diaduk untuk tabung pertama ditambahkan
selama 5 menit kemudian di shaker pereaksi Dragendorff, tabung kedua
selama ±24 jam. Setelah 24 jam ekstrak ditambahkan pereaksi Wagner, dan
kemudian disaring menggunakan kertas tabung ketiga ditambahkan pereaksi
saring meteran, perlakuan tersebut Meyer. Terbentuknya endapan
diulangi hingga 4 kali. Selanjutnya mengindikasikan bahwa ekstrak
filtrat diuapkan dengan rotary tersebut mengandung senyawa alkaloid.
evaporator (Yamato Scientific Co., Hasil positif bila dengan pereaksi
LTD, Japan) pada suhu 40-550C sampai Dragendorff menghasilkan endapan
diperoleh ekstrak pekat kulit batang M. berwarna merah jingga, dengan pereaksi
odorata Griff. Ekstrak pekat yang Wagner menghasilkan endapan
diperoleh selanjutnya diuapkan dengan berwarna coklat, dan dengan perekasi
waterbath hingga sisa-sisa pelarutnya Meyer menghasilkan endapan berwarna
teruap (Sangi, 2012). putih (Mailuhu et al. 2017).
Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Uji Saponin
Kulit Batang M. odorata Griff Diambil sebanyak 1 ml ekstrak
Ekstrak etanol kulit batang M. kulit batang M. odorata Griff ke dalam
odorata Griff di uji fitokimia untuk tabung reaksi dan ditambahkan dengan
mengetahui keberadaan senyawa 5 mL air panas sambil dikocok kuat
metabolit sekunder berupa fenolik, selama 1 menit, kemudian ditambahkan
tanin, saponin, flavanoid, alkaloid, 2 tetes HCl 2 N. Hasil teruji
steroid dan terpenoid. Pengujian mengandung saponin apabila
Fitokimia ekstrak kulit batang M. menghasilkan busa yang tetap stabil
odorata Griff dilakukan mengikuti selama kurang lebih 10 menit (Mailuhu
prosedur Harborne (1996) yang telah et al. 2017).
dimodifikasi. Persiapan ekstrak dimulai Uji Terpenoid dan Steroid
dengan memasukkan 1 gram ekstrak Ekstrak kulit batang M. odorata
ekstrak kulit batang M. odorata Griff ke Griff diteteskan ke tiga titik pada plat
dalam tabung reaksi (Iwaki Pyrex, tetes (titik pertama sebagai standart,
Japan) dan diencerkan dengan pelarut kedua sebagai terpenoid dan ketiga
sebagai steroid) dan biarkan hingga

62
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

kering. Setelah kering pada masing- Sebanyak 2 tetes H2SO4 2 N


masing titik plat ditetesi dengan larutan ditambahkan ke dalam tabung reaksi
Liebermann-Buchard dan dietil eter yang berisi 1 ml ekstrak kulit batang M.
sebanyak 2 tetes. Ekstrak positif odorata Griff, kemudian dikocok kuat.
mengandung steroid apabila titik Ekstrak positif mengandung flavonoid
tersebut menghasilkan warna biru atau apabila larutan menghasilkan warna
hijau, sedangkan triterpenoid kuning, merah, atau coklat (Mailuhu et
menghasilkan warna merah atau ungu al. 2017).
(Sangi et al. 2008). Uji Flavonoid dengan NaOH 10%
Uji Fenolik Sebanyak 1 ml ekstrak kulit batang
FeCl3 1% sebanyak 2-3 tetes M. odorata Griff dimasukkan ke dalam
ditambahkan ke dalam tabung reaksi tabung reaksi, kemudian ditambahkan
yang telah berisi 1 ml ekstrak kulit sebanyak 2 tetes NaOH 10% sambil
batang M. odorata Griff. Ekstrak positif dikocok kuat. Warna kuning, merah,
mengandung senyawa fenol apabila coklat, atau hijau yang dihasilkan
menghasilkan warna biru kehitaman menunjukkan bahwa ekstrak positif
(Mailuhu et al. 2017). mengandung flavonoid (Mailuhu et al.
Uji Tanin 2017).
FeCl3 1% sebanyak 10 tetes Pembuatan Media Plate Count Agar
ditambahkan ke dalam tabung reaksi (PCA)
yang telah berisi 1 ml ekstrak kulit Pada penelitian ini media yang
batang M. odorata Griff. Ekstrak positif digunakan adalah PCA (Plate Count
mengandung tanin apabila Agar). Sebanyak 17,5 gram serbuk
menghasilkan warna hijau kehitaman media PCA dilarutkan dengan air
atau biru kehitaman (Harborne, 1987). aquades steril hingga 1000 mL dan
Uji Flavonoid selanjutnya didihkan diatas hot plate
Uji Flavonoid dengan HCl Pekat dan (D-Lab MS7 H550) hingga homogen.
Logam Magnesium Setelah mendidih kemudian disterilkan
Diambil 1 ml ekstrak kulit batang di dalam autoclave (Hirayama, Japan)
M. odorata Griff dan dimasukkan ke pada suhu 121°C selama 15 menit
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 2 dengan tekanan di atas 1 atm (Oxoid
tetes HCL pekat sambil dikocok kuat. LTD, Basingstoke, Hampshire,
Selanjutnya, ditambahkan serbuk England).
magnesium (Mg) dan dikocok kuat. Pembuatan Standar Kekeruhan
Buih yang dihasilkan dengan intensitas Larutan (Larutan Mc. Farland)
yang banyak dan larutan menjadi Sebanyak 9,9 ml larutan H2S04 1%
berwarna jingga menunjukkan bahwa ditambahkan ke dalam tabung reaksi
ekstrak positif mengandung flavonoid yang berisi 0,1 ml larutan BaCl2 1,175
(Mailuhu et al. 2017). %, dan dikocok sampai terbentuk
Uji Flavonoid dengan H2SO4 larutan yang keruh. Kekeruhan ini
dipakai sebagai standar kekeruhan

63
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

suspensi bakteri uji. Standar kekeruhan odorata Griff (50 mg/ml, 100 mg/ml,
larutan yang digunakan yaitu Mc. 150 mg/ml dan 200 mg/ml), 1 kontrol
Farland No. 1, dimana setara dengan negatif (etanol) dan 1 kontrol positif
6
300 x 10 CFU/ml (Fatisa, 2013). (tetracycline 30 µg (Oxoid LTD,
Uji Aktivitas Antibakteri Basingstoke, England)) pada E. coli
Pengujian aktivitas antibakteri pada ATCC 25922. Empat konsentrasi
penelitian ini dilakukan dengan metode ekstrak kulit batang M. odorata Griff (1
difusi (disc diffusion Kirby and Bauer). mg/ml, 5 mg/ml, 10 mg/ml dan 15
Sebanyak 5-6 ml media PCA yang telah mg/ml), 1 kontrol negatif (etanol) dan 1
disterilkan dimasukkan kedalam kontrol positif (tetracycline) pada S.
masing-masing cawan petri (Pyrex, aureus ATCC 25923. Pengujian
Germany) sampai media menjadi padat. dilakukan dengan 3 kali ulangan
Bakteri E. coli ATCC 25922 dan S. (Rhimou et al. 2010). Diameter daerah
aureus ATCC 25923 yang sudah hambat atau daerah bening (clear zone)
disetarakan dengan standar kekeruhan yang terbentuk akan diukur dengan
Mc. Farland No. 1 diswab mistar. Data hasil pengukuran diameter
menggunakan jarum ose steril pada daerah hambat pada bakteri uji di
media pertumbuhan PCA. Selanjutnya analisis secara statistik dalam bentuk
Kertas cakram Whatman No. 3 yang Rancangan Acak Lengkap (RAL),
berdiameter 6 mm ditetesi dengan apabila berpengaruh sangat nyata dan
masing-masing konsentrasi ekstrak kulit nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda
batang M. odorata Griff menggunakan Nyata Jujur (BNJ) (Gaspersz, 2006).
mikropipet (Socorex) sebanyak 20 µl HASIL DAN PEMBAHASAN
kemudian diletakkan diatas permukaan Rendemen Ekstrak Etanol Kulit
media PCA yang telah tersuspensi Batang M. odorata Griff
bakteri uji secara steril di dalam laminar Proses ekstraksi merupakan tahap
air flow (Airstream). Masing-masing pendahuluan dalam penelitian ini,
cawan petri diinkubasi (Memmert, dimana rendemen ekstrak yang didapat
0
Germany) dengan suhu 37 C selama 18- sebesar 20,61 % dengan kadar air
24 jam. Pengujian ini terdiri dari 6 sebesar 8,34 %. Data hasil ektraksi
perlakuan pada setiap bakteri uji, yaitu : tersaji secara lengkap pada Tabel 1.
4 konsentrasi ekstrak kulit batang M.
Tabel 1. Hasil ekstraksi kulit batang M. odorata Griff (Results of extraction from
M. odorata Griff bark)
Berat Serbuk Kadar Air Berat Ekstrak Rendemen Ekstrak
(g) (%) (g) (%)
200 8,34 40,5018 20,61

Berdasarkan klasifikasi komponen termasuk ke dalam kelas kayu yang


kimia kayu Indonesia, maka rendemen mengandung kadar zat ekstraktif tinggi
ekstrak etanol kulit batang M. odorta Griff karena rendemen ekstraknya lebih dari 4%

64
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

(Departemen Pertanian, 1976). Persentase (1989), mengemukakan bahwa kandungan


rendemen ekstrak yang dihasilkan pada ekstraktif dalam kulit batang kayu lebih
penelitian ini lebih tinggi apabila tinggi daripada bagian dalam kayu, dan hal
dibandingkan dengan penelitian terdahulu ini telah dibuktikan oleh beberapa
yang juga menggunakan kulit batang M. penelitian terdahulu (Lukmandaru et al.
odorata Griff dengan pelarut metanol, 2012).
yang menghasilkan rendemen ekstrak Skrining Fitokimia
sebesar 2% (Lukmandaru et al. 2012). Skrining fitokimia merupakan suatu
Menurut Azis (2014) etanol langkah awal yang penting dilakukan
merupakan pelarut dengan tingkat untuk mendeteksi keberadaan golongan
kepolaran yang tinggi. Etanol memiliki senyawa metabolit sekunder yang terdapat
gugus -OH yang bersifat polar dan gugus pada suatu bahan alam (Sa’adah dan
CH2CH3 yang bersifat non polar, sifat non Nurhasnawati, 2015). Uji ini dapat
polar inilah yang membuat etanol mampu dilakukan secara kualitatif maupun
mengekstrak kandungan minyak, atsiri, kuantitatif. Pada penelitian ini dilakukan
dan alkaloid sehingga penggunaan etanol pendeteksian senyawa metabolit sekunder
sebagai pelarut dalam proses ekstraksi secara kualitatif dengan melarutkan
diduga menyebabkan tingginya rendemen ekstrak M. odorata Griff dengan beberapa
M. odorta Griff yang diperoleh pada pereaksi sesuai dengan golongan senyawa
penelitian ini. Selain faktor pemilihan jenis yang diinginkan. Hasil uji fitokimia
pelarut, tingginya rendemen juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit
dipengaruhi oleh bagian tanaman yang batang M. odorata Griff positif
digunakan dalam pembuatan ekstrak. mengandung senyawa kimia alkaloid,
Pohon memiliki variabilitas yang tinggi flavonoid, tanin, terpenoid, fenolik dan
terhadap komponen kimianya. Variabilitas saponin. Akan tetapi tidak ditemukan
ini tidak hanya terjadi antar jenis senyawa steroid pada ekstrak tersebut.
melainkan juga terjadi pada jenis yang Selengkapnya, hasil skrining fitokimia
sama dengan bagian yang berbeda tersaji pada Tabel 2.
(Sjostrom, 1995). Haygreen dan Bowyer
Tabel 2. Hasil uji skrining fitokima (Phytochemical screening test results)
Parameter Uji Hasil
Meyer +
Alkaloid Wagner +
Dragendroff +
HCl + Mg +++
Flavonoid H2SO4 2N +
NaOH 10% +++
Terpenoid ++
Steroid -
Fenolik +++
Tanin +++
Saponin ++
Keterangan : - = Tidak ada + = Sedikit ++ = Sedang +++ = Banyak

65
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

Uji Aktivitas Antibakteri aureus dibandingkan amoxicillin dan


Pengujian ini menggunakan kontrol ampicillin.
negatif (etanol 96%) dan kontrol positif Pengujian pada penelitian ini
(tetracycline). Penggunaan pelarut dilakukan dengan menggunakan 2
etanol 96% dipertimbangkan karena bakteri yang berbeda yaitu, bakteri E.
etanol merupakan pelarut awal pada coli dan S. aureus. Berdasarkan
proses pembuatan ekstrak, selain itu pengujian yang telah dilakukan
etanol bersifat netral, tidak beracun, dan didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol
penyerapannya baik, serta kapang dan kulit batang M. odorata Griff mampu
kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% menghambat pertumbuhan bakteri E.
ke atas (Sa’adah dan Nurhasnawati, coli dan S. aureus.
2015). Antibiotik tetracycline dipilih Uji Aktivitas Antibakteri Pada Bakteri
sebagai kontrol positif dikarenakan Uji S. aureus ATCC 25923
tetracycline merupakan antibiotik yang Berdasarkan hasil yang diperoleh
umumnya sering digunakan oleh pada pengujian didapatkan hasil bahwa
masyarakat untuk mengatasi infeksi semua konsentrasi ekstrak etanol kulit
bakteri dan memiliki harga yang murah. batang M. odorata Griff dapat
Penelitian Rahmah et al. (2012) menghambat pertumbuhan bakteri S.
memaparkan bahwa melalui aureus. Rerata diameter zona hambat
penghambatan sintesis protein pada esktrak etanol kulit batang M. odorata
ribosom, tetracycline menjadi antibiotik Griff terhadap pertumbuhan bakteri S.
yang terbukti efektif untuk menghambat aureus selengkapnya disajikan pada
pertumbuhan bakteri E. coli dan S. Gambar 1.
30 e
Diameter Zona Hambat

25
20
d
(mm)

15 c
10 b b
5 a
0
Kontrol (-) Kontrol (+) 1 mg/ml 5 mg/ml 10 mg/ml 15 mg/ml

Perlakuan
Gambar 1. Rerata dan standar deviasi diameter zona hambat uji ekstrak etanol kulit batang M.
odorata Griff terhadap pertumbuhan bakteri S. aureus ATCC 25923, rerata yang
diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 1% atau 5%) (Mean and
standard deviation of diameter inhibition zone of ethanol extract of M. odorata Griff wood
bark against the growth bacteria of S. aureus ATCC 25923, the mean followed by the same
letter is not significantly different at the level of 1%).
Pada Gambar 1 diatas terlihat yang dihasilkan, walaupun pada hasil
bahwa semakin tinggi konsentrasi uji lanjut beda nyata jujur (BNJ)
ekstrak semakin besar zona hambatan menunjukkan bahwa pada konsentrasi 1

66
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

mg/ml tidak berbeda nyata dengan memiliki respon hambatan yang kuat.
konsentrasi 5 mg/ml. Respon hambatan Hasil penelitian ini sesuai dengan
bakteri S. aureus hasil penelitian ini penelitian terdahulu yang dilakukan
diklasifikasikan menurut Davis dan oleh Suerni (2013), yang memaparkan
Stout (1971), respon hambatan yang bahwa ekstrak buah M. odorata Griff
sedang ditunjukkan oleh konsentrasi 1 mampu menghambat pertumbuhan S.
mg/ml (7,17 mm), 5 mg/ml (7,83 mm), aureus dengan konsentrasi 50 % sebesar
dan 10 mg/ml, sedangkan pada 7 mm dan 100 % sebesar 8,6667 mm
konsentrasi 15 mg/ml (12,33 mm) (Gambar 2).

a b c
Gambar 2. Hasil uji ekstrak etanol kulit batang M. odorata Griff terhadap bakteri S. aureu ATCC
25923: a. kontrol negatif (etanol 96%); b. kontrol positif (tetracycline 30 µg); c.
konsentrasi ekstrak (1 mg/ml, 5 mg/ml, 10 mg/ml, dan 15 mg/ml) (Test results of ethanol
extract of M. odorata Griff bark against on bacteria of S. aureus ATCC 25923: a. negative
control (96% ethanol); b. positive control (tetracycline 30 µg); c. extract’s concentration (1
mg / ml, 5 mg / ml, 10 mg / ml, and 15 mg / ml))
Tinggi rendahnya suatu antibakteri yang bersifat antimikroba dan efektif
dalam menghasilkan zona hambat dalam menghambat pertumbuhan
sangatlah a
dipengaruhi oleh zat a bakteri Gram positif.a S. aureus
antibakteri yang terkandung pada merupakan salah satu bakteri Gram
ekstrak yang digunakan. Dari hasil uji positif memiliki dinding sel yang
skrining fitokimia yang telah dilakukan bersifat polar. Lapisan peptidoglikan
maka diketahui bahwa ekstrak etanol yang bersifat polar ini akan dapat
kulit batang M. odorata Griff dengan mudah ditembus oleh senyawa
mengandung senyawa alkaloid, flavonoid yang juga bersifat polar
flavonoid, fenolik, tanin, terpenoid dan (Suerni, 2013). Sabir (2005)
saponin, dimana senyawa-senyawa menambahkan bahwa senyawa
tersebut dapat menghambat flavonoid akan berikatan dengan protein
pertumbuhan bakteri (Suerni, 2013). fungsional sel dan DNA bakteri yang
Pada ekstrak etanol kulit batang M. berakibat pada rusaknya permeabilitas
odorata Griff mengandung flavonoid dinding sel mikroba.
dalam jumlah banyak. Flavonoid Ekstrak etanol kulit batang M.
merupakan senyawa metabolit sekunder odorata Griff juga mengandung

67
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

senyawa fenolik dan tanin dalam jumlah gangguan pada tekanan osmosis sel
yang banyak. Senyawa metabolit bakteri (Suerni, 2013).
sekunder terbanyak yang terdapat pada Melalui mekanisme peningkatan
spesies tumbuhan di dunia adalah permeabilitas membran sel bakteri,
senyawa fenolik. Menurut Cowan senyawa saponin menghambat
(1999), senyawa fenolik dapat pertumbuhan bakteri. Ekstrak uji yang
menghambat pertumbuhan bakteri mengandung saponin dalam konsentrasi
karena dapat mengoksidasi bakteri yang rendah akan dapat mengganggu
dengan beberapa cara yaitu permeabilitas sel, seiring dengan
menghancurkan dinding sel bakteri, kenaikan konsentrasi saponin pada
menghilangkan substrat, menonaktifkan ekstrak uji akan dapat menyebabkan
enzim dan berikatan dengan adhesin kematian dari sel yang dikarenakan
yang merupakan protein pada bakteri. hancurnya membran sel bakteri.
Tanin merupakan salah satu Keberadaan alkaloid pada ekstrak
senyawa golongan polifenol yang dapat etanol kulit batang M. odorata Griff
berikatan secara kompleks dengan jumlahnya sedikit, sehingga
protein, polisakarida, alkaloid, asam kemungkinan besar senyawa alkaloid
nukleat, mineral dan lain-lain baik tidak terlalu berperan dalam
secara reversibel maupun irreversible menghambat pertumbuhan bakteri S.
yang dapat menyebabkan kerusakan aureus maupun E. coli. Alkaloid
pada sel bakteri (Ajizah, 2004). merupakan senyawa nitrogen yang
Mekanisme kerja tanin sebagai umumnya sering digunakan dalam
antibakteri adalah dengan cara merusak bidang pengobatan. Hal ini dikarenakan
membran sel bakteri, senyawa alkaloid memiliki kemampuan
astringent tanin dapat menginduksi bioaktivitas dan memiliki aktivitas
pembentukan kompleks senyawa ikatan fisiologi yang tinggi (Mustikasari,
terhadap enzim atau subtrat mikroba 2010). Alkaloid bekerja sebagai
(Karlina et al. 2013). senyawa antibakteri dengan cara
Senyawa metabolit lain yang berinteraksi dengan dinding dan DNA
memiliki aktivitas sebagai antimikroba sel bakteri (Cushnie dan Lamb, 2005).
dan ditemukan pada ekstrak etanol kulit Uji Aktivitas Antibakteri Pada Bakteri
batang M. odorata Griff adalah Uji E. coli ATCC 25922
terpenoid, saponin dan alkaloid. Berdasarkan penelitian yang telah
Terpenoid dikenal sebagai senyawa dilakukan dapat dikatakan bahwa
metabolit sekunder yang mampu ekstrak etanol kulit batang M. odorata
menghambat pertumbuhan bakteri, Griff mampu menghambat pertumbuhan
fungi, virus dan protozoa. Terpenoid bakteri S. aureus lebih baik daripada
mampu merusak lapisan dinding sel bakteri E.coli. Hal ini diduga karena E.
dengan cara menggumpalkan protein coli merupakan bakteri Gram negatif
bakteri yang mengakibatkan terjadinya yang secara alamiah memiliki resistensi
yang tinggi terhadap antibakteri. Oleh

68
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

karena itu, pada penelitian ini kulit batang M. odorata Griff terhadap
digunakan konsentrasi yang berbeda pertumbuhan bakteri E. coli
untuk kedua jenis bakteri uji. Rerata selengkapnya disajikan pada Gambar 3.
diameter zona hambat esktrak etanol
30 f e
Diameter Zona Hambat

25
20 d
15 b c
(mm)

10
a
5
0
Kontrol (-) Kontrol (+) 50 mg/ml 100 mg/ml 150 mg/ml 200 mg/ml

Perlakuan
Gambar 3. Rerata dan standar deviasi diameter zona hambat uji ekstrak etanol kulit batang M.
odorata Griff terhadap pertumbuhan bakteri E. coli ATCC 25922, rerata yang diikuti
huruf berbeda menunjukkan bahwa setiap perlakuan berbeda sangat nyata pada taraf 1%
(Mean and standard deviation of diameter inhibition zone of ethanol extract from M.
odorata Griff bark against the growth bacteria of E. coli ATCC 25922, the mean followed
by different letters showed that each treatment very significantly different at level of 1%)
Hasil pengujian menyatakan bahwa et al. 2013), sehingga ekstrak tumbuhan
setiap konsentrasi memiliki pengaruh yang biasanya diujikan pada bakteri
yang berbeda dalam menghambat Gram positif akan menunjukkan
pertumbuhan bakteri E. coli. Semakin efektivitas yang lebih tinggi dalam
tinggi konsentrasi maka semakin besar penghambatan pertumbuhan bakteri
diameter zona hambat yang dihasilkan dibandingkan pada bakteri Gram negatif
(Gambar 4). Klasifikasi respon (Cimanga et al. 2002). Hal ini
hambatan bakteri E. coli berdasarkan dikarenakan struktur dinding sel bakteri
rerata diameter zona hambat yang Gram positif memiliki kepadatan
dihasilkan menunjukkan bahwa lapisan lipopolisakarida pada
konsentrasi 50 mg/ml (7,67 mm), 100 permukaan luar dinding sel yang lebih
mg/ml (9,67 mm) memiliki respon rendah dibandingkan dengan bakteri
hambatan yang sedang, sedangkan pada Gram negatif (Burn, 1988). Oleh karena
konsentrasi 150 mg/ml (15 mm) itu, antibakteri yang diberikan pada
memiliki respon hambatan yang kuat, bakteri Gram positif akan lebih mudah
bahkan pada konsentrasi 200 mg/ml melalui lapisan peptidoglikan dinding
menunjukkan respon hambatan yang sel bakteri dan menembus ke dalam
sangat kuat (Davis dan Stout, 1971). sitoplasma yang akhirnya akan
E. coli merupakan golongan bakteri menyebabkan hilangnya tekanan turgor
Gram negatif yang secara alamiah lebih sel (Clements et al. 2002).
resisten terhadap bahan antibakteri.
Resistensi alami ini merupakan suatu
mekanisme pertahanan yang dimiliki
oleh bakteri terhadap antibiotik (Adila

69
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

a b c
Gambar 4. Hasil uji ekstrak etanol kulit batang M. odorata Griff terhadap bakteri E. coli ATCC
25922: a. kontrol negatif (etanol 96%); b. kontrol positif (tetracycline 30 µg); c.
konsentrasi ekstrak (50 mg/ml, 100 mg/ml, 150 mg/ml, dan 200 mg/ml) (Test results of
ethanol extract of M. odorata Griff bark against on bacteria of E. coli ATCC 25922: a.
negative control (96% ethanol); b. positive control (tetracycline 30 µg); c. extract’s
concentration (50 mg / ml, 100 mg / ml, 150 mg / ml, and 200 mg / ml))

Pelezar dan Chan (2006) 200 mg/ml menghasilkan zona hambat


menambahkan bahwa kompleksitas dari yang mendekati hasil zona hambat untuk
a a a
struktur penyusun dinding sel bakteri antibiotik tertacyline. Penelitian lain
Gram negatif menyebabkan bakteri menggunakan ekstrak dari famili yang
golongan ini lebih resisten terhadap sama dengan pelarut yang berbeda yaitu
antibakteri. Secara umum, bakteri Gram ekstrak metanol M. indica L dengan
negatif termasuk E. coli memiliki dinding konsentrasi 250 mg/ml menghasilkan
sel yang terdiri atas 3 lapisan yaitu diameter zona hambat yang lebih kecil
lipoprotein, membran luar fosfolipid dan yaitu sebesar 9 mm (Douhari dan
lipopolisakarida. Keberadaan membran Manzara, 2008). Pada bakteri E. coli,
luar fosfolipid pada bakteri Gram negatif senyawa fenol bekerja dengan
menyebabkan senyawa yang bersifat mendenaturasi protein dan merusak
antibakteri akan sulit menembus dinding membran sel sehingga menyebabkan
sel bakteri (Poeloengan et al. 2007). kematian pada bakteri (Harbone, 1978).
Sebaliknya, bakteri gram positif pada Mekanisme kerja senyawa aktif antibakteri
umumnya memiliki dinding sel yang lainnya sama seperti yang telah dipaparkan
hanya terdiri dari 1 lapisan saja sehingga sebelumnya.
dengan mudah senyawa yang bersifat Kesimpulan
aktibakteri dapat menembus dinding sel. Berdasarkan hasil penelitian dan
Meskipun bakteri E. coli lebih resisten pembahasan, maka dapat disimpulkan
terhadap bahan antibakteri dibandingkan bahwa rendemen ekstrak etanol kulit
bakteri S. aureus, tetapi dengan batang M. odorata Griff sebesar 20,61%
peningkatan konsentrasi ekstrak membuat dengan kadar air serbuk sebesar 8,34%.
bakteri E. coli dapat dihambat Dari hasil skrining fitokimia menunjukan
pertumbuhannya bahkan pada konsentrasi bahwa ekstrak etanol kulit batang M.

70
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

odorata Griff positif mengandung atas pemberian kulit kayu M. odorata


senyawa metabolit sekunder golongan Griff untuk sampel penelitian.
terpenoid, saponin, tanin, fenolik, DAFTAR PUSTAKA
flavonoid dan alkaloid, serta negatif Adila, R, Nurmiati, dan Anthoni A. 2013.
steroid. Uji Antimikroba Curcuma spp.
Terhadap Pertumbuhan Candida
Ekstrak etanol kulit batang M.
albicans, Staphylococcus aureus,
odorata Griff terbukti memiliki aktivitas dan Escherichia coli. Jurnal Biologi
antibakteri, hal ini dibuktikan dengan Universitas Andalas. Vol 2 (1): 1-7.
kemampuan ekstrak ini dalam ISSN : 2303-2162.
menghambat pertumbuhan bakteri E. coli Ajizah A. 2004. Sensitivitas Salmonella
dan S. aureus, dimana konsentrasi 15 typhimurium Terhadap Ekstrak Daun
mg/ml merupakan konsentrasi yang Psidium guajava L. Journal
menghasilkan daya hambat pertumbuhan Bioscientiae. Vol 1 (1): 31-38.
bakteri uji S. aureus terbesar sedangkan Azis T, Febrizky S dan Mario AD. 2014.
konsentrasi ekstrak 200 mg/ml pada Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap
bakteri uji E. coli menghasilkan daya Persen Yield Alkaloid Dari Daun
hambat pertumbuhan terbesar dan hampir Salam India (Murraya koenigii).
setara dengan antibiotik tetracycline 30 µg. Teknik Kimia. Vol 20 (2).
Saran Burn P. 1988. Amphitropic proteins: A
Setelah dilakukan penelitian tentang new class of membrane proteins.
pengaruh esktrak etanol kulit batang M. Trends in Biochemical Sciences. Vol
13: 79–83.
odorata Griff dalam menghambat
pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus, Candrasari A, Muhammad AR, Masna H,
maka disarankan agar ekstrak etanol kulit Ovi RA. 2012. Uji Daya
Antimikroba Ekstrak Etanol Daun
batang M. odorata Griff dapat dijadikan Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz
bahan alternatif dalam pengobatan & Pav.) Terhadap Pertumbuhan
penyakit yang disebabkan oleh bakteri E. Staphylococcus aureus ATCC 6538,
coli dan S. aureus. Selanjutnya, perlu Eschericia coli ATCC 11229 dan
adanya penelitian lanjutan guna Candida albicans ATCC 10231
mengetahui pengaruh ekstrak etanol kulit Secara In Vitro. Jurnal Biomedika.
Vol 4 (1): 9-16.
batang M. odorata Griff terhadap penyakit
lain yang disebabkan oleh kapang dan Cimanga, K, Kambu K, Tona L, Apers S,
jamur. De Bruyne T, Hermans N, Tott´e J,
Pieters L, dan Vlietinck AJ. 2002.
Ucapan Terima Kasih
Correlation Between Chemical
Penulis berterima kasih kepada ibu Composition and Antibacterial
Yeni Mariani, S.Hut, M.Sc, Ph.D (Dosen Activity of Essential Oils of Some
Fak. Kehutanan UNTAN) yang telah Aromatic Medicinal Plants Growing
mempersiapkan bakteri uji. Penulis in The Democratic Republic of
berterima kasih kepada Zaka Prihatin Congo. Journal of
(Mahasiswa Fak. Kehutanan UNTAN) Ethnopharmacology. Vol 79: 213 –
220.

71
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

Clements JM, Coignard F, Johnson I, mutabile) Terhadap Staphylococcus


Chandler S, Palan S, Waller A, aureus dan Eschericia coli Secara In
Wijkmans J, dan Hunter MG. 2002. Vitro. Jurnal Peternakan. Vol 10:
Antibacterial Activities and 31-38. ISSN 1829-8729.
Characterization of Novel Inhibitors Gaspersz V. 2006. Teknik Analisis Dalam
of LpxC. Antimicrobial Agents and Penelitian Percobaan. Jilid I
Chemotherapy. Vol 4 (6): 1793 – Cetakan Ketiga. Tarsito. Bandung.
1799.
Harborne JB. 1978. Phytochemical
Cowan MM. 1999. Plant Products as
methods (3rd edn).Chapman and
Antimicrobial Agents. Clinical Hall. London. pp 60: 135, 203.
Microbiology Reviews. Vol 12 (4):
564 – 582. Harborne JB. 1987. Metode Fitokimia,
Penuntun Cara Modern
Cushnie TP dan Lamb AJ. 2005. Menganalisis Tumbuhan Edisi I,
Amtimicrobial Activity of diterjemahkan Padmawinata K dan
Flavonoids. International Journal of Soediro I. ITB. Bandung.
Antimicrobial Agents. Vol 26: 343-
356. Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia,
Penuntun Cara Modern
Dart RK. 1996. Microbiology of The Menganalisis Tumbuhan Edisi II,
Analytical Chemist. The Royal diterjemahkan Padmawinata K dan
Society of Chemistry. London. Soediro I. ITB. Bandung.
Davis WW dan Stout TR. 1971. Disc Plate Haygreen JG dan Bowyer JL. 1989. Hasil
Method of Microbiological Hutan dan Ilmu Kayu,
Antibiotic Assay. Journal Of diterjemahkan Hadikusuma SA.
Microbiology. Vol 22 (4):659-665. Gajah Mada University Press.
Depkes RI. 2000. Parameter Standart Yogyakarta.
Umum Ekstak Tumbuhan Obat. Karlina CY, Ibrahim M, dan Trimulyono
Departemen Kesehatan Republik G. 2013. Aktivitas Antibakteri
Indonesia. Jakarta. Ekstrak Herba Krokot (Portulaca
Departemen Pertanian. 1976. Vademecum oleracea L.) Terhadap
Kehutanan Indonesia. Balai Staphylococcus aureus dan
Penjelidikan Kehutanan. Jakarta. Escherichia coli. LenteraBio. Vol
2(1):87–93. ISSN: 2252-3979
Djajadisastra J, Abdul M, Dessy NP. 2009.
Formulasi Gel Topikal Dari Ekstrak Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi
Nerii Folium Dalam Sediaan Anti Diare di Indonesia. Buletin Jendela
Jerawat. Jurnal Farmasi Indonesia. Data dan Informasi Kesehatan.
Vol 4: 210 -216. ISSN 2088 – 270x.
Doughari J dan Manzara S. 2008. In Vitro Lukmandaru G, Kristian V, Anisa AG.
Antibacterial Activity of Crude Leaf 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Extracts of Mangifera indica Linn. Metanol Kayu Mangifera indica L.,
African Journal of Microbiology Mangifera foetida Lour, dan
Research. Vol 2 (1): 67-72. Mangifera odorata Griff. Jurnal
Ilmu Kehutanan. Vol 6 (1) : 18-29.
Fatisa Y. 2013. Daya Antibakteri Kulit dan
Biji Buah Pulasan (Nephelium

72
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

Mailuhu M, Runtuwene MRJ, Koleangan Rhimou B, Hassane R, Jose M, Nathalie


HSJ. 2017. Skrining Fitokimia dan B. 2010. The Antibacterial Potential
Aktivitas Antiosidan Ekstrak of The Seaweeds (Rhodophyceae)
Metanol Kulit Batang Soyogik of The Strait of Gibraltar and The
(Saurauia bracteosa DC). Chem Mediterranean Coast of Morocco.
Prog. Vol 10:1. African Journal of Biotechnology.
Vol 9 (38): 6365-6372. ISSN: 1684-
Manuhuwa E. 2007. Kadar Air dan Berat
5315.
Jenis Pada Posisi Aksial dan Radial
Kayu Sukun (Arthocarpus Sabir A. 2005. Aktivitas Antibakteri
communis, J.R dan G.Frest). Jurnal Flavonoid Propolis Trigona sp.
Agroforestri. Vol 2 (1). Terhadap Bakteri Streptococcus
mutans (in vitro). Jurnal Kedokteran
Muskhazli M, Dirnahayu M, Azwady
Gigi. Vol 38 (3): 135-141.
NAA, Nurhafiza Y, Dalilah NE.
2009. Antibacterial Activity of Sangi M, Runtuwene MRJ, Simbala HE,
Methanolic Crude Extracts from Makang VA. 2008. Analisis
Selected Plant Against Bacillus Fitokimia Tumbuhan Obat di
cereus. Jurnal Pertanika J. Trop. Kabupaten Minahasa Utara. Chem
Agric. Sci. Vol 32 (2) : 175-183. Prog.Vol 1 (1).
ISSN : 1511-3701. Sangi MS, Momuat L, Kumaunang M.
Mustikasari K dan Ariyani D. 2010)\. 2012. Uji Toksisitas dan Skrinning
Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Fitokimia Tepung Gabah Pelepah
Biji Kalangkala (Litseaangulata). Aren (Arenga pinnata). Jurnal
Sains dan Terapan Kimia. Vol 4 (2): Ilmiah Sains. Vol 12 (2): 128-134.
131-136. Santoso RM, Praharani D, Purwanto.
Pelezar MJ dan Chan ECS. 2006. Dasar- 2012. Daya Antibakteri Ekstrak
Dasar Mikrobiologi (I). UI Press. Daun Pare (Momordica charantia)
Jakarta. dalam Menghambat Pertumbuhan
Streptococcus viridans. Artikel
Poeloengan M, Andriani, Susan MN,
Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa.
Komala I, Hasnita M. 2007. Uji
Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Sa’adah H dan Nurhasnawati H. 2015.
Kulit Batang Bungur Perbandingan Pelarut Etanol dan Air
(Largerstoremia speciosa Pers.) Pada Pembuatan Ekstrak Umbi
Terhadap Staphylococcus aureus Bawang Tiwai (Eleutherine
dan Escherichia coli Secara In americana). Jurnal Ilmiah
Vitro. Seminar Nasional Teknologi Manuntung. Vol 1 (2):149-153.
Peternakan dan Veteriner. ISSN 2477-1821.
Rahmah SA, Suharti, Subandi. 2012. Uji Sjostrom E. 1995. Kimia Kayu : Dasar –
Antibakteri dan Daya Inhibisi Ekstra Dasar dan Penggunaan Jilid 2.
Kulit Manggis (Garcinia Gadjah Mada University Press.
mangostana L.) Terhadap Aktivitas Yogyakarta.
Xantin Aksidase yang Diisolasi dari Suerni E, Alwi M, Guli MM. 2013. Uji
Air Susu Sapi Segar. Jurnal Online Daya Hambat Ekstrak Buah Nanas
Kimia Universitas Malang. Vol 1 (Ananas comosus L. Merr.), Salak
(1). (Salacca edulis Reinw.) dan

73
JURNAL TENGKAWANG (2018)
Vol. 8 (2) : 59 - 74

Mangga Kweni (Mangifera odorata Yang D, Pornpattananangkul D, Nakatsuji


Griff.) Terhadap Daya Hambat T, Chan M, Carson D, Huang CM.
Staphylococcus aureus. Jurnal 2009. The Antimicrobial Activity of
Biocelebes. Vol 7 (1): 35-47. ISSN: Liposomal Lauric Acids Against
1978-6417. Proponibacterium acnes.
Biomaterials. Vol 30: 6035-6040.

74

You might also like